20180701

Kebaktian Umum, Minggu 1 Juli 2018 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 6:3-4
6:3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

Penunggang kuda merah padam itu dikaruniakan dua hal:
1.      Kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi.
2.      Dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

Ini adalah rancangan Tuhan. Padahal Tuhan merancang masa depan yang penuh harapan bagi umat.
Yeremia 29:11
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Tuhan punya rancangan masa depan yang penuh harapan bagi umat. Kenapa lewat bacaan ini mendadak ada perubahan sikap dari Tuhan. Yang dirancangkan adalah kebinasaan, hukuman, murka Allah atau marah besarnya Tuhan.

Tuhan mau membalas manusia termasuk orang Kristen yang tidak serius dengan Tuhan. Mereka itu diperhadapkan Tuhan dengan sebilah pedang yang besar. Kemudian damai di atas bumi dicabut oleh penunggang kuda merah ini. Saudara bayangkan kalau damai ini sudah tidak ada di atas bumi.

Jika kita membaca kidung yang dipersembahkan para malaikat di padang Efrata, salah satu kalimat adalah “damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.
Lukas 2:14
2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Ketika Yesus lahir di kandang Betlehem, maka ada kidung yang dipersembahkan oleh tak terbilang malaikat yang didengar oleh para gembala bahwa damai sejahtera di bumi kepada umat yang berkenan kepadaNya. Ini tawaran Tuhan melalui Yesus, putera Allah.

Akhir pelayannNya, bukan kidung lagi yang dikumandangkan. Tetapi ratapan, tangisan yang begitu keras. Bukan di atas kuda merah padam, tetapi di atas punggung keledai. Kita ini umat Tuhan dari bangsa kafir, bangsa keledai, mestinya getaran tangisan Tuhan Yesus itu kita harus resapi dan hayati. Sebab yang Tuhan tangisi itu adalah Yerusalem, tetapi punggung keledailah yang diduduki oleh Yesus yang sedang menangis. Mestinya kita bangsa kafir harus berbahagia sebab merasakan kesedihan hati Yesus terhadap Yerusalem agar kita tidak berbuat seperti mereka itu. Yesus katakan “kalau saja kamu tahu damai sejahtera yang ada sekarang, kamu tidak akan seperti itu”.
Lukas 19:41
19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,

Menangis di sini bukan sekedar meneteskan air mata (dakro), tetapi Dia meratap, Dia menjerit (claio).

Lukas 19:42
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

Bagi yang ditangisi, hal itu tersembunyi. Tetapi bagi keledai yang ditunggangi itu, terasa getaran tangisan Yesus. Jika anda bangsa kafir, hayatilah.

Di pintu kubur Lazarus, Yesus menangis. Tetapi dalam terjemahan aslinya tangisan Yesus tidak memakai istilah claio tetapi dakro. Tetapi di Yerusalem Yesus menangis meraung-raung sebab Yesus paham persis apa akibat mereka menolak damai sejahtera dari sorga ini. Ayat 43 dan 44 itulah nasib Yerusalem. Jangan kita tiru sikap mereka.
Lukas 19:43-44
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."

Yang ditunggangi bukanlah kuda tetapi keledai. Kalau kita tahu Yesus menangis untuk orang Yahudi yang adalah bangsaNya, maka jangan sampai kita bangsa kafir juga kehilangan damai sejahtera. Dan memang akan dicabut damai sejahtera dari seluruh dunia ini. Mari kita hargai damai sejahtera yang Tuhan tawarkan kepada kita.

Dalam Wahyu pasal 6 damai diangkat dan tampil sebilah pedang yang besar. Mari kita melihat perjalanan/ sejarah pedang ini.
1.      Kejadian 3:24
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar itu untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Sejarah awal kita menemukan pedang, itu di pintu Eden. Sejak Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, manusia sudah diperhadapkan dengan pedang. Kalau kehidupan Kristen tidak mau untuk mendamaikan dirinya, mendamaikan dosa-dosanya kepada Tuhan, maka pedang itu tetap akan mengejar dia. Sebab pedang itu hadir oleh karena dosa.

Jadi siapapun, baik dia jemaat maupun pendeta, kalau kita bermain-main dengan dosa dan memelihara dosa, tinggal menunggu saatnya pedang kena pada kehidupannya. Makanya kita perlu menyelesaikan masalah dosa ini. Pedang ini bukan sesuatu yang enteng, itu mengerikan. Pedang dalam Wahyu pasal 6 ini jawaban dari Allah bagi manusia dari tingkat tertinggi sampai tingkat yang paling bawah, yang menolak kasih Allah.

Sebab itu jangan kita biarkan pedang itu kena pada kita dalam pengertian bencana. Tetapi pedang di taman Eden itu sudah kena pada Yesus. Karena Yesus rela kena pedang ini demi menanggung dosa saya dan saudara, maka damai ditawarkan kepada saya dan saudara lewat Korban Kristus. Ketika damai yang ditawarkan Tuhan ini tidak digubris dan tidak dihiraukan oleh manusia, maka apa boleh buat, Tuhan akan menjawab dosa manusia lewat sebilah pedang yang besar dan tajam.

2.      Yosua 5:13
5:13 Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?"

Kalau mau mewarisi Kanaan harus berhadapan dengan pedang. Mau kembali ke Firdaus harus berhadapan dengan pedang. Jika pedang itu kita lihat sudah mengena kepada Yesus dan Yesus menawarkan pada kita damai sejahtera, maka pedang itu tidak akan kena lagi pada saudara.

Yosua 5:14-15
5:14 Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?"
5:15 Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian.
Ketika dia melihat pedang yang terhunus itu di tangan Panglima Balatentara Tuhan, Yosua mendekati lalu bertanya kawankah dia atau lawan. Apa sikap yang dilakukan oleh Yosua melihat pedang yang terhunus ini? Pertama dia sujud menyembah. Itu adalah sikap yang terbaik yang dilakukan oleh anak Tuhan dan hamba Tuhan. Yang kedua dia bertanya “apa yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?”. Singkatnya Yosua memohon pembukaan rahasia Firman.

Jadi pedang yang dihadapi oleh Yosua itu mengajak untuk menyembah dan ada hubungan dengan pembukaan rahasia Firman Tuhan. Dan benar yang Tuhan berikan adalah pembukaan rahasia untuk mengalahkan Yerikho. Jadi kalau kita menjadi umat Tuhan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan dan berhadapan dengan pedang terhunus, mari kita merendahkan diri serendah-rendahnya dan mohon supaya Tuhan membukakan rahasia Firman. Dan kalau Tuhan membukakan rahasia Firman tujuannya supaya kita bisa mengalahkan Yerikho artinya kita bisa mengalahkan dunia ini, bukan dunia yang mengalahhkan saudara.

Jangan tunggu Wahyu pasal 6 ini. Sekarang pedang ini masih bersifat kemurahan di dalamnya, masih ada kasih karunia di dalamnya, masih ada damai sejahtera di dalamnya. Contoh orang yang menerim damai sejahtera ini adalah Yosua. Yosua sujud ketika berhadapan dengan pedang ini.

Pedang itu menggambarkan Ibrani 4:12 yaitu pedang Firman Tuhan.
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Kita ini sudah tahu ada pedang terhunus, tetapi tidak mau merendahkan diri, alias tidak mau menerima uluran tangan Tuhan yang memberi damai sejahtera, malah berdiri menentang Firman Tuhan. Kalau merendahkan diri maka mendapatkan pembukaan rahasia Firman Tuhan dan pembukaan rahasia Firman Tuhan itu isinya cara untuk merebut Yerikho, cara untuk mengalahkan dunia ini.

Yesus dalam Injil Yohanes mengatakan “Aku telah mengalahkan dunia ini”.
Yohanes 16:33
16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Kenapa Tuhan berbicara “damai sejahtera dalam Aku”? Sebab yang bisa memberi damai dan mengalahkan dunia ini hanya pribadi Yesus. Di dalamnya ada damai sejahtera.

Karena Yosua sujud menyembah dan memohon pembukaan rahasia Firman, maka pada pasal 6 Tuhan menjawab dengan memberikan cara mengalahkan Yerikho. Dia harus mengitari Yerikho 1 kali 1 hari. Dan pada hari yang ketujuh harus dikitari 7 kali. Berarti jumlahnya mengitari Yerikho 13 kali. Dia harus mengitari Yerikho dengan diam selama 12 kali. Angka 12 adalah angka persekutuan dengan Firman di meja roti sajian.

Jadi anak Tuhan, jika Tuhan bukakan rahasia Firman, berarti saudara berhadapan dengan Yang memegang pedang untuk mengalahkan musuh dan kita tinggal mengambil jarahannya, maka mari kita mengitari selama 12 kali dengan diam. Artinya diam, tidak usah komentara miring ketika dengar Firman, jangan tolak! Diam, terima dan nikmati, maka pada kali yang ketiga belas kita bersorak dan hancurlah Yerikho. Tetapi kalau terlalu banyak komentar miring tentang Firman, jangan harap bisa menang, orang itu pasti kalah. Itu sebabnya perjalanan pedang ini harus kita sikapi dengan serius.

Ketika saya mengikuti KKR dan mendengar Firman, kemudian ada hal-hal yang menyentuh diriku yang selama ini saya tidak tahu, cepat saya selesaikan dan saya tidak mau pertahannkan. Itu yang harus ada pada kita yaitu bersekutu dengan 12 ketul roti. Angka 12 adalah angka persekutuan, dalam hal ini persekutuan dengan Firman pengajaran dan perjamuan suci dalam ibadah pendalaman Alkitab.

Menghadapi pedang ini Yosua sujud. Apa artinya sujud? Artinya Yosua menyerah. Andaikata Panglima Balatentara ini mau menebas, apa lagi halangannya, sudah bebas dia ayunkan pedang karena Yosua sudah menyerah. Ketika kita menyerah di kaki Tuhan, pedang itu bukannya untuk menghancurkan tetapi untuk membuat kita segera sujud menyembah. Ini yang Tuhan rindukan dalam diriku sebagai hamba Tuhan. Hasil dari pekerjaan pedang itu adalah membuat orang sujud menyembah.

Sebetulnya pedang itu bagi Yosua sudah tidak ada lagi hambatan. Yosua sudah sujud tinggal ditebas oleh pedang. Tetapi bukan itu maksud pedang bagi orang yang sudah sujud menyerah. Orang yang sudah menyerah tidak bakal kena pedang dalam Wahyu 6:3-4. Kalau kita sudah sujud menyerah, memiliki penyerahan mempelai kepada Mempelai Laki-laki Sorga, maka tidak mungkin disambar pedang yang dipegang oleh penunggang kuda merah padam itu.

Yosua 5:14
5:14 Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?"

Panglima Balatentara Tuhan ini sudah yang paling tertinggi, Dia bukan prajurit. Dia adalah pribadi yang selalu memberi komando kepada prajurit.

Yosua sujud menyembah dengan muka sampai ke tanah. Kita ini cuma tanah! Kenapa angkuh di hadapan Tuhan, tidak hargai ibadah, tidak hargai Firman, kenapa sombong sekali. Makan pisang itu dari tanah, labu dan ketimun itu dari tanah, cuma sudah diolah.  Hewan berkaki 4 atau berkaki 2, itu semua dari tanah. Kita juga manusia dari tanah.

Yosua 5:14 (Terjemahan Lama)
5:14 Maka sahutnya: Bukan, melainkan akulah Penghulu balatentara Tuhan; bahwa sekarang Aku telah datang. Maka Yusakpun tersungkur dengan mukanya ke tanah sambil menyembah sujud kepadanya, sembahnya: Apakah firman Tuhan kepada hamba-Nya?

Yosua rindu menikmati Firman sehingga dia berkata “apakah Firman Tuhan kepada hamba”. Itu kerinduan hatinya terhadap Firman. Jadi anak Tuhan siapapun, jika dia merendahkan diri, pasti Tuhan akan memberikan dia Firman. Bukan sekedar Firman tetapi pembukaan rahasia Firman bagaimana untuk mengalahkan Yerikho. Ini yang saya butuh hari-hari terakhir ini.

Yerikho adalah gambaran dunia ini. Di Yerikho banyak pohon korma. Dunia ini memang seperti penuh madu, banyak hal yang manis di dunia yang bisa menggoda saudara dan saya sehingga kita tidak sadar bahwa dunia ini akan dihancurkan. Orang yang bisa dipercaya dan dipakai Tuhan untuk menang menghadapi dunia adalah jika dia mendapatkan pembukaan rahasia Firman Tuhan. Itu berangkat dari sikapnya merendahkan diri serendah-rendahnya dan memohon apa pembukaan rahasia Firman Tuhan untuk hambaNya ini.

3.      Hakim-hakim 7:20
7:20 Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!"

Hakim-hakim 7:20 (Terjemahan Lama)
7:20 Demikianpun ketiga pasukan itulah meniupkan nafirinya dan memecahkan buyungnya, maka dengan tangannya kiri dipegangnya damar dan dengan tangannya kanan dipegangnya nafiri hendak meniup, lalu berseru-serulah mereka itu sekalian: Pedang Tuhan dan Gideon!

Apa tujuan pedang Tuhan dan pedang Gideon ini? Tujuannya adalah memberi kemenangan. Yang dihadapi Gideon bukan musuh yang sedikit sebab datang dari tiga bangsa yaitu orang Midian, Amalekh dan orang dari sebelah timur. Itu himpunan ratusan ribu tentara musuh. Tetapi karena Gideon tahu persis sejarah dari pedang itu, dia sudah berikan indoktrinasi,  dia sudah berikan nasihat kepada tentara yang tiga ratus orang itu untuk menghadapi ratusan ribu tentara musuh.

Dia berkata “kalau nanti kamu mendengar saya sudah meniup sangkakala maka kita ramai-ramai meniup sangkakala, nyalakan obor dan berteriak pedang Tuhan dan pedang Gideon” maka kemenangan diraih.

Kalau kita melihat di sini, sejarah pedang ini jatuh kepada orang yang mengerti arti nilai pedang Firman Tuhan dan bukan menanti pedang yang membinasakan dalam Wahyu 6:3, maka dia pasti meraih kemenangan.

4.      Ada pedang yang berlemak dan berlumuran darah yang menghantam Bozra, ibu kota Edom. Jadi pedang itu berlumuran darah dan berlemak kalau kita memertahankan sifat Edom yaitu tidak menghargai hak kesulungan.
Yesaya 34:6
34:6 TUHAN mempunyai sebilah pedang yang berlumuran darah dan yang penuh lemak, yaitu darah anak-anak domba dan kambing-kambing jantan dan lemak buah pinggang domba-domba jantan. Sebab TUHAN mengadakan penyembelihan korban di Bozra dan pembantaian besar di tanah Edom.

Disebut domba, disebut kambing, tetapi Edom. Bukankah gereja Tuhan disebut domba. Domba dan kambing adalah binatang halal yang dipakai menjadi korban bagi Tuhan. Sekalipun kita katakan “saya dombanya Tuhan” tetapi kalau ada rohnya Edom maka itu bencana, akan berhadapan dengan pedangnya Tuhan yang bisa menebas orang itu.

Yesaya 34:7
34:7 Banteng-banteng akan rebah mati bersama-sama domba dan kambing itu, dan lembu-lembu jantan yang muda bersama-sama lembu-lembu jantan yang gagah, seluruh negerinya diresapi oleh darah, dan tanah mereka penuh dengan lemak.

Bicara lembu itu adalah hamba Tuhan. Sebab Amsal Sulaiman mengatakan “jika ada lembu maka ada gandum”. Sekalipun statusnya sudah hamba Tuhan, tetapi tetap dibinasakan oleh Tuhan.
Amsal 14:4
14:4 Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.

I Korintus 9:9-10
9:9 Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
9:10 Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.

Kalau ada hamba Tuhan yang menempatkan diri sebagai lembu yang sungguh-sungguh menghambakan diri kepada Tuhan, maka ada kelimpahan makanan di dalam gereja. Tetapi kenapa lembu di sini dimusnahkan oleh pedang? Sebab hamba Tuhan sudah salah di dalam pengajaran, sudah menyeleweng. Sebab sudah mengutamakan kemuliaan dunia dari pada status kesulungan. Makanya semuanya dibinasakan oleh Tuhan, termasuk lembu-lembu.

Yesaya 34:8
34:8 Sebab TUHAN mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara Sion.

Jangan coba korek Sion, jangan coba korek hamba Tuhan dan anak Tuhan yang di ada Firman pengajaran dan dia hidup di dalamnya. Tuhan mengadakan pembalasan kepada Edom dan ganjaran kepadanya karena perkara Sion. Jadi Sion di bela Tuhan karena di Sion nama Tuhan diserukan. Di Yerusalem mereka memuji Tuhan. Di dalam Yesaya pasal 4 dan Mikha pasal 2 mengatakan bahwa di Sion keluar pengajaran.

Kalau saudara benar-benar seperti Yosua yang menginginkan pembukaan rahasia Firman Tuhan ditampilkan dalam bentuk pengajaran, maka jangan coba ada orang yang korek saudara. Pasti Tuhan membela dan memelihara.

Mazmur 102:22
102:22 supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,

Jadi dua-duanya harus ada. Harus ada cerita Firman di Sion dan puji-pujian di Yerusalem. Yerusalem sifatnya umum, tetapi Sion itu adalah wilayah khusus yang ada di Yerusalem. Jadi kita harus menempatkan diri seperti Sion, ada seruan nama Tuhan, Firman pengajaran terus kita terima. Dan ingat, sampaikan juga pujian kepada Tuhan.

5.      Dalam kitab nabi Yehezkiel, pedang itu berlumuran darah.
Yehezkiel 21:8-9
21:8 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku:
21:9 "Hai anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman TUHAN: Pedang! Pedang! Yang sudah diasah dan juga digosok!

Apa tujuan pedang itu diasah?
Yehezkiel 21:10-11
21:10 Diasah untuk menumpahkan darah dan digosok supaya mengkilap seperti petir. Apakah kita akan bersukacita? -- Tongkat anakku menghina segala macam kayu. --
21:11 Pedang itu diberikan supaya digosok, supaya sedia dipergunakan; pedang itu diasah dan digosok, supaya diberikan ke tangan si pembunuh.

Hal ini jangan kena pada saudara dan saya.

Kalau melihat jejak perjalanan pedang ini, mengerikan. Apalagi ketika Tuhan bicara mengenai bangsa Mesir. Untuk Mesir ada berapa kali Tuhan bicara tentang pedang. Mesir itu penuh dengan berhala. Jangan sampai kita terbelit dengan berhala-berhala seperti orang Mesir.

Gereja akhir zaman ini sangat sinkritisme, pegang Tuhan dan pegang juga berhala. Akhir zaman kita dingatkan supaya waspada dengan berhala.
I Yohanes 5:21
5:21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Contoh bagaimana supaya kita luput dari pedang.
Yehezkiel 5:2-3
5:2 Sepertiga harus kaubakar dengan api di tengah-tengah kota itu sesudah berakhir waktu pengepungannya; sepertiga harus kauambil dan tetaklah dengan pedang itu sekelilingnya; dan sepertiga lagi hamburkanlah ke dalam angin, dan Aku akan menghunus pedang dari belakang mereka.
5:3 Engkau harus mengambil sedikit dari rambut itu dan bungkus di dalam punca kainmu.

Yang dibungkus itu adalah yang sisa.

Yehezkiel 12:14,16
12:14 Dan semua yang di sekitarnya, para pembantunya dan bala tentaranya, akan Kuhamburkan ke semua mata angin dan Aku akan menghunus pedang dari belakang mereka.
12:16 Tetapi Aku akan meninggalkan sedikit dari mereka yang luput dari pedang, dari kelaparan dan dari sampar, supaya mereka menceriterakan segala perbuatan-perbuatan mereka yang keji di antara bangsa-bangsa, di mana mereka datang; dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."

Pedang, kelaparan dan sampar itu yang ada dalam Wahyu pasal 6. Pedang itu kuda merah padam, kelaparan kuda hitam dan bela sampar kuda hijau kuning. Yang luput adalah yang sisa, yang sisa itulah yang dibungkus pada punca jubah Yehezkiel. Dalam Yehezkiel pasal 5, Yehezkiel disuruh mengasah pedang sampai tajam lalu mencukur rambutnya, kemudian rambut itu dibagi tiga. Rambut ini menggambarkan bangsa Israel yang melekat pada kepala. Jika dicukur berarti kehilangan persekutuannya dengan kepala (Tuhan). Jika hamba Tuhan dan anak Tuhan hilang persekutuan dengan kepala, tidak mau diatur oleh Kepala, oleh Yesus Mempelai Laki-laki Sorga lewat Firman pengajaran kepala, itu sama dengan kita sudah tercukur dari kepala.

Walaupun sudah dicukur tetapi kalau masih mau ditangani oleh Yehezkiel, dibungkus di jubah Yehezkiel, maka dialah orang yang luput dari pedang. Kita tahu Yehezkiel itu imam dan juga nabi. Imam memiliki Firman pengajaran dan nabi memiliki Firman nubuatan. Jadi kalau kita mau dibungkus, digodok, dibenahi oleh Firman nubuatan dan Firman pengajaran, maka saudara aman. Bagaimana kita mau mengelak dari pedang kalau tidak mau bersekutu dengan Firman pengajaran dan hamba Tuhan tidak menerangkan hal-hal yang akan terjadi ke depan.

Ulang berulang diingatkan dari mimbar “awas bencana di depan ini, dan ini solusi dari Tuhan”. Terimalah itu baik-baik, itu berarti kita sedang dibungkus di dalam punca jubah Yehezkiel. Bukan Yehezkiel lagi yang ada di sini, tetapi jubah yang dimaksud adalah Firman pengajaran dan Firman nubuatan.
Yehezkiel 5:3
5:3 Engkau harus mengambil sedikit dari rambut itu dan bungkus di dalam punca kainmu.

Roma 9:27
9:27 Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.

Satu saat mereka akan menerima Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel. Makanya mari sambut Firman pengajaran supaya dibungkus telinga sehingga cuma mau mendengar Firman bukan mendengar yang lain. Mari dibungkus mata supaya melihat kemuliaan Firman, jangan digoda yang lain. Dibungkus mulut kita oleh pekerjaan Firman pengajaran dan Firman nubuatan sehingga amanlah saya dan saudara. Aman menghadapi apa? Menghadapi hal ini:
Yehezkiel 12:16
12:16 Tetapi Aku akan meninggalkan sedikit dari mereka yang luput dari pedang, dari kelaparan dan dari sampar, supaya mereka menceriterakan segala perbuatan-perbuatan mereka yang keji di antara bangsa-bangsa, di mana mereka datang; dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."

Pedang itu kuda merah padam, kelaparan itu kuda hitam dan sampar itu kuda kuning kelabu. Jadi Tuhan merubah rancanganNya tetapi Dia sudah menyimpan siapa orang yang akan Dia luputkan.
Yeremia 29:11
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Berarti rancangan Tuhan dalam Yeremia 29:11, bukan berarti berubah. Itu akan tergenapkan kepada yang sisa yaitu kehidupan yang hidup pada akhir zaman. Namun berubah kepada orang yang tadi 1/3 ditetak, 1/3 dibakar dan 1/3 yang dihambur di mata angin dan dikejar dengan pedang. Olehnya kita gereja Tuhan hari-hari terakhir ini jangan main-main. Kalau Tuhan sudah menunjukkan murka besarnya Tuhan, itu mengerikan.

Mereka tidak peduli akan tawaran damai sejahtera Tuhan, makanya Yesus menangis.
Lukas 19:42
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

Jangan tunggu damai itu diangkat dari atas bumi, jangan tunggu sebilah pedang besar itu menyambar-nyambar. Cukuplah Yesus yang kena untuk kita supaya kita tidak kena. Tetapi jika kita tidak menghargai pengorbananNya, apa boleh buat murkanya besar terpaksa harus Dia lempar kembali kepada orang yang tidak menghargai. Olehnya kita perhatikan kembali damai ini jangan sampai dicabut dari atas bumi.
Yesaya 9:6,5
9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Jika Tuhan tanya, adakah ini kita pegang. Dia Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Akhirnya Raja Damai ini membuka meterai yang kedua dan Dia melepas kuda merah padam. Kalau saya pakai bahasa manusiawi saya, sudah putus asa Tuhan, seakan-akan tidak berguna Tuhan tawarkan damai karena manusia tidak mau peduli. Akhirnya dilepas pedangNya.

Lihat saja apa yang terjadi di dunia kita sekarang ini. PBB merancang bagaimana dunia damai. Bagi kita orang percaya sudah tahu solusi bagaimana supaya damai yaitu lewat Korban Kristus. Jika itu tidak kita hargai, apa boleh buat, Tuhan akan melepas kuda merah padam yang mengerikan itu sehingga darah bersimbah di mana-mana. Jauhkan hal itu Tuhan dari kehidupan kami.

Supaya kita luput dari hal ini, mari serahkan hidupmu dalam Firman pengajaran untuk digodok, untuk dibungkus, untuk dibentuk, untuk dibalut, supaya ruang gerak dagingmu dibendung, tetapi ruang gerak Roh Kudus tidak terbatas di dalam diri kita. Kalau Roh Kudus, Firman dan kasih Tuhan itu kita beri kesempatan, maka tidak ada ruang yang bisa membatasi. Olehnya marilah kita gereja Tuhan, umat Tuhan yang hidup akhir zaman, sungguh-sungguh mempedulikan Firman pengajaran yang murni.

Pedang yang akan datang, yang lebih dahulu harus bisa mendeteksi adalah kami hamba Tuhan.
Yehezkiel 33:3
33:3 dan penjaga ini melihat pedang itu datang atas negerinya, lalu meniup sangkakala untuk memperingatkan bangsanya,

Itu tugas kami hamba Tuhan, mengingatkan bahwa ada pedang. Kita baca hal ini secara bersama, tetapi orang Kristen kalau membaca kitab Wahyu mengatakan itu momok, itu mengerikan, menakutkan. Bagaimana bisa tahu apa yang akan terjadi kalau seperti ini? Padahal kitab Wahyu itu bukan sesuatu yang mengerikan. Itu seperti tutup peti yang dibuka oleh Tuhan supaya kita melihat apa yang ada di dalamnya, itulah kitab Wahyu. Tuhan buka FirmanNya supaya kita melihat apa yang Tuhan akan lakukan bagi kita dan bagi dunia.

Sebabnya marilah kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, melihat mengapa pedang ini tidak pernah berakhir. Nanti di kitab Wahyu pedang itu berakhir sesudah melakukan tugas akhirnya. Dia mengejar terus dari kitab Kejadian dan sekarang sudah 6000 tahun lebih pedang itu mengejar terus. Tetapi ada pedang yang indah yaitu Ibrani 4:12. Itulah pedang yang dibutuhkan gereja Tuhan supaya kita dibersihkan.
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Pedang Firman Tuhan akan membersihkan saya dan saudara sampai Tuhan datang kita tidak disambar oleh pedang yang ada di tangan penunggang kuda merah padam itu, tetapi kita ada di dalam naungannya Tuhan.

Sebabnya perhatikan damai sejahtera mulai dari dirimu sendiri. Kemudian kalau dia suami tularkan kepada isteri dan anak-anak. Jika gembala, tularkan kepada semua sidang jemaat. Itulah damai sejahtera yang melampaui akal. Kenapa disebut yang melampaui akal? Sebab kalau damai di dunia ini “kalau engkau baik, saya baik”. Tetapi damai sejahtera yang melampaui akal “biarpun orang tidak baik kepada saya, saya tetap damai”. Kita tidak perlu membalas, kita aman-aman saja. Begitulah kalau Tuhan menganugerahkan damai yang melampaui akal.

Jangan tunggu pedang dilepas oleh Tuhan. Biarlah pedang yang adalah pedang yang dikatakan oleh kitab Yosua yaitu pedang yang hubungannya dengan pembukaan rahasia Firamn Tuhan dan rahasia kekalahan dunia. Kemudian pedang yang dipegang oleh Gideon yaitu pedang yang memberikan kemenangan. Dan pedang yang ada dalam Yesaya pasal 34 yaitu pedang yang menghantam Edom. Janganlah kita memposisikan diri dan mengkondisikan diri seperti Edom. Walaupun disebut domba, disebut kambing, disebut lembu, tetapi roh Edom ada padanya. Bagaimana bisa ada damai sejahtera. Jangan sampai hadir dalam diri kita. Siang ini kita halau itu, kita hancurkan semua itu karena kita melihat karya Tuhan.

Dia lahir, sudah bicara damai. Dia naik keledai ke Yerusalem, Dia menawarkan damai bahkan dengan menangis. Sampai hati kalau kita tidak sambut damai itu. Tega saudara membiarkan Yesus meratap/ menangis di atas punggung keledai, di atas punggung saudara. Saudara mendengar suaraNya. Jeritan hatinya dan getaran tubuhNya ketika Dia berteriak, kita rasa itu walaupun bukan kita yang Dia tangisi. Yang Dia tangisi adalah orang Israel dan satu waktu Dia akan berbalik pada orang Israel.

Mari kita hargai damai dari sorga yang adalah pemberian Kristus. Banyak hal yang sudah kita dengar tetapi seringkali kita jatuh bangun. Marilah, ada Yesus yang mau tolong saudara dan saya.
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar