20130713

Kebaktian Doa, Sabtu 13 Juli 2013 Pdm. Handri Legontu


Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus boleh menyertai kita sekalian.

Amos 2:4-5
4 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi disesatkan oleh dewa-dewa kebohongannya, yang diikuti oleh nenek moyangnya,
5 Aku akan melepas api ke dalam Yehuda, sehingga puri Yerusalem dimakan habis."

Ini ancaman penghukuman Tuhan atas Yehuda.
Arti nama Yehuda adalah dipuji.

Kalau dikaitkan di dalam Kidung Agung, Mempelai Sorga selalu memuji Mempelai Wanita-Nya. Jadi Yehuda adalah gereja Tuhan yang Tuhan persiapkan menjadi Mempelai Wanita Tuhan tetapi kita melihat di atas mereka diancam untuk dihukum. Apa yang menyebabkan mereka diancam untuk dihukum?
Amos 2:4
Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi disesatkan oleh dewa-dewa kebohongannya, yang diikuti oleh nenek moyangnya,

Sebab Yehuda menolak Firman, tidak taat dan dengar-dengaran pada Firman sehingga penyembahannya palsu. Penyembahannya salah sasaran, mereka menyembah dewa-dewa. Sekarang ini kalau penyembahan palsu pasti diarahkan kepada antikristus.
Wahyu 1:3
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

Kita sekarang berada di penghujung akhir zaman, waktunya sudah sangat dekat. Di waktu yang sudah sangat dekat ini kita sudah harus benar-benar taat kepada Firman sebab kalau tidak taat penyembahan kita pasti palsu, penyembahan menjadi salah sasaran bukan kepada Yesus tetapi kepada antikristus.

Ketaatan kepada Firman dan penyembahan itu tidak dapat dipisahkan. Kalau taat pada Firman penyembahannya pasti benar, kalau tidak taat penyembahannya pasti palsu.
Filipi 2:8-11
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Jelas di sini kalau kita taat maka pasti akan ada penyembahan yang benar. Biarlah kita taat supaya penyembahan tidak melenceng agar jangan seperti Yehuda yang sebenarnya dipersiapkan menjadi Mempelai Wanita namun malah diancam akan dihukum.

Bagaimana kita bisa taat kalau sikap kita mendengar Firman salah. Sikap kita mendengarkan Firman menentukan penyembahan kita tepat sasaran.

Contoh kehidupan yang taat dengar-dengaran sehingga menang atas penyembahan yang palsu.
1.      Musa
Keluaran 32:7-9
7 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

Kalau ketaatan kepada Firman tidak ada lagi maka penyembahan pasti palsu. Di sini bangsa Israel menyembah anak lembu emas. Musa taat sehingga menang terhadap penyembahan kepada anak lembu emas. Mungkin kita terlihat taat tetapi sebenarnya di dalam hati ada praktek menyembah lembu emas. Apa prakteknya:
Keluaran 32:9
Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Kalau dalam hati kita mempertahankan kekerasan hati maka itu berarti berada dalam penyembahan anak lembu emas. Keras hati hati ini menyimpan dosa sendiri dalam arti tidak mau mengakui dosa sendiri dan juga menyimpan dosa orang lain dalam arti tidak mau mengampuni.

Kalau dalam nikah rumah tangga mempertahankan kekerasan hati dalam arti tidak mau mengampuni maka sadar atau tidak sadar kita sudah menyembah anak lembu emas sehingga mengundang murka turun atas kita.

Bagaimana caranya untuk menang atas penyembahan terhadap anak lembu emas?
Keluaran 32:19-20
19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
20 Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.

Untuk menang atas penyembahan terhadap anak lembu emas, dua loh batu harus dipecahkan. Setelah dipecahkan baru anak lembu emas bisa dibakar dengan api dan digiling sampai halus.

Dua loh batu yang dipecahkan menunjuk korban Kristus. Lewat korban Kristus maka hati yang keras itu dihancurkan. Kalau kita menyimpan dosa maka itu hanya mengundang kutuk.

Kalau kita memandang korban Kristus, Yesus yang disalibkan bagi kita maka kita tidak akan menyimpan dosa baik dosa sendiri dapat kita akui dan juga tidak menyimpan dosa orang lain sehingga bisa kita mengampuni.

Jadi penyembahan yang benar yaitu menyelesaikan dosa sehingga penyembahan kita pasti tepat sasaran, pasti berkenan dan diterima oleh Tuhan.

2.      Elia
I Raja-raja 18:20-21
20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.

Elia menang terhadap penyembahan kepada Baal. Apa praktek menyembah Baal?
I Raja-raja 18:21
Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.

Praktek menyembah Baal adalah hati yang bimbang, bercabang hati. Terutama bimbang terhadap pengajaran yang benar sehingga menganggap semua pengajaran itu sama saja, itu sama sudah menyembah Baal. Kalau hamba Tuhan saja bimbang dengan pengajaran yang benar maka jemaat yang dilayani yang bersandar padanya pasti juga ikut bimbang sehingga semuanya jatuh.
Yakobus 1:6-8
6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Kalau kita bimbang maka tidak akan pernah memperoleh jawaban doa. Dan dikatakan orang bimbang itu bagaikan gelombang laut atau ombak. Ombak itu hanya menimbulkan lumpur dan sampah. Mudah kita mendeteksi kehidupan yang bimbang pada pengajaran yang benar yaitu kalau perkataannya adalah perkataan kotor serta menimbulkan lumpur dan sampah yaitu pertengkaran dan kekacauan.

Baal artinya tuan atau raja dan juga berarti suami.

Sekarang kita diperhadapkan dua penyembahan yaitu menyembah Tuhan Yesus Kristus Raja segala raja Mempelai Pria Sorga atau menyembah Baal yang adalah suami dan raja yang palsu. Kalau menyembah Baal pasti akhirnya akan menyembah antikristus.

Bagaimana cara  untuk menang atas penyembahan kepada Baal?
I Raja-raja 18:34-38
34 Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
35 sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan air.
36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.

3 kali mezbah itu dituang dengan 4 buyung berarti total ada 12 buyung yang dituang pada mezbah itu.

Jadi cara mengalahkan penyembahan terhadap Baal kita harus memiliki 12 buyung air dan api dari Sorga. Air menunjuk pada Firman, 12 menunjuk persekutuan dan api dari Sorga menunjuk Roh Kudus.

Dapat disimpulkan yang kita butuhkan adalah Firman di dalam urapan Roh Kudus yang membawa kita masuk dalam satu persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna yang sering disebut Kabar Mempelai.

Jadi penyembahan yang benar adalah berpegang teguh pada pengajaran yang benar ini supaya dapat mengalahkan penyembahan yang palsu yaitu penyembahan terhadap Baal.

Kalau poin satu dan kedua digabung dapat disimpulkan penyembahan yang benar adalah menyelesaikan dosa dan berpegang teguh pada pengajaran yang benar.
Wahyu 19:1,3-4,6
1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

Penyembahan yang benar yaitu penyembahan kepada Tuhan Yesus Kristus Raja segala raja Mempelai Pria Sorga disertai dengan bahasa Sorga yaitu bahasa Haleluya.

Hasil penyembahan yang benar:
1.      Tuhan Yesus Raja segala raja sangup menciptakan jalan yang baru
Yesaya 43:15-17
15 Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,
17 yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah -- mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu --,

Kalau penyembahan kita benar, tidak ada lagi keras hati dan tidak ada lagi hati bimbang maka Tuhan Yesus sanggup menciptakan jalan yang baru, jalan keluar dari segala masalah, jalan tanpa Herodes yaitu jalan tanpa setan.

2.      Kita disirami dengan hujan kemurahan Tuhan yang sanggup menghapus segala kekeringan
Zakharia 14:17
Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.

Kalau tidak menyembah Tuhan Yesus Raja segala raja maka tidak turun hujan sehingga semuanya kering, nikah kering, rohani kering, yang jasmani juga kering. Namun kalau kita menyembah Tuhan Yesus Raja segala raja maka kita disirami oleh hujan kemurahan Tuhan. Hujan kemurahan Tuhan sanggup menghapus segala kekeringan di dalam nikah, kekeringan rohani dan juga kekeringan secara jasmani.

Kalau saat masuk dalam ibadah kita tidak merasa apa-apa lagi itu adalah tanda-tanda mulai ada kekeringan, kalau diteruskan maka kekeringan akan masuk dalam nikah, dalam perkara jasmani sampai pada kekeringan rohani.

3.      Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga mengasuh dan merawat kita
Efesus 5:25-29
25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Arti mengasuh dan merawat di sini adalah menghangatkan kita dengan kasih-Nya, memberkati kita, memelihara kita dan melindungi kita. Tuhan Yesus sebagai suami/kepala tidak akan pernah menyakiti kita yang adalah istri-Nya/Tubuh-Nya.

Bahkan bukan hanya itu Tuhan Yesus sanggup menyucikan dan menyempurnakan kita sehingga saat Tuhan Yesus datang kedua kali kita bisa menyambut-Nya dengan penyembahan dengan bahasa Haleluya.
Wahyu 19:6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar