20180722

Kebaktian Umum, Minggu 22 Juli 2018 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 6:5-6
6:5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Ini adalah bencana kelaparan. Yang berperan membuka meterai adalah Anak Domba yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jika kita ada persekutuan dengan Anak Domba, berarti ada persekutuan dengan korban Kristus, maka rahasia-rahasia Allah akan dibukakan kepada kita, utamanya saya sebagai hamba Tuhan. Jika seorang hamba Tuhan benar-benar menghayati nilai pengorbanan Kristus Yesus di Golgota dan mau belajar hidup di dalamnya, tidak ada indikasi menolak derita sengsara, maka kehidupan itu pasti dipercayakan rahasia Firman Allah. Pasti dipercayakan sebagaimana yang pegang peran dalam membukan meterai adalah Anak Domba Allah.

Dalam sidang jemaat peran Anak Domba itu harus nyata dan itu lewat pelayanan seorang gembala. Kalau gembala benar-benar ada dalam persekutuan dengan Anak Domba Allah, dia tidak akan bermain-main dan mempermainkan tahbisannya, mulai dari tahbisan dalam nikah. Karena tahbisan ini akan memuncak pada tahbisan mempelai. Jika saya sebagai hamba Tuhan mempermainkan tahbisan saya mulai tahbisan dalam nikah, bagaimana saya bisa membawa sidang jemaat. Saya sendiri tidak akan sampai, apalagi sidang jemaat.

Akibatnya kalau seperti itu kita akan ditimpa oleh bencana yang disebutkan oleh Firman Tuhan ini, bencana beruntung. Mulai dari kuda merah padam, darah bersimbah, damai dicabut dari atas bumi. Kemudian meningkat pada kuda hitam yaitu kelaparan akan melanda seluruh bumi. Kemudian meningkat pada kuda kuning hijau di mana mau meraja lela, manusia diterkam binatang buas dan bela sampar yaitu penyakit menular. Tidak ada kekuatan ilmu kedokteran untuk bisa menangkal lagi penyakit yang akan mewabah seluruh dunia, jika hal ini terjadi menimpa dunia secara beruntung.

Sebelum hal itu terjadi maka ada kegerakan kuda putih. Ada orang yang mengatakan itu antikristus, tetapi itu tidak betul! Itu menunjuk kegerakan Firman dan Roh Kudus. Masakan bencana datang sedangkan belum ada kegerakan. Kegerakan Firman itu adalah persiapan. Makanya ayat pertama dari Wahyu pasal 6 itu jangan diabaikan.
Wahyu 6:1
6:1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"

Ayat pertama memegang peran membawa sidang jemaat untuk takut akan Tuhan.
Keluaran 20:18,20
20:18 Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.
20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."

Untuk membawa gereja Tuhan takut akan Tuhan maka dibutuhkan kegerakan Roh Kudus dan Firman pengajaran dan Roh Kudus. Tanpa Firman pengajaran dan Roh Kudus mana ada orang yang takut akan Tuhan. Apalagi sekarang ini ada orang-orang yang katanya mengerti Alkitab, tetapi mereka mengatakan bahwa Alkitab itu fiktif. Itu justru diekspose oleh wartawan. Ngeri dunia sekarang ini. Anak Tuhan kalau tidak mendapatkan penggembalaan yang benar, akan terseret dengan pandangan-pandangan orang yang nampaknya harus menjadi panutan ternyata mereka yang membelokkan kebenaran Firman, hal ini mencelakakan.

Ketika kuda merah padam datang, maka kita sudah mengetahui, yang bisa bertahan menghadapi sepak terjang kuda merah hanya jika ada pokok murad.
Zakharia 1:8
1:8 "Tadi malam aku mendapat suatu penglihatan: tampak seorang yang menunggang kuda merah! Dia sedang berdiri di antara pohon-pohon murad yang di dalam jurang; dan di belakangnya ada kuda-kuda yang merah, yang merah jambu dan yang putih.
1:8 Maka pada waku malam kulihat, bahwasanya adalah seorang laki-laki mengendarai kuda merah, maka berhentilah ia di tengah-tengah segala pokok murd, yang pada tempat dalam, dan di belakangnya adalah beberapa ekor kuda merah dan merah tua dan putih warnanya. (TL).

Mengapa dia luput? Karena begitu kuda merah melangkah maju dengan sepak terjang kekejamanan, dengan pedang di tangannya, siapa saja dia temui dia sabet, kematian, kematian dan kematian serta darah bersimbah, tetapi begitu dia tiba di lembah yang dalam, dia melihat di sana ada pokok murad maka dia berhenti. Jadi kehidupan yang seperti pokok murad itu yang bisa luput. Artinya kuda merah itu hanya bisa kita luput, bisa kita tangkal, hanya bisa kita terhindar, jika ada Firman pengajaran. Sebab Firman pengajaran yang turun bagaikan hujan yang deras, merubah onak atau duri menjadi pokok murad. Kehidupan Kristen yang tidak karu-karuan yang bagaikan duri yang menusuk, bagaikan onak yang nyayat-nyayat, tetapi kalau Firman pengajaran datang maka dia berubah bagaikan pokok murad.
Yang bisa luput dari sepak terjang kuda merah hanya orang yang memiliki Firman pengajaran yang benar yang alami keubahan. Makanya dalam gereja perlu Firman pengajaran yang benar, bukan yang gado-gado, bukan yang campur. Minggu ini pendeta lain, minggu depan orang lain, study lain lagi, besoknya orang yang tidak jelas tahbisannya, itu sudah campur, tidak akan karu-karuan. Ini menyebalkan hati Tuhan, ini jangan terjadi pada diri kita.

Yesaya 55:10-11
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Yang bagaikan hujan yang turun itu adalah Firman pengajaran yang tidak akan gagal, Dia akan berhasil. Salah satu keberhasilan turunnya Firman pengajaran adalah bisa membuat kita luput dari kuda merah, dari peperangan, dari bencana yang menimpa dunia akhir zaman ini.

Yesaya 55:13
55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.

Kecubung itu pohon yang daunnya gatal. Coba berani pegang pohon itu, gatalnya seminggu tidak akan hilang. Jangankan sentuh, ada orang yang sensitif, lewat di bawah pohonnya saja sudah kudisan. Makanya kalau mau tidak kegatalan maka terima Firman pengajaran! Supaya suami, isteri, anak muda dan pendeta tidak kegatalan, dengar Firman pengajaran yang benar. Tetapi jika hamba Tuhan mulai kegatalan, maka Firman Tuhan juga mulai dirubah-rubah. Jika saudara dilayani oleh Firman pengajaran maka stop kegatalan itu! Jangan lihat gadis lain gatal, lihat cowok lain gatal, saudara sudah paham!

Kalau kehidupan itu tetap duri dan onak, tetap kecubung maka hidup itu tidak akan luput menghadapi kuda merah, menghadapi peperangan yang melanda dunia, darah bersimbah di mana-mana. Waktu kuda merah berjalan, maka Tuhan perlihatkan. Ini ajaran Tuhan kepada kita, bagaimana kita menyikapi hal itu. Makanya ada kegerakan Firman dan Roh Kudus lebih dahulu karena akan datang kegerakan kuda merah padam. Itulah keberingasan manusia yang luar biasa, hanya mementingkan diri sendiri, tidak peduli siapapun. Ini yang akan terjadi di depan kita ini, makanya kita diberikan Tuhan Firman pengajaran.

Ke depan ini kita akan di hadapkan keadaan dunia yang mengerikan. Sebab dunia ini sudah bagaikan gudang senjata, tinggal menunggu kapan meledak. Siapa yang bisa menahan ini. Saya membaca di majalah bahwa Amerika dan Rusia punya bom kuman. Kalau diledakan maka yang ada di wilayah itu kena sampar dan sebagainya. Sekarang ini senjata itu dikembangkan, apalagi senjata nuklir. Bom atom saja sudah luar biasa menghancurkan Hirosima dan Nagaski, ratusan ribu orang yang cacat, belum lagi yang mati. Mau ke mana saudara pergi? Silahkan himpun harta, sekolahlah yang tinggi, tetapi  beri waktu untuk Tuhan, karena yang bisa meluputkan saudara hanya bila digarap Firman pengajaran yang benar.

Jadi yang duluan bukan kuda hitam tetapi kuda merah padam. Berarti dengan diperlihatkan gerakan kuda merah padam ini, Tuhan memperlihatkan betapa pentingnya Firman pengajaran yang benar di dalam gereja. Biarlah pujian ada pada kerongkonganmu tetapi jangan sampai melepas pedang Firman pengajaran. Pujian dan pedang Firman itu berjalan paralel.
Mazmur 149:6
149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

Harus imbang, harus sejalan, pengajaran dan pujian yang mengagungkan Tuhan harus sejalan. Kalau hanya pujian itu tidak menyucikan. Tetapi pedang Firman itu menyucikan kita dan sebagai rasa syukur terima kasih kita kepada Tuhan maka kerongkongan kita memuji Tuhan. Sebab kita mengalami pekerjaan penyucian dari pedang Firman Tuhan, alias diluputkan dari sepak terjang kuda merah. Kuda merah padam urutan pertama, kemudian datang kuda hitam. Juga ada cara Tuhan meluputkan kita menghadapi kuda hitam. Kita luput jika ada minyak dan air anggur. Itu menunjuk pelayanan belas kasihan. Karena sudah digarap oleh Firman maka ada pelayanan belas kasihan.

Kita sudah melayani minggu kemarin ini. Siapa yang rela memberi begitu saja kalau bukan karena rindu melayani menyatakan belas kasihan kepada orang lain. Itu adalah bagian dari cara Tuhan untuk kita bisa menangkal kelaparan yang akan melanda dunia secara menyeluruh.

Kalau sekarang ada wilayah yang menyuplai beras ke wilayah lain. Misalnya Tolai menyuplai beras ke Sulawesi Utara, Gorontalo menyupalai jagung untuk makanan ikan, ayam dan ternak lain, bahkan sampai ke Filipina. Tetapi nanti saudara menunggu-nuggu ada yang impor beras, namun sudah tidak ada lagi. Di mana-mana panen tidak akan jadi. Sekarang saja baru cabe 70.000/kg saja sudah menjerit.

Kalau tidak ada pelayanan belas kasihan, saudara tidak akan bisa menghadapi kelaparan. Makanya Tuhan katakan minyak dan air anggur jangan dirusak. Itulah adalah orang-orang yang mampu memberikan pelayanan yang berbelas kasihan, tanpa pamrih. Khusus kepada anak muda remaja di sini, ketika pekerjaan lebih banyak sudah tidak ada yang mau bermalam di pastori. Karena kalau bermalam di pastori mau tidak mau akan memberikan pelayanan yang berbelas kasihan, korban tenaga. Atau papa mamamu yang larang? Kalau papa mamamu yang melarang maka papa mama kena juga!
Wahyu 6:6
6:6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Jadi Tuhan melihat yang mempunyai minyak dan air anggur itu. Bukan minyak bimoli atau minyak zaitun yang Tuhan maksud. Yang punya minyak dan air anggur itu menunjuk manusia yang mempunyai pelayanan belas kasihan.
Lukas 10:34
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Jadi orang Samaria yang murah hati dan berbelas kasihan ini adalah orang yang memiliki minyak dan air anggur.

Lukas 10:36-37
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Orang yang telah menunjuk belas kasihan adalah orang yang punya minyak dan air anggur. Orang seperti inilah yang dilindungi oleh Tuhan. Orang yang memiliki Firman pengajaran itulah yang membuatnya luput dari sepak terjangnya kuda merah padam. Tetapi apa artinya Firman pengajaran kalau tanpa praktek, yaitu praktek belas kasihan. Kalau melihat kondisi kita mustahil kita bisa berkorban sampai puluhan juta lebih.

Soal belas kasihan ini dituntut oleh Tuhan. Jangankan terhadap orang Kristen, anak Tuhan dan hamba Tuhan, sedangkan raja kafir, raja Babel dituntut oleh Tuhan persoalan belas kasihan ini. Tetapi bukan berarti raja kafir, raja Babel ini selamat. Dia dituntut oleh Tuhan belas kasihan tetapi dia tidak mau praktek bahkan dia lawan. Ini jangan terjadi pada kita.

Kalau Tuhan cari pelayanan belas kasihan berarti ada maksud Tuhan, supaya jangan saudara termasuk pada orang yang akan dilanda kelaparan, itu sebabnya Tuhan cari.
Matius 9:13
9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Ini belas kasihan kita kepada orang berdosa karena kita sudah ditolong. Prakteknya ada persembahan dengan belas kasihan. Kalau ada persembahan tetapi tanpa belas kasihan itu juga sia-sia. Pasti orang berbelas kasihan bisa membasuh luka orang yang disamun oleh penyamun itu. Karena dia berbelas kasihan maka dia berkorban. Dia bawa orang yang luka parah hampir mati itu, dia angkat di atas punggung keledai, dan membawa ke penginapan, dia bayar lagi di sana “kalau kurang nanti aku berikan ketika aku datang”. Itu pelayanan yang berbelas kasihan yang tidak pernah pudar. Pelayanan yang punya belas kasihan yang berkesinambungan.

Ayo pelayanan kita jangan pudar, pelayanan kita tidak boleh pudar. Jangan cuma awal-awalnya menggebu-gebu kemudian berikutnya sudah mulai pudar. Anak muda awalnya kalau boleh semalam suntuk di gereja. Tetapi sesudah KKR mana batang hidungnya, padahal banyak pekerjaan. Tidak mungkin oma yang membersihkan gereja dan segala perabotnya.

Kalau pelayanan jadi pudar, sia-sia nantinya. Awas kelaparan, kita tidak bisa menghindari kelaparan karena yang membuka kesempatan bagi kelaparan itu adalah Anak Domba. Jadi jangan kita main-main dengan program Anak Domba. Kita mau dibawa menjadi TubuhNya, supaya kita luput dari sepak terjang kuda merah padam dan kuda hitam. Perhatikan Firman pengajaran dan perhatikan pelayanan kita, jangan biarkan pelayananmu pudar.
Roma 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Lukas 10:35
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

Ini pelayanan berkesinambungan, tidak pernah pudar, ini bentuk pelayanan berbelas kasihan. Apa sebenarnya untungnya dia merawat orang yang disamun itu? Apa manfaatnya dia bawa orang itu, diangkat di atas punggung keledai menuju penginapan, lalu dia kasih upah lagi orang yang punya penginapan. Kemudian kalau ada kekurangannya akan dia ganti ketika dia datang. Ini harus ada pada kita untuk menghadapi gerakan yang menerjang dunia dengan sepak terjang kuda hitam yaitu kelaparan.

Setelah kita menerima Firman pengajaran maka kita memberikan pelayanan dengan berbelas kasihan. Karena kita menerima dengan cuma-cuma maka kita memberi juga dengan cuma-cuma.
Matius 10:8
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Belas kasihan itu pelayanan cuma-cuma. Kalau yang masuk Lempinel itu mendapat pelayanan dengan cuma-cuma. Makanya kalau orang yang keluar dari Lempinel main-main, berat hukumannya. Kalian sudah mendapatkan semuanya secara cuma-cuma, kemudian di luar malah main-main, itu celaka!

Saya bukan Lempinel tetapi saya bertanggung jawab mencari literatur-literatur Lempinel. Sampai selaman suntuk saya di Batu menghadap bapak H.I Tangka karena beliau adalah guru Tabernakel di zaman Pdt. In Yuwono dan beliau berikan. Karena saya tahu saya tidak sempat masuk Lempinel. Memang dulu ada niat untuk masuk Lempinel namun gembala kami mengatakan “tidak usah, saya juga bukan dari Lempinel, belajar saja”. Kemurahan Tuhan saya bisa menikmatinya.

Ini pelayanan belas kasihan kita. Masihkan saudara rindu melayani dengan belas kasihan? Nanti natal kita ada pelayanan ke mana-mana, adakah kita memiliki pelayanan dengan belas kasihan.

Sekalipun kita dihakimi, jika kita ada dalam pelayanan yang berbelas kasihan maka kita menang terhadap penghakiman.
Yakobus 2:13
2:13 Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.

Penghakiman yang tidak berbelas kasihan itulah kuda merah padam, kuda hitam dan kuda hijau kuning, itu berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Siapa yang tidak berbelas kasihan dalam Lukas pasal 10? Justru suku Lewi, dipersempit lagi imam-imam, ini yang tidak berbelas kasihan. Ketika seorang suku Lewi lewat, dia mendengar orang yang merintih di pinggir jalan harapkan pertolongan belas kasihan menangani dia, namun orang Lewi itu malah lewat di seberang jalannya. Lewat lagi seorang imam, dia mendengar orang merintih kesakitan tetapi dia lewat seberang jalan. Apa arti menyandang jabatan Lewi, apa arti menyandang jabatan imam tetapi tidak ada pelayanan berbelas kasihan.

Jika kita ada belas kasihan, ada pelayanan yang berbelas kasihan, kita akan menang menghadapi hukuman, artinya luput dari hukuman. Sebabnya ayo kita umat Tuhan, utamanya imam-imam, mau kita menang atas penghakiman, luput dari hukuman, layanilah dengan belas kasihan tanpa menuntut “saya tidak dapat apa-apa”. Karena apa? Dasar kita melayani adalah belas kasihan. Mau menang atas penghakiman harus ada belas kasihan. Jika mau dihukum, abaikan saja pelayanan belas kasihan.

Banyak orang yang tertindas dan tertindis dengan dosa, tidak berdaya. Tuhan pasti memandang pelayanan saudara, pelayananmu tidak sia-sia. Asal dasarnya saudara melayani dengan tenaga, waktu dan harta adalah belas kasihan maka pasti saudara menang atas hukuman.
Yakobus 2:13 (Terjemahan Lama)
2:13 Karena hukuman tiada mengasihani orang yang tiada menunjukkan kasihan. Maka kasihan itu mengatas hukuman.

Raja kafir saja dituntut oleh Tuhan soal belas kasihan.
Daniel 4:27
4:27 Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!"

Jadi tidak mungkin memberikan service/ pelayanan yang berbelas kasihan jika kita sendiri ada beban dosa dan kesalahan yang belum kita selesaikan. Bagaimana kita bisa memberikan pelayanan yang berbelas kasihan kalau seperti itu. Mulailah dari dirimu. Makanya Daniel menasihati, mulailah dari dirimu baginda raja. Ini raja bangsa kafir, apalagi kita ini imam-imam dan raja-raja sesuai dengan Wahyu 5:10.
Wahyu 5:10
5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Nasihat ini kita ambil untuk diri kita, tetapi raja ini tidak peduli. Raja ini digambarkan bagaikan pohon yang kuat dan rimbun. Binatang-binatang bernaung di bawahnya, begitu hebat raja ini. Tetapi karena dia tidak mau berubah, tidak mau mendengar nasihat, akhirnya raja ini makan rumput seperti lembu, dan akhirnya bulu-bulunya dan kukunya tumbuh seperti burung rajawali. Tuhan mempraktekkan dan memperlihatkan bagaimana kehidupan kalau melawan pelayanan yang berbelas kasihan. Padahal kalau bicara dosa dan kesalahan, solusinya ada pada Daniel yang adalah umat Israel, orang Yahudi. Seandainya raja itu berkata pada Daniel “bagaimana cara melepaskan dosa dan salah?” maka Daniel akan menunjukkan “ini caranya” tetapi dia tidak peduli.  

Nebukadnezar ini raja, Yesus adalah Raja yang berbelas kasihan. Nebukadnezar makan rumput seperti lembu, dalam Injil Markus Yesus tampil sebagai hamba yang digambarkan sebagai lembu. Nebukadnezar ini manusia, Yesus dalam Injil Lukas ditampilkan sebagai manusia sejati. Nebukadnezar tampil seperti burung rajawali, Yesus adalah burung rajawali yang ditampilkan dalam Injil Yohanes.

Berarti tanpa pelayanan yang berbelas kasihan dan tidak menyelesaikan dosa dan kesalahan itu sama dengan melawan 4 kepribadian Tuhan Yesus. Dia melawan Injil Matius yang menampilkan Yesus sebagai Raja, dia melawan Injil Markus yang menampilkan Yesus bagaikan lembu itulah hamba, dia melawan Injil Lukas yang menampilkan Yesus adalah manusia, dia melawan Injil Yohanes yang menunjuk Yesus sebagai burung nazar. Jadi orang yang tidak memberikan pelayanan yang berbelas kasihan karena tidak mau melepaskan dosa dan kesalahan itu sama dengan melawan Tuhan Yesus, melawan salib.
                                                           






Tuhan
 


                                           Raja                             Hamba




                                                            Manusia  

Salib ini yang dilawan dan ini mencelakakan.

Daniel 4:28-33
4:28 Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar;
4:29 sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel,
4:30 berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?"
4:31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;
4:32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"
4:33 Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.

Sifat Tuhan Yesus adalah sifat yang penuh belas kasihan. Andaikata Tuhan tidak berbelas kasihan, Dia tidak akan datang ke dunia. Satu waktu hamba Tuhan yaitu Pdt. Van Gessel diberi Tuhan penglihatan. Dia melihat takhta di Sorga dan Allah Bapa duduk di takhta itu tetapi dengan wajah murung, seperti ada kesedihan di dalam hatiNya. Yesus ada di depanNya. Ketika Yesus mengangkat mata melihat Bapa, Dia bertanya “Bapa, mengapa wajahMu sedih?” jawab Bapa “hatiKu sedih, susah karena manusia sudah mengikuti iblis, ciptaan yang mulia itu sudah mengikuti iblis”. Anak itu berkata kepada Bapa “Bapa izinkanlah Aku datang ke dunia untuk merebut mereka”. Maka Yesus datang ke dunia dengan penuh belas kasihan untuk menyelamatkan manusia, tanpa pamrih.

Sejak Yesus dilahirkan, Dia sudah dikejar-kejar untuk dibunuh. Kemudian ketika melayani berapa kali Dia hendak dilempar dengan batu. Belum lagi menerima caci maki. Yesus lakukan itu karena belas kasihan, Dia tolong saudara, Dia tolong saya. Mana belas kasihan kita, rasa syukur terima kasih kita kepadaNya! Sampai tetes darah yang terakhir Dia berkorban. Kemudian Dia naik ke sorga, lagi-lagi untuk kepentingan kita. Belas kasihanNya tidak pernah pudar.
Oleh karena itu kita perhatikan hari-hari terakhir ini. Jika kita tidak mau memberikan pelayanan yang bernuansa belas kasihan, berarti kita tidak akan menang menghadapi penghukuman yaitu kuda merah padam, kuda hitam dan kuda hijau kuning yang akan melanda dunia ini. Bencana demi bencana akan hancurkan manusia. Kalau sekarang manusia tidak peduli ibadah, tidak peduliapa itu Firman Tuhan bahkan menista pengajaran, tunggu saja tanggal mainnya, hidup itu akan menderita sengsara untuk selama-lamanya. Ini jangan terjadi pada kita.

Bagaimana manusia itu kalau kelaparan melanda?
Amos 8:11-12
8:11 "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
8:12 Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Dalam Tabernakel, di utara itu tempat meja roti sajian, ada makanan di situ. Di atas meja roti sajian ada 2 tumpuk roti yang jadi makanan imam-imam. Kita ini menjadi imam-imam yang berkerajaan, ini makanan kita. Dulu secara jasmani, sekarang secara rohani, di situlah makanan kita. Yang harus kita makan itulah 2 tumpuk roti, 1 tumpuk terdiri dari 6 ketul roti. Jika kita perhatikan mengisyaratkan 66 kitab dalam Alkitab.

Dua tumpuk ini ada dalam satu meja. Jadi yang harus kita konsumsi hari-hari terakhir ini bukan lagi Firman penginjilan tetapi Firman dua menjadi satu. Itu yang harus kita konsumsi! Gereja harus menikmati berita Firman pengajaran yang menghentar kita dua menjadi satu. Itu bahasa nikah. Berita dua menjadi satu itu yang sekarang dikemas dalam bentuk Kabar Mempelai. Ini yang kita cari. Kalau ini saudara abaikan maka satu ketika Tuhan akan membuat saudara lapar, saudara akan mencari berita dua menjadi satu tetapi sudah kosong. Hati lapar “mana itu berita dulu, mana itu kabar dulu” tetapi sudah tidak ada.

Satu ketul di buat dari dua gomer tepung yang terbaik. Berarti dua gomer menjadi satu ketul, dua menjadi satu. Jadi ada dua kali di sana dua menjadi satu. Ini yang kita cari dan ini yang dikumandangkan di dalam gereja hari-hari terakhir ini yaitu berita dua menjadi satu yang menyatukan mulai dari nikah jasmani sampai dua jadi satu nikah rohani.

Dalam Keluaran pasal 16, hari pertama sampai hari kelima, mereka memungut 1 gomer satu orang. Tetapi hari keenam mereka memungut dua gomer untuk satu orang. Kita sekarang ada pada minggu ketebusan hari yang keenam, kita butuh dua menjadi satu. Itu yang harus kita konsumsi. Bukan lagi sekedar berita penginjilan. Saya tidak akan mengundang lagi  penginjil datang menginjili saudara di sini, kita butuh pengajaran yang akan membawa dua menjadi satu. Itu penekanannya karena kita ada di hari yang keenam, petang hari, matahari sudah mau terbenam. Di dalam gereja Tuhan kita butuh berita dua menjadi satu yang membawa gereja masuk dalam nikah rohani.
Wahyu 19:7
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Satu saat yang ada di utara ini kosong dan mereka baru mau cari, akhirnya mereka pergi ke timur, bukan ke barat. Padahal berita yang kita terima itu adalah berita dari timur ke barat. Dalam Tabernakel, yang ada di sebelah timur itu adalah pintu gerbang dan barat Ruang Maha Suci tempat peti perjanjian.

Keluaran 26:22
26:22 Untuk sisi belakang Kemah Suci, pada sebelah barat, haruslah kaubuat enam papan.

Di barat itu ada ruangan maha suci, di dalamnya ada Peti Perjanjian. Masakan kita mau dengar penginjilan terus setiap minggu, kapan kita dibawa ke ruangan maha suci kalau seperti itu. Itu sebabnya saya tidak akan mengizinkan di sini hanya suara penginjilan terus, harus ada berita 2 jadi 1 yaitu berita yang membawa saudara ke ruangan maha suci. Di sana ada peti perjanjian. Peti itu menunjuk gereja Tuhan/ mempelai wanita dan tutup peti itulah Yesus, yaitu Mempelai Laki-laki Sorga.

Makanya sejauh timur dari barat Tuhan melemparkan dosa kita. Yang Daniel tekankan kepada raja Babel tadi adalah “lemparlah dosa, lempar kesalahanmu dan layanilah dengan belas kasihan”. Dosa yang harus kita lempar, dosa yang harus kita buang. Kalau kita tidak mau melempar dosa dan kesalahan kita, maka kita yang akan dilempar oleh Tuhan ke dalam api yang besar.
Mazmur 103:12
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

Mikha 7:19
7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.

Buang dosa, buang kesalahan dan layanilah dengan belas kasihan orang yang ditindas oleh dosa. Nasihat ini untuk kita.

Markus 16:8
16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.

Berita ini kudus, tidak akan terbinasakan, berita ini kekal selamanya. Jangan saudara berpikir “berita ini akhirnya nanti akan pudar”. Tidak! Sampai sekarang ini berita ini jalan terus, siang ini saya beritakan berita dari timur ke barat, tidak pudar! Kalau ditempat lain pudar, bukan beritanya yang pudar tetapi orangnya yang pudar. Jangan sampai terjadi pada kita seperti itu.

Ada tiga hal di sini:
1.      Berita yang kudus. Dua menjadi satu ini adalah konsep kudus. Berita dua menjadi satu, nikah yang rohani, konsepnya kudus. Olehnya butuh Firman pengajaran, Firman pengajaran itu mengajar dua menjadi satu agar masuk dalam nikah yang kudus.
2.      Berita yang tidak terbinasakan. Berarti kehidupan itu akan dilindungi dan dapat perlindungan yang ajaib.
Wahyu 12:14
12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

3.      Berita tentang keselamatan yang kekal. Sudah kudus, dilindungi dan kita ada dalam hidup yang kekal bersama dengan Tuhan. Kekal dalam nikah yang rohani, bukan yang jasmani.
1 Yohanes 2:17
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Mari kita memuji Tuhan karena Tuhan berkemurahan kepada kita. Inilah kekekalan dan berita ini yang Tuhan tekankan baik lewat rasul Paulus maupun lewat Petrus, bagaimana berita yang kekal. Juga Tuhan Yesus sendiri memberitakan berita ini.

Maukah kita melayani dengan penuh belas kasihan serta selalu menawarkan diri untuk melayani seperti seorang sukarelawan tanpa diminta.
Hakim-hakim 5:1-2
5:1 Pada hari itu bernyanyilah Debora dan Barak bin Abinoam, demikian:
5:2 Karena pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, karena bangsa itu menawarkan dirinya dengan sukarela, pujilah TUHAN!

Mereka berjuang bersama dengan sukarela, berarti dengan belas kasihan. Tetapi ada yang tidak mau.
Hakim-hakim 5:22
5:22 Ketika itu menderaplah telapak kuda, karena berpacu lari kuda-kudanya.

Ini ada hubungannya dengan perang Harmagedon.
Hakim-hakim 5:19
5:19 Raja-raja datang dan berperang, pada waktu itu raja-raja Kanaan berperang dekat Taanakh, pada mata air di Megido, tetapi perak sebagai rampasan tidak diperoleh mereka.

Magido artinya tempat balatentara, itu adalah asal kata dari Harmagedon, pusat dari balatentara atau pemuncakannya bala tentara. Hari-hari terakhir ini pemuncakannya tinggal menunggu senjata menyala.

Hakim-hakim 5:23
5:23 "Kutukilah kota Meros!" firman Malaikat TUHAN, "kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan."

Apakah Tuhan butuh dibantu? Tanpa kita membantu Tuhan, pekerjaanNya pasti selesai. Tetapi pengertian mereka tidak membantu Tuhan artinya Tuhan buka kesempatan untuk mereka melayani tetapi mereka tidak mau, mereka menutup diri, tidak mau berbelas kasihan. Meros artinya pengungsian. Berarti bagaimanapun kelak mau coba mengungsi dari derap kuda merah padam, kuda hitam, kuda kuning hijau, tetapi tidak bisa lagi, sudah terkutuk. Itu karena tidak mau membantu pekerjaan Tuhan.

Tuhan sebenarnya tidak perlu kita bantu, Tuhan pasti mampu. Bumi saja Dia ciptakan dan Tuhan tanyakan “di mana kau berada dulu waktu Aku ciptakan bumi!”. Tidak perlu kita bantu, tetapi maksud bahasa ini adalah Tuhan buka peluang untuk kita bekerja sama dengan Dia.
I Korintus 3:9
3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Tuhan ingin melihat kita bekerja bersama dengan Dia. Bukan berati pekerjaan Tuhan itu nanti selesai kalau kita membantu, tidak. Tetapi Tuhan buka lapangan kerja bagi kita untuk bekerja dengan Dia. Kalau tidak mau membantu, biarpun kita mengungsi, mau lari ke mana lagi?.

Tuhan itu sumbernya belas kasihan, kita ini mau melayani dengan belas kasihan. Kalau saja hal ini tidak ada di hati kami suami isteri, kami bedua tidak mau datang di Tentena. Tetapi Tuhan yang mendorong kami. Secara manusia kami datang di sini harus menderita. Hampir saja kami suami isteri datang di sini untuk mengubur anak kami. Sampai saya katakan “Tuhan Engkau mengutus saya ke Tentena bukan untuk mengubur anak saya”. Kemudian saya katakan pada isteri “kau di samping kirinya saya di samping kanan. Kita pegang tangan anak ini dan berjabatan tangan berdua sambil mendekap” lalu kami berdoa “Tuhan apa kesalahan kami, tunjukkan”. Begitu Tuhan tunjukkan saya tahu itulah kesalahan saya. Singkatnya saya kasih dia bubur, begitu kena sendok di bibirnya dia buka mulut dan dia nikmati. Saya berkata “Tuhan terima kasih, hidup anakku”. Kami datang di Tentena bukan untuk mengubur anak kami, kami datang karena belas kasihan. Di Sulewana kami dikepung mau dibunuh. Mereka bawa lembing, parang dan sebagainya. Isteri saya sudah ketakutan dalam kamar. Tuhan lindungi dan perlihatkan pembelaanNya.


Puji Tuhan, kalau bukan karena belas kasihan, sudah lama kami angkat kaki. Tetapi karena perhatian Tuhan kepada jemaat maka kami ada di sini. Tuhan ajak mari kita bantu pekerjaan Tuhan, kedengarannya bahasa ini kurang pas. Mari kita melayani Tuhan dengan belas kasihan, mari kita melayani jiwa-jiwa tanpa pamrih.

Tuhan Memberkati.


GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar