20111127

Kebaktian Umum, Minggu 27 November 2011 Pdt. Bernard Legontu


Imamat 26:11-12
11 Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu.
12 Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.

Alangkah tidak indahnya bila saat kita menghadap Tuhan lalu Tuhan merasa muak terhadap kita.
Kita tidak bisa berupaya dengan cara kita sendiri untuk mengatasi supaya Tuhan tidak muak melihat kita tampil di hadiratNya. Tuhan yang memberi rancangan dan persyaratan supaya kita bisa menghadap hadiratNya. Jadi untuk Tuhan tidak merasa muak melihat kita menghampiri Dia, maka Tuhan mengatakan akan menempatkan Kemah SuciNya di tengah-tengah umatNya, yang dalam bahasa Inggris disebut Tabernakel. Dengan adanya Tabernakel yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel maka itu mengatasi rasa muak Tuhan kepada mereka.

Jangan sampai kita salah melangkah, kita menghadap Tuhan, menyeru namaNya, bertepuk tangan dan bersorak memuji Tuhan namun kita tidak tahu apa yang kita lakukan seperti menyodorkan makanan yang menjijikan kepada Tuhan sehingga membuat Tuhan muak. Muak ini ada hubungannya dengan mulut dan perut. Berarti ibadah dan pelayanan kita bagaikan mempersembahkan makanan kepada Tuhan. Untuk mempersembahkan makanan kepada Tuhan harus ada wadahnya dan wadah yang dikehendaki oleh Tuhan itulah kemah suci atau Tabernakel. Ini bukan berbicara organisasi yang memakai kata Tabernakel namun yang dimaksud Tuhan adalah beribadah dengan pola Tabernakel.

Banyak orang yang beribadah dan melayani namun menipu dirinya sendiri karena sebenarnya Tuhan muak terhadap mereka sebab tidak berada pada kriteria dan rancangan yang dari Tuhan. Pola ibadah yang telah dirancang dan diberikan oleh Tuhan jangan diubah-ubah lagi. Sekarang ini ada kecenderungan untuk merubah rancangan dari Tuhan ini dengan alasan bahwa yang menyuarakan pertama kali rancangan dari Tuhan ini adalah manusia. Musa itu manusia demikian juga dengan Pdt. Van Gessel adalah manusia yang memiliki kelemahan tetapi ilham yang datang dari Tuhan tidak ada kelemahannya.

Ada pribadi-pribadi yang diangkat oleh Tuhan untuk menjadi tokoh kunci atau tokoh sentral di dalam perjalanan umat Tuhan dari zaman perjanjian lama sampai sekarang ini. Musa di dalam perjanjian lama ketika Israel keluar dari Mesir adalah tokoh sentral dan saat itu dia didampingi oleh Yosua. Setelah Musa tidak ada maka tokoh sentral atau tokoh kunci beralih kepada Yosua. Pribadi-pribadi yang lain adalah pendamping yang membantu tokoh sentral ini dan mereka tidak kurang nilainya dihadapan Tuhan. Apa yang diberikan oleh tokoh sentral ini, yang juga diterimanya lewat ilham dari Tuhan, tidak boleh dirubah oleh para pendamping atau orang-orang yang meneruskan.

Dalam perjanjian baru yang menjadi tokoh sentral setelah Tuhan Yesus naik ke sorga adalah Petrus. Hal ini terlihat dalam Kisah Para Rasul pasal 1 sampai dengan pasal 12. Di saat itu ada juga murid-murid Tuhan Yesus yang lain seperti Yohanes, Bartolomeus, Andreas dan lainnya, namun mereka tidak boleh merubah apa yang telah Tuhan berikan kepada tokoh sentral atau tokoh kunci yang saat itu adalah Petrus.  Selanjutnya dalam Kisah Para Rasul pasal 13 sampai dengan pasal 28 terlihat bahwa yang menjadi tokoh sentralnya adalah rasul Paulus dan rasul-rasul yang lain juga tetap mendampingi Paulus sebab dialah yang dipercayakan Tuhan menjadi tokoh kunci.

Kemudian gereja Tuhan lambat laun masuk dalam zaman kegelapan, lalu muncullah tokoh sentral reformasi gereja yaitu Marten Luther. Lepas dari itu kemudian gereja Tuhan berjalan sampai sekarang ini dan kita berada di dalam pengajaran Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel. Yang menjadi tokoh sentralnya adalah Pdt. Van Gessel yang secara estafet diserahkan kepada Pdt. Totaijs dan selanjutkan kepada oleh Pdt. In Juwono kemudian kepada Pdt. Pong Dongalemba. Dan sekarang ini diteruskan oleh Pdt. Yusak Wijaya Hendra. Tokoh-tokoh sentral ini tidak pernah sepi dari tantangan dan terutama tampil dari orang-orang yang sudah berada di dalam pengajaran dan mau mengubahnya.

Tabernakel ini dibangun menurut gambar dari sorga.
Ibrani 8:5, 10
5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
10 "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Apa tujuannya Tuhan meletakkan kemah suci atau Tabernakel di tengah-tengah umatNya? Kita beribadah dan melayani Tuhan sesuai dengan gambar Sorga, sesuai dengan mauNya Tuhan, tujuannya supaya kita benar-benar bisa menjadi umatnya Tuhan dan Tuhan itu menjadi Tuhan kita.

Apa yang ditulis di dalam Imamat 26:11-12 seirama dengan Ibrani 8:5,10.
Imamat 26:11 berbicara sama dengan Ibrani 8:5 yaitu Tuhan mau kita beribadah menurut pola sorga, itulah Tabernakel.
Imamat 26:12 berbicara sama dengan Ibrani 8:10 yaitu menunjuk tujuan Tuhan memberikan pola sorga ini  adalah supaya kita bisa menjadi umatNya dan Tuhan itu menjadi Tuhan kita.

Untuk apa Tabernakel ini diangkat lagi di dalam perjanjian baru bila hal ini dianggap sudah tidak relevan dengan masa sekarang, sudah tidak berlaku lagi atau sudah kadaluarsa? Sekarang banyak kecenderungan beberapa orang yang mau merubah pola Tabernakel ini, mereka mulai mengabaikan peran tokoh-tokoh kunci yang mengedepankan ilham dari Tuhan ini.

Di zaman Tuhan Yesus, Ia berkata kepada pengajar-pengajar Taurat yang sebenarnya sebagai pemegang kunci pengetahuan untuk masuk ke dalam kerajaan sorga namun mereka sendiri tidak mau masuk dan celakanya mereka malah menghalang-halangi orang yang mau masuk.
Lukas 11:52
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi."

Kita telah mengetahui tentang pengajaran berarti Tuhan juga telah memberikan kunci kepada kita, jangan sampai kita menjadi penghalang orang lain untuk masuk sorga. Apa yang menjadi penyebab kita bisa menjadi penghalang? Apabila kita hanya mengetahui pengajaran Firman Tuhan tetapi tidak sampai mempraktekkannya. Itu sama dengan mempunyai kunci tetapi tidak membukanya. Kunci ini dipercayakan untuk digunakan membuka perbendaharaan Tuhan supaya bisa mengeluarkan harta yang lama dan harta yang baru untuk disodorkan kepada sidang jemaat.

Matius 13:52
Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."
Menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga sama dengan menerima pelajaran Tabernakel yang adalah gambar sorga. Harta lama dan harta baru berbicara kekayaan perjanjian lama dan kekayaan perjanjian baru yang dibukakan rahasianya oleh Tuhan. Itulah kekayaan kita yang telah Tuhan karuniakan kepada gereja Tuhan untuk menghiasi kehidupan kita.

Sekarang ini kita sedang dalam proses diisi dengan harta yang lama dan harta yang baru untuk menghiasi kehidupan gereja Tuhan. Ini yang Tuhan dambakan dalam kehidupan kita sehingga Tuhan tidak muak lagi melihat kita.

Roma 14:18
Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Melayani dengan cara apa yang disebutkan berkenan kepada Tuhan? Melayani dalam suasana kerajaan sorga, beribadah dan melayani sesuai dengan pola Tabernakel yang adalah gambar sorga.

Roma 14:17
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Ada tiga hal yang disebutkan di sini yaitu kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Ketiga hal tersebut menunjuk pada bagian-bagian dari Tabernakel :

1.      Kebenaran = Pelataran Tabernakel
Kebenaran itu ada pada daerah halaman, pelataran kemah suci. Tuhan mau kita masuk ke dalam halaman sebab ada pagar yang memisahkan kita dengan suasana luar.

Roma 4:25
yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
Kita dibenarkan oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Tidak ada manusia yang benar tetapi kita dibenarkan oleh korban Kristus. Saat kita masuk ke halaman Tabernakel kita melihat mezbah korban bakaran yang berbicara salib Joljuta yang olehnya kita dibenarkan. Betapa indahnya bila kita bisa bertemu dengan korban Kristus, menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kemudian kita bertobat lalu dilanjutkan dengan kelahiran baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Itu berarti dalam perjalanan hidup kita ini Tuhan tidak muak dan wajah Tuhan tetap diarahkan kepada kita.

II Korintus 5:21
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Apakah kita sudah dibenarkan oleh Tuhan ataukah kita hanya membenarkan diri sendiri? Ini yang sering kita lupa, kita sudah memegang anak kunci namun kita menghalangi diri kita sendiri untuk masuk dalam Kerajaan Sorga dengan tidak mempraktekkan kebenaran Firman Tuhan sebab mempertahankan kebenaran diri sendiri.
Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

2.      Damai Sejahtera = Ruangan Kudus
Damai sejahtera ini lokasinya ada pada ruangan kudus.

I Tesalonika 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Proses pengudusan atau proses penyucian ini terjadi di dalam ruangan suci yang mana terdapat meja roti sajian, pelita emas dan mezbah dupa emas.
Sekarang kita mengalami penyucian lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah penggembalaan:
Ø  Meja roti sajian menunjuk pada ibadah pendalaman Alkitab
Ø  Pelita emas menunjuk pada ibadah raya
Ø  Mezbah dupa emas menunjuk pada ibadah doa penyembahan
Ini pola ibadah dari Tuhan yang tidak boleh kita ubah. Di mezbah dupa tidak terdapat alat-alat untuk korban curahan, dan alat-alat tersebut hanya terdapat pada meja roti sajian. Korban curahan ini menunjuk pada perjamuan kudus. Sesuai dengan pola ibadah yang benar perjamuan kudus hanya ada saat ibadah pendalaman Alkitab.

Keluaran 25:29
Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.
Keluaran 30:9
Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Sekarang ini bermunculan kehidupan yang mulai mengubah pola ibadah ini. Ini sama dengan menganggap apa yang Tuhan berikan itu salah. Kehidupan yang mempersalahkan Tuhan berarti di dalam dirinya terdapat roh antikristus.

Yohanes 14:27
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Damai sejahtera yang Tuhan berikan tidak seperti yang dunia berikan. Inilah damai sejahtera yang kita peroleh di dalam ruangan suci, di dalam ibadah penggembalaan. Ada damai sejahtera dari dunia yang dibuat dengan cara-cara manusia.

Mazmur 130:1-5
1 Nyanyian ziarah. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!
2 Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
3 Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
4 Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
5 Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
Lewat Firman Tuhan dosa dan pelanggaran kita disucikan dan Tuhan mengampuni dan melupakan semua dosa yang sudah kita akui dengan jujur kepada Tuhan. Bila segala dosa dan kesalahan sudah diselesaikan maka damai sejahtera bisa kita nikmati dalam kehidupan kita.

Yohanes 16:33
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."
Kita di dunia teraniaya sehingga seperti damai sejahtera itu akan sirna, namun damai sejahtera dari sorga yang diberikan oleh Tuhan tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia ini.

3.      Sukacita oleh Roh Kudus = Ruangan Maha Kudus
Yohanes 3:29
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Sukacita di dalam ruangan maha kudus adalah hasil dari Firman Tuhan yang sudah permanen di dalam diri kita.

Wahyu 19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Puncak dari sukacita ada pada pesta kawin Anak Domba Allah.

Ibrani 12:2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Akhirnya Tuhan Yesus menerima sukacita walaupun harus diawali dengan memikul salib. Untuk bisa masuk ruangan maha kudus yang di dalamnya ada suasana sukacita terlebih dahulu daging kita harus disalibkan. Proses penyaliban daging inilah yang kita alami di ruangan kudus lewat penampilan pengajaran. Namun sengsara itu Tuhan ganti dengan sukacita di ruangan maha kudus bersama Kristus Yesus Mempelai Pria Sorga.

Ibrani 12:10-11 (Terjemahan Lama)
12:10 Karena mereka itu dengan sesungguhnya sudah mengajar kita di dalam sedikit masa sebagaimana yang tampak baik kepada mereka itu; tetapi Tuhan mengajar bagi faedah kita, supaya kita beroleh bahagian di dalam kekudusan-Nya.
12:11 Adapun segala ajaran bagi sementara ini belum mendatangkan sukacita, melainkan duka cita; tetapi kemudian kelak dikeluarkannya kebenaran akan buahnya, yang mendatangkan sentosa kepada orang yang mahir dengan ajaran itu.

Gereja mula-mula hidup menurut pola kemah suci, kerohanian mereka bertumbuh sesuai irama Tabernakel, mereka tidak lepas dari situ.

Kisah para rasul 2:36
Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Dalam pelajaran Tabernakel ayat ini berbicara tentang pintu gerbang yang pengertiannya adalah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pintu gerbang terdiri dari empat tiang yang menampilkan empat warna yang berbicara empat injil yaitu injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yang menampilkan Tuhan Yesus sebagai raja (warna ungu), hamba (warna biru), manusia (warna merah) dan Anak Allah (warna putih). Pintunya ada tiga yang menunjuk pribadi Tuhan Yesus Kristus (Bapa, Anak dan Roh Kudus)

Kisah Para Rasul 2:37-38
37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Begitu orang banyak mendengar Firman Tuhan yang disampaikan Petrus hati mereka terharu dan bertanya apa yang harus mereka lakukan. Selanjutnya Petrus menunjukan kepada mereka mezbah korban bakaran yaitu pertobatan, bejana pembasuhan yaitu pembaptisan air dan pintu kemah yaitu baptisan dan karunia Roh Kudus. Di saat itu 3000 jiwa dimenangkan, mereka menyerahkan diri untuk dibaptis.

Kisah Para Rasul 2:42
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Selanjutnya mereka masuk ke dalam ruangan suci dengan praktek tekun dalam tiga macam ibadah sesuai dengan pola Tabernakel. Gereja mula-mula benar-benar berada di dalam suasana kemah suci sehingga Tuhan tidak muak melihat mereka.

Kidung Agung 7:13
Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!
Kekasih kita di sorga telah menyediakan bagi kita buah dudaim yang lama dan baru, itulah perjanjian lama dan perjanjian baru. Saat kita memakannya kita menghasilkan satu pribadi itulah Firman. Ketika Rahel mendapatkan buah dudaim dari Lea dan memakannya maka dia hamil dan melahirkan Yusuf. Rahel adalah gambaran gereja hujan akhir. Bila kita mau memakan buah dudaim yaitu perjanjian lama dan perjanjian baru yang dibukakan rahasianya maka kita menghasilkan sidang mempelai, kita bisa menjadi sidang mempelai wanita Tuhan.

Lea sudah mendapatkan buah dudaim tetapi dia lepaskan. Lea berbicara gereja Tuhan yang hanya mengejar jumlah jemaat yang akhirnya melepaskan Firman Tuhan yang dibukakan rahasianya.

Setelah kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat bagaimana kehidupan kita ketika menghadap Tuhan? Apakah kita sudah tidak membuat Tuhan muak? Biarlah saat datang kepada Tuhan kita merendahkan diri, mempersalahkan diri dan mengaku segala kesalahan kita maka Tuhan mengampuni kita dan tidak mengingat-ingat lagi kesalahan kita dan Tuhan pasti tetap mengarahkan wajahNya kepada kita sampai akhirnya kita berjumpa muka dengan muka saat Tuhan Yesus datang kedua kali.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar