20210421

Kebaktian PA Imamat, Rabu 21 April 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 24:17-23

24:17 Juga apabila seseorang membunuh seorang manusia, pastilah ia dihukum mati.

24:18 Tetapi siapa yang memukul mati seekor ternak, harus membayar gantinya, seekor ganti seekor.

24:19 Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:

24:20 patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.

24:21 Siapa yang memukul mati seekor ternak, ia harus membayar gantinya, tetapi siapa yang membunuh seorang manusia, ia harus dihukum mati.

24:22 Satu hukum berlaku bagi kamu, baik bagi orang asing maupun bagi orang Israel asli, sebab Akulah TUHAN, Allahmu."

24:23 Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada orang Israel, lalu dibawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan, dan dilontarilah dia dengan batu. Maka orang Israel melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Ini dampak dari ajaran campur yaitu ada roh kekerasan. Ada 3 bentuk roh kekerasan:

1.      Ayat 17 & 21b membunuh manusia

2.      Ayat 18 & 21a membunuh ternak

3.      Ayat 19-20 membuat orang lain cacat

 

Yang ketiga ini yang akan kita pelajari . pada ayat 20 ada 3 bentuk cacat:

1.      Patah

2.      Mata cacat atau buta

3.      Gigi yang patah

 

Menurut hukum Taurat, bagaimana keadaan orang lain dibuat cacat begitu juga harus diperbuat kepadanya. Kalau dia membuat orang lain patah, begitu juga harus diperbuat kepadanya. Kalau dia membuat orang lain buta, diapun dibuat seperti itu. Ini bukan berarti diajar kita untuk balas membalas. Ini mengajar kita untuk jangan membuat orang lain cacat dan bisa mengasihi sesama kita.

 

Kita akan mempelajari tentang patah. Banyak bentuk-bentuk patah, bisa patah tangan, patah kaki dan lain sebagainya. Setelah saya membaca Firman, yang Tuhan tunjukan pada kesempatan ini adalah tangan yang patah. Tangan menunjuk perbuatan dan pelayanan. Patah di sini berarti bermasalah atau tidak beres. Sementara kita membaca mempelai wanita Tuhan itu tanpa cacat dan cela.

Efesus 5:27

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Tangan yang patah di sini artinya perbuatan dan pelayanannya menjadi sandungan sehingga tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Mari kita periksa perbuatan dan pelayanan kita, jangan sampai menjadi sandungan bagi diri kita sendiri sehingga tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Perbuatan dan pelayanan yang bagaimana yang menjadi sandungan?

Yehezkiel 18:21-22,30-32

18:21 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

18:22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.

18:30 Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan.

18:31 Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?

18:32 Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"

 

Perbuatan dan pelayanan yang menjadi sandungan adalah perbuatan durhaka atau fasik. Jadi kalau perbuatannya durhaka atau fasik berarti orangnya adalah orang durhaka atau fasik. Jangan sampai perbuatan kita durhaka atau fasik sehingga membuat kita sendiri tersandung, tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan karena ada cacatnya.

 

Sebenarnya perbuatan durhaka atau fasik itu tabiat bani Amon, di luar bangsa Israel, sama dengan tabiat kafir.

Yehezkiel 21:28-29 (Perikop: pedang Tuhan melawan bani Amon)

21:28 "Dan engkau anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH mengenai bani Amon dan cercaan mereka; katakanlah: Pedang, pedang sudah tercabut untuk menumpahkan darah, digosok untuk memusnahkan, dan supaya mengkilap seperti petir --

21:29 sedang orang melihat penglihatan-penglihatan yang menipu bagimu dan memberi tenungan-tenungan bohong kepadamu -- untuk ditetakkan ke leher orang-orang fasik yang durhaka, yang saatnya sudah tiba untuk penghakiman terakhir.

 

Sebenarnya ini tabiat bani Amon, tetapi dalam Yehezkiel pasal 18 tabiat fasik dan durhaka ini masuk dalam bangsa Israel. Kita ini memang bangsa kafir, tetapi sudah ditebus oleh darah Yesus sehingga kita disebut sebagai umat Tuhan. Tadinya sebutan umat Tuhan ini hanya disematkan kepada bangsa Israel, tetapi sekarang juga disematkan kepada kita yang disebut Israel rohani.

I Petrus 2:10

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

 

Oleh belas kasihan Tuhan, oleh korban Kristus di kayu salib, sekarang kita sudah menjadi umat Tuhan. Dalam surat Roma, bukan cuma disebut umat Tuhan tetapi disebut Israel rohani.

Roma11:25-26

11:25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.

11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.

 

Israel dan bangsa kafir yang sudah mengalami penebusan oleh korban Kristus disebut seluruh Israel, menunjuk Israel rohani. Bukan lagi hanya Israel di Timur Tengah sana. Jadi apa yang terjadi di dalam Yehezkiel pasal 18 menubuatkan keadaan gereja Tuhan di akhir zaman, yaitu banyak orang sudah ditebus oleh darah Yesus, sudah diselamatkan, sudah menjadi Israel rohani, tetapi melakukan perbuatan durhaka atau fasik, itulah lengan yang patah. Kenapa? Karena ajarannya campur. Kalau ajarannya benar, kefasikan dan kedurhakaan itu justru disucikan. Kalau ajaran campur roh ini malah berkembang dan bertambah dalam gereja. Sehingga menjadi orang Kristen durhaka, bahkan mengaku pelayan Tuhan dan hamba Tuhan tetapi masih melakukan perbuatan fasik.

 

Mazmur 1:4

1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.

 

Orang fasik dan durhaka itu Kristen sekam yang diterbangkan angin. Berarti berlalu hilang begitu saja. Sekam ini kulit, jadi Kristen fasik adalah orang Kristen yang hanya puas dengan perkara kulit yaitu berkat-berkat jasmani, sehingga tidak mau diisi dengan Firman pengajaran yang benar. Bahkan dalam Amos pasal 6 dikatakan mereka duduk berjuntai berarti memanjakan daging dan tidak peduli keturunan Yusuf hancur, berarti tidak ada minat menjadi Mempelai Wanitanya Tuhan. Bahkan kalau disebut Mempelai Wanita Tuhan mereka malah bingung, sampai dicap pengajaran porno. Itu karena motivasinya mengejar yang jasmani. Mereka pikir kalau kaya berarti ada Yesus di situ. Tetapi kalau miskin berarti tidak ada iman. Mereka lupa jemaat Smirna jemaat miskin, lupa jemaat Makedonia sudah miskin dan dicobai dengan berat tetapi bisa memberi. Ingat juga Laodekia yang kaya luar biasa serta berkata “aku tidak kekurangan apa-apa”. Tetapi Tuhan katakan “engkau melarat, malang, miskin, buta dan telanjang!”

 

Kita periksa hidup kita, kalau hidup ini hanya mengejar perkara-perkara yang jasmani, bersandar kepada Tuhan hanya untuk mendapatkan yang jasmani, berarti Kristen sekam. Perbuatannya pasti fasik dan durhaka. Di hadapan Tuhan kehidupan seperti itu adalah orang yang paling malang dari antara manusia.

I Korintus 15:19

15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

 

Maksudnya di sini berharap Yesus hanya untuk mendapatkan perkara yang jasmani. Nasibnya malang karena ikut Tuhan hanya cari yang jasmani, hanya kejar berkat-berkat jasmani. Begitu tidak diberkati, mulai ragu kepada Tuhan.

 

Dalam kitab nabi Yesaya, Kristen sekam ini digambarkan seperti ombak di laut. Jadi keadaannya bukan mengarah semakin baik, bahkan semakin buruk. Begitu hanya mengejar yang jasmani dia menjadi sekam, perbuatannya fasik dan durhaka. Kemudian menjadi seperti ombak laut. Ingat perempuan babel duduk di mana? Di air yang banyak. Berarti arahnya dikuasai babel atau masuk pembangunan tubuh babel, mempelai wanita setan. Itu kalau tangan sudah patah, dia mengarah pada pembangunan tubuh babel, mempelai wanita setan.

Yesaya 17:12-13

17:12 Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat!

17:13 Suku-suku bangsa gaduh seperti gaduhnya air yang besar; tetapi TUHAN menghardiknya, sehingga mereka lari jauh-jauh, terburu-buru seperti sekam di tempat penumbukan dihembus angin, dan seperti dedak ditiup puting beliung.

 

Kita urutkan kembali, kalau perbuatan fasik dan durhaka berarti dia Kristen semak, hidupnya hanya mengejar berkat-berkat jasmani. Kehidupan seperti ini digambarkan seperti ombak laut yang akan diduduki oleh perempuan Babel. Diduduki berarti dikuasai oleh perempuan Babel. Sama dengan dikuasai oleh roh jahat dan roh najis. Ini dahsyatnya ajaran palsu, tangan jadi patah, sehingga pelan tapi pasti kehidupan itu dikuasai oleh roh jahat dan roh najis.

Wahyu 17:1,15; 18:2

17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

 

Betul-betul dia dikuasai oleh roh jahat dan roh najis, mengarah pada pembangunan tubuh babel, mempelai wanitanya setan. Mari kita periksa, motivasi kita ikut Tuhan cari apa? Kalau hanya mencari berkat jasmani, berarti tangannya patah. Dia nanti akan menjadi kehidupan yang fasik dan jahat, dikuasai roh jahat dan roh najis. Biarlah kita ikut Tuhan karena ingin mencari di mana Yesus tinggal. Waktu Yohanes katakan pada murid-muridNya “lihat Anak Domba Allah” lalu mereka mengikuti Yesus. Yesus berpaling dan bertanya “apa yang  kamu cari” dan mereka menjawab “Guru di mana Engkau tinggal?”. Tempat tinggal Yesus di mana? Di Yerusalem Baru. Itu yang kita mau cari, bertemu Yesus di Yerusalem Baru, bukan cari yang jasmani. Saya bukan mengajar kita malas dan tidak usah kerja. Silahkan kerja dan sekolah dengan giat, tetapi yang menjadi motivasi utama pengikutan kita mencari di mana Yesus tinggal, supaya di sana juga kita berada.

 

Praktek tangan yang patah atau dikuasai roh jahat dan najis atau sama dengan praktek perbuatan dan pelayanan fasik dan durhaka.

1.      Mazmur 137:1-3

137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.

137:2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.

137:3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"

 

Praktek pertama menggantung kecapi di pohon gandarusa di tepi sungai Babel. Bicara kecapi, itu dipakai untuk memuliakan Tuhan. Daud membuat kecapi untuk memuliakan nama Tuhan. Di dalam Wahyu pasal 5 ada kecapi Allah pada orang-orang di sekeliling takhta Allah. Bicara kecapi itu menunjuk pelayanan. Jadi menggantung kecapi di tepi sungai Babel artinya tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan karena tertawan oleh dosa, oleh kesibukan-kesibukan dunia.

 

Kadang kala sepertinya rendah hati tetapi sebenarnya tidak “pak gembala saya mau berhenti melayani, saya tidak layak, saya sudah lakukan ini dan itu. Tidak pantas saya melayani Tuhan, saya mau berhenti melayani”. Salah! Seharusnya dosanya dibuang dan pelayanannya tetap dikerjakan. Periksa dan instropeksi diri, buang dosa. Jangan pelayanan dibuang dan dosa dipertahankan, itu salah! Dosanya kita buang dan tetap melayani Tuhan sampai garis akhir.

 

Orang yang tidak beribadah itu adalah orang yang durhaka. Jelas ayat-ayatnya ada, jadi tidak ngawur.

Ibrani 10:25-27

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

Jadi orang yang menjauhkan diri dari ibadah itu orang durhaka. Periksa ibadah kita bagaimana sejak awal tahun sampai sekarang. Jangan biasa menjauhkan diri dari ibadah. Mungkin tidak dilihat oleh gembala karena online di rumah, ayo serius dan sungguh-sungguh, jangan dibiasakan tidak beribadah! Dosa tidak beribadah itu adalah dosa yang meningkat, mulai dari dosa kebiasaan, sudah biasa tidak beribadah. Awalnya sedih kalau tidak bisa ibadah. Lama-lama sudah terbiasa.

 

Pengalaman saya waktu kerja di Malang dapat kerja shift-shiftan, kadang masuk siang kadang sore. Kalau sore waktu jadwal ibadah, awalnya sedih tidak bisa ibadah, jemaat datang ke gereja, saya dari pastori malah pergi keluar, lama-lama sudah terbiasa. Sama kesaksian isteri saya waktu dia KKN 1 bulan, tidak ibadah. Begitu sudah selesai KKN lalu beribadah, ikut ibadah kaum muda yang pemberitaan Firmannya 1 jam dia sudah bosan. Sampai Firman Tuhan datang tentang Hofni dan Pinehas, di situ saya minta ampun dan saya berupaya menghadap manager saya supaya diberikan kelonggaran agar hari ibadah bisa beribadah. Manager suruh atur jadwal dengan teman-teman, tetapi tidak bisa juga, kadang mereka alasan ini dan itu. Tetapi demi ibadah berupaya lagi menghadap manager, tetapi karena tidak bisa yah sudah buat pengunduran diri. Manager saya agama Katolik, dia sebenarnya sayang kepada saya, dia sedih saya mengundurkan diri. Tetapi Tuhan tidak menipu, begitu sudah mundur dari pekerjaan itu, tidak lama berselang Tuhan ganti pekerjaan yang tidak mengganggu ibadah pelayanan. Malah bos saya yang beragama Budha mengingatkan “sudah jam 4, kamukan mau ibadah”. Tuhan pakai dia sehingga saya bisa beribadah dan melayani.

 

Mari kita jangan biasa tidak beribadah. Kalau sudah biasa nanti meningkat dosa sengaja. Ada waktu ada kesempatan, sudah sengaja tidak mau beribadah. Orang yang sengaja tidak mau beribadah itu sama dengan menginjak-injak darah Yesus.

Ibrani 9:14

9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

 

Darah Kristus yang memungkinkan kita bisa beribadah melayani Tuhan. Jadi sengaja tidak beribadah itu sama dengan menginjak-injak darah Yesus dan tidak ada lagi pengampunan bagi orang itu, yang ada hanya api penghukuman. Jangan ini terjadi pada kita. Kaum muda silahkan sekolah, sekarang pandemi sebagian sekolah secara online. Kalau dulu terlambat ibadah karena sekolah, sekarang gunakan kesempatan beribadah dan melayani Tuhan. Kumpulkan gandum sebanyak-banyaknya sebab kita mau masuk kegerakan yang besar ini yang hanya singkat. Kita bisa masuk di situ kalau punya gandum. Kalau tidak punya kelimpahan gandum tidak bisa masuk dalam kegerakan itu. Pertanyaannya saat kegerakan itu terjadi di mana kita berada? Kalau sekarang biasa tidak beribadah sampai sengaja tidak beribadah, saat kegerakan terjadi kita tidak ada di situ, tidak akan pernah masuk kegerakan rohani dan hanya menuju kepada api penghukuman.

 

Biarlah ibadah pelayanan kita kerjakan dengan setia. Sudah setia beribadah itu baik, tetapi jaga jangan sampai kita yang sudah beribadah dan melayani, pelayanan kita menjadi sandungan bagi orang lain. Paulus mengatakan jangan sampai makananmu menjadi sandungan bagi orang lain. Bisa bicara makanan yang sesungguhnya, makanan juga bicara pelayanan.

Roma 14:20

14:20 Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!

 

Melayani Tuhan itu bagaikan memberikan santapan bagi Tuhan.

Yohanes 4:34

4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

 

Apa praktek pelayanan menjadi sandungan? Sudah melayani tetapi tertawan oleh dosa. Contohnya Hofni dan Pinehas. Nomor satu saya sebagai hamba Tuhan, ada dalam tiap ibadah, khotbah, tetapi kalau hidup dalam dosa, itu makanan yang membuat orang lain tersandung.

Imamat 21:6,8

21:6 Mereka itu harus kudus bagi Allahnya dan janganlah mereka melanggar kekudusan nama Allahnya, karena merekalah yang mempersembahkan segala korban api-apian TUHAN, santapan Allah mereka, dan karena itu haruslah mereka kudus.

21:8 Dan kamu harus menganggap dia kudus, karena dialah yang mempersembahkan santapan Allahmu. Ia harus kudus bagimu, sebab Aku, TUHAN, yang menguduskan kamu adalah kudus.

 

Untuk membawa makanan kepada Tuhan harus kudus, harus tidak boleh tawar menawar! Jadi kalau kita melayani lalu tanpa kekudusan, kita tertawan oleh dosa, maka pelayanan kita membuat orang lain tersandung dan merusak pekerjaan Tuhan. Saya selalu ingat doa papa “Tuhan tolong supaya buah nikahku menjadi hiasan dalam rumahMu”. Padahal sementara papa berdoa seperti itu, hidup saya bergelimangan dosa. Bahkan doa saya juga seperti itu, tetapi prakteknya nol! Tetap hidup dalam dosa.

 

Sekarang sudah melayani Tuhan jangan lagi ditawan oleh dosa. Musuh minyak itu adalah lalat mati, musuh urapan itu adalah kenajisan! Kita jaga jangan sampai pelayanan kita malah merusak pekerjaan Tuhan karena kita tertawan oleh dosa! Apalagi kami seisi pastori, bagaimana kalau kami merusak pekerjaan Tuhan sedangkan kami sudah makan ayapan Allah.

Roma 14:20

14:20 Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!

 

Bukan sebatas makanan yang kita makan, tetapi terutama pelayanan itu, melayani tetapi tertawan oleh dosa. Inilah menggantung kecapi di pohon gandarusa di tepi sungai Babel.

2.      Yesaya 14:23

14:23 "Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan," demikianlah firman TUHAN semesta alam.

 

Praktek tangan patah yang kedua seperti rawa hanya menerima air hujan tetapi tidak bisa mengalirkan. Artinya sekarang egois! Itu praktek tangan yang patah, hanya menerima berkat tetapi tidak mau menjadi berkat bagi orang lain. Berarti menyangkali panggilannya, sebab Tuhan memanggil kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kalau egois berarti dia menyangkali panggilan Tuhan.

I Petrus 3:9

3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:

 

Menjadi berkat di sini bukan sebatas perkara jasmani. Kalau kita diberkati secara jasmani jangan lupa di dalam berkat yang kita terima ada 3 hal yang harus kita ingat:

a)      Miliknya Tuhan, harus dikembalikan.

b)      Milik sesama yang membutuhkan. Ayo Tuhan mengajar kita bersedekah kepada sesama yang membutuhkan. Paulus juga mengajarkan yang kuat menanggung yang lemah.

c)      Berkat untuk kita nikmati, tetapi jangan kita salahgunakan.

 

Orang egois itu tidak bisa membagi berkat baik berkat jasmani, terutama berkat rohani  yaitu sudah ada dalam Firman pengajaran yang benar, tetapi tidak mau bersaksi tentang pengajaran yang benar kepada sesama. Mungkin malu bersaksi dengan perkataan, mari bersaksi dengan perbuatan keubahan hidup, hasil pekerjaan Firman di dalam kehidupan kita. Terutama menjadi saksi dalam rumah tangga dulu, terang ditaruh di atas kaki dian. Jadi terang dulu di dalam rumah tangga, baru terang di hadapan orang, baru menjadi terang dunia.

 

Firman pengajaran yang sudah kita terima, kita sudah alami pekerjaannya, sudah membenahi kehidupan kita, kita saksikan kepada sesama yang membutuhkan. Masih banyak mereka yang belum mengenal pengajaran, bagikan kesaksian. Tugas seorang imam  itu bersaksi.

I Petrus 2:9

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

 

Dulu sebelum kenal pengajaran kita gelap. Setelah kenal pengajaran kita pindah kepada terang, hidup kita disucikan oleh cahaya injil kemuliaan, ayo beritakan! Seperti perempuan Samaria memanggil penduduk kota Sikhar “mari ke sini, di sana ada orang yang memberitahukan segala sesuatu yang kuperbuat. Mungkinkah Dia itu Mesias?”. Dia saksikan apa yang sudah Firman kerjakan dalam hidup kita. Bersaksi apa yang Firman sudah kerjakan, jangan yang belum. Sebab kalau kita tidak mau bersaksi, kita egois, ini akibatnya:

Yehezkiel 47:8-11

47:8 Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,

47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.

47:10 Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.

 

Sungai yang mengalir itu menunjuk kegerakan rohani. Ini kegerakan menjangkau jiwa-jiwa, ikan-ikan menunjuk jiwa-jiwa yang dibawa kepada Tuhan.

 

Yehezkiel 47:11

47:11 Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.

 

Sementara terjadi kegerakan rohani, kehidupan yang egois justru menjadi tempat penimbunan garam. Garam di sini bukan menunjuk Roh Kudus. Garam di sini mengingatkan isteri Lot yang menjadi tiang garam karena menoleh ke Sodom dan Gomora, ingat dosa. Jadi sementara terjadi kegerakan rohani, orang yang egois justru hidup di dalam dosa dan kutukan dosa. Yang lain kegerakan, jiwa dimenangkan, dia sepi-sepi saja, dia tidak mau membagikan pengajaran. Bagaimana mau dia bagikan, Firman yang dia dengar cuma masuk telinga kanan, keluar telinga kiri, tidak pernah menjadi pengalaman hidupnya. Dia menjadi tempat penimbunan garam, itu menunjukan dosa, hidup dalam dosa dan kutukan dosa, mengarah siksaan api kekal neraka.

 

Kita tidak tahu kapan terjadi kegerakan yang besar itu, tetapi waktunya sangat singkat, kegerakan penyatuan tubuh Kristus. Sekarang waktunya kita kumpulkan gandum, waktunya untuk kita mengalami penyucian dan pembaharuan, sehingga ketika kegerakan besar terjadi, kita ada di dalam. Tetapi kalau sekarang egois, tidak disucikan, tidak mau bagikan Firman kepada sesama, saat terjadi kegerakan orang itu di luar, hanya menjadi tempat penimbunan garam.

 

Ada 2 arus terjadi di akhir zaman ini, yang suci semakin suci, yang cemar semakin cemar.

Wahyu 22:11

22:11 Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"

Ada 7 nasihat Tuhan Yesus dalam Wahyu pasal 22 ini, ini adalah nasihat ke-4. Sekarang kita berada pada posisi yang mana? Pilih salah satu. Biarlah kita pilih yang benar, yang suci semakin suci, bawalah hidup kita dalam kegerakan. Buktinya apa kita ada pada kegerakan? Ada aliran dari En-Gedi sampai En-Eglaim. En-Gedi artinya pancaran anak domba, En-Eglaim artinya pancaran anak lembu. Artinya ada keubahan hidup yang semakin besar dan semakin nyata, itu bukti dalam kegerakan.

 

Ayo jangan egois, manfaatkan media sosial untuk membagikan berkat Firman Tuhan yang sudah kita nikmati dan alami. Masih banyak keluarga kita yang belum mengenal pengajaran, doa untuk mereka. Saya selalu berdoa “Tuhan keluarga yang belum mendengar pengajaran biarlah mendapat kemurahan supaya bisa mendengar dan menerima”. Banyak yang sudah mendengar tetapi belum menerima. Saya selalu ingat yang disampaikan oleh Pdt. Widjaja, kalau Rahab saja seorang pelacur keluarganya bisa utuh selamat, tidak ada yang binasa, masakan nikah pelayan Tuhan tidak bisa Tuhan satukan. Bisa, tinggal tergantung kita egois atau tidak, mau bagikan atau nikmati sendiri.

 

Dalam kitab nabi Yehezkiel, egois itu tabiat kambing. Sudah menikmati air yang jernih tetapi dikeruhkan, sudah menikmati rumput hijau tetapi diinjak-injak, jangan kita seperti itu.

 

3.      Wahyu 18:2

18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

 

Jatuh pada puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Ini merupakan suasana zaman Nuh dan zaman Lot yang terulang kembali di akhir zaman bahkan lebih hebat sebab ini kolaborasi. Betapa dosa makan minum dan kawin mengawinkan ini begitu luar biasa sekarang ini. Di zaman saya sekolah narkoba masih sembunyi-sembunyi. Sekarang sudah luar biasa di Tentena ini. Itu menunjukan bahwa kesudahan akhir zaman sudah dekat, sudah mau berakhir dunia ini. Kegerakan hujan akhir terjadi, tetapi ada kegerakan yang negatif. Apalagi kami hamba Tuhan, kekudusan ini harga mutlak, tidak boleh ditawar-tawar. Dalam Keluaran pasal 29 sampai 6 kali disebutkan “kuduskanlah mereka untuk memegang jabatan imam bagiKu”. Kekudusan ini kita jaga sungguh-sungguh.

 

Lukas 17:26-27

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Ini keadaan akhir zaman, kembali seperti zaman Nuh dan zaman Lot, dosa itu sudah begitu luar biasa.

 

Supaya perbuatan kita tidak fasik, tidak durhaka, tangan tidak patah, bagaimana jalan keluarnya? Tuhan tunjukan jalan keluarnya supaya tangan tidak patah.

Yehezkiel 18:30-31

18:30 Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan.

18:31 Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?

 

Harus mengalami pembaharuan hati dan roh. Sama dengan pembaharuan batin, dari dalam. Sebab dari dalam yang terpancar ke luar. Kalau dalamnya baik perbuatannya pasti baik. Kalau dalamnya tidak baik, perbuatannya pasti tidak baik. Prosesnya bagaimana supaya kita mengalami pembaharuan hati dan roh:

1.      Bertobat

Bertobatlah dan berpaling dari segala kedurhakaan lewat mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni jangan diulangi lagi. Jika orang berdosa bertobat, sejahat dan senajis apapun dia, pasti akan diselamatkan.

Yehezkiel 18:21-22

18:21 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

18:22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.

 

Jika kita sudah berbuat benar dan suci, lalu berbuat dosa dan tidak mau bertobat, maka akan kehilangan keselamatan. Yang Tuhan mau yang sekarang ini, bukan “dulu saya hidup benar dan melayani” sekarang bagaimana! Dan juga diajar kepada kita jangan menghakimi orang. Mungkin dipandangan kita orang itu begitu jahat dan begitu najis, tetapi kalau Tuhan bekerja orang itu bisa bertobat dan bisa dipakai Tuhan. Sebaliknya jangan kita lengah, sekarang kita hidup benar dan suci, tetapi kalau lengah lalu berbuat dosa maka hilang keselamatan.

 

2.      Masuk bahtera Nuh

I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Untuk memperoleh hati nurani yang baik, masuk bahtera Nuh. Artinya:

a)      Masuk baptisan air yang benar sehingga kita mengalami lahir baru, hatinya sudah baru. Dalam Kejadian 6:5 hati manusia cenderung jahat. Lewat masuk baptisan air yang benar hati yang cenderung jahat itu diubahkan menjadi hati seperti bayi. Apa hati bayi? Selalu rindu air susu yang murni.

I Petrus 2:2

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Selalu rindu mendengar Firman pengajaran yang sehat dan murni dalam urapan Roh Kudus. Jadi kita raba baptisan air kita benar atau tidak. Kalau benar hasilnya pasti rindu Firman. Tetapi kalau setelah dibaptis tidak mau dengar Firman, dipertanyakan baptisan airnya. Kalau benar baptisan airnya, pasti rindu Firman, pasti tanya “kapan lagi ibadah, saya rindu dengar Firman”.

 

b)      Masuk ibadah pelayanan dengan pola Tabernakel, pola yang benar.

Ada kesamaan Bahtera Nuh dengan Tabernakel.

1)      Bahtera Nuh itu 3 tingkat, Tabernakel juga 3 tingkat.

2)      Dalam perintah pembuatannya Tuhan katakan “hendaklah”, dalam pembuatan Tabernakel juga Tuhan katakan “hendaklah”.

 

Jadi mari kita masuk ibadah pelayanan dengan pola Tabernakel. Polanya harus benar, ini yang menentukan ibadah kita dibaharui atau tidak. Kalau ibadah kita tidak ada pola, ngawur saja, tidak akan pernah mengalami pembaharuan hati. Harus sesuai pola Tabernakel, pola sorga yaitu ibadah pelayanan dalam sistem penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Tadi dibaptis itu sudah di halaman Tabernakel, sekarang masuk ruangan suci, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Di situlah tempat pembaharuan hati. Kalau hati kita serius maka hati kita dibaharui. Kalau tidak serius dalam penggembalaan pasti lama-lama muak mendengar Firman, karena hatinya tidak baik. Apalagi kalau Firman diulang-ulang “wah itu lagi, rokok lagi, tentang minum lagi” itu hatinya tidak baik sehingga muak, sampai tongkat ikatan dan tongkat kemurahan dipatahkan. Akhirnya dibiarkan Tuhan, sampai dikatakan yang ke pedang ke pedanglah, yang ke kelaparan ke kelaparanlah, yang masih tinggal makanlah sesamamu!

Zakharia 11:8-9

11:8 Dalam satu bulan aku melenyapkan ketiga gembala itu. Kemudian aku tidak dapat menahan hati lagi terhadap domba-domba itu, dan mereka pun merasa muak terhadap aku.

11:9 Lalu aku berkata: "Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!"

 

Mari kita masuk ibadah sesuai pola, ibadah dalam sistem penggembalaan, Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Kalau baptisan airnya benar pasti selalu rindu diisi Firman dan tempat pengisian adalah penggembalaan. Bawa hidup kita dalam kandang penggembalaan. Di situ hati kita dibaharui oleh Tuhan, diubahkan secara terus menerus oleh Tuhan.

 

3.      Lukas 9:28-29

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

 

Angka 8 adalah angka pembaharuan. Dikatakan sesudah pengajaran, berarti pengajaran yang benar ini yang bisa membaharui kita.

 

Proses ketiga adalah lewat tekun dalam doa penyembahan. Menyembah itu memang naik gunung, itu sakit bagi daging. Begitulah penyembahan, tetapi menghasilkan pembaharuan wajah, pembaharuan hati. Lewat ketekunan doa penyembahan hati kita diubahkan menjadi seperti hati Yesus yaitu hati yang taat dengar-dengaran sampai taat sampai mati. Mari lewat doa penyembahan kita diubahkan. Hati kita dibaharui menjadi hati yang taat dengar-dengaran pada Firman sampai daging tidak bersuara lagi.

Filipi 2:8-11

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

 

Bisa dilihat orang itu penyembahannya betul atau tidak. Bukan nanti kita gembar-gembor, koar-koar “saya menyembah Tuhan sekian jam setiap hari, jam sekian saya bangun menyembah” kita lihat praktek sehari-hari, hatinya taat atau tidak. Belajar taat pada Firman sampai daging tidak bersuara.

 

Menyembah Tuhan itu sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan, tangan iman, tangan penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Merasa tidak mampu, tinggal menyembah, sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan, menyerah sepenuh kepada Tuhan. Taat pada Firman itu sama juga mengulurkan tangan kepada Tuhan.

Yohanes 21:18-19

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Dari sorga Tuhan mengulurkan tangan belas kasihNya kepada kita. Jadi tangan sudah tidak patah lagi, sudah bisa mengulurkan tangan menyembah Tuhan, penyerahan sepenuh kepada Tuhan.

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Doa orang laki-laki ini doa yang kuat yang tembus sampai ke hadirat Tuhan. Taat dengar-dengaran itu sama dengan mengulurkan tangan iman kepada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan kebaikan kemurahanNya, tangan belas kasihNya, tangan anugerahNya yang besar kepada kita.

 

Dari pada kita mengulurkan tangan melakukan perbuatan fasik dan durhaka, lebih baik mengulurkan tangan kepada Tuhan lewat doa penyembahan kita. Banyak menyembah maka akan terhindar dari perbuatan fasik. Kalau kurang penyembahan tanganNya akan diulur berbuat fasik dan durhaka.

 

Tangan iman dan penyerahan sepenuh kita ulurkan kepada Tuhan, Tuhan ulurkan tangan kebaikan, kemurahan, belas kasihan dan anugerahNya yang besar kepada kita. Tangan ketemu tangan terjadi mujizat. Mujizat pada malam ini pasti terjadi, asal hati mau diubahkan, mau menyembah Tuhan.

 

Mujizat jasmani terjadi, Tuhan selesaikan masalah apapun yang kita hadapi. Pergumulan nikah dan buah nikah itu yang paling berat, bisa Tuhan selesaikan pada waktunya. Kalau belum ditolong, bukan berarti Tuhan tidak peduli kita. Tuhan mau supaya betul-betul tangan kita terangkat pada Tuhan, selalu menyembah Tuhan. Itu ujian kesabaran, ujian ketekunan dalam penyembahan.

 

Seperti Elia ketika naik ke gunung, dia suruh bujangnya turun melihat ke arah laut apakah sudah ada awan? Belum. Disuruh terus menerus, terus tekun, sampai dia lihat ada awan sebesar telapak tangan. Itu tangan kemurahan Tuhan yang ajaib, tangan belas kasih Tuhan yang besar. Mujizat Tuhan dinyatakan, masalah apapun selesai, sampai yang mustahil sekalipun. TanganNya mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.

 

Mujizat rohani juga terjadi, Tuhan menciptakan kita kembali segambar dengan Allah Tritunggal, sama mulia dengan Yesus. Kita menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna lewat naik gunung penyembahan. Contoh mujizat jasmani, Musa ada di gunung, yang sesungguhnya tidak boleh masuk tanah Kanaan dan dia sudah mati. Tetapi lewat penyembahan dia bisa menginjakan kakinya di atas gunung di tanah Kanaan. Yang mustahil menjadi tidak mustahil.

 

Biar sore ini hati kita mau dibaharui, jangan lagi ada tangan yang patah. Mohon kepada Tuhan minta hati dan roh dibaharui, lewat proses bertobat, masuk baptisan air yang benar, masuk ibadah pelayanan dengan pola yang benar dalam sistem penggembalaan dan naikan doa penyembahan. Banyak menyembah Tuhan, mengulurkan tangan kepada Tuhan dan mujizat Tuhan dinyatakan di tengah-tengah kita. Di depan kita ada perjamuan suci, jaminan bahwa Tuhan mampu menyelesaikan semuanya. Di kayu salib Dia berkata “sudah selesai”. Dia menyelesaikan semuanya untuk kita.

 

Tuhan memberkati

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar