20210221

Kebaktian Umum, Minggu 21 Februari 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita sudah ada di penghujung akhir zaman, dalam minggu ketebusan kita sudah berada di penghujung hari yang keenam. Sebentar lagi tercipta nikah yang rohani antara Yesus Mempelai Laki-laki sorga dengan gereja yang sempurna Mempelai WanitaNya. Dulu dalam minggu kejadian hari yang keenam ada sepasang nikah jasmani yang diciptakan itulah Adam dan Hawa. Tetapi nikah yang segambar dengan Allah itu sudah dirusak oleh setan. Sekarang kita ada pada minggu ketebusan, ada pekerjaan penciptaan kembali untuk segambar dengan Tuhan dan kelak kita bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Tetapi setan bukan setan kalau tidak menghalangi kerohanian kita. Bahkan dalam Wahyu pasal 12 sudah mencapai kualitas rohani bintang tetapi masih mau digugurkan oleh setan. Sebabnya di hari-hari terakhir ini pesan dari Tuhan melalui bapak gembala, kita harus berjaga-jaga dan berdoa. Kita sekarang sudah berada pada waktu jaga pagi-pagi buta, sebentar lagi fajar menyingsing, Yesus datang dan kita akan menyambut kedatanganNya kedua kali.

 

Wahyu 12:3-4

12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

 

Iblis berupaya mau mengagalkan rencana Tuhan. Rencana Tuhan adalah gereja harus bertumbuh secara kuantitas dan secara kualitas. Tetapi di sini setan mau menghambat pertumbuhan gereja Tuhan dengan 2 cara:

1.      Mengugurkan 1/3 bintang

2.      Menelan anak laki-laki, ini ada kaitannya dengan penggembalaan

 

Kita masih membahas poin pertama yaitu mengugurkan 1/3 bintang. Siapa bintang? Secara khusus adalah gembala, kehidupan yang dipakai oleh Tuhan untuk mengarahkan jemaat bertemu dengan Yesus. Banyak yang digugurkan, 1/3 bintang digugurkan. Hati-hati saya sebagai hamba Tuhan/gembala, jangan sampai kena ekor naga dan gugur. Secara umum bintang itu adalah pelayan-pelayan Tuhan, kehidupan yang dipanggil, dipilih dan dipakai oleh Tuhan untuk memuliakan Tuhan.

Daniel 12:3

12:3 Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

 

Wahyu 1:20

1:20 Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

 

Bintang itu malaikat jemaat, menunjuk gembala sidang, itu yang mau digugurkan oleh setan. Jadi bintang adalah orang yang sudah dipakai Tuhan dan bermutu rohani tinggi. Jadi jangan bangga kalau sudah dipakai, jangan lengah. Makanya Tuhan Yesus selalu mengatakan berjaga dan berdoalah sebab kita menghadapi ekor naga, kemarahan setan yang diwujudkan dengan antikristus.

 

Ada 3 penyebab bintang gugur.

1.      Wahyu 6:13

6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

 

Banyak yang gugur digoncang angin, itulah angin pencobaan dan angin godaan. Banyak hamba Tuhan waktu merintis luar biasa pegang teguh Firman pengajaran. Dalam pengalaman kematian, keadaan susah setia melayani Tuhan. Begitu mulai bangkit, mulai diberkati, kena godaan dan jatuh. Lupa pengalaman penderitaan bersama Yesus di awal pelayanan. Doakan jangan sampai saya sebagai hamba Tuhan, begitu sudah mulai diberkati secara jasmani malah jatuh, ini jangan sampai terjadi.

 

2.      Wahyu 8:10-11

8:10 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

8:11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

 

Bayangkan bintang besar, bukan bintang kecil, namanya Apsintus. Dia membuat air menjadi pahit. Jadi penyebab jatuh kedua adalah kepahitan hati karena berbenturan dengan sesama. Paling banyak jatuh itu karena benturan dalam nikah, benturan suami dengan isteri, benturan antara sesama anak. Anak-anak hamba Tuhan jaga ini, sekarang papa tidak ada lagi, kakak beradik jaga hal ini, benturan-benturan bisa membuat pahit dan gugur.

 

3.      Ekor naga, ekor naga menunjuk 2 hal:

1)      Di ekor itu alat reproduksi ular, itu menunjuk kenajisan. Hofni dan Pinehas gugur karena kenajisan.

2)      Ekor juga menunjuk ajaran palsu

Yesaya 9:14

9:14 Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.

 

Ini 3 penyebab sehingga bintang yang kualitas rohaninya sudah tinggi bisa jatuh. Pertama karena angin pencobaan dan godaan. Kedua karena kepahitan hati karena benturan-benturan. Memang kita tidak bisa menghindar dari benturan-benturan, pasti ada gesekan. Tetapi kalau sudah timbul kepahitan hati pasti jatuh. Ketiga karena kenajisan dan ajaran-ajaran palsu. Ini yang harus kita jaga, makanya bukan hanya berjaga dan berdoa tetapi harus extra berdoa dan berjaga-jaga, karena sekarang sudah di penghujung akhir zaman, betul-betul setan bekerja dengan giat, dia tahu waktunya sudah singkat. Jangan tambah jumlah bintang yang sudah gugur.

 

Kita bahas penyebab gugur yang pertama yaitu tidak tahan angin pencobaan dan godaan. Contohnya Yudas Iskariot. Dia seorang rasul berarti dipakai Tuhan. Bahkan waktu Tuhan Yesus mengutus mereka berdua-dua, mereka bersaksi mengusir setan demi nama Tuhan, melakukan mujizat demi nama Tuhan. Berarti Yudas dipakai dan orang kepercayaan Tuhan memegang uang kas. Kalau dilihat dengan level Yudas, kita belum selevel. Dia dipakai tetapi bisa jatuh karena angin godaan dan pencobaan. Dia tergoda dengan uang.

Yohanes 12:4-6

12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:

12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

 

Yudas pegang kas, tetapi pencuri. Dia tergoda dengan uang sehingga akhirnya menjual Yesus seharga 30 keping perak. Berarti Yesus dia hargai seperti lembu nakal yang suka menanduk.

 

Pelajaran dari Yudas ini kita bisa simpulkan bahwa hamba Tuhan dan pelayan Tuhan bisa gugur kalau:

1.      Mencuri milik Tuhan. Sekali lagi kami hamba Tuhan bukan melihat uangnya, Tuhan bukan lihat uangnya, tetapi pengakuan bahwa berkat yang kita terima itu dari Tuhan. Untuk kami hamba Tuhan perpuluhan itu bukan uangnya tetapi kepercayaannya. Perpuluhan bukan untuk memperkaya diri. Hamba Tuhan bisa jatuh karena mencuri milik Tuhan. Ingat pesan bapak gembala dalam ibadah tutup buka tahun, dalam kegerakan rohani ada yang keluar masuk. Siapa? Yudas. Siapa dia? Pencuri.

 

2.      Mengorbankan perkara rohani untuk mendapatkan perkara jasmani. Perkara rohani itu pengajaran dan ibadah. Kaum muda jangan korbankan pengajaran karena jodoh, studi dan pekerjaan. Yang benar seharusnya kita rela mengorbankan perkara yang jasmani demi yang rohani.

 

Kalau dibiarkan mencuri dan mengorbankan perkara rohani, suatu saat menjadi pengkhianat. Dalam peperangan pengkhianat dan pembelot itu paling berbahaya, musuh dalam selimut. Siapa yang dikhianati Yudas? Ada 2:

1.      Yesus sebagai kepala, Mempelai Laki-laki sorga.

Ibrani 3:6

3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

 

Yesus sebagai kepala, disebut Anak. Yang menikah itu bukan Bapa, Anak ini yang menikah. Jadi Yesus sebagai kepala, Dia disebut Anak berarti Mempelai Laki-laki sorga. Kita adalah rumahNya, sama dengan tubuhNya, Mempelai WanitaNya, ini yang Yudas khianati. Kita semua jangan mengkhianati Yesus sebagai kepala. Ada 3 penampilan Yesus sebagai kepala.

1)      Ibrani 3:1

3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

 

Yesus sebagai rasul. Bicara rasul ada kaitannya dengan pengajaran. Berarti mengkhianati Yesus sebagai kepala sama dengan mengkhianati pengajaran yang benar. Gejalanya bagaimana kalau seseorang itu ada roh Yudas, roh pengkhianat? Mulai malas dan bosan mendengar Firman, sampai mengelak dari Firman pengajaran, tidak mau disucikan. Ketika Firman datang sama dia, Yesus menegor dengan keras, kesempatan terakhir bagi Yudas, sampai Yesus katakan “lebih baik orang itu tidak dilahirkan” tetapi Yudas berkata “bukan aku yah Rabi”. Dia mengelak dari Firman berarti menuduh murid-murid lain yang salah, dia menghakimi orang lain dan menuduh Yesus salah berarti dia menyalahkan Firman. Kalau mulai “ah tidak cocok ini Firman, tidak pantas, bukan seperti itu” itulah Yudas.

Matius 26:23-24

26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

 

Ini teguran yang keras. Kalau Yesus mau blak-blakan bisa berkata “Yudas, ada lebih baik kamu tidak dilahirkan! Tetapi apa jawab Yudas?

Matius 26:25

26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

 

Tuhan ulangi lagi “engkau telah mengatakannya”. Tetapi dasar Yudas ini keras, dia mengelak. Firman Tuhan datang malah mengelak “bukan dosaku, cocok untuk saudara saya, cocok untuk isteri saya”. Kalau duduk dengan isterinya dia korek isterinya “so ngana itu” padahal sudah dia yang ditunjuk Tuhan. Bukan aku berarti bukan Yudas, berarti menurut Yudas murid-murid yang lain yang salah, Yesus salah, berarti Firman yang salah. Inilah roh Yudas, tidak mau disucikan. Ini sudah gejala mengkhianati pengajaran yang benar. Suatu saat orang seperti itu akan berbalik melawan pengajaran. Tuhan tolong ini jangan terjadi dalam kehidupan kita. Apalagi kalau sudah diolah dengan logika kita “ah tidak logis, tidak cocok” satu saat dia akan melawan Firman.

 

2)      Yesus sebagai Imam Besar

Ini ada kaitannya dengan ibadah pelayanan. Jadi gejala mengkhianati Yesus sebagai kepala adalah mulai malas melayani, mulai tidak setia beribadah melayani Tuhan. Sekarang ibadah online, tidak semua bisa langsung datang beribadah di rumah, sebagian beribadah di rumah. Di situ diuji oleh Tuhan kesetiaan kita. Jangan sampai sudah nyalakan ibadah kemudian dicoment “selamat beribadah” kemudian ditinggalkan. Itu sudah gejala mengkhianat. Apalagi kalau kalau lewat facebook yang penting sudah terlihat di bagian operator laptop si A ikut ibadah, padahal sudah ditinggalkan, handphone yang satu dipakai online ibadah handphone yang lain dipakai main game. Itu sudah gejala mengkhianat, mulai tidak setia. Ayo aktifkan juga doa penyembahan secara pribadi, jangan sampai kita malas dan tidak setia

 

Waktu Yesus menampilkan diri sebagai Rasul dan Imam Besar, Dia malah ditampar.

Yohanes 18:19-20

18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.

18:20 Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.

 

Selalu mengajar berarti menampilkan diri sebagai rasul, di rumah ibadat dan Bait Allah berarti menampilkan diri sebagai Imam Besar.

 

Yohanes 18:21-24

18:21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."

18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"

18:23 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"

18:24 Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.

 

Jika kita mengkhianati pengajaran yang benar dan ibadah pelayanan, kita sama dengan menampar Yesus, itu sangat jahat! Nanti tunggu pembalasan Tuhan. Pembalasan Yesus itu adalah geram laki-laki yang luar biasa, Dia membalas tanpa belas kasihan. Makanya 7 meterai itu 7 penghukuman dari Allah Roh Kudus, 7 sangkakala itu 7 penghukuman Anak Allah, 7 bokor itu 7 penghukuman dari Allah Bapa. Itu dijatuhkan pada dunia, kepada orang yang menjadi pengkhianat. Belum selesai itu, ada neraka menunggu selama-lamanya. Itu karena terlalu jahat, menampar Yesus! Jangan sampai kita kena penghukuman Tuhan. Kita rindu masuk kebahagiaan bersama Yesus di Yerusalem Baru. Aktivitas yang tembus sampai ke Sorga adalah ibadah pelayanan yang dibina oleh pengajaran yang benar, jangan khianati pengajaran yang benar dan ibadah pelayanan. Kaum muda jangan khianati pengajaran karena jodoh, karena pekerjaan.

 

3)      Yohanes 10:11,19-20

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

10:19 Maka timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata:

10:20 "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?"

 

Ketika Yesus menampilkan diriNya “Aku gembala yang baik” malah dikatakan gila dan kerasukan setan. “mengapa kamu mendengarkan Dia” berarti perkataan Yesus tidak mau mereka dengar. Jadi praktek mengkhianati Yesus sebagai gembala yang baik:

a)      Menganggap ketekunan dalam 3 macam ibadah penggembalaan itu adalah hal yang merugikan, merepotkan, bahkan mengatakan itu hal yang gila, hal yang sia-sia. Apalagi saya sebagai gembala di 3 tempat pelayanan menggelar 3 macam ibadah, orang bisa berkata sudah gila itu, kapan refreshingnya.”. Mungkin ada yang mengatakan ambisi. Saya tidak pernah berambisi untuk melayani, kalau Tuhan angkat berarti Tuhan yang percaya. Saya juga tidak gampang saja melepaskan. Kalau memang sudah waktunya Tuhan, akan ada yang menggantikan baik di sini atau di Tonusu atau di Diora, selama saya masih diberikan kemampuan dari Tuhan, layani. Kalau mau ikuti daging satu tempat ibadah saja sudah enak, setelah itu istirahat. Sekarang setelah pulang harus persiapan lagi untuk melayani. Tetapi biarlah semua kita kerjakan untuk menyenangkan hati Tuhan bukan untuk menonjolkan diri saya hebat.

 

b)      Dalam ibadah penggembalaan tidak lagi mengutamakan Firman, yang ditampilkan hanya hal-hal yang jasmani. Dikurangi yang tadinya mungkin 30 menit sekarang tinggal 15 menit. Ibadah tinggal diisi lawak-lawak. Sekarang lawak di gereja banyak penggemarnya. Itu bukan ibadah di Bait Allah tetapi di kuil dagon, seperti Simson melawak di kuil dagon. Mungkin masih ada Firman tetapi bukan lagi perkataan Yesus sebab sudah dicampur logika manusia, itu perkataan manusia. Kalau diterangkan bukan lagi dengan ayat, itu bukan suara Yesus. Tetapi kalau dalam penggembalaan hal yang seperti itu disajikan berarti sudah mengkhianati Yesus sebagai gembala.

 

2.      Yang dikhianati Yudas sesama murid = mengkhianati Tubuh Kristus. Dengan praktek tidak lagi menghargai persekutuan dengan sesama anggota Tubuh Kristus. Dimulai dari dalam nikah, tidak menghargai nikah.

 

Jadi menjadi pengkhianat seperti Yudas sama dengan tidak menghargai persekutuan dengan Tuhan dan dengan sesama anggota Tubuh Kristus, itu pasti gugur! Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita. Supaya tidak ada roh pengkhianatan maka kita harus menghargai persekutuan dengan Tuhan dan dengan sesama anggota Tubuh Kristus. Tidak bisa kita berdiri sendiri, harus bersekutu. Kalau cuma sendiri tidak bisa dibilang tubuh, kalau sudah menyatu itu yang dibilang tubuh. Kalau terpencar-pencar itu potongan tubuh.

 

1.      Menghargai persekutuan dengan Tuhan

Yohanes 15:1-3

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Persekutuan dengan Tuhan digambarkan ranting-ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar. Rantingnya banyak tetapi pokoknya satu. Jangan dibalik, pokoknya banyak, rantingnya satu. Kita banyak tetapi melekat kepada Yesus yang satu. Hargai persekutuan dengan Tuhan. Prakteknya bagaimana?

a)      Menghargai dan menikmati Firman. Sama dengan menikmati pembersihan dan penyucian. Ranting yang melekat dibersihkan, nikmati itu. Kenapa kita nikmati? Sebab hasilnya luar biasa untuk menghasilkan buah. Mungkin sakit dipotong telinganya, matanya dicungkil dengan Firman, memang sakit, tetapi mau diperbaiki. Olehnya nikmati penyucian “oh saya kena Firman, puji Tuhan”. Bukan malah ketika pulang “cuma saya-saya terus, siapa yang lapor!”. Kalau kita disucikan, ditegur Firman, berarti kita dikasihi Tuhan. Barang siapa Kukasihi Kutegur dan Kuhajar. Jangan tunggu sampai dihajar.

Yeremia 15:16

15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

 

Jadi saat-saat mendengarkan Firman, itu saat kita bersekutu dengan Tuhan. Biar kita eratkan hubungan Tuhan, semakin intim, semakin harmonis, semakin erat. Baik atau tidaknya sikap kita dalam mendengarkan Firman itu menentukan persekutuan kita dengan Tuhan itu baik atau tidak, erat atau renggang. Biarlah kita nikmati persekutuan dengan Tuhan. Seperti roti di atas meja roti pertunjukan, roti itu ditaruh di atas pinggan emas.

 

b)      Menghargai dan menikmati penggembalaan, menikmati ibadah. Ketekunan dalam 3 macam ibadah itu sudah menjadi kegemaran karena itu kebutuhan. Kalau tidak bergemar beribadah dan mendengarkan Firman maka kebalikannya dia geram. Biarlah kita menikmati Firman dan menikmati ibadah karena ibadah itu kebutuhan utama. Atau ada yang berkata “ah tidak, kebutuhan utama saya belajar dan bekerja”. Tetapi kalau antikristus berkuasa maka semuanya diambil. Ketekunan dalam ibadah itu kebutuhan utama kita.

Ibrani 10:36

10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

 

Dalam ibadah itu sudah terkandung segala kebutuhan kita. Kadang kala ini hanya diterima dengan logika, tidak dengan iman. Begitu terbentur dengan kebutuhan, dia tidak percaya lagi. Tetapi kalau dengan iman, apapun hambatan dan rintangannya saya mau beribadah dan melayani Tuhan, di situ terkandung kebutuhan saya. Dalam 3 macam ibadah kita makan, minum dan bernafas, itu kebutuhan kita, yang lain itu sudah urusan Tuhan. Bukan berarti saya ajak kita malas, tidak usah kerja dan tidak usah sekolah. Silahkan kerja dengan giat, sekolah dengan giat tetapi ketekunan dalam 3 macam ibadah itu kebutuhan kita yang tidak bisa kita tawar-tawar sebab di situ kebutuhan kita terjamin semua.

 

Kalau kita bisa menikmati Firman, menikmati penggembalaan, menikmati 3 macam ibadah pokok maka tubuh, jiwa, roh kita melekat kepada Tuhan. Seperti ranting melekat pada pokok anggur yang benar, tinggal menunggu hasil. Ada hasil yang bisa kita nikmati

a)      Pasti berbuah manis. Mungkin dilihat kecil, ranting itu kecil dibandingkan pokok, kecil dan lemah tetapi mau tergembala, menikmati penyucian, menikmati 3 macam ibadah, pasti berbuah manis. Berbuah manis artinya memuaskan Tuhan. Kalau Tuhan puas maka Dia pasti juga memuaskan kita, Dia berikan kebahagian sorga. Semakin melekat pada pokok hidup semakin manis, pelayanan semakin manis, nikah semakin manis. Bukan pahit, pahit itu apsintus, bintang gugur. Enak kalau kita memuaskan Tuhan sebab Tuhan juga memuaskan kita. Kebutuhan kita Tuhan tahu, bahkan bahasa air matapun Tuhan tahu. Tetapi kalau keluar dari pokok, jangankan bertumbuh, hiduppun tidak.

 

b)      Ranting dapat makanan dari pokok. Tidak perlu lagi dia menyedot dari akar. Artinya semua enak dan ringan pada waktunya. Ada damai sejahtera dari Tuhan. Siapa tidak senang nikahnya manis, pelayanan manis, hidupnya manis, selalu enak dan ringan. Pergumulan memang berat datang, tetapi karena dengan Tuhan maka jadi enak dan ringan. Sebagai gembala, kalau tidak melekat kepada Tuhan pasti berat sekali. Pergumulan pribadi pasti ada, namun harus menanggung juga pergumulan jemaat. Tetapi menjadi enak dan ringan karena mau melekat kepada Tuhan. Kalau tidak melekat pada Tuhan sudah lama saya gulung tikar lari dari Tonusu. Tetapi karena mau melekat, saya gembala yang tergembala sehingga enak tinggal membagikan.

 

c)      Bapakulah pengusahanya, berarti dipelihara Tuhan secara ajaib. Bapa di sorga penguasaha yang tidak pernah bangkrut. Janganlah kita tinggalkan penggembalaan dan pengajaran untuk mencari pemeliharaan hidup jasmani, rugi sebab kita kehilangan kemanisan, damai sejahtera dan pemeliharaan Tuhan secara ajaib. Silahkan giat bekerja dan belajar tetapi penggembalaan nomor satu. Ranting tidak bisa berbuah kalau tidak melekat pada pokok. Bukan hanya hidup sekarang dipelihara, tetapi sampai masa depan dan sampai hidup kekal Tuhan berikan.

 

2.      Persekutuan ranting dengan ranting, prakteknya:

a)      I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Saling mengasihi atas dasar kesucian. Kalau persekutuan dengan Tuhan dihargai, otomatis bisa saling mengasihi atas dasar kesucian. Mengasihi itu bukan daging, kaum muda pada masa pacaran dan tunangan kalau ada yang berkata “buktikan kau mengasihi saya, ayo kita lakukan yang najis” itu bukan kasih! Kasih yang sesungguhnya dasarnya kesucian, hasil ketaatan terhadap Firman. Mau melakukan Firman maka timbul kasih. Hargai persekutuan, saling mengasihi sampai bisa mengasihi orang yang membenci dan memusuhi kita, orang yang menyakiti kita dan menjengkelkan. Dengan praktek doakan yang baik.

 

b)      Tidak egois

Ranting tidak bisa berbuah sendiri, ranting yang lain juga berbuah. Coba tanaman durian, potong cabang yang lain, 1 cabang saja yang berbuah, pasti patah.

Filipi 2:4

2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

 

Kepentingan Tubuh Kristus kita tempatkan di atas kepentingan kita. Kita butuh, tetapi Tubuh Kristus lebih butuh. Kalau egois tidak mungkin bisa bersekutu.

 

Persekutuan Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah, itu yang terkecil. Kemudian membesar penggembalaan, antara penggembalaan, baru Israel kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Sekarang kita masuk lebih dalam praktek persekutuan dalam nikah.

Ibrani 13:4-5

13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.

13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

1)      Penuh hormat atau jujur soal tempat tidur.

Mari, kita harus menghormati nikah itu. Mulai dari permulaan nikah, masa pacaran dan masa tunangan, dijaga soal tempat tidur. Perjalanan nikah kita jaga persoalan tempat tidur. Jangan ada akar kenajisan. Kalau sudah ada akar kenajisan sebentar lagi jadi pahit. Mungkin di masa pacaran manis, tetapi sudah melakukan hal-hal yang tidak baik. Kalau tidak diselesaikan maka ketika masuk nikah pasti pahit. Jadi selesaikan semua, akui semua. Perjalanan nikah juga kalau ada kenajisan itu pahit, jatuh sampai gugur. Nikah kita jaga kesuciannya mulai dari permulaan nikah, perjalanan nikah, sampai nikah mencapai garis finish menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Kenajisan itu bukan sebatas hubungan suami isteri. Kalau tidak melaksanakan kewajiban dalam nikah itu sudah mencemari nikah.

Kolose 3:18-21

3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

 

Akar kenajisan yang membuat sulit mempraktekan kewajiban utama di dalam nikah. Makanya itu yang perlu diselesaikan kalau tidak sulit mempraktekan kewajiban utama dalam nikah. Isteri mau tunduk tetapi suaminya kasar, akhirnya ingat mantannya dulu “mantan saya lebih baik, kenapa saya bodoh pilih dia” itu karena ada kenajisan tidak dicabut. Suami mau mengasihi isteri, isterinya suka melawan, dia malah lihat isteri orang “baiknya isteri orang itu, dia sayang dan tunduk pada suaminya” itu sudah najis! Akar kenajisan membuat anak sulit taat. Soal sekolah masih bisa taat, tetapi soal jodoh tidak mau taat “ini pilihan saya papa!” kendati harus putus hubungan dengan orang tua. Jadi akarnya kenajisan membuat sulit melakukan kewajiban utama dalam nikah. Kenajisan ini juga bisa soal dosa makan minum, itu yang membuat sulit melakukan kewajiban utama, suami tidak bisa mengasihi isteri, isteri tidak bisa tunduk, anak tidak bisa taat, orang tua membuat anak tawar hati. Itu sebabnya harus dicabut. Apa lagi kalau masih ingat-ingat mantan, sudah lansia masih mau ingat mantan, sudah jo!

 

2)      Jujur soal keuangan. Keuangan ini juga membuat sulit melakukan kewajiban utama dalam nikah. Jujur soal uang, jangan kikir dan serakah. Berapa banyak nikah yang cerai karena suaminya kikir. Berapa banyak anak dan orang tua putus hubungan karena serakah dan kikir.

 

Jadi praktek menghargai nikah singkirkan akar kenajisan dan akar kejahatan, nikah itu pasti bertumbuh dan berbuah manis karena akarnya baik. Makanya kenapa Yesus lahir ke dunia, bukan menjelma, bukan reinkarnasi sebab Yesus mau membenahi mulai dari akar manusia supaya manusia selamat. Sekarang perbaiki akar nikah, akar kenajisan jangan ada, akar kejahatan jangan ada. Kalau akar kenajisan dibuang nikah jadi suci, kalau akar kejahatan dibuang nikah jadi satu. Kalau nikah suci dan satu maka ada jaminan dari Tuhan.

Ibrani 13:5

13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

 

Berarti Yesus menjadi kepala dalam nikah rumah tangga kita yang bertanggung jawab. Mungkin ada yang baru sendiri dalam pengajaran, baru bersama anak dan suami belum atau bersama anak, isteri belum. Atau cuma anak dan orang tua belum, ayo kita yang sudah dalam pengajaran bersihkan diri, akar kenajisan dan kejahatan kita buang. Satu saja dalam rumah tangga mau tergembala, ada harapan nikah itu selamat. Siapa yang tidak tahu Rahab, seorang pelacur, perempuan sundal, orang yang tidak baik moralnya, tetapi dia mau disucikan. Maka walaupun Yerikho dihancurkan, Rahab sekeluarga selamat. Ayo jangan putus asa, apapun keadaan kita, sudah hancur, sudah najis, sudah jahat, sudah kotor, tetapi kalau kita mau disucikan ada harapan keluarga selamat. Semoga Tuhan tolong kita. Akar ini yang membuat kita sulit melakukan kewajiban utama dalam nikah.

 

Yesus menjadi kepala dalam nikah dan Dia bertanggung jawab dalam hidup kita. Kepala dan tubuh dihubungkan dengan leher, leher menunjuk penyembahan. Nikah yang suci dan satu pasti menjadi rumah doa.

Matius 18:19

18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

 

Dua orang menunjuk suami isteri. Sekarang ibadah online di rumah, kesempatan jadikan nikah rumah tangga kita menjadi rumah doa lewat praktek akar kejahatan dan kenajisan dibuang semua. Ayo perbaiki akarnya supaya pohonnya baik, buahnya baik, buah yang manis yang berkenan kepada Tuhan. Yesus berjanji Dia kepala yang tidak tampak untuk menolong nikah. Rumah doa artinya Tuhan setia mendengar seruan doa kita dan setia memberikan jawaban pasti bagi kita, ditambah Yesus bergumul bagi kita. Sudah Dia buktikan sebagai kepala yang bertanggung jawab mati di bukit tengkorak untuk bergumul bagi kita. Apa yang Dia lakukan di kayu salib? Minum air anggur asam bercampur empedu, pahit untuk memberikan anggur yang manis. Anggur manis kena mengena dengan nikah, berarti untuk menolong nikah kita. Kalimat terkahir ketika Yesus sudah mau mati “sudah selesai” di kayu salib Dia sudah menyelesaikan semua. Tingga kita mau menghargai korban Kristus atau tidak. Mari bawa hidup kita tergembala sungguh-sungguh sehinggah nikah yang jasmani mengarah pada nikah yang rohani.

 

Sebaliknya kalau akar kejahatan dan kenajisan tidak mau dicabut, maka arahnya ke Babel:

Wahyu 18:2

18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

 

Kalau tidak dibersihkan maka arahnya ke Babel yang akan dirubuhkan, diruntuhkan dan dibinasakan. Babel itu tempat bersembunyi akar jahat yaitu roh jahat dan akar najis yaitu roh najis. Pilih mana, mau ke Babel atau ke Yerusalem Baru. Kalau mau ke Yerusalem Baru maka akarnya dibersihkan. Tahun ini tahun kemenangan, pembersihan akar, bersihkan semua akar-akar yang tidak baik maka Yerusalem tempat kita nanti. Kalau tidak mau dibersihkan maka menuju Babel. Semoga pagi ini kita mau praktekan mau menghargai persekutuan dengan Tuhan, mau menghargai persekutuan dengan sesama mulai dari persekutuan dari dalam nikah, akar-akar yang tidak baik dibuang maka kita bisa mencapai Yerusalem Baru Mempelai Wanita Tuhan. Yakin Tuhan ada, tidak meninggalkan kita. Kalau akar jahat najis dibersihkan maka Dia Kepala dalam kehidupan kita, dalam nikah kita, Dia bertanggung jawab dan bergumul bagi kita sampai kita menang. Dia peduli kita dan tidak meninggalkan kita.

 

Ayo jangan merasa seperti ditinggal sendiri. Sekalipun baru sendiri dalam pengajaran ayo terus bersihkan akar kejahatan dan kenajisan, ada harapan nikah bisa satu. Ingat Rahab, ingat Nuh. Nuh orang baik, Rahab mewakili orang yang tidak baik tetapi dia mau disucikan maka nikahnya bisa ditolong. Nuh orang baik, dia sendiri beroleh kasih karunia maka satu keluarganya selamat di Bahtera. Tidak dikatakan Nuh bersama isteri dan anak-anak mendapat kasih karuni, tetapi hanya Nuh seorang diri.

Kejadian 6:8

6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

 

Jadi jangan putus asa kalau baru sendiri. Apalagi kalau sudah dua orang yang datang, suami isteri itu lebih baik, apalagi sudah dengan anak-anak. Yang penting akarnya sudah dibersihkan, maka Dia kepala yang bertanggung jawab atas hidup kita sampai kita berhasil menjadi Mempelai WanitaNya. Benar-benar menyatu dengan Yesus sebagai Kepala, selama-lamanya.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar