20210313

Kebaktian Doa, Sabtu 13 Maret 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 8:56-59

8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."

8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?"

8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."

 

Dalam Yohanes pasal 8 ini ada 3 wujud terang kebenaran yang ditampilkan oleh Yesus.

1.      Ayat 51 Firman yang dikatakan Yesus memberi hidup

2.      Ayat 55 utusan Tuhan yang benar mengenal dan dikenal Tuhan dengan jelas

3.      Ayat 56-58 Yesus telah ada sebelum Abraham ada.

 

Jadi di sini Yesus menunjukan bahwa Dia adalah Allah. Secara jasmani Abraham sudah mati, tetapi Yesus mengatakan Abraham bersukacita melihat hari Yesus, ini menunjukan 2 hal:

1.      Abraham tidak dikuasai maut. Dia memang mati secara tubuh, tetapi nanti akan dibangkitkan untuk masuk kerajaan 1000 tahun damai dan masuk kerajaan Sorga yang kekal.

2.      Yesus adalah Allah orang hidup.

 

Markus 12:26-27

12:26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?

12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

 

Kalau digabungkan Yohanes pasal 8 dan Markus pasal 12, jadi Yesus yang adalah Allah menginginkan supaya kita menjadi orang hidup, orang yang tidak dikuasai maut. Contohnya ada 3 orang hidup yang Tuhan tampilkan di sini yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. Secara jasmani mereka sudah mati tetapi secara rohani mereka hidup, tidak dikuasai maut. Sehingga pada waktu Yesus datang kedua kali, mereka akan dibangkitkan untuk masuk dalam hidup yang kekal.

I Korintus 15:51-52

15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

 

Keadaan yang tidak dapat binasa berarti hidup kekal. Ini yang menjadi kerinduan hati Yesus, supaya kita menjadi orang hidup, orang yang tidak dikuasai maut. Sekarang kita belajar praktek orang hidup dari 3 pribadi yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. Kesempatan ini kita pelajari dari pribadi Abraham, prakteknya:

1.      Ibrani 11:8

11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

 

Praktek pertama taat pada panggilan dan pilihan Tuhan, sama dengan melayani Tuhan sesuai selera Tuhan atau sesuai kehendak Tuhan. Jadi kita bisa raba kita ini orang hidup atau tidak, kalau orang hidup, maka kita melayani Tuhan sesuai selera Tuhan. Syarat melayani sesuai selera dan kehendak Tuhan.

Kejadian 12:1

12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

 

1)      Tinggal rumah bapa

Kita harus lepas dari bapa yang lama yaitu iblis.

Yohanes 8:44

8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

 

Banyak kali orang melayani tetapi belum lepas dari bapa yang lama, belum lepas dari iblis. Lepas dari iblis sama dengan lepas dari dosa. Kalau dalam Ibrani pasal 12 dikatakan tanggalkan beban. Kalau mau lari sampai tujuan dalam perlombaan rohani harus tanggalkan beban, lepas dari dosa. Bagaimana mau berlomba kalau ada dosa kita pikul dan tidak mau lepas. Saya nomor satu sebagai gembala, mau khotbah tetapi ada dosa dipertahankan, pasti berat pelayanan itu. Proses untuk lepas dari dosa:

a)      Mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Ini pengakuan yang tuntas. Kadangkala kita mengaku hanya kepada Tuhan dan tidak kepada sesama, karena malu dan gengsi. Kalau kepada Tuhankan tidak ada yang tahu, hubungan pribadi dengan Tuhan saja. Sementara dosa yang kita perbuat itu ada kena mengena dengan sesama. Ayo kita mengaku dosa pada Tuhan dan pada sesama, itu pengakuan yang tuntas. Dan sesudah diampuni kita tidak mengulangi kembali. Berarti kita lepas dari dosa sendiri.

 

b)      Mengampuni dan melupakan dosa orang lain, jangan diungkit-ungkit lagi, berarti kita lepas dari dosa orang lain. Kadang kita salah, dari dosa sendiri sudah lepas, mengaku pada Tuhan dan sesama. Tetapi bodohnya dari dosa orang lain kita tidak mau melepaskan diri, tidak mau mengampuni, tidak mau melupakan, rugi sekali. Orang lain sudah mengaku dosanya, dilepaskan dari dosa, diperdamaikan, dia selamat, sedangkan kita yang tidak mengampuni dan tidak melupakan dosa orang itu, kita tidak bisa selamat. Jangan seperti itu.

 

Harus ada ketegasan tinggalkan rumah bapa, lepas dari bapa yang lama, dari dosa. Baik dari dosa sendiri, mengaku kepada Tuhan dan kepada sesama dan setelah diampuni jangan berbuat lagi. Dan lepas dari dosa orang lain, ampuni dan lupakan, jangan diungkit-ungkit lagi.

 

2)      Tinggalkan sanak saudara

Artinya lepas dari daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya. Kalau kita melayani dengan keinginan daging, itu hanya mendatangkan kebinasaan. Kita sudah belajar Imamat pasal 10 tentang kematian Nadab dan Abihu. Kenapa mereka mati? Sebab melayani dengan membawa api asing, api asing itu api daging, berarti melayani dengan ambisi dagingnya. Masih berpakaian pelayanan tetapi mati. Kelihatan masih hebat melayani, misalnya gembala jago khotbah, tetapi sudah mati rohani karena ada api daging. Ayo lepas dari kedagingan, lepas dari segala keinginan dan hawa nafsunya. Kalau melayani jangan emosi, jangan ambisi, itu api daging.

 

Termasuk lepas dari pergaulan daging, pergaulan dosa. Memang sebagai makhluk sosial kita bergaul, tetapi jangan ikut-ikut perbuatan daging, kita harus jadi garam, menjadi terang kesaksian di situ.

 

3)      Tinggalkan negeri

Artinya lepas dari keduniawian, dari ikat-ikatan dunia, supaya sesuai selera Tuhan. Jangan terikat dengan dunia, kita memang hidup di dunia ini tetapi tidak mau terikat dengan dunia. Peganglah dunia dengan tangan terlepas, sehingga ketika dunia sedang menuju kebinasaan, kita tidak ikut binasa.

 

Sudah lepas dari dosa, lepas dari kedagingan, lepas dari dunia, tetapi kadangkala masih kembali lagi pada dosa, daging dan dunia. Supaya tidak kembali lagi pada dosa, daging dan dunia, maka kita harus hidup dalam sistem kemah.

Ibrani 11:9-10

11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

 

Kalau Abraham mau membangun rumah permanen pasti bisa karena dia orang kaya raya. Ishak kaya, Yakub juga kaya, mau bangun rumah permanen sebenarnya bisa tetapi mereka hidup di dalam sistem kemah. Artinya kepada kita sekarang tergembala sungguh-sungguh pada Firman pengajaran yang benar, supaya tidak kembali lagi pada dosa, daging dan dunia ini. Ayo kita tergembala sungguh-sungguh pada Firman pengajaran yang benar, bukan pada organisasi gereja atau pada manusia, tetapi pada Firman pengajaran yang benar. Satu organisasi belum tentu satu pengajaran. Beda organisasi bisa satu pengajaran. Kalau KKR di Malang dan di Surabaya, banyak dari denominasi gereja lain yang ikut tetapi satu pengajaran. Jadi tergembala itu bukan pada organisasi, bukan pada manusianya tetapi pada Firman pengajaran yang benar, pada pokok anggur yang benar.

 

Kalau kita tergembala, itu membuktikan bahwa kita adalah orang asing di dunia ini tetapi kita warga kerajaan Sorga. Sebaliknya kalau masih terikat dengan dosa, dengan daging dan dunia, kehidupan itu akan merasa asing dalam penggembalaan, tidak akan betah dalam penggembalaan karena yang dia lakukan lain, masih ada ikatan. Padahal yang lain sudah lepas tetapi dia sendiri tidak, akhirnya dia merasa tidak betah, tidak cocok dalam penggembalaan, akhirnya dia merasa asing dalam penggembalaan. Dia cocok hidup di dunia dan akan binasa dengan dunia. Kita adalah warga kerajaan Sorga, dunia ini hanya tempat persinggahan kita. Tidak selama kita tempati dunia ini, kemah jasmani dibongkar dan kita beralih pada kemah sorgawi.

 

Ketahuan orang yang masih ada ikatan dosa, ikatan dunia dan daging, dalam penggembalaan dia rasa asing, tidak nyaman. Coba kalau kita pergi ke suatu tempat yang beda budayanya dengan kita, beda logatnya dengan kita, kita akan rasa kurang nyaman. Kalau kembali ke kampung sendiri, lebih enak kita rasa. Begitu juga kita, kita asing di dunia ini sebab kita warga kerajaan sorga.

Filipi 3:20-21

3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

 

2.      Kejadian 17:9-11

17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.

17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;

17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.

Praktek orang hidup yang kedua ada perjanjian sunat. Artinya:

1)      Mau masuk baptisan air yang benar, itu sunat rohani.

Kolose 2:11-12

2:11 Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

2:12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

 

Seperti Yesus dibaptis, begitu juga kita dibaptis. Baptisan air yang benar ini sama dengan menanggalkan hidup lama yang berdosa. Sama dengan menghapus surat hutang dosa oleh darah Yesus.

 

Kolose 2:13-14

2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,

2:14 dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:

 

Jadi baptisan air itu bukan cuma sekedar kita menyerahkan diri dibaptis dan selesai, tidak hanya sampai di situ. Baptisan air itu untuk menghapuskan surat hutang dosa kita, tidak boleh dianggap enteng. Surat hutang dosa kita tidak bisa dibayar dengan apapun, bahkan dengan hukuman api nerakapun tidak bisa membayar, hanya bisa dibayar oleh darah Yesus, oleh kematian dan kebangkitan Kristus. Sekarang diwujudkan dengan masuk dalam baptisan air, mati bersama Yesus, mati terhadap dosa dan bangkit bersama Yesus dalam hidup yang baru.

 

Buktikan surat hutang dosa sudah terhapus, buktikan kita masuk dalam baptisan air yang benar dengan menjadi surat Kristus yang bisa dibaca semua orang, terang kesaksian, terang kebenaran. Berupaya hidup benar dalam segala hal. Orang bisa melihat “oh itu orang Kristen dan memang seperti itulah orang Kristen”. Bukan malah berkata “orang Kristen kenapa seperti itu, malah lebih jahat dari orang lain”. Kalau seperti itu menandakan belum menjadi surat Kristus, yang ada surat hutang dosa. Kalau tidak bisa bayar, diserahkan pada algojo itulah antikristus. Apalagi kalau hamba Tuhan yang seperti itu, yang orang lihat malah surat utang dosa.

II Korintus 3:2-3

3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

 

Mari kita semua jadi surat Kristus, dapat dibaca semua orang. Kita hidup dalam kebenaran dari perkara-perkara kecil. Benar dalam segala hal, itulah surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang.

 

2)      Penyucian oleh Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Fungsinya untuk apa pedang bermata dua? Untuk menyunat hati dan telinga kita.

Kisah Para Rasul 7:51

7:51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

 

Ini perkataan yang keras yang dikatakan oleh Stefanus, menyucikan hati dan telinga. Hati yang disucikan menjadi hati yang bersih, murni, hati damai sejahtera, tidak merasakan lagi apa yang dirasakan daging. Mau marah, mau emosi, mau pahit hati, dia tidak rasa lagi. Ayo biar kita mau menerima penyunatan hati.

 

Telinga yang disucikan adalah telinga yang taat dengar-dengaran pada Firman apapun resikonya. Memang bagi kami hamba Tuhan, untuk membawa pedang untuk menyunat hati dan telinga sidang jemaat, resikonya berat. Begitu Stefanus menyampaikan Firman yang keras, apa tanggapan orang banyak? Bukannya berkata “ampuni kami Tuhan, kami salah”. Malah mereka tanggapi dengan hati tertusuk dan gigi gemertakan.

Kisah Para Rasul 7:54

7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.

 

Memang resikonya begitu kalau menyampaikan Firman untuk menyunat hati dan telinga, bisa ditanggapi dengan negatif. Tetapi apakah kami harus mundur? Tidak! Maju terus, sandang pedang, sunat hati dan telinga. Tertusuk hati berarti terkoreksi Firman, tetapi bukan melembut dan mohon ampun kepada Tuhan, malah disambut dengan kebencian, itu sikap yang salah. Jangan ada yang seperti itu. Menolak penyucian itu sama dengan hanya menentang atau melawan Roh Kudus. Kalau Roh Kudus menjadi musuh kita, dia adalah musuh yang aktif. Jangan melawan Roh Kudus, ingat Ananias dan Safira, kalau melawan Roh Kudus itu sama dengan mati.

 

Di mana tempat penyucian? Kandang penggembalaan, ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Mulai dari meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Pelita emas ketekunan dalam ibadah Raya. Mezbah dupa emas ketekunan dalam ibadah doa. Seperti ranting yang melekat pada pokok, terus menerus disucikan. Supaya apa? Supaya berbuah banyak, berbuah manis dan berbuah tetap, itu buah mempelai.

 

3.      Ibrani 11:17-19

11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,

11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."

11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

 

Praktek orang hidup yang ketiga adalah rela mempersembahkan Ishak. Artinya tidak menolak apapun yang Tuhan minta sekalipun bertentangan dengan keinginan kita. Bayangkan, 25 tahun dinanti baru ada Ishak dan dia lahir pada usia tua Abraham, tetapi Tuhan minta persembahkan Ishak di atas gunung Moria. Ini sangat bertentangan dengan kehendaknya. Ayo apa yang Tuhan minta? Waktu untuk ibadah, sementara berbenturan dengan kegiatan lain yang menguntungkan secara jasmani, bisa tidak kita berikan kepada Tuhan. Kalau orang hidup, berikan waktu kita, tenaga, harta, sampai seluruh hidup, kalau bisa kita berikan itu adalah pelayanan kasih kita kepada Tuhan. Apa yang kita persembahkan yang Tuhan minta dari kita, tidak hilang. Abraham mempersembahkan Ishak di gunung Moria, Bait Allah Salomo dibangun di gunung Moria.

Kejadian 22:1-2

22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."

22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

 

II Tawarikh 3:1

3:1 Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.

 

Ornan orang Yebus itu bangsa kafir. Di sini dalam pembangunan Bait Allah Salomo, bangsa kafir dilibatkan di dalamnya. Sekarang pembangunan Tubuh Kristus, kita bangsa kafir juga dikaitkan masuk di dalamnya. Jadi pelayanan kasih kita, apapun yang kita korbankan untuk Tuhan, tidak akan hilang, tetapi mengarahkan kita masuk pada pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, Bait Allah yang rohani.

 

Itulah hikmat yang diberikan Tuhan kepada bapak gembala, kalau sudah selesai KKR dan ada jemaat yang berkata “mana piringku, mana gelasku” papa bilang “anggaplah sudah mendahului”. Makanya saya katakan kepada jemaat tidak usah ribut, kalau hilang anggaplah sudah mendahului. Tetapi bukan berarti serampangan saja kerja biar hilang. Maksudnya kalau tidak sengaja hilang biarkan saja, tidak usah dituntut.

Biarlah kita tidak takut untuk berkorban, apa yang Tuhan minta berikan. Persembahan itu sampai kita mempersembahkan seluruh hidup kita, itu penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Dipraktekan lewat doa penyembahan, dalam bahasa gerikanya proskoneho artinya penyerahan sepenuh. Doa penyembahan itu untuk merobek daging, terutama kehendak kita. Subuh-subuh masih suka tidur, dirobek dengan doa penyembahan. Malam sudah capek mau suka cepat tidur, dirobek dengan doa penyembahan. Dirobek kehendak daging kita sehingga kita bisa menuruti kehendak Tuhan, sampai kita bisa berkata “biar kehendakMu yang jadi, bukan kehendakku yang jadi” itulah penyerahan sepenuh. Penyerahan sepenuh itu sama dengan penyerahan mempelai, sama dengan penyerahan tubuh kepada kepala, biar kepala yang atur. Apapun dalam hidup kita, serahkan saja pada Tuhan. Dalam doa penyembahan Tuhan yang atur.

 

Mau sekolah, mau bekerja, mau menikah, serahkan semua sama Tuhan. Dalam pelayanan, masalah apapun, serahkan pada Tuhan. Saya biasa curhat pada papa tantangan yaang dihadapi dalam pelayanan, papa bilang “layani saja, itu pekerjaan Tuhan”. Itu didikan untuk menyerah sepenuh kepada Tuhan. Terserah Tuhan mau buat apa, serahkan hidup pada Tuhan. Yang pasti rancangan Tuhan bukan kecelakaan tetapi rancangan damai sejahtera.

 

Markus 14:25-26

14:35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.

14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

 

Berserah saja, bukan apa yang kita kehendaki tetapi apa yang Tuhan kehendaki. Apapun hasilnya berserah saja sama Tuhan, Tuhan pasti melakukan apa yang terbaik di mataNya, bukan di mata kita. Seringkali kita salah, kita berdoa “Tuhan tolong berikan yang terbaik” tetapi terbaik menurut kita. Kalau Tuhan bilang apa yang terbaik di mata Tuhan. Biarlah kita berserah penuh kepada Tuhan, maka kita akan mengalami curahan kasih Tuhan yang melimpah kepada kita. Tuhan tidak pernah menipu, yang penting dari kita ada pelayanan kasih, maka dari Tuhan juga Tuhan curahkan kasihNya kepada kita.

 

Kalau selama ini kita berdoa menyembah masih berseru “Tuhan tolong saya” sekarang ganti “biar kehendakmu yang jadi”. Banyak pergumulan kita, tetapi dalam doa penyembahan biarlah kita berseru terserah Engkau Tuhan. Menghadapi suami atau isteri “terserah Engkau Tuhan, biar Engkau lakukan apa yang terbaik di mataMu”.

 

Zefanya 3:16-18,15

3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.

3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

3:18 seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

3:15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.

 

Tuhan adalah Raja sama dengan Tuhan sebagai Mempelai. Kalau  kita bisa memberikan pelayanan kasih kepada Tuhan maka Tuhan juga akan mencurahkan kasih mempelai kepada kita. Hasilnya:

 

1)      Tangan tidak lemah lesu. Artinya tidak kecewa, tidak putus asa, apalagi tinggalkan Tuhan karena kasih Tuhan yang menguatkan kita. Abraham tidak kecewa dan tidak putus asa tetapi yakin dia akan menerima kembali. Itu juga pelajaran untuk kita, tidak kecewa dan putus asa dalam pelayanan atau mundur dari pelayanan, terus maju, terus setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.

 

2)      Kasih Tuhan/kasih mempelai memberikan kemenangan atas segala masalah, atas pergumulan apapun, atas dosa-dosa. Kalau kita mau taat akan Firman, belajar hidup suci dan tidak menolak apa yang Tuhan minta, maka kasih Tuhan akan memberikan kemenangan bagi kita. Jangan mundur, jangan kecewa, jangan putus asa, siapa tahu sore ini adalah waktu Tuhan menolong kita. Orang lain ditolong, kita juga. Jangan berkata “kenapa orang lain ditolong, saya tidak, Tuhan tidak adil!”. Tunggu, kalau belum ditolong berarti Tuhan masih sibuk membenahi hati kita. Tuhan lihat hati kita masih ada yang kotor, ada yang tidak beres, belum menyerah sepenuh. Kalau sudah menyerah sepenuh itulah waktu Tuhan untuk menolong kita.

 

3)      Kasih Tuhan mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai kita sempurna seperti Yesus, layak masuk pertemuan raya, itulah pesta nikah Anak Domba Allah, kita menjadi Mempelai WanitaNya. Dari pihak kita ada pelayanan kasih, dari pihak Tuhan kasihNya dicurahkan dengan luar biasa kepada kita, membawa kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Biarlah kita mau belajar menjadi orang hidup, taat pada panggilan pilihan Tuhan, mau disucikan dan bisa mempersembahkan apa yang Tuhan minta sekalipun bertentangan dengan keinginan daging kita, maka Tuhan mencurahkan kasihNya kepada kita.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar