20210424

Kebaktian Doa, Sabtu 24 April 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 9:1-41 dalam terang Tabernakel terkena pada mezbah dupa emas. Jadi sebelum kita mempelajari isi dari pasal ini, lebih dulu kita akan mempelajari tentang mezbah dupa emas.

Keluaran 30:1-10

30:1 "Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kaubuat itu dari kayu penaga;

30:2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.

30:3 Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya.

30:4 Haruslah kaubuat dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya; pada kedua rusuknya haruslah kaubuat gelang itu, pada kedua bidang sisinya, dan haruslah gelang itu menjadi tempat memasukkan kayu pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut.

30:5 Haruslah kaubuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan kausalutlah dengan emas.

30:6 Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau.

30:7 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.

30:8 Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.

30:9 Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

30:10 Sekali setahun haruslah Harun mengadakan pendamaian di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pendamaian haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi TUHAN."

 

Ini adalah perintah pembuatan mezbah dupa emas. Nanti Keluaran 37:25-28 adalah pembuatan mezbah dupa emas. Jadi ada perintahnya, teori, baru ada prakteknya. Arti rohani mezbah dupa emas adalah persekutuan yang erat dengan Allah Bapa di dalam kasihNya lewat doa penyembahan. Makanya kena mengena dengan ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.

 

Mezbah dupa emas itu terdiri dari 5 bagian:

1.      Mezbahnya

2.      Tanduk mezbah

3.      Bingkai emas di atas mezbah itu yang seperti mahkota

4.      Gelang emas pada 4 rusuk untuk memasukan kayu pengusung

5.      Kayu pengusung

 

Sore ini kita belajar tentang mezbah. Mezbah dibuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas, jadi sudah tidak kelihatan lagi kayunya. Kayu penaga itu warnanya hitam dan bentuknya bengkok-bengkok, teksturnya keras dan bergetah. Tetapi itu yang diambil Tuhan untuk membuat mezbah. Kenapa tidak dipilih yang lurus-lurus saja, yang bagus, yang warnanya tidak hitam. Kenapa Tuhan pilih kayu yang hitam, bengkok-bengkok, keras dan bergetah? Hitam ini menunjukan kehidupan manusia berdosa. Manusia berdosa banyak bengkok-bengkoknya, berdalih ini dan itu. Kemudian keras hati dan di dalamnya bertabiat dosa, akan kelihatan ketika terjadi pergesekan. Getah terjadi ketika kayunya digesek. Begitu juga manusia berdosa. Waktu tenang-tenang sepertinya tidak ada tabiat dosa. Begitu digesek dengan sesama kelihatan tabiat dosanya. Dengan dosanya itu membuat sulit menyembah. Orang berdosa itu terpisah dari Tuhan. Bagaimana bisa menyembah kalau terpisah dengan Tuhan.

 

Syukur kepada Tuhan kayu itu disalut dengan emas murni, itu menunjukan kesucian oleh Roh Kudus. Inilah kemurahan Tuhan, manusia berdosa mau disalut dengan kesucian Roh Kudus supaya bisa menyembah Tuhan.

Roma 8:26-27

8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

 

Untuk bisa menyembah Tuhan, mutlak diperlukan pertolongan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus tidak akan bisa menyembah. Dikatakan Roh Kudus menolong kita dalam kelemahan-kelemahan daging kita sehingga kita bisa menyembah Tuhan. Itu berarti kayu penaganya sudah disalut dengan emas.

 

Jadi kesimpulannya mezbah dupa emas adalah manusia berdosa yang disalut dengan kesucian Roh Kudus sehingga bisa berdoa menyembah Tuhan. Ayo kita minta Roh Kudus. Daging ini banyak kelemahannya. Disuruh menyembah daging tidak mampu. Contohnya kalau nonton bola sampai tengah malam bisa bergadang. Tetapi kalau menyembah siang-siang saja sudah sulit. Inilah daging dengan banyak kelemahan, sebab itu perlu Roh Kudus.

 

Mezbah itu tidak absrak, ada ukurannya. Artinya penyembahan itu ada ukurannya.

Wahyu 11:1-2

11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

11:2 Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

 

Yang diukur Tuhan adalah Bait Allah, orang yang beribadah di dalamnya dan mezbah dupa emas. Apa ukuran penyembahan? Kita belajar dari kitab Wahyu. Kalau ini ada berarti penyembahan kita naik kehadirat Tuhan. Kalau tidak ada berarti tidak tembus ke hadirat Tuhan.

1.      Wahyu 5:8-9

5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

 

Ukuran penyembahan yang pertama adalah penebusan oleh darah Yesus sehingga kita mengalami kelepasan dari dosa sampai kelepasan dari dusta! Ditebus dari suku, kaum dan bangsa itu menunjuk daging, bahasa itu menunjuk lepas dari dusta. Kelepasan dari dusta itu sama dengan jujur. Mau lepas dari dosa jujurlah mengaku kepada Tuhan dan sesama. Jadi ukuran penyembahan yang pertama adalah jujur. Selama masih ada dosa dipertahankan, masih ada dusta maka penyembahan kita tidak tembus ke hadirat Tuhan. Kita mohon kepada Tuhan biarlah kita mengalami kelepasan dari dosa oleh darah Yesus sampai kelepasan dari dusta.

 

2.      Wahyu 8:1-3

8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.

8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

 

Ukuran yang kedua adalah sunyi senyap. Bukan berarti nanti kita menyembah sunyi senyap, tidak ada suaranya. Sunyi senyap di sini artinya damai sejahtera oleh Roh Kudus. Bagaimana bisa menyembah kalau hati tidak damai. Sebelum ibadah tadi mungkin sempat bertengkar dengan isteri atau suami, kemudian mau menyembah, tidak akan bisa, pasti akan teringat-ingat. Apalagi kalau pancasila sudah mendarat di pipi, tidak akan bisa menyembah, sementara menyembah sudah panas pipinya. Ukuran penyembahan damai sejahtera oleh Roh Kudus. Matius pasal 5 itu jelas, itu bicara pelayanan, puncak pelayanan adalah penyembahan. Di situ dikatakan kalau engkau mempersembahkan korban di atas mezbah, lalu ada sesuatu yang kau ingat tentang sesamamu, tinggalkan dulu korbanmu, pergi berdamai dulu baru datang mempersembahkan korban. Tidak bisa menyembah kalau hati kita tidak damai, masih ada kepahitan dan kejengkelan di dalamnya. Berapa jampun kita menyembah kalau masih ada kejengkelan dan kepahitan dalam hati, tidak akan naik penyembahan itu ke hadirat Tuhan.

 

3.      Wahyu 11:1

11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

 

Sebatang buluh ini menunjukan pengalaman sengsara Yesus sampai mati di kayu salib. Ingat waktu Yesus diolok-olok, dipakaikan mahkota duri dan jubah ungu, kemudian prajurit menyembah “salam hai Raja orang Yahudi”. Kemudian mereka ambil buluh di tangan Yesus dan dipukulkan di kepala Yesus.

Matius 27:29

27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"

 

Yesus dalam pengalaman sengsara sampai mati di kayu salib, tidak ada suara, tidak ada membalas caci. Dia tetap taat kepada Bapa di Sorga sampai mati.

Filipi 2:8

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Jadi puncak ukuran penyembahan adalah taat dengar-dengaran pada Firman sampai daging tidak bersuara. Kadangkala kita belajar taat tetapi daging masih bersuara. Contohnya pengalaman saya waktu saya pulang pagi-pagi mau ke Tonusu. Saya lewati rambu yang tidak boleh belok kanan, saya lihat orang belok saya ikut juga. Ternyata ada polisi dan saya kena semprit “Bapak mau ke mana? Sudah baca rambu di sana? Coba baca dulu pak”. Saya jawab “dari Tentena mau ke Tonusu” lalu saya turun dan pergi membaca rambu itu, saya tahu saya sudah salah. Ditanya lagi oleh pak polisi “apa tulisannya pak?” saya jawab “tidak boleh belok di sini dari jam sekian sampai jam sekian”. Kemudian polisinya berkata “kalau begitu sekarang bapak pulang ke Tonusu, kasih tahu sama orang-orang di Tonusu, kalau datang di Tentena di tugu situ tidak boleh langsung belok kanan, harus putar”. Saya belajar taat tetapi dalam hati masih mendongkol. Saya bilang dalam hati “tunggu kalau dia ada di situ saya pura-pura mau belok kanan padahal putar arah”. Itu taat tetapi daging masih bersuara.

 

Tuhan ajar kita taat sampai daging tidak bersuara lagi. Jadi Tuhan tidak mengukur berapa lama kita menyembah dalam sehari, berapa kali kita mau menyembah dalam sehari. Yang mau Tuhan ukur dari penyembahan kita adalah ketaatan kita pada Firman. Kita menyembah-menyembah tetapi tidak taat pada Firman, bagaimana bisa naik penyembahan kita.

 

Taat itu sama dengan mengasihi Tuhan.

Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

Kita lihat ukuran mezbah yang disuruh Tuhan untuk dibuat Musa.

Keluaran 30:2

30:2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.

 

Panjang dan lebarnya sama yaitu 1 hasta. Panjang dan lebar itu horizontal, ini menunjukan mengasihi sesama seperti diri sendiri sampai bisa mengasihi musuh. Bukan kita yang memusuhi orang itu, tetapi orang itu yang memusuhi kita. Kita menyembah tetapi tidak bisa mengasihi sesama, benci terus, itu bukan penyembahan yang benar. Apa yang kita mau sesama perbuat kepada kita, itu yang kita lakukan kepada sesama, itu penyembahan. Jadi jangan dulu muluk-muluk “saya menyembah dua tiga jam sehari” tetapi dalam nikah isterinya dihajar terus, atau isteri melawan suaminya terus. Itu belum ada ukuran 1 hasta secara horisontal. Di manapun kita berada, sesama itu seperti diri kita sendiri, kasihi mereka, itulah penyembahan.

Markus 12:31

12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

 

Matius 5:43-45

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

 

Taat itu sama dengan mengasihi Tuhan. Kalau mau mengasihi Tuhan buktikan dulu mengasihi musuh. Itu ukuran panjang dan lebar satu hasta, satu, bukan dua. Kasihi sesama seperti diri sendiri, itu satu tubuh. Coba kita lihat tubuh kita, tangan sakit, masa tangan yang lain mau marah, pasti malah dirawat. Bukan malah dipukul. Bibir tergigit, pasti dirawat, bukan giginya dicabut. Itu mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai mengasihi orang yang memusuhi kita.

 

Kemudian tingginya 2 hasta. Ini menunjukan kasih kepada Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan roh.

Markus 12:30

12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

 

Disebut 2 hasta. Yang Tuhan mau kita berdoa menyembah Tuhan, bukan persoalan jasmani tetapi yang Tuhan mau kita meminta pembukaan rahasia Firman. Seringkali kita berdoa menyembah, bahkan berpuasa orientasi hanya untuk kebutuhan kita sendiri. Misalnya karena mau sembuh dari sakit, mau lulus ujian, mau mendapatkan pekerjaan. Itu baik dan memang harus berdoa. Tetapi jangan lupa 2 hasta, jangan hanya untuk diri sendiri. Minta supaya ada pembukaan rahasia Firman dibagi kepada semua orang. Yohanes di pulau Patmos dia menangis supaya ada pembukaan rahasia Firman.

Wahyu 5:3-5

5:3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

 

Sudah berapa banyak kali kita berdoa menangis, orientasinya kebanyakan untuk diri kita sendiri. Tolong suami, supaya isteri bahagia. Jamah isteri, tujuannya supaya suami bahagia. Sekarang Tuhan minta supaya kita menangis supaya ada pembukaan rahasia Firman, itu bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi untuk semua, untuk Tubuh Kristus.

 

Kalau kita tidak taat bagaimana bisa mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan roh dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jadi penyembahan dipraktekan dengan mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Berdoa supaya Tuhan bukakan rahasia Firman dalam setiap ibadah, bukan sendiri kita nikmati, semua jemaat menikmati, yang ikut online juga menikmati.

 

Panjang lebar itu horisontal, tinggi itu vertikal. Kalau digabungkan membentuk salib. Ini menunjukan penyembahan adalah proses penyaliban daging dengan segala keinginannya, hawa nafsu, ambisi, perbuatan dan pikirannya. Sudah mau istirahat, mau tidur, tetapi digerakan menyembah, salibkan daging. Bangun tidur mungkin masih ngantuk, tetapi digerakan menyembah, ayo salibkan daging. Sampai nanti puncaknya, kalau lewat penyembahan kita banyak merobek menyalibkan daging,  pintu tirai terobek, kita bisa tembus ke ruangan maha suci, kesempurnaan. Makanya mezbah dupa emas itu dekat dengan pintu tirai. Pintu tirai terobek berarti sudah tidak bersuara lagi ini daging dan kita bisa tembus ruangan maha suci yang menunjuk kesempurnaan. Di ruangan maha suci itu ada Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian itu menunjukan penyatuan mempelai wanita dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Mari banyak menyembah hari-hari terakhir ini, kita robek daging kita. Kita belajar untuk mengasihi Tuhan, belajar mengasihi sesama sampai mengasihi orang yang memusuhi kita. Itu penyembahan yang sesungguhnya. Mungkin kita mengatakan mengasihi Tuhan, tetapi membenci sesama, Alkitab mengatakan kita pendusta!

I Yohanes 4:20-21

4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

 

Jadi tidak bisa kita cuma mengaku mengasihi Tuhan tetapi tidak mengasihi sesama. Atau mengaku mengasihi sesama tetapi tidak mengasihi Tuhan. Dua-dua harus kita lakukan. Horisontal dan vertikal dilakukan, itu salib. Jadi kasih yang sebenarnya itu berasal dari kayu salib. Itu sengsara bagi daging. Mau mengasihi orang yang memusuhi kita itu sengsara bagi daging. Mau mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan roh itu sengsara bagi daging, tetapi harus kita lakukan, itu penyembahan.

 

Hanya orang yang tekun dalam doa penyembahan yang mampu menghadapi sengsara daging tanpa dosa karena Yesus. Yesus menghadapi sengsara sampai mati di kayu salib, Dia mengajak murid-muridNya untuk menyembah. Mereka naik ke atas gunung untuk menyembah, kemudian ada Musa dan Elia datang bercakap-cakap tentang apa yang Yesus akan alami di Yerusalem yaitu salib. Naik gunung itu sengsara bagi daging. Kemudian Yesus tahu waktunya sudah dekat Dia ditangkap, Dia ajak murid-muridNya ke taman Getsemani dan berdoa menyembah di situ. Tetapi sayang, murid-murid diajak menyembah malah tidur. 3 kali diajak menyembah malah tidur, sehingga semua tidak tahan menghadapi sengsara, Petrus memotong telinga dan yang lain lari.

 

Mari kita banyak menyembah hari-hari terakhir ini supaya kita tahan menghadapi sengsara daging tanpa dosa karena Yesus. Sengsara itu akan semakin meningkat sampai pada masa praaniaya antikrist. 7 tahun terakhir ini dibagi 2. 3,5 tahun awal di situ ada masa kegerakan dan di situ juga masa praaniaya antikristus. Hanya orang yang tekun menyembah dapat bertahan disitu. Setelah itu 3,5 tahun aniaya antikristus. orang yang tidak tekun menyembah masuk di situ, dia diizinkan Tuhan merobek dagingnya lewat pedang antikristus.

Wahyu 11:2

11:2 Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

 

Sekarang mungkin kasihnya kepada Tuhan tipis, tidak mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan rohnya, maka diizinkan masuk aniaya antikristus. Mau menyembah Tuhan atau menyembah antikristus, kalau menyembah dan mengasihi Tuhan dia dianiaya. Karena sekarang tidak mau menyembah dan mengasihi Tuhan, maka diizinkan masuk aniaya antikristus, untuk menyembah bayar harga mahal, dirobek dagingnya dengan pedang antikristus. Lebih baik sekarang kita robek daging kita, ambisinya, hawa nafsunya, keinginannya, perbuatannya lewat doa penyembahan, jangan nanti lewat pedang antikristus. Ayo kaum muda banyak menyembah, jangan cuma main game online. Mari banyak menyembah, sebab aniaya antikristus sudah di depan. Biar kita sekarang merobek daging lewat doa penyembahan.

 

Hasil bertekun dalam doa penyembahan, hasil mengasihi Tuhan dan sesama.

1.      Markus 12:30-34

12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

 

Hasil pertama tidak jauh dari Kerajaan Allah, sama dengan ada kebahagiaan sorga. Ini tidak bisa diterangkan dengan kata-kata, hanya menjadi pengalaman. Kalau tekun menyembah, bisa mengasihi Tuhan dan sesama, kita bisa mengalami kebahagiaan sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dunia ini. Sekalipun dunia goncang dan krisis lalu kita bisa menyembah, ada kebahagiaan sorga. Sampai nanti betul-betul masuk kebahagiaan kekal di sorga.

 

2.      Hasil kedua ada kebijaksanaan atau hikmat sorga. Ini orang menyembah, dia bijaksana dan ada hikmat sorga. Salah satu karunia paling menonjol dari gembala adalah hikmat sorga dan kebijaksanaan. Kalau tidak ada hikmat dan kebijaksanaan berarti gembala kurang menyembah. Kegunaan hikmat menjamin keberhasilan menghadapi krisis di dunia ini. Bukan hikmat dunia yang bisa menjamin keberhasilan di dunia ini. Maaf saya tidak anti gelar, tetapi jangan bergantung pada itu.

Pengkhotbah 10:10

10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

 

Sekarang orang harus memperbesar tenaga. Dulu kalau mau jadi guru bisa diterima D3. Sekarang sudah harus S1. Dulu S1 masih bisa mengajar di kampus, sekarang harus S2. Sekali lagi saya bukan anti ijazah, silahkan sekolah setinggi-tingginya, tetapi bukan itu tempat kita bergantung. Yang menjamin keberhasilan kita kalau kita tekun menyembah, bisa mengasihi Tuhan, mengasihi sesama, ada hikmat sorga dan itu yang menjamin keberhasilan di dunia yang sudah krisis ini.

 

Yang tidak punya ijazah, tidak punya title kesempatan menyembah. Yang punya belajar dulu merendahkan diri untuk bisa menyembah, bisa mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama sehingga ada hikmat sorga. Hikmat sorga menjamin keberhasilan di dunia ini yang dilanda krisis diberbagai bidang. Sampai nanti berhasil luput dari krisis terbesar itulah aniaya antikrist.

Wahyu 13:16

13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,

 

Ini tanda pada tangan kanan. Jadi jangan takut ada chip antikris dalam vaksin. Saya lihat ada yang disuntik di tangan kiri, berarti bukan cap 666. Jadi jangan kita takut duluan sehingga tidak mau divaksin karena pikir itu antikris punya cap. Cap antikris di tangan kanan dan di dahi. Memang nanti akan mengarah ke sana.

 

Wahyu 13:17-18

13:17 dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

 

Yang punya hikmat sorga, yang mengasihi Tuhan dan sesama, yang bisa menyembah Tuhan, itu yang luput dari krisis terbesar ini yaitu aniaya antikrisus. Itu krisis di semua bidang, ekonomi, moral, keamanan, tetapi kita luput.

 

3.      Markus 12:34

12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

 

Tidak ada lagi pertanyaan, artinya:

a)      Tidak ada lagi keragu-raguan terhadap Firman pengajaran yang benar. Tidak akan lagi bertanya mana yang benar, sudah yakin dan percaya, pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel ini yang benar. Kalau sekarang masih mau didiskusikan kebenarannya bisa ketinggalan, orang sudah mau masuk finish baru mau tanya-tanya kebenarannya. Misalnya orang sudah mau lari tetapi baru tanya kepada pelatih bagaimana cara tarik nafasnya kalau lari nanti, orang lain sudah sampai finish, dia masih bertanya-tanya. Itu yang terjadi sekarang, masih mau diseminarkan lagi, didiskusikan lagi pengajaran ini, mau dicari tahu lagi kebenarannya. Padahal kita tinggal terima jadi, patronnya sudah ada sesuai dengan yang diterima Pdt. Van Gessel, diteruskan pada Pdt. Totaijs, Pdt. In Yuwono, Pdt. Pong Dongalemba dan bapak gembala. Apa lagi yang mau didiskusikan! Tinggal terima, dengar, praktek, itu menjadi kebijakan bagi kita.

 

b)      Tidak ada lagi masalah, air mata sudah dihapuskan, ada jawaban dalam setiap pergumulan kita. Tidak usah kita bertanya lagi soal kemurnian pengajaran ini, tinggal terima dan praktekkan. Yakinlah apa yang kita terima dari pendahulu adalah pengajaran yang benar, murni, sehat, pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, jangan ragu, maka segala masalah diselesaikan, tidak ada lagi pertanyaan, jawaban dari segala masalah Tuhan berikan. Sampai nanti kita bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan, jawaban dari segala rahasia hidup di dunia ini. Kan sekarang ini orang bertanya-tanya, setelah hidup di dunia ini kelanjutannya apa yang mau terjadi. Jawabannya kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, itu jawaban dari segala rahasia hidup di dunia ini, masuk Yerusalem Baru. Tidak ada lagi pertanyaan, semua sudah terjawab. Kita rindu mencapai itu, masuk Yerusalem Baru, menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Yesus jawaban dari segala pergumulan kita. Pergumulan nikah dan buah nikah, Yesus jawabannya. Pergumulan ekonomi, Yesus jawabannya. Pergumulan masa depan, Yesus jawabannya. Pergumulan jodoh, Yesus jawabannya. Sampai kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, jawaban dari segala misteri kehidupan.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar