20200729

Kebaktian PA Imamat, Rabu 29 Juli 2020 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 24:5-9

24:5 "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Pasal 24 ini pokok pemikirannya terpusat di ruangan suci yang isinya 20x10x10 hasta. Maka isinya 2000 hasta. Angka 2000 menunjuk zaman gereja. Dari gereja hujan awal sampai gereja hujan akhir kurang lebih 2000 tahun. Kalau kalender international sudah lewat 20 tahun. Ini adalah bonus dari Tuhan. Jadi perhatian kita sekarang bukan lagi pada zaman gereja mula-mula atau hujan awal, tetapi kita ada pada zaman gereja hujan akhir justru sudah di ujung akhir zaman. Jangan sampai pikiran kita tidak tertuju ke sana. Apalagi tidak ada sama sekali yang mendorong supaya pandangan kita tertuju pada ruangan suci. Kita ini berada pada penggenapannya.

 

Sebagai hamba Tuhan saya menarik perhatian saudara juga Yesus Imam Besar agar pandangan saudara tertuju pada apa yang ada di ruangan suci. Kalau gereja hujan awal, apa yang ada di ruangan suci mereka tekuni.

Kisah Para Rasul 2:42

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Itulah suasana gereja hujan awal. Kalau gereja hujan akhir, kita sekarang harus lebih dari mereka. Sesuai nubuatan Firman dalam kitab nabi Hagai.

Hagai 2:10

2:10 Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

Kitab Hagai justru banyak menyentuh keadaan gereja hujan akhir. Walaupun Hagai hanya melayani 3 bulan 24 hari atau sekitar 4 bulan, tetapi isi beritanya berbobot sehingga menggairahkan umat Tuhan dan bupati yaitu Zerubabel untuk membangun Bait Allah. Ini menubuatkan pelayanan yang sangat singkat yang muncul akhir zaman ini. Kalau umat Tuhan luput perhatiannya karena pelayan yang tidak pernah mensosialisasikan, kasihan jemaat Tuhan tidak ada persiapan. Tetapi kalau hamba Tuhan sudah sampaikan dan ada jemaat yang tidak memperhatikan, itu bukan lagi salah gembala yang menggembalakan, tetapi salah orang itu sendiri. Perhatikanlah, walaupun hanya 3 bulan 24 hari, tetapi itu pelayanan yang akhirnya menggairahkan bupati, imam besar dan seluruh umat Tuhan untuk terlibat dalam pembangunan Bait Allah atau terlibat dalam pembangunan Tubuh Kristus. Itulah tugas kami hamba Tuhan.  

 

Sore ini kita diperhadapkan dengan suasana ruangan suci di mana ada 3 macam ibadah. Ini ulang berulang disampaikan tetapi kadang kita lalai, kita abaikan, kita entengkan dan kita remahkan. Padahal kalau mendengar Firman Tuhan, perhatian harus kita pusatkan di ruangan suci karena kelak kita akan mencapai ruangan maha suci, di mana terjadi persekutuan mempelai.

 

Yang kita baca tadi adalah objek di dalam ruangan suci yang ada di sebelah utara yaitu meja roti sajian. Di sana kita temukan ada 12 ketul roti bundar. Jangan saudara asumsikan bulat seperti bola, sebab kalau seperti itu tidak bisa disusun menjadi 6 tumpukan roti. Roti ini begitu besar karena bahannya 7 liter lebih tepung. Kalau 2 gomer tepung itu dibuat menjadi satu ketul roti, betapa besarnya roti itu.

 

Roti itu disusun 6 ketul setiap tumpukan. Berarti formasi roti di meja roti itu tidak acak. Tidak di sini 1 ketul, di situ 3 ketul, di sana 4 ketul, tidak! Formasinya diatur oleh Tuhan. Olehnya, kalau kita sebagai anak Tuhan yang paham bahwa kita ini ada di waktu yang hampir berakhir angka 2000 menurut sorga, kalau tidak mengikuti formasi ini dan acak saja, minggu hadir, rabu tidak hadir, sabtu piknik, bagaimana bisa roti di atur di atas meja hati saudara! Itu sama dengan acak. Bukan gembala yang salah, tetapi yang salah diri sendiri. Padahal gembala selalu siap untuk mengatur roti di atas meja hati saudara.

 

Di atas meja roti sajian ini kita langsung menemukan dua menjadi satu. Jadi pemberitaan saya sebagai hamba Tuhan tidak acak, tetapi punya pola dan punya fokus tertentu, yang paling puncak yaitu membawa gereja 2 menjadi satu, yaitu masuk pada nikah yang rohani. Makanya kami sebagai hamba Tuhan, diajar oleh pendahulu kami yang menerima ilham dari Tuhan agar kami melayani umat Tuhan tidak acak. Tidak hanya minggu ini bicara iman, minggu depan bicara percaya lalu berkata “ingat saudara iman dan percaya ada selisih sedikit” mana bukunya!

 

Tumpukan roti ini kalau dilihat membanjar terlihat angka 66, tidak acak. Dalam sidang jemaat ini saya bervareasi, bukan berarti saya acak! Tidak salah juga kalau tiap ibadah pendalaman Alkitab disampaikan kitab Imamat, ibadah doa disampaikan kitab Imamat, ibadah raya disampaikan kitab Imamat. Tetapi saya tidak ditaruh Tuhan hati seperti itu. Karena itu terlalu mudah sekali, karena bisa saja saya bicara imamat hari rabu, lalu hari sabtu saya tambahi sedikit saja 15 menit lalu saya lanjutkan. Itu Tuhan taruh dalam hati saya, saudara tidak boleh protes! Sekarang saudara sudah lihat bagaimana Tuhan beraksi dalam kitab nabi Amos, kitab nabi Yunus, kitab nabi Yehezkiel, kitab nabi Yeremia serta kitab Imamat, entah ke mana lagi akan disampaikan setelah ini. Itu kepercayaan Tuhan kepada sidang jemaat Kristus Penebus dan saya yang bertanggung jawab di sini. Tidak ada hak saudara untuk protes, sebab anda tidak bertanggung jawab terhadap sidang jemaat ini!

 

Ada 2 tempat yang saya dengar jemaat yang mengeluh ketika disampaikan kitab yang itu-itu terus, berarti cara seperti itu tidak menjadi berkat! Sampai jemaat berteriak Tesalonika-Tesalonika terus! Jadi cara seperti itu tidak menjadi berkat. Kalau sepeti itu kita tidak bisa mengenal Yesus dari kitab yang lain, tidak sempat. Saya tidak katakan salah, tetapi saya tidak ditaruh Tuhan hati untuk mengajar sistem seperti itu. Karena kalau cara seperti itu tidak akan maju pada kitab yang lain, Tuhan sudah datang. Kita hanya baru tahu hidungnya Tuhan, telinganya bagaimana. Bukan mengkritik orang, tapi hasilnya jemaat mengeluh terus “kami tidak melihat majunya, sebab khotbah ibadah Raya kitab Keluaran, ibadah pendalaman Alkitab kitab Keluaran, ibadah doa penyembahan kitab Keluaran” akhirnya tidak jadi berkat. Saudara di sini bisa tahu aksi Tuhan dalam kitab Imamat dan kitab Yeremia dan ternyata ada pertautannya. Sebab kita lihat keadaan rohani dalam kitab Yeremia.

 

Imamat 24:6-8 ada 2 kali disebut di hadapan Tuhan. Kalau ayat 1 sampai 4 hanya sekali dikatakan di hadapan Tuhan. Roti itu dibuat dari tepung yang terbaik. Yang disebut tepung gandum yang terbaik itu benar-benar halus, karena ditumbuk dan diayak makin halus. Itulah pekerjaan roti, itu pekerjaan Firman. Tujuannya bagi kita umat Tuhan adalah membawa kita makin menerima transfer sifat Ilahi yang lemah lembut dan rendah hati.

Matius 11:28-29

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

 

Kidung Agung 5:16

5:16 Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.

 

Ini tujuannya kita digembleng oleh Firman Allah, kita dituntun sampai satu saat kata-kata kita manis semata-mata. Inilah tepung yang halus itu. Kita tidak bisa menolak ditumbuk dan diayak. Karena apa? Karena nanti lembu (bangsa Yahudi) dan keledai (bangsa kafir) akhirnya makan makanan yang ditumbuk dan diayak sehingga tampil mempelai wanita yang halus.

Yesaya 30:24

30:24 sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.

 

Sekarang diuji dalam rumah tangga kita, karena meja roti sajian ini menunjuk dua menjadi satu. Baik di atas satu meja ada 2 tumpuk roti, namun itu masih renggang. Tetapi kalau sudah bicara 1 ketul dibuat dari 2 gomer tepung, itu tidak bisa dipisahkan lagi.

Imamat 24:5

24:5 "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;

 

Berarti 2 gomer, ini berarti 2 menjadi 1 dan tidak bisa terpisahkan lagi. Kalau 2 tumpuk di atas satu meja, itu masih nampak jarak. Itulah nikah jasmani, tidak bisa disangkal masih ada jarak. Tetapi kalau kita digembleng masuk pada nikah yang rohani, puji Tuhan tidak ada jarak/ tidak bisa dipisahkan.

 

Ini adalah pengajaran praktis dan mudah dicerna, mudah dipahami. Kalau teologia masih menggunakan akal. Saya berbahagia menemukan pengajaran ini dan saya bayar mahal. Waktu saya menjadi pengerja saya giat bekerja, padahal dapat dikatakan pengajaran masih dangkal. Kalau mau dipakai oleh Tuhan harus punya ide dan menjadi inspirator. Kalau diingat derita sengsara kami dahulu di dalam pelayanan, amat disayangkan kalau menjelang kedatangan Tuhan, itu hilang begitu saja. Saya tidak mau seperti itu!

 

Yesaya 28:8

28:8 Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.

 

Ini ulah siapa? Ulah imam-imam! Kalau ada muntah dan ada kotoran, itu berarti yang melayani di situ adalah anjing dan babi.

II Petrus 2:21-22

2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.

2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

 

Makanya kotor meja Tuhan sebab pelayan itu adalah anjing dan babi. Saudara bayangkan kalau anjing melayani saudara, maka meja hati saudara saya isi dengan muntah! Coba kalau babi yang melayani di sini, maka saudara indentik juga seperti itu. Makanya kita beribadah tidak sembarang tetapi ada polanya dan kita harus waspada. Antara lain di meja roti ini jangan sampai ada muntah dan kotoran di sana.

 

Kalau gembala yang melayani ada label anjing, saudara yang rugi. Sebab meja hati saudara dijejali dengan muntah. Kalau gembala yang melayani ini adalah babi, maka gembala jejali hati saudara dengan kotoran. Sebabnya ibadah itu tidak asal, perhatikan siapa yang melayani, apakah anjing atau babi. Karena yang dulu dia beritakan itu dia muntahkan dan akhirnya baru mau dia telan lagi, tetapi itu sudah muntah. Itulah permainan anjing.

Filipi 3:2

3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

 

Siapa anjing ini? Itulah hamba Tuhan, bahkan dalam Yesaya pasal 56 dikatakan itulah gembala. Dibuka dengan pesta binatang buas, siapa yang dimakan? Gembala bersama jemaat yang digembalakan oleh gembala anjing ini! Kasar memang kedengarannya, tetapi itulah Firman, tidak bisa saya perhalus! Jangan coba membijaksanai Firman, kalau hitam bilang hitam, kalau putih bilang putih!

 

Yesaya 56:10-11

56:10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

 

Kalau saya masih mendengar ocehan orang, itu saya terima. Tetapi saya tidak akan surut langkah dan urung niat untuk menyampaikan Firman Allah seperti apa kata Alkitab. Jangan sampai ada kotoran dan muntah yang saya drop. Kalau satu saat saudara mengganti seorang gembala di satu tempat, jangan saudara jelekan pendeta yang saudara ganti, tidak boleh! Sampaikan saja Firman. Di dunia pelayanan sekarang ini, hal seperti ini kayaknya tidak terangkat di permukaan. Syukur kita hamba Tuhan di dalam pengajaran tidak seperti itu, cuma di mana-mana banyak, di sana sini ada. Kalau menjelekan gembala yang saudara ganti, itu suatu kesalahan! Jangan saudara katakan saudara rohani kalau saudara menjelekan gembala yang saudara gantikan! Saudara tidak rohani, yang ada cumah roh ani.

 

Saya tidak boleh menghambur muntah dan kotoran di muka jemaat. Sidang jemaat ini tanggung jawab saya, yang berhak menegur saya adalah Tuhan, bukan saudara! Setiap kali saya duduk menyembah Tuhan, saya mendengar bisikan Tuhan seperti roti yang bundar itu. Dan saya pernah diperlihatkan Tuhan roti bundar ini. Tanggal 14-4-1994 saya disuruh Tuhan menggali sumur. Saya tidak mau cerita perdebatan saya dengan Tuhan karena awalnya saya mengelak, saya tidak mau. Akhirnya saya gali, lalu saya menemukan roti-roti bundar yang besar dan masih hangat. Besarnya seperti loyang, kemudian saya ambil. Ada suara lagi datang “ambil dan bagi-bagikan kepada kawan-kawanmu”. Maka saya ambil dan bagikan. Itu tugas saya, kalau masih ada yang mau menerima yah syukur. Jika ada yang menolak, yah syukur karena berkatnya kembali pada saya.

 

Saya juga harus mau menerima roti dari kawan-kawan. Makanya setiap natal saya katakan “kamu jo yang khotbah, tidak usah saya terus”. Tetapi selalu mengelak dan mengatakan “tidak! Selagi opa mampu, opa yang maju”. Saya tidak berani menolak karena saya takut dengan perkataan opa Pong “menolak berarti dosa, ambisi berarti dosa”.

 

Kita sudah ada pada waktu terakhir, jangan tetap seperti kayu glondongan. Kita harus masuk pada pilihan. Dan pilihan itu adalah miliknya Tuhan sendiri, tidak dimiliki oleh orang lain.

Titus 2:14

2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

 

Membebaskan kita dari segala kejahatan, itu nuansa halaman Tabernakel. Menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, itu ruangan suci. Kalau mau masuk pilihan eksistensi kita harus di ruangan suci. Kita mengalami pengudusan dari Tuhan tujuannya apa? Supaya kita menjadi kepunyaanNya Tuhan sendiri. Sebab kalau kita belum dikuduskan, kita masih dimiliki oleh banyak pribadi, minimal 2 yang memiliki kita. Apalagi kalau masih di halaman, memang dimiliki Tuhan tetapi masih juga dimiliki oleh dunia/ daging.

 

Itu sebabnya di ruangan suci kita dikuduskan supaya menjadi milik Tuhan sendiri, tidak ada person lain yang memiliki saudara. Itu sebabnya dalam 3 macam ibadah kita dikuduskan supaya menjadi kepunyaannya Tuhan sendiri. Saudara Kristus Penebus, di manapun anda berada, anda tidak diperkenankan dimiliki oleh pribadi lain, hanya dimiliki oleh Yesus. Bagaimana bisa ada pada status seperti ini? Karena ada di rungan suci menjalankan 3 macam ibadah.

 

Ditarik pemikiran kita berpusat di ruangan suci:

1.      Meja roti sajian adalah persekutuan kita dengan Yesus lewat Firman pengajaran dan Perjamuan Kudus.

2.      Pelita emas adalah persekutuan kita dengan Roh Kudus dengan karunia-karuniaNya.

3.      Mezbah dupa emas adalah persekutuan kita dengan Allah Bapa di dalam kasihNya.

 

Yang banyak diganggu oleh iblis adalah meja roti sajian. Meja roti sajian dan pelita emas yaitu Firman dan Roh Kudus ini yang akan mendorong kita masuk pada mezbah dupa emas, pada penyembahan yang benar. Iblis tahu di mana dia bisa masuk yaitu di meja roti, bukan di pelita emas. Saya harus waspada di meja roti, karena itu yang paling santer diganggu iblis, bukan Roh Kudus. Iblis tidak berani mengganggu Roh Kudus, tetapi lewat Firman pengajaran, itu dia usik. Makanya jangan kaget Firman pengajaran dalam terang Tabernakel inilah yang paling banyak diganggu bahkan dikepung oleh orang-orang yang sesungguhnya tidak paham akan rencana Tuhan.

 

Kalau kita lihat dalam I Korintus 12 ada 9 karunia Roh. Dan 9 karunia Roh ini dibagi 3:

1.      Hikmat, mahrifat dan membedakan segala roh. Ini kena mengena pada pribadi Bapa.

2.      Menyembuhkan, iman dan mujizat. Ini kena mengena dengan pribadi Anak Allah yaitu Yesus.

3.      Nubuatan, bahasa roh dan menterjemahkan bahasa roh. Ini kena mengena dengan pribadi Roh Kudus.

 

Yang mana yang setan suka ganggu? Menyembuhkan, iman dan mujizat. Gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini, sebab akan terjadi bencana rohani. Bencana alam sudah hebat, tetapi yang lebih hebat bencana rohani. Bencana alam habis di bumi ini, tetapi bencana rohani tidak selesai di bumi ini dan berkelanjutan sampai di neraka. Itu sebabnya saya harus menjaga hal ini, harus waspada dengan bencana rohani di akhir zaman ini.

 

Sekali lagi kita perhatikan meja yang ada muntah dan kotoran. Mengapa ada muntah dan kotoran? Sebab yang melayani adalah anjing dan babi.

 

Yesaya 30:24

30:24 sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.

 

Sapi menunjuk Israel dan keledai menunjuk kita bangsa kafir. Yang makan ini bukan sapi dan keledai yang malas, tetapi yang menggarap tanah. Diberikan makanan campur yang sedap, jangan saudara pikir ini pengajaran campur, bukan itu!

 

Satu saat bangsa Israel yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan JuruselamatNya dan kita bangsa kafir yang menerima Yesus, menerima menu yang sama sehingga pertumbuhan rohani kita sama. Tepung yang halus itu didapatkan karena diayak dan ditampi. Pada waktu ditampi, itu berbenturan, jatuh di atas nyiru berbenturan. Jangan kaget dan terkejut kalau masih terdengar benturan sana sini, tetapi satu waktu akan sampai pada tepung yang terbaik yaitu yang halus. Jangan kaget kalau terjadi benturan, kemudian langsung mengasumsikan “tidak benar kalau seperti itu!”. Justru itu yang betul, ada benturan sebab kita ditampi.

 

Ada 2 pemberita juga yang berbicara Firman Tuhan.

Matius 4:3-4

4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

 

Kalau iblis, dia sodorkan batu menjadi roti. Beda dengan ketetapan Firman, gandum ditumbuk dan diayak menjadi bahan untuk membuat roti. Kalau batu itu keras, bahkan ada yang lebih keras yaitu batu amril. Kemudian perhatikan, iblis ini pakai Firman juga. Saya mau bilang kepada saudara, jangan mengkonsumsi batu, akan menyebabkan anak Tuhan hatinya tetap keras seperti batu. Tetapi kalau Firman Tuhan itu dari gandum yang ditumbuk dan diayak, maka hati anak Tuhan akan menjadi lembut. Kalau bahan dari batu, kehidupan yang menerima menjadi keras hati.

 

Iblis pakai ayat, Tuhan Yesus pakai ayat. Yesus pusat tahbisan, iblis tidak ada tahbisan. Iblis pakai Firman, dia coba mau taruh di meja itu Firman, tetapi dia adalah pemberita yang tidak paham tentang tahbisan. Ini yang perlu kita perhatikan hari-hari terakhir ini. Jemaat Tuhan, jangan saudara punya tanggapan “gembala ini fanatik amat!”. Tidak, jangan sampai saudara dilayani oleh orang yang tahbisannya abal-abal, bisa hancur saudara. Jangan saudara dilayani oleh pelayanan yang tidak memiliki tahbisan yang benar. Sebab itu akan mencelakakan saudara.

 

Itu sebabnya kita ada di penghujung jalan atau di ruas jalan terakhir, Firman berkata lihat peti dan imam yang memikul yang memang suku Lewi. Ini yang harus kita perhatikan hari-hari terakhir ini yaitu imam yang memang suku Lewi. Saudara sudah mengerti apa itu imam yang memang suku Lewi/ imam/ hamba Tuhan yang melayani 100%.

 

Kemudian di tumpukan roti itu ada kemenyan. Ini menjadi ingat-ingatan.

Imamat 24:6-7

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

 

Malam ini, bagian ini juga akan kita lakukan lewat meja roti sajian ini. Bukan pada ayat 1 sampai 4 dikatakan ingat-ingatan Tuhan, tetapi di meja roti ini ada ingat-ingatan Tuhan. Sebabnya bukan hanya sebatas “oh saya pegang roti dan pegang cawan” tidak sebatas itu! Tetapi lihat meja roti, siapa yang ada di meja roti itu, persekutuan kita dengan siapa di meja roti itu? Itu persekutuan kita dengan Putera Allah yang Tunggal yang rela berkorban.

 

Kita tahu di meja roti sajian itu ada perjamuan kudus. Bicara perjamuan kudus, inilah ingat-ingatan terhadap meja roti itu. Saya kalau membaca ayat ini, saya gemetar. Sudah sejauh mana saya ada ingat-ingat terhadap roti itu.

I Korintus 11:24-26

11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

 

Peringatan ini akan siapa? Akan Yesus, Dia roti yang turun dari sorga. Kenapa kita seringkali mengentengkan perjamuan kudus, kita diam seribu bahasa. Tidak ada perkataan “terima kasih Yesus” kenapa? Karena tidak merasa bagaimana derita sengsara Yesus sehingga bisa menjadi roti dan kita makan.

 

Kalau benar anda ada korban ingat-ingatan, maka sudah paling puncak saudara ingat akan kedatangan Tuhan pada kali kedua. Apa persiapanku untuk menyambut kedatangan Tuhan sebagai bukti saya ingat-ingat roti, saya ingat-ingat Tuhan Yesus. Adakah saudara punya roh penyembahan mengingat-ingat akan roti itu? Bukan hanya ceremony kita ambil cawan dan roti itu. Ingat itu roti yang terbaik. Bagaimana bisa menjadi tepung yang terbaik? Karena mengalami penumbukan, itulah sengsara yang dialami Yesus. Saya harus ingat-ingat ini sampai Tuhan datang.

 

Yang berkepentingan dan berhak makan adalah imam-imam. Tiap sabat diganti, yang lama diangkat dan yang baru bertengger di meja. Sabat itu perhentian, itu menunjuk Roh Kudus, Roh Kudus itu roh perhentian. Kalau benar dalam diri saudara ada perhentian, ada Roh Kudus, maka roti itu pasti selalu baru di dalam hati saudara. Tetapi tidak keluar dari yang lama, yang lama dan yang baru sama ukurannya. Tidak berubah, tetapi selalu baru, namun tidak keluar dari apa yang diterima dari pendahulu.

 

Di dalam Alkitab kita temukan 3 kali sudah genap.

1.      Ketika Yesus diberi minum air anggur asam.

2.      Setelah malaikat ketujuh mencurahkan bokornya dan hukuman selesai, sudah genap.

3.      Setelah ada langit dan bumi yang baru.

 

Sudah genap pertama adalah salib. Coba saudara perhatikan, ketika saudara pegang roti perjamuan saudara dengar suara Yesus berseru “sudah genap”. Sudah selesai Dia ditumbuk dan diayak menjadi tepung untuk roti yang terbaik bagi kita.

1.      Yohanes 19:30 (Terjemahan Lama)

19:30 Setelah Yesus mengecap cuka itu, maka kata-Nya, "Sudahlah genap!" Lalu Ia menundukkan kepala-Nya, serta menyerahkan roh-Nya.

 

Ini ucapan sudah genap yang pertama, justru ketika Yesus di atas salib. Sekarang korban ingat-ingatan akan roti, apakah itu ada. Masihkah terngiang bahasa “sudah genap”. Saudara akan berpikir bahasa itu keluar dari satu Pribadi yang menderita karena saya dan saudara.

 

2.      Wahyu 16:17 (Terjemahan Lama)

16:17 Maka malaekat yang ketujuh itu pun mencurahkan bokornya ke atas udara, lalu kedengaranlah suatu suara besar dari dalam Rumah Allah, daripada arasy itu, berkata, "Semuanya sudah genap."

 

Mana saudara pilih, hukuman sudah genap dalam diri kita, atau hukuman sudah genap ditanggung Tuhan sehingga kita ada korban ingat-ingatan akan roti itu.

 

3.      Wahyu 21:5-6 (Terjemahan Lama)

21:5 Maka Ia yang duduk di atas arasy itu pun berfirman, "Tengoklah, Aku jadikan semuanya baharu." Dan lagi firman-Nya, "Suratkanlah, karena perkataan inilah tetap dan benar."

21:6 Maka firman-Nya kepadaku, "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu Yang awal dan Yang akhir. Kepada orang yang dahaga kelak Aku akan memberi minum daripada mata air hayat dengan percuma.

 

Ini dikaitkan dengan segala sesuatu baru. Kalau dikaitkan dengan meja roti sajian, tiap sabat roti itu baru. Mana yang kita pilih, sudah genap yang pertama dan terakhir atau yang ditengah. Yang di tengah ini adalah hukuman Tuhan. Tuhan sampai melampiaskan api cemburu Tuhan terhadap dunia dan manusia sampai berkata “hukuman sudah selesai”. Yesus sudah rela menanggung hukuman dosa kita. Kenapa kita tidak juga menyadari hidup ini hanya kemurahan Tuhan.

 

Terima kasih Tuhan memberikan kemampuan sampai saat ini. Saya ajak isteri dan anak-anak saya, mari kita ada korban ingat-ingatan. Roti itu tidak instan, ada prosesnya. Inilah penderitaan Yesus sehingga tubuhnya dipecah-pecahkan dan Yesus katakan “ini tubuhKu, makanlah. Ini darahKu, minumlah”. Bisakah kita punya inspirasi dan pemikiran “Kalau bukan karena Engkau rela tubuhMu hancur dan kemudian menjadi roti dan anggur, makanan dan minum yang sesungguhnya, tidak mungkin kami ada sampai saat ini”.

 

Nanti masuk pada Imamat 24:10 aduhai, ternyata ada masalah di meja roti sajian. Yang diganggu oleh iblis adalah meja roti sajian. Sebab kalau ini lumpuh, pelita emas tidak bisa bekerja sendiri, dia harus bekerja bersama.

Yohanes 4:23

4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

 

Penyembahan yang benar (mezbah dupa emas) ditopang oleh pengajaran dan roh. Maka iblis coba melumpuhkan meja roti lewat pengajaran yang palsu. Dan kita temukan, luar biasa dia masuk di situ. Kita bicara tentang itu dan langsung ditunjukan pada ayat 10 sampai 15. Kemudian ayat selanjutnya adalah hukuman bagi orang yang ada ajaran campur. Ini jangan terjadi pada kita.

 

Jemaat Kristus Penebus di manapun anda mendengar, baik siaran langsung maupun siaran tunda, kita ini dirindukan oleh Tuhan agar ada korban ingat-ingatan akan Tuhan Yesus yang punya Firman, dialah yang punya roti itu.

I Korintus 11:23-25

11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti

11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

 

Ayo, jangan asal kita menerima Tubuh dan Darah Kristus, tetapi lupa bagaimana penderitaan Yesus sehingga makanan dan minuman yang sesungguhnya ini bisa ada di tangan kita. Masihkah kita ingat hal iin? Masihkan ada kemenyan lewat doa penyembahan kita?

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar