20221026

Kebaktian PA Imamat, Rabu 26 Oktober 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:39-43

25:39 Apabila saudaramu jatuh miskin di antaramu, sehingga menyerahkan dirinya kepadamu, maka janganlah memperbudak dia.

25:40 Sebagai orang upahan dan sebagai pendatang ia harus tinggal di antaramu; sampai kepada tahun Yobel ia harus bekerja padamu.

25:41 Kemudian ia harus diizinkan keluar dari padamu, ia bersama-sama anak-anaknya, lalu pulang kembali kepada kaumnya dan ia boleh pulang ke tanah milik nenek moyangnya.

25:42 Karena mereka itu hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir, janganlah mereka itu dijual, secara orang menjual budak.

25:43 Janganlah engkau memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu.

 

Ayat-ayat ini berbicara tentang perhambaan orang Israel. Dikatakan hanya kepada Tuhan saja bangsa Israel menghamba karena mereka sudah ditebus dari rumah perbudakan di Mesir. Ini juga bagi kita, kita adalah bangsa kafir, tetapi oleh Korban Kristus, khususnya luka kelima di lambung Yesus telah menebus kita dari perbudakan dosa. Sebab itu hanya kepada Tuhan saja kita harus menghamba.

I Tesalonika 1:9-10

1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

 

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan sebagai hamba yang mengabdi kepada Tuhan.

1.      Kita melayani Allah yang hidup dan yang benar.

2.      Melayani sambil menanti kedatangan Yesus kedua kali.

 

Ini berarti ada persiapan untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali sebagai Raja yang kepadaNya kita mengabdi dan Dia juga Mempelai Pria Sorga. Kalau ini kita renungkan dan kita taruh di hati kita maka di dalam melayani tidak akan asal karena pelayanan itu adalah persiapan untuk menyambut Yesus.

Wahyu 22:20

22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

 

Yesus sudah siap mau datang dan gereja Tuhan sudah punya persiapan. Mari biar kita punya persiapan menyambut kedatangan Yesus. Ayat ini diapit ayat 18-19 dan ayat 21. Ayat 18 dan 19 bicara Firman nubuatan, ayat 21 bicara kasih karunia. Dari ayat yang mengapit ayat 20 kita bisa pelajari apa yang harus kita persiapkan untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali?

1.      Menerima Firman nubuatan. Firman nubuatan digandeng dengan Firman pengajaran, keduanya bicara tentang Mempelai, sebab itu disebut juga Kabar Mempelai. Berarti persiapan kita adalah menerima Kabar Mempelai, jangan ditambah, jangan dikurangi. Harus kita jaga kemurniannya.

2.      Hidup di dalam kasih karunia Tuhan. Kita akan membahas poin kedua ini.

 

Wahyu 22:21

22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

 

Bagaimana praktek hidup di dalam kasih karunia Tuhan? Dulu Nuh bisa selamat dari penghukuman air bah karena dia hidup dalam kasih karunia Tuhan. Dunia saat itu dihukum dengan air bah. Dunia akhir zaman ini juga dipersiapkan untuk dihukum. Ada 3x7 penghukuman dari Allah Tritunggal.  Untuk bisa luput dari penghukuman Tuhan maka kita harus hidup dalam kasih karunia Tuhan.

 

Praktek hidup di dalam kasih karunia Tuhan.

1.      Efesus 2:5

2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan --

 

Kasih karunia Tuhan itu menyelamatkan kita lewat pengorbanan Yesus di kayu salib. Jadi praktek hidup dalam kasih karunia Tuhan adalah menghargai dan memanfaatkan Korban Kristus supaya selamat. Di luar Yesus tidak ada keselamatan, hanya di dalam Yesus ada keselamatan.

 

Tanda-tanda bangsa kafir selamat:

Yohanes 19:34

19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

 

Di ayat 33 Yesus sudah mati dengan 4 luka utama, 2 di tangan dan 2 di kaki untuk menyelamatkan bangsa Israel yang terhilang. tetapi Yesus yang sudah mati rela menerima luka kelima yang terbesar di lambung untuk menyelamatkan kita bangsa kafir. Jadi ada 2 tanda:

a)      Tanda darah, ini menunjuk Mezbah Korban Bakaran. Artinya bertobat, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan, mati terhadap dosa, keluar dari dosa. Ayo kita lepaskan dan tinggalkan dosa.

II Korintus 6:17

6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.

 

Diterima oleh Tuhan berarti selamat.

 

II Korintus 6:17 (Terjemahan Lama)

6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara orang kafir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis; maka Aku akan menyambut kamu,

 

Keluar dari orang kafir, lepaskan diri dari noda kekafiran yang paling melekat kepada bangsa kafir adalah penyembahan berhala. Jangan kita terkait lagi dengan berhala.

II Korintus 6:16

6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.

 

I Korintus 12:2

12:2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.

 

Lepaskan diri dari berhala. Bentuk-bentuk berhala antara lain ada pegangan-pegangan lain, jimat-jimat, percaya dukun-dukun, ramalan-ramalan. Yang paling sulit untuk lepas adalah adat istiadat nenek moyang.

II Raja-raja 17:33-34

17:33 Mereka berbakti kepada TUHAN, tetapi dalam pada itu mereka beribadah kepada allah mereka sesuai dengan adat bangsa-bangsa yang dari antaranya mereka diangkut tertawan.

17:34 Sampai hari ini mereka berbuat sesuai dengan adat yang dahulu. Mereka tidak berbakti kepada TUHAN dan tidak berbuat sesuai dengan ketetapan, hukum, undang-undang dan perintah yang diperintahkan TUHAN kepada anak-anak Yakub yang telah dinamai-Nya Israel.

 

Jadi ilah atau berhala dikaitkan dengan adat istiadat nenek moyang yang ada kaitannya dengan keselamatan. Kita lepaskan diri dari sana, keluar dari kekafiran, itu perintah Tuhan. Segera bertindak keluar dari kekafiran supaya kita betul-betul hidup di dalam kasih karunia Tuhan.

 

b)      Tanda air artinya mengalami kelahiran baru lewat baptisan air yang benar (bejana pembasuhan). Disebut benar karena ada bermacam-macam model baptisan. Mana yang benar? Yang sesuai Firman yang tertulis dalam Alkitab, sesuai kehendak Tuhan dan seperti yang diteladankan oleh Yesus. Waktu Yesus mau dibaptis dicegah oleh Yohanes Pembaptis “aku yang seharusnya dibaptis”. Namun Yesus menjawab biarlah kita melakukan seluruh kehendak Allah. Kemudian Yesus peragakan baptisan air yang benar, Dia masuk ke dalam air dan keluar dari air. Sedalam apa airnya? Sedalam kuburan.

Roma 6:2-4

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

 

Kalau dikubur itu dari ujung kepala sampai ujung kaki masuk dalam air. Sudah jelas semua tertulis di dalam Alkitab. Kalau baptisannya benar maka kita memiliki jenis kehidupan sorga. Apa jenis kehidupan sorga? Menerima pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus itu roh kebenaran yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran.  

 

Jadi dari 2 tanda ini bisa disimpulkan tanda selamat itu adalah hidup benar di dalam segala hal mulai dari yang kecil-kecil.

Yohanes 16:13

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

 

Roh Kudus menuntun kepada seluruh kebenaran. Jadi kebenaran itu mulai dari yang kecil-kecil. Kalau disimpulkan hidup dalam kasih karunia praktek pertama adalah hidup dalam pertobatan, berhenti berbuat dosa, selesaikan semuanya dan hidup di dalam kebenaran. Kasih karunia Tuhan itu tidak semua orang bisa menerima dan mendapatkannya. Berarti untuk hidup di dalam kebenaran tidak semua orang bisa, hanya yang mendapat kasih karunia saja. Kalau nikah benar, study benar, pelayanan benar dan sampai sekarang kita bisa hidup dalam kebenaran itu hanya kasih karunia Tuhan.

 

Yang dipersoalkan kepada Yesus ketika disidang “apa itu kebenaran?”. Padahal Pilatus hakim tetapi dia tidak mengerti kebenaran. Yesus di salibkan karena soal kebenaran itu. AjaranNya yang benar dipertanyakan, pengakuannya yang benar dipertanyakan, sampai Yesus disalibkan, ditinggalkan sendiri. Sekalipun kita ditinggal sendiri kalau kita benar maka kita hidup di dalam kasih karunia Tuhan. Yang belum punya SIM segera buat supaya hidup di dalam kasih karunia, tidak benar itu berarti di luar kasih karunia. Coba kecelakaan lalu meninggal sementara surat-surat tidak lengkap, tidak benar, ke mana dia pergi? Itu yang harus kita pikirkan, ini bukan hanya cerewetnya gembala masa tidak bisa bawa motor tanpa SIM. Ini semua demi hidup dalam kasih karunia. Kalau tidak mendapat kasih karunia  nanti dihukum. Ingat Nuh, yang lain tidak mendapat kasih karunia mereka dihukum, Nuh mendapat kasih karunia dia selamat. Dibandingkan penduduk dunia saat itu cuma 8 orang. Jadi memang untuk hidup di dalam kebenaran itu adalah kasih karunia. Anak muda yang cukup umur segera urus SIM, surat-surat motor dilengkapi, knalpotnya yang bagus. Yang benar-benar saja, tidak usah gaya-gayaan!

 

2.      I Korintus 15:10

15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

 

Kasih karunia Tuhan melayakkan kita beribadah melayani Tuhan. Jadi praktek hidup di dalam kasih karunia Tuhan adalah setia dan berkobar-kobar beribadah melayani Tuhan sampai garis akhir. Beribadah melayani sesuai jabatan dan sesuai karunia yang Tuhan percayakan.

I Timotius 1:12-16

1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku --

1:13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

 

Kita ini dulu bukan umat Allah, kita bangsa kafir, tetapi mendapat belas kasihan, mendapat kasih karunia Tuhan sehingga diangkat menjadi imam untuk beribadah melayani Tuhan. Kasih karunia Tuhan diwujudkan dengan Korban Kristus, ini yang melayakkan kita bisa beribadah melayani Tuhan.

I Petrus 2:9-10

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

 

Coba kita renungkan saya bisa pimpin pujian hanya karena kasih karunia Tuhan, saya bisa main musik hanya karena kasih karunia Tuhan, saya melayani dalam paduan suara hanya karena kasih karunia Tuhan. Saya khotbah jadi gembala hanya karena kasih karunia Tuhan. Sudah dapat kasih karunia Tuhan kenapa masih tidak sungguh-sungguh, itu terlalu! Biarlah kita bersikap seperti Paulus. Karena dia tahu dia orang yang paling berdosa, orang yang sebenarnya tidak layak, tetapi karena kasih karunia Tuhan dia dilayakkan melayani Tuhan maka dia bekerja lebih keras dari yang lain.

I Korintus 15:10

15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

 

Ayo kita bekerja lebih keras, lebih giat, lebih berkobar-kobar di dalam beribadah melayani Tuhan. Kalau dulu sudah giat, sekarang harus lebih giat lagi, karena itu yang dikatakan oleh rasul Petrus “kamu harus semakin giat menasihati dalam hal beribadah”. Dulu paduan suara lebih sungguh-sungguh latihan, sekarang harus lebih giat lagi. Dulu gembala persiapan khotbahnya sungguh-sungguh, sekarang harus lebih giat lagi. Itu hidup di dalam kasih karunia Tuhan, bukan makin kendor. Ingat tentang tali tiang di halaman Tabernakel, ada 2 talinya, jangan ada yang kendor. Salah satunya tali kasih dan kesetiaan Tuhan.

 

Karunia Tuhan itu sebenarnya pemberian Tuhan kepada orang yang tidak layak. Kalau kita jujur dan mau mengaku, layakkah kita melayani Tuhan? Tidak layak! Kalau merenungkan hidup masa lampau, saya sebagai anak hamba Tuhan tetapi hidup tidak sesuai Firman Tuhan! Sebenarnya tidak layak tetapi ditolong, diangkat dari lumpur dosa, diberi kesempatan bertobat, lahir baru, hidup benar, kemudian diangkat lagi menjadi senjata kebenaran untuk melayani Tuhan, ini semua kasih karunia! Jangan kita aras-arasan. Tim musik sungguh-sungguh, jangan bolong-bolong dalam pelayanan. Saya sebagai gembala saja sedih melihat apalagi Tuhan yang sudah memberikan kasih karunia itu kepada kita..

 

Ayo hargai dan mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari apapun. Tuhan tidak menipu, kalau kita memperjuangkan dan mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari apapun sebenarnya Tuhan sudah menjamin kita.

I Timotius 4:8-10

4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

 

Berkat-berkat yang kita dapatkan jangan dihabiskan semua. Tuhan mengatakan berkat-berkat itu harus kita sisihkan juga untuk keperluan ibadah. Kalau sekarang ini juga untuk persekutuan pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Jangan semua untuk diri sendiri, harus ada disisihkan. Dulu pandemi tidak bisa menggelar ibadah persekutuan, sekarang sudah dibuka kesempatan. Ayo kita semangat, aktif di dalam ibadah pelayanan di dalam penggembalaan, baru membesar persekutuan antara penggembalaan.

 

3.      Efesus 3:2-3

3:2 — memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu,

3:3 yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat.

 

Kasih karunia Tuhan membukakan rahasia Firman bagi kita.

Kisah Para Rasul 20:32

20:32  Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

 

Kasih karunia Tuhan membuka rahasia Firman kepada kita. Jadi praktek hidup dalam kasih karunia Tuhan adalah mau menerima Firman yang dibuka rahasianya, mau mendengar sampai dengar-dengaran, sampai praktek. Bukan sekedar dengar tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman. Kalau hanya mendengar tetapi tidak praktek itu penipu! Ayo kita dengarkan Firman sampai bisa menikmati, kita bisa bersukacita sekalipun keras, tajam seakan-akan menghina kita, itu praktek hidup di dalam kasih karunia.

Yohanes 3:29

3:29  Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

 

Yeremia 15:16

15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

 

Sore ini apakah kita bersukacita menikmati Firman atau tidak. Saat kita mendengar Firman pengajaran yang benar, nama Tuhan sedang diserukan atas kita untuk dilekatkan kepada kita. Kalau sekarang tidak mau, tidak ada nama Tuhan dilekatkan pada kita. Lalu mau melawan musuh kita yaitu iblis dengan nama siapa? Kalau dalam nama Yesus setan lari!

 

Banyak kali kita sudah dapat kasih karunia tetapi tidak kita hargai, tidak mau bertobat, tidak mau melayani, tidak mau menerima Firman. Waktu Firman Tuhan tampil keras dia ngamuk dan tidak terima. Firman pengajaran tadi disebut Firman kasih karunia, berarti tidak semua orang bisa menerimanya, hanya yang mendapat kasih karunia yang dapat menerimanya. Kalau sekarang kita ada dalam pengajaran itu hanya karena kasih karunia Tuhan. Mereka yang tergembala jarak jauh ada yang mengatakan “sekarang saya sudah menemukan apa yang saya cari” itu karena kasih karunia Tuhan. Ayo bertahan di dalam kasih karunia Tuhan. Jangan keluar dari kasih karunia Tuhan. Hargai sungguh-sungguh pemberitaan Firman Tuhan. Memang daging ini rasa capek, mengantuk tetapi ayo kita lawan “saya tidak mau keluar dari kasih karunia Tuhan”

 

Di akhir zaman ini akan terjadi bencana yang hebat.

Wahyu 6:14

6:14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.

 

Gunung-gunung bergeser, tetapi hanya ada 1 gunung yang tidak akan pernah bergeser.

Yesaya 2:2-3

2:2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

 

Yang tidak akan bergeser ini adalah gunung Tuhan tempat keluarnya pengajaran. Ini bukan gunung dalam arti yang jasmani. Artinya kalau kita mau menerima Firman pengajaran yang benar maka Tuhan pasti meluputkan kita dari kegoncangan yang hebat di akhir zaman ini, kegoncangan di segala bidang. Bidang apa yang tidak goncang, semua goncang, tetapi Tuhan meluputkan kita tidak ikut goncang, tidak ikut bergeser dari iman kepada Yesus, kita tetap kuat. Orang lain susah dan sulit, kita tetap dipelihara. Sesusah-susahnya kita tetapi pemeliharaan Tuhan tetap terasa, masih bisa makan, terutama bisa beribadah. Banyak nikah yang goncang tetapi nikah kita dijaga. Kalau ada pengajaran maka Tuhan pasti meluputkan kita dari kegoncangan yang hebat di akhir zaman ini. Ini kasih karunia Tuhan, sebagaimana Nuh tidak tenggelam beserta keluarganya kita juga seperti itu. Tidak akan bergeser, tidak akan bergoncang karena ada pengajaran kasih karunia Tuhan. Ayo kuat dan kita bertahan dalam pengajaran ini.

 

Disebut juga pulau-pulau bergeser. Mengapa pulau-pulau bergeser?

Yesaya 42:4

42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Karena hanya mengharapkan Firman pengajaran tetapi tidak ada upaya untuk mencari dan menerima. Banyak orang Kristen seperti ini, suka mendengar Firman pengajaran tetapi tidak ada tindak lanjut untuk menekuninya, tidak mau digembalakan dalam Firman pengajaran. Tetapi kalau ikut KKR atau ibadah duka atau ibadah rumah tangga mereka berkata “Luar biasa Firmannya”. Kalau sekarang kita bisa menekuni itu hanya karena kasih karunia Tuhan. Sekarang ini disiarkan secara langsung, mungkin ada yang ikut dengar, ayo harus ada tindaklanjut supaya tidak bergeser! Jangan sampai mengalami kegoncangan yang hebat di akhir zaman ini.

 

Kegoncangan yang paling hebat adalah kegoncangan secara rohani yaitu bergeser dari kemurnian Firman pengajaran yang benar yang telah diterima dari para pendahulu. Karena apa? Karena mau mengenakan daging. Kalau dalam pengajaran tidak bisa begini dan tidak bisa begitu, yah sudah terapkan saja yang lain supaya bisa. Sudah terlalu banyak yang bergeser dari pengajaran, bergeser dari Kabar Mempelai, jangan kita tambah lagi. Kita bertekunlah dengan sungguh-sungguh di dalam pengajaran ini. Paulus katakan di dalam hal pengajaran ini kita harus dapat dipercaya.

II Timotius 2:1-2

2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.

2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

 

Ayolah, biarlah kita bisa dapat dipercaya. Kami alumni Lempinel digodok dengan pengajaran ini selama 9 bulan supaya dapat dipercaya. Kalau ada yang menyimpang dalam pengajaran bukan karena Lempinel atau pengajarannya yang salah tetapi oknumnya. Terus terang saya tidak terima kalau Lempinel yang dibawa-bawa! Buktinya masih banyak yang bertahan. Tetapi memang penggenapan Firman hanya 25% saja tanah yang bertahan. Ada 4 jenis, yang berbuah 30, 60, 100 hanya 1 dari 4 jenis tanah, 1/4 saja. Angkatan saya di Lempinel ada 32, yang masih menekuni pengajaran ini tinggal berapa! Lebih banyak yang sudah bergeser. Ayo jangan terbawa arus dengan yang lain, jangan tergeser. Makanya supaya tidak bergeser ini yang harus kita praktekan!

Ibrani 2:1

2:1 Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.

 

Dalam mendengar Kabar Mempelai harus lebih teliti lagi. Telitinya bagaimana? Lihat pengajarannya yaitu Kabar Mempelai yang diberitakan dan lihat siapa yang memberitakan. Bapak ibu harus melihat bagaimana saya yang memberitakan Firman, bagaimana hidup saya, tahbisan saya dan nikah saya. Kalau tidak benar, tidak baik, rugi saudara ada di sini! Kami juga hamba Tuhan seperti itu, kami berfellowship bukan karena lihat manusianya itu guru kami sehingga kami datang kesitu, tetapi karena pengajaran yang kami lihat. Kami teladani juga keteguhan beliau maka kami berfellowship di situ supaya jangan dibawa arus.

 

Kalau kita bisa bertahan dalam pengajaran ini karena kasih karunia Tuhan. Sudah banyak yang berguguran dan bergeser, kalau kita tetap bertahan bukan karena kita hebat lebih dari yang lain, tidak! Ini adalah kerinduan hati kita bersama dan doa ekstra untuk tidak bisa bergeser. Makanya lebih teliti lagi kita memperhatikan apa yang kita dengar yaitu Firman pengajaran yang benar dan siapa pembicaranya supaya tidak dibawa arus. Kalau kita tidak tahu tahbisannya, tidak tahu nikahnya, lebih baik jangan dengar! Yang sudah jelas-jelas kita tahu saja yang kita dengar.

 

4.      Filipi 1:7

1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.

 

Kehadiran seorang hamba Tuhan di tengah-tengah sidang jemaat itu adalah kasih karunia Tuhan. Tentu hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Paulus berkata karena aku berada di sini sehingga kamu mendapat kasih karunia. Kalau kita mendengar ini bisa saja berpikir “sombong rohani Paulus ini!” Padahal tidak! Karena dia betul-betul menjaga tahbisannya makanya dia berani berkata demikian. Berkali-kali Paulus berkata teladani kami seperti kami meneladani Yesus. Kami sebagai hamba Tuhan merupakan wujud kasih karunia Tuhan kepada sidang jemaat, maka tahbisan itu harga mati yang harus dijaga sungguh-sungguh. Tahbisan yang utama itu kesucian!

Keluaran 29:1

29:1 "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

 

Tahbisan itu kesucian, jangan main-main soal kekudusan. Kalau kami tidak serius di dalam kekudusan kasihan sidang jemaat tidak mendapat kasih karunia Tuhan, di luar kasih karunia! Berapa jiwa yang sudah Tuhan percayakan lalu tidak menjadi penyalur kasih karunia Tuhan, kasihan sidang jemaat. Dia sudah bawa pisangnya, dia bawa pepayanya, bawa berasnya, dia bawa ini dan itu lalu tidak dapat kasih karunia, ini hutang darah di hadapan Tuhan!

 

Jadi praktek hidup di dalam kasih karunia adalah hargai pelayanan hamba Tuhan yang benar tahbisannya dan tergembala dengan benar dan baik.

 

Mohon maaf saya bukan mengedepankan diri, Tuhan yang melihat dan isteri saya jadi saksi bagaimana dalam hal tahbisan, bagaimana dalam hal kesucian ini. Bukan berarti saya sudah mulus, masih berjuang terus, masih ada kekurangan tetapi tidak mau bertahan dalam kekurangan itu karena saya tahu hamba Tuhan itu penyalur kasih karunia kepada sidang jemaat.

Filipi 1:7

1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.

 

Tanda-tanda gembala yang menjadi penyalur kasih karunia bagi sidang jemaat:

a)      Galatia 6:6

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

 

Tanda pertama bisa memberikan Firman pengajaran yang sehat kepada sidang jemaat, itu tanda utama. Doakan supaya saya tidak menyimpang dari pengajaran dari para pendahulu. Tugas hamba Tuhan memberi makan sidang jemaat. Kalau saya mendengar penjelasan dari bapak gembala, gembala itu sebagai bendahara rohani memberikan berkat rohani kepada sidang jemaat. Jemaat adalah bendahara jasmani membagi berkat jasmani dengan bapak gembala. Bukan saya berpantun di sini, kalau sudah menikmati Firman dengan sendirinya sudah memberi, tidak usah diminta.

 

b)      Ibrani 13:7

13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

 

Menjadi teladan iman kepada sidang jemaat yaitu teladan dalam keteguhan terhadap Firman pengajaran yang benar. Sekalipun diterpa berbagai macam angin pengajaran, tetap teguh dan tidak mau diombang ambing! Mungkin ada anggota jemaat yang bilang ayo om pergi juga fellowship di sana, tidak mau harus tetap teguh. Gembala yang seperti itu yang bisa jadi teladan.

Yesaya 32:2

32:2 dan mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.

 

Gembala itu batu tempat berlindung dari angin ribut, angin pengajaran palsu. Kalau gembalanya seperti bambu yang ditiup ke sana kemari bagaimana jemaat bisa berlindung. Doakan saya sebagai gembala supaya bisa menjadi naungan sidang jemaat terhadap angin pengajaran palsu. Saya ingat motto di Lempinel “lebih baik ditolak bersama Firman pengajaran yang benar, dari pada diterima tanpa Firman pengajaran yang benar”. Kita sudah melihat teladan keteguhan dari bapak gembala. Sampai garis akhir tetap bertahan pada Firman pengajaran yang benar, itu yang harus kita teladani.

 

c)      Ibrani 13:17

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

 

Selalu berjaga-jaga atas keselamatan jiwa sidang jemaat, tekun menaikan doa penyahutan. Jangan seperti imam Eli yang bular matanya, buta, berarti tidak ada pembukaan Firman. Dia tidak berjaga-jaga atas keselamatan sidang jemaat, hanya menggemukan diri dengan korban-korban sidang jemaat. Kalau gembala tidak menjadi penyalur kasih karunia itu kerugian besar bagi sidang jemaat. Tetapi kalau gembala menjadi penyalur kasih karunia itu keuntungan besar bagi sidang jemaat.

 

Praktek sidang jemaat menghargai hamba Tuhan yang menjadi penyalur kasih karunia:

a)      Meneladani keteguhan imannya gembala. Kalau hamba Tuhan tekun dalam 1 pengajaran, kita teladani.

 

b)      Jangan membuat gembala berkeluh kesah dengan tingkah laku kita yang selalu menyakiti dan menusuk hati. Tetapi kami sebagai gembala tidak berani mengutuk, tidak berani menyerahkan kepada iblis. Memang Alkitab menulis bahwa Paulus menyerahkan kepada iblis, tetapi saya takut. Saya cuma berdoa supaya Tuhan menolong dan ternyata tertolong orang itu. Berarti mau diatur. Kan gembala pemimpin di dalam hal rohani. Kalau soal bangunan jasmani bapak lebih mengerti. Tetapi soal yang rohani jangan coba-coba stir!

 

c)      Efesus 6:18-20

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

6:19 juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,

6:20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

 

Kolose 4:3

4:3 Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.

 

Mendoakan hamba Tuhan supaya ada pembukaan rahasia Firman dan Tuhan berikan keberanian untuk memberitakannya. Saya percaya bapak ibu selalu mendoakan. Kenapa harus ada keberanian? Kalau memberitakan Firman penginjilan tantangannya dari luar dari orang-orang yang belum mengenal Yesus. Tetapi kalau memberitakan rahasia injil Firman pengajaran, tantangannya dari luar dan dari dalam, dari luar sudah hebat, dari dalam juga hebat! Seorang hamba Tuhan belum tentu disenangi 100% oleh sidang jemaat. Lihat Musa, berkali-kali orang kenamaan justru melawan Musa. Korah, Datan dan Abiram, beserta beberapa ratus orang kenamaan lainnya. Lihat lagi Musa, dia dilawan oleh keluarganya sendiri yaitu Miryam dan Harun. Oleh sebab itu butuh keberanian untuk memberitakan rahasia Injil karena dari luar dan dalam mendapat tantangan. Tetapi saya percaya semua di sini mendoakan tidak ada yang menantang. Sidang jemaat yang mau menerima pengajaran ini tantangannya luar bisa, dari dalam dan dari luar. Tetapi jangan takut sebab Yesus menyertai kita.

Markus 16:8b

16:8b Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.

 

Yesus menyertai kita, berita yang kita dengar adalah berita yang kudus yang tidak terbinasakan. Ini berita dari timur ke barat, itulah berita Tabernakel.

 

Markus 16:19-20

16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

16:20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

 

Kedudukan di sebelah kanan Allah Bapa itu kedudukan Imam Besar. Yesus sebagai Imam Besar menjadi pembela bagi kita. Tidak perlu ragu, sampaikan dengan berani. Sidang jemaat juga terima dengan keberanian, praktekan sekalipun tantangannya luar biasa, tetapi Tuhan Pembela.

Roma 8:34

8:34  Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

 

Tidak usah bela diri, nanti Tuhan yang bela. Saya sangat membutuhkan dukungan doa dari seluruh sidang jemaat, terutama dukungan yang paling saya rindukan adalah keluarga saya. Kalau ring 1 yaitu keluarga daging saya tidak mendukung bagaimana! Keluarga daging nomor 1 mendukung karena sama-sama menikmati ayapan Allah baru sidang jemaat. Jangan sampai jemaat mendukung lalu yang di dalam yang merong-rong, ini jangan terjadi!

 

d)      Galatia 6:6

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

 

Bisa membagi berkat jasmani kepada gembala. Tidak perlu saya minta, tidak perlu berpantun, kalau sudah dikerjakan oleh Firman datang bunga kol, datang lele goreng.

 

5.      I Petrus 2:19

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Yang kelima ini puncaknya, ini paling berat. Tetapi kalau yang 4 tadi sudah bisa kita kerjakan, yang kelima ini pasti bisa. Kasih karunia Tuhan adalah menderita karena Yesus, karena kehendak Tuhan, karena Firman. Ini yang disebut dengan percikan darah atau salib. Jadi praktek hidup di dalam kasih karunia Tuhan adalah rela menderita karena Yesus, karena ibadah, karena pengajaran. “Saya sudah dalam pengajaran, kenapa saya menderita?” tidak usah bertanya-tanya, itu sudah kasih karunia Tuhan. Tinggal rela. Relanya yah mengucap syukur “haleluya, terima kasih Tuhan”. Tuhan berikan saya bahu yang kuat untuk menanggung beban yang Engkau berikan. Bukan suatu kesombongan, tidak. Saya tahu di dalam pembangunan Tubuh Kristus ada peperangan, namanya peperangan pasti menderita. Ikutlah menderita bersama dengan Yesus, pikul salib.

 

Apa tujuan sengsara daging itu?

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Tujuannya supaya kita mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai kita sempurna seperti Yesus. Bagaikan emas dimasukan di dalam api supaya hilang karat-karatnya. Ayo jadilah Kristen yang kuat, yang tangguh, bukan Kristen yang lembek. Apalagi kami hamba Tuhan, Tuhan tolong! Saya baru sekarang mengerti kenapa didikan yang saya terima begitu keras dari 2 gembala. Saya tidak salah tetapi dibentak dan diusir! Tujuannya supaya kuat kalau melayani di ladang Tuhan.

 

Itulah manusia rohani, manusia rohani itu tidak tawar hati apapun yang dihadapi. Tawar hati itu penyakit aids secara rohani. Kalau sudah tawar, pahit, kecewa, maka yang lain juga masuk, dosa-dosa masuk sampai puncaknya dosa. Manusia rohani tidak tawar hati, tidak putus asa, tidak kecewa, tetap bersandar dan berharap kepada Tuhan.

II Korintus 5:6

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

 

Tantangan yang kita hadapi luar biasa, tetapi kalau kita tabah, kuat dan teguh hati maka Tuhan bersama dengan kita. Pengajaran ini praktis, pulang dari sini langsung praktek. Ayo kuat teguh hati, tidak tawar hati, tabah, tetap percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan, kita hidup di dalam kasih karunia Tuhan. Hasilnya:

a)      Ibrani 4:16

4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Kita mendapat pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Kasih karunia Tuhan itu lebih dari segala sesuatu di dunia ini, lebih dari ijazah, lebih dari uang, lebih dari kedudukan. Tuhan mampu menolong tepat pada waktunya. Permulaan ditolong itu kita merasa damai, tenang. Dekat takhta kasih karunia Tuhan, kita sudah tenang. Coba kalau kita ada kesulitan, lalu kita dengar pemerintah mau mengunjungi membagi ini dan itu, kita sudah tenang. Apalagi kalau nama sudah didata. Begitu juga dengan Tuhan, kita dekat dulu dengan Tuhan, sudah tenang dan damai nanti ditolong pada waktunya Tuhan. Waktunya Tuhan, bukan waktunya kita, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat. Siapa tahu malam ini adalah waktunya kita ditolong oleh Tuhan. Mungkin ada yang sakit sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, belum ditolong Tuhan, mari perhatikan 5 prakek hidup di dalam kasih karunia. Kalau itu sudah kita praktekan tinggal tunggu waktu Tuhan.

 

II Korintus 12:9-10

12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

 

Kita sudah lemah tidak berdaya, tantangan yang dihadapi luar biasa, tetapi kalau ada kasih karunia Tuhan maka kuasaNya menjadi sempurna di dalam kita. Itu membuat kita kuat, tidak goyah, tidak bergeser dari Tuhan, tidak mundur dalam mengikut Tuhan.

 

b)      Wahyu 22:20-21

22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!

22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

Kasih karunia menyertai kita untuk bisa menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga dan kita menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna. Kasih karunia ini sama dengan anugerah sama dengan kemurahan Tuhan, itu kita butuhkan hari-hari terakhir ini. Di depan ada Perjamuan Suci, di saat kita lemah di situ kita kuat karena kita merenungkan Yesus lebih menderita dari kita. Penderitaan kita jauh dibawah penderitaan Yesus, sangat tidak sebanding dengan penderitaan Yesus maka kita kuat. Dan kemuliaan  yang Tuhan sediakan bagi kita jauh lebih besar dari pada penderitaan kita.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 


Tuhan memberkati

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar