20200712

Kebaktian Umum, Minggu 12 Juli 2020 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 11:3-6

11:3 Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

11:4 Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.

11:5 Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.

11:6 Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

 

Kita lihat lebih dahulu persamaan Musa dan Elia ini. Bukan hanya persamaannya, tetapi ada nilai rohani dalam kehidupan saudara dan saya. Kedua saksi-Ku, kenapa hamba Tuhan mematok ini adalah Musa dan Elia itu tidak menjadi masalah. Entah personnya berbeda, tetapi ada persamaan dengan Musa dan Elia. Jadi kita ambil saja kesimpulan kedua saksi ini adalah Musa dan Elia.

 

1.      Kedua hamba Tuhan ini diambil Tuhan menjadi saksi karena keduanya mendapat ilham atau wahyu di gunung yang sama yaitu gunung Horeb atau gunung Tuhan.

 

Ini Musa:

Ulangan 1:6

1:6 "TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini.

 

Ini Elia:

I Raja-raja 19:8

19:8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

 

Jadi 2 saksi ini mendapat wahyu Tuhan di gunung yang sama yaitu gunung Horeb. Secara umum disebut gunung Sinai.

 

Kedua pribadi ini disebut saksinya Tuhan. Dalam Ulangan 1:6 selain Musa yang menerima Firman, ada umat Tuhan. Apa pelajarannya untuk saya dan saudara? Musa dan Elia ini ada pengalaman bertemu langsung dengan Tuhan. Itu sebabnya mereka diambil menjadi saksinya Tuhan. Jangan lupa kita ini juga dianjurkan oleh Tuhan menjadi saksi Tuhan, itu amanat agung untuk kita.

Matius  28:19-20

28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

 

I Petrus 2:9

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

 

Yohanes 15:26-27

15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

 

Jadi kita ini disuruh Tuhan untuk menjadi saksi. Tetapi jika mau menjadi saksi Tuhan harus ada pertemuan khusus dengan Tuhan. Sebab orang yang kita saksikan akan melihat apakah ada pengaruh Tuhan dalam diri kita. Banyak kali kita bersaksi pada orang lain, tetapi orang itu tidak melihat ada pengaruh Tuhan dalam dirinya. Pengaruh Tuhan ini kita rasakan ketika kita menyembah Tuhan. Kita tidak nanti menyembah di gunung Horeb seperti Musa dan Elia sebab di manapun kita menyembah Tuhan, Dia pasti hadir. Sebab itu adakah pengaruh Tuhan dalam diri kita yang bisa dilihat orang, ketika kita menyaksikan Yesus kepada orang lain. Kalau itu ada maka kesaksian itu mantap. Itu adalah kesaksian yang tidak dapat diragukan bahwa Tuhan berkata padanya “saksiKu”.  

 

Ini kesamaan keduanya, keduanya menerima wahyu Tuhan di gunung Horeb, kedunya bertemu Tuhan di gunung Horeb, keduanya mendapat pengaruh Tuhan atas kehidupan mereka di gunung Horeb. Dan tidak hanya di gunung Horeb, tetapi setelah mereka turun dari gunung Horeb, terasa pengaruh Tuhan dalam diri mereka.

 

Ketika saya masih di Sulawasi Selatan, setiap 1 atau 2 minggu saya ke Makassar. Di sana saya tiba jam 10 dan ada puluhan ibu-ibu yang menyembah dari jam 10 sampai jam 11 setiap hari. Dikoordinir salah satu ibu tua-tua sidang. Anehnya sementara mereka berlutut, kemudian saya ada di lantai 2, mereka dengar ada suaraku. Begitu mereka selesai sembayang jam 11, mereka tidak berangkat pulang tetapi malah duduk-duduk. Ada seorang ibu yang berteriak “brur Bernard, sini dulu”. Maka saya turun dan bertanya “kenapa ibu?”. Mereka jawab “tolong ceritakan kami dulu Firman”. Mereka ingin sekali mendengar karena saya sudah memberitakan Kabar Mempelai tetapi masih sembunyi-sembunyi, belum terang-terangan. Makanya mereka mendengar berita yang saya sampaikan beda dengan yang lain. Kemudian mereka mengatakan “brur baru lewat kami sudah rasa urapannya! Beda dengan teman-temannya brur”.

 

Ini yang saya gumuli, waktu itu saya masih usia muda, masih kuat puasa 3 hari 3 malam. Itu banyak saya lakukan karena saya sadari saya tidak sanggup jika tidak bersama Tuhan. Makanya saya harus hadir di gunung Horeb, di gunung Tuhan, di gunung Sinai secara rohani. Itulah pengalaman saya dulu, di tahun 70an.

 

Mudah-mudahan ibu-ibu di sini walaupun tidak kumpul di sini, tetapi pada jam 10 sampai 11 ambillah waktu berlutut menyembah Tuhan. Sebab di dalam nikah, ibu-ibu itu adalah juru safaat yang harus menaikan doa pendamaian tentang anak dan suami di hadapan Tuhan. Kalau ibu seperti ini pasti ada dalam pengaruh sorga, betul-betul ada dalam doa, ada di gunung Horeb, suami jangan coba mempermainkan isterimu. Tetapi kalau cuma marah-marah, bersungut, mengeluh, apa yang mau diharapkan dari isteri seperti itu! Itu sebabnya jadilah kehidupan yang selalu ada perjumpaan dengan Tuhan di gunung Horeb.

 

Jadilah suami yang ada pertemuan dengan Tuhan di gunung Allah. Sesibuk apapun suami, engkau adalah gembala dalam nikah, harus ada waktu perjumpaan dengan Tuhan di gunung Allah. Jangan bilang tidak ada waktu! Waktu tersita untuk kehidupan diri saudara, tetapi mana waktu saudara melayani Tuhan. Saudara melayani pekerjaanNya belum melayani Tuhan. Tetapi ketika duduk di kaki Tuhan menyembah Tuhan, di gunung Horeb, di gunung Allah, itu baru saudara melayani pribadiNya.

 

Makanya saya ambil ada 8 poin kesamaan Musa dan Elia. Saya katakan “Tuhan tolong saya, masih banyak kekurangan dan masih banyak yang belum terisi”. Sekalipun saya kadang harus menyeringai sakit kepala, saya upayakan bangun jam 3 atau setengah 3. Cuma tadi ini saya kalah, jam 3 lewat baru saya terbangun. Tuhan tolong saya. Jangan saudara berpikir “itukan memang tugas gembala”. Memang kami harus kerjakan itu, tetapi pertemuan kami dengan Tuhan di gunung Horeb, di gunung Tuhan, tidak harus berhenti pada kami hamba Tuhan, tetapi tujuan akhir adalah jemaat.

 

Ulangan 1:6

1:6 "TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini.

 

I Raja-raja 19:8-9

19:8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

19:9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

 

Di gunung Horeb terjadi hubungan yang manis antara Musa dengan Tuhan dan Elia dengan Tuhan, ternyata di sana ada koreksi-koreksi Tuhan yang tajam.

 

Ini pergumulan Elia, nabi pemulihan.

I Raja-raja 19:10

19:10 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."

 

Elia kaget mendengar jawaban Tuhan, ternyata masih ada 7000 orang hamba Tuhan yang Tuhan simpan. Tidak bisa saya sangkali, kadang juga saya berpikir “Tuhan saya tinggal sendiri, saya sudah ditinggal teman-temanku” tetapi Tuhan ingatkan “masih ada”.

 

Suami-suami, gembala kecil dalam nikah, jangan lupa sisikan waktu untuk jumpa Tuhan di gunung Horeb. Isteri utamanya yang ada di rumah, ambillah waktu jam 10 sampai jam 11 siang atau tergantung waktu kapan, bawalah dirimu menjadi pendoa syafaat. Sebab dalam Kisah Para Rasul ternyata ibu-ibu itu adalah pendoa syafaat. Khususnya pasal 12, Petrus terlepas dari belenggu Herodes karena doa syafaat ibu-ibu di rumah ibunya Markus yang disebut juga Yohanes, dialah yang menulis Injil Markus.

 

2.      Musa 3 kali berpuasa 40 hari 40 malam. Elia puasa 40 hari 40 malam, itupun sambil berjalan menuju ke gunung Horeb. Dia tidak makan dan tidak minum. Dia hanya makan perjamuan yang dilayani oleh Malaikat di bawah pohon arar. Pohon arar ini yang berguna adalah pohonnya yang dijadikan arang untuk membakar ikan dan membakar roti.

Mazmur 120:4

120:4 Panah-panah yang tajam dari pahlawan dan bara kayu arar.

 

Ayub 30:4

30:4 mereka memetik gelang laut dari antara semak-semak, dan akar pohon arar menjadi makanan mereka.

 

Jadi kedua hamba Tuhan ini punya pengalaman puasa 40 hari, 40 malam. Angka 40 adalah angka penghabisan daging. Berarti suara daging tidak terdengar lagi. Apa makna untuk kita? Kita tidak mampu puasa 40 hari. Contohnya Syahdu Sundar Sigh, dia mau berpuasa seperti Yesus 40 hari 40 malam. Dia ambil 40 batu lalu masuk di hutan. Hari pertama dia buang 1 batu, hari kedua dia buang lagi 1. Entah hari keberapa dia pingsan. Ada orang yang mencari kayu api menemukan dia pingsan, lalu dia dibawa di rumah sakit. Ketika dia sadar, dia sudah di rumah sakit, tetapi dia tidak tahu sudah batu keberapa yang dia buang.

 

Syahdu Sundar Sigh mau berpuasa 40 hari, 40 malam tetapi dia tidak mampu. Kita tidak bisa meniru puasa 40 hari 40 malam. Angka 40 hari itu adalah angka suara daging tidak terdengar lagi. Bisakah suara daging tidak terdengar lagi/ keinginan daging tidak bersuara lagi?

 

Jika ada saudara lihat suamimu marah meledak-ledak, saudara harus tahu itu bisul. Kalau ada isteri yang emosi meledak-ledak, itulah bisul. Berarti itu suara daging, itu bisul. Bisul itukan daging yang menonjol.

 

Tujuannya kita harus niat, harus ikhlas sampai suara daging tidak terdengar lagi. Kalau itu ada, maka ketika kita bersaksi dan menceritakan Yesus di hadapan sesama yang belum mengenal Tuhan, itu akan mantap kesaksiannya. Sekalipun ada perlawanan kita bisa tenang saja, tidak terpancing emosi.

 

Ini hal kedua, semoga anak-anak Tuhan utamanya kami hamba Tuhan ada hal ini. Jangankan anak Tuhan, hamba Tuhan saja masih terlalu banyak bisul muncul, itulah daging yang menonjol! Olehnya mari kita menahan diri, upayakan daging tidak bersuara, tidak meledak-ledak lagi daging kita.

 

3.      Kedua-duanya membangun mezbah bagi Tuhan dan api turun membakar korban mereka. Berarti ibadah mereka diterima oleh Tuhan. Waktu Musa mentahbiskan Tabernakel, dia memotong-motong korban di atas mezbah yang mereka bangun, maka api turun dari langit.

Imamat 9:23-24

9:23 Masuklah Musa dan Harun ke dalam Kemah Pertemuan. Setelah keluar, mereka memberkati bangsa itu, lalu tampaklah kemuliaan TUHAN kepada segenap bangsa itu.

9:24 Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan korban bakaran dan segala lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya, bersorak-sorailah mereka, lalu sujud menyembah.

 

Elia juga membangun mezbah:

I Raja-raja 18:32-38

18:32 Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.

18:33 Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu.

18:34 Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,

18:35 sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan air.

18:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.

18:37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."

18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.

 

Bukan cuma daging yang sudah dipotong-potong tadi yang habis dimakan api, batupun dimakan api, juga tanah di situ dimakan api.

 

Yang ketiga ini mengajar saya dan saudara supaya kehidupan kita selalu siap membangun mezbah, siap sedia membawa hati untuk beribadah. Jika kita beribadah biarlah api sorga turun membakar hati pikiran kita yang kotor. Sehingga ada luapan dari hati bersorak memuja memuji Tuhan.

 

Ibadah yang disambut oleh Tuhan ditandai api turun dan diakhiri dengan sorak-sorai. Kadang sorak-sorai diutamakan tetapi belum tentu ibadah itu diterima oleh Tuhan. Karena mezbah yang didirikan bukan mezbah yang berkenan bagi Tuhan.

 

Dua hamba Tuhan ini senang membangun mezbah atau membangun ibadah bagi Tuhan. Musa memberitakan berita kelepasan dari Mesir sampai ke gunung Sinai. Dari gunung Musa memberitakan berita pengajaran dan membawa mereka ke Kanaan. Sesudah ada di Kanaan bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun, kemudian mereka berpaling dari Tuhan, maka datanglah Elia memulihkan ibadah.

 

Jadi kesimpulan wahyu pasal 11 ini pertama mengajar kita untuk menjadi saksi yang ada pengalaman bertemu Tuhan, yang kedua belajar meredam suara daging, ketiga suka selalu beribadah kepada Tuhan dan api membakar korban, artinya ibadah kita diterima oleh Tuhan dan kita diurapi oleh Tuhan. Saya rindu agar umat Tuhan, ibadahmu jangan asal! Sambil dengar Firman saudara makan kacang goreng atau ikan goreng, atau saudara pilih tempat yang paling empuk supaya setelah beberapa menit dengar Firman sudah bisa mimpi ketemu setan. Ibadah seperti ini pasti ditolak oleh Tuhan.

 

Kerinduan hati hamba Tuhan utuk mengkondisikan gereja menjadi Mempelai. Ibadah bukan sebatas upacara, tetapi membawa berita Firman, agar kita dibangun dan dibentuk oleh kuasa Firman pengajaran sehingga kita tampil menjadi Mempelai, memenuhi selera Tuhan mengisi perkataa Tuhan “belum ada tempat untuk meletakan kepalaKu”. Itu yang Yesus katakan dalam Matius 8:20.

Matius 8:20

8:20 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Adakah saudara tetap membiarkan bahasa ini. Tidakah terbersit dalam pikiran kita untuk menerima Yesus sebagai kepala dan kita menjadi tubuhNya atau membiarkan Yesus tidak punya tempat. Tegakah saudara, sampai hatikah saudara harus mendengar perkataan ini “Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakan kepalaNya”. Katakanlah “Tuhan inilah TubuhMu untuk meletakan kepalaMu”. Itu sebabnya rajinlah beribadah, rajinlah membangun mezbah, rajinlah membangun hubungan dengan Tuhan. Jangan dipaksa atau terpaksa.

 

4.      Musa menghadapi raja yang bengis itulah Firaun. Elia menghadapi raja Ahab dan Izebel yang bengis dan jahat. Tetapi saudara perhatikan, apakah mereka tunduk kepada raja yang begis ini? Apakah mereka takluk kepada raja yang bejat ini? Tidak! Musa menghadapi Firaun dan saat yang terakhir ketika Musa diusir oleh Firaun, Musa mengatakan "engkau tidak lagi akan melihat wajahku sebagaimana engaku mengatakannya” dan memang itu terkali mereka bertatap muka. Ketika Musa dan Israel menyeberangi laut Kolsum, Firaun dan pasukannya tenggelam di laut Teberau.

 

Elia menghadapi raja Ahab, raja Israel, bersama dengan isterinya yaitu Izebel. Pekerjaan pemulihan untuk mengembalikan gereja Tuhan pada rel yang benar, kita berhadapan dengan Ahab dan Izebel akhir zaman, bahkan tambah menjadi-jadi sekarang ini.

 

Apakah kita mau tunduk kepada Firaun? Firaun sampai 4 kali menghambat Musa dan bangsa Israel keluar dari Mesir. Elia menghadapi Ahab dan Izebel itu lebih sadis lagi karena dia raja Israel. Kalau dapat dikatakan sekarang ini, mereka sudah sama-sama orang Kristen, sama orang percaya. Apakah saudara mau menyerah saja ketika yang berbicara di sana adalah Izebel/perempuan!

 

Saya belajar dan melihat ini, siapa yang bisa menolong kita. Kalau kami hamba Tuhan lemah dan tak berdaya lalu tunduk, habislah kita! Dalam rapat yang terakhir saya ikuti, saya mengatakan “saya melihat ada gejala dari pusat sampai daerah untuk mengaktifkan perempuan di atas mimbar”. Bahaya, gereja Tuhan mau dijungkir!

 

5.      Melawan penyembah-penyembah berhala, nabi-nabi palsu. Dan mereka melawan dengan pedang. Musa berkata “hunus pedangmu”. Elia berkata “kumpul itu nabi-nabi yang menyembah berhala dan bantai pakai pedang”.

Keluaran 32:27-28

32:27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

32:28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.

 

Tadi dikatakan temannya yang dibantai, tidak peduli siapapun dia. Itu dilakukan Musa ketika bangsa Israel menyembah berhala yaitu lembu emas. Tidak ada satupun yang dibiarkan, pokoknya kalau menyembah berhala harus dibantai. Kita diperhadapkan dengan kondisi seperti itu. Gereja Tuhan tetap diupayakan mempertahankan berhala, tetap disandingkan dengan penyembahan berhala. Beranikah saudara menghunus pedang untuk menebas? Artinya kita harus berani memutuskan hubungan dengan sarana-sarana yang dipakai oleh iblis yaitu berhala. Ini orang yang dibebaskan dari Mesir, ini Kristen. Jika esok lusa anda menikah pakai adat, jangan panggil saya pendeta botak ini. Entah saya dicaci maki, saya tidak peduli! Yang penting Yesus menyambut saya.

 

I Raja-raja 18:40

18:40 Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.

 

Disembelih pakai pedang, putuskan hubungan dengan berhala. Jangan kita minum dari cawan iblis dan cawan Tuhan. Itu diajarkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Ada 12 masalah yang paling ribet yang ada di Korintus. Padahal kalau dilihat jemaat Korintus banyak karunia-karunia roh. Jangan bangga kalau punya karunia roh, jemaat Korintus lebih hebat, tetapi ada 12 masalah di Korintus. Jangan bangga kalau dikatakan di gereja itu ada karunia roh, ada bahasa roh, ada nubuatan, lalu saudara senang ke situ,  pikirmu sudah hebat, padahal di situ banyak berhala.

 

I Korintus 1:7

1:7 Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.

 

Mereka tidak ada kekuranan dari karunia-karunia Roh Kudus

 

6.      Musa membelah laut kolsum dengan tongkat. Elia membelah sungai Yordan dengan jubahnya. Kedua hamba Tuhan ini pernah membela air. Dengan kata lain, tidak ada hambatan yang bisa merintangi kedua hamba Tuhan ini. Kadang kita mudah sekali menyanyikan, tetapi begitu badai benar-benar datang menerpa, kita lari tunggang langgang. Termasuk persoalan sakit penyakit, saya mohon ampun kepada Tuhan.

 

Musa gunakan tongkat, Elia gunakan jubah. Berarti silahkan rintangan ada, tetapi tidak menghalangi mereka untuk maju.

II Raja-raja 2:8

2:8 Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering.

 

Keluaran 14:16

14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

 

Ini mengajar kami agar kami bersaksi dan mengatakan “puji Tuhan, hambatan apapun dalam nama Yesus dihalaukan”. Jangan sampai baru bersin sudah tidak bisa datang beribadah. Lalu beralasan “memang saya tidak datang beribadah, tetapi saya beribadah di rumah sambil dibungkus blanket. Saya dengar suara Tuhan waktu dibungkus blangket". Inilah manusia yang selalu berupaya untuk membenarkan diri.

 

Saudara lihat di sini, yang digunakan adalah tongkat dan jubah. Jangan sampai jubah dirampas orang. Siapa yang merampas jubah?

Mikha 2:8

2:8 Tetapi kamulah yang bangkit sebagai musuh terhadap umat-Ku. Kamu merebut jubah dari orang-orang yang suka damai, dari orang-orang yang berjalan lewat dengan tenteram, yang tidak cenderung kepada perang.

 

Jangan sampai kita salah dalam hal ini. Tongkat itu wibawa salib, ada pada kita. Jubah itu jabatan pelayaan, itu ada pada kita karena kita imam-imam. Jadi tidak ada rintangan yang bisa menghalangi kita. Tuhan tolong kami, apapun badai topan datang menerpa, Engkau ada bersama kami. Ayo jemaat Tuhan, kita mau dibawa Tuhan menjadi Mempelai, bukan sebatas orang Kristen.

 

7.      Ini adalah pembelaan Tuhan yang luar biasa kepada 2 hamba Tuhan. Ketika bangsa Israel bersungut-sungut dan hampir melempari Musa, mendadak Tuhan hadir di pintu kemah dan api Tuhan turun membakar mereka. Maka Harun cepat mengambil perbaraan dan berdiri di antara umat Tuhan yang hidup dan yang mati. Jadi Musa melihat Tuhan membakar musuhnya Tuhan. Saat itu yang menjadi musuh Tuhan adalah orang Israel sendiri. Yang kedua Tuhan membakar yang 250 orang yang membawa perbaraan, setelah bumi menelan Korah, Datan dan Abihu. Jadi hamba Tuhan yang diperlengkapi Tuhan dengan poin 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 jangan coba-coba dipermainkan.

 

Bilangan 16:35

16:35 Lagi keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu memakan habis kedua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu.

 

Kemudian Elia, datang rombongan pasukan yang 50 orang dan berkata “hai Elia” lalu api turun membakar mereka. Kemudian datang rombongan pasukan yang kedua dengan jumlah 50 juga, dan api turun dari sorga membakar mereka. Jadi sudah 100. Di sini Tuhan memperlihatkan pembelaanNya kepada hamba-hambaNya yang benar-benar mengasihi Tuhan.

II Raja-raja 1:10-12

1:10 Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.

1:11 Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: "Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun!"

1:12 Tetapi Elia menjawab mereka: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!" Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.

 

Di dalam Wahyu pasal 11 memang dikatakan siapa coba mengganggu mereka, api keluar dari mulut mereka membakar orang-orang itu.

Wahyu 11:6

11:6 Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

 

Ini membuktikan jika ada poin 1 sampai 6, jangan coba permainkan hamba Tuhan itu. Hamba Tuhan yang serius melaksanakan panggilan Tuhan, topang dan dukunglah dia. Karena apa? Tugas tanggung jawabnya membawa sidang jemaat menjadi anggota Tubuh Kristus dan terhindar dari virus corona. Makanya dosa saya, umatMu yang kami gembalakan, jangan seorangpun terpapar dan merenggang nyawa karena virus corona. Ketika keluar rumah, kita kontak bodi dengan orang, jangan sampai kena virus corona.

 

Tuhan berikan solusi/jalan keluar kepada kita. Kalau saudara mau dikondisikan menjadi Mempelai Wanita Tuhan, mau menempakatkan diri sebagai tubuh yang mau ditempati kepala, pasti ada perlindungan.

 

Dalam Wahyu pasal 11 ini, 3,5 tahun mereka bernubuat. Dan Elia dalam pelayanannya, dia berdoa jangan turun hujan selama 3,5.

Yakobus 5:17

5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

 

Dalam 3,5 tahun aniaya antikristus, tidak turun hujan, karena dua orang itu berdoa jangan turun hujan. Saudara bayangkan bagaimana kalau engkau tidak tersingkir. Isteri saya berkata “saya tidak mau tidak tersingkir, saya berdoa supaya kita berdua tersingkir”. Kalau kita tidak tersingkir, kita akan mendapat bencana yang mengerikan. Bermain-main saja beribadah, tidak peduli Yesus, siapa yang mau menolong saudara. Kalau saudara benar-benar Tubuh Kristus, tidak sekedar ucapan, maka pasti Yesus melindungimu.

 

8.      Ini cuma tambahan saja. Musa diganti Yosua, Elia diganti Elisa. Jadi ada pengganti. Roh yang ada pada Musa diturunkan kepada Yosua. Roh yang ada pada Elia diturunkan kepada Elisa. Artinya rencana Tuhtn tidak bisa dihambat oleh siapapun. Satu berakhir, ada yang meneruskan, rencana Tuhan pasti digenapkan.

Roma 9:27

9:27 Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan.

 

Kalau berbicara yang sisa, ada 2 pengertian. Pertama memang Israel yang sisa, yang kedua menunjuk waktu yang akhir. Kita ini ada pada waktu yang sisa dan yang terakhir.

Roma 9:28

9:28 Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera."

 

Musa boleh tiada, Elia boleh tiada, tetapi ada penerus. Pdt. In Yuwono tidak ada lagi, opa Pong tidak ada lagi, tetapi ada penerus. Saya berupaya mengkondisikan diri seperti mereka, saya tangkap kata-kata mereka. Biarlah kita dijelekan dan dihina, tetapi kita memiliki suara mempelai ada di tengah-tengah kita. Hargai itu!

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30

            Ibadah Raya → Pk. 09.00

            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar