20230614

Kebaktian PA Imamat, Rabu 14 Juni 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu



Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 26:1-3

26:1 "Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.

26:2 Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku dan menghormati tempat kudus-Ku, Akulah TUHAN.

26:3 Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,

 

Tuhan menghadapkan kita 2 pilihan, berkat dan kutuk. Kalau ketetapan dan perintah Tuhan kita taati maka berkat yang kita terima, kalau dilanggar maka kutuk yang menimpa.

Ada 3 ketetapan dan perintah Tuhan yang harus kita taati supaya menerima berkat dari Tuhan.

1.      Jangan ada pemberhalaan.

2.      Pelihara hari-hari sabat Tuhan.

3.      Hormati tempat kudus Tuhan.

 

Kita sedang membahas poin ketiga, hormati tempat kudus Tuhan.

Keluaran 25:8

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

 

Tempat kudus Tuhan adalah tempat Tuhan berdiam di tengah-tengah bangsa Israel, itulah Tabernakel. Ini hanya berlaku untuk 1 bangsa, Tuhan diam di tengah-tengah bangsa Israel. Kenyataannya bangsa Israel berulang kali memberontak kepada Tuhan, melawan Tuhan sehingga mereka dibuang ke Babel, bahkan Tabernakelpun dibuang oleh Tuhan.

Yeremia 7:13-15

7:13 Maka sekarang, oleh karena kamu telah melakukan segala perbuatan itu juga, demikianlah firman TUHAN, dan oleh karena kamu tidak mau mendengarkan, sekalipun Aku berbicara kepadamu terus-menerus, dan kamu tidak mau menjawab, sekalipun Aku berseru kepadamu,

7:14 karena itulah kepada rumah, yang atasnya nama-Ku diserukan dan yang kamu andalkan itu, dan kepada tempat, yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu, akan Kulakukan seperti yang telah Kulakukan kepada Silo;

7:15 Aku akan melemparkan kamu dari hadapan-Ku, seperti semua saudaramu, yakni seluruh keturunan Efraim, telah Kulemparkan."

 

Mazmur 78:60

78:60 Ia membuang kediaman-Nya di Silo kemah yang didiami-Nya di antara manusia;

 

Kerinduan Tuhan untuk diam di tengah-tengah manusia teramat besar, sebab itu Tuhan atau Firman itu lahir sebagai manusia yang tidak berdosa untuk diam di tengah-tengah manusia.

Yohanes 1:14

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Prosesnya Yesus rela mati di kayu salib untuk membeli kita manusia berdosa dengan darahNya sehingga bisa menjadi tempatnya Tuhan berdiam, kita menjadi Tabernakel rohani, kita menjadi Bait Roh Kudus. Tadinya manusia itu menjadi tempat iblis berdiam, berbuat dosa sampai puncaknya dosa.

I Korintus 3:16; 6:19-20

3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

 

Kita telah dibeli dengan darah yang mahal, kita sekarang adalah Bait Allah tempat Tuhan berdiam. Tadi perintah Tuhan hormati tempat kudus Tuhan. Kalau dikaitkan I Korintus 6:19-20 artinya hormati tempat kudus Tuhan adalah kita gunakan Tubuh ini untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk memuaskan hawa nafsu dagingnya.

 

Manusia punya susunan Tubuh yang sesuai dengan Tabernakel, kalau ini kita mengerti maka kita bisa memuliakan Tuhan dengan tubuh kita. Pertama kita bahas kaki dan 10 jari, itu menunjuk halaman Tabernakel, daerah kebenaran, Taurat yang sudah digenapi oleh Yesus. Kaki harus kuat, kebenaran sudah harus kuat, itu berarti memuliakan Tuhan dengan tubuh kita.

 

Kita lanjut membahas tentang tungkai. Tungkai itu menunjuk mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan.

Yohanes 19:31-36

19:31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab Sabat itu adalah hari yang besar — maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.

19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;

19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,

19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.

19:36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan."

 

Di sini dituliskan bahwa orang-orang Yahudi mohon kepada Pilatus supaya tungkai kaki penjahat-penjahat yang disalibkan di sebelah Yesus itu dipatahkan supaya cepat mati. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, Yesus sudah mati, jadi tungkai kakiNya tidak dipatahkan. Ini kegenapan dari apa yang dikatakan dalam kitab Keluaran dan Bilangan bahwa tidak ada satu tulangpun dari anak domba Paskah yang boleh dipatahkan.

Keluaran 12:46

12:46  Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikit pun dari daging itu keluar rumah; satu tulang pun tidak boleh kamu patahkan.

 

Bilangan 9:12

9:12 Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari padanya sampai pagi, dan satu tulang pun tidak boleh dipatahkan mereka. Menurut segala ketetapan Paskah haruslah mereka merayakannya.

 

Arti tulang yang dipatahkan adalah tanda kehancuran oleh dosa. Dosa ini menghancurkan hidup kita pribadi, menghancurkan nikah, menghancurkan pelayanan dan menghancurkan segala-galanya. Tulang Yesus tidak dipatahkan menunjuk kebangkitan. Jadi bicara tungkai menunjuk kematian dan kebangkitan Yesus. Dalam Kekristenan, kematian dan kebangkitan Yesus mengandung 2 arti:

1.      Kita beriman kepada Yesus yang mati dan bangkit. Itu sudah harus kuat, itu bicara kaki dengan 10 jari.

2.      Setelah beriman dan bertobat dilanjutkan dengan baptisan air dalam kematian dan kebangkitan Yesus.

 

Jadi muliakan Tuhan dengan tubuh, dengan praktek miliki tungkai kaki yang kuat secara rohani, yaitu:

Kisah Para Rasul 2:38

2:38  Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

1.      Percaya sungguh, iman kepada Yesus satu-satunya Juruselamat, dilanjutkan pertobatan. Iman disertai pertobatan. Kalau cuma iman, percaya, setanpun percaya dan gemetar kepada Yesus, tetapi dia tidak bertobat. Kita mengaku sebagai orang percaya, harus ada bukti pertobatan, tanda-tanda pertobatan. Dalam Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran.

Roma 6:2

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

 

Bertobat = mati terhadap dosa. Mau dipaksa, diancam, digoda, ada keuntungan,  tidak mau berbuat dosa! Betul-betul sudah mati terhadap dosa. Ini tungkai kaki yang kuat secara rohani.

 

2.      Masuk dalam kuburan baptisan air yang benar bersama Yesus dan bangkit bersama Yesus di dalam hidup yang baru, hidup dalam kebenaran.

Roma 6:4

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

 

Apa itu hidup yang baru?

I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Mati terhadap dosa itu bertobat, kemudian dikubur dalam baptisan air lalu bangkit dalam hidup yang baru yaitu hidup dalam kebenaran. Dalam Tabernakel terkena pada bejana pembasuhan, terbuat dari cermin-cermin tembaga perempuan-perempuan yang melayani yang dihancurkan. Cermin itu untuk daging ini bisa berhias. Jadi baptisan air itu adalah penyucian dan kematian dari sifat-sifat daging. Makanya harus benar sesuai Firman, seperti yang diteladankan oleh Yesus. Bukan sesuai organisasi atau pikiran manusia.

 

Syaratnya harus mati terhadap dosa, pelaksanaannya dikubur. Kalau namanya dikubur dibaringkan di dalam air. Lalu ada meterai nama yang jelas dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Tuhan, Yesus, Kristus. Dan dilayani oleh hamba Tuhan yang jelas tahbisannya sebab itu yang menentukan meterai nama Tuhan melekat pada kita.

 

Kita bangkit dalam kebenaran, bukan sifat-sifat daging lagi tetapi sifat Ilahi yang ada pada kita sekalian.

Efesus 4:20-25

4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

 

Tanda-tanda manusia baru yang memiliki sifat-sifat Ilahi adalah membuang dusta = jujur, itu berarti kakinya kuat. Kalau dusta sana dusta sini, itu berarti tungkai kakinya lemah. Istilah dalam surat Ibrani terpelecok. Harus jujur, dalam nikah, soal keuangan dan dalam segala hal. Buang dusta, jangan ada bengkok-bengkoknya. Pengkhotbah mengatakan Tuhan menciptakan manusia jujur adanya, tetapi manusia berdosa banyak dalih. Manusia pertama diciptakan jujur, kita mau dikembalikan pada ciptaan yang semula, itulah manusia yang jujur, tidak ada dusta.

 

Kita melangkah pada rongga perut, rongga perut dalam Tabernakel ada pada ruangan suci. Ada satu pintu dari ruangan suci itulah pintu kemah yang menunjuk kepenuhan Roh Kudus. Kalau pertobatan benar, baptisan air benar maka Roh Kudus pasti dicurahkan pada kita, mengurapi dan memenuhi kita sehingga oleh Roh Kudus ini kita didorong masuk dalam ruangan suci, didorong masuk dalam penggembalaan, tergembala dengan benar dan baik. Daging ini mau disuruh tergembala tidak akan mau, daging cenderung maunya bebas, mau enak bagi daging. Jujur kami hamba Tuhan juga maunya daging ini bebas, tetapi harus dibendung dalam penggembalaan, jangan keluar dari penggembalaan. Capek, mau istirahat, mau ini, mau itu, tetapi harus ingat penggembalaan, ibadah harus dilayani. Itu kekuatan Roh Kudus, kalau tidak ada Roh Kudus kita tidak akan mampu.

 

Ada beberapa organ yang terdapat dalam rongga perut.

®     Lambung dan usus 12 jari. Lambung menunjuk meja roti sajian dan usus 12 jari menunjuk 12 ketul roti di atas meja roti sajian. Kalau sakit lambung, periksa dulu bagaimana ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, jangan dulu langsung cari obat maag. Periksa bagaimana selama ibadah, mendengar Firman atau tidak. Jadi kita bisa raba diri kita. Kalau ada penyakit segera periksa diri, ususku bermasalah, usus 12 jari itu menunjuk rotinya, bagaimana selama ini dalam ibadah Pendalaman Alkitab apakah menyerap Firman atau tidak, bagaimana sikap dalam mendengarkan Firman.

 

Lambung itu tempat makanan ditampung, lalu dicerna di dalam usus lalu diteruskan ke seluruh tubuh = 12 rasul yang membagikan roti kepada 5.000 orang dan kepada 4.000 orang. Rotinya hanya sedikit tetapi dimakan oleh banyak orang. Kalau mau dipotong-potong juga tidak akan cukup. Ini menunjuk roti yang dibagikan itu dari sorga sehingga cukup memberi makan 5.000 orang dan 4.000 orang. Meja roti sajian menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, di situ kita menerima pembagian Firman. Kalau dibaca dalam pembagian roti selalu ada sisanya baik memberi makan 5.000 orang maupun 4.000 orang. Ini menunjukan dalam ibadah pendalaman Alkitab kita mendapatkan pembagian Firman secara melimpah, makanya durasinya lebih lama dari ibadah lain. Tugas kami hamba Tuhan membagikan Firman supaya Firman itu bisa kita tampung di meja kita masing-masing.

 

Ada 12 ketul roti yang disusun menjadi 2 susun masing-masing 6 roti. Kalau ditaruh angka di atasnya dibaca 66. Ini bicara Firman pengajaran yang murni yang tertulis di dalam Alkitab, dibuka rahasianya oleh Tuhan, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab, tajam menyucikan dan mengarahkan kita untuk dua menjadi satu, menjadikan kita Mempelai Wanita Tuhan. Itu yang selalu kita rindukan dalam ibadah, jemaat rindu mendapatkan pembagian roti dan kami hamba Tuhan harus siap membagikan roti Firman.

 

Makanya yang ditanya oleh Yesus bukan orang banyak, tetapi murid-murid yang ditanya “berapa roti ada padamu”. Bagi kami hamba Tuhan apakah ada muatan Firman untuk dibagikan kepada jemaat? Jemaat sudah berkumpul, lalu kami hamba Tuhan tidak punya Firman untuk dibagikan, kasihan nasib jemaat. Seringkali kami hamba Tuhan seperti Filipus, semua diukur dengan uang, bukannya roti tetapi uang yang dibicarakan. Bagaimana bisa 200 dinar untuk membeli roti dibagikan kepada 5.000 orang. Itu yang seringkali digembar gemborkan, uang dan berkat-berkat jasmani tetapi pembukaan rahasia Firman tidak ada. Ini koreksi untuk saya sebagai hamba Tuhan, berapa roti ada padaku untuk dibagikan bagi sidang jemaat.

 

Kalau kita baca lagi dalam Imamat pasal 24, setiap 1 ketul roti itu terbuat dari 2 gomer tepung, berarti 2 menjadi 1. Ditaruh di meja, 2 tumpukan roti dalam 1 meja, 2 menjadi 1. Itulah pembukaan rahasia Firman mengarahkan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Dalam ibadah Pendalaman Alkitab kita mendapat kesempatan menerima pembagian roti Firman secara melimpah, jangan malah bosan dan berkata “terlalu lama”. Dalam Yohanes pasal 6 Yesus bicara tentang roti kehidupan, orang banyak malah bersungut-sungut. Seringkali orang Kristen seperti itu, bersungut-sungut “terlalu lama, terlalu keras” padahal sementara menerima pembagian roti, tetapi tidak mau menerima.

 

Makanan yang di dalam mulut terasa enak, terasa manis, sampai di lambung dihaluskan oleh asam lambung dan cairan empedu yang pahit supaya bisa dicerna oleh tubuh. Kita kaitkan dengan makan Firman. Makanan Firman yang manis harus dikunyah sampai halus. Artinya harus kita renungkan, kita mengerti, kita yakin dan lanjutkan pada praktek. Dalam mempraktekan Firman ini kita diperhadapkan dengan asam dan pahitnya kehidupan. Rasanya pahit mau lakukan Firman. Suami kasar, tetapi Firman katakan isteri harus taat pada suami, dia rasakan betapa pahit dan asamnya kehidupan. Mau mengasihi isteri yang nanti tidur baru diam, rasanya pahit tetapi mau praktek Firman. Setelah kita dengar Firman di gereja, kita kunyah, kita mengerti dan yakin, pulang rumah langsung kita praktekan. Saat praktek itu kita diperhadapkan dengan asam dan pahitnya hidup. Tujuannya apa? supaya bermanfaat bagi kehidupan kita secara pribadi dan bagi pembangunan Tubuh Kristus. Misalnya dalam satu persekutuan kita harus menanggalkan gengsi kita, harus tanggalkan harga diri kita untuk bisa tercipta persekutuan yang baik. Saya dibandingkan dia, ijazah saya lebih tinggi. Saya dibandingkan dia usia saya lebih tua. Tetapi kita mau praktek Firman, menganggap yang lain lebih utama supaya persekutuannya semakin erat. Itu asam dan pahit bagi daging, harus dipraktekan.

Filipi 2:3

2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

 

Kalau harga diri dan gengsi yang dikedepankan tidak akan bisa! Praktek Firman supaya gengsi dan harga diri kita dirobek sehingga kita menganggap yang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri, maka pasti terjadi pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.  Tabernakel itu alat-alatnya dipikul. Kalau dipikul bukan cuma 1 orang yang pikul. Sekarang kita mau mengusung Tabut Perjanjian, Kabar Mempelai, tidak bisa hanya 1 orang, harus dipikul minimal oleh 2 orang atau 4 orang. Harus ada kerja sama satu dengan yang lain.

 

Mulai dari kami hamba Tuhan yang membagikan Firman, membagikan roti kehidupan, sudah harus lebih dahulu praktek, lebih dahulu merasakan asam dan pahitnya mempraktekan Firman. Dalam Wahyu pasal 10, Yohanes disuruh oleh malaikat supaya memakan Firman, di mulut terasa manis, sampai di perut terasa pahit. Praktek Firman seperti itu! Kami dulu hamba Tuhan yang sudah harus merasakan asam pahitnya mempraktekan Firman sehingga Firman itu bermanfaat bagi kita, menyucikan dan mengubahkan kami. Kemudian disampaikan kepada jemaat, bermanfaat juga bagi sidang jemaat sehingga tercipta persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna mulai dari dalam penggembalaan. Dalam nikahnya sudah dia praktekan Firman, dilanjutkan dalam penggembalaan tercipta persekutuan yang erat.

 

Manfaat utama Firman adalah menyucikan dan mengubahkan kita sampai kelak sempurna seperti Yesus, menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

®     Usus dan ginjal. Keduanya menunjukan pelita emas.

a)      Usus

Di dalam usus, sari-sari makanan dipersiapkan untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Ini menunjukan kita sebagai anak-anak Tuhan harus menyebarkan terang kebenaran  Firman ke mana-mana. Kita sudah menikmati Firman, bermanfaat bagi kita, jangan nikmati sendiri! Sebarkan ke mana-mana, artinya jadi terang kesaksian di manapun kita berada. Jadi kesaksian yang utama itu adalah pekerjaan Firman yang sudah kita alami. Kalau begitu tidak boleh bersaksi sakit sembuh? Silahkan! Bersaksi dapat pekerjaan, bersaksi lulus, boleh semua itu. Tetapi yang utama kita saksikan adalah pekerjaan Firman. Kita sudah praktekan, kita rasakan asam pahitnya hidup dan kita menang, itu yang kita saksikan. Seperti perempuan Samaria, dia saksikan apa yang telah dia alami yaitu pekerjaan Firman di dalam dirinya. Mari ke sini lihat di sana, mungkinkah Dia itu Mesias yang membongkar segala sesuatu yang kulakukan” lalu orang Sikhar datang kepada Yesus dan mereka percaya karena perkataan perempuan Samaria tadi.

 

Ini pelajaran bagi kita, kalau lihat orang yang moralnya sudah hancur, jangan kita hina. Bisa saja dia ditolong oleh Tuhan, menerima Firman dan dia mau praktekan. Kita hakimi dan cerita kekurangannya padahal dia sudah berubah. Di dalam Alkitab banyak orang yang kalau dilihat moralnya, dilihat rohaninya sebenarnya tidak layak tetapi dipakai Tuhan karena mau berubah, mau menerima Firman. Dari silsilah Yesus ada Rahab perempuan sundal, tetapi dia digarap oleh Firman Tuhan sehingga bisa menjadi jalur kedatangan Yesus pertama kali. Ada lagi Paulus, dia sendiri berkata “akulah orang paling berdosa tetapi bisa dipakai Tuhan”. Kita yang ada dalam pengajaran ini, yang rusak-rusak dibawa untuk diperbaiki, bukan untuk ditolak. Kalau sudah diperbaiki bisa menjadi terang kesaksian di mana-mana.

 

Saya dulu juga orang yang rusak, tidak layak, kalau dilihat dalam keluarga, saya yang duluan rusak. Tetapi Tuhan mau perbaiki. Setelah diperbaiki jadilah penyebar-penyebar terang seperti Pelita Emas alat di dalam ruangan suci yang menyebarkan terang. Roh Kudus yang memampukan kita menjadi terang kesaksian. Roh Kudus yang mendorong kita untuk bersaksi.

Yohanes 15:26-27

15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

 

Pelita emas secara rohani juga menunjukan ketekunan dalam ibadah raya, di situ kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dan karunia dan urapan. Roh Kudus adalah aliran air hidup yang mengalir menguatkan kita sendiri dan juga orang lain.

Yohanes 7:38-39

7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

 

Artinya kesaksian-kesaksian kita tentang pekerjaan Firman menguatkan dan meneguhkan iman kita, menguatkan dan meneguhkan kita dalam melayani Tuhan, juga menguatkan orang lain. Itu fungsinya bersaksi! Bukan bersaksi begini dan begitu padahal tidak dialami. Kesaksian yang benar menguatkan orang lain “dia bisa, pengalaman hidupnya sama dengan saya, dia menang berarti saya juga bisa menang”. Kita pasti menang karena kekuatan Firrman, Roh Kudus dan kasih Tuhan. Jadi kalau kita sudah mengalami pekerjaan Firman namun tidak mau bersaksi nanti kita semakin lemah. Sebenarnya kesaksian kita bisa menolong orang lain tetapi karena tidak mau disaksikan maka kita menjadi lemah, orang lain juga bertambah lemah, tidak tertolong dan kita malah berhutang darah yang tidak bisa dilunaskan. Karena tidak mau bersaksi akhirnya jadi lemah, dia gampang tersandung, orang lain juga ikut tersandung. Tidak ada kesaksian berarti tidak punya pelita berarti tidak ada terang, kalau berjalan di malam hari bisa tersandung.

 

Bersaksi bukan hanya dengan kata-kata tetapi lewat praktek hidup kita yang kita tunjukan “saya dulu seperti ini, tetapi lewat pengajaran saya sudah berubah”. Makanya nasihat saya kepada nikah yang belum satu, kita yang sudah dalam pengajaran tunjukanlah terang kesaksian keubahan hidup. Dulu saya isteri seperti ini, sekarang dalam pengajaran sudah berbeda. Dulu saya suami yang begini, sekarang dalam pengajaran sudah berubah. Nanti suatu saat gelap itu pasti dikalahkan oleh terang. Dulu sebelum dalam pengajaran begini kelakuan saya, begitu dalam pengajaran hidup saya berubah. Orang tua yang melihat terheran-heran “koq bisa anak saya seperti itu?”. Suami lihat isterinya berubah mulai penasaran, lama-lama dia tanya “ma mau ke mana? Ibadah? Boleh saya antar?” oh boleh sudah itu yang ditunggu-tunggu. Minggu berikutnya “boleh saya ikut ibadah?” oh sangat boleh! Itu kalau ada kesaksian keubahan hidup. Semua bisa, tidak yang mustahil, gelap pasti kalah, terang pasti menang.

 

b)      Ginjal itu untuk menyaring darah. Karena tubuh manusia 70% dari air. Kita butuh air hidup yaitu Roh Kudus. Roh Kudus yang memimpin hidup kita. Roh Kudus ini menyaring segala sesuatu yang mau masuk dalam tubuh rohani kita sehingga bisa membedakan mana yang benar mana dosa, mana ajaran benar mana ajaran tidak benar, mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya mana yang tidak, mana ibadah benar mana ibadah palsu, mana penyembahan yang benar mana yang palsu. Kita periksa ginjal secara rohani, penyaringannya bagaimana. Kalau berkata “oh sama semua, semua baik!” itu ginjal bermasalah.

I Yohanes 2:27

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

 

Kalau ada pengurapan kita tidak perlu diajar orang lain. Artinya kita ada ketegasan untuk menolak ajaran lain sebab tahu bedanya. Pdt. Pong mengatakan kalau urapan itu sudah luar biasa, lewat pori-pori sudah bisa merasakan ini orang sudah tidak betul ajarannya. Ini berarti ginjalnya berfungsi dengan baik, ada ketegasan berpegang pada pengajaran yang benar, juga tegas menolak gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Banyak yang jatuh karena gosip-gosip ini. Sebab kalau itu tidak disaring, bisa meracuni tubuh rohani. Kalau terganggu hati lebih baik datang tanya kepada gembala. Jangan sampai sudah teracuni kita. Apalagi kalau yang bicara itu tidak benar hidupnya lalu mau dipercaya lebih dari gembala yang sudah menaikan doa penyahutan untuk kita. Di mana hati nurani kalau seperti itu! Gembala sudah berjuang melayani dan berdoa syafaat untuk kita lalu lebih percaya omongan orang yang tidak suci, yang dolak-dalik. Itulah ginjal bermasalah! Semoga yang ada di sini ginjalnya tidak bermasalah, semua sudah baik ginjalnya. Kalau buka diri mendengar ajaran lain atau lebih percaya omongan orang dari pada guru kami yang mendidik kami selama ini, waduh itu ginjal sedang rusak, sedang bocor. Kalau menganggap semua pengajaran sama saja, itu sudah gagal ginjal!

 

Apa tanda ginjal bermasalah secara jasmani? Badan mulai bengkak-bengkak. Begitu juga yang rohani. Kalau ginjal bermasalah hawa nafsu dagingnya membengkak, keinginan dagingnya membengkak, semua kedagingan. Bisa ditelusuri siapa omongannya benar, siapa yang gosip, siapa yang fitnah. Yang digosipkan rohaninya semakin maju. Yang menggosip semakin bengkak dagingnya dalam arti hawa nafsu dagingnya semakin bengkak. Itulah pentingnya Roh Kudus menyaring apa yang mau masuk dalam tubuh rohani kita. Jangan kita dicemari dan diracuni oleh hal-hal yang tidak rohani.

 

®     Paru-paru menunjuk mezbah dupa emas = penyembahan. Penyembahan itu nafas hidup orang Kristen. Ini sudah bukan di rongga perut tetapi di rongga dada. Rongga dada menunjuk ruangan maha suci. Itu sebabnya tertulis di dalam surat Ibrani kalau mezbah pembakaran ukupan ada di ruangan maha suci.

Ibrani 9:3-4

9:3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.

9:4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

 

Kalau membaca tulisan Paulus ini kita bisa bingung. Mana yang betul, di ruangan maha suci kan hanya ada Peti Perjanjian, kenapa ada Mezbah dupa emas di situ? Paulus tidak keliru, apa yang ditulis dalam Alkitab tidak mungkin salah sebab Firman itu sudah dimurnikan 7 kali. Jadi tidak mungkin salah dan tidak bertentangan. Lalu apa yang dimaksud mezbah dupa emas di sini? Yang dimaksud adalah perukupan dupa. Jadi sekali setahun Imam Besar membawa perukupan dupa yang ada di Mezbah dupa emas, dibawa masuk ke ruangan maha suci untuk mengadakan pelayanan pendamaian.

 

Imamat 16:12-13

16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.

16:13 Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.

Kita akan belajar tentang paru-paru secara rohani. Paru-paru itu mengisi seluruh rongga dada dan menyelimuti jantung. Ini menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Tadi disebutkan asap ukupan menutupi tutup pendamaian seperti paru-paru memenuhi seluruh rongga dada dan menyelimuti jantung. Bicara jantung menunjuk kasih Tuhan. Jadi artinya doa penyembahan adalah hubungan kasih dengan Tuhan. Paru-paru ini sangat penting untuk kehidupan kita. Begitu juga penyembahan sangat penting untuk kehidupan rohani kita. Kalau doa penyembahannya kurang, maka paru-paru bermasalah. Ada flek putih, paru-paru lubang. Apalagi kalau malas menyembah, berarti sedang covid paru-paru rohaninya.

 

Jantung untuk memompa darah, paru-paru untuk pernafasan. Pernafasan dan aliran darah sangat berhubungan. Tanpa pernafasan, aliran darah tidak lancar dan proses pembakaran tidak terjadi sehingga timbul rasa sesak. Begitu juga kalau rohani tanpa doa penyembahan maka api dari Kristus tidak dialami, api penyucian tidak diterima. Begitu diperhadapkan api ujian malah mengamuk. Sehingga timbullah rasa sesak dalam kehidupan rohani, kalau dibiarkan bisa mati rohaninya. Ayo tingkatkan penyembahan kita supaya rohani kita baik, kita menerima api penyucian dan bisa tahan menghadapi api ujian.

 

Paru-paru dan jantung itu organ vital, sebab itu dilindungi oleh tulang rusuk. Jadi Tuhan menciptakan kita untuk menjadi penyembah-penyembah yang benar. Karena manusia itu menerima hembusan nafas dari Tuhan, itu Roh Tuhan diberikan kepada kita, makanya roh manusia ini selalu rindu untuk kembali kepada Tuhan. Jadi penyembahan itu supaya roh kita bisa berhubungan dengan roh Tuhan.

Roma 8:26

8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

 

Mari kita tingkatkan doa penyembahan kita. Penyembahan itu diukur dan suara dari mezbah itu diperhitungkan untuk menghukum dunia ini. Kita pilih mana? Kita menyembah, suara penyembahan kita diperhitungkan Tuhan untuk menghukum dunia ini. Kalau tidak menyembah maka akan dihukum oleh Tuhan.

Wahyu 9:13-14

9:13 Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,

9:14 dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

 

Mungkin kita diperlakukan tidak adil oleh manusia, tetap menyembah Tuhan, nanti kita menerima keadilan kekal dari Tuhan. Ada keadilan kekal Tuhan berikan kepada penyembah yang baik dan benar. Penyembahan itu didorong oleh Firman dan Roh Kudus.

Yohanes 4:24

4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

 

Roh itu Roh Kudus, kebenaran itu Firman. Jadi penyembahan yang naik kepada Tuhan adalah hasil pekerjaan penyucian oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Semakin disucikan maka penyembahannya semakin naik, semakin meningkat. Kesucian merosot, penyembahan pasti merosot. Atau sebaliknya, penyembahan merosot maka kesucian juga merosot.

 

Tingkatkan penyembahan kita hari-hari terakhir ini. Memang paling sakit bagi daging untuk menyembah. Bekerja seharian kuat, nonton bola semalaman tahan, tetapi kalau menyembah, 10 menit, 15 menit rasanya sudah berjam-jam. Kalau nonton televisi bisa tidak bergeser dari tempat duduknya, kalau menyembah baru 1 menit sudah berubah posisi. Sebabnya kita butuh Roh Kudus untuk meningkat dalam penyembahan. Doa penyembahan itu puncak ibadah, paling dekat pintu tirai, paling dekat perobekan daging. Penyembahan itu perobekan daging, sakit memang bagi daging.

Roma 14:17

14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

 

Damai di tengah-tengah, jadi sama penyembahan didorong oleh Firman dan Roh Kudus.

 

Lukas 17:7-8

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

 

Melayani tuan ini menunjuk doa penyembahan. Kita sudah banyak melayani pekerjaan Tuhan. Bersihkan gereja, khotbah, main musik, tetapi jangan lupa melayani Tuhan Yesus secara pribadi lewat doa penyembahan kita. Sebelum kita melayani ayo berdoa menyembah, sesudah melayani kita juga laporan kepada Tuhan, doa kepada Tuhan. Ayo layani Tuhan secara pribadi lewat doa penyembahan kita. Itu pelayanan puncak kepada Yesus.

 

Memang sakit bagi daging, tetapi kalau bisa kita lakukan itu bagaikan memberi makan minum Tuhan, memuaskan Tuhan, kita menjadi hamba yang berikat pinggang. Ikat pinggang itu hiasan mempelai. Kita harus memiliki hiasan mempelai.

Yesaya 11:5

11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

 

Yeremia 2:32

2:32 Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.

 

Sekarang pertanyaan untuk kita, bagaimana ikat pinggang kita? Masih bagus atau sudah ikat pinggang yang lapuk. Memang kelihatan setia melayani di ladang Tuhan, tetapi bagaimana penyembahan? Harus tetap ada! Ikat pinggang jangan lapuk, itu hiasan mempelai yang harus kita pertahankan. Kalau sedang menyembah berarti kita sedang menjaga pelayanan kita tetap dikerjakan dengan benar. Penyembahan itu untuk menjaga tahbisan kita. Mungkin hebat khotbah, hebat menyanyi, hebat main musik, hebat pelayanan apa yang dikerjakan, tetapi kalau tidak ada penyembahan suatu saat ikat pinggangnya lapuk tidak bisa dipakai, hanya ditaruh di tepi sungai Efrat, di tepi sungai Babel.

 

Hasilnya kalau semua organ kita baik dan memuncak pada doa penyembahan:

1.      Urusan makan minum kita adalah urusannya Tuhan. Tuhan yang bertanggung jawab atas kehidupan kita sehari-hari, Tuhan mampu mengatur semuanya. Dunia boleh krisis dan krisis ini tidak akan semakin baik, justru makin bertambah. Tetapi kalau kita melayani dengan setia benar, kita bisa menyembah Tuhan maka Tuhan yang bertanggung jawab penuh atas hidup kita. Kita tubuhNya dan Yesus kepala, kepala dengan tubuh terhubung dengan leher. Leher itu bicara penyembahan. Kalau ada penyembahan maka kepala bertanggung jawab penuh atas tubuh. Bahkan Tuhan mampu memberi kebahagiaan di tengah-tengah kesulitan hidup di dunia ini. Kalau mengalami kepahitan hidup tinggal menyembah “Yesus haleluya”.

 

2.      Yesaya 49:3-4

49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

 

Hasilnya hak dan upah kita terjamin di tangan Tuhan. Mungkin hak kita sekarang dirampas, nama baik dicemari, difitnah dan lain-lain, tidak usah balas! Tinggal melayani dengan setia dan benar, menyembah Tuhan maka hak dan upah kita terjamin di tangan Tuhan, kita tidak akan kehilangan hak. Hak yang terutama adalah hak sulung, hak untuk menikah, hak untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, masuk pesta nikah Anak Domba dan mewarisi kerajaan sorga. Tuhan mampu memberikan kepada kita, tidak akan diambil dari kita. Makanya waktu Yesus datang yang terdengar hanya suara penyembahan haleluya menyambut kedatangan Yesus kedua kali.

 

Di depan kita ada Perjamuan Suci, hak apa yang sudah dirampas dari kita, coba lihat Korban Kristus, hak hidup Dia berikan, Dia rela mati di kayu salib. Jadi tidak usah kita marah dan mau menuntut keadilan.

 

Tuhan Yesus memberkati.


GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar