20201010

Kebaktian Doa, Sabtu 10 Oktober 2020 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 8:30-36

8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.

8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku

8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.

8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.

8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

 

Banyak orang percaya tetapi belum mempercayakan diri kepada Tuhan. Beda percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Jadi kelas kehidupan yang baru percaya, nanti perjalanan rohaninya kabur atau tidak jelas. Olehnya jangan kita menjadi umat Tuhan yang hanya sampai pada percaya. Yang Tuhan inginkan adalah percaya dan mempercayakan diri kepadaNya. Itu percaya yang benar. Buktinya dalam Yohanes pasal 2, waktu pesta Paskah di Yerusalem dikatakan oleh Firman Tuhan, banyak orang yang percaya kepada Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus tidak mempercayakan diriNya kepada mereka. Jadi orang yang percaya kepada Tuhan belum tentu Tuhan percaya. Tetapi kalau mempercayakan diri kepada Tuhan, pasti Tuhan percaya pada orang itu.

Yohanes 2:21-24

2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

2:23 Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.

2:24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,

 

Kita tidak bisa bertopeng di hadapan Tuhan. Apakah kepercayaan kita kepada Yesus punya latar belakang yang benar atau tidak? Kita tidak bisa berkamuflase di hadapan Tuhan. Itu sebabnya Tuhan tidak mempercayakan diri kepada mereka. Jadi kalau percaya Yesus hanya karena tertarik melihat tanda jasmani, ini belum pada kelas yang benar, karena tujuannya hanya untuk perkara jasmani. Ini kelas orang yang hanya percaya dan belum mempercayakan diri kepada Tuhan. Kalau ikut Tuhan tetapi hanya tertarik persoalan jasmani, itu belum dikategorikan percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan seperti, hal ini banyak menimbulkan kesulitan rohani ke depan.

 

Seperti dalam Yohanes pasal 8 tadi, mereka belum bisa dikategorikan murid. Karena murid adalah kehidupan yang mau diajar. Artinya mau mempercayakan diri kepada Tuhan, sehingga Tuhan leluasa untuk mendidik, membina dan mengajar dia, tidak ada batas. Inilah yang dikatakan oleh Tuhan, antara lain dalam Yohanes 8:30-31. Ini kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang sudah percaya tetapi belum mempercayakan diri kepada Tuhan.

 

Kalau sarchikos berarti sudah percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Makanya tidak ada alasan baginya untuk melepaskan apa yang tidak berkenan kepada Tuhan, berarti bertobat dan selanjutnya dibaptis. Itulah kelas yang lebih tinggi dari sekedar percaya atau psucikos. Saya ulangi kepada kita bersama, agar kita sebagi umat Kristen, walaupun kita duduk seperti sekarang ini, yang tepat menguji kelas kita adalah Tuhan. Yang satu bisa saja percaya tetapi belum mempercayakan diri kepada Tuhan. Buktinya belum ada tanda pertobatan dan belum memberi diri dibaptis.

 

Inilah yang Tuhan inginkan sehingga Tuhan harus angkat pembicaraan ini selanjutnya.

Yohanes 8:32

8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

 

Apakah orang yang percaya tadi belum mengetahui kebenaran? Ternyata tidak! Kalau dia mengatakan percaya Yesus, belum tentu dia mengetahui kebenaran. Kalau dia sudah mempercayakan diri kepada Tuhan, itu adalah langkah-langkah yang tepat sehingga nanti akan terbukti kehidupan itu ada di dalam tanda kemerdekaan dan dibebaskan. Inilah bukti tanda dia sebagai Kristen yang mempercayakan diri kepada Tuhan. Dia akan merasakan kebenaran itu memerdekakan dia. Kebenaran itu adalah Yesus.

Yohanes 8:36

8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

 

Jadi yang membebaskan manusia dari belenggu perhambaan dosa, tidak ada 2 apalagi 3, hanya satu yaitu Anak itu, itulah Yesus. Hanya Yesus yang bisa membebaskan dan menyelamatkan manusia. Ini salah satu penekanannya.

 

Olehnya menjadi orang Kristen jangan kita gegabah dan mengaku percaya Yesus. Karena kita ini dihentar untuk mencapai kesempurnaan. Tuhan itu tidak bekerja paruh jalan, Dia akan membawa gereja Tuhan sampai kepada puncaknya. Dan yang akan menghentar dan mengerjakan ini adalah Anak itu sendiri, Anak Allah.

 

Saya ulang berulang mengatakan, dalam surat Ibrani pasal 2, adakah Tuhan berbicara kepada malaikat dan berkata pada mereka “engkau AnakKu”? Tidak pernah! Yang disebut oleh Tuhan sebagai AnakNya itulah Yesus.

Ibrani 1:5

1:5 Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"

 

Yang disebut Anak itu bukan pribadi yang lain, tetapi Yesus.

 

Ibrani 1:6-8

1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."

1:8 Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

 

Tuhan berfirman tentang AnakNya. Ini tidak terpisahkan. Jadi saudara lihat, Anak itu yang diserahi takhta, sudah tidak bisa dipisahkan dengan Allah. Dia sendiri adalah Allah.

 

Saya ingin memberikan penjelasan lebih dahulu, kenapa kita menggelar ibadah 3 macam.

1.      Ibadah pendalaman Alkitab disertai Perjamuan Kudus penekanannya persekutuan kita dengan Anak Allah yaitu Yesus, lewat Firman pengajaran dan perjamuan kudus.

 

2.      Ibadah Raya penekanannya persekutuan kita dengan Roh Kudus dan karunia-karuniaNya. Sehingga ketika kita keluar, kita bisa menjadi saksi bagaikan bintang yang bercahaya di tengah angkatan yang bengkok.

Filipi 2:15

2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

 

3.      Ibadah doa penyembahan penekanannya persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kashiNya.

 

Di dalam perjalanan kita, memang kita membagi waktu 3 macam ibadah ini. Tetapi acap kali di dalam satu event ibadah kadang diizinkan oleh Tuhan langsung 3 perkara ini ada. Tetapi tidak harus seperti itu terus menerus atau mutlak.

 

Jaminan untuk memerdekakan manusia siapapun yang dilahirkan oleh wanita di muka bumi ini, yang bisa membebaskan dia dari perhambaan dosa hanya Yesus Anak itu. Jadi jangan coba mencari penyelamatan, mencari pembebasan dirimu dari belenggu dosa, atau menyelamatkan dirimu di luar Yesus, tidak bakal! Nabi-nabi saja tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Rasul-rasulpun tidak ada yang bisa membebaskan diri, kecuali Yesus.

 

Ada orang yang bertanya kepada saya, bagaimana dengan orang-orang yang ada sebelum Yesus datang di bumi ini, bagaimana keselamatan mereka? Saya katakan, apakah Yesus baru ada 2.000 tahun yang lampau atau sudah ada sebelumnya? Yesus sudah ada, bahkan sebelum dunia diciptakan Yesus sudah ada. Bahkan Dia yang menciptakan langit dan bumi.

 

Proses penyelamatan sebelum Yesus menyatakan diri di bumi ini ada sarananya yaitu lewat korban binatang, apakah itu lembu, domba, burung tekukur atau merpati. Tandanya adalah darah. Karena tidak ada pengampunan tanpa darah.

Imamat 17:11

17:11 Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.

 

Ibrani 9:22

9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

 

Kehadiran Yesus, Dia disebut Anak Domba Allah, menggenapi miliar binatang yang disembelih dahulu. Jadi tidak perlu lagi kita menyembelih binatang, kita datang kepada kepada Bapa di sorga dengan darah AnakNya.

 

Mendengar jawaban itu mereka berterima kasih dan puas. Namun ada pertanyaan mereka berikutnya. Kalau Yesus adalah Anak Allah, mengapa ketika disalib dia berseru “Eloi, Eloi Lama sabaktani”? Saya jawab, Yesus itu disalib mengganti siapa? Mengganti umat manusia. Dia disalib menggantikan kita, seharusnya kita yang dibinasakan tetapi Yesus menerima. Seharusnya kita yang dikutuk tetapi Yesus yang menanggung kutuk. Jadi suara yang dikumandangkan oleh Yesus ‘Eloi, Eloi, Lama Sabaktani’ mewakili suaramu dan suaraku. In ini menunjukan betapa ngerinya kalau Tuhan meninggalkan manusia. Jelas kengerian itu berlangsung ke neraka!

 

Kita bicara tentang dasar karena seringkali kita melambung tinggi padahal ada satu dua orang dasarnya belum kuat. Ketika datang gempa bumi dia ambruk. Di dalam Injil, khususnya Injil Matius, Yesus bicara tentang sengsara bagi dirinya sampai 4 kali. Yaitu dalam Matius 16, 17, 20 dan 26. Dia menanggung sengsara untuk membebaskan kita supaya jangan lagi kita sengsara kekal di sana. Tetapi kalau saudara menghinakan sengsara Yesus di Golgota, menista Korban Kristus maka tanpa sadar saudara terjun bebas ke api neraka. Sebab tidak ada sarana lain untuk membebaskan kita dan pergi ke sorga selain Anak itu sendiri yaitu Yesus.

 

Matius 16:21

16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

 

Itu sebabnya kehidupan dalam Injil Yohanes 8:31 tidak bisa diangkat menjadi murid, sebab dia cuma sampai pada percaya. Kalau dia mempercayakan diri kepada Tuhan, berarti dia menerima Firman pengajaran, maka dia tidak akan gentar jika nanti masuk dalam penderitaan. Yesus menceritakan penderitaan khusus hanya kepada murid, tidak umum. Yesus tidak pernah menceritakan penderitaan dan sengsaraNya kelak di Golgota kepada umum, hanya kepada murid. Itupun semua murid masih goncang, termasuk Petrus juga ketakutan. Jadi proses pembebasan Tuhan melalui penderitaan Kristus di Golgota, itu hanya bisa diterima oleh orang Kristen dalam status murid. Apalagi yang bukan Kristen, biarpun dia bilang hafal Alkitab, dia tidak akan tahu. Karena dia bukan status murid, dia tidak mau diajar oleh Yesus. Yesus adalah guru besar. Makanya kalau dia bicara Alkitab, dia lintang pukat, tidak karu-karuan, hanya sesuai imajinasinya sebab statusnya bukan murid.

 

Kalau ada yang menjelaskan Alkitab di luar kehidupan yang sudah lahir baru dan menyerahkan diri kepada Tuhan, jangan saudara pasang telinga, jelas dia tidak akan betul apa yang dia bilang! Apalagi kalau orang bukan Kristen mau menjelaskan tentang Alkitab, jangan percaya! Dia tidak akan mengerti sekalipun dia profesor doktor, tidak akan bisa dia menerangkan ini kebenaran. Banyak orang tidak paham hal ini lalu berkata “yang menjelaskan ini adalah orang pintar”. Padahal orang tidak lahir baru, apalagi kalau orang tidak percaya Yesus lalu yang mendengar malah percaya. Itu tipuan iblis, iblis yang tutup hatinya sehingga percaya saja.

 

Kalau saudara berhadapan dengan seseorang, kalau dia orang Kristen, lihat dia sudah lahir baru atau tidak. Kalau berhadapan dengan orang yang tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, tidak usah saudara pasang telinga, tidak akan benar yang dia katakan. Itu kaki tangan setan yang akan mengganggu kita. Apalagi kalau ada yang berkata bukan Yesus yang disalib di Golgota, itu tidak benar! Kalau mereka berkata saat itu Yesus digantikan, itu penipuan! Kewajiban saya untuk memberitahu hal ini supaya kita tidak mudah goyah. Petrus saja sudah murid tetapi masih goyah. Sampai Yesus katakan “udur engkau iblis!” bayangkan Petrus disebut iblis. Jadi orang-orang yang menghalang-halangi penyaliban Kristus, apalagi orang yang tidak percaya Yesus, itu disejajarkan dengan iblis.

Matius 16:21

16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

 

Petrus tidak mau Yesus mengalami sengsara, sebab belum sampai pikirannya bahwa kesengsaraan Yesus itu untuk menyelamatkan manusia yang sengsara.

Matius 16:22-23

16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Petrus sudah status murid, tetapi karena dia takut menghadapi sengsara maka Yesus berkata padanya “enyahlah iblis”. Pikiran Allah adalah Yesus harus dikorbankan di Golgota, tetapi pikiran manusia jangan disengsarakan, tidak usah.

 

Matius 16:24

16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

 

Kesimpulannya, menolak salib dan tidak percaya salib, tidak percaya korban Kristus, kelasnya sama dengan iblis. Jangan kita dikibuli dengan berita-berita sekarang ini. Hari-hari terakhir ini terdengar keras suara yang menolak penyaliban Yesus, menolak jalan keselamatan di dalam Kristus Yesus, termasuk juga di dalam gereja. Kalau di dalam gereja tidak bisa diberitakan salib, itu sudah parah! Kalau dalam gereja hanya diberitakan berkat dan hiburan, itu sudah lepas dari rencana Allah, sudah jelas tidak lagi ada pada jalur untuk mencapai kesempurnaan. Itu sebabnya jangan sampai kita menolak salib.

 

Lukas 4:16-21

4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.

4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik

4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.

4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

 

Di sini Yesus mengklaim, menggaris bawahi, memeteraikan bahwa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya ada di depan mereka. Yang dimaksud orang tertawan ini bukan orang yang ada di sel karena mencuri ayam, tetapi orang yang tertawan sebab belenggu dosa. Inilah pribadi yang dinubuatkan oleh Yesaya itu. Mereka tidak percaya, mereka menolak. Coba lanjut kita lihat bagaimana sikap orang Nazaret ini.

 

Lukas 4:22

4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"

 

Mereka melihat latar belakang Yesus secara lahiriah. Ini juga yang marak dalam gereja. Kalau mau bicara tentang ayat, mereka suruh lihat dulu latar belakangnya. Apalagi kalau bicara tentang perempuan dalam I Korintus pasal 14 dan I Korintus 2:8-15. Mereka katakan lihat dulu latar belakang sidang jemaat Korintus. Jadi untuk orang poso mana ayatnya? Ini akibat hanya melihat latar belakang lahiriahnya, banyak orang menolak. Akhirnya Yesus menampilkan 2 persoalan yang pernah terjadi.

Lukas 4:24-26

4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.

4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.

4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.

 

Ini contoh, jika orang yang dikatakan milik Tuhan menolak, maka Tuhan berpaling pada orang lain. Tuhan sekarang sudah tinggalkan Israel dan berpaling kepada kita, bagaimana sikap kita? Jangan kita ulang sikap Israel, jangan kita ulang sifat orang Yahudi. Sekarang perhatian Tuhan ada pada kita bangsa kafir.

 

Ini janda di Sarfat. Janda itu tanpa suami. Tanpa suami berarti dia tanpa kepala, tanpa Tuhan, tanpa Firman. Tetapi Tuhan berpaling kepada dia maka dia menerima, kepala, menerima Tuhan, menerima Firman, menerima suami. Kita sudah mendapat berkat kemurahan Tuhan seperti janda Sarfat ini. Jangan lagi dibalik, jangan tingggalkan.

Yesaya 54:5

54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

 

Tadinya Israel punya suami itulah Tuhan, tetapi mereka tolak. Maka Tuhan berpaling kepada bangsa kafir yang dulunya tidak punya kepala dan tidak punya pengajaran.

 

Contoh kedua adalah Naaman, orang Siria. Orang Siria ini disebut orang buruk.

Matius 4:24

4:24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.

 

Orang Israel merasa ganteng, elok, cantik. Namun orang Siria yang buruk itu malah ditolong oleh Tuhan. Makanya kalau kita menghadap Tuhan, katakan “saya ulat, saya cacing, saya buruk”.

Yesaya 41:14

41:14 Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.

 

Kita ini cuma cacing, cuma ulat. Puji Tuhan, Yesus rela sengsara dan mukaNya buruk sehingga orang tidak mau lagi memandang, karena saya dan saudara.

Yesaya 52:14

52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia -- begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi --

 

Yesus rela sengsara dan disebut buruk mukanya untuk menolong kita bangsa kafir. Banyak orang kusta di Israel tetapi tidak satupun yang disembuhkan di zaman Elisa kecuali bangsa kafir. Kita bangsa kafir yang sudah ditolong oleh Tuhan, tidak usah lagi neko-neko, tidak usah banyak goyang, kita harusnya sudah bersyukur kepada Tuhan. Kalau kita merasa Yesus rela buruk rupaNya karena kita, mana terima kasih kita. Sampai dikatakan dalam orang sudah tidak mau menoleh wajahNya karena begitu buruk. Mengapa Dia rela seperti itu? Karena saya dan karena saudara.

 

Keselamatan tidak ada di luar Anak, di luar Yesus. Itu sebabnya jangan saudara tolak salib Golgota. Saudara tidak akan pernah selamat biar apapun yang saudara lakukan.

 

Olehnya marilah kita gereja Tuhan, dengan mendengar ini kita bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Seharusnya kami ini yang dibinasakan karena kami ini cacing, ulat, kami buruk. Tetapi Tuhan rela menjadi buruk demi saya dan saudara.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar