20201018

Kebaktian Umum, Minggu 18 Oktober 2020 Pdt. Bernard Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 11:19

11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

 

Tuhan memperlihatkan kepada kita alat yang terakhir, namun itu juga adalah alat pertama yang disuruh oleh Tuhan untuk dibuat. Dalam Keluaran 25:10-22, alat pertama yang Tuhan perintahkan kepada Musa untuk dibuat adalah Tabut Perjanjian. Tetapi itu juga alat paling terakhir diletakan, yang paling belakang yaitu di ruang maha suci. Kali ini kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melihat keberadaan Peti Perjanjian itu ada di Sorga. Peti Perjanjian yang dibangun oleh Musa itu di lihat ada di Sorga. Peti itu dibuat dari kayu penaga, kayu yang keras dan tidak pernah lurus, selalu bengkok-bengkok. Kayu ini yang disuruh Tuhan kepada Musa untuk diambil dan dbangun menjadi Peti Perjanjian. Kayu penaga ini jarang ditemukan yang lurus dan keras luar biasa. Pada dasarnya fisiknya lebih banyak bengkok dari pada lurus, tetapi itu yang diambil. Ternyata disaksikan oleh Yohanes di Pulau Patmos, peti itu ada di Sorga.

 

Di sini dikatakan Tabut Perjanjian, tidak disebutkan tutup pendamaian. Memang bersamaan dengan tutup tetapi yang diperkenalkan adalah Tabutnya, yang ditekankan adalah petinya. Puji Tuhan kalau saudara memahami keadaan saudara dan mau dikerjakan seperti kayu ini yang dibangun menjadi peti, maka saudara sudah jelas ada di Sorga, sebab Tuhan sudah memperlihatkan. Tetapi jangan dulu gegabah. kita ini kayu.

Lukas 23:31

23:31 Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"

 

Yesus adalah kayu hidup dan kita kayu kering.ini ucapan Yesus, bagaimana dengan kayu kering kelak. Olehnya sekarang kita menyadari bahwa kita ini adalah kayu yang kering, kayu yang mati. Tetapi puji Tuhan, Tuhan tidak membiarkan tetap seperti itu. Makanya diambil kayu penaga. Itu gambaran dari kemanusiaan kita.

 

Satu saat Yesus menyembuhkan orang yang buta, di bawah keluar, kemudian diludahi matanya. Sesudah itu Yesus bertanya “apa yang kau lihat”. Dia katakan “aku melihat manusia seperti pohon yang bergoyang”. Ini orang buta, pernahkah dia melihat pohon, pernahkah dia melihat sesama manusia? Tidak pernah. Tetapi di sini Tuhan mempertontonkan kepada kita, manusia pertama yang dia lihat yang seperti pohon itu adalah yang ada di depannya itulah Yesus. Pemahamannya pertama kali ketika melihat Yesus adalah seperti pohon. Itu jugalah keadan saya dan saudara. Kita ini pohon yang kering. Kalau pohon kering dan mentah, mana yang lebih susah ditebang, mana yang lebih susah dirakit? Tentu yang kering, yang pantasnya dibakar.

 

Kalau kepada kita diperlihatkan tabut ini, sebenarnya ini menggairahkan saya dan saudara supaya kita seperti itu! Sekeras apapun tetapi kalau kita mau digergaji, diroter, diskap, akan jadi seperti peti itu. Itu serbabnya kehadiran kita dalam rumah ibadah itu bagaikan kita dibangun, dibentuk, digergaji, diroter dan sebagainya. Makanya ketika saudara mempercayakan diri untuk digembalaka, jangan sampai saudara lemas sebab saudara akan digergaji, dipotong dan diroter, oleh Firman pengajaran memang sakit!

 

Bagaimana kita semua yang ada di sini, apakah saudara bisa bertahan dan mampu! Saudara sudah dipromosikan ada di sorga kalau kita mau dan itu sudah netto ada di sana. Olehnya itu, sekeras bagaimanapun, Tuhan tidak melirik yang lembut-lembut saja, Tuhan melirik justru yang keras dan bengkok-bengkok. Lihat bahasa dan ucapan kita dalam setiap masalah, selalu bengkok, berat untuk mengaku, berat untuk menyelesaikan. Itu sebabnya jika saya diperhadapkan dengan situasi seperti itu, saya katakan ini orangnya Tuhan kalau dia mau dibentuk, sebab Tuhan sudah memilih.

 

Tetapi jangan kita tetap bertahan dalam keras dan tetap bertahan dalam bengkok. Kalau keras dan bengkok dipertahankan tidak bisa jadi peti. Makanya ada prosesnya. Untuk kita sekarang proses penyucian lewat pengajaran Firman Tuhan. Saudara berhadapan dengan gembala yang tidak segan-segan menegur saudara. Bukan karena apa-apa tetapi karena Tuhan cinta kita. Kalau Firman Tuhan yang hanya mengelus-elus, itu peti mati! Dia akan tetap tinggal bengkok, karena si pemberita biarkan kerasnya, biarkan bengkoknya. Dia tidak berani mengatakan itu keras, itu bengkok! Dia ikuti saja, ada yang berkata “memang kita harus jujur, tetapi tidak apa bengkok-bengkok sedikit”. Tidak ada bengkok-bengkok sedikit kalau mau menjadi Peti Perjanjian. Betul-betul pembinaan Firman pengajaran membentuk karakter kita. Makanya Peti Perjanjian ini dipromosikan Tuhan luar biasa.

 

Lewat Peti ini Tuhan berkomunikasi dengan manusia. Kalau kita kayu penaga, kayu yang kering mau dibentuk, maka terjadi komunikasi Tuhan lewat peti ini.

Keluaran 25:10

25:10 "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.

 

Panjang peti itu 2,5 hasta sisi yang satu dan 2,5 hasta sisi yang lain lagi. Kalau dijumlah 2,5 + 2,5 = 5. Jadi kalau saudara diambil Tuhan menjadi Peti Perjanjian itu adalah kemurahan Tuhan. Makanya kalau saudara tahu bahwa saudara orang yang paling keras, orang yang susah untuk merendahkan diri lalu saudara ditarik oleh Tuhan maka itu sudah betul, itu berarti saudara adalah bahan yang paling pas untuk dijadikan Peti Perjanjian, jangan sampai kita salah pengertian.

 

Lebarnya 1,5 hasta. Hasta 1,5 hasta adalah angka pengantara. Tinggi mezbah korban bakaran itu 3 hasta, tepat di tengahnya ada kisi-kisi atau jaring. Itulah tempat untuk meletakan dagng yang sudah disembelih yaitu kambing, domba atau lembu yang akan dibakar. 1,5 hasta ke atas dan 1,5 hasta ke bawah. Yesus telah menjadi pengantara antara Allah Bapa di Sorga dan kita di bumi. Kita bisa menjadi pemilik Sorga karena Yesus rela mati di Golgota menjadi pengantara saudara dengan Sorga. Kalau melihat Yesus dalam pengorbananNya, saya mau katakan sampai hati jika kita mengkhianati Dia! Sampai hati jika anak Tuhan mengkhianati Tuhannya yang rela menjadi pengantara. Olehnya kita gereja Tuhan, kita lihat kenapa itu dilekatkan pada Peti? Supaya gereja Tuhan ingat, saya bisa menjadi seperti ini karena ada pengantara. Jika 2 sisi lebar itu dijumlahkan berarti 1,5 + 1,5 =3 itu angka Tritunggal Allah, Bapa, Anak dan Roh.

 

Olehnya biarlah kita serius dengan Tuhan karena kita mau dijadikan tabut perjanjian. Tutupnya disebut tutup pendamaian, kalau peti disebut Tabut Perjanjian.

II Korintus 7:1

7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 

Peti itu disebut Peti Perjanjian karena gereja diberikan Tuhan janji-janji. Kalau kita diberikan janji Tuhan, apa sikap kita? Jangan kita hanya menuntut janji Tuhan. Kita harus menyucikan diri. Kalau hubungannya dengan kayu untuk peti, itu berarti digergaji, dipahat, diroter. Bagi kita Firman pengajaran itu bagaikan pahat, bagaikan gergaji yang membangun dan membentuk kehidupan kita. Tidak sebatas kayu gelondongan. Memang awalnya kita demikian. Ditebang dari hutan masih seperti gelondongan. Lalu kita dibawa di lokasi dan mulai hamba Tuhan membentuk lewat pengajaran Firman. Sekarang kita ada di lokasi untuk dibentuk dan saya yang bertanggung jawab di sini. Kalau tidak maka Tuhan nanti berkata “apa kerjamu dulu,!”.

 

Pada waktu saya mengikuti seminar tahun 1974, Dr. Brain Barly mengadakan seminar. Dia ceritakan penglihatannya melihat sorga dan melihat neraka. Perbedaannya jauh sekali, sorga itu indah sekali tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Kemudian dia diperlihatkan neraka, yang mengejutkan dia kenapa di neraka ada orang beribadah, menyanyi fals, musiknya fals. Kemudian tiba waktunya pemberitaan Firman dan pendeta naik ke mimbar dengan gayanya dan berkata “mari kita buka Alkitab” lalu orang-orang yang tadinya kelihatan beribadah itu maju ke mimbar dan menunjuk pendeta itu “gara-gara kau kami ada di sini, gara-gara kau!”. Lalu bapak Pdt. Brain Barly mengatakan “jangan sampai saudara sudah berdiri di belakang mimbar lalu berpikir saudara sudah menggiring jemaat masuk sorga, jangan-jangan saudara giring masuk neraka!”.

 

Ini selalu menjadi koreksi bagi saya, jangan sampai keluarga besar Kristus Penebus saya giring masuk neraka, bukan ke sorga. Artinya diperlihatkan oleh Tuhan bahwa di neraka itu ada juga pendeta dan orang Kristen yang tentunya tidak bertobat! Kita umat Tuhan sekarang ini, perhatikan baik-baik, kalau saudara katakan “saya orang keras hati, saya orang bengkok” justru perhatian Tuhan tertuju pada saudara sehingga saudara ditarik di sini untuk dibentuk, digergaji, dipahat, diroter, diamplas. Dan bukan cuma sampai di situ, namun dilapis dengan emas dari dalam dan dari luar.

 

Apa yang Tuhan tampilkan di sini, ketika ditunjukan oleh Tuhan, saya melihat diriku ada di sana, saya mau di situ Tuhan. Dan kerinduan hatiku agar umat Tuhan juga sama-sama ada di situ. Tetapi apakah mau kita digergaji. Apakah mau mendengar Firman Tuhan yang bagaikan pedang bermata dua! Seringkali kita pilih firman yang lembut-lembut. Dan sudah lembut kita pilih lagi yang paling singkat cukup 10 menit, cukup 15 menit, kapan kita terbentuk kalau seperti itu! Melapis peti itu dengan emas membutuhkan waktu yang lama. Dan harus orang yang telaten, tidak asal.

 

Jika saudara menemukan Firman yang keras tajam, itu sudah betul untuk membentuk saudara. Jika saudara menemukan Firman yang tajan, itu sudah benar untuk meluruskan saudara. Ini untuk saya lebih dahulu. Saya berterima kasih kepada Tuhan sebab Tuhan mengasihi umatNya. Memang ada yang sudah agak lurus, tetapi masih perlu digarap terus karena mau dibuat menjadi papan untuk dijadikan Tabut Perjanjian.

II Korintus 7:1

7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 

Kalau Tuhan berjanji tidak akan ingkar.

Mazmur 89:35

89:35 Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.

 

Ayub 23:12

23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

 

Jadi Ayub juga berupaya untuk tidak melanggar. Kita ini era bertunangan dengan Yesus.

II Korintus 11:2

11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

 

Maksud saya, jangan cuma karena pertunangan secara daging sampai kita bicara “engkau ada di dalam sanubariku” padahal bohong! dijawab lagi pasangannya “engkau juga, belahlah dadaku”. Tetapi dengan Tuhan beranikah kita berkata “Tuhan engkau ada dalam sanubariku” seperti Ayub berkata. Karena sekarang ini kita bertunangan dengan Yesus. Itu sebabnya peti dan tutup peti itu ukurannya sama. Tutup peti yaitu tutup pendamaian, dibuat dari emas tulen yang ada 7 kali percikan darah di atasnya. Yesus sudah berkorban, pengorbanannya sempurna untuk menebus kita semua. Ketika 2 kerub yang diatas kerub yang menunjuk Allah Bapa dan Roh Kudus melihat, mereka tidak lagi melihat kekurangan kita tetapi hanya melihat darah di atas tutup pendamaian.

 

Peti dan tutup peti itu sama ukurannya yaitu 2,5 hasta x 1,5 hasta. Sebab kalau tutupnya kebesaran dari petinya atau tutupnya kekecilan, tidak akan jadi. Olehnya kalau diletakan tutupnya, itu pas. Itu karena inspiratornya dan yang memberikan inspirasi kepada Musa bukanlah siapa-siapa tetapi Allah sendiri.

 

II Korintus 7:1

7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 

Jadi yang pertama di sebut di sini adalah pencemaran jasmani dan itu terlalu banyak. Itu dipegang dan dipertahankan oleh orang Kristen. Apakah saudara pikir minum minuman keras dan merokok serta judi itu bukan pencemaran jasmani? Itu pencemaran jasmani! Ada juga pencemaran rohani. Yang lebih dahulu paham dan bisa mentakle pencemaran rohani ini adalah gembala. Jangan sampai di dalam jemaat pengajaran yang disampaikan bercorak ragam. Kita pikir masih mengkonsumsi pengajaran yang betul, ternyata sudah pengajaran yang tidak benar. Buktinya dalam Kejadian pasal 3, bagaimana awal manusia jatuh dalam dosa. Itu karena Hawa mengkonsumsi Firman Tuhan yang ditambah dan dikurangi. Ini pencemaran rohani yang ada di dalam gereja. Yang berkepentingan untuk menangani dan mencegah adalah gembala. Itu sebabnya saya mau katakan, bukan monopoli gembala, tetapi mimbar harus saya jaga kesuciannya. Jangan harap bisa berbicara di mimbar ini untuk menyampaikan Firman kalau saya tahu tahbisannya tidak benar!

 

Membaca bukupun saya harus hati-hati. Sebelum membaca buku saya harus doa puasa dulu. Karena saya tidak tahu bagaimana tahbisan penulisnya. Bisa saja yang menulis ini isterinya 2,5 atau 3,5. Kalau saya tahu penulisnya ini tahbisannya sudah tidak beres, lebih baik saya bakar. Sebab kalau saya baca buku ini lalu saya lempar ke jemaat, jemaat bisa tercemar! Apa guna gembala? Gembala harus mengawal. Kalau gembala membiarkan sembarang ajaran masuk, kasihan jemaat. Secara jasmani gado-gado itu enak, tetapi secara rohani tidak boleh mengkonsumsi pengajaran gado-gado. Sekarang ini saja Teologia itu sudah bermacam-macam ada prestisinasi, liberal dan ada juga kemakmuran dan masih banyak yang lain. Siapa yang akan bertanggung jawab membawa saudara menjadi Peti Perjanjian? gembala! Saya bersyukur Tuhan berikan hidup ini untuk bisa bersama jemaat. Saya berterima kasih untuk pemahaman yang Tuhan berikan.

 

Kayu penaga itu tumbuh di mana.

Yesaya 41:19

41:19 Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya,

 

Pohon penaga ditanam di padang gurun.

1.      Berarti kayu penaga ini punya pengalaman di padang gurun. Apa yang ada di padang gurun selain kayu penaga ini? Kita lihat karena ini pelajaran bagi saya dan bagi saudara. Kalau saudara disebut kayu penaga yang diambil untuk dijadikan peti, berarti saudara harus paham dan mengerti. situasi padang gurun. Ketika saudara haus saudara tidak akan mengeluh karena itu suasana di padang belantara. Ketika saudara mendengar singa mengaum tidak usah takut sebab saudara tahu di padang gurun banyak binatang buas. Yesus berdoa dan berpuasa 40 hari 40 malam di padang gurun. Dan di dalam Injil Markus mengatakan di sana banyak binatang liar alias binatang buas. Itu sebabnya ketika kita diperhadapkan situasi padang gurun, sebenarnya tidak usah kaget lagi, tidak usah bersungut dan mengeluh karena dari disitulah asal kita.

Markus 1:12-13

1:12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.

1:13 Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

 

Yesus dibawa ke sana. Sebenarnya untuk kita yang dimaksud binatang buas ini bukan singa, macan tutul, beruang, serigala atau gorila, tetapi daging kita sendiri. Kalau tidak ditolong oleh Tuhan, kita akan dimangsa oleh daging kita sendiri. Sebabnya Yesus mengalami pengalaman seperti ini. Kalau daging ini dielus-elus maka satu waktu kita akan ditelan untuk bimasa selama-lamanya. Sebabnya dalam gereja ada penghancuran terhadap daging liar ini.

 

Siapa yang disebut binatang buas dalam kitab Wahyu? Itulah antikristus. Siapa antikristus? Dia adalah manusia yang mengamalkan dosa. Ini tidak lama lagi akan muncul di depan ini. Apakah saudara tidak memahami keadaan ini. Kalau tidak paham, itu berbahaya. Tuhan tidak menyingkirkan jemaat langsung ke Sorga tetapi malah ke padang gurun.

Wahyu 12:14

12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

3,5 tahun manusia mengalami aniaya luar biasa dari antikristus. Orang Kristen yang tertinggal akan mengalami aniaya habis-habisan oleh antikristus Tetapi gereja Tuhan disingkirkan ke padang gurun, karena itu adalah kehidupan yang mau dibangun, dibentuk, disucikan dan dibersihkan dari sifat karakter binatang buas. Olehnya menjadi orang Kristen jangan cuma gemar dengan Firman yang dielus-elus yang cukup 10 menit. Lalu berkata “hebat Firman tadi, kalau kita ikut Tuhan sungguh-sungguh maka ayam kita bisa bertelur 12 butir”. Hanya menceritakan kemakmuran jasmani, itu daging. Walaupun limpah uang, tetapi itu daging. Yesus juga pakai uang untuk bayar pajak. Siapa yang tidak suka uang, tetapi keinginan akan uang itu akar dari segala kejahatan.

 

2.      Amsal 25:25

25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

 

Kita sedang mengembara di padang gurun, itu sebabnya kita butuh air pelepas dahaga. Itu sebabnya kafilah-kafilah zaman dulu kalau mau berjalan di padang gurun, mereka naik unta sebab hanya itu binatang yang tahan di padang gurun. Karena binatang ini minum air banyak sekali, dia sudah simpan dalam tubuhnya baru dia berjalan.

 

Kita lihat kejadian yang terjadi di padang gurun.

Kejadian 16:7

16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.

 

Ketika Hagar ditindas oleh Sara, dia tidak tahan. Maka dia lari mau kembali ke Mesir, makanya dia ada di padang gurun Sin, itu sudah dekat dengan Mesir karena dia asal dari Mesir. Kalau kembali pada persoalan Hagar, Hagar ini adalah hamba Sara. Sara menyodorkan Hagar kepada Abraham supaya bisa memiliki anak. Setelah Hagar merasa sudah hamil, maka dia menjadi sombong dan angkuh di mata nyonyanya. Akhirnya Sara tidak tahan dan dia mengeluh kepada Abraham. Kalau saya seperti itu saya akan katakan “siapa punya ulah, kau yang berikan Hagar menjadi isteriku!” dan seperti itu juga yang diucapkan oleh Abraham. Kemudian Hagar diusir pergi.

 

Di tengah-tengah kehausan Hagar di padang gurun, syukur dan puji ada sumur di padang gurun. Seandainya tidak ada, habislah riwayat Hagar. Seandainya tidak ada sumur di padang gurun dunia ini, habislah kita. Puji dan syukur kepada Tuhan ada sumur yang tidak pernah kering di padang gurun dunia ini, Alkitab itu bagaikan sumur kehidupan kita.

 

Pengalaman kedua Hagar di padang gurun ketika bersama dengan Ismael.

Kejadian 21:14-15

21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.

21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,

 

Kalau saudara haus, sementara ada di padang gurun, habislah kita. Untung ada sumur.

Kejadian 21:16-18

21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.

21:17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.

21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."

 

Makanya dalam Kejadian pasal 16 dikatakan keturunan Ismael akan menurunkan 12 raja dan itu terbukti. Antara lain raja Bahrai, Qatar, Oman dan lain-lain. Dikatakan mereka akan hidup dari lemak bumi. Betul, hampir semua negara yang ada di sana hidup dari lemak bumi yaitu dari minyak bumi.

 

Kejadian 21:19-20

21:19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.

21:20 Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.

 

Kehidupan di padang gurun selalu terancam dengan haus. Yesus bukan cuma haus, Dia juga lapar sesudah puasa 40 hari 40 malam, Dia pikul masalah kita.

Matius 4:2

4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

 

Lukas 4:2

4:2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar.

 

Suasana padang gurun itu haus dan lapar. Kayu penaga ada di sana, berarti itulah pengalam kita sebelum diambil oleh Tuhan untuk menjadi Peti Perjanjian. Kalau saudara menjadi anak Tuhan yang punya pengalaman lapar dan haus, berarti akan ada upaya untuk mendapatkan jalan keluarnya untuk memenuhi rasa lapar dan haus.

 

Dalam perjalanan kita umat Tuhan jangan kita kaget. Pertama kalau kita ditindas, itu memang pengalaman yang harus kita lewati. Jika kita haus jangan kaget. Jika menghadapi auman singa jangan kita kaget. Sebab singa mengaum mencari orang yang dapat ditelannya.

I Petrus 5:8

5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

 

Singa mengaum itu iblis yang menunggangi daging kita. Kalau kita tidak tahan menghadapi hal ini, bagaimana bisa jadi peti. Begitu dapat tantangan dan cobaan sudah pada mengeluh, bahkan berupaya mencari solusi sendiri. Kalau itu yang kita lakukan, maka itu jauh panggang dari api, tidak bakal jadi peti! Itu yang saya ingin tekankan kepada kita.

Wahyu 11:19

11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

 

Apa yang dilihat oleh Yohanes dan sekarang dipertontonkan kepada kita lewat bacaan kitab Wahyu yang ditulis oleh rasul Yohanes, itulah Peti Perjanjian. Perjalanan Peti Perjanjian itu tidak selalu mulus, ada pasang surutnya. Peti Perjanjian ini ada kabarnya yaitu Kabar Mempelai, karena peti itu 2 komponen menjadi satu yaitu tutup pendamaian dan peti perjanjian. Perjalanan Kabar Mempelai ini terasa pasang surutnya, jangan kita kaget.

 

Nanti kita akan mengikuti minggu-minggu yang akan datang. Peti ini sampai di Kanaan, sampai di Silo kemudian terakhir di Kaabah Salomo. Menjadi surut ketika orang Israel dan hamba Tuhan pada waktu itu melupakan tahbisannya. Hofni dan Pinehas sudah tidak mempertahankan tahbisan benar sebagai imam! Kalau di dalam gereja Tuhan, dalam pekabaran mempelai, jika hamba Tuhan mulai meringankan tahbisannya, itu sudah surut! Apakah kita mau tinggal surut terus? Saya sebagai hamba Tuhan tidak mau surut, saya mau pasang terus. Terjadinya surut itu karena ulah imam, pelayan Tuhan, pendeta-pendeta, sehingga perjalanan gereja yang digambarkan seperti Peti Perjanjian menjadi surut. Dijauhkan Tuhan jangan itu terjadi pada kita.

 

Hofni dan Pinehas ini sebetulnya adalah imam di Silo yang menjaga keberadaan Tabut Perjanjian itu. Tetapi Hofni dan Pinehas tidak memelihara tahbisan, terlalu mudah mengikuti hawa nafsu daging. Benar-benar dagingnya buas dan dagingnya liar. Dalam I Samuel pasal 2 dikatakan kedua imam ini meniduri perempuan-perempuan yang datang melayani di situ! Kemudian tidak menghargai korban bakaran yang dipersembahkan oleh umat Tuhan, apakah ini tidak parah!

 

Bukankah sekarang tergambar di depan kita dan kita dengar kabar, serta saksikan di ujung hidung kita, betapa banyak pelayan yang jatuh dalam perzinahan! Itulah Hofni dan Pinehas, itu tidak menjaga kesucian, itu berbahaya! Jika saudara dengar tahbisan saya tidak karu-karuan di sini, rugi saudara datang di sini! Makanya dulu waktu belum banyak orang di sini, cuma ada ipar saya Meiz, saya katakan pada isteri saya “kalau kau pergi, bawa adikmu itu”. Saya tidak enak kalau ada orang datang dan menemukan saya hanya berdua dengan adik ipar. Kenapa? Itu tanggung jawab saya menjaga kesucian dalam nikah. Karena kasihan jemaat mau dibawa menjadi peti kalau pelayan Tuhan salah menangani!

 

I Samuel 2:12-14

2:12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,

2:13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya

2:14 dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.

 

Mereka tidak menghargai korban persembahan.

 

I Samuel 2:21-22

2:21 Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN.

2:22 Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,

 

Mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang datang melayani di depan pintu kemah. Ini sangat tidak bagus, sudah tidak menghargai korban kemudian tidur dalam kecemaran. Itu sebabnya sekalipun mereka bertempik sorak sampai seperti mau terbelah bumi karena melihat Tabut Perjanjian datang, toh mereka kalah dilabrak oleh orang Filistin. Lalu Hofni dan Pinehas mati dibunuh. Ketika kabar datang pada si Eli yang gemuk, saat itu dia duduk enak di kursi “tabut perjanjian sudah dirampas oleh orang Filistin dan anakmu Hofni dan Pineas sudah mati” langsung dia jatuh dan patah lehernya. Ini menunjukan kalau pelayanan model seperti ini, sudah tidak menghargai korban Kristus dan hidup di dalam percabulan, berarti hubungan kita dengan Tuhan putus! Sebab leher itu adalah hubungan kepala dan tubuh. Kepala itu Yesus dan Tubuh adalah gereja Tuhan, itu putus! Kasihan gereja Tuhan kalau hubungannya dengan Tuhan sebagai kepala putus gara-gara gembala.

 

Di sinilah surut langkah perjalanan Peti Perjanjian dan ini jangan kiranya terjadi dalam kehidupan kita di sini. Doakan saya. Walaupun usiaku sudah hampir 74, tetapi tidak pernah kurang suaraku! Karena apa? Sebab kasih sayang Tuhan kepada kalian dan saya demi terwujudnya Mempelai Wanita Tuhan. Marilah kita tampil sebagai Peti Perjanjian.

 

Biarlah kita mau digarap, mau dibentuk oleh Firman Pengajaran yang sehat, karena memang kita orang kasar. Apalagi saya, tanyakan isteri saya, saya ini kasarnya luar biasa. Orang katakan pendeta Bernard itu senang sekali, punya isteri seperti itu. Tetapi yang tersiksa adalah isteri saya karena saya kasar. Bukan berarti isteri saya sudah mulus, dia juga kasar. Tetapi oleh Firman pengajaran membentuk kami. Saya berbahagia menerima Kabar Mempelai ini. Ketika saudara sudah menemukan Kabar ini jangan longgar leher lagi. Lihat ada Peti Perjanjian di Sorga, itu tujuanmu dan tujuanku.

 

Pasang surut yang terjadi dalam nikah. Bagi yang akan menikah sekarang senang-senang. Tetapi tunggu setelah menikah, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, mau lihat aslinya. Lihat kasarnya, mungkin kasar itu datang dari orang ketiga, kita harus rela menerima karena kita sedang dibentuk oleh Tuhan.

Kita katakan ada darah Yesus, ada korban Kristus. Tetapi jangan seperti Hofni dan Pinehas yang tidak menghargai Korban Kristus, bahkan mereka berani tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani. Tidur di sini bukan sekedar tidur tetapi ada perbuatan asusila di dalamnya! Dan itu juga yang sekarang tergambar di permukaan gereja Tuhan.

 

Tolong kiranya umat Tuhan, sekeras apapun saudara, sebengkok apapun saudara, mata Tuhan tertuju pada saudara. Tuhan tidak melihat “ada sana kayu mahoni yang lurus” tetapi Tuhan pilih saudara yang bengkok-bengkok hidupnya. Kalau saja saudara bisa mendengar Kabar yang besar ini berarti Tuhan pilih saudara. Kalau saudara mendengarkan gebrakan Firman Tuhan rasanya kita diskap, dipotong-potong, terima itu untuk membentuk saudara menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Jangan justru kita menghindar.

 

Tuhan Yesus setia, Dia sahabat kita, dalam segala susahku, selalu menghiburku. Mengapa mau dihibur? Berarti orang itu dalam kesusahan. Jika saudara dalam kesusahan, jangan tempuh jalan sendiri, ada Yesus mau menghibur saudara. Dia mengerti bahasa, tetesan air mata, waktu badai mengamuk dan gelombang menyerang, Tuhan Yesus setia.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 085241270477

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30

            Ibadah Raya → Pk. 09.00

            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar