20230603

Kebaktian Doa, Sabtu 3 Juni 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:1-6

11:1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.

11:2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 

11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."

11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.

11:6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

 

Keluarga Betania Maria, Marta dan Lazarus menggambarkan kehidupan yang mengalami perobekan daging untuk bisa sempurna seperti Yesus. Marta menunjuk tubuh jasmani yang sibuk tetapi tanpa pengertian yang benar. Maria menunjukan jiwa yang mengerti kehendak Tuhan di dalam Firman, tetapi harus ada aktivitas pelayanan. Lazarus menunjuk roh yang mati. Bahkan Lazarus sudah mati 4 hari, sudah berbau busuk. Kita akan belajar tentang Lazarus.

 

Lukas 10:38-40

10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

Dalam Lukas 10 tentang kisah Maria dan Marta, Lazarus tidak ada saat Yesus datang makan di rumah mereka. Ini menunjukan 2 hal:

1.      Roh atau pikiran yang melayang-layang saat beribadah, terutama saat mendengar Firman.

2.      Beredar-edar tidak tergembala, tidak mau makan Firman. Akibatnya rohnya sakit. Artinya berbuat dosa sampai puncaknya dosa. Orang sakit kalau tidak diobati maka akan mati rohani dan sedang mengarah pada kematian kedua yaitu kematian kekal di neraka.  

Yohanes 11:11-13

11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."

11:12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."

11:13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.

 

Mati rohani = tidur rohani. Itulah kalau roh kita tidak ada dalam ibadah, pikiran melayang-layang tidak fokus dalam mendengar Firman, nanti rohani mati atau rohani tidur. Rohani mati atau rohani tidur itu sama dengan hidup di dalam kegelapan malam.

Yohanes 11:7-10

11:7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."

11:8 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"

11:9 Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.

11:10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."

 

Sekarang kita periksa, kita raba, berkaca pada Firman, rohani kita tidur atau sedang terjaga. Bukan berarti melayani-melayani sudah jadi garansi rohaninya terjaga, bisa saja rohaninya tertidur. Praktek hidup dalam kegelapan malam adalah kakinya terantuk artinya mudah tersandung atau menjadi sandungan. Saya dikoreksi khotbah tiap hari, jangan sampai rohani tertidur, lihat orang lain tersandung atau prilaku dan perkataan saya menjadi sandungan bagi orang lain, itu berarti hidup dalam kegelapan malam. Apa penyebab menjadi sandungan?

Matius 18:6

18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

 

Terjemahan aslinya menyandung, dosa sandungan digambarkan seperti batu kilangan yang diikat di leher.

Ayub 41:15

41:15 Hatinya keras seperti batu, keras seperti batu kilangan bawah.

 

Jadi penyebab mudah tersandung atau jadi sandungan adalah keras hati. Kita ini sudah berada pada ruas jalan terakhir, sebentar lagi kita sudah mau masuk finish. Jangan sampai di langkah terakhir kita tersandung dan jatuh. Makanya Alkitab mengatakan bukan langkah pertama tetapi langkah terakhir yang menentukan.

 

Pelayanan di tempat ini saya tinggal meneruskan, sudah dirintis oleh bapak gembala 40 tahun lebih. Jangan sampai kita yang tinggal meneruskan malah tersandung atau menjadi sandungan sehingga gagal mencapai garis finish.

 

Macam-macam sandungan:

1.      Dosa di depan yaitu jerat dosa yang dipasang iblis di jalan-jalan yang kita lewati, di tempat-tempat yang kita datangi. Orang kalau pasang jerat untuk binatang tentu di tempat-tempat yang bisa binatang lewati. Makanya jerat dosa harus kita hadapi dengan pedang Firman, potong dengan pedang Firman. Iblis setan itu disebut ular tua, sudah ribuan tahun, dia punya pengalaman yang luar biasa. kita harus hati-hati.

2.      Dosa atau kekurangan orang lain. Kenapa tersandung? Karena mata kita suka melihat mata dan kekurangan orang lain. Sementara kekurangan kita banyak. Alkitab katakan balok di mata sendiri tidak dilihat tetapi selumbar di mata sesama bisa dilihat.

3.      Kebenaran diri sendiri. Saya tidak salah, dia yang salah! Tetapi orang lain sudah tersandung. Kebenaran diri sendiri itu membenarkan diri sendiri dengan cara menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, menyalahkan Firman sampai menyalahkan setan. Kadangkala kita teledor berkata-kata “masa cuma persoalan begituleh sudah tersandung, tersinggung” Coba dia diperhadapkan dengan posisi seperti itu. Kita tempatkan diri kita pada orang itu, oh iya yah bercandaku sudah kelewatan, coba saya dibercandai seperti itu bagaimana perasaan saya. Kalau seperti itu aman kita, tidak ada yang tersandung, tidak ada yang menjadi sandungan. Semua berjalan di siang hari ada terang, jangan berjalan di malam hari. Apa lagi kita sudah mau mencapai garis finish, sebentar lagi Yesus sudah mau datang. Betapa mirisnya sudah mau finish malah tersandung dan jatuh. Perjalanan sekian tahun di belakang itu sia-sia semuanya.

 

Tersandung itu artinya jatuh dan tidak bisa mencapai Yerusalem Baru. Cepat atau lambat orang yang tersandung atau menjadi sandungan pasti jatuh dalam dosa Babel! Tadi dosa sandungan digambarkan dengan batu kilangan, Babel juga digambarkan dengan batu kilangan.

Wahyu 18:21

18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

 

Apa dosa Babel?

1.      Dosa kenajisan.

Wahyu 17:5-6;18:2

17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

17:6 Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.

18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

 

Dosa kenajisan itu dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Tuhan tolong, jangan kita tersandung dan menjadi sandungan oleh perkataan kita dan perilaku kita. Saya punya 2 anak perempuan. Kalau melihat anak orang jatuh, hati-hati, jangan terlalu tajam berkomentar. Ada 2 anak perempuan saya, apa yang terjadi ke depan saya tidak tahu. Jadi jaga, mulut direm. Jangan sampai perkataan perbuatan kita menjadi sandungan atau kita sendiri yang tersandung. Sebab orang yang tersandung dan menjadi sandungan nasibnya sama, jatuh dalam dosa Babel, itulah dosa kenajisan, dosa makan minum dan kawin mengawinkan.

 

2.      Pelacur. Pelacur ini tidak setia. Jadi tidak setia dalam ibadah pelayanan dan juga tidak setia terhadap Firman pengajaran yang benar.

 

3.      Wahyu 18:7

18:7 berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.

 

Hanya mengejar kemuliaan dan kemewahan dunia, kemakmuran dunia dan hiburan daging. Bahkan itu yang dikejar dalam ibadah.

 

Bagaimana cara supaya kita tidak mudah tersandung lagi dan tidak menjadi sandungan?

II Petrus 1:10

1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

 

Yang harus kita lakukan berusaha sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihan Tuhan kepada kita makin teguh =  berusaha sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan. Yang kita mau kejar ini bagaimana supaya kita bisa lolos dari aniaya antikristus, menjadi Mempelai Wanita Tuhan, kita berupaya sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan. Beribadah melayani Tuhan itu dikaitkan dengan memandang wajah Tuhan.

Wahyu 22:3-4

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Setiap beribadah melayani Tuhan kita pandang wajah Tuhan sehingga tidak ada kesempatan bagi kita untuk memandang dosa, tidak ada kesempatan untuk kita memandang kekurangan orang lain karena yang kita pandang wajah Tuhan dan kita tidak akan pernah tersandung apalagi menjadi sandungan. Tuhan sudah mau datang, biarlah setiap kita beribadah, kita memandang wajah Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan pandang saja wajah Tuhan, tidak usah lihat kekurangan hamba Tuhan yang lain. Sidang jemaat pandang wajah Tuhan, tidak usah lihat kekurangan yang lain. Kalau lihat kekurangannya yah kita doakan. Kalau kekurangannya mengganggu kita yah lebih baik puasa seperti Daud, berpuasa untuk orang yang memusuhinya.

 

Langkah-langkah memandang wajah Tuhan.

Wahyu 1:14-16

1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. 

1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. 

1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

 

1.      Memandang mulutnya Yesus yang mengeluarkan sebilah pedang tajam bermata 2. Artinya mau disucikan oleh pedang Firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata 2. Biarlah kita disucikan, penyucian itu mulai dari dalam hati.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Kenapa hati lebih dahulu? Karena hati itu sumber kehidupan rohani kita, dari hati terpancar kehidupan. Kalau hati tidak disucikan tidak terpancar kehidupan, yang ada kematian. Kalau hati disucikan maka rohani hidup. Jadi hati lebih dulu disucikan dari keinginan-keingnan dosa, jahat, najis, itu semua ditusuk oleh pedang Firman. Seringkali kalau sudah tersandung sudah pahit hati. Saat datang ibadah tusuk hatinya dengan pedang Firman sehingga tidak ada lagi pahit hati. Orang yang tersandung pada si A pahit hati, si A yang menyandung si B juga pahit hati. Sama-sama ditusuk pedang Firman sehingga aman. betapa bahagia kalau kita datang beribadah hanya memandang pedang yang keluar dari mulutnya Tuhan, tidak melihat yang lain. Parahnya kalau datang beribadah hanya melihat kekurangan gembala yang berkhotbah. Dicari kekurangannya seperti ahli Taurat dan orang-orang Farisi membanjiri Yesus dengan rupa-rupa soal untuk mencari kesalahan Yesus dan menangkap Yesus.

 

Kalau hati sudah disucikan maka terpancar ke mulut.

Amsal 4:23-24

4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.

 

Hati suci maka terpancar juga di mulut, mulutnya sudah suci. Kalau terganggu doakan saja orang itu. Atau ada yang datang melapor kepada gembala, sebagai gembala pasti saya bilang doakan saja, puasa yah. Begitu saja supaya aman, semua teratasi, tidak ada yang tersakiti, semua tertolong. Yang menjadi sandungan dia juga tertolong karena mulut orang lain tidak semakin melemahkan dia. Orang yang jatuh dalam dosa itu memang sementara tertindas, lalu kita bicara begini begitu, dia semakin tertindas. Coba kalau mulut kita bicara yang baik, kita doakan, dia terangkat, dia tertolong, kita tertolong, sama-sama jadi mempelai. Kan itu kerinduan hati Tuhan. Tuhan tidak mau dalam penggembalaan tercerai berai. Tuhan Yesus berdoa 4 kali untuk menyatukan murid-muridNya. Untuk membangkitkan Lazarus Yesus hanya berdoa 1 kali. Memang untuk menyatukan Tubuh Kristus lebih sulit dari pada membangkitkan orang yang mati. Makanya kita jaga hati, jaga mulut supaya kerinduan hati Tuhan terpenuhi, kita menjadi 1 tubuh Kristus. Dalam penggembalaan satu, antara penggembalaan satu. Sekarang kalau terjadi goncang gancing, kita jaga hati, jaga mulut supaya bisa terjadi penyatuan.

 

Sekarang sedang terjadi pemurnian, alat penampi ada di tangan Yesus. Kalau namanya penampian di bawah saling bentur, di atas juga saling bentur. Diizinkan terjadi seperti itu untuk mengetahui mana yang punya isi bobot rohani, mana yang kosong. Yang kosong terlempar ke luar, yang punya bobot rohani tetap di alat penampi untuk dibawa masuk ke lumbung. Jadi jangan heran kenapa begini, kenapa begitu. Itu sesuai Firman, penggenapan Firman. Sekarang ini penggenapan Firman sedang digenapi di dalam kita, gembala dipukul, domba-domba akan tercerai berai. Tuhan izinkan gembala kita yang kita sayangi dipanggil Tuhan. Sekarang kita diperhadapkan dengan kegoncangan, jangan kita tercerai berai. Di sinilah hati dijaga, mulut dijaga.

 

Hati sudah suci, mulut suci, seluruh hidup suci maka Tuhan pakai kita. Ini yang sangat saya rindukan supaya kita semua ini dipakai dalam kegerakan yang besar. Kalau sibuk melihat kekurangan orang lain, kekurangan kita sendiri tidak kita lihat, kita tidak dipakai dan hanya merasa dipakai. Biarlah kita semua dipakai, sebagai gembala dipakai, sebagai jemaat juga dipakai dalam kegerakan yang besar. Yang menjadi Tubuh Kristus bukan hanya kita, ada juga gereja yang lain. Untuk semua ini menyatu, biarlah kita dipakai oleh Tuhan.  

Efesus 4:11-12

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Ini doa saya dan juga menjadi suatu keprihatinan saya, merindu supaya di tempat ini terjadi kegerakan pembangunan Tubuh Kristus dan di tempat lain juga terjadi pembangunan Tubuh Kristus. Itu bisa terjadi kalau hati suci, seluruh hidup kita mau disucikan, hanya memandang mulut Yesus yang mengeluarkan pedang bermata 2. Terjadi kegerakan di Tentena, terjadi kegerakan di Tonusu, terjadi kegerakan di Diora, di mana-mana terjadi kegerakan,  waktu Yesus datang, terompet di bunyikan sontak semua berkumpul di awan-awan bertemu Yesus. Kan itu lebih bagus dari pada pisah sana pisah sini, cerai sana cerai sini.

 

2.      Memandang mata Yesus yang bagaikan nyala api.

Wahyu 4:5

4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Nyala api menunjukan Roh Kudus.

Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

Memandang wajah Yesus artinya mengalami pekerjaan Roh Kudus yang membuat kita setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, bukan berkoar-koar. Kalau sudah tersandung, sudah jadi loyo, sudah tidak ada semangat. Yang jadi sandungan juga jadi loyo, sama-sama loyo. Ayo semangat, setia berkobar-kobar.

 

Setia saja tidak cukup, harus disertai berkobar-kobar. Kenapa?

Roma 1:27

1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

 

Kalau setia saja tetapi tidak disertai berkobar-kobar menyala-nyala, bisa menyala-nyala dalam kenajisan. Artinya nikahnya terganggu sampai hancur dan rusak. Permulaan nikah di masa pacaran bisa hancur dan rusak kalau tidak setia menyala-nyala. Setia dan berkobar-kobar di dalam ibadah pelayanan itu untuk keselamatan nikah dan buah nikah kita. Jadi kita raba kenapa anakku begini, isteriku begini, suamiku begitu, oh karena saya tidak berkobar-kobar, tidak menyala-nyala. Segera perbaiki supaya Tuhan menolong nikahnya. jangan langsung “memang anak tidak tahu terima kasih!” . Ayo kembali bernyala-nyala maka kita tertolong.

 

3.      Memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari terik,

Matius 17:2

17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

 

Artinya banyak menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita sudah beribadah melayani, mau disucikan, itu sudah baik. Ditambah setia berkobar-kobar untuk melayani, itu baik. Namun harus ditambah lagi menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh untuk merobek daging kita, maka dari wajah Yesus terpancar sinar matahari kasih Allah.

 

Kegunaan sinar matahari kasih Allah:

a)      Bilangan 6:26

6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

 

Hasil pertama memberi damai sejahtera, perhentian, ketenangan sehingga semua menjadi enak dan ringan. Ketika menghadapi masalah, himpitan, tekanan, menyembah, pandang wajah Tuhan saja, dari wajahNya terpancar sinar kasih Allah memberi damai dan ketenangan, semua menjadi enak dan ringan. Maka tidak ada lagi yang tersandung karena semua jadi enak dan ringan.

 

Pelayanan kalau enak dan ringan tidak akan pernah kita tanggalkan. Nikah jadi enak dan ringan tidak mungkin ditinggalkan.

 

b)      Bilangan 6:25

6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

 

Memberikan kasih karunia yang besar atau belas kasihan Tuhan yang besar. Untuk apa belas kasihan Tuhan ini?

1)      Markus 8:2 (perikop: Yesus memberi makan 4000)

8:2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.

 

Belas kasihan Tuhan untuk memberi makan 4000 orang. Artinya memelihara kita secara ajaib di tengah kesulitan di dunia ini dan di tengah ketidakmampuan kita. Dunia sudah sulit, kita tidak mampu menghadapinya. Kasih karunia Tuhan memelihara kita. sampai kita sendiri tidak habis pikir. Orang lain yang melihat juga bisa berkata “koq bisa dia seperti itu”.

 

2)      Lukas 17:12-14

17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh

17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.

 

Menyembuhkan orang kusta. Artinya sinar belas kasihan Tuhan mampu menyembuhkan segala penyakit. Baik penyakit tubuh, penyakit ekonomi, penyakit rohani, penyakit hati, sakit batin. Hatinya sudah tersayat-sayat, mungkin karena orang tua, karena anak, karena isteri, karena suami, karena menantu, karena mertua.

 

3)      Lukas 7:12-15

7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.

7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"

7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"

7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

Membangkitkan anak muda yang sudah mati. Artinya kasih karunia Tuhan mampu melakukan apa yang tidak mampu kita lakukan. Tinggal menyembah Tuhan “Yesus saya tidak mampu, Yesus saya tidak bisa” serahkan kepada Tuhan, Dia melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan. Kita tidak bisa membangkitkan orang yang sudah mati, yah Tuhan yang bangkitkan. Jangan kita, kita angkat tangan saja, nanti Tuhan turun tangan menolong.

 

c)      Sinar kemuliaan Tuhan mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sama mulia dengan Tuhan, sampai kita menjadi Mempelai WanitaNya.

 

Ayo kita beribadah sungguh-sungguh. Panggilan pilihan Tuhan makin teguh, jangan sampai kita tersandung atau menjadi sandungan dan jatuh padahal sudah mau mencapai finish. Banyak memandang Tuhan, pandang mulutNya, ada pedang, biarlah kita disucikan mulai dari hati sampai mulut kita disucikan. Pandang mataNya ada api, kita bernyala-nyala melayani Tuhan. Pandang wajahNya yang bersinar, kita menyembah Tuhan sehingga sinar kasih Allah terpancar pada kita sekalian.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar