20230617

Kebaktian Doa, Sabtu 17 Juni 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:7-13

11:7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."

11:8 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"

11:9 Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.

11:10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."

11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."

11:12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."

11:13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.

 

Di sini Lazarus dalam keadaan sakit dan mati rohani yang tertidur = hidup dalam kegelapan malam. Prakteknya kaki terantuk, mudah tersandung atau menjadi sandungan.

 

Ada 2 macam sandungan:

1.      Sandungan dari luar.

2.      Sandungan dari dalam.

 

Sandungan dari luar yaitu perak dan emas = harta kekayaan secara jasmani atau uang.

Yehezkiel 7:19-20

7:19 Perak mereka akan dicampakkan ke luar dan emas mereka akan dianggap cemar. Emas dan peraknya tidak akan dapat menyelamatkan mereka pada hari kemurkaan TUHAN. Mereka tidak akan kenyang karenanya dan perut mereka tidak akan terisi dengannya. Sebab hal itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan.

7:20 Mereka menghiasi dirinya dengan emas dan peraknya dan kepermaian perhiasan ini membawa mereka dalam kecongkakan. Dari emas dan perak itu mereka membuat patung-patungnya yang keji dan dewa-dewanya yang menjijikkan; oleh sebab itu Aku akan menjadikan emas dan peraknya cemar bagi mereka.

 

Tuhan memberikan kekayaan atau harta jasmani kepada kita untuk menjadi sarana supaya kita bisa beribadah dan melayani Tuhan. Seperti dulu bangsa Israel, begitu mereka dilepaskan oleh Tuhan dari perbudakan di Mesir, mereka menjarah Mesir, mereka minta emas, perak, kain-kain dan ternak. Di padang gurun itu dipakai untuk membuat Tabernakel. Jadi harta kekayaan menjadi sarana untuk beribadah melayani Tuhan.

 

Tetapi kekayaan bisa menjadi sandungan apabila:

1.      Kekayaan menjadi ikatan.

I Timotius 6:10

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

 

Praktek kekayaan menjadi ikatan adalah kikir, tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan, pembangunan Tubuh Kristus dan tidak bisa memberi untuk sesama yang membutuhkan. Orang yang kikir tidak pernah puas dan tidak selamat. Kita ini sedang menanti keselamatan yang akan datang yaitu kita mau dijadikan Mempelai Wanita Tuhan untuk selamat dari antikristus dan selamat dari penghukuman Tuhan atas dunia. Yang bisa menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali adalah Mempelai Wanita Tuhan, Tubuh Kristus yang sempurna atau disebut juga Bait Allah secara rohani, rumah Tuhan yang rohani.

I Petrus 2:5

2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

 

Jadi, kita sedang berada dalam proses pembangunan rumah rohani.

Ada 2 syaratnya supaya dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

a)      Hati yang suci.

b)      Hati yang sukarela memberi.

I Tawarikh 29:12,14,17

29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.

29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.

29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.

 

Sukarela tulus ikhlas, itu yang bisa dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Begitu juga ketika mau membangun Tabernakel, Tuhan katakan pada Musa “pungutlah persembahan dari orang Israel yang terdorong hatinya” bukan yang dipaksa atau terpaksa.

 

Jadi orang kikir tidak dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Karena untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus harus hati yang sukarela dan tulus ikhlas. Kalau kita masih perhitungan untuk korban waktu, tenaga dan harta, yah tidak bisa dipakai! Mungkin bisa memberi tetapi tidak tulus, tidak sukarela, yah tidak dipakai Tuhan. Jadi kekayaan menjadi sandungan kalau menjadi ikatan yang membuat kikir sehingga dia tersandung dan binasa. Kalau tidak masuk pembangunan Tubuh Kristus berarti binasa, tidak bisa menyongsong kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, hanya masuk aniaya antikristus dan menerima penghukuman Tuhan atas dunia ini.

 

2.      Kekayaan sudah menjadi keangkuhan hidup atau kesombongan.

Yehezkiel 7:20a

7:20a Mereka menghiasi dirinya dengan emas dan peraknya dan kepermaian perhiasan ini membawa mereka dalam kecongkakan.

 

Keangkuhan hidup itu salah satu isi dunia.

I Yohanes 2:16

2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

 

Praktek kekayaan menjadi keangkuhan hidup adalah berharap pada harta, pada uang lebih dari pada Tuhan sehingga tidak ada lagi hubungan dengan Tuhan. Ini seperti perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh, tidak mau berkorban untuk Tuhan dan untuk sesama yang membutuhkan, semua untuk dirinya sendiri.

Lukas 12:15-21

12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.

12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.

12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.

12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

 

Hubungan dengan Tuhan sudah tidak ada lagi, pokoknya kekayaan, harta, cuma itu yang dikejar sampai lupa Tuhan. Termasuk juga kejar ijazah, kejar kedudukan dan lain-lain, kalau sampai lupa Tuhan itu berarti kekayaan sudah menjadi keangkuhan dan kesombongan. Silahkan kerja segiat-giatnya, silahkan sekolah setinggi-tingginya, silahkan cari kedudukan di dunia, kalau Tuhan izinkan kita dapat kedudukan seperti Ester. Tetapi kalau lupa Tuhan itu yang tidak boleh! Lupa Tuhan = lupa beribadah melayani Tuhan, lupa menyembah Tuhan, yang celaka lupa tujuan ibadah yang sebenarnya. Ini sering melanda hamba Tuhan, jadi beribadah hanya untuk mencari perkara yang jasmani yaitu kekayaan dan kedudukan di organisasi. Tujuan kita beribadah supaya disucikan dan mengalami keubahan hidup.

 

Kalau kekayaan sudah menjadi kesombongan maka orang itu kena penyakit lupa rohani. Kadang kita ini kepada Tuhan terlalu banyak alasan. Kalau sudah kena penyakit lupa rohani, akhirnya nanti seperti orang kaya yang bodoh yang jatuh dalam dosa makanan minum dan kawin mengawinkan. Bersenang-senang yang dimaksud ini jatuh dalam dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai ragamnya.

Lukas 12:19

12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

 

Lupa rohani akhirnya lupa kalau itu dosa, lupa kalau itu narkoba, lupa kalau itu minuman keras, lupa kalau itu rokok tidak boleh dikonsumsi, lupa kalau itu isteri orang, lupa itu suami orang, lupa suami di rumah, lupa isteri di rumah. Kalau sudah lupa Tuhan, lupa semuanya, hilang ingatan. Akibatnya miskin rohaninya.

Wahyu 3:15-17

3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!

3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

 

Orang miskin rohani akibatnya suam-suam rohani sehingga terancam dimuntahkan Tuhan. Dimuntahkan berarti keluar dari pembangunan Tubuh Kristus, terlempar keluar, tidak masuk di situ. Waktu Yesus datang dia ketinggalan, betul-betul kekayaan menjadi sandungan. Yang lain terangkat, dia dilupakan Tuhan tidak diangkat dan hanya siap untuk dihukum dan binasa.

 

3.      Kekayaan menjadi berhala, prakteknya serakah.

Efesus 5:5

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

 

Serakah ini merampas milik Tuhan dan merampas milik sesama. Sekarang lagi heboh di orang menentang perpuluhan, banyak argumen ini itu. Saya pernah hadapi orang yang mengatakan perpuluhan itu Taurat. Saya jawab zaman Abraham itu jauh sebelum Taurat namun Abraham telah mengembalikan perpuluhan. Kemudian di Perjanjian Baru Yesus juga mengajarkan tentang perpuluhan. Di kitab Ibrani juga ada tentang perpuluhan, itu sudah bukan di zaman Taurat lagi.

 

Contoh orang yang tersandung pada kekayaan adalah orang lumpuh di depan pintu gerbang indah, dia tidak pernah masuk ke dalam Bait Allah dan hanya meminta-minta.

Kisah Para Rasul 3:1-10

3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.

3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.

3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.

3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."

3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.

3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"

3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.

3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.

3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah,

3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.

 

Jadi orang yang tersandung pada kekayaan, rohaninya sedang lumpuh. Bagaimana keadaannya?

1.      Tidak pernah masuk Bait Allah = tidak setia sampai tidak aktif dalam ibadah pelayanan. Karena yang dia kejar cuma uang, harta, kekayaan, ijazah, kedudukan sehingga tidak aktif dalam ibadah pelayanan, tidak mau beribadah melayani Tuhan.

2.      Diusung, artinya hanya menjadi beban bagi orang lain. Mulai dari dalam nikah jadi beban. Isteri tersakiti, orang tua menderita, anak menderita. Dalam penggembalaan menjadi beban sehingga gembala berkeluh kesah, jemaat juga berkeluh kesah lihat orang itu.  Orang seperti itu cenderung hanya berharap kepada manusia, bukan kepada Tuhan, betul-betul putus hubungan dengan Tuhan.

 

Syukur kepada Tuhan, Tuhan mau menolong kita sore ini. Mungkin sore ini kita dalam keadaan tersandung dengan harta kita atau sudah lumpuh rohani, Tuhan mau menolong. Caranya Tuhan mengutus 2 muridNya yaitu Petrus dan Yohanes dengan 1 tujuan ke Bait Allah. 2 rasul dengan 1 tujuan, rasul kaitannya dengan pengajaran.

Kisah Para Rasul 2:42

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Jadi cara Tuhan menolong dengan Firman pengajaran yang melimpah yang membawa kita 2 menjadi 1, itu bahasa mempelai, bahasa nikah. Jadi kalau disimpulkan cara Tuhan menolong lewat Kabar Mempelai. Kita harus bersyukur kalau ada dalam Kabar Mempelai karena Tuhan mau menolong kita supaya jangan tersandung pada harta kekayaan jasmani. Kalau toh sudah tersandung dan jatuh, Kabar Mempelai sanggup mengangkat kembali dan memulihkan. Kalau sudah lumpuh, Kabar Mempelai sanggup menyembuhkan dari kelumpuhan rohani. Jadi di dalam Kabar Mempelai ada kuasa kelepasan dari ikatan uang dan ikatan apa saja. Saya sudah alami Tuhan lepaskan dari ikatan dosa makan minum lewat Kabar Mempelai. Sempat juga saya tersandung dengan harta jasmani, tidak bisa beribadah melayani. Begitu saya tidak beribadah melayani, mulai tersandung dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Tetapi Tuhan tolong, kekuatan Kabar Mempelai melepaskan dari ikatan.

 

Jadi Petrus dan Yohanes adalah hamba Tuhan yang dipercaya Kabar Mempelai untuk menolong gereja Tuhan yang lumpuh rohani. Jadi ada Firman, ada hamba Tuhan yang diutus memberitakannya. Kita tidak bisa lepas dari pelayanan hamba Tuhan. Bapak ibu bisa menilai hamba Tuhan yang melayani kita ini sungguh-sungguh dipercaya Kabar Mempelai atau tidak. Tanda hamba Tuhan yang dipercaya pengajaran yang benar, Kabar Mempelai kita lihat dari perkataan Petrus “emas dan perak tidak ada padaku” artinya tidak melekat pada perkara yang jasmani. Tuhan lihat hati saya sebagai hamba Tuhan, kalau saya melayani selama ini mencari yang jasmani, Tuhan tidak akan percayakan pembukaan rahasia Firman. Kasihan jemaat lumpuh, tidak bisa berjalan sampai ke Yerusalem Baru. Doakan saya supaya selalu melekat kepada Tuhan, bukan melekat pada yang jasmani.

 

Bagaimana sikap jemaat supaya tertolong? Petrus bicara pengharapan, surat-surat Petrus berisi tentang pengharapan. Yohanes bicara kasih, surat-surat Yohanes berisi tentang kasih. Pengharapan sudah ada, kasih sudah ada, yang kurang iman. Jadi sikap gereja Tuhan harus mempunyai iman kepada Tuhan. Kita lihat hamba Tuhan datang melayani, kita punya iman kepada Tuhan kita serahkan hidup kita untuk dilayani. Kalau tidak ada iman kepada Tuhan tidak akan mau menyerahkan diri digembalakan. Apa lagi kalau lihat gembala itu masih muda, ijazahnya dibawah kita dan lain-lain. Jauh jauh datang beribadah, yang di luar pulau tergembala secara online, kalau tidak punya iman tidak akan mau digembalakan.

Bagaimana praktek punya iman kepada Tuhan?

1.      Petrus bilang lihat kepada kami. Pada Petrus dan Yohanes dipercayakan pengajaran. Jadi pandang Firman pengajaran, lihat hamba Tuhannya bisa jadi teladan atau tidak. Jangan sembarang saja “saya serahkan hidup digembalakan” padahal belum lihat hidup hamba Tuhan itu bagaimana, tahbisannya bagaimana, nikahnya bagaimana, lalu membawa hidup digembalakan di situ. Mungkin dia ada Kabar Mempelai. Benar, tetapi lihat hidupnya bagaimana.

Kisah Para Rasul 3:4

3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."

 

Melihat Firman itu artinya dalam mendengar Firman kita perhatikan sungguh-sungguh sehingga kita bisa mengerti Firman. Sebagai hamba Tuhan juga sampaikan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh sehingga bisa menjelaskan dengan sejelas-jelasnya.

 

2.      Setelah melihat Firman, melihat hamba Tuhan, mendengar Firman, perhatikan sungguh-sungguh, terimalah Firman dengan lemah lembut sehingga Firman menjadi iman di hati. Firman sudah disampaikan dengan jelas, tetapi kalau hati keras tidak akan bisa tertolong. Terima Firman dengan lemah lembut sekeras apapun Firman itu karena itu untuk keselamatan jiwa kita.

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

3.      Ulurkan tangan. Tangan apa yang diulurkan? Tangan kanan. Artinya praktekkan Firman sehingga kita diarahkan untuk masuk kota Yerusalem Baru. Tangan kanan hubungannya dengan Yerusalem Baru.

Mazmur 137:5-6

137:5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!

137:6 Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

 

Ulurkan tangan, praktekkan Firman, karena kita rindu mau masuk Yerusalem Baru. Yerusalem Baru identik dengan Mempelai Wanita Tuhan. Dengan kita mempraktekan Firman kita sedang merasakan getaran cinta kasih Yesus Mempelai Pria Sorga. Dan kita balas juga, ada getaran cinta kasih kita kepada Yesus, tidak bertepuk sebelah tangan. Istilah dalam Kidung Agung, sakit asmara kepada Yesus. Kita rindu kapan Yesus datang kembali bukan sekedar dinyanyikan, makanya kita mau praktek Firman. Hamba Tuhan yang harus lebih dahulu praktek Firman sehingga bisa membawa getaran cinta kasih Yesus kepada sidang jemaat. Dia sampaikan Firman dengan keras dan tajam tetapi bukan dengan emosi atau tujuan mau menghantam jemaat, tetapi dengan getaran cinta kasih Yesus. Sehingga jemaat menerima dengan hati yang lembut “saya dihantam Firman yang keras tetapi saya tahu itu karena Tuhan sayang saya” jadi tidak akan ngamuk, tidak akan marah! Kami hamba Tuhan kerjakan dulu baru ajarkan maka ada getaran cinta kasih dari Tuhan kepada sidang jemaat. Sidang jemaat bisa menyambut getaran cinta kasih dari Tuhan dengan mempraktekan Firman. Getaran cinta kasih itu akan tertampak lewat suara penyembahan, jadi tidak akan sepi-sepi. Begitu diajak menyembah “haleluya, Yesus terima kasih, Engkau tunjuk salahku, Engkau menegur saya” jadi bisa menyembah. Ini yang mau kita lakukan, doa penyembahan itu hubungan kasih dengan Yesus, hubungan yang terdekat dengan Tuhan. Biarlah kita rasakan siang ini getaran cinta kasih Yesus dan kita juga mau menyembah Dia.

 

Begitu dia mengulurkan tangan kanan dan Petrus membantunya berdiri maka dia sembuh. Tadi kita periksa diri kita apakah rohani kita lumpuh atau tidak. Kalau lumpuh sekarang ada Firman, getaran cinta kasih Yesus, kita sambut dan praktekan supaya rohani kita sembuh. Bukti sudah sembuh adalah:

a)      Kuat kaki dan mata kaki, artinya punya pendirian teguh atas Firman pengajaran yang benar, tidak gampang diombang ambingkan lagi. Juga punya pendirian teguh atas Korban Kristus, tidak mau berbuat dosa, apapun yang dihadapi. Tidak goyah menghadapi ajaran palsu, tidak goyah menghadapi gelombang dosa.

 

b)      Setelah sembuh dia tidak jalan-jalan sana sini tetapi dia mengikuti Petrus dan Yohanes masuk Bait Allah. Istilah mengikuti itu adalah tergembala. Bukan tergembala pada organisasi atau pada manusianya tetapi pada Firman pengajaran yang benar.

 

c)      Melompat-lompat memuji Allah, artinya jiwa dan rohnya berkobar-kobar melayani Tuhan. Tidak bisa dibatasi oleh usia, tidak bisa dibatasi oleh situasi kondisi, tetap berkorbar-kobar melayani Tuhan.

 

d)      Petrus dan Yohanes ke Bait Allah untuk sembayang. Jadi bukti kita sudah sembuh adalah suka menyembah Tuhan, tidak dipaksa tetapi bergemar menyembah Tuhan. Sore ini kita gunakan waktu menyembah Tuhan. Betul-betul kita cinta Tuhan buktikan dengan menyembah Tuhan.

 

e)      Menjadi kesaksian hidup bagi sesama.

Kisah Para Rasul 3:10

3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.

 

Kalau bukti-bukti ini maka kita bisa berjalan ke Kanaan menuju Yerusalem Baru, berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau lumpuh bagaimana bisa berjalan ke Kanaan, bagaimana bisa mencapai Yerusalem Baru. Apalagi kota Yerusalem Baru itu di atas gunung.

Wahyu 21:9-10

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Kita bisa naik ke gunung yang kudus, besar lagi tinggi. Tidak lagi tersandung dengan harta dunia, harta dunia sudah jauh, Yerusalem Baru tanah air kita, kita bisa mencapai ke sana. Semoga ini menjadi kenyataan, doa saya setiap saat “Tuhan jangan ada yang tertinggal dan binasa” kerinduan hati bersama keluarga bisa menyambut Yesus masuk di kota Yerusalem rohani.

 

Jika lumpuh rohani sembuh maka yakinlah lumpuh secara jasmani yaitu masalah-masalah, kesulitan-kesulitan, semua yang suka macet, mungkin usaha macet lumpuh, tidak bisa maju bahkan kemustahilan ditolong Tuhan, selesai semua, diatasi Tuhan pada waktunya. Kalau rohani dipulihkan, yang jasmani juga dipulihkan, Tuhan tidak pernah menipu.

 

Jadi jangan tersandung dengan harta dunia ini, biarlah kita menjadi kehidupan yang kaya secara rohani bukan cuma kaya secara jasmani. Kita mau naik ke gunung Tuhan yang kudus, Yerusalem Baru.

 


Tuhan Memberkati.


GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar