20180707

Kebaktian Doa, Sabtu 7 Juli 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Ibadah penyembahan adalah ibadah puncak yang ada di ruangan suci. Seringkali ibadah penyembahan ini tanpa kita sadari sangat kita rendahkan. Padahal itulah ibadah puncak bagi gereja Tuhan yang hidup dalam era waktu 2000 tahun. Karena isi dari ruangan suci adalah 10x10x20. Kita sudah mau masuk di saat-saat terakhir di mana bangsa kafir akan menemukan pintu kemurahan Tuhan tertutup.

Yohanes 4:31-34
4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."
4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal."
4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Dari ayat-ayat ini kita menemukan bahwa di mata Tuhan melakukan pelayanan untuk pekerjaan pembangunan Tubuh Kristus jauh lebih penting dari pada makanan jasmani. Di sini kita menemukan pandangan sorga bahwa pelayanan itu jauh lebih penting dari pada makanan jasmani. Ini Tuhan ajarkan kepada saya dan kepada saudara bahwa kita temukan dalam ibadah pelayanan pengiringan kita kepada Tuhan sesuatu yang terbalik. Mengapa? Karena kita tidak tenggelam dan tidak paham apa itu pelayanan sehingga pelayanan itu diremehkan. Apalagi kalau disebut pelayanan harus sampai selesai, sampai tuntas, itu lebih dinomor belakangkan dan kita utamakan untuk mencari makan. Mencari makan bagi kita lebih kita utamakan dari pada pelayanan.

Mulai dari diriku dan pembantu-pembantu mimbar, paduan suara, grup koor, secara akumulasi kita semua, lebih kita menaruh urutan atas soal makanan jasmani (berarti urusan perut) dari pada pelayanan. Itu beda dengan pandangan sorga/beda dengan pandangan Yesus.

Kita ini merindu untuk masuk sorga. Bukan hanya masuk sorga tetapi untuk menjadi Tubuh Kristus, untuk menjadi Mempelai Wanita Kristus, duduk bersanding dengan Dia. Lihat pandangan calon suami kita, bagaimana pandanganNya. Persoalan pelayanan itu yang Dia taruh paling di atas ketimbang persoalan perut. Sebab di dalam pelayanan ini jika kita tidak serius maka kita tidak bisa mengisi pandangan Yesus atau pandangan sorga kalimat yang terakhir yaitu “Aku akan melakukan kehendak Bapa sampai selesai”. Orang seperti itu tidak bakal sampai selesai.

Yesus (Kepala) mau mengerjakan pekerjaan Bapa sampai selesai. Jika saya dan saudara menempatkan diri sebagai tubuh maka kitapun harus mengerjakan pekerjaan kita sampai selesai. Jika tidak selesai maka ada 3 hal yang akan terjadi pada diri kita.

Ini yang menjadi peringatan Tuhan bagi saya utamanya, saya harus mengerjakan pekerjaan Tuhan sampai selesai. Entah sampai garis akhir usia, entah sampai Tuhan datang pada kali kedua, saya harus setia dalam pelayanan dan tidak melihat pelayanan itu dengan pandangan sebelah mata tetapi saya harus mengerjakan pelayanan itu dengan serius sampai garis akhir usia atau sampai Tuhan Yesus datang pada kali kedua. Kita harus ada pada kondisi seperti ini. Jika tidak maka kalimat yang terakhir tadi akan membuat saudara menderita kelak.  Ini yang jangan sampai terjadi.
Yohanes 4:34
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Apa yang mau Yesus layani? Hasil kesaksian seorang wanita yang bejat tadi. Sementara murid-murid berbincang-bincang dengan Yesus, wanita itu sedang bersaksi kepada penduduk Sikhar. Tuhan sudah melihat apa yang wanita ini lakukan dan Tuhan sudah membentuk karakter wanita ini. Dari karakter yang bejat Tuhan sudah merubah dia menjadi saksi kepada penduduk kota Sikhar. Penduduk kota Sikhar berbondong-bondong datang kepada Yesus. Inilah yang Yesus sudah lihat walaupun belum nampak di mata mereka. Pandangan Mempelai Laki-laki Sorga adalah suatu pelayanan yang akan Dia lakukan itu, karya pelayanan dari orang yang telah dirubah oleh Yesus yaitu perempuan bejat yang sudah dirubah itu.

Persoalan roti atau makanan itu ada pada ayat 8 dan 27a.
Yohanes 4:8,27a
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:27a Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan.

Ayat 32 mereka mengajak Yesus makan. Bukankah tadinya inisiatif Yesuslah yang menyuruh mereka membeli roti di Sikhar. Saudara lihat di sini, ternyata apa yang tadinya dipikirkan oleh murid-murid yaitu soal makan yang mereka beli itu, setelah orang Sikhar digarap oleh Yesus yang datang karena kesaksian perempuan ini, akhirnya 2 hari 2 malam mereka mendapat makanan dan akomodasi gratis. Itu karena apa? Kuncinya ada di sini.  Mereka menempatkan pelayanan lebih dahulu. Secara logika tidak bisa diterima, tetapi kita harus mendekati Firman ini dengan iman, jangan kita dekati Firman dengan logika. Kalau didekati dengan logika maka itu menyesatkan. Tetapi kalau kita dekati Tuhan, dekati Firman dengan iman sesuai Ibrani 11:6 maka tidak akan kacau pikiran kita.
Ibrani 11:6
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Kita harus mencari Tuhan dengan iman, jangan dengan logika. Kalau datang beribadah malah mengedepankan logika maka Firman yang didengar tidak akan masuk sebab terbentur dengan akal saudara.

Jika melayani hanya separuh jalan dan tidak sampai selesai maka 3 bencana yang akan kena. Makanan yaitu roti itu masuk ke lambung. Tetapi jika kita tidak melakukan pelayanan dengan serius sampai garis akhir yaitu sampai meninggal dunia atau sampai Yesus datang kedua kali maka akan terjadi tiga masalah dalam diri kita.
Bilangan 33:54-55
33:54 Maka haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan membuang undi menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh undi bagi masing-masing, itulah bagian undiannya; menurut suku nenek moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu.
33:55 Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang kamu diami itu.

Ayat 54 bicara keadilan Tuhan dan ayat 55 bicara kebenaran Allah. Harus menghalau penduduk negeri, berarti kita harus bekerja sampai tuntas. Jangan ada yang kita simpan dan kita pelihara. Artinya benar-benar kita harus digarap oleh Tuhan, jangan ada sisa-sisa hidup lama dalam diri kita, harus tuntas, harus diselesaikan seperti teladan wanita Samaria itu. Semua selesai, ibadah dan nikah semua digarap oleh Tuhan, tidak ada sisa. Karena kalau ada sisa maka yang akan terjadi:
1.      Mata kita akan dipenuhi dengan selumbar. Jika tidak menyelesaikan pekerjaan sampai garis akhir maka mata akan dipenuhi dengan kotoran. Mata tidak akan sehat, mata akan rusak kalau tidak mengerjakan pekerjaan Tuhan sampai garis akhir. Jangan kita maju mundur melayani. Jangan dipermainkan pelayanan. Lihat pandangan Kepala yaitu pandangan Yesus Mempelai Laki-laki sorga, pelayanan itu ditaruh sebagai yang utama dibandingkan roti yang mau dimakan.

2.      Lambung ditusuk. Berarti makanan yang akan kita makan secara rohani itu akan ada duri. Artinya banyak masalah dalam persoalan ekonomi, akan banyak masalah dalam persoalan lambung.

3.      Akhirnya keluar dengan kesesatan, tidak mendapat jalan yang benar, orang itu tersesat. Memang itulah yang ditunggu oleh iblis dan itulah yang dicegah oleh Tuhan. Makanya kita gereja Tuhan, waspadalah hari-hari terakhir ini. Dalam melayani jangan kita taruh itu sebagai urutan kedua, harus selalu urutan pertama. Apa lagi kalau ditaruh pada urutan sepuluh atau urutan keseratus.

Jangan berkata “kalau lagi enak saya melayani, kalau tidak enak tidak usah melayani” sehingga melaporpun tidak, pergi ke mana-mana tidak melapor pada gembala. Kalau tidak bisa datang beribadah harus melapor. Kita ini sudah jelas digembalakan di sini, sudah jelas-jelaskan diarahkan duduk bersanding dengan Yesus dan Dia kepala kita, pikiran sorga Tuhan bawa kepada kita, tetapi tidak hadir ibadah malah dia anggap biasa. Saya mau katakan orang seperti itu akan menghadapi tiga masalah ini!

Ada duri dalam lambung, duri itu adalah sirpat yang artinya juga sengat. Kalau tidak melakukan pelayanan sampai selesai maka ada sengat maut di dalam lambungnya. Jangan pikir jika mengutamakan persoalan lambung/ perut ini sehingga merendahkan pelayanan itu tidak apa-apa, kalau seperti itu justru yang diundang adalah sengat maut! Ini yang tadi saya katakan ngeri. Makin Tuhan bukakan Firman, saya semakin takut. Saya berbahagia kalau Tuhan bukakan Firman dan kita praktekkan. Tetapi begitu mengerikan kalau tidak kita lakukan dan kita anggap biasa.

Anak muda remaja jika tidak hadir, lapor kepada pimpinanmu. Apalagi yang langsung terlibat dalam pelayanan, jangan anggap biasa tidak pergi latihan Zangkoor tanpa laporan. Jika saudara mempermainkan pelayananmu, jangan salahkan gembala kalau Tuhan kutuk, ekonomimu akan hancur! Dan orang seperti itu akan berakhir sesat. Jangan main-main dengan Tuhan. Biarlah kita gentar dan takut kepada Tuhan.
Galatia 6:7
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Saudara-saudara yang mengikuti ibadah secara online saja melapor kalau tidak bisa beribadah. Padahal mereka tidak melihat secara langsung hanya dari jauh, tetapi keseriusan mereka membara. Kita ini yang mudah dijangkau jangan tunggu matamu hancur dirusak selumbar. Kemudian meningkat pada lambung ditusuk duri. Berakhir dengan sesat, bukan bertemu Yesus. Tidak kena sasaran itu namanya sesat, dalam terjemahan aslinya adalah harmatia. Apakah tidak jelas hari-hari terakhir ini sasaran mana yang kita tuju.

Pikiran Mempelai Laki-laki Sorga menempatkan pelayanan itu lebih utama dan persoalan lambung urutan berikutnya. Tidak akan mungkin tidak dipenuhi persoalan perut itu. Ternyata setelah Yesus mengajak mereka agar mengutakam pelayanan itu lebih utama, akhirnya mereka 2 hari mendapat akomodasi dan konsumsi secara gratis. Mengapa saudara tidak menyakini itu? Kita punya Yesus, Kekasih jiwa kita yang luar biasa yang tidak membiarkan lambung kita dirusak oleh duri yaitu sengat maut. Bahasa Alkitab dari duri adalah sirpat = sengat maut. Jangan kita biarkan lambung kita disengat maut. Jangan hanya karena persoalan ekonomi sehingga rohani kita mati dan tersesat untuk selamanya.
Makanya pelayanan kita harus sampai garis akhir atau sampai tuntas. Jangan kita main-main dan setengah-setengah hati melayani, yang tidak melayani tidak melapor. Mungkin saudara tidak beribadah karena mengejar order, kejar keuntungan, maka orang itu tinggal menunggu tanggal mainnya kapan maut ada di dalam lambungmu. Ini jangan terjadi.

Peringatan Tuhan ini sangat tandas kepada saya dan saudara. Apalagi kita menghadapi even yang besar di depan kita ini. Ini bukan mauku, bukan mau saudara. Ini semua distel dari atas. Melalui even ini kita diuji, apakah kita mau bekerja sampai tuntas. Saya mau bekerja sampai selesai supaya selumbar tidak merusak mata saya, tidak ada duri menusuk lambung saya, saya tidak sesat. Ini yang Tuhan cari dari kehidupan kita.

Bilangan 33:55
33:55 Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang kamu diami itu.

Menghalau penduduk negeri itu berarti hidup lama kita harus tuntas. Kalau tidak maka akan ada selumbar di mata, ada duri menusuk lambung dan akan disesatkan. Ketiga hal ini adalah bagian dari pelayanan Yesus yaitu membuka mata kita terbuka, mencelikkan mata kita. Dia rela kena duri, Dia rela ditusuk lambungNya. Kemudian Dia merelakan hidupnya agar kita jangan disesatkan.

Yesus lakukan ini semua, Dia adalah Mempelai Laki-laki Sorga, Dia rindu segera Mempelai WanitaNya di sampingNya yaitu gereja Tuhan yang dibenarkan, disucikan sampai tuntas dan disempurnakan. Semoga kerinduan hati Yesus ini akan kita jawab lewat pelayanan kita. Jangan sampai kita biarkan Dia merindu dan tidak ada jawaban. Betapa bahagianya kalau kita mengisi tempat itu.

Makanya layanilah Tuhan dengan serius. Layani sampai garis akhir. Jangan naik turun melayani. Ada kesalahan yang banyak kali kita lakukan. Kita lihat ada yang turun dari pelayanan tetapi bukannya kita tolong tetapi malah kita kompori dia, kita buat panas. Ini kesalahan yang banyak kali terjadi. Mestinya kita bicara “saya dengar itu Firman, mengerikan, jangan kita sampai seperti itu, kita sudah salah”. Tetapi seringkali yang terjadi malah berkata “sudah kau itu yang dibilangi gembala!”. Itu namanya dikompori, dia dibuat tambah jauh.

Bagi saudara yang merindu untuk menjadi bagian dari pelayan di paduan suara, layanilah Dia dengan serius, sampai selesai, sampai Yesus datang. Jangan sampai matamu rusak karena selumbar. Jangan sampai pada lambungmu engkau undang maut di sana. Jangan sampai saudara disesatkan oleh dunia ini.

Tuhan Yesus tolong kita semua, Dia mencintai saya, Dia mencintai saudara. Saya berterima kasih kepada Yesus sebab Dia memperlihatkan inilah pikiran Mempelai Laki-laki Sorga, suami kita. Yaitu menaruh pelayanan itu sebagai soal utama dan soal makan urutan berikutnya. Kalau kita sudah sampai pada pemikiran ini berarti pemikiran saudara dalam hal ini sudah benar. Mari kita lipatkan lutut menyembah Dia.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar