20120215

Kebaktian PA Tabernakel, Rabu 15 Februari 2012 Pdt. Bernard Legontu




Keluaran 29:24-26,32-37
24 Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.
25 Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.
26 Selanjutnya haruslah kauambil dada dari domba jantan yang adalah bagi pentahbisan Harun dan kaupersembahkan sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, dan itulah bagian untukmu.
32 Haruslah Harun dan anak-anaknya memakan daging domba jantan itu serta roti yang ada di dalam bakul di depan pintu Kemah Pertemuan.
33 Haruslah mereka memakan semuanya itu yang dipakai untuk mengadakan pendamaian pada waktu mereka ditahbiskan dan dikuduskan, tetapi orang awam janganlah memakannya, sebab persembahan kudus semuanya itu.
34 Jika ada yang tinggal dari daging persembahan pentahbisan dan dari roti itu sampai pagi, haruslah kaubakar habis yang tinggal itu dengan api, janganlah dimakan, sebab persembahan kudus semuanya itu.
35 Maka haruslah kauperbuat demikian kepada Harun dan kepada anak-anaknya, tepat seperti yang Kuperintahkan kepadamu; selama tujuh hari haruslah kautahbiskan mereka.
36 Tiap-tiap hari haruslah engkau mengolah seekor lembu jantan menjadi korban penghapus dosa untuk mengadakan pendamaian dan haruslah kausucikan mezbah itu, dengan mengadakan pendamaian baginya; haruslah engkau mengurapinya untuk menguduskannya.
37 Tujuh hari lamanya haruslah engkau mengadakan pendamaian bagi mezbah itu; haruslah engkau menguduskannya, maka mezbah itu akan menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepada mezbah itu akan menjadi kudus."

Yang akan dibicarakan pada kesempatan ini  adalah korban unjuk-unjukan atau korban timang-timangan. Pada ayat 24 dibicarakan tentang pelaksanaan pentahbisan imam-imam dan tersirat di dalamnya tentang persekutuan awal imam-imam yang sedang ditahbiskan dan ditutup dengan persekutuan akhir itulah persekutuan yang permanen. Persekutuan awal dihubungkan dengan korban unjuk-unjukan yang berbau harum di hadapan Tuhan.

Apa yang dilakukan untuk pentahbisan ini sesuai dengan apa yang diterima oleh Musa dari Tuhan di atas gunung Sinai. Ketika Musa turun dari gunung Sinai ternyata bangsa Israel telah menyembah lembu emas sehingga dari antara mereka harus mati 3000 jiwa. Di saat Petrus menyampaikan Firman setelah mereka penuh dengan Roh Kudus maka 3000 jiwa dimenangkan. Saat awal pembangunan Tabernakel secara fisik 3000 jiwa harus mati namun pada awal pembangunan Tabernakel secara rohani 3000 jiwa diselamatkan. Ketika terjadi kematian 3000 orang dari bangsa Israel maka harus kembali terjadi pembaharuan yang dilakukan oleh Musa bersama dengan umat Tuhan sehingga Firman Tuhan untuk membangun Tabernakel kembali diperdengarkan.
Keluaran 34:32-34; 35:1
34:32 Sesudah itu mendekatlah segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai.
34:33 Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya.
34:34 Tetapi apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya.
35:1 Lalu Musa menyuruh berkumpul segenap jemaah Israel dan berkata kepada mereka: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.

Apa yang dibicarakan di dalam Keluaran pasal 29 adalah tentang pentahbisan orang-orang yang terlibat langsung di dalam ibadah dan pelayanan. Pentahbisan yang dibicarakan dalam Keluaran pasal 29 menubuatkan penampilan hamba-hamba Tuhan dan gereja Tuhan di akhir zaman. Ada tiga kali disebutkan angka 7 yang menunjuk pada angka akhir zaman. Tiga kali disebutkan angka tujuh artinya adalah di penghujung akhir zaman ini Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus akan bekerja keras untuk memakai hamba-hambaNya agar umat Tuhan bisa menikmati suasana yang disebut mezbah yang maha kudus itulah ibadah yang maha kudus, ibadah yang sempurna.
Keluaran 29:30, 35, 37
30 Tujuh hari lamanya haruslah pakaian itu dikenakan oleh imam penggantinya dari antara anak-anaknya, yang akan masuk ke dalam Kemah Pertemuan untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus.
35 Maka haruslah kauperbuat demikian kepada Harun dan kepada anak-anaknya, tepat seperti yang Kuperintahkan kepadamu; selama tujuh hari haruslah kautahbiskan mereka.
37 Tujuh hari lamanya haruslah engkau mengadakan pendamaian bagi mezbah itu; haruslah engkau menguduskannya, maka mezbah itu akan menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepada mezbah itu akan menjadi kudus."

Syarat pentahbisan hamba Tuhan yang dikaitkan dengan korban timang-timangan mengandung pengertian bahwa Tuhan ingin memposisikan kehidupan hamba Tuhan seperti buah sulung. Hamba Tuhan harus mengkondisikan diri sebagai buah sulung di tengah-tengah sidang jemaat yang harus selalu diunjuk-unjuk, ditimang-timang di hadapan Tuhan. Artinya harus ada kegerakan.
Kegerakan yang dimaksud di sini bukanlah gerakan secara fisik, atau badan yang bergoyang saat ibadah, namun yang dimaksud kegerakan secara rohani. Ini yang dialami oleh hamba Tuhan pada persekutuan awal, harus selalu memiliki aktifitas rohani yang benar di hadapan Tuhan. Kita harus selalu mengingat bahwa setiap aktifitas terutama di dalam ibadah dan pelayanan berada di hadirat Tuhan, selalu diamat-amati oleh Tuhan.
Amsal 15:3
Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.

Yeremia 16:17
Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku.
Lebih baik sekarang kesalahan kita dinyatakan oleh Tuhan dari pada nanti dipengadilan Tuhan, sebab sekarang masih ada kesempatan untuk diselesaikan.

Berbicara korban timang-timangan itu ada hubungannya dengan sesuatu yang disulungkan. Bagaimana supaya kita bisa menjadi yang disulungkan? Kita harus memiliki persekutuan dengan korban timang-timangan. Apa saja yang menjadi isi dari korban timang-timangan ini?

1.      Lemak yang adalah bagian dalam
Bagian dalam ini menunjuk pada batin, hati dan pikiran kita. Hati kita harus mengalami kegerakan. Jangan sampai hati kita dingin dan tidak menggebu-gebu untuk melayani Tuhan. Kita datang beribadah bukan hanya untuk melaksanakan ritual belaka namun sudah harus ada keinginan untuk kerohanian kita mencapai apa yang disebut dengan mezbah yang maha kudus, itulah ibadah puncak.

Tuhan yang memberikan ketetapan ini kepada kita, berarti Tuhan juga yang menggerakkan di dalam hati kita untuk memberikan yang terbaik di dalam ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Sekarang tinggal tergantung dari kita, mau mengikuti kegerakan dari Tuhan atau tidak.
Filipi 2:13
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Berbicara lemak menunjuk pada bagian yang terbaik. Dalam ibadah dan pelayanan kita harus memberikan yang terbaik kepada Tuhan, dimulai dari bagian dalam dari hati kita. Biarlah dengan sepenuh hati kita sungguh-sungguh memberikan yang terbaik bagi Tuhan di dalam ibadah dan pelayanan kita. Jangan melayani dan beribadah dengan setengah hati.
Ibrani 13:21
kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Mazmur 109:1,24
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri!
24 Lututku melentuk oleh sebab berpuasa, dan badanku menjadi kurus, habis lemaknya.
Daud berpuasa sampai habis lemaknya, artinya dia memberikan yang terbaik dalam ibadahnya kepada Tuhan. Bukan berarti Daud ini tidak mempunyai bagian hidup yang gelap, namun saat ia menyadari dan bertobat ia kembali beribadah dan bersungguh-sungguh memberi yang terbaik kepada Tuhan.

Filipi 2:5-8
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Teladan kita dalam memberikan yang terbaik adalah Tuhan Yesus yang sampai menghampakan diri atau mengosongkan diriNya untuk memberikan yang terbaik kepada kita.

2.      Paha kanan/ bahu kanan
Perkara yang harus ditimang-timang yang kedua adalah paha kanan atau bahu kanan. Artinya adalah harus ada kegerakan untuk selalu bertanggung jawab dalam mengedepankan Tuhan dan pekerjaanNya. Mengedepankan Tuhan berarti melayani Tuhan yang adalah Kepala. Melayani pekerjaanNya berarti melayani gereja Tuhan yang adalah Tubuh Kristus. Jadi kegerakan pelayanan ini harus lengkap.

Kita harus menyadari bahwa korban ini ditimang-timang di hadapan Tuhan, pelayanan yang kita lakukan dilihat oleh Tuhan. Tuhan memperhatikan apakah pelayanan kita bermula dari hati yang dijamah oleh kasih Tuhan atau pelayanan tersebut hanya untuk meraup perkara yang duniawi atau yang bendawi.
Keluaran 29:24
Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.
Yesaya 44:6-8
6 Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
7 Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!
8 Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!"
Tuhan tampil sebagai yang terdahulu dan yang terkemudian berarti kita yang menyadari hal itu harus sungguh-sungguh bertanggung jawab dalam ibadah pelayanan. Jangan sampai ada allah lain selain Tuhan di dalam pelayanan kita. Jangan sampai ada satu perkara apapun yang kita sandingkan dengan Tuhan di dalam pelayanan, jangan sampai kita malah mengutamakan perkara jasmani di dalam pelayanan.

Yesaya 62:1
Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
Jangan sampai kegerakan kita hanya mengatas namakan Sion dan Yerusalem padahal yang kita kejar bukanlah perkara Sorga dan hanyalah perkara yang jasmani.

3.      Roti tidak beragi, roti bundar yang diolah dan dioles dengan minyak tak beragi, roti tipis yang dioles dengan minyak tak beragi.
Imam-imam yang menimang-nimang roti ini harus memiliki gerakan tangan yang sama, yang seirama agar roti dan korban yang lainnya tidak jatuh dari tangan mereka. Kita harus sama-sama merasakan kegerakan Firman pengajaran yang sehat. Hamba Tuhan harus menjadi sama dalam hal pengajaran, menjadi satu dalam pengajaran yaitu pengajaran yang sehat. Kenapa bisa menjadi satu suara dalam pengajaran? Sebab digembalakan oleh satu Gembala Agung. Jangan sampai ada diantara kita yang tidak menjadi satu suara di dalam pengajaran, sebab pribadi tersebut juga pasti tidak akan bisa menjadi satu dalam pembentukan Tubuh Kristus.

Bila ketiga hal ini ada dalam diri kita maka hasilnya adalah kita menjadi mezbah yang kudus.
Keluaran 29:36-37
36 Tiap-tiap hari haruslah engkau mengolah seekor lembu jantan menjadi korban penghapus dosa untuk mengadakan pendamaian dan haruslah kausucikan mezbah itu, dengan mengadakan pendamaian baginya; haruslah engkau mengurapinya untuk menguduskannya.
37 Tujuh hari lamanya haruslah engkau mengadakan pendamaian bagi mezbah itu; haruslah engkau menguduskannya, maka mezbah itu akan menjadi maha kudus; setiap orang yang kena kepada mezbah itu akan menjadi kudus."

Apakah mezbah yang dimaksud di sini menunjuk pada mezbah korban bakaran, mezbah dupa emas atau hal yang lain?
Keluaran 38:1
Dibuatnyalah mezbah korban bakaran itu dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.
Keluaran 37:25
Dibuatnyalah mezbah pembakaran ukupan itu dari kayu penaga, sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, empat persegi, tetapi dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya seiras dengan mezbah itu.

Kedua mezbah di atas disebutkan dengan namanya yaitu mezbah korban bakaran dan mezbah pembakaran ukupan. Mezbah yang dibicarakan dalam Keluaran 29:36 penekanannya secara rohani adalah ibadah pelayanan kita. Dengan kata lain kehidupan kita sendirilah yang harus menjadi mezbah, diri kita sendiri yang akan dibawa pada kekudusan yang sesungguhnya.

Tujuh hari diadakan pendamaian terhadap mezbah ini mempunyai pengertian bahwa kita harus memiliki keinginan dan kerinduan hati supaya ibadah kita ini merupakan ibadah yang mengarah pada kekudusan yang sempurna atau kekudusan yang sesungguhnya.

Efesus 4:23-24
23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Ibadah dan pelayanan dalam tahbisan yang benar pasti akan menghasilkan kekudusan yang sesungguhnya namun ibadah dan pelayanan tanpa tahbisan yang benar akan menghasilkan kekudusan yang palsu!

Hamba Tuhan yang melayani tanpa tahbisan yang benar menipu sidang jemaat dengan menampilkan kekudusan yang palsu. Mungkin dihadapan manusia bisa terlihat hebat tetapi di hadapan Tuhan itu adalah kekudusan yang palsu. Sidang jemaat harus memperhatikan hamba Tuhan yang melayani apakah memiliki persekutuan awal yang benar atau tidak. Sebab sekarang ini iblis pandai menipu dengan memakai hamba-hamba Tuhan tanpa tahbisan yang benar untuk menggagalkan rencana Tuhan di dalam diri anak-anak Tuhan.

Kunci kekudusan yang sesungguhnya dimulai dari gembala. Seorang gembala harus menyadari rencana Tuhan yang puncak di dalam gereja Tuhan dan harus bertanggung jawab membawa sidang jemaat sampai kepada kekudusan yang sesungguhnya.

Imamat 23:11-13,20
11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
12 Pada hari kamu mengunjukkan berkas itu kamu harus mempersembahkan seekor domba berumur setahun yang tidak bercela, sebagai korban bakaran bagi TUHAN,
13 serta dengan korban sajiannya dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, sebagai korban api-apian bagi TUHAN yakni bau yang menyenangkan, serta dengan korban curahannya dari seperempat hin anggur.
20 Imam harus mengunjukkan semuanya beserta roti hulu hasil itu sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN, beserta kedua ekor domba itu. Semuanya itu haruslah menjadi persembahan kudus bagi TUHAN dan adalah bagian imam.

Korban unjukan ini menunjuk pada hulu hasil. Bila kita memiliki persekutuan dengan korban unjukan maka kita bisa masuk dalam persekutuan anak-anak sulung, persekutuan dari anak-anak Tuhan yang memiliki hak dan berkat sulung.
Ibrani 12:22-23a
22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
23a dan kepada jemaat anak-anak sulung

Inti dari gereja Tuhan dikatakan sebagai korban sulung bagi Allah dan kita sekarang sedang mengarah ke sana.
Wahyu 14:4
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Persekutuan awal terjadi saat imam-imam berkumpul untuk mengunjuk-unjuk korban di tangan mereka dan persekutuan akhir terjadi saat korban ini dimakan dan menyatu dengan pribadi Hamba Tuhan (imam). Itulah persekutuan yang permanen yang tidak bisa dipisahkan lagi. Persekutuan kita harus mencapai persekutuan yang permanen ini, bila hanya pada persekutuan awal maka bisa terlepas dari persekutuan. Itu sebabnya kerohanian kita harus bergerak maju menuju persekutuan akhir, jangan diam di tempat.

Tahapan untuk mencapai persekutuan yang permanen adalah sebagai berikut:

1.      Persekutuan tahap awal
Keluaran 29:24
Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.

Bila kita hanya sampai pada persekutuan awal dan tidak mau meningkat pada tahap berikutnya maka masih sangat rawan untuk terlepas dari persekutuan. Kehidupan yang hanya sampai pada persekutuan awal masih amat mudah untuk tersandung sebab melihat orang lain. Memang kita semua masih memiliki kekurangan, itu sebabnya kita datang mendengarkan Firman pengajaran namun jangan sampai kita tersandung dengan kekurangan-kekurangan tersebut. Yang harus kita lihat di dalam persekutuan adalah pokok anggur yang benar itulah Tuhan Yesus yaitu kita bersekutu lewat pengajaran yang sehat.

2.      Tangan harus diisi
Artinya kita harus memiliki kesediaan hati untuk melayani sesuai kehendak dan seleranya Tuhan, bukan selera kita, ukurannya dalam Kejadian 27:9


Kejadian 27:9
Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya. (selera ayahmu)

3.      Mulai ada kegerakan di hadapan Tuhan
Berarti memiliki gairah untuk beribadah dan melayani Tuhan. Jangan sampai kita dingin dan tidak memiliki kegerakan.
Roma 12:11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

4.      Dibakar menjadi korban yang berbau harum bagi Tuhan
Keluaran 29:25
Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Dari tangan imam-imam yang tadi diisi, korban itu diambil lalu dibakar. Jadi harus terlebih dahulu merasakan bobot dari pelayanan itu supaya pelayanan kita bisa berbau harum di hadapan Tuhan.

5.      Daging dan roti korban tersebut di makan
Keluaran 29:31-32
31 Domba jantan persembahan pentahbisan itu haruslah kauambil dan dagingnya kaumasak pada suatu tempat yang kudus.
32 Haruslah Harun dan anak-anaknya memakan daging domba jantan itu serta roti yang ada di dalam bakul di depan pintu Kemah Pertemuan.
Korban sembelihan dan roti persembahan yang belum dibakar dimakan oleh imam-imam dan bila ada yang sisa harus dibakar. Di sinilah terjadi persekutuan yang permanen yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun.

Keluaran 29:33
 Haruslah mereka memakan semuanya itu yang dipakai untuk mengadakan pendamaian pada waktu mereka ditahbiskan dan dikuduskan, tetapi orang awam janganlah memakannya, sebab persembahan kudus semuanya itu.
Kaum awam tidak boleh memakannya, di sini terlihat kaum awam atau sidang jemaat seperti disisihkan namun sebenarnya ada berkat yang menjadi bagian jemaat. Bila hamba Tuhan yang melayani jemaat sungguh-sungguh memiliki tahbisan yang benar dan memperoleh kekudusan yang sesungguhnya maka sidang jemaat yang dilayani mendapat kesempatan untuk dikuduskan.

Bila gembala mengalami persekutuan yang permanen dengan Tuhan maka kehidupannya bagaikan mezbah yang maha kudus. Manakala orang yang lain mau bersekutu dengan pribadi tersebut maka orang lain ini juga ikut dikuduskan. Tetapi bagaimana orang lain bisa ikut dikuduskan bila hanya berada pada persekutuan awal?

Keluaran 29:34
Jika ada yang tinggal dari daging persembahan pentahbisan dan dari roti itu sampai pagi, haruslah kaubakar habis yang tinggal itu dengan api, janganlah dimakan, sebab persembahan kudus semuanya itu.
Sisa yang tidak habis dimakan ini harus dibakar. Ini menunjuk bahwa ada batas waktu untuk kita bersekutu dengan korban ini. Ada batas waktu kita untuk beribadah dan melayani Tuhan. Jangan mengulur-ulur waktu sebab waktu akan segera berakhir.

Sebab akan terjadi kita ada waktu untuk beribadah/melayani tetapi kesempatan tidak ada lagi sebab mungkin terbaring sakit atau hal yang lainnya, atau ada kesempatan tetapi waktu untuk beribadah/melayani sudah tidak ada sebab waktu sudah dikuasai oleh antikris.

Oleh sebab itu marilah kita gunakan kesempatan yang masih ada,
Ibrani 10:37
"Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.

Sekarang ini masih ada waktu dan kesempatan karena itu layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh sebab Tuhan telah berjanji untuk membawa kita sampai pada persekutuan anak-anak sulung yang meriah di kota Yerusalem Baru.


Tuhan Memberkati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar