20190106

Kebaktian Umum, Minggu 6 Januari 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 7:9-11
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"
7:11 Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,

Ini adalah kemenangan dari umat Tuhan, anak Tuhan dan hamba Tuhan yang melayani Tuhan yang berhasil masuk dalam perobekan daging. Kalau daging dirobek otomatis darah mengalir, itulah arti sengsara. Dan ini adalah lanjutan dari daftar 144.000 bangsa Israel asli. Mereka adalah kehidupan yang mampu atau sanggup dalam perobekan daging.

Dunia yang kita hadapi ini dan di mana kita berdomisili ini, kita tahu ada dua garis keturunan. Ini tidak pernah akur dan selalu perang. Garis Kristus itu adalah benih perempuan.
Kejadian 3:15
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Benih perempuan ini suasananya suci, dimulai dari Adam, Set, melalui Golgota menuju Yerusalem Baru. Ini garis Kristus. Semoga kita semua yang hadir ada pada posisi ini, kita ada pada garis Kristus, garis benih dari perempuan, garis yang suci. Ada garis yang lain yang tidak pernah akur dan selalu ada perang yaitu garis antikristus. Dia adalah benih ular. suasanannya najis. Dimulai dari Kain, melalui Babel, menuju lautan api yang besar.

Inilah yang kita hadapi sekarang, peperangan yang dimenangkan oleh garis Kristus. Jika kita ada pada jalur atau garis Kristus maka ada jaminan, ada janji Tuhan untuk kita meraih kemenangan. Dalam Wahyu 7:9 tadi kita baca dari segala, bangsa, suku, kaum dan bahasa, semua memegang daun palem. Ini adalah tanda kemenangan dari umat Tuhan. Palem atau korma ini kalau kita lihat ada hubungannya dengan Yesus sebagai Raja, makanya ada takhta di situ. Mereka berdiri di hadapan Takhta dan di hadapan Anak Domba.

Jadi orang yang menang ini adalah orang yang tidak pernah surut imannya, selalu menghormati Yesus sebagai Raja. Disebut mereka berdiri, berarti memberikan penghormatan. Apakah kita sebagai umat Tuhan yang mengaku dari jalur Kristus, adakah tanda ini. Adakah kita selalu memberikan penghormatan kepada Raja yang duduk ditakhta. Raja ini selalu digandeng dengan predikat Anak Domba.

Jadi Raja yang duduk di takhta itu adalah pribadi yang dulu menyatakan diri sebagai Anak Domba yang mengerjakan pekerjaan penebusan. Ketika mengerjakan pekerjaan penebusan, benar-benar Raja itu masuk dalam perobekan daging. Kita umat Tuhan, jika mengalami sengsara sedikit kita sudah mengeluh. Bagaimana kita bisa berada di sana, berdiri di situ, di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba jika kita mengalami sengsara sedikit kita sudah mengomel dan mengeluh. Jika dibandingkan dengan Ibrani 10:32 umat Tuhan itu bahkan harta mereka dirampas tetapi tidak ada keluhan, malah mereka bersukacita.
Ibrani 10:32
10:32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,

Sesudah menerima terang berarti sesudah berada pada jalur atau garis Kristus. Alkitab mengatakan memang kita ditentukan untuk sengsara.
I Tesalonika 3:3
3:3 supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu.

Kita ditentukan karena kita ada pada jalur garis Kristus. Kalau  kita ada pada jalur Kristus maka jalur ular atau jalur antikristus tidak akan senang pada kita. Dengan berbagai upaya dia akan menyerang kita. Tetapi dibuktikan dalam Wahyu 7:9 mereka menang.

Ibrani 10:33
10:33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.

Sementara dicerca dan menderita, masih juga mereka bisa mengambil bagian dalam penderitaan orang lain. Hebat, ini rohani yang mantap!

Ibrani 10:34
10:34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.

Coba bagaimana, apakah kita bisa jadi seperti ini? Apa yang menyebabkan mereka tetap bersukacita? Sebab mereka tahu hal ini:
Ibrani 10:35
10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.

Ini yang menjadi landasan mereka. Kalau soal yang jasmani silahkan rampas, tetapi mereka memiliki harta yang kekal dan menetap sifatnya.

Ibrani 10:36-37
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.

Ini ditulis 2000 tahun yang lampau, apalagi zaman kita sekarang. Kita sudah masuk pada masa penggenapan.

Kitab Wahyu ini bercerita tentang
1.      Kedatangan Tuhan pada kali yang kedua. Dikatakan tadi waktu tinggal sedikit tanpa menangguhkan kedatanganNya.  Berarti kita ada pada saat-saat kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
2.      Gereja Tuhan yang sempurna yang berhasil masuk dalam perobekan daging. Itulah Mempelai Wanita yang tetap ada di dalam garis keturunan Kristus. Suasananya suci, dari Adam, Set, kemudian melalui Golgota dan berakhir di Yerusalem Baru.
3.      Kita diperhadapkan oleh Tuhan bagaimana kehancuran Babel, gereja palsu. Ini garis keturunan antikristus. Benih ular dari Kain, kemudian menuju ke Babel dan berakhir di lautan api.
4.      Konflik yang paling besar antara Kristus dan antikristus, antara terang dengan gelap dan dimenangkan oleh Kristus. Inilah yang kita hadapi, pergumulan yang hebat bagi kita gereja Tuhan akhir zaman ini. Tetapi kuasa terang pasti menang dan dibuktikan dengan kemenangan dalam Wahyu pasal 7 ini.

Wahyu 7:9
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Kepada kita sekarang ini Tuhan ajukan dua pilihan, mau menerima sengsara sekarang atau menerima sengsara yang akan datang. Bagiku saya mau menerima sengsara sekarang dari pada sengsara yang akan datang. Saya bodoh kalau memilih sengsara 3,5 tahun aniaya antikristus. Saya tidak ingin menuju ke sana, tetapi saya mau menerima sengsara sekarang. Jika dihubungkan dengan Ibrani 10:36, sengsara sekarang ini menghasilkan ketekunan. Tujuannya memang itu.

Roma 5:3
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,

Bahasa ini secara manusia tidak logis, masakan dalam sengsara malah bermegah. Tetapi catatan Alkitab mengatakan seperti itu dalam surat Ibrani. Dalam II Korintus pasal 8 itu juga terjadi pada jemaat Makedonia. Jemaat Makedonia ini bukan hanya sidang jemaat Makedonia tetapi ada juga jemaat Filipi, Kolose, Tesalonika, mereka itu ada di wilayah Makedonia. Mereka justru bersukacita.

Roma 5:4-5
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Jika berita ini disampaikan, pasti hati kita mengkerut, tidak mampu, tidak sanggup. Sementara dalam suasana seperti ini, lalu ditawarkan dari orang lain untuk meninggalkan iman dan memperoleh kekayaan berlimpah, maka itu dia anggap peluang emas dari pada dia sengsara. Satu kekasih ditanya “kenapa kau rela menikah dengan perempuan itu?”. Lalu dia menjawab “dari pada saya menderita terus, lebih baik saya menikah dengan dia karena kaya. Tetapi imannya gugur. Banyak kali hal ini terjadi, malah mencari solusi yang salah. Ada lagi kebalikannya “kenapa kau rela menikah dengan laki-laki itu?”. Dijawab “dari pada saya menderita terus, lebih baik saya dengan dia. Di rumahnya ada kursi roda. Kalau berpergian tidak injak tanah. Dari rumah langsung masuk mobil”. Ini kadang solusi yang kita tidak sadari bahwa berhasil garis keturunan antikristus berhasil merebut kehidupan itu. Ini jangan terjadi pada kehidupan kita.

Makanya kita pilih yang mana, sengsara sekarang atau yang akan datang. Sengsara yang akan datang ini sudah dekat. Mereka sekarang ini sedang menghimpun kekuatan yang sangat dahsyat untuk melawan garis keturunan Kristus. Tetapi Firman Tuhan sudah memberi jawaban, kemenangan ada pada garis keturunan Kristus. Kalau kita tahu garis keturunan itu tidak akan menang, kenapa kita pilih garis anti Kristus, berarti memilih untuk kalah dan memilih lautan api. Padahal hanya sesaat dia menikmati. Berapa lama dia menikmati? Apakah usia manusia dia yang tentukan? Tidak! Betapa bodohnya kalau kita menempuh cara yang salah. Lebih baik kita masuk dalam derita sengsara sekarang yaitu perobekan daging.

Wahyu 7:15
7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Ini adalah orang-orang yang selama ini selalu terlibat dalam pelayanan. Itu sesuai dengan 144.000 yang dimeterai itu adalah hamba Allah kami, itu inti. Yang kita baca sekarang ini adalah bangsa kafir, tidak terbilang banyaknya, tidak ditentukan bilangannya. Saya mau ada di sana. Saya merindu sebagai seorang hamba Tuhan ada di sana. Karena memang di dalam pelayanan ini, sebagai hamba Tuhan, kita ini hamba-hamba kebenaran, otomatis tidak pernah lepas dengan korban bakaran, korban penghapus dosa, ini tanda darah! Makanya menjadi hamba Tuhan, menjadi hamba kebenaran, tidak bisa kita mengelak, kita harus ada tanda darah. Kita lihat dulu bagaimana tahbisan hamba Tuhan. Tetapi jangan jemaat berkata “ini tidak kena saya” justru untuk kita semua.
Keluaran 29:4
29:4 Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.

Orang yang mau terlibat dalam pelayanan menjadi hamba kebenaran, mereka semua dibasuh. Jadi saudara dan saya mendapatkan pembasuhan yang sama, tidak boleh beda. Saya dibasuh oleh air, saudara dibasuh oleh air, tidak beda. Dan dilayani oleh Musa, hamba Tuhan. Jadi kesimpulannya, sebagai persyaratannya menjadi hamba kebenaran yang nanti berkelanjutan sampai di sorga tidak hanya sampai di sini, beri dirimu dibasuh oleh air. Tidak beda, semua sama, air yang sama, caranya sama. Gereja Tuhan (jemaat) jangan memberi diri dibasuh tetapi beda.

Keluaran 29:20
29:20 Haruslah kausembelih domba jantan itu, kauambillah sedikit dari darahnya dan kaububuh pada cuping telinga kanan Harun dan pada cuping telinga kanan anak-anaknya, pada ibu jari tangan kanan dan pada ibu jari kaki kanan mereka, dan darah selebihnya kausiramkanlah pada mezbah sekelilingnya.

Berarti ada tanda darah.  Lebih dahulu di telinga, sebab telinga ini adalah pintu masuknya Firman, harus ada tanda darah. Makanya banyak anak Tuhan tidak mampu menerima Firman Tuhan karena tidak ada tanda darah. Tidak mau sengsara, maunya hanya dengar Firman Tuhan yang enak-enak/ dongeng. 2 Timotius 4:3-4

Telinga ini ada di kepala. Berarti itu semua mewarnai pemikiran kita. Cara kita berpikir harus ada tanda darah. Kalau itu ada maka pelepah korma atau palem pasti ada di tangan kita. Kalau itu ada berarti itu tanda penghargaan kita kepada Raja. Begitu Yesus masuk di Yerusalem, Dia disambut oleh orang banyak di tepi jalan dan mereka mengiring Yesus dengan membawa pelepah korma. Kemudian pada pesta pondok daun-daunan juga ada pelepah korma.

Bagaimana kalau kita mau menghindar diri dari sengsara sekarang (perobekan daging), kita beribadah mencari yang enak-enak. Orang seperti itu sulit masuk tubuh Kristus, nantinya akan pindah pada jalur keturunan antikristus. Karena hanya jalur keturunan Kristus yang menang, yang menghormati Raja itu yang menang.
Cuping telinga kanan kemudian ibu jari tangan kanan, semua sebelah kanan. Darah itu harus disiramkan di sekitar mezbah. Mezbah itu adalah salib. Pada salib ada kehidupan. Jangankan menghadai sengsara, tidak makan, tidak minum atau diambil orang jubah kita, kita sudah mengamuk.

Sebelah kanan adalah tempat yang dihormati, orang yang dipercaya. Ketika pintu masuk Firman itu telinga ada tanda darah berarti kita adalah orang yang dipercaya dan dihormati Tuhan. Maukah saudara menerima percikan darah ini supaya saudara tidak masuk dalam sengsara yang besar. Relakanlah telingamu dipercikan dengan darah, setajam apapun Firman Tuhan terima dan praktekan. Kalau ada tanda darah maka Firman leluasa bergerak dan kita bisa menjadi anak Tuhan yang tangguh menghadapi apapun omongan orang. Maka pelepah korma ada pada tangan saudara. Walaupun orang caci maki, kita diam. Seperti dalam Ibrani 10:34. Dicaci maki mereka diam, dirampas hartanya mereka diam, bahkan mereka sudah menderita masih mau menolong orang yang menderita. Itu adalah karakter Kristus, dalam sengsaraNya Dia menolong orang yang sengsara. Ini yang diteladani orang-orang Ibrani yang beribadah di rumah.
Ayub 36:15
36:15 Dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara, dengan penindasan Ia membuka telinga mereka.

Kita sebenarnya sengsara/menderita di dalam dosa. Ujung-ujung sengsaranya adalah di lautan api. Tetapi Yesus rela sengsara bagi kita. Itulah yang ditulis oleh Paulus kepada orang-orang Ibrani ini. Tidak disebut jemaat orang-orang Yahudi, tetapi digunakan istilah lama yaitu Ibrani.

Jadi darah itu harus kena telinga kanan saudara. Jika Firman bisa masuk karena ada tanda darah, berarti kita bisa menerima Firman setajam apapun yang akan mengoperasi saya dan saudara. Ini adalah bagian dari pentahbisan hamba-hamba Tuhan. Dalam Wahyu pasal 7 dikatakan mereka menjadi pelayan-pelayan Tuhan siang dan malam.
Wahyu 7:15
7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Kenapa masih digunakan siang dan malam padahal di Yerusalem Baru tidak ada malam lagi. Di sini siang menunjukkan waktu nyaman dan aman. Malam menunjukkan suasana berat, sengsara, cobaan. Tetapi mereka tidak pernah berkata “waktu siang saja saya melayani, kalau malam saya tidak sanggup”.  Jangan berkata waktu tenang dan senang saya mau melayani tetapi dalam kesusahan saya tidak mau melayani, ini bukan hamba kebenaran. Kita harus menerima dua-duanya, dalam suasana tidak nyaman kita tetap melayani itu malam, dalam suasana nyaman kita melayani. Itu karena darah di telinganya sebelah kanannya. Dia merasa orang yang dipercaya dan dihormati.

Kemudian darah itu ditaruh pada ibu jari sebelah kanan. Ini adalah pelayanan atau perbuatan. Bagaimana bentuk perbuatan kita? Ibu jari tangan kanan kena darah, harus ada bukti kita ada perbuatan sekalipun dalam derita sengsara. Ada perbuatan pelayanan dalam derita sengsara.

Telinga kanan kalau tidak kena darah maka nanti akan muncul yang lain.
II Timotius 4:3
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Tidak lagi menerima ajaran sehat berarti tidak ada darah di telinga kanannya.

I Timotius 4:4
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Yang disebut ini adalah pengikut Kristus, orang Kristen, tadinya ada di jalur Kristus tetapi melenceng, menyeleweng. Dia hanya suka dengar yang enak-enak. Kalau yang keras mereka tidak suka, kenapa? Karena tidak ada tanda darah di telinganya. Bukan hanya jemaat, hamba Tuhan pun banyak yang seperti ini, tidak mampu mendengar Firman yang keras karena tidak ada tanda darah di telinganya.

Jika tidak ada tanda darah di ibu jari tangan kanan maka ini yang akan terjadi:
Lukas 12:16-17
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.

Dia bukan bertanya pada Tuhan tetapi ini monolog, dia bertanya pada hatinya sendiri. Di semua bank rekeningnya ada. Karena tidak ada tanda darah di ibu jari tangan kanannya maka ini yang dia perbuat.
Lukas 12:18-20
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

Ternyata orang yang tidak ada tanda darah di ibu jari tangan kanannya adalah orang bodoh.

Lukas 12:21
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Bagaimana mau masuk sorga kalau selama hidupnya tidak pernah cerita sorga, cuma bajunya yang Kristen. Selama hidupnya tidak pernah cerita sorga, tidak pernah cerita tentang Yesus, yang dia pikirkan hanya bisnis, hanya usahanya.

Ini pembelajaran bagi kita, karena tidak ada darah di ibu jari tangan kanan. Dia tidak mencari tempat terhormat, tidak mencari tempat yang dipercaya lewat perbuatannya. Bagaimana bisa ada pelepah korma di tangannya.

Dikatakan dari segala suku, bangsa, kaum dan bahasa ada, tak terbilang banyaknya. Ngeri kalau saya baca di sini kemudian kita tidak ada yang terserap di sana. Kenapa bisa tidak ada di sana? Berawal telinga kita tidak ada tanda darah. Mendengar Firman malah jadi muring-muring. Apalagi kalau sudah bicara sengsara “aku tidak setuju, aku tidak terima! Aku mau ikut Tuhan nyaman-nyaman saja”. Makanya II Timotius 4:3-4 menjadi bagiannya, itulah tipe orang Kristen yang banyak sekarang ini.
II Timotius 4:3-4
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Kemudian ibu jari kaki kanan harus kena darah. Sudah sejauh mana kita kokoh dalam pendirian rangkulan kita terhadap Firman pengajaran. Kadang baru angin sepoi-sepoi kita sudah berkata “sayonara Yesus”. Belum menghadapi tantangan berat sudah berkata kepada Yesus “aloha”. Itu berarti tidak kokoh, tidak teguh pendiriannya. Itu sebabnya dalam Ibrani 12:12 dikatakan jangan lututmu goyah.
Ibrani 12:12-13
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

Bagaimana supaya jangan goyah? Lihat ibu jari kaki kananmu, harus ada darah korban Kristus.

Akhir zaman ini apa yang mereka lakukan?
Wahyu 7:9
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Ini bangsa kafir yang rela masuk dalam perobekan daging. Ini sengsara sekarang, jangan sengsara yang akan datang. Pdt. In Yuwono selalu mengatakan dari mimbar “saya mengaku saya tidak akan sanggup masuk dalam aniaya antikristus”.
Dikatakan dari segala bangsa. Berarti semua bangsa ada walaupun dari satu bangsa mungkin hanya 1 atau 10 orang. Bawa dirimu menggenapi itu semua. Mengapa mereka memakai jubah putih? Sebab mereka sudah basuh di darah Anak Domba Allah. Artinya kehidupan mereka rela tenggelam, rela terjun, rela berenang di dalam darah Anak Domba Allah. Mereka tidak ngeri, tidak mengelak. Sebab ini yang jamin keselamatan.
1 Petrus 1:19
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Wahyu 7:10
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"

Sementara mereka memegang daun palem, suara mereka juga menggelegar. Dan posisi mereka berdiri. Kalau namanya berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, itu membuktikan mereka memberikan penghormatan kepada Raja. Dan bukan hanya saat itu, tetapi dengan adanya daun palem di tangan mereka berarti mereka ini selama ini suka memberikan penghormatan terhadap Raja itu. Makanya ketika Yesus masuk ke Yerusalem, ada pelepah-pelepah palem di tangan mereka mengiringi Yesus. Dan apa kata mereka? Hosana.
Yohanes 12:12-13,15
12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,
12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"
12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."

Jadi Hosana dan daun palem ini ada hubungannya dengan keberadaan Yesus sebagai Raja. Jangan kita hanya menyanyi hosana. Hosana artinya:
1.      Selamatkan kami
2.      Inilah doa kami

Kalau itu doa dan seruan selamatkan kami, maka itu dijawab. Jawabannya saudara lihat dalam Wahyu 7:9-17. Orang-orang ini adalah orang yang selalu memberikan penghormatan kepada Raja. Yesus adalah Raja. Raja itu sumbernya hukum. Jadi Yesus, sumbernya Firman. Firman itu adalah hukum bagi kita.

Berdiri itu artinya memberi penghormatan. Arti kedua selalu siap menerima komando. Kalau telinga ada tanda darah maka setajam atau sekeras apapun kita bisa menerima Firman dan kita menikmati pekerjaan pembasuhan Firman.

Pelepah palem ini juga masuk dalam pesta pondok daun-daunan.
Imamat 23:40
23:40 Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.

Dari tujuh pelepah pohon yang diambil menjadi atap, salah satunya adalah pelepah pohon korma. Bagaimana ini kita peroleh?
Mazmur 92:13-14
92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.

Kalau mau kita ada pelepah korma sebagai bukti penghargaan kita kepada Yesus sebagai Raja, kita siap menerima komando dan sebagai bukti kita ada dalam kemenangan maka kita harus tumbuh di dalam Bait Allah, harus selalu ada di dalam Bait Allah. Ditanam di Bait Allah tetapi keluar tunasnya di halaman.

Mazmur 92:15
92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,

Menjadi gemuk artinya sehat rohaninya.

Mazmur 92:16
92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Kalau kehidupan itu selalu menghormati Yesus yang adalah Raja, kemudian selalu sedia menerima komando atau hukum karena telinga kanannya ada tanda darah, ibu jari tangan ada tanda darah, ibu jari kaki ada tanda darah. Baik pikiran, perbuatan dan pendiriannya ada tanda darah maka kehidupan seperti itu tumbuh di Bait Allah.

Kenapa dia menjadi gemuk dan segar? Karena di rumah Tuhan kita akan disegarkan dan dikenyangkan oleh Tuhan. Kalau kita ada di dalam penggembalaan Tuhan di rumah Tuhan, di Bait Allah maka kita selalu dikenyangkan oleh Tuhan.
Mazmur 65:5
65:5 Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.

Benar-benar dia adalah orang pilihan Tuhan. Orang pilihannya Tuhan itu dipanggil mendekat dan diam di pelataran. Bukan cuma di pelataran tetapi dia dijamin kenyang dengan segala kebaikan. Bukan cuma kenyang dengan kebaikan, tetapi dijamu Tuhan dengan segala kebaikan di Bait Tuhan yang kudus.
Jangan coba kita meringankan penggembalaan. Justru di sana kita akan dikenyangkan oleh Tuhan, di Bait Allah, di rumah Tuhan. Sekaligus kita punya pelepah kurma. Bukti secara rohani orang itu punya pelepah kurma adalah dia selalu menghormati Raja di atas segala raja. Yang berikutnya dia selalu siap menerima komando. Komando itu ada di takhta Allah, takhta Allah di rumah Tuhan. Bagaimana mau menerima komando kalau jauh dari rumah Tuhan. Jangan kita seperti itu, sengsara di depan sudah mendekat. Saya pilih sengsara sekarang. Walaupun sakit tetapi tidak akan menghancurkan saya. Sengsara sekarang akan berakhir dengan kemuliaan. Tetapi sengsara yang akan datang bukan berakhir dengan kemuliaan namun berakhir dengan kehancuran untuk selama-lamanya. Ini jangan sampai terjadi pada kita.

Makanya ibadah kita harus selalu ditandai darah. Yang selalu menjadi hambatan mengganggu kita adalah hal-hal ini, itu sebabnya harus dibakar. Ada tiga hal yang harus dibakar sebagai hamba Tuhan, sebagai abdi Allah. Dibakar ini berarti sengsara.
Keluaran 29:14
29:14 Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban penghapus dosa.

1.      Daging = hawa nafsu daging kita harus dibakar dengan api Firman, api Roh Kudus dan api penyembahan. Sebab tiga alat di ruangan kudus semua ada api. Di atas meja roti sajian ada api di situ, ada kemenyan yang dibakar. Di pelita emas ada api menyala. Di mezbah dupa juga ada api. Untuk apa? Membakar daging kita. Keinginan nafsu daging kita ini yang banyak kali menyerat anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan, sebab tidak mau bersekutu dengan alat yang ada api. Bagaimana bisa bersekutu dengan Firman pengajaran yang keras jika tidak menerima tanda darah. Tidak ada satu alatpun di Tabernakel yang tidak dipercik dengan darah dan dipercik dengan minyak.

Keinginan daging ini yang menjadi hambatan sehingga kita tidak akan ada dalam himpunan yang besar ini. Kita tidak bisa menjadi Mempelai karena diseret oleh hawa nafsu daging kita.

2.      Kulit artinya dosa turunan, dosa yang kita warisi dari nenek moyang kita. Itu yang harus dibakar. Seringkali kalau ada cucu yang lahir langsung dikatakan, persis kulit opanya. Itu sebabnya kulit menunjukkan dosa turunan yang kita warisi dari nenek moyang, kenapa ini kita pertahankan. Itu harus dibersihkan, harus dibakar. Kenapa dia pertahankan dosa turunan? Dia dari jalur Kristus tetapi menyeleweng. Tidak mau menerima darah di cuping telinga kanannya, tidak mau menerima darah di ibu jari tangan kanannya, tidak mau menerima darah di ibu jari kaki kanannya. Dia pertahankan mati-matian warisan nenek moyang.
1 Petrus 1:18
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
3.      Kemudian kotoran juga harus dibakar di luar. Kotoran ini hubungannya dengan perut.

Jadi dosa hawa nafsu kesimpulannya daging. Kulit itu dosa keturunan menunjuk iblis. Kotoran yang hubungannya dengan perut itu menunjuk dunia. Jadi tiga ini, daging, iblis dan dunia, itulah yang mengganjal perjalanan kita. Dunia tanpa saudara sadar banyak menyeret anak muda. Saya sebagai gembala, jika ada domba yang jatuh di lubang saya tidak katakan “baru kau rasa!”. Tetapi harus saya tolong dan saya angkat. Itu tugas kami gembala.

Daging, iblis dan dunia ini yang harus kita bakar. Bukan iblis yang kita bakar tetapi dosa turunan yang kita bakar. Kemudian kotoran dibakar, itu menunjuk kemuliaan dunia, jangan kita kedepankan soal perut.

Roma 16:17
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

Yang bertentangan pengajaran yang telah diterima, bukan berarti ini orang luar, ini orang Kristen. Tetapi sudah bertentangan dengan pengajaran sebab tidak ada tanda darah, tidak mau bakar itu daging, tidak mau bakar itu kulit, tidak mau bakar itu kotoran.

Roma 16:18
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

Melayani perut mereka, berarti kotoran tidak mereka bakar. Bagaimana bisa ada pelepah korma, bagaimana bisa ada daun palem. Kalau dia bakar berarti itu bukti orang yang ada di Bait Allah. Selalu dia mendengar Firman Allah yang bagaikan api, Roh Kudus bagaikan api, penyembahan kaitannya dengan kasih Allah itu juga adalah api. Orang yang melayani kedepankan perut mereka ini mencari orang yang tulus untuk ditipu, dia mencari saudara.

Saya mau sengsara sekarang, jangan sengsara yang akan datang. Lebih baik sekarang kita rela sengsara. Bagaimana kita menghadapi dunia akhir zaman ini.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar