20230902

Kebaktian Doa, Sabtu 2 September 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:20-27,39-40

11:20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.

11:21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

11:22 Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."

11:23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."

11:24 Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."

11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

11:27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."

11:40  Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

 

Di sini Yesus tampil sebagai kebangkitan dan hidup untuk menolong manusia yang sudah mati rohaninya bahkan busuk dalam hal yang rohani. Dalam pengikutan kita kepada Tuhan, banyak kali kehidupan kerohanian kita ditandai dengan kebusukan.

 

Ada macam-macam kebusukan:

1.      Kebusukan secara rohani, dibagi 3:

a)      Kebusukan moral.

Banyak orang Kristen mengaku orang percaya tetapi moralnya busuk, perbuatannya busuk, mengulang-ulang dosa sampai puncaknya dosa. Pikirannya busuk, pikiran yang tidak baik. Perkataannya juga perkataan yang busuk yang hanya melemahkan bahkan mematikan rohani orang lain. Kita periksa kalau ada pada kita, ada Yesus sebagai kebangkitan dan hidup, Dia mampu untuk memulihkan kita asalkan kita mau percaya, Tuhan mampu memulihkan segala yang busuk. Kita ini bangsa kafir yang berbau busuk, tetapi ada api Roh Kudus membakar dan menyucikan kehidupan kita yang busuk.

 

b)      Kebusukan nikah, dimulai dari permulaan nikah, masa pacaran, masa tunangan, sudah terjadi kejatuhan-kejatuhan di situ, belum suami isteri tetapi sudah melakukan hubungan suami isteri. Memaksakan hubungan yang tidak satu iman, tidak satu pengajaran yang benar, itu kebusukan! Lain kali yang memaksa ini orang tua, karena melihat ini orang kaya, orang berada, orang penting. Supaya mengangkat derajat keluarga maka memaksa anak untuk menjalani hubungan yang tidak satu iman, tidak satu pengajaran. Lain kali anak yang memaksa, tidak direstui orang tua, tidak direstui gembala, pokoknya dia paksakan. Itu semua kebusukan dalam permulaan nikah.

 

Kita yang sudah menikah dijaga perjalanan nikah yang seringkali diisi dengan kebusukan juga yaitu ada kekerasan di dalam nikah, baik secara fisik dan juga dengan kata-kata. Kalau sudah kasar dalam nikah, sudah pahit, maka terjadi perselingkuhan, mulai lirik yang lain, oh dia lebih baik dari suamiku, dia lebih baik dari isteriku. Kalau sudah berselingkuh mulai kawin cerai sampai kawin mengawinkan. Termasuk nikah yang tidak wajar yaitu sesama jenis. Mohon maaf kalau saya harus utarakan secara gamblang. Seks dengan binatang, seks dengan benda mati, poligami, poliandri. Dan yang sekarang ini ada poliamori, bukan suami isteri tetapi beberapa pasangan menjalani hubungan yang bebas. Ngeri sekarang ini! Manusia tidak pernah puas. Katanya dengan begitu mereka puas, ada kebebasan, tidak ada rasa cemburu dan lain sebagainya.

 

c)      Kebusukan di dalam pelayanan. Kita sudah dipanggil, dibenarkan, diselamatkan, diberkati, harus disucikan untuk dipakai. Dari sekian banyak dipilih satu untuk disucikan dan dipakai oleh Tuhan. Seringkali sudah dipakai namun ada kebusukan di dalamnya. Apa itu kebusukan dalam pelayanan?

v  Menganut ajaran campur

v  Motivasi yang salah dalam pelayanan, hanya yang jasmani.

v  Tidak setia, sampai meninggalkan jabatan pelayanan. Contohnya Sebna tinggalkan istana untuk menggali kuburan. Yudas tinggalkan jabatan untuk mendapatkan 30 keping perak tetapi untuk membeli tanah kuburan.

v  Tersandung dan menjadi sandungan.

v  Menggampangkan pelayanan, itu juga kebusukan. Yang gampang-gampang yang diikuti, kalau susah-susah tidak mau dilakukan. Akhirnya semua pelayanan digampangkan.

 

2.      Kebusukan secara jasmani. Menyangkut ekonomi, penyakit, masa depan. Mungkin kaum muda sudah tidak tahu kelanjutan masa depannya, itu kebusukan-kebusukan.

 

Tuhan mau memulihkan kita, oleh sebab itu Dia tampil sebagai kebangkitan dan hidup.

Ada 3 sikap kita supaya ditolong dan dipulihkan oleh Tuhan:

1.      Percaya kepada Yesus (ayat 25-27,40)

2.      Harus sehati (ayat 21,32)

3.      Tersungkur di bawah kaki Yesus (ayat 32)

 

Sore ini kita bahas sikap pertama.

Yohanes 10:25-27,40

11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

11:27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

11:40  Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

 

Tidak percaya Yesus adalah dosa yang tidak terampuni. Berarti kekallah kebusukannya bahkan berulat di neraka. Banyak orang Kristen percayanya seperti Marta, hanya di mulut tetapi tidak di hati. Buktinya ayat 39 dan 40, waktu Tuhan suruh dia angkat batu kubur dia tidak percaya.

Yohanes 11:39-40

11:39 Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."

11:40  Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

 

Kalau percaya di mulut itu iman yang rapuh. Percaya kepada Yesus tetapi mempertahankan kebusukan-kebusukan. Ini percaya kebanyakan orang Kristen. Kamu percaya Yesus? Iya saya percaya. Tetapi kebusukan dalam hidupnya dipertahankan terus sampai yang di dalam hati dan pikiran, tidak mau diakui.

 

Tuhan mau kita percaya Yesus di hati, kalau kita percaya Yesus di hati maka kita pasti memiliki ketekunan iman, yaitu ada upaya sungguh-sungguh untuk bangkit dari kematian, untuk pulih dari kebusukan. Mari kita periksa, sore ini percaya kita apakah hanya sampai di mulut atau percaya di hati. Kita belajar contoh kehidupan yang percayanya di hati sehingga ada ketekunan iman. Yairus kepala rumah ibadah menghadapi anaknya yang sakit bahkan mati. Tetapi dia punya ketekunan iman, dia percaya bukan hanya di mulut tetapi sampai dalam hati.

 

Kita belajar praktek ketekunan iman seperti Yairus.

1.      Iman disertai pengorbanan

Markus 5:21-24

5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,

5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya

5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."

5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

 

Yairus bisa datang kepada Yesus, tentu karena dia sudah mendengar tentang Yesus. Ini merupakan iman yang benar, iman yang timbul dari mendengarkan Firman dalam urapan Roh Kudus. Sudah mendengar Firman harus disertai pengorbanan. Apa pengorbanan Yairus?

a)      Mengorbankan kedudukannya sebagai kepala rumah ibadah. Itu termasuk golongan ahli-ahli Taurat, mereka itu tidak punya hubungan yang baik dengan Yesus, mereka tidak bergaul dengan Yesus, bahkan mereka membenci Yesus. Yairus yang datang kepada Yesus bisa dipecat, bisa dikucilkan bahkan bisa dibunuh. Ingat tentang orang buta sejak lahir yang disembuhkan, sudah dikatakan di situ siapa yang percaya kepada Yesus akan dikucilkan. Sampai orang tua dari orang buta itu tidak berani mengakui bahwa itu anaknya karena takut dikucilkan. Apalagi Yairus ini kepala rumah ibadah yang punya kedudukan.

 

Bagi kita sekarang, iman kita harus disertai pengorbanan. Kita korbankan kedudukan, berkorban waktu, korban tenaga, korban harta, korban pikiran dan perasaan untuk datang kepada Yesus, untuk beribadah melayani Tuhan dan untuk mendengarkan Firman pengajaran yang benar.

 

b)      Pengorbanan harga diri. Seorang kepala rumah ibadat mau tersungkur di kaki Yesus, yang menurut ahli Taurat, Yesus ini bukan siapa-siapa, hanya anak tukang kayu. Ini korban harga diri. Ini korban paling berat, tetapi harus kita lakukan supaya kita pulih dari kebusukan dan bangkit dari kematian, sampai kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.

 

2.      Iman disertai kesabaran

Yairus ini menghadapi anak yang sakit hampir mati, istilah sudah sekarat. Dia datang pada Yesus memohon supaya ditolong anaknya yang hampir mati. Kalau kita maunya cepat-cepat. Ini Yesus dihalangi oleh manusia yang berdesak-desakan. Di tengah jalan masih sempat-sempatnya Yesus menyembuhkan perempuan pendarahan 12 tahun. Kalau Yairus tidak sabar bisa dia berkata “anakku sudah mau mati, Yesus tidak usah urus itu perempuan pendarahan, saya yang duluan minta tolong!”. Ini iman yang disertai dengan kesabaran. Kalau Tuhan belum tolong, tetap sabar! Kita punya iman, percaya Yesus tolong. Iman yang disertai kesabaran menimbulkan pengharapan.

Yakobus 5:8-11

5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

 

Waktu Tuhan bukan waktunya kita. Kita kadangkala mau yang instan. Berdoa saat ini maunya saat itu juga harus ditolong. Tetapi Tuhan latih kita untuk percaya dan sabar. Anaknya sudah hampir mati tetapi Yesus terkesan berlambat-lambatan dengan menolong yang lain.  Sama seperti ketika Maria dan Marta mengirim pesan bahwa Lazarus sakit, Yesus bertahan 2 hari lagi di tempat itu, tidak langsung pergi. Yesus mau supaya kita punya iman. Sehingga menimbulkan pengharapan kepada Tuhan.

Pengharapan = kesucian.

I Yohanes 3:3

3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

 

Semua kita memiliki pergumulan, memiliki masalah, bahkan seringkali masalah itu kian berat. Saat kita menghadapi masalah kita harus punya iman disertai kesabaran sehingga ada kesucian. Terutama kesucian lidah! Tidak bersungut-sungut, tidak saling mempersalahkan, tetapi hanya mengucap syukur kepada Tuhan, itu kesucian lidah.

 

3.      Iman disertai keberanian percaya

Markus 5:35-37

5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"

5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"

5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.

 

Iman disertai keberanian percaya ini menghasilkan kasih.

I Yohanes 4:17-18

4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

 

Waktu datang orang berkata “tidak usah susah-susahkan guru lagi, anakmu sudah mati!” di situ Yairus diuji kasihnya. Kalau Yairus tidak punya kasih tentu dia sudah marah kepada Yesus karena berlambat-lambat. Marah juga kepada orang yang berdesak-desakan. Bisa juga dia marah kepada perempuan yang pendarahan 12 tahun. Tetapi Yesus katakan jangan takut. Ketika anaknya sudah mati, Yairus tidak menyalahkan Yesus, dia tidak menyalahkan orang banyak, dia juga tidak menyalahkan perempuan pendarahan itu. Ada kasih kepada Yesus.

 

Tuhan mau dalam menghadapi masalah sampai yang mustahil, mungkin diperhadapkan kematian dan kebusukan secara rohani, kita harus memiliki iman, ditambah pengharapan, ditambah kasih. Makanya yang diajak oleh Yesus untuk membangkitkan anak Yairus hanya 3 orang yaitu Yakobus, Petrus dan Yohanes. Yakobus simbolnya iman, Petrus simbolnya pengharapan dan Yohanes simbolnya kasih. Yakobus adalah rasul yang pertama mati karena iman kepada Yesus (Kisah Para Rasul pasal 12). Petrus dalam surat-suratnya menekankan soal pengharapan. Yohanes dalam surat-suratnya menekankan soal kasih.

 

Apa buktinya bahwa pada kita ada iman, pengharapan dan kasih?

Ibrani 10:22-25

10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 

10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 

Bukti punya iman, pengharapan dan kasih adalah setia serta tekun dalam ibadah pelayanan dalam sistem penggembalaan.

v  Ayat 22 itu ibadah pendalaman Alkitab, buli-buli emas berisi manna bicara iman.

v  Ayat 23 itu ibadah raya, pengharapan, hubungannya dengan Roh Kudus,

v  Ayat 24 itu ibadah doa penyembahan persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasihnya.

 

Kita tekuni 3 macam ibadah penggembalaan yang memuncak pada doa penyembahan. Ayo kita semakin giat melakukannya. Nasihat yang terbaik adalah nasihat untuk tekun tergembala. Boleh orang tua menasihati anak untuk sekolah dengan baik dan bekerja dengan giat. Tetapi nasihat yang utama untuk giat beribadah, tekun dalam 3 macam ibadah pokok yang memuncak pada doa penyembahan.

 

Kalau kita punya ketekunan iman, itu bagaikan kita mengulurkan 2 tangan kepada Tuhan maka ada hasil yang kita peroleh.

1.      Markus 5:41-42

5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"

5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

 

Tangan Yesus Imam Besar kepala ibadah, memegang tangan anak yang sudah mati dan membangunkannya. Bukan dikatakan bangkit tetapi bangun. Ini artinya bagi Yesus membangkitkan orang mati itu seperti membangunkan orang tidur. Jadi hasil pertama tangan Yesus Imam Besar memegang kita dan menyelesaikan segala masalah sampai yang mustahil. Yesus sanggup untuk menolong pada waktunya.

 

Apa yang sudah mati? Ekonomi mati, masa depan busuk? Milikilah ketekunan iman seperti Yairus, iman disertai pengorbanan, iman disertai kesabaran, iman disertai keberanian percaya, tangan Yesus terulur untuk membangkitkan, membangunkan apa yang sudah mati, sudah busuk, menyelesaikan semuanya sampai yang mustahil sekalipun.

 

Markus 5:36,39

5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"

5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

 

Tidak usah ribut, menghadapi masalah sampai yang sudah mustahil. Ribut itu cari pertolongan sana sini, teriak sana sini, teriak di media sosial dan lain sebagainya. Jangan ribut, tenang, masalah yang kita hadapi itu bagaikan orang tidur yang perlu dibangunkan. Bagi kita hanya ketekunan iman, hanya menyembah Tuhan saja dan tanganNya diulurkan.

 

Tetapi seringkali ini yang terjadi,

Markus 5:40

5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.

 

Dengar Firman malah ditertawakan, akibatnya tidak ada jamahan tangan Tuhan, malah diusir, tambah jauh dari Tuhan.

 

Yang Tuhan mau ketekunan iman sampai kita hanya tersungkur di kaki Tuhan, hanya menyembah Tuhan. Masalah yang berat bagi Tuhan hanya bagaikan membangunkan orang yang tidur.

 

2.      I Korintus 13:12-13

13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

 

Kalau kita punya iman, pengharapan dan kasih kita bisa bertemu Yesus di awan-awan yang permai, memandang Dia muka dengan muka. Jadi hasil kedua tangan Yesus Mempelai Pria Sorga menyucikan, mengubahkan dan menyempurnakan kita, supaya kita layak menyambut kedatangan Yesus di awan-awan permai, memandang Dia muka dengan muka, masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah, masuk Firdaus Kerajaan 1000 tahun damai, dan masuk kerajaan sorga Yerusalem yang baru. Di sana kita memandang wajah Yesus selama-lamanya.

Wahyu 22:3-4

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Kegiatan kita di sorga beribadah melayani Tuhan. Sebab itu mulai di bumi ini giatlah beribadah melayani Tuhan. Kita akan memandang Yesus muka dengan muka.

 

Ini hasil yang kita peroleh. Milikilah percaya yang di hati, bukan cuma percaya di mulut. Sehingga kita punya praktek ketekunan iman, iman disertai pengorbanan, iman disertai kesabaran, iman disertai keberanian percaya. Maka tangan Tuhan diulurkan menyelesaikan semuanya, tangan Tuhan menyucikan menyempurnakan kita menjadikan kita mempelai wanitaNya.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar