20221012

Kebaktian Ucapan Syukur, Rabu 12 Oktober 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Tema: Hidupku dalam tangan Tuhan.

 

Mazmur 31:6

31:6 Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.

 

Tanpa penyertaan Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kitab Mazmur pasal 31 ini ditulis oleh raja Daud, dia adalah raja yang hebat. Sebagai raja tentu punya kekayaan, kedudukan dan punya segala-galanya. Tetapi dia rindu selalu berada di dalam tangan Tuhan. Sebab dia mengerti segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini kalau di luar tangan Tuhan itu semua tidak ada artinya. Itu sebabnya biarlah kita bawa hidup kita untuk selalu di dalam tangan Tuhan. Apalagi kalau kita memang tidak punya kekayaan, tidak punya kepandaian, tidak punya kedudukan, lalu di luar tangan Tuhan lagi, sudah bagaimana nasibnya itu. Punya kekayaan, kedudukan, kepandaian atau tidak, yang terpenting itu berada di bawah tangan Tuhan.

 

Kenyataannya semua manusia telah berbuat dosa.

Roma 3:23

3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

 

Manusia berdosa terpisah dari Tuhan, sejak manusia jatuh dalam dosa telah diusir dari taman Eden dan tidak bisa kembali kepada Tuhan.

Yesaya 59:1-2

59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

 

Bagaimana mau berada di dalam tangan Tuhan sementara semua manusia telah berbuat dosa. Ada proses dari Tuhan untuk kembali kepada Tuhan dan hidup di dalam tangan Tuhan.

 

1.      Dari pihak Tuhan

Karena manusia berdosa tidak bisa datang kepada Tuhan maka Tuhan yang datang kepada manusia.

Mazmur 103:10-14

103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

 

Tuhan ingat bahwa kita ini hanya debu tanah. Kalau namanya debu tanah pasti kotor, banyak dosanya. Sebab itu Tuhan mengutus anaknya yang tunggal untuk mati di kayu salib menyelamatkan manusia berdosa. Di ayat 11 tadi setinggi langit dari bumi, kalau ditarik garis berarti garis tegak lurus. Di ayat 12 sejauh timur dari barat, kalau ditarik garis maka ada garis mendatar. Kalau dihubungkan maka akan terbentuk salib.

I Yohanes 4:8-9

4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

 

Manusia berdosa itu mati, sekarang Tuhan utus anakNya supaya kita hidup. Bukan supaya melekat kepada manusia tetapi supaya hidup di dalam tangan Tuhan.

 

I Yohanes 4:10

4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

 

Ini dari pihak Tuhan, Dia tahu kita manusia berdosa tidak bisa kembali kepadaNya. Makanya Dia rela datang ke bumi sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa, mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita manusia berdosa. Dari pihak Tuhan sudah ada, sekarang dari pihak kita. Tuhan sudah ulurkan tangan, kalau dari pihak kita tidak mau memegang maka tidak bisa ditolong.

 

2.      Dari pihak kita.

Kita juga harus ingat bahwa kita hanya debu tanah supaya kita juga bisa dipegang oleh Tuhan. Jangan merasa emas, perak, permata, itu tidak ada di tangan Tuhan. Artinya kita ingat kita ini debu tanah:

a)      Mengaku tidak layak, banyak kekurangan, banyak dosa, banyak kelemahan dan tidak berharga apa-apa. Sehingga mendorong kita untuk mengaku, berdamai dengan Tuhan dan juga dengan sesama, setelah diampuni jangan diulangi lagi. Yang benar mengampuni dan melupakan, jangan diungkit-ungkit lagi. Tuhan tidak pernah mengungkit-ungkit dosa kita, coba bagaimana kalau Tuhan ungkit-ungkit terus dosa kita. Petrus mengaku dosanya dan Tuhan tidak pernah ungkit-ungkit lagi, malah diangkat menjadi gembala di Yerusalem. Coba kalau Yesus mengungkit terus “kau itu Petrus 3,5 tahun bersama Aku, kenapa kau menyangkal Aku!” kasihan Petrus.

 

Perdamaikan segala dosa kita, jangan dipertahankan sehingga kita merasa damai sejahtera. Damai sejahtera itu berarti sedang menuju ke dalam tangan Tuhan.

I Yohanes 3:19-21

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

 

Tadinya kita terpisah dari Tuhan karena dosa kita. Setelah kita akui dan berdamai maka kita sedang menuju ke dalam tangan Tuhan. Banyak kesalahan yang telah kita lakukan, selesaikan kepada Tuhan dan selesaikan kepada sesama. Apalagi kalau antara sesama imam, sesama pelayan Tuhan, sesama hamba Tuhan, sesama dalam nikah antara suami, isteri dan anak ayo selesaikan supaya kita ada di dalam tangan Tuhan.

 

Bagaimana kita bisa tahu bahwa apa yang kita perbuat, katakan dan pikirkan itu adalah dosa? Sebab di tiap tempat berbeda, ada yang minum minuman keras dianggap bukan dosa karena untuk menghangatkan badan. Di tempat lain lagi hubungan sesama jenis dianggap biasa, sudah lumrah. Lalu dari mana kita tahu itu dosa?

Ibrani 4:12-13

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Jadi kita bisa tahu bahwa itu adalah dosa lewat Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2, Firrman yang dibuka rahasiaNya. Firman ini menusuk sampai ke dalam hati dan pikiran bahwa ini salah, Firman yang tunjukan. Jadi benar salahnya itu berdasarkan Firman, bukan berdasarkan manusia atau berdasarkan aturan nenek moyang.

 

II Timotius 3:16

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

 

Firman yang diilhamkan Allah adalah Firman yang dibukakan rahasianya. Jadi yang menunjuk bahwa itu benar atau salah adalah Firman yang lebih tajam dari pada pedang bermata 2, Firman yang dibuka rahasianya, Firman penyucian. Kalau kita mau hidup di dalam tangan Tuhan maka dalam setiap ibadah minta Firman yang menyucikan yang menunjuk dosa kita, sehingga ketika pulang benar-benar berada di dalam tangan Tuhan. Tetapi banyak orang yang tidak suka Firman seperti itu, yang mereka suka yang tentang berkat-berkat. Semua rindu diberkati Tuhan, tetapi apa gunanya diberkati tetapi kalau di luar tangan Tuhan. Ada 3 yang bisa memberi berkat: pertama Tuhan, kedua setan dan ketiga dari kepandaian berdagang.

 

Makanya setiap beribadah minta supaya Tuhan bukakan rahasia Firman untuk menyatakan dosa kita supaya kita selesaikan dan kita mantap berada di dalam tangan Tuhan.

 

b)      Mengaku tidak mampu, tidak berdaya apa-apa sehingga mendorong kita hanya menyerah kepada Tuhan, menyerahkan segenap hidup ke dalam tangan Tuhan. Tanah liat tidak bisa membentuk dirinya sendiri sehingga mendorong kita menyerahkan segenap hidup kepada Tuhan. Prosesnya:

1)      Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan. Orang kuatir itu tidak bisa menambah sehasta dalam jalan hidupnya. Orang bimbang tidak mendapat apa-apa dari Tuhan. Ayo kita percaya dan mempercayakan hidup hanya kepada Tuhan.

I Petrus 5:7

5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

 

Pemerintah telah mengatakan tahun 2023 itu gelap. Kalau tidak bisa menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan maka bisa ikut goncang bersama dunia ini, stres dan takut. Takut ini pembunuh utama di akhir zaman.

 

2)      Serahkan hidup untuk digembalakan.

Yohanes 10:27-28

10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

 

Kalau bisa menyerahkan hidup kepada Tuhan itu berarti sudah ada di dalam tangan Tuhan.  Jadilah domba yang tergembala, jangan domba yang tersesat dan terhilang. Bagaimana itu? Tadi dikatakan domba-dombaKu mendengarkan suaraKu. Jadi domba yang tergembala itu adalah domba yang taat pada Firman. Kalau sudah taat pada Firman pasti setia datang ibadah karena dia mau mencari Firman. Biarlah kita semua yang ada di sini menjadi domba yang tergembala. Keadaan domba yang tergembala itu seperti domba sembelihan. Domba sembelihan itu tidak bisa berbuat apa-apa sebab 4 kakinya sudah diikat. Mau taat pada Firman itu kita seperti diikat, tidak bisa begini, tidak bisa begitu. Firman bilang A padahal kita ingin lakukan B, tetapi karena Firman bilang A kita lakukan A, itu rasanya seperti diikat. Belum lagi mengalami ancaman-ancaman dan penderitaan. Tetapi seperti Yesus yang mengalami penderitaan, kita juga harus mengalami penderitaan. Ada peluang untuk dapat untung tetapi itu dosa, ada peluang untuk senang daging tetapi dosa, jangan kita mau!

 

Ibrani 5:8

5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

 

Jadi, penderitaan yang kita hadapi itu merupakan suatu proses belajar untuk taat. Namanya belajar suatu saat pasti lulus. Kapan lulusnya? Ketika sudah suci seperti Yesus suci, sempurna seperti Yesus sempurna. Kita memang diperhadapkan dengan penderitaan, mungkin diizinkan sakit, diizinkan merosot, diizinkan dibenci orang padahal kita tidak salah, namun kita harus belajar untuk taat kepada Tuhan di dalam penderitaan.

 

Kalau kita mau menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan dan menjadi domba yang tergembala serta taat pada Firman Tuhan, maka kita menjadi tanah liat yang ada di dalam tangan kemurahan Tuhan. Ingat Adam dan Hawa yang diciptakan Tuhan dari debu tanah. Jadi yang dipegang Tuhan itu debu tanah, bukan emas, bukan dari permata.

 

Hasilnya berada dalam tangan Tuhan:

1.      Tuhan bentuk menjadi bejana kemuliaan yaitu kehidupan yang dipakai Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Rasul Paulus mengaku orang paling berdosa, tetapi karena dia mau berdamai, mau tergembala maka dia dipakai Tuhan luar biasa. Makanya bisa dia catat dalam suratnya:

Roma 9:21

9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

 

Itulah kehidupan kita, Tuhan mau pakai untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Tetapi bejana kadangkala rusak lagi. Apakah hamba Tuhan dan pelayan Tuhan sudah tidak pernah berbuat dosa lagi? Kadang kita berbuat dosa lagi, itu bagaikan bejana yang rusak dan hancur. Tetapi kalau kita masih ada dalam tangan Tuhan, mau kembali taat, mau berdamai dengan Tuhan maka yang sudah rusak itu bisa Tuhan perbaiki kembali menjadi bejana yang mulia.

Yeremia 18:1-4

18:1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:

18:2 "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."

18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.

18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

 

Siapa tahu kita ada dalam keadaan rusak karena dosa yang kita perbuat, yang kita ulangi. Atau sedang dalam keadaan gagal, terutama gagal dalam hal yang rohani, gagal dalam pelayanan, gagal dalam penyembahan, gagal dalam ketaatan, sore ini tangan kemurahan Tuhan siap untuk memulihkan kita kembali, siap untuk memperbaiki kita menjadi baik dan indah pada waktunya. Di luar penggembalaan begitu rusak maka dia hancur berkeping-keping. Tetapi di dalam penggembalaan kalau sudah rusak masih bisa diperbaiki. Ada tangan Yesus Gembala Agung di Sorga yang memegang dan menolong kita. Ada tangan gembala di bumi yang menopang di dalam doa penyahutan. Kalau kita dipegang Tuhan maka kita dipulihkan kembali oleh Tuhan dan dijadikan indah.

 

Penulis injil Markus pernah meninggalkan pelayanan, dia menjadi bejana yang rusak tetapi dia diperbaiki kembali. Itu sebabnya dia bisa menulis Injil Markus yang menampilkan Yesus sebagai Hamba. Selama kita masih dalam penggembalaan masih ada harapan, tangan kemurahan Tuhan mampu memperbaiki kembali kehidupan kita yang sudah rusak.

 

2.      Kejadian 1:26-27; 2:7

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

 

Dulu Tuhan mengambil debu tanah lalu dibentuk menjadi manusia yang segambar dengan Allah, tetapi gambar itu telah dirusak oleh setan lewat dosa sehingga manusia terusir dan terpisah dari Tuhan. Sekarang kita mau diciptakan kembali menjadi segambar dengan Allah. Sama dengan tangan kemurahan Tuhan mau membaharui kita sampai kita menjadi sempurna seperti Yesus, layak untuk masuk ke tempat mulia, itulah Yerusalem Baru, kerajaan Sorga. Dia mau membawa kita ke sana.

 

Ayo kita mau serahkan hidup ke dalam tangan Tuhan, mau berdamai, mau menyerahkan kekuatiran, mau taat dalam penggembalaan, tergembala dengan benar dan baik, maka Tuhan akan membentuk kita menjadi bejana kemuliaan, kalau rusak Dia mau perbaiki kembali. Bahkan lebih dari itu Dia mau membentuk kita menjadi sempurna sama mulia dengan Tuhan.

 

Dalam kitab Kejadian diciptakan manusia yang segambar dengan Allah, itulah sepasang nikah jasmani Adam dan Hawa. Ketika Tuhan ciptakan nikah itu Tuhan berkata di penghujung hari keenam “sungguh amat baik”. Berbeda waktu Tuhan menciptakan benda penerang dan lain-lain dikatakan lalu Tuhan melihat semuanya itu baik. Sekarang ini Tuhan sedang menciptakan kita kembali segambar dengan Allah, Tuhan sedang membentuk kita menjadi Mempelai WanitaNya bagi Yesus Mempelai Pria Sorga. Dalam surat I Korintus dikatakan Yesus adalah Adam yang akhir, kalau ada Adam pasti ada Hawa. Siapa Hawanya? Itulah gereja Tuhan yang mau menyerahkan hidup kepada Tuhan, yang mau dibentuk menjadi Mempelai WanitaNya Tuhan.

 

Kenapa disebut Mempelai WanitaNya Tuhan? Karena itu adalah hubungan yang paling erat. Suami isteri itu hubungan yang paling erat. Kalau kepada saudara kita atau kepada anak-anak kita tidak bisa kita katakan di mana aku berada di situ engkau berada. Tetapi kalau suami isteri bisa, di mana suami berada di situ isteri berada. Suami itu kepala, isteri tubuh, kepala dan tubuh tidak bisa dipisah. Kalau kepala dan tubuh dipisah berarti mati. Ini rahasia terbesar dalam Alkitab yang Tuhan bukakan bagi kita. Kita mau dijadikan Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

Wahyu 21:9-10

21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

21:10 Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

 

Ternyata Yerusalem Baru itu adalah Mempelai Wanita Tuhan, kita mau dibawa ke sana. Inilah sesuatu yang sungguh amat baik. Kita mengenal Tuhan itu baik, Tuhan memberkati, memelihara, memberikan kesehatan dan sebagainya. Namun lebih dari itu Tuhan sungguh amat baik. Di mana letak sungguh amat baiknya Tuhan? Tuhan mau menjadikan kita sebagai isteriNya. Coba renungkan, kita ini debu tanah yang hina dan kotor tetapi mau Tuhan bentuk menjadi Mempelai WanitaNya. Apakah itu tidak sungguh amat baik? Tuhan membentuk kita menjadi Mempelai WanitaNya, ini sasaran akhir pengikutan kita.

 

Adam dan Hawa diciptakan di penghujung hari keenam minggu kejadian. Sekarang kita berada pada minggu ketebusan di penghujung hari keenam, Mempelai Wanita Tuhan akan segera dibentuk. Semoga itulah saya dan bapa ibu kekasih dalam Tuhan sama-sama dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Sehingga kita sama-sama bisa berkata Tuhan Yesus sungguh amat baik.

 

 

Tuhan Memberkati.

 

 

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar