20180729

Kebaktian Umum, Minggu 29 Juli 2018 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 6:5-6
6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Berarti kelak manusia secara mendunia akan diransum, akan dijatah. Pada tahun 1967 dan 1968 waktu saya masih di Makassar, kami juga diransum. Kami mesti ke kantor lurah untuk dapat beras. Lalu ubi kayu dicincang dan dicampur dengan beras, itulah yang kami makan sebab kelaparan melanda saat itu. Ketika saya kembali pada tahun 1977 di sini, saya bertanya pada orang di sini dan mereka berkata pokoknya pisang walaupun masih muda isinya sudah diambil, direbus dan dimakan. Batangnya dicincang-cincang dan dijadikan sayur.

Ini akan terjadi, manusia digomer, diransum oleh penguasa diktator. Tetapi dengan catatan kalau mau menerima semua ini maka harus lebih dahulu harus menyerahkan dahi dan tangan untuk dicap 666.

Yang saya tanyakan kepada Tuhan, mengapa 3 serangkai ini selalu jalan bersama yaitu pedang, lapar dan bela sampar. Dan oleh kasih karunia Tuhan, Tuhan bermurah hati membukakan dan menyatakan isi hatiNya kepada saya secara pribadi. Inilah yang mau Tuhan nyatakan juga kepada kita sekalian. Mengapa pedang disusul dengan kelaparan dan bela sampar bahkan binatang buas.

Dalam dua kitab di dalam Alkitab yaitu Yeremia dan Yehezkiel, selalu dua hamba Tuhan itu menampilkan pedang, kelaparan dan bela sampar.
Yeremia 24:10; 14:12; 29:17
24:10 Dan Aku akan mengirimkan perang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka, sampai mereka habis dilenyapkan dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka dan kepada nenek moyang mereka."
14:12 Sekalipun mereka berpuasa, Aku tidak akan mendengarkan seruan mereka; sekalipun mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian, Aku tidak akan berkenan kepada mereka, melainkan Aku akan menghabiskan mereka dengan perang, dengan kelaparan dan dengan penyakit sampar."
29:17 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku akan mengirim pedang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka, dan Aku akan membuat mereka seperti buah ara yang busuk dan demikian jeleknya, sehingga tidak dapat dimakan.

Bukankah bisa dengan gunung meletus membinasakan kota atau bisa juga tsunami dan tanah longsong membinasakan kota. Tetapi selalu tiga serangkai ini yang disebutkan.

Yehezkiel 6:12; 7:15
6:12 Yang jauh akan mati karena sampar, yang dekat akan rebah karena pedang dan yang terluput serta terpelihara akan mati karena kelaparan. Demikianlah Aku akan melampiaskan amarah-Ku kepada mereka.
7:15 Pedang ada di luar kota, sampar dan kelaparan ada di dalam. Barangsiapa yang di luar kota akan mati karena pedang, dan barangsiapa yang di dalam kota akan binasa oleh kelaparan dan sampar.

Tuhan pakai mulai dari pedang. Mengapa ini harus disusul, sebab ada rencana Tuhan pada kita. Ketika Tuhan nyatakan “ini rencanaKu, ini maksudKu” saya berbahagia sebab begitu murah Tuhan. Kita tahu, antara lain fungsi pedang adalah untuk menyembelih ternak, menyembelih lembu, menyembelih domba. Itu fungsi pedang untuk menyembelih binatang. Mengapa pedang ini dikaitkan dengan kuda merah? Karena sesajian di meja Tuhan dikatakan “lembu-lembu yang tambun sudah kusembelih dan ada di atas meja tetapi tidak dihargai!”.

Di mana kesempatan untuk kita menghargai? Itulah ketika ada kuda putih. Kegerakan kuda putih adalah kegerakan Firman dan Roh Kudus untuk mendorong kita datang ke meja Tuhan karena ada sembelihan di sana. Jika itu tidak dihargai, apa boleh buat, pedang itu berbalik menyembelih manusia yang menolak undangan Tuhan. Itu akan terjadi di depan ini. Tujuan kegerakan ini untuk kita supaya kita tidak disembelih oleh antikrist. Pedang itu tidak pilih kasih, besar, kecil, tua, muda, kaya, miskin, pandai, bodoh semua sama akan kena sembelihan.

Olehnya Tuhan mengundang kita untuk menikmati hidangan Tuhan yang Tuhan katakan lembu-lembu tambun sudah disembelih dan telah tersedia di atas meja.
Matius 22:4
22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.

Ini ajakan Tuhan, semua ini dicatat pada Matius 22:4 ini adalah pesta siang dan Wahyu 19:9 itu pesta malam. Sekarang ini kita berada pada pesta siang. Lembu yang tambun itu menunjuk pembukaan rahasia Firman Allah bagaikan makanan lezat yang tersaji di depan kita. Mengapa bisa ada di atas meja? Karena Yesus rela tersembelih. Dia adalah Anak Domba Allah dan juga lembu yang telah tersembelih. Sehingga dalam Wahyu pasa 5 ada 3 kali disebut bahwa Dia sudah disembelih.
Wahyu 5:6,9,12
5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri 1seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena 2Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:12 katanya dengan suara nyaring: "3Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Sekarang ini kita ada pada pesta siang. Jadi gereja Tuhan dalam beribadah dan melayani, sebenarnya jika kita menikmati sajian di depan kita ada lembu-lembu tambun yang sudah tersembelih, berarti menunjuk pembukaan rahasia Firman Allah, itu tandanya kita sedang berpesta, pesta siang. Ini perlu kita renungkan. Wahyu 19:9 adalah pesta malam.
Wahyu 19:9 english
19:9 And he saith unto me, Write, Blessed are they which are called unto the marriage supper (=perjamuam malam) of the Lamb. And he saith unto me, These are the true sayings of God.

Jika ada anak Tuhan atau hamba Tuhan yang tidak mengapresiasi undangan Tuhan lewat pembukaan rahasia Firman, bahkan dinista, diolok, diumpat dan diejek, maka orang itu akan kena pedang yang akan menyembelihnya nanti. Yesus sudah tersembelih, maksudnya supaya kita tidak disembelih lagi oleh antikristus. Tetapi kalau ini tidak kita hargai, apa boleh buat.

Ibadah yang ada pembukaan rahasia firman itu adalah pesta. Makanya datang ibadah jangan muring-muring, jangan dengan muka pepaya atau muka kuda melihat ke jurang. Ibadah jangan dengan muram dan tidak ada sukacita, ibadah itu harus bersuasana pesta. Apa lagi kita disodorkan lembu tambun yang sudah tersembelih ada di meja. Jangan sampai kita disembelih padahal Yesus sudah tersembelih.

Lukas 14:17
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.

Lembu tambun atau ternak sembelihan itu menunjuk korban Kristus, oleh korban Kristus sehingga kita menikmati pembukaan rahasia Firman. Berarti sejalan dengan lembu, sejalan dengan domba.

Ø  Lukas 14:18
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.

Kedengarannya bagus, kedengarannya sopan, kedengarannya santun “minta maaf, aku terkendala tidak bisa hadir”.

Tidak bisa datang menikmati pembukaan rahasia Firman, arti kata tidak bisa datang dalam  pesta, dengan kata lain tidak bisa datang beribadah. Alasannya karena baru  membeli ladang, ini artinya karena kesibukan daging. Ini yang seringkali menjadi kendala kita. Kasihan hidangan di meja bisa basi. Tetapi Tuhan tidak biarkan basi, Tuhan undang yang lain. Jika saya dan saudara tidak mau, pasti ada orang lain yang mau menikmati.

Membeli ladang itu kesibukan daging. Kita banyak kali tertipu dengan kesibukan daging kita. Berarti tidak menikmati pesta siang, bagaimana mau menikmati pesta malam. Kita diundang oleh Tuhan untuk menikmati pesta, mengapa kita berdalih “maaf, aku sibuk dengan dagingku, aku sibuk dengan usahaku”. Ini yang paling parah. Tuan yang mengundang itu akhirnya murka. Secara manusia kenapa mesti marah, orang diundang tidak mau datang mengapa dimarahi. Tetapi ini bukan main-main, ini pestanya Tuhan.

Akhirnya Tuhan perintahkan pasukannya “pergi, hancurkan, bunuh mereka dan bakar kotanya!”. Ini murkanya Tuhan. Kapan Tuhan membakar? Dalam Wahyu pasal 18. Dalam tempo 1 jam, semua habis dibakar oleh Tuhan. Karena apa? Mereka diundang dalam pesta nikah yaitu dua menjadi satu, tetapi mereka menolak. Maka mereka mendapat dua hukuman dalam tempo satu jam.
Wahyu 18:6
18:6 Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;

Kita baru ada pada pesta siang supaya merampungkan nikah jasmani untuk menuju pada nikah yang rohani. Tetapi sibuk dengan kesibukan daging, tidak peduli dan tidak menghargai undangan Tuhan. Makanya saya takut, kenapa Tuhan beruntun memberikan hukuman pedang, kelaparan dan belasampar.

Ø  Lukas 14:19
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.

Tadi kesibukan daging, ini keinginan daging. Keinginan daging melawan angka 10 yaitu Firman. Lima pasang lembu berarti 10 ekor. Ini berarti keinginan daging melawan Firman sepenuh. Termasuk anak muda, akhir zaman ini parah nasibmu kalau tidak menghargai Firman.

Ø  Lukas 14:20
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
“Untuk apa ke pesta nikah, aku juga baru kawin” artinya kenikmatan daging.

Jadi yang menjadi penghalang dan penghambat seseorang tidak bisa ke pesta nikah karena kesibukan daging, keinginan daging dan kenikmatan daging. Apa boleh buat pedang harus berjalan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Karena apa? Karena dalam pesta ini ada makanan dan minuman yang sudah Tuhan sediakan. Makanan dan minuman ini luar biasa karena makanan dan minuman ini akan membawa saudara masuk pada hidup yang kekal.

Yang bicara ini adalah Anak Domba yang juga adalah lembu jantan. Dia berkata “makanan yang sesungguhnya dan minuman yang sesungguhnya adalah tubuh dan darahKu”. Itu yang sudah tersaji. Jadi dengan tersajinya makanan dan minuman yang sesungguhnya yang ada di atas meja itu, justru membawa kita pada kehidupan yang sama seperti Dia sehingga Tuhan katakan “Aku di dalam kamu dan kamu di dalam Aku” maka kehidupan kekal menjadi bagian kita. Ini yang dibuang begitu saja, tidak dihargai.

Yohanes 6:55
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Dalam pengertian rohani, kita sekarang diperhadapkan oleh Tuhan makanan siap saji yang membawa hidup kekal lewat Firman Tuhan yang dibukakan rahasianya dan perjamuan suci di atas meja Tuhan.

Yohanes 6:56-57,54
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

Mendengar Firman pengajaran yang Tuhan ungkap bukakan rahasiaNya kepada kita, itu bagaikan menikmati lembu yang sudah tersembelih, tersaji di atas mejanya Tuhan. Matius pasal 22 itu pesta siang, Wahyu 19:9 itu pesta malam. Kapan pesta siang? Ketika kita diberi oleh Tuhan waktu untuk beribadah. Nanti akan sampai pada pesta malam. Pesta siang ini adalah tempatnya kita dibenahi, dibentuk dari nikah jasmani untuk menuju nikah rohani. Kita dibangun dan diciptakan dalam persekutuan yang membentuk Tubuh Kristus, yang menuju pada kedudukan mempelai wanita yang duduk bersanding dengan Kristus.

Dalam pesta siang ini, jika Firman Tuhan datang mengoreksi kita, jangan kita tutup-tutup dosa kita dalam-dalam. Itu mencelakakan dan tidak akan bisa sampai ke pesta malam nikah Anak Domba Allah jika kita menyembunyikan rapat-rapat apa yang kita lakukan. Justru di pesta siang di situ kita ditelanjangi.

Memakai pakaian asing berarti tidak mau ditelanjangi untuk dipakaikan pakaian pesta. Mestinya ditanggalkan tetapi dia mempertahankan pakaian asing, dia pertahankan hidup lamanya, dia sembunyikan, dia coba masuk dalam pesta. Ternyata bagi tuan pesta kehadiran orang ini menghina dan mengolok tuan pesta karena tampil dengan kehidupan lama. Dia tidak mau ditanggalkan pakaian lamanya dan diganti dengan pakaian pesta.

Ini yang kita jaga makanya jangan kita sembunyi rapat-rapat. Bila kita menyembunyikan dan sekarang tidak kita ungkap, berarti kita menunggu sembelihan dari pedang antikristus. Ini jangan sampai terjadi. Sebabnya jangan kita sembunyi rapat-rapat, ada rancangan-rancangan kita yang kita sembunyi rapat-rapat. Pikirnya “papa dan mama tidak tahu”. Kalau dia suami pikirnya “isteri tidak tahu”. Kalau dia isteri pikirnya “suami tidak tahu”. Memang mereka tidak tahu, tetapi ada mata yang tidak bisa mereka bersembunyi. Olehnya mari kita membuka diri pada waktu pesta siang ini. Di situ kesempatan kita membuka segala yang tidak berkenan.

Nanti akan sampai pada bela sampar. Belas ampar itu penyakit. Penyakit itu cacat cela dalam arti rohani. Kalau ada bisul, ada penyakit mengganggu kita, itu cacat. Makanya pada kuda kuning hijau tampil bela sampar. Berarti dipermanenkan oleh Tuhan cacat cela jika kita tidak mau dibersihkan dari cacat cela.

Yesaya 29:15
29:15 Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata: "Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?"

Jangan kita sembunyi, jangan kita tutup-tutup. Karena pasti tidak ada yang tersamar di mata Tuhan kalau ada permainan-permainan yang tidak benar.
Ibrani 4:13
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Jangan bersembunyi. Jangan tilap barang orang lalu bersembunyi. Lebih baik mengaku barang orang sudah disembunyi. Lebih baik mengaku “saya sudah mencuri” lalu kembalikan. Lebih baik mengaku “saya sudah merugikan anda”. Mengakulah “saya melakukan yang tidak pantas sebagai seorang isteri, sebagai seorang suami, sebagai anak muda”. Memang orang di sekitarmu tidak melihat, tetapi ada mata yang melihat. Alkitab mengatakan “berbahagia orang yang mengaku dosa, dia akan disayang Tuhan”. Kita ini butuh kasih sayang tetapi tidak mau melakukan itu untuk mendapatkan kasih sayang Tuhan, kasih sayang Mempelai. Sehancur-hancurnya kita, jika kita masih mau buka diri dan mengaku kesalahan kita maka kita akan disayang oleh Tuhan.

Pesta siang ini adalah pesta di mana pembukaan rahasia Firman ditampilkan. Begitu Firman tampil kita menikmati sukacita, berarti kita dibebaskan dan dilepaskan dari ikatan dan dari dosa. Bukan setelah mendengar Firman kemudian kita anulir, kita tidak setuju. Ini yang bahaya, ketika Firman sudah datang kemudian di luar sana kita protes. Aduhai, lebih dipakai Tuhan kalian kalau begitu! Ayo gantian saja, saya jadi jemaat, kalian yang khotbah di sini. Enakkan saya kalau kita gantian khotbah. Minggu ini si A, minggu depan si B, minggu berikutnya si C. Tidak kena lagi bagian saya, jika Tuhan  datang maka kita semua tertinggal. Jangan seperti itu.

Jika Firman sudah datang kita buka diri “terima kasih Tuhan engkau lepaskan lagi, engkau sucikan lagi saya dari sisi ini”. Bukannya malah memprotes penampilan Firman pengajaran.

Amsal 28:13
28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

Disayang oleh Mempelai Laki-laki Sorga. Bukan disayang oleh manusia. Kalau manusia ketika kita mengaku malah berkata “so ngana itu!” itu bukan disayang. Tetapi kalau mengaku kepada Tuhan kita disayang. Disayang oleh Yesus, disayang oleh Mempelai Laki-laki Sorga. Makanya jangan kita sembunyi dan merasa tidak ada apa-apa. Begitu rapi jali kita sembunyikan. Padahal ada sepasang mata memperhatikan dan Dia geleng-geleng kepala. Tetapi sementara Dia mengasah pedang sampai mengkilat seperti petir, lalu dilepaskan. Siapa yang Dia gasak, siapa dia hantam? Pemberontak! Ini jangan terjadi pada diri kita.

Di luar sana kalau ditanya “di mana kau gereja?” lalu dijawab “di gereja A”. Orang itu lalu berkata “Oh pantas, memang luar biasa di sana. Hatiku rindu mau ke sana tetapi belum mampu melangkah”. Berarti saudara yang di dalam ini sudah mampu! Saya kira banyak saudara temukan bahasa seperti itu.

Yehezkiel 21:9-12
21:9 "Hai anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman TUHAN: Pedang! Pedang! Yang sudah diasah dan juga digosok!
21:10 Diasah untuk menumpahkan darah dan digosok supaya mengkilap seperti petir. Apakah kita akan bersukacita? -- Tongkat anakku menghina segala macam kayu. --
21:11 Pedang itu diberikan supaya digosok, supaya sedia dipergunakan; pedang itu diasah dan digosok, supaya diberikan ke tangan si pembunuh.
21:12 Berserulah dan merataplah, hai anak manusia! Sebab pedang itu ditujukan melawan umat-Ku, ditujukan melawan semua pemimpin Israel; mereka dan umat-Ku sama-sama dibiarkan dimakan pedang. Oleh sebab itu tepuklah pinggangmu sebagai tanda perkabungan.

Pedang itu ditujukan kepada umat Tuhan. Kenapa? Karena umat Tuhan memberontak. Kalau orang di dunia sana kena pedang kita tidak heran. Tetapi kalau kita kena pedang antikristus, sangat mengherankan, karena Tuhan mau rangkul kita tetapi malah menolak tangan Tuhan.
Siang ini kita nikmati koreksi dalam nikah supaya rapi diatur oleh Firman Tuhan, karena kita bersekutu dengan makanan yang sesungguhnya dan minuman yang sesungguhnya yang ada di mejanya Tuhan supaya kita masuk nikah yang rohani. Tetapi mengapa kita abaikan?. Semoga tidak ada di sini yang mengentengkan, semua menerima undangan Tuhan.

Jangan karena kesibukan daging, jangan karena keinginan daging, jangan karena kenikmatan daging sehingga menolak Firman. Makanya ada nyanyian “maafkan aku tidak bisa datang karena aku sibuk, wanita yang tak tahu diri”. Jangan cuma pandai menyanyi dan cari berkat-berkat saja. Nyanyikan yang tajam-tajam juga.

Kalau Tuhan sudah sedia makanan tersaji di meja itu adalah kerelaan dan kesediaan hati Tuhan sesuai Efesus 1:8-10.
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Rahasia Firman dibukakan oleh pekerjaan Anak Domba yang tersembelih. Domba, kambing, lembu-lembu, hewan piaraan sudah disembelih dan siap di atas meja. Kalau itu sudah tersembelih dan tersaji di atas meja oleh karena Korban Kristus yang sudah tersembelih itu, maka bentuk yang tersaji di meja itu adalah pembukaan rahasia Firman. Itu bisa kita makan secara bersama, bisa kita dengar bersama.

Kalau sekarang ada makanan tersaji di meja yang lezat, mengapa kita tidak mau makan, mengapa tidak mau menikmati! Sudah ada makanan enak tetapi malah berkata “ada tulang di dalamnya” padahal tidak ada tulangnya! Itu karena gigimu sendiri yang sudah copot sehingga digigit lagi. Apalagi kami yang pakai gigi palsu, kalau salah makan, bisa-bisa gigi itu yang dikunyah kembali. Makanya kalau pakai yang palsu itu bahaya. Semua yang palsu itu mencelakakan. Jadi jangan kita dengar ajaran palsu, itu mencelakakan kita. Kalau ajaran palsu, bukan yang enak di mejanya Tuhan yang kita makan, kita nanti menjadi penyembah palsu di hadapan Tuhan. Ini jangan terjadi, itu tanggung jawab kami sebagai hamba Tuhan.

Setelah pedang, yang tampil adalah kelaparan. Satu waktu orang akan mencari makanan di meja itu tetapi sudah tidak ada. Tuhan sudah bersihkan meja itu. Ketika itu orang merasa lapar luar biasa, lalu datang di meja tetapi meja sudah diringkas. Makanya jangan tunggu meja itu sudah diringkas baru saudara mau datang makan. Sekarang ini nyatakan kepada Tuhan “Tuhan, aku lapar” maka Tuhan akan berkata “Aku akan menjamu kamu hingga kenyang”. Lebih baik saya lapar sekarang, jangan tunggu Wahyu 6:5-6. Lapar, cari makan tetapi sudah tidak ada sebab mejanya sudah diringkas.  
Lukas 6:21,25
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Di mana celakanya? Ini dalam Wahyu 6:5-6. Makanya ibadah itu bukan main-main. Itu tempat kita makan dan dikenyangkan oleh Tuhan. Di situ ada pesta, suasananya pesta siang. Kita ada pada pesta siang. Sebab itu beribadahlah dengan suasana pesta rohani.

Kalau saudara melayani Tuhan dengan suasana pesta, tidak ada keluhan. Tidak ada perselisihan, tidak ada percekcokan kalau engkau melayani dengan suasana pesta. Kalau itu ada, saudara pasti menikmati suasana pesta. Orang pesta itu tidak ada muka pepaya, tidak ada muka kuda lihat jurang. Kalau iris bawang lalu kena mata “puji Tuhan”.

Namanya saja KKR, orang yang datang terbangun, masakan kita yang menggelar tidak terbangun! Itu dipertanyakan, itu karena kita belum melaksanakan dalam suasana pesta. Orang yang pulang dari KKR puas, satu-satu pamitan, mereka memeluk dan mencium saya, tetapi di dalam bagaimana? Bagaimana tidak malu kalau seperti ini, kita ini KKR, pesta siang. Walaupun diadakan malam tetapi itu pesta siang.

Yesus alami lapar. Ketika Dia berpuasa 40 hari 40 malam maka laparlah Dia. Dalam suasana lapar seperti ini, jika kita tidak melangkah ke meja Tuhan, ingat ada pedang, itu bahaya sekali. Kalau rohani kita kosong lalu tidak datang ke meja Tuhan, hati-hati, bahaya. Jiwa ini lapar dan dia berteriak. Tetapi jiwa tidak mungkin datang ke gereja sendiri jika tidak ada sarana yaitu tubuh yang membawa “hai jiwa, mari makan. Sekarang tubuh ada di sini”. Sebab tubuh adalah sarana bagi jiwa.

Yesus lapar, menjelang pelayanan yang terakhir. Waktu Dia menuju ke Yerusalem, juga Dia dikatakan lapar. Pelayanan awal ditandai dengan lapar, pelayanan akhir ditandai dengan lapar, supaya kita mendapatkan makanan. Jika kita lapar ada makanan. Ketika Yesus lapar, tidak ada yang menyodorkan makanan kepadaNya. Yesus lihat pohon ara, Dia periksa pohon itu tetapi tidak ada makanan, padahal Dia lapar.
Matius 4:1-2
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

Ini awal pelayanan Yesus. Mari lihat akhir pelayananNya.
Markus 11:12
11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.

Yesus merasa lapar tetapi Yesus tidak mendapat apa-apa. Nanti ganjaran ini akan dialami oleh orang yang mengalami kuda hitam. Gereja yang tertinggal itu akan lapar. Padahal Yesus sudah bayar tetapi mereka akhirnya lapar. Orang kena pedang, padahal Yesus sudah berkorban bagaikan domba yang tersembelih.

Awal pelayanan Yesus, di akhir pelayanan Dia juga lapar. Di saat kita lapar, godaan akan datang. Kalau jiwa saudara lapar dan tidak mau datang ke mejanya Tuhan, tidak mau datang ke undangan pesta Tuhan, sibuk dengan kesibukan daging, dengan keinginan daging dengan kenikmatan daging, maka hati-hati. Satu waktu Tuhan akan buat saudara lapar tidak ketulungan, tetapi mejanya Tuhan sudah diringkas oleh Tuhan. Hati-hati, jangan tunggu Tuhan memperlakukan kita dengan hal seperti itu.

Kenapa ini terjadi? Karena semua keputusan Tuhan sudah digenapi. Kalau kita datang ke mejanya Tuhan dan sudah kosong, itu karena Tuhan sudah menggenapi semuanya. Saya tidak mau saya tidak ada pada penggenapan itu. Saya mau ada di sana. Lebih baik saya menyatakan diri “saya lapar Tuhan” dan Tuhan memberi kita makan sampai kenyang.

Wahyu 10:7
10:7 Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."

Makanya meja sudah diringkas sebab sudah genap keputusan Allah. Rahasia nikah rohani sudah digenapkan, rahasia ibadah digenapkan. Sebabnya ayo gereja Tuhan akhir zaman, jangan tunggu pedang, jangan tunggu kelaparan yang tidak tertolong lagi. Mumpung sekarang meja Tuhan dihiasi oleh Tuhan dengan luar biasa. Namanya orang pesta, meja saja macam-macam hiasannya. Meja itu dihias begitu rapi untuk membangkitkan nafsu makan. Makanya direstoran itu piringnya itu harus putih. Jarang saudara menemukan piringnya bukan putih. Karena menurut ahli pshikologis bila piring itu warna putih, itu salah satu kategori membangkitkan selera makan.

Dalam pesta orang begitu bergairah makan. Coba kalau begitu juga saat dia lapar akan Firman, dia lahap makan. Tuhan tidak akan larang dia makan. Tuhan katakan “makan sesukamu sampai kenyang”.
Matius 5:6
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Matius 5:6 (Terjemahan Lama)
5:6 Berbahagialah segala orang yang lapar dan dahaga akan kebenaran, karena mereka itu akan dijamu sehingga kenyang.

Yang terakhir kuda hijau kuning, ini sampar. Sampar atau penyakit menular ini menunjuk cacat cela, kerut, noda yang ada pada manusia. Ini ajaran untuk kita untuk tidak mempertahankan cacat cela dan kerut, jika tidak nanti kita kena terjangan kuda hijau kuning. Berarti tidak ada hak untuk masuk pesta, tidak ada hak untuk bersanding dengan Tuhan karena cacat abadi (penyakit rohani).

Ini penyakit yang tanpa kita sadari yang bisa membuat kita gagal masuk dalam rencana Allah.
I Timotius 6:3
6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,

Ibadah itu ada pola, kalau kita menemukan yang seperti ini lebih baik kita menghindar, jauhi.

I Timotius 6:4
6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,

Cari-cari soal ini penyakit, ini sampar! Jangan kita cari-cari soal. Belum tentu bisa jawab. Hanya Yesus jawaban kita. Kalau cari-cari soal berarti orang itu tidak menyadari bahwa Yesus adalah jawaban segalanya sehingga masih cari-cari soal.

Bersilat kata ini termasuk ketika kita dengar Firman. Turun pendeta dari mimbar malah ditanggapi “mestinya begini, mestinya begitu” itu penyakit, itu bersilat kata namanya! Jangan kita lakukan! Mestinya berkata “terima kasih banyak untuk FirmanMu”. Katakan “oh iya, puji Tuhan. Saya sama dengan yang disampaikan itu”. Katakan begitu lebih baik dari pada kita bersilat kata. Kehidupan seperti itu akan disambar oleh kuda hijau kuning. juga secara hurufiah, itu pasti terjadi.

Dengki itu juga penyakit. Kenapa kita harus mendengki satu dengan yang lain. Cidera, fitnah, curiga, itu semua penyakit.

I Timotius 6:5
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

Ternyata penyakit ini ada di dalam ibadah dan tujuannya cari keuntungan.

I Timotius 6:6
6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Justru ibadah itu mendatangkan keuntungan besar. Tetapi kalau hal-hal di atas itu ada, bersilat kata, percekcokan, cidera, dengki, fitnah, curiga, itu adalah penyakit. Kita sudah mendengar, tadinya kita curiga pada seorang kekasih, itu penyakit. Sebab itu minta ampun. Tuhan telah sediakan Firman luar biasa, karena Tuhan cinta kita. Ayo kita makan, masih siap tersaji. Jangan tunggu meja Tuhan sudah diringkas baru kita mau cari, itu sudah terlambat. Amos bernubuat bahwa akhir zaman akan datang kelaparan yang luar biasa, jangan kita tunggu itu.

I Timotius 6:3
6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,

Itu berarti cacat. Ajaran tidak sehat dan tidak sesuai perkataan Kristus, itu hanya menambah noda, menambah cacat dan kerut.

I Timotius 6:4
6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,

Sudah jelas ibadah/ pelayanan ada polanya seperti ini, tetapi dia cari-cari soal.

I Timotius 6:5
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

Karena ibadah itu dia anggap suatu sumber keuntungan, maka sekalipun tidak cocok dengan pola dia jalan saja, yang penting dia untung. Ini cacat di hadapan Tuhan, ini penyakit sampar. Coba kalau gembalanya kena penyakit sampar, jemaatpun pasti juga tertular. Kalau saya punya penyakit campak, bisa kena pada saudara. Kalau saya gembala tidak tahu pola ibadah, bisa kena kita, kita bisa cacat terus. Ibadah itu bukan sekedar upacara, tetapi tempatnya kita mendiagnosa segala penyakit, cacat cela, kerut dan noda supaya disembuhkan.

Jangan sampai pengajaran yang kita terima tidak sesuai perkataan Kristus, tidak sesuai ajaran sehat yang punya pola ibadah. Itu akan menimbulkan penyakit rohani, cacat, kerut, padahal kelihatan beribadah. Karena apa? Karena mencari keuntungan.

Tuhan mengatakan memang kalau kita beribadah dengan rasa cukup maka kita mendatangkan untung besar. Untung besar itulah dua sayap burung nazar yang besar yaitu sayap pertama Firman dan sayap kedua Roh Kudus. Itu keuntungan besar, dua sayap yang besar yang membawa  kita terbang sehingga tidak kena pedang, tidak kena lapar, tidak kena bela sampar.

Mana yang kita mau pilih. Kalau mau lepas hargailah Firman. Tidak usah kita bersilat kata, cari-cari soal, lebih baik kita memperbaiki diri, mengevaluasi ibadah pelayanan. Lewat pola ibadah kita bisa tahu apakah rohani kita masih di halaman atau di ruangan suci atau sudah dekat-dekat ruangan maha suci.

I Timotius 6:3-6
6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Tuhan berkatilah jemaatMu Kristus Penebus. Ketika dari pusat bertanya untuk mencantumkan nama maka saya berdoa kepada Tuhan dan ditarik Tuhan dalam hatiku memberi nama “Kristus Penebus”. Sebab penebusan Kristus bagiku adalah langkah yang paling indah yang bisa saya nikmati.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00