20210310

Kebaktian PA Imamat, Rabu 10 Maret 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 24:17-21

24:17 Juga apabila seseorang membunuh seorang manusia, pastilah ia dihukum mati.

24:18 Tetapi siapa yang memukul mati seekor ternak, harus membayar gantinya, seekor ganti seekor.

24:19 Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya:

24:20 patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya.

24:21 Siapa yang memukul mati seekor ternak, ia harus membayar gantinya, tetapi siapa yang membunuh seorang manusia, ia harus dihukum mati.

 

Pasal 24 ini dibagi menjadi 3 bagian.

1.      Ayat 1-4 persekutuan dengan Roh Kudus.

2.      Ayat 5-9 persekutuan dengan Firman pengajaran yang murni.

3.      Ayat 10-23 persekutuan ajaran campur. Ada seorang ibu dari suku Dan yang menikah dengan orang Mesir yang melahirkan seorang anak yang menghujat Tuhan, ini persekutuan ajaran campur.

 

Ada 2 dampak dari persekutuan ajaran campur.

1.      Ayat 10-11 ada roh hujat yang mengarah pada Babel, itulah gereja palsu.

2.      Ayat 10,17-21 ada roh kekerasan.

 

Kita bahasa poin kedua. Ada 3 bentuk roh kekerasan.

1.      Ayat 17 & 21b membunuh manusia

2.      Ayat 18 & 21a membunuh ternak

3.      Ayat 19-20 membuat orang lain cacat

 

Kita pelajar poin yang pertama.

Imamat 24:17,21b

24:17 Juga apabila seseorang membunuh seorang manusia, pastilah ia dihukum mati.

24:21b tetapi siapa yang membunuh seorang manusia, ia harus dihukum mati.

 

Membunuh manusia ini bukan lagi membunuh dalam pengertian yang sesungguhnya. Yang dimaksud dengan membunuh manusia ini adalah merusak gambar Allah.

Kejadian 9:6

9:6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.

 

Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita. Sebenarnya manusia itu diciptakan segambar dengan Allah Tritunggal, ada kemuliaan Allah Tritunggal dalam diri manusia.

Kejadian 1:26

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

 

Manusia itu sebenarnya diciptakan sama mulia dengan Allah Tritunggal, tetapi gambar Allah dalam manusia telah dirusak oleh setan. Manusia tergoda oleh setan dan jatuh dalam dosa sehingga kehilangan gambar Allah. Semua manusia, tidak ada yang terkecuali, telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Berarti kehilangan gambar Allah.

Roma 3:23

3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

 

Siapapun dia, termasuk pemuka agama, pemimpin ibadah, pendeta, semua manusia telah berbuat dosa. Raja Daud bersaksi, manusia itu sejak dalam kandungan, dikandung dalam dosa. Bapak gembala selalu menekankan mengapa Yesus lahir ke dunia lewat kandungan ibu? Sebab manusia telah dikandung dalam dosa. Jadi Yesus datang menyelesaikan dosa mulai dari akarnya.

 

Manusia telah kehilangan gambar Allah karena dosa. Tetapi Tuhan tidak mau manusia binasa. Karena kasihNya yang begitu besar maka Tuhan berupaya untuk mengembalikan gambar Allah Tritunggal kepada manusia.

Roma 3:24

3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

 

Tuhan bekerja sejak dalam kandungan, akar dosa itu mau dicabut oleh Tuhan lewat karya penebusan untuk gambar Allah dikembalikan di dalam kehidupan kita sekalian. Jadi kehidupan yang padanya ada roh kekerasan, dia tidak mau dikembalikan pada gambar Allah, sama dengan menolak kasih karunia Tuhan. Itulah yang dimaksud dengan membunuh manusia. Dia tidak membunuh manusia dalam arti yang sesungguhnya tetapi dia menolak kasih karunia Tuhan, tidak mau dikembalikan pada gambar Allah Tritunggal.

 

Ada 3 hal yang bisa mengembalikan gambar Allah pada kita manusia.

1.      II Korintus 4:3-4

4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

 

Ini yang bisa mengembalikan kita pada gambar Allah yaitu cahaya Injil Kemuliaan Kristus sama dengan Firman pengajaran yang benar atau Kabar Mempelai. Kalau Firman penginjilan disebut Injil Keselamatan atau kabar baik.

Amsal 25:25

25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

 

Efesus 1:13

1:13 Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

 

Kita menjadi orang Kristen karena ada Firman penginjilan. Kita percaya, bertobat, dibaptis dan dipenuhi Roh Kudus itu hasil pekerjaan Firman penginjilan, Kabar Baik. Jangan stop sampai di situ tetapi ditingkatkan pada cahaya Injil Kemuliaan Kristus, Firman pengajaran yang benar atau Kabar Mempelai.

Matius 25:6

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

 

Firman pengajaran yang benar adalah Firman yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, sebagai Mempelai Pria Sorga, untuk menyucikan kita, mengubahkan kita, sampai menyempurnakan kita menjadi Mempelai WanitaNya. Makanya Firman pengajaran itu tajam mengoreksi nikah karena mau membawa nikah jasmani masuk nikah yang rohani. Alkitab dibuka dengan kitab Kejadian di mana ada penciptaan nikah yang jasmani yang segambar dengan Allah, tetapi sayangnya dirusak oleh setan. Sekarang Tuhan sedang mengembalikan gambar Allah itu supaya nikah kita bisa mencapai nikah sempurna. Ditutup kitab Wahyu menampilkan sepasang nikah yang rohani antara Yesus Mempelai Pria Sorga dengan gereja yang sempurna yang segambar dengan Dia. Inilah yang sedang dikerjakan oleh Tuhan.

 

Sekarang bagaimana sikap kita terhadap Firman pengajaran yang benar.

II Korintus 3:14-18

3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

3:16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

 

Sikap yang benar adalah mendengar Firman pengajaran yang benar harus dalam urapan Roh Kudus, maka kita mengalami kemerdekaan atau kelepasan. Merdeka ini bukan berarti bebas mengekspresikan diri mengikuti daging, pokoknya tampil semaunya, bukan seperti itu. Merdeka atau kelepasan di sini adalah lepas dari selubung hati yaitu kekerasan hati. Kalau sudah lepas dari kekerasan hati maka kita bisa menerima Firman dengan hati yang lemah lembut. Menerima dengan hati lemah lembut itulah yang menentukan keselamatan jiwa kita.

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Mendengar Firman itu seperti bercermin.

II Korintus 3:18

3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

 

Muka itu cerminan dari hati. Kalau kekerasan hati sudah disingkirkan, kita bisa menerima Firman dengan lemah lembut, maka kita bisa bercermin pada Firman. Kalau bercermin apa yang kita lihat? Tentu pribadi kita sendiri. Masakan ketika kita bercermin kita malah melihat orang lain, pasti kita lihat diri kita sendiri. Apa yang kita lihat pada diri kita saat menerima Firman? Kita lihat kekurangan kita, kita lihat kesalahan kita, keburukan kita, kejahatan dan kenajisan kita. Tujuannya bukan untuk dipermalukan tetapi untuk disucikan dan diubahkan supaya satu saat bisa sama seperti Yesus, memiliki gambar Allah Tritunggal. Setiap mendengar Firman itu kesempatan melihat kekurangan kita yang ditunjuk oleh Firman. Sudah betul kalau kita mendengar Firman lalu dosa dan kekurangan kita ditunjuk, berarti ada cermin. Mempelai wanita bercermin untuk berdandan. Lewat Firman Tuhan ini kita didandani untuk bisa tampil layak di hadapan Yesus Mempelai Pria sorga.

 

Kita lihat satu contoh kehidupan yang mengalami penyucian dan pembaharuan lewat cermin Firman, lewat cahaya Injil Kemuliaan Kristus.

Kisah Para Rasul 9:1-2

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Di sini Saulus mendapatkan cahaya Injil. Dulu masih dalam bentuk nubuatan, bagi kita sekarang dalam bentuk wujudnya.

Kisah Para Rasul 9:3-4

9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

 

Saulus ini sudah melayani dengan giat tetapi tanpa kemuliaan Allah, tanpa gambar Allah. Sehingga pelayanannya ditandai kebencian dan hati berkobar-kobar untuk membunuh. Kebencian itu pasangannya adalah dusta.

Yohanes 8:44

8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

 

Pelayanan tanpa Firman pengajaran yang benar pasti ditandai kebencian dan ditandai dengan dusta. Yang bagaimana pelayanan yang ditandai dengan dusta?

Yeremia 7:4,8-10

7:4 Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN,

7:8 Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.

7:9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,

7:10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!

 

Pelayanan yang ditandai dusta adalah pelayanan yang hanya mengenakan daging, tanpa penyucian. Dosa justru tumbuh subur di situ. Banyak yang menggemari hal seperti ini. Coba kalau ke gereja lalu dengar Firman “anjing babi!” orang tidak suka dengar. Tetapi kalau dengar Firman “kita selamat, diberkati” biarpun dosa sudah bertimbun-timbun, yang seperti itu orang senang. Itulah pelayanan yang ditandai dusta, hanya mengenakan daging dan membiarkan dosa tumbuh subur. Pelayan Tuhan seperti ini, yang ada padanya bukan gambar Tuhan tetapi gambar iblis sebab iblis itu bapa pendusta dan pembunuh.

Yohanes 8:44

8:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

 

Jadi yang ada padanya bukan gambar Tuhan. Kelihatan giat, kelihatan berkobar-kobar melayani Tuhan seperti Saulus, tetapi yang ada padanya hanya gambarnya iblis.  Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita. Pelayanan yang ditandai kebencian dan dusta itu hanya menganiaya Yesus, sama dengan merusak Tubuh Kristus. Yang dianiaya oleh Saulus adalah murid-murid pengikut jalan Tuhan, tetapi Tuhan Yesus katakan “engkau menganiaya Aku”. Jadi kalau pelayanan itu ditandai kebencian dan dengan dusta, hanya mengenakan daging, hanya membiarkan dosa tumbuh subur, itu bukan membangun Tubuh Kristus tetapi menganiaya Tubuh Kristus, sama dengan merusak dan mencerai-beraikan Tubuh Kristus! Syukur kepada Tuhan, Saulus mendapatkan pengalaman dengan cahaya yang memancar dari langit dan cahaya itu disertai dengan suara. Sekarang menunjukan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, atau Firman pengajaran yang benar, Kabar Mempelai.

 

Mari kita periksa pelayanan kita, apakah sekarang ini pelayanan kita masih seperti pelayanan Saulus, berkorbar-kobar melayani tetapi ada roh kebencian dan mencari yang enak bagi daging. Itu bukan membangun Tubuh Kristus tetapi malah merusak dan menganiaya Tubuh Kristus. Kalau masih bisa mendengar Firman pengajaran yang benar dan mau mempraktekannya, pasti terjadi penyucian dan pembaharuan. Pelayanan yang salah diperbaiki, itulah tujuan kita bercermin, yang salah diperbaiki, yang kurang diperbaiki, bukan untuk dipertahankan. Biasanya kita seperti rendah hati padahal sombong “saya ini sudah dari sananya seperti itu” jangan berkata seperti itu!. Kita semua pasti bisa diubahkan! “Saya ini tempramen, dari nenek moyang saya memang seperti itu” kenapa dipertahankan yang seperti itu! Kalau melihat kekurangan orang lain malah kita katakan “sedangkan dia begitu” ini berarti tidak mau berubah.

 

Saya banyak kekurangan, tetapi lewat cermin Firman pengajaran kita diberikan kesempatan disucikan dan diubahkan. Kekurangan dibuang supaya kita kembali segambar Allah Tritunggal, tidak ada kekurangan lagi, tanpa cacat dan cela, pelayanan kita diterima dan kita diarahkan masuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Di sini Saulus lewat cahaya dari langit dan suara yang dia dengar, dia mengalami keubahan hidup. Tanda-tanda keubahan hidup lewat Firman yang sudah kita dengar dan kita praktekan.

Kisah Para Rasul 9:8-9

9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

 

1)      3 hari tidak dapat melihat.

Kalau kita melihat sesuatu itu masuk di pikiran kita, kemudian masuk di hati, kehendak, keinginan. Jadi 3 hari tidak dapat melihat artinya tidak menuruti pikiran dan kehendak daging lagi, tidak menuruti pikiran dan kehendaknya sendiri lagi, tetapi hanya menuruti kehendak Tuhan. Dengan bahasa yang  dapat dimengerti adalah taat dengar-dengaran kepada Firman Tuhan. Kita periksa diri, sekian lama kita sudah ada dalam pengajaran, apakah sudah ada tanda keubahan hidup? Tandanya itu taat dengar-dengaran. Atau masih banyak yang tidak taat.

 

Sudah terlalu banyak pengajaran yang kita terima dari bapak gembala almarhum, sudah berapa buku yang diajarkan di sini, sekarang diberikan kesempatan untuk praktek, itu gunanya keubahan hidup. Apa gunanya kita punya catatan Firman sejak tahun 80an, ada pelajaran kitab Markus, Yunus, Ester, Amos, Yehezkiel, Zakharia dan lain-lain, tetapi bagaimana prakteknya.

 

3 hari tidak dapat melihat. 3 hari itu menunjuk Korban Kristus. Untuk praktek Firman memang sakit bagi daging. Teladani Yesus, untuk melakukan kehendak dan perintah Bapa, Dia harus mati di kayu salib. Memang sakit bagi daging, tetapi menghasilkan kemuliaan, kembali pada Allah.

 

2)      3 hari tidak dapat makan dan minum

Makan minum itu untuk memberikan kekuatan daging kita sendiri. Masa kita yang makan lalu orang lain yang kuat. Jadi 3 hari tidak makan dan tidak minum artinya tidak bergantung pada kekuatan sendiri, tetapi menyerah sepenuh kepada Tuhan. Teladannya 3 hari yaitu Korban Kristus. Yesus betul-betul menyerah pada Bapa di sorga “Biar kehendakMu yang jadi, bukan kehendakKu”

 

Kalau kita mengalami keubahan hidup lewat Firman yang sudah kita dengar dan kita praktekan maka hasilnya:

Kisah Para Rasul 9:15

9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

 

Paulus memang rasul untuk kita bangsa kafir, tetapi Dia juga diutus kepada bangsa Israel. Jadi hasilnya di sini Saulus dipilih menjadi alat untuk kemuliaan Tuhan. Sekarang bagi kita, kita juga dipilih Tuhan untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus untuk kemuliaan Tuhan. Orang yang dipilih dan dipakai itu adalah orang yang taat dan ada penyerahan sepenuh kepada Tuhan. Coba kalau kita ada proyek kemudian kita panggil tukang dan kita jelaskan harus begini, tetapi tukang itu tidak mau mengikuti mau kita, dia buat yang lain, besoknya pasti kita tidak mau panggil dia lagi. Kalau kita ada tanda ketaatan, ada tanda penyerahan sepenuh kepada Tuhan maka Tuhan pakai menjadi alat kemuliaan bagiNya, alat yang perkasa.

 

Saya bersyukur dibina dan didik oleh papa dengan keras dan setiap beliau mendoakan saya dikatakan “semoga dia menjadi alat yang perkasa di tangannya Tuhan, dipakai untuk kemuliaan Tuhan”. Kaum muda adalah generasi akhir pengajaran, mari sungguh-sungguh taat dan menyerah sepenuh supaya dipakai sebagai keledai muda yang ditunggangi oleh Yesus menuju Yerusalem.

Apa buktinya kita alat kepunyaan Tuhan yang dipakai untuk kemuliaan Tuhan?

II Timotius 4:6-8

4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

 

Buktinya kita melayani Tuhan sampai garis akhir sambil memelihara iman. Artinya setia melayani dan berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar sekalipun sengsara bagi daging. Dalam pengalaman sengsara bukan malah kita lepaskan pelayanan. Kalau baru tersinggung perasaan, sebenarnya itu masih sengsara kecil. Kalau Yesus sampai mati di kayu salib.

 

Mulai dari saya hamba Tuhan dalam pelayanan harus setia dan berpegang teguh pada pengajaran yang benar sampai garis akhir, sekalipun banyak tantangan dan sengsara yang kita alami. Bahkan untuk hidup beribadah kita akan menderita aniaya.

II Timotius 3:12

3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

 

Sudah betul kalau kita dibenci, dikucilkan, difitnah, diancam-ancam. Orang yang mau hidup beribadah artinya ibadah itu sudah menjadi kebutuhan hidup, orang seperti itu akan diperhadapkan dengan aniaya, penderitaan, sampai sengsara Getsemani yaitu praaniaya. Tetapi kalau kita bertahan dan terus melayani sampai garis akhir maka Tuhan menyediakan makhota kemuliaan kepada kita atau mahkota Mempelai untuk masuk pesta nikah Anak Domba, dipermuliakan dengan Yesus selama-lamanya. Jadi sengsara yang kita alami sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan bagi kita. Mari kita bertahan.

 

2.      Wahyu 1:16

1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

 

Di sini Yesus tampil dalam kemuliaan dan kemuliaan ini yang mau Dia berikan kepada kita.

 

Wahyu 1:17

1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

 

Untuk mengembalikan gambar Allah kepada kita adalah lewat doa penyembahan. Doa penyembahan digambarkan di sini kita tersungkur di depan kaki Yesus sama dengan orang mati. Artinya doa penyembahan itu sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau kita meraba dan merasa daging itu masih sangan kuat, ayo banyak menyembah sampai daging tidak bersuara lagi. Harus dipaksa daging ini supaya diam, jangan ada suaranya. Kalau masih ada suaranya, tambah puasa. Masih ada lagi suaranya, tambah doa semalam suntuk, sampai benar-benar daging tidak bersuara lagi.

 

Kemuliaan Tuhan dikaitkan dengan 3 hal.

1)      7 bintang di tangan kanan Yesus. Ini menunjukan hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran dan ada penyerahan sepenuh kepada Tuhan.

Yohanes 10:27

10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

 

Mendengar suara Tuhan Yesus itulah taat, mengikut Tuhan berarti penyerahan. Orang yang taat itu ada di tangan Tuhan.

Yohanes 10:28

10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

 

Jadi 7 bintang di tangan Yesus adalah hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang taat dengar-dengaran pada Firman dan menyerah sepenuh kepada Tuhan.

 

2)      Ada pedang tajam bermata dua keluar dari mulut Yesus. Sama dengan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

3)      Ada sikap tersungkur, doa penyembahan kepada Tuhan.

 

Dari 3 hal ini sudah bisa kita tarik kesimpulan, kalau mau kembali segambar dengan Allah, mau sama mulia dengan Tuhan, caranya:

1)      Harus menerima penyucian Firman pengajaran yang benar. Pedang Firman ini yang merobek daging. Namanya pedang itu menyabet, menyambar-nyambar merobek daging yang banyak bersuara. Kalau sekarang saya Tuhan percayakan harus melayani di Tentena, saya harus menghadapi keluarga daging. Daging saya harus dirobek, saya jangan sampai emosi, harus belajar sabar menghadapi mereka. Mereka kalau mau digembalakan juga harus merobek daging, harus rendah hati. Jangan malah berpikir “ah anak saya” atau “ah hanya adik saya” atau “ah hanya kakak saya”. Mereka ini jemaat, bukan lagi hanya saudara daging, tetapi jemaat yang harus dibawa ketemu Yesus. Saya duluan harus kena pedang menyambar, baru kepada jemaat pedang itu menyambar merobek daging.

 

2)      Harus belajar taat dan penyerahan sepenuh, terserah Tuhan yang mana lagi yang mau dirobek. Bukan ditahan-tahan, yang ini boleh dirobek, yang itu jangan. Semua harus dirobek, telinga dirobek, mata dicungkil, perut dirobek, semua dirobek, harus ada penyerahan sepenuh, terserah Tuhan. Datang beribadah bawa hidup kepada Tuhan biar dirobek semua.

 

3)      Setelah semua dirobek lewat pedang Firman, kita disucikan, taat, penyerahan sepenuh baru bisa menyembah. Menyembah itu mematikan daging. Kalau sudah dirobek, sudah gampang tinggal mematikan daging lewat doa penyembahan untuk kembali kepada gambar Allah. Mari belajar terima Firman pengajaran, belajar taat, menyerah sepenuh kepada Tuhan dan tersungkur menyembah, daging dimatikan.

 

Suara daging yang terutama harus dimatikan karena kalau tidak itu menyebabkan kematian tubuh, terutama kematian rohani, itulah ketakutan. Kita lihat lagi teladan pribadi Yesus, Yesus lahir ke dunia mengambil rupa seorang hamba, Dia sama dengan kita, hanya Dia tidak berdosa. Tetapi Dia juga merasakan apa yang dirasakan oleh kita manusia. Menghadapi kayu salib, suara daging Yesus yang menonjol yang Dia matikan di taman Getsemani adalah ketakutan.

Markus 14:33

14:33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar,

 

Yang terutama harus dimatikan adalah takut sesuatu di dunia ini sampai tidak takut Tuhan. Sangking takutnya akan sesuatu di dunia ini sampai tidak takut Tuhan, melawan Tuhan, ini yang harus dirobek dan dimatikan. Banyak kali takut keluarga, takut pemerintah kalau aturannya tidak sesuai Firman, sampai tidak takut Tuhan. Hadapi ketakutan dengan kekuatan dari Tuhan. Bagaimana caranya? Lewat doa penyembahan. Kalau ada ketakutan pada sesuatu di dunia sampai tidak takut akan Tuhan, itu menimbulkan jarak dengan Tuhan.

Kejadian 3:9-10

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

 

Ketakutan itu timbul karena ada dosa yang disembunyikan. Apa bukti ada jarak dengan Tuhan? Sudah mulai bosan untuk perkara yang rohani, bosan beribadah, bosan baca Firman, bosan menyembah Tuhan. Kalau dibiarkan jarak itu semakin lebar sampai tidak bisa diseberangi lagi antara surga dan neraka. Dalam perumpamaan Lazarus dan orang kaya, Lazarus di sorga dan orang kaya di neraka. Orang kaya berkata pada bapa Abraham “suruhlah Lazarus ambil air setetes saja untuk menyejukan lidahku”. Apa kata bapa Abraham? “Hei orang kaya, antara kamu dan kami ada jurang pemisah yang tidak bisa terseberangi supaya orang-orang dari tempatmu tidak bisa ke sini dan orang-orang dari sini tidak bisa ke sana”. Inilah jurang pemisah. Kalau mulai tidak bergairah soal yang rohani berarti mulai ada jarak dengan Tuhan, ada ketakutan karena dosa yang disembunyikan. Ketakutan yang negatif ini harus dirobek, harus dimatikan menjadi takut akan Tuhan.

Amsal 8:13

8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

 

Kalau tadi ada dosa dia sembunyikan sehingga tidak takut akan Tuhan dan lebih takut akan sesuatu di dunia ini, sekarang sudah dirobek dan dimatikan, dosa sudah dibenci sampai membenci dusta, berarti kita dikembalikan pada gambar Allah, kita dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kualitas Mempelai Wanita Tuhan adalah kualitas sulung, kualitas murni, kualitas tidak bercela, itu berarti tidak ada dusta. Kalau kita benci dosa, benci dusta berarti kita sementara dikembalikan kepada gambar Allah, memiliki kualitas tidak bercela.

Wahyu 14:4-5

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Kualitas tidak bercela ini yang kita kejar. Lewat Firman pengajaran kita dikembalikan pada gambar Allah. Pedang Firman merobek dan ditambah doa penyembahan mematikan daging sampai tidak ada dusta, kita kembali pada gambar Allah dan kita punya kualitas tidak bercela.

 

Daging jangan dielus, harus dirobek dengan pedang Firman dan dimatikan lewat doa penyembahan, jangan biarkan dia berkembang. Persekutuan ajaran campur menyebabkan daging berkembang. Ingat dalam Kejadian pasal 6, itu nubuatan bagi kita sekarang yang menunjukan persekutuan ajaran campur, di mana anak-anak Allah menikah dengan anak-anak manusia dan menghasilkan raksasa, daging besar, daging yang tidak terkontrol.

Kejadian 6:2-4

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."

6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.

 

Gagah perkasa di sini bukan dalam pengertian yang positif tetapi gagah perkasa melawan Tuhan! Itulah yang terjadi kalau ajaran campur, termasuk kawin campur. Kepada bapak ibu orang tua saya sampaikan ini supaya besok-besok jangan bertanya-tanya kenapa tidak boleh, kalau anak ibu mau menikah dengan yang tidak satu pengajaran, jangan paksa saya untuk menikahkan, saya tidak akan mau! Bawa dulu yang tidak satu pengajaran itu mendengarkan Firman Tuhan. Kalau saya paksa menikahkan saya bukan menyatukan tetapi menjerumuskan. Saya tidak mau ada raksasa-raksasa yang muncul, daging yang besar. Kalau memang jodohnya bawa dulu pada Tuhan, dengar dulu Firman pengajaran. Kalau tidak satu pengajaran tidak akan bisa menyatu. Ada yang katakan “oh kalau seperti itu gembala tidak punya kasih!”. Kalau saya menyetujui menikahkan yang tidak satu pengajaran, yang tidak satu baptisan itu yang tidak punya kasih, itu yang menjerumuskan. Kalau dipaksakan nanti daging yang tidak terkontrol yang dihasilkan

 

Anak-anak Allah di sini adalah keturunan Adam lewat jalur Set.

Lukas 3:38

3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

 

Anak manusia adalah keturunan Adam lewat jalur Kain. Ajaran campur perkawinan campur menghasilkan raksasa, daging yang besar, daging yang tidak terkontrol dan berdampak pada nikah. Semoga kita memahami bahwa kita mau dibawa memiliki kualitas sulung, murni, tidak bercela, itulah Mempelai Wanita Tuhan. Ada Firman pengajaran yang ditampilkan kepada kita ditambah dengan doa penyembahan untuk dibawa pada gambar Allah.

 

3.      Korban Kristus, sama dengan perjamuan suci

Keadaan manusia itu buruk dan semakin hari semakin buruk, sampai seburuk anjing dan babi!

II Petrus 2:20-22

2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.

2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.

2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

 

Sudah seburuk anjing dan babi yaitu mengulang-ulang dosa perkataan itulah anjing dan mengulang-ulang dosa perbuatan itulah babi, sampai puncaknya dosa, dosa makan minum, merokok, narkoba, minuman keras, termasuk judi. Dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai macam bentuknya. Itulah keadaan manusia yang buruk dan semakin buruk. Apakah yang sudah buruk ini diteruskan buruk? Tidak! Perlu pemulihan, perlu perbaikan, lewat Firman pengajaran, lewat doa penyembahan dan lewat perjamuan suci. Bukan sekedar makan minum, harus kita yakini ini makanan dan minuman yang sejati, ini betul-betul dagingnya Yesus, ini betul-betul darahnya Yesus yang bisa mengembalikan kita pada gambar Allah Tritunggal.

 

Kalau keburukan tadi terus dibiarkan bisa menjadi seburuk iblis. Waktu Yesus mengatakan “Aku akan disalib dan dibunuh, 3 hari kemudian Aku akan bangkit” Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur “hal itu tidak akan terjadi padaMu”. Apa yang Yesus katakan? Enyahlah kau iblis! Berarti Petrus sudah seburuk, segambar dengan iblis.

Markus 8:31-33

8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.

8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Apa tandanya sudah seburuk iblis? Menolak salib, mau yang enak bagi daging. Pikirannya hanya perkara-perkara daging, ikut Tuhan hanya mencari yang enak bagi daging, tidak mau susah. Ibadahpun dikemas hanya mencari yang enak buat daging. Kalau kita beribadah menderita, berarti sudah betul, kita mau dibawa segambar dengan Tuhan.

 

Tuhan tidak rela manusia ciptaanNya menjadi bertambah buruk sampai segambar iblis. Itu sebabnya Dia rela menyerahkan nyawaNya. Dia datang ke dunia, datang sebagai manusia, satu-satunya manusia tidak berdosa, rela menjadi buruk di kayu salib sampai menyerahkan nyawaNya untuk memperbaiki kita yang sudah buruk ini. Renungkan perjamuan suci, inilah Yesus yang rela menjadi buruk. Sekujur tubuhNya mengeluarkan darah, 4 luka di tangan dan di kaki, luka kelima di lambung, belum bilur-bilur, luka di kepala, Dia rela menjadi buruk untuk menolong kita yang sudah buruk bisa kembali pada gambar Allah.

 

Yesaya 52:13-14

52:13 Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.

52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia -- begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi --

 

Bukan seperti manusia lagi, berarti seperti anjing babi, seperti iblis, untuk mengembalikan kita yang sudah buruk supaya segambar dengan Allah Tritunggal. Inilah perjamuan suci, bukan sekedar kita makanan dan minuman, tetapi ini proses untuk mengembalikan kita segambar dengan Allah. Perjamuan suci ini adalah makanan dan minuman yang sejati yang sebenar-benarnya.

Yohanes 6:54-56

6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

 

Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, artinya gambar Allah dikembalikan kepada kita. Perjamuan suci bukan hanya sekedar suatu tata cara ibadah tetapi ini sangat berguna mengembalikan gambar Allah kepada kita yang sudah buruk. Mungkin sore ini kita sudah seburuk anjing bagi, ulang berulang mengulangi dosa, sudah seburuk iblis, ikut Tuhan tidak mau menderita, maunya yang enak bagi daging. Tetapi Tuhan tidak rela manusia ciptaanNya bertambah buruk dan binasa. Dia rela menjadi buruk di kayu salib untuk memulihkan keadaan kita yang sudah buruk.

 

Kegunaan perjamuan suci.

1)      Yohanes 6:55    Perjamuan suci adalah makanan yang sejati untuk meredam ketidakpuasan manusia. Sejak manusia jatuh dalam dosa, soal makanan minum manusia sudah tidak pernah puas. Dulu manusia hanya makanan buah-buahan. Tetapi setelah jatuh dalam dosa tidak puas makan buah, daun dimakan, tidak puas makan daun, batangnya dimakan. Tidak puas makanan tanaman, hewan dimakan, dagingnya di makan sampai tulangnya dimakan. Masih tidak puas lagi maka darahnya dimakan. Tidak puas dengan itu, yang racun juga dimakan yaitu rokok, minuman keras, narkoba. Ketidakpuasan manusia dalam soal makanan menyebabkan manusia jatuh dalam dosa makan minum. Kalau sudah jatuh dalam dosa makan minum, pasti jatuh dalam dosa seks. Tidak puas dengan isterinya, cari yang lain. Anak muda dalam masa pacaran, tidak puas satu pacar, ditambah lagi. Hati-hati kaum muda, masa muda itu masa dagingnya itu begitu kuat. Berbuat dosa itu tanda tidak puas. Perjamuan suci itu meredam ketidakpuasan supaya kita bisa mengalami kepuasan sorga.

 

2)      Yohanes 6:54       Memberi hidup kekal

Dosa itu membawa kepada kebinasaan. Sebab itu sebelum makan perjamuan suci, koreksi diri lewat ketajaman Firman Tuhan. Kalau kia temukan dosa, selesaikan. Akui pada sesama, akui pada Tuhan maka kita ada kesempatan untuk masuk pada hidup yang kekal. Semua mengarahkan kita kepada Yesus.

 

I Korintus 11:27

11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.

 

Cara tidak layak itu apa? Makan Tubuh Kristus dan minum darah Yesus tetapi tidak mengakui dosanya.

I Korintus

11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

 

Tanpa mengakui tubuh Tuhan sama dengan tidak mengaku dosa. Karena tubuh dan darah Yesus itu yang menyelesaikan dosa.

 

I Korintus 11:30-32

11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.

11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.

11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

 

Mungkin selama ini kita makan minum perjamuan suci dengan cara tidak layak, tidak mengaku dosa, lalu sekarang sudah ditimpa penghukuman dan datang hajaran, itu supaya kita dididik, supaya kita sadar, kita bertobat, kita menghargai perjamuan suci, makan minum perjamuan suci dengan menguji diri sehingga supaya nanti kita luput dari penghukuman atas dunia ini.

 

Lalu kenapa anak diizinkan makan perjamuan suci, padahal mereka belum tahu. Orang tua harus mendidik mereka, diajari menghargai korban Kristus, itu peranan orang tua. Makanya saat ibadah jangan biarkan anak-anak liar ke sana kemari. Saat mau perjamuan suci baru orang tua panggil anaknya masuk ke gereja. Dari sekarang anak diajar dan dididik untuk betah dengar Firman.

 

3)      Yohanes 6:56       Menyatukan kita dengan Tuhan

Perjamuan suci itu untuk membuat Firman mendarah daging dalam kita, berarti Yesus ada dalam kita dan kita di dalam Yesus. Kita menyatu dengan Tuhan dalam hubungan tubuh dan kepala tidak terpisahkan lagi. Itulah pentingnya perjamuan suci, bukan sekedar digelar dalam ibadah pendalaman Alkitab, tetapi supaya kita bisa menyatu dengan Tuhan, Yesus di dalam kita dan kita di dalam Tuhan, hubungan tubuh dengan kepala yang tidak bisa terpisahkan lagi. Berarti kita yang tadinya buruk, sudah seburuk anjing babi, sampai sudah seburuk iblis, sekarang sudah kembali sama dengan Allah Tritunggal.

 

Perjamuan suci mengubah semua yang sudah buruk menjadi baik, secara rohani dan juga secara jasmani. Makanya saat angkat perjamuan suci hamba Tuhan berkata “kalau ada penyakit yang bisa diraba dengan tangan kiri, letakan tangan di tempat yang sakit”. Bukan sembarang itu diucapkan, tetapi karena perjamuan suci itu mampu mengubah yang buruk menjadi baik. Rohani yang buruk, sudah seperti anjing bagi, seperti setan, bisa dikembalikan pada gambar Allah Tritunggal, apalagi cuma keburukan penyakit, ekonomi, masa depan. Semua yang buruk menjadi baik kalau kita makan perjamuan suci dengan cara yang layak. Bukan cuma baik, tetapi sampai satu waktu sungguh amat baik, kita menjadi sempurna sama seperti Tuhan.

 

Inilah 3 hal yang bisa mengembalikan kita pada gambar Allah, Firman pengajaran yang benar, doa penyembahan dan perjamuan suci/korban Kristus. Orang yang ada dalam kekerasan dia tidak suka ketiga hal ini, dia tidak suka Firman pengajaran, dia tidak suka menyembah Tuhan dan perjamuan suci dia makan dengan asal. Itulah orang yang ada roh kekerasan. Biarlah roh kekerasan ini kita buang jauh-jauh. Mari hidup kembali segambar dengan Allah, masuk dalam kemuliaanNya yang kekal, di Yerusalem Baru. Tuhan sudah mau datang, kerinduan hati saya, bersama keluarga kita semua bisa menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai, masuk dalam kemuliaanNya yang kekal.

 

Kalau sekarang tidak mau dikembalikan segambar dengan Allah maka nanti akan betul-betul buruk pada zaman antikristus. Dia tidak mau merobek dagingnya, antikristus yang akan robek. Dia tidak mau matikan dagingnya, antikristus yang akan pancung dia. Jangan tunggu aniaya antikristus. Biarlah kita masuk kemuliaan Tuhan selama-lamanya. Ada Firman pengajaran, sekarang kita mau menyembah dan setelah itu kita menerima tubuh dan darah Yesus. Dalam ibadah pendalaman Alkitab lengkap, semua ada untuk membawa kita kembali segambar dengan Allah. Semua yang buruk menjadi baik sampai sungguh amat baik, sempurna.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar