20210314

Kebaktian Umum, Minggu 14 Maret 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:4-6

12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

 

Iblis mau menggagalkan rencana Tuhan, mau menggagalkan pertumbuhan gereja Tuhan lewat menjatuhkan 1/3 bintang. Bintang itu adalah kehidupan yang dipakai Tuhan dan sudah bermutu rohani yang tinggi. Tetapi harus hati-hati sebab bintang masih bisa gugur atau jatuh. Jangan tambah lagi jumlah pelayan Tuhan yang gugur dan jatuh.

 

Ada 3 penyebab bintang gugur.

1.      Tidak tahan menghadapi angin pencobaan atau godaan. Contoh Yudas Iskariot tidak tahan menghadapi godaan uang sehingga dia gugur dan jatuh.

2.      Kepahitan hati. Contohnya Kain, pelayan Tuhan bisa jatuh dan gugur karena kepahitan hati.

3.      Ekor naga.

 

Poin ke-3 ini yang akan kita pelajari yaitu ekor naga. Ada 2 pengertian rohani ekor naga.

1.      Dosa kenajisan

2.      Ajaran palsu

Yesaya 9:14

9:14 Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.

 

Sekarang kita bahas pengertian yang pertama yaitu dosa kenajisan, dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai ragamnya. Ini yang banyak menyeret hamba Tuhan dan pelayan Tuhan sehingga jatuh menjadi bintang gugur. Ini yang saya gumuli apalagi saya sebagai hamba Tuhan muda, harus ekstra berjaga-jaga, jangan sampai diseret oleh dosa kenajisan. Sebagai hamba Tuhan dan pelayan Tuhan, kita harus menjaga kesucian secara pribadi dan nikah kita dengan kekuatan Firman pengajaran yang benar. Jadi ekor naga itu merusak nikah, dimulai dari permulaan nikah, masa pacaran, masa tunangan. Gonta-ganti pacar itu bibit kawin cerai. Tanya sana, tanya sini, sampai lebih dari satu pasangannya, hati-hati itu permulaan nikah yang salah. Sampai terjadi kejatuhan masa pacaran dan masa tunangan lalu berkata “oh tidak apa-apa, kan besok kami menikah” itu belum sah! Kawin campur yang tidak satu keyakinan, tidak satu pengajaran, itu sudah kena seret ekor naga. Kemudian perjalanan nikah, ada kekerasan di dalamnya. Karena sudah diisi kekerasan sehingga terjadi perselingkuhan, akhirnya perceraian. Setelah bercerai menikah lagi, ini kawin cerai, akhirnya kawin mengawinkan, siapa saja biarpun tidak diresmikan di hadapan Tuhan dan di hadapan pemerintah.

 

Ini yang harus kita perhatikan, ekor naga itu merusak nikah. Bagaimana caranya supaya nikah kita tidak rusak? Harus kita jaga dengan kekuatan Firman pengajaran yang benar. Kalau sudah rusak, dengan kekuatan Firman pengajaran yang benar juga masih bisa diperbaiki.

 

Ada 3 hal yang harus kita jaga supaya nikah kita bisa masuk nikah yang rohani, kita pelajari dari pernikahan raja Salomo. Salomo gambaran Yesus Mempelai Pria Sorga dan Sulamit gambaran Mempelai Wanita Tuhan.

Kidung Agung 3:6-11

3:6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang?

3:7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.

3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

3:9 Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu dari kayu Libanon.

3:10 Tiang-tiangnya dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, tempat duduknya berwarna ungu, bagian dalamnya dihiasi dengan kayu arang. Hai puteri-puteri Yerusalem,

3:11 puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.

 

Pernikahan Raja Salomo menubuatkan pesta nikah Anak Domba Allah antara gereja yang sempurna dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Ada 3 hal yang harus kita jaga supaya bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah:

1.      Kesucian nikah

Bagaimana caranya? Dengan 60 pahlawan yang membawa pedang. Apa maksudnya ini? 60 pahlawan ini menunjukan 60 pahlawan iman yang dihitung dari Abraham sampai Yusuf ayahnya Yesus, ditambah 4 penginjil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Lukas 3:23-24

3:23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,

3:24 anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf,

 

Kenapa dari Abraham? Karena Abraham Bapa orang percaya. Jadi 60 pahlawan itu menunjuk 60 pahlawan iman dari Abraham sampai Yusuf ayah Yesus ditambah 4 penginjil. Pedang menunjukan Firman yang lebih tajam dari pada pedang bermata dua, Firman pengajaran yang benar.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Kalau digabungkan 60 pahlawan membawa pedang artinya untuk menjaga kesucian nikah, maka kita harus tampil sebagai pahlawan iman yang berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar. Hanya itu kekuatan kita kalau mau menjaga kesucian nikah. Orang dunia dengan kekuatan hukum nenek moyang yaitu adat istiadat masih bisa bobol juga. Hanya kekuatan Firman pengajaran yang memampukan kita menjaga kesucian nikah kita. 60 pahlawan membawa pedang itu artinya untuk membawa kesucian nikah kita harus tampil sebagai pahlawan iman yang berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar.

 

Bagaimana prakteknya berpegang teguh pada pengajaran yang benar? Ada satu kisah dalam Alkitab bagaimana Musa menyuruh suku Lewi “sandang pedang, bunuh keluarga, bunuh tetangga”. Lewat pedang yang diayunkan suku Lewi, 3000 orang mati. Saudara, teman dan tetangganya itu menunjuk daging.

Keluaran 32:26-28

32:26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.

32:27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

32:28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.

 

Pekerjaan pedang Firman pengajaran yang benar menghasilkan angka 3000. Dalam Kisah Para Rasul pasal 2, 3000 itu menunjukan orang yang sudah dibaptis dan tekun dalam 3 macam ketekunan.

Kisah Para Rasul 2:41-42

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Ada 3 macam ketekunan dalam zaman gereja mula-mula. Setelah mendengar khotbah Petrus, 3000 jiwa dibaptis dan mereka bertekun dalam 3 macam ketekunan. Sekarang menunjukan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

Ø  Pelita emas di zaman Musa sudah hancur, dalam Kisah Para Rasul pasal 2 muncul dalam bentuk ketekunan dalam persekutuan. Sekarang kita gereja hujan akhir ketekunan dalam ibadah raya, bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karuniaNya.

Ø  Meja roti sajian di zaman Musa sudah hancur, di zaman gereja hujan awal muncul dalam bentuk ketekunan dalam Firman pengajaran dan perjamuan suci. Bagi kita sekarang ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, kita bersekutu dengan Anak Allah dalam Firman pengajaran yang benar dan korbanNya.

Ø  Mezbah Korban Bakaran juga sudah hancur, di zaman gereja hujan awal muncul dalam bentuk ketekunan dalam doa. Sekarang bagi kita ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya.

 

Jadi praktek berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar adalah tekun dalam 3 macam ibadah pokok yang dibina oleh Firman pengajaran yang benar. Kenapa harus ditekankan benar? Sebab Alkitab katakan ada yang benar ada yang palsu. Pengajaran benar itu pengajaran sehat, berarti ada pengajaran tidak sehat, pengajaran palsu. Bukan kita di sini merasa benar, tidak, tetapi harus berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar. Tergembala itu bukan pada organisasi, bukan pada manusia tetapi pada Firman pengajaran yang benar, pokok anggur yang benar. Berapa pokok anggur yang benar? Hanya satu, yang tertulis dalam Alkitab, yang Tuhan bukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat di dalam Alkitab dan tajam mengoreksi nikah kita.

 

Jadi suami, isteri, anak yang tergembala pada Firman pengajaran yang benar merupakan pahlawan iman yang menjaga kesucian nikahnya. Ayo biarlah masing-masing dari kita, jadilah pahlawan iman, tekunlah dalam 3 macam ibadah pokok yang dibina oleh pengajaran yang benar. Jangan dilalaikan, begitu dilalaikan tidak ada penjaga tempat tidur dari dahsyatnya malam. Kegelapan malam, kegelapan dosa bisa melanda tempat tidur, bisa melanda nikah.

Kidung Agung 3:8

3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

 

Tidak ada yang mampu menghadapi kedahsyatan malam. Kedudukan apapun dia kalau tidak ada Firman, tidak tergembala, nikahnya ditelan kegelapan dosa. Sebabnya mari, mulai dari saya sebagai gembala, bertekunlah dalam 3 macam ibadah pokok yang dibina oleh pengajaran yang benar supaya kita menjadi pahlawan iman menjaga kesucian nikah kita. Kaum muda tekuni 3 macam ibadah untuk menjaga kesucian masa muda. Pengalaman saya, kalau tidak ada Firman dan tidak tekun dalam 3 macam ibadah penggembalaan, habis saya. Mungkin dengan isteri saya sudah jatuh. Tetapi karena bisa bertekun dalam 3 macam ibadah maka Tuhan tolong kami bisa masuk dalam nikah yang suci. Ketika ditatar oleh Pdt. Widjaja pertanyaan terakhir “masih suci” kami jawab “masih om” langsung ditumpangkan tangan. Kesucian hanya bisa dijaga lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Kalau tidak kedahsyatan malam ini begitu luar biasa mau menghancurkan nikah itu.

 

Angka 3000 menunjukan volume ruangan suci dan volume ruangan maha suci.

Ruangan suci panjang 20, lebar 10, tinggi 10, isinya = 20x10x10= 2.000.

Ruangan maha suci panjang 10, lebar 10, tinggi 10, isinya = 10x10x10= 1.000.

 

Artinya kalau nikah kita tergembala pada Firman pengajaran yang benar, pasti masuk nikah yang rohani, seperti peti perjanjian menyatu dengan tutup pendamaian. Ayo bawa nikah, penting penggembalaan. Bapak gembala selalu menyerukan, mari masuk kandang penggembalaan, itu karena sangking rindunya semua jemaat tergembala sebab menghadapi kedahsyatan malam.

 

2.      Kesehatan nikah

Banyak nikah yang tidak sehat. Ini harus kita jaga jangan terjadi dalam kehidupan kita.

Wahyu 2:20-22

2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

2:21 Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.

2:22 Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.

 

Ranjang bicara nikah, ranjang orang sakit berarti nikah yang sakit, nikah yang tidak sehat. Apa nikah yang tidak sehat? Nikah yang di dalamnya diisi roh Izebel. Apa itu? Perempuan atau isteri boleh memerintah dan mengajar laki-laki. Ini nikah yang terbalik, perempuan mau menjadi kepala. Kadang isteri tidak langsung memerintah suami harus begini dan begitu, tetapi dalam bentuk apa? Dalam bentuk manjanya minta ampun, akhirnya suami ikuti terus apa yang mau menjadi maunya. Suami yang mau kerja atau mau melayani pekerjaan Tuhan jadinya tidak bisa.

 

Roh Izebel ini juga ada dalam penggembalaan dengan praktek perempuan mau tampil. Kalau dibiarkan penggembalaan itu sakit. Nikah dan penggembalaan kalau diteruskan sakit, nikah mati dan penggembalaan mati. Nikah mati itu nikah yang tercerai. Penggembalaan yang mati, penggembalaan yang tercerai itu Yesus tidak ada dalam penggembalaan.

 

 

Susunan atau struktur nikah.

I Korintus 11:3

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

 

Ini susunan nikah yang benar, Allah, Yesus, suami, isteri. Jangan dibalik, kalau isteri mau tampil menjadi kepala, berarti dia merampas kedudukan suami sehingga Yesus tidak menjadi kepala dalam nikahnya. Kalau dalam penggembalaan perempuan yang mau tampil, maka Yesus tidak menjadi kepala dalam penggembalaan itu. Siapa yang jadi kepala kalau tidak ada Yesus? Tuhan Yesus pernah berkata “Anak Manusia tidak punya tempat meletakan kepala. Tetapi serigala punya liang, burung punya sarang”. Serigala roh jahat, burung roh najis. Kalau Yesus tidak jadi kepala, maka yang menjadi kepala adalah roh jahat dan roh najis sehingga rusaklah nikah, rusaklah penggembalaan.

 

Mungkin sudah tergembala dengan baik, tetapi dalam penggembalaanpun nikahnya tidak sehat. Bagaimana cara menjaga kesehatan nikah supaya strukturnya tertata rapi sesuai Firman?

Kidung Agung 3:8

3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

 

Artinya terlatih berperang adalah tekun bergumul dalam doa penyembahan untuk berperang melawan penguasa angkasa yaitu iblis setan. Ditambah doa puasa dan doa semalaman. Kenapa nikah tidak sehat? Malas menyembah. Kalau banyak menyembah nikah sehat. Kenapa isteri berulah terus? Suami koreksi diri tidak banyak menyembah. Semoga kita memahami, mengerti dan melakukan. Pegang pedang, punya Firman penggembalaan dan tekuni penggembalaan tetapi penyembahan ini yang masih kurang, tingkatkan roh penyembahan.

 

Bagaimana nikah yang sehat?

1)      Makanannya sehat, bukan racun. Artinya satu pengajaran yang sehat. Jangan campur, jangan buka diri terhadap ajaran lain sebab itu membawa racun. Apalagi belajar keyakinan lain, itu sudah tambah racun, di luar Alkitab itu racun! Jangan buka diri. Makanya suami isteri banyak bergumul supaya satu pengajaran. Itu sebabnya jangan sampai terlanjur kawin campur. Masih singel berupaya supaya satu pengajaran, supaya makanannya sehat.

 

2)      Susunan nikahnya sehat

Yesus sebagai Kepala rumah tangga yang tidak nampak, kemudian suami kepala isteri dan anak, isteri menjadi tubuh dan anak anggota tubuh. Bagaimana suami sebagai kepala, isteri menempatkan diri sebagai tubuh dan anak menempatkan diri sebagai anggota tubuh? Suami sebagai kepala menjadi aliran kehidupan yang rohani dan juga yang jasmani bagi isteri dan anak. Mungkin karena keterbatasan fisiknya, isteri yang kerja dan suami tidak bisa lagi memberi nafkah kepada isteri dan anak, tetapi rohani itu yang utama. Suami harus lebih rohani dari isteri, itu suami yang jadi kepala. Kadang isteri yang lebih rajin ke gereja, lebih rajin penyembahan. Mungkin suami bisa menafkahi yang jasmani, tetapi yang rohani tidak bisa, itu berarti belum jadi kepala. Jangan tuntut terus “hei saya kepala, harus hormati!” sementara dia tidak bisa menjadi aliran yang rohani bagi isteri. Tidak bisa mengajak isteri beribadah, tidak bisa ajak isteri sembayang, malah isterinya yang ajak-ajak terus, bahkan paksa-paksa, ini belum jadi kepala!

 

Isteri sebagai tubuh itu tunduk pada suami dalam segala hal seperti kepada Tuhan!

Efesus 5:24,22

5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

 

Penekanannya seperti kepada Tuhan. Artinya, Tuhan tidak pernah mengajak umatnya berbuat dosa, tidak pernah mengajak jemaat berbuat jahat. Jadi kalau suami mengajak isteri berbuat dosa, isteri yang tunduk itu tidak mau lakukan, tetapi diam dan berdoa untuk suami, itu isteri yang tunduk. Suaminya suruh belikan rokok dia tunduk, suami suruh belikan saguer dia tunduk, itu salah! Kekuatan isteri yang diam dan tunduk itu luar biasa, suami yang tidak taat kepada Firman, suami yang jahatpun bisa dia menangkan.

I Petrus 3:1

3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

 

Kadang kala ini yang jadi kendala sehingga nikah itu rusak, suami tidak bisa jadi kepala, isteri tidak bisa jadi tubuh, rebutan posisi, akhirnya rusak nikah itu. Makanya bagus suami isteri duduk bersama dengar Firman Tuhan, kalau terkoreksi Firman langsung selesaikan saat doa penyembahan, supaya nikah sehat. Memang untuk mempraktekan tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi kalau kita ada kemauan, merindu untuk praktek, Tuhan pasti kasih kemampuan.

 

Anak sebagai anggota tubuh itu meringankan beban orang tua. Dimulai dengan hormat dan taat kepada orang tua. Kalau tidak ada tangan, setengah mati. Tetapi kalau ada anggota tubuh bisa ambil gelas dan minum, semua ringan. Sayalah anak yang dulu banyak membuat orang tua sakit hatinya, banyak kali membuat sakit hati papa.

 

Anak-anak belajarlah ringankan beban orang tua. Mungkin belum bisa cari uang, masih dibiayai orang tua, tetapi dengan sikap hormat dan tunduk itu sudah meringankan beban orang tua. Mungkin gaji anak besar dan dia suplai banyak untuk orang tua, tetapi melawan terus, itu memedihkan hati orang tua. Terutama biasanya melawan soal jodoh. Papa sudah tidak setuju, mama tidak setuju tetapi malah berkata “ini urusan saya, saya yang mau menikah, bukan papa mama!”. Padahal papa mamanya punya pandangan jauh ke depan, dia pandangannya cuma daging. Akhirnya begitu sudah terjadi apa-apa baru menyesal. Jangan kita seperti itu, Tuhan tolong kita.

 

Kalau nikah itu susunannya benar, itu bagaikan pelita bercahaya yang ditempatkan pada tempat yang benar, ditempatkan pada kaki dian.

Markus 4:21

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.

 

Nikah yang sehat susunannya benar itu bagaikan pelita ditaruh di atas kaki dian untuk mengusir kegelapan gantang dan kegelapan tempat tidur. Kalau nikah sehat maka kegelapan itu sirna. Apa kegelapan gantang? Kegelapan ekonomi, itu juga menunjukan dosa makan minum. Mengapa banyak anak terlibat dalam dosa makan minum? Karena kurang perhatian dari orang tua. Yang banyak terjadi seperti itu adalah anak pendeta, anak hamba Tuhan. Memang sibuk dalam pelayanan, harus melayani dengan giat, tetapi jangan abaikan anak. Apalagi saya sudah dikaruniai 2 orang anak. Sesibuk-sibuknya dalam pelayanan saya harus berupaya meluangkan waktu doa untuk mereka sebelum tidur dan cerita Firman. Sesibuk-sibuknya kerja di dunia, ingat anak-anak di rumah supaya jangan ditelan kegelapan ini. Isteri perhatikan suami, suami perhatikan isteri. Karena kurang perhatian di rumah, akhirnya cari perhatian di luar, kena kegelapan tempat tidur, dosa kawin mengawinkan.

 

3)      Ada pembaharuan, air menjadi air anggur.

Waktu air anggur mau habis, bingung semuanya, termasuk ibu Yesus. Belum habis, baru kurang sudah berkata “air anggur habis”. Karena tidak ada pembaharuan akibatnya suka kuatir, masih kurang sudah kuatir habis. Biarlah nikah diisi dengan pembaharuan-pembaharuan, suami berubah, isteri berubah ke arah yang lebih baik.

Yohanes 2:3-10

2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."

2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.

2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,

2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

 

Nikah manusia pada umumnya awalnya manis. Apalagi waktu jadi raja dan ratu sehari, manis sekali saat itu. Lama kelamaan mulai tawar, apalagi waktu sudah tahu kartunya isteri, kartunya suami. Lama kelamaan menjadi asam, pahit. Oleh sebab itu kita harus bergumul, baik suami, isteri, anak mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani.

 

Air itu gambaran kita manusia daging.

Wahyu 17:15

17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

 

Air gambaran daging harus berubah menjadi manusia rohani. Caranya bagaimana? Masukan air di dalam tempayan. Kalau air masih di luar, tidak jadi air anggur. Tetapi kalau sudah diisi dalam tempayan bisa menjadi air anggur. Artinya belajar mengekang daging lewat tergembala sungguh-sungguh.

 

Dalam Tabernakel, air banyak itu di halaman sampai di luar halaman, daging masih merajalela di situ. Tetapi setelah dimasukan penggembalaan, sudah terbatas. Ruangan suci itu sempit 20x10x10. Penggembalaan itu tempat menekan dan membendung daging. Lihat suami yang tidak tergembala itu liar, isteri tidak tergembala itu liar. Maka nikah yang tadinya manis jadi  tawar dan pahit, karena sudah liar. Tetapi kalau semua masuk kandang, semua mau tergembala mengekang daging, pasti manis!

 

Siapa yang menyuruh memasukan air dalam tempayan? Pribadi Yesus. Siapa Yesus? Yesus adalah Firman pengajaran yang benar. Jadi hanya kekuatan Firman pengajaran yang benar yang bisa menuntun kita tergembala. Bukannya dipaksa-paksa. Kalau ada anggota keluarga yang belum tergembala, jangan dipaksa. Doakan dan saksikan Firman, terutama keubahan hidup kita. Nanti dia lihat “isteri saya dulu begini, setelah tergembala dia berubah”. Hanya kekuatan Firman pengajaran itu yang bisa menarik jiwa masuk dalam penggembalaan. Bukan digoda, dipaksa atau diancam-ancam.

 

Keubahan hidup itu dimulai dari apa? Dari lidah. Lalu pemimpin pesta itu mengecap air yang sudah menjadi air anggur. Yang seringkali membuat nikah itu pahit, asam itu karena lidah yang tidak dikontrol, tidak dijaga. Sedikit-sedikit “kalau tahu kamu begitu, lebih baik mantan saya!”. Dia ngomong waktu sudah puluhan tahun menikah, kenapa tidak ngomong waktu pacaran! Ini keterlaluan. Kalau masih ada yang seperti itu, cabut! Sedikit-sedikit “ceraikan saya, pulangkan saya”. Ini yang lebih dahulu diubahkan supaya lidah ini hanya mengeluarkan perkataan yang manis, perkataan yang membangun satu dengan yang lain, bukan saling melemahkan. Kalau semua perkataannya manis dalam nikah, pasti aman.

Kidung Agung 7:9

7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

 

Siapa yang sedang tidur? Mungkin suami rohaninya tidur atau isteri rohaninya tidur, tetapi karena kita sudah tergembala, diubahkan oleh Firman, perkataan kita manis bisa membangun rohani mereka yang sedang tidur. Bukan malah karena perkataan membuat mati rohani orang yang sedang tidur. Saya juga berupaya, kadang kala muncul membentak, belum perkataan yang manis. Kalau orang jawa bilang perkataannya nyelekit, menusuk ke dalam tembus sampai ke punggung.

 

Kalau makanannya sehat, susunannya sehat, ada pembaharuan, nikah itu akan mengalami kemanisan sorga. Semakin lama semakin manis, puncaknya masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Terus latihan perang, kalau mulut selalu menyakiti suami atau isteri terus bergumul sampai menjadi ahli perang dan nikah menjadi sehat.

 

3.      Kesatuan nikah

Kidung Agung 3:9-10

3:9 Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu dari kayu Libanon.

3:10 Tiang-tiangnya dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, tempat duduknya berwarna ungu, bagian dalamnya dihiasi dengan kayu arang. Hai puteri-puteri Yerusalem,

 

Nikah yang satu itu seperti satu tandu untuk bergerak maju mengarah ke pesta nikah Anak Domba Allah. Bukannya dua tiga tandu tetapi satu tandu. Bagaimana supaya nikah bisa satu? Tentu ada syaratnya. Bukan dipaksakan dengan kekuatan daging.

1)      Tiang-tiangnya dibuat dari perak. Supaya nikah satu harus ada perak. Perak itu menunjukan penebusan oleh darah Yesus. Mau nikah menjadi satu ayo menghargai penebusan oleh darah Yesus lewat praktek saling mengaku dan saling mengampuni. Coba kalau suami bilang “saya benar!” isteri juga bilang “saya benar!” pasti nikah itu berpisah. Orang tua kepada anak “papa salah, ampuni” anak juga berkata “saya juga salah” pasti bisa satu, saling mengaku dan saling mengampuni.

 

Antara suami isteri kasih salib, orang tua anak kasih salib, kakak adik kasih salib, tempat menyelesaikan dosa. Bukannya mempertahankan, suami katakan “kali ini saya benar!” isteri katakan “saya yang benar!” itu tidak bisa satu. Kalau saling mengaku salah bisa menyatu. Harus ada kelepasan dari dosa, itu yang membuat kita bisa satu. Berupayalah untuk bisa lepas dari dosa sehingga bisa menjadi satu kesatuan. Nikah menjadi home sweet home, tempat yang manis, tidak mungkin ditinggalkan, betah di rumah. Kalau ada dosa pasti tidak betah. Kalau sudah diselesaikan pasti bisa menyatu. Kelihatan kalau anak muda mulai liar-liar di rumah, pasti sudah ada yang dia lakukan di luar, omong kosong kalau dia bilang “tidak ada!” sebab, dulu saya seperti itu, jadi saya sudah tahu.

 

2)      Ada emas, tabiat taat dengar-dengaran.

Amsal 25:12

25:12 Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.

 

Suami taat, isteri taat, anak taat, orang tua taat pada Firman, pasti satu. Kalau ada yang tidak taat, pasti sulit untuk menyatu. Ayo kita terus belajar taat. Ini pelajaran belum ada yang tamat, tamatnya kalau Tuhan Yesus sudah datang. Nikah ini penting karena ini yang mau dirusak oleh ekor naga. Kalau hanya bicara kenajisan dalam arti umum, orang di luar juga tahu. Tuhan berikan yang lebih dalam yaitu soal nikah, karena nikah yang mau dibawa pada nikah yang rohani.

 

3)      Tempat duduknya berwarna ungu, ungu itu wibawa raja.

Matius 27:28-29

27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.

27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"

 

Tabiat raja itu selalu dalam urapan Roh Kudus sehingga selalu menang.

Mazmur 20:7,10

20:7 Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.

20:10 Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!

 

Selalu dalam urapan, selalu berkemenangan, tidak gampang kecewa, tidak gampang putus asa. Baru lihat kekurangan isteri, suami sudah kecewa. Baru lihat kekurangan suami, isteri sudah putus asa. Kalau tidak kecewa, tidak putus asa, maka nikah itu menjadi rumah doa. Menghadapi kekurangan suami, isteri, anak, orang tua, bukan dihadapi dengan kekuatan daging tetapi berdoa. Siapa yang tidak punya kekurangan? Ada yang berani berkata “suami saya tidak punya kekurangan” atau suami yang berani berkata “isteri saya tidak punya kekurangan” tidak ada. Pasti ada kekurangannya, tetapi bukan untuk kecewa, untuk putus asa. Ayo tempat duduknya warna ungu. Dia lihat suaminya ada kekurangan, lihat isterinya ada kekurangan, tetapi padaku ada wibawa raja, ada urapan, selalu berkemenangan, bisa berdoa.

 

4)      Kidung Agung 4:10 (Terjemahan Lama)

3:10 Segala tiangnya diperbuatnya dari pada perak dan lantainya dari pada emas, puadainya ungu warnanya, dalamnya dihiasi dengan kasih segala puteri Yeruzalem.

 

Bagian dalam dihiasi kasih Allah. Isilah nikah itu dengan kasih Allah. Seharusnya nikah itu tempat persemaian kasih, bukan tempat persemaian roh kebencian. Kasih Allah itu yang menyatukan dan menyempurnakan. Kalau nikah sudah diisi dengan kasih, maka nikah bisa masuk kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Kenakan kasih, saling mengasihi seperti diri sendiri, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan. Itu praktek-praktek kasih. Kalau orang luar yang menyakiti tidak bagaimana dirasa, tetapi kalau yang menyakiti orang dalam, isteri, suami, orang tua, anak, itu sakit sekali.

 

Ayo isi nikah dengan kasih, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan, doakan yang baik.

Matius 5:43-48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

 

Kalau membalas kebaikan dengan kebaikan itu manusia biasa, orang dunia tahu. Kalau membalas kebaikan dengan kejahatan itu manusia iblis. Kalau membalas kejahatan dengan kebaikan itulah manusia Allah/kasih.

 

Sesakit apapun kita disakiti suami, isteri, orang tua, anak, kakak, adik, kalau ada kayu arang yaitu kasih, kita bisa mengampuni dan nikah itu ada harapan bisa satu dan sempurna. Kasih Allah menyatukan dan menyempurnakan. Nikah yang sudah rusakpun bisa diperbaiki.

 

Jadi 3 poin ini yang harus kita jaga yaitu kesucian, kesehatan dan kesatuan nikah, yang paling utama dari semua ini adalah kesucian, sebab kesucian ini yang menentukan ada kasih. Kalau tidak ada kesucian, tidak akan ada kasih. Kalau kesucian ini sudah ada, maka poin kedua dan ketiga bisa kita jaga.

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Suci dulu baru dapat mengamalkan kasih yang tulus. Kenapa nikah kita selama ini pahit, susah, tidak ada kasih di dalamnya? Apakah permulaan nikah sudah diselesaikan. Kalau permulaan nikah ada yang salah dan tidak diselesaikan, itu yang membuat kasih tawar tidak bisa menyatu. Kalau sudah diselesaikan maka kesucian terjaga dan pasti ada kasih. Ini yang membawa kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

 

Kaum muda jaga kesucian nikah itu sungguh-sungguh. Jaga kesehatan nikah, jaga kesatuan nikah, jaganya lewat Firman pengajaran yang benar, tekun dalam 3 macam ibadah, tekun dalam doa penyembahan sampai kita bisa mempraktekan kasih yang sempurna, kasih dari Allah Bapa. Mari kita datang pada Tuhan, kita rindu masuk pesta nikah Anak Domba.

 

Tuhan Memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar