20210612

Kebaktian Doa, Sabtu 12 Juni 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 9:1-7

9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"

9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.

9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

 

Kita masih mempelajari tentang pengertian buta rohani.

1.      Tidak mengalami lahir baru atau tidak mengalami kuasa baptisan air sehingga jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa.

2.      Tidak bisa melihat cahaya injil kemuliaan Kristus.

II Korintus 4:3-4

4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

 

Sama dengan tidak bisa menerima Firman pengajaran yang benar atau menolak Firman pengajaran yang benar. Kita masih mempelajari poin yang kedua.

 

Tentu ada penyebabnya sehingga menolak Firman pengajaran yang benar. Minggu lalu kita sudah mempelajari sebab ada ilah zaman ini yaitu berhala, itulah anak lembu emas yaitu ikatan akan uang dan kekerasan hati. Sekarang kita lihat penyebab yang berikut sehingga tidak bisa menerima Firman pengajaran yang benar.

II Petrus 1:9

1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Lupa pengampunan dosa sehingga mengulang-ulang dosa. Berarti orang seperti ini dia tanpa Roh Kudus. Sekalipun dia mengaku sudah dipenuhkan Roh Kudus, tetapi kalau dalam praktek hidupnya dia ulang-ulang dosa, dia sesungguhnya tanpa Roh Kudus. Kenapa saya katakan tanpa Roh Kudus? Sebab pekerjaan Roh Kudus menginsafkan kita akan dosa.

Yohanes 16:7-8

16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

 

Jadi, orang yang mengulangi dosa dia tanpa Roh Kudus sehingga ketika Firman keras datang menunjuk dosanya, dia tidak bisa menerimanya, ada pemberontakan, ada perlawanan terhadap Firman, karena dia tetap mempertahankan dosanya. Bukan hanya tanpa Roh Kudus tetapi dia menentang Roh Kudus. Begitu mendengar Firman paling hatinya tertusuk-tusuk, geram dan marah. Seperti di zaman gereja mula-mula, Stefanus menyampaikan Firman, orang yang di mahkamah agama semua mendengar tetapi hati mereka tertusuk-tusuk, marah dan menyerang Stefanus lalu melempari Stefanus dengan batu. Orang seperti itu adalah orang yang tidak bersunat hati dan telinga.

Kisah Para Rasul 7:51,52,54

7:51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

7:52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.

7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.

 

Sangat tertusuk hatinya dan menyambut dengan gertakan gigi. Padahal Firman yang keras, tajam menyucikan itu adalah kasih sayang Tuhan untuk kita ditolong oleh Tuhan dan dikembalikan pada gambar Allah Tritunggal yaitu segambar dengan Allah Tritunggal. Tetapi kasih Allah ini tidak ditanggapi dengan positif malah dengan negatif, marah, tidak bisa terima, sakit hati, sampai menyambut Firman dengan gertakan gigi.

 

Itu terjadi di zaman gereja mula-mula banyak orang Yahudi tidak mau bersunat hati dan telinga. Bersunat itu disucikan. Mereka malah membunuh Stefanus yang adalah hamba Tuhan. Sampai di gereja mula-mula, sidang jemaat juga kena imbasnya.

Kisah Para Rasul 8:1b-3

8:1b Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.

8:2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.

8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

 

Jadi, jangan heran kalau kita mau mengalami penyucian, kita mau digembalakan di dalam binaan Firman pengajaran yang benar lalu kita menghadapi siksaan dan penganiayaan. Di zaman gereja mula-mula sudah terjadi. Di gereja hujan akhir juga akan terjadi dan akan lebih hebat yang memuncak pada aniaya antikristus. Orang Yahudi di zaman gereja mula-mula tidak mau mengalami penyunatan hati. Sekarang orang Yahudi menunjukan orang Kristen, banyak yang tidak mau penyunatan hati, tidak suka penyucian oleh Firman pengajaran yang benar. Sehingga mereka marah dan membenci hamba Tuhan yang dipakai oleh Tuhan untuk memberitakan Firman pengajaran yang benar. Sidang jemaat yang digembalakan oleh hamba Tuhan itu juga kena imbas ikut dibenci.

 

Kalau orang di luar membenci itu sudah penggenapan Firman. Tetapi alangkah mirisnya kalau sidang jemaat yang digembalakan justru membenci penyucian, menolak Firman pengajaran yang benar. Ini jangan terjadi kepada kita. Semoga sidang jemaat di sini semua mau menerima Firman pengajaran yang benar.

 

Sebenarnya kalau kita mau menerima penyunatan hati dan telinga, mengalami penyucian oleh Firman pengajaran yang benar, hati Tuhan terpikat kepada kita. Dan Tuhan rindu supaya hati kita juga terpikat kepada Tuhan, makanya ada pedang Firman, ada pedang Firman pengajaran yang keras dalam gereja. Biar hal ini kita pahami, sehingga kita tidak ada lagi sikap penolakan “oh cuma saya yang di singgung-singgung, gembala itu tidak senang pada saya, saya terus yang dia tembak” bukan seperti itu. Begitu kita kena Firman kita berterima kasih “terima kasih Tuhan berarti hati Tuhan terpikat kepadaku dan hati saya juga terpikat kepada Tuhan” seharusnya begitu sikap kita.

Ulangan 10:15-16

10:15 tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.

10:16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.

 

Jangan tegar tengkuk, jangan keras hati, jangan buta. Hati Tuhan terpikat kepada kita dan biarlah hati kita juga terpikat kepada Tuhan. Istilah terpikat itu menunjukan hubungan cinta kasih, hubungan mempelai. Saya terpikat dengan Riski Nilasari makanya saya tembak dia dan akhirnya menikah. Seperti begitu hati Tuhan juga terpikat kepada kita.

 

Ayo biarlah hati kita juga mau disunat, disucikan oleh pedang firman pengajaran yang benar, sehingga hati kita hanya terpikat kepada Yesus, tidak mau terpikat kepada yang lain-lain. Apa yang mau disucikan dari hati sehingga hati kita hanya terpikat kepada Yesus, tidak mau terpikat kepada yang lain.

Ulangan 10:17-20

10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;

10:18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.

10:19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

10:20 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.

 

Yang ada di hati yang harus disucikan:

1.      Tegar tengkuk atau keras hati, tidak mau tunduk pada Firman. Disucikan menjadi hati yang lembut, mau tunduk pada Firman dalam segala hal. Ayo hati yang keras ini, yang tegar tengkuk, biar disucikan sore ini dan mau tunduk pada Firman. Bukan dikelola dengan logika “masa begitu, ah tidak cocok, tidak pas itu, ambigu” jangan begitu.

 

2.      Memandang bulu

Yakobus 2:1-4

2:1 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.

2:2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,

2:3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",

2:4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?

 

Memandang bulu sama dengan suka membeda-bedakan orang, sehingga perlakuannyapun berbeda. Padahal di hadapan Tuhan semua sama. Terutama yang mau saya tekankan di sini dalam penggembalaan atau bersekutu hanya melihat manusianya. Kalau membeda-bedakan orang, orang di luar Kristenpun mengajarkan seperti itu “kita sama di hadapan Allah, jangan dibeda-bedakan”. Tetapi yang saya tekankan di sini membeda-bedakan ini dalam bersekutu, hanya melihat manusianya, bukan melihat Firman. Oh itu satu suku dengan saya, itu keluarga daging saya, ikut KKR ikut fellowship hanya lihat manusia, bukan lihat Firman. Ini yang harus disucikan di dalam hati supaya pandangan kita hanya tertuju pada Firman pengajaran yang benar. Kita tergembala dan fellowship hanya lihat pengajaran yang benar, bukan manusia.

 

Saya bersyukur karena dididik dengan keras oleh dua hamba Tuhan baik Pdt. Widjaja maupun papa, bersekutu itu bukan lihat yang lain tetapi lihat Firman pengajaran yang benar. Sampai om Wi pernah tekankan di lempinel “kalau aku gurumu sudah menyimpang dari pengajaran jangan akui aku gurumu. Begitu juga kalau kamu sudah menyimpang jangan akui kamu muridku”.

 

3.      Menerima suap artinya hati yang terikat pada uang sehingga memutarbalikan fakta, yang benar jadi salah, yang salah jadi benar, terutama soal pengajaran. Kalau hati sudah terikat dengan uang, terikat dengan yang jasmani, nanti pengajaran benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Contohnya Yudas Iskariot, 3,5 tahun bersama Yesus, tetapi karena hatinya terikat dengan uang, maka Yesus dia samakan dengan lembu nakal. 30 keping perak itu adalah harga membayar denda kalau ada lembu nakal menanduk budak orang. Berarti pengajaran benar dianggap salah, hanya bikin repot, bikin susah. Yang salah dia anggap benar. Dia tinggalkan persekutuan dengan Yesus dan murid-murid yang lain lalu ikut persekutuan imam-imam kepala, karena dia mendapat uang.

Markus 14:10-11

14:10 Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.

14:11 Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

 

Ini hati yang terikat uang sehingga memutarbalikan fakta. Ini rohnya Amon, suka memutarbalikan fakta. Firman yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Hamba Tuhan yang benar dibilang salah, hamba Tuhan yang tidak jelas tahbisannya dibilang benar dan didukung mati-matian.

 

Ini disucikan menjadi hati yang bersih sehingga bisa teguh berpegang pada Firman pengajaran yang benar. Kalau kami hamba Tuhan motivasinya sudah yang jasmani, awalnya saja pengajaran tetapi besok-besok dia anggap tidak laku ini pengajaran, ganti, tambah ini, kurangi itu. Sampai yang salah dibilang benar, yang benar dibilang salah.

 

4.      Tidak menunjukan kasih sayang kepada sesama, terutama sesama di dalam nikah. Kadangkala kita anggap biasa, suami bentak isteri sampai menangis, isteri lawan suami tidak tunduk dan tidak hormat pada suami dianggap biasa. Orang tua dengan anak bertengkar sampai berkelahi, kakak beradik bertengkar, semua dianggap biasa. Tetapi kalau di luar suami orang dihormati, isteri orang diperhatikan, anak orang diperhatikan, orang tuanya orang diperhatikan. Yang di rumah bagaimana, yang di rumah diterlantarkan. Banyak kali kita munafik. Saya nomor satu hamba Tuhan. Kalau jemaat diperhatikan, diatur baik-baik. Terhadap isteri dan anak bagaimana?

 

Ini yang harus disucikan. Seringkali dianggap ini bukan dosa, padahal itu sesuatu yang mengganjal hubungan kita dengan Tuhan, hati kita tidak bisa terpikat kepada Tuhan karena sesama dalam nikah kita terlantarkan. Apalagi kalau sudah berumah tangga, sudah lebih banyak yang harus diperhatikan. Keluarganya sendiri serta keluarga dari isteri atau keluarga dari suami. Karena saya menikah dengan isteri saya, saya menerima jadi dia, dia sudah didik dan dibesarkan oleh orang tuanya, jadi saya harus perhatian juga pada orang tuanya. Dia juga menerima saya jadi karena sudah dididik orang tua saya, dia harus memperhatikan orang tua saya,  semoga kita mengerti.

 

Menunjukan kashi sayang itu bukan nanti pas ulang tahun kita kasih surprise dan kasih hadiah, bukan! Tetapi ketika dia dalam keadaan terpuruk ada teman curhat, ada teman yang bisa menasihati, bisa menghibur. Saat dia dalam keadaan jatuh dalam dosa, bukan kita tambah hina, tetapi kita datang nasihati, doakan. Minimal didoakan kalau dia tidak mau dinasihati. Itu kasih sayang yang sebenarnya, bukan materi. Kalau kita saling memperhatikan, menasihati dan mendoakan, itulah kasih sayang yang sesungguhnya.  Kadang kasih sayang kepada isteri dikasih perhiasan emas, dibelikan sepatu, tetapi sebenarnya bukan sebatas itu.

 

5.      Menindas anak yatim. Sama dengan tidak ada hubungan dengan Bapa Sorgawi. Prakteknya:

Yohanes 6:44-45

6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

 

Bapa itu menuntun kita kepada Yesus Mempelai Pria Sorga lewat pengajaran yang benar. Jadi, tidak ada hubungan dengan Bapa Sorgawi prakteknya adalah menolak tuntunan Firman pengajaran yang benar untuk dibawa kepada Yesus Mempelai Pria Sorga. Kita mau dituntun, diarahkan, dianjurkan oleh gembala yang adalah penganjur yang menuntun kita kepada Yesus, tetapi tidak mau. Disampaikan Firman A yang dilakukan B.

 

Seringkali ketika mendengar Firman sudah menerima nasihat tetapi tidak mau. Kalau meminta nasihat secara pribadi, emosi daging saya bisa muncul. Ketika isteri datang  minta konseling  tentang  suaminya, bisa saja emosi saya muncul “oh jahat sekali suamimu itu”. Lain kali suaminya yang muncul, bisa emosi saya muncul “ternyata isterimu begitu yah!”. Tuntunan yang paling pas, karena saya tidak tahu keadaan jemaat, adalah lewat pemberitaan Firman ini. Ini tuntunan yang paling tepat, Firman yang bekerja sesuai keadaan jemaat, menjadi jawaban bagi permasalahan sidang jemaat. Kalau kita dengar, terima dan praktek sungguh-sungguh maka sudah ada jawaban di dalam setiap kehidupan kita. Bukan berarti saya tidak terima bapak ibu datang konseling, tetapi jawaban paling tepat itu di dalam pemberitaan Firman, semua kena, suami isteri kena dan dapat jawab masing-masing. Disucikan untuk kita bisa mendapat tuntunan Firman dan dibawa kepada Yesus.

 

6.      Menindas orang asing. Artinya tidak mau tahu dengan Yerusalem Baru, tidak ada kerinduan untuk ke sana. Mulutnya mungkin berkata rindu, tetapi hatinya tidak!

Ibrani 11:9-10,13-16

11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

 

Ini yang positif, ada kerinduan akan kota yang dibangun oleh Allah. Menindas orang asing itu berarti tidak ada kerinduan untuk masuk Yerusalem Baru. Prakteknya tidak mau tinggal di kemah, sama dengan tidak mau tergembala. Kalau rindu tinggal di Yerusalem Baru ayo tinggal di kemah. Dunia ini asing bagi kita karena tanah air kita Yerusalem Baru. Jadi dia tidak ada kerinduan masuk Yerusalem Baru, dia tidak mau tinggal di kemah, tidak mau tekun 3 macam ibadah, malah berupaya memeluk dunia, mau meraih ini dan itu.

 

Kaum muda silahkan sekolah dengan giat, kerja dengan keras, tetapi bawa hidup tergembala, tinggal di kemah. Disucikan menjadi hati yang merindu untuk masuk Yerusalem Baru yang dibuktikan dengan tergembala sungguh-sungguh, mau tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Merasa hanya orang asing di dunia ini, sehingga tidak mau terikat dengan dunia, tetapi hanya mau terpikat dengan Tuhan. Kita kerja di dunia, sekolah di dunia, makan, minum, hidup di dunia ini, tetapi jangan terikat. Dunia ini sedang menuju pada kebinasaan. Kalau kita terikat kita ikut binasa. Ayo biar kita semua masuk di kemah, tinggal dalam penggembalaan, tekun dalam 3 macam ibadah pokok, itu bukti hati kita rindu mau bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga. Di luar penggembalaan tidak ada harapan bertemu Yesus, tidak ada harapan masuk Yerusalem Baru. Mana ayatnya di luar penggembalaan tidak masuk Yerusalem Baru?

Wahyu 7:17

7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

 

Sasaran akhir penggembalaan itu adalah takhta sorga di mana ada sungai air kehidupan.

Wahyu 22:1 (Perikop: Yerusalem Baru)

22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

 

Jadi, penggembalaan itu tujuan akhirnya Yerusalem Baru. Kalau kita merindu ke sana masuklah dalam penggembalaan. Biar mulut kita menyanyi sampai berbusa “hatiku rindu ke sana, satu kota tanpa malam” tetapi kalau tidak tergembala, yang lain beribadah, dia di luar tidak beribadah, tetapi menyanyi “hatiku rindu ke sana” itu omong kosong! Ini hati mau disucikan sampai ada kerinduan untuk masuk Yerusalem Baru yang dibuktikan dengan tergembala menjadi orang asing di dunia ini.

 

Sebaliknya kalau tidak ada kerinduan masuk Yerusalem Baru, penggembalaan itu terasa asing baginya, 3 macam ibadah dia rasa berat.

 

7.      Menindas janda. Artinya membiarkan diri putus hubungan dengan Yesus sebagai suami lewat praktek malas menyembah. Ini yang perlu disucikan, hati yang malas menyembah. Rasanya berat sekali menyembah, tetapi coba kalau disuruh nonton Euro 2021, sampai taruhan kunci mobil. Untuk menyembah kita sulit, tetapi untuk yang jasmani kita bisa, mau bergadang sampai pagi bisa. Ini dikoreksi Tuhan, hati yang malas menyembah.

 

Atau menyembah namun tidak sampai ukuran. Ukuran penyembahan itu taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Ada orang menyembah tetapi dagingnya bersuara terus. Berarti mungkin penyembahan hanya untuk show atau apa. Mari kita menyembah Tuhan sampai daging tidak berusara lagi. Hati disucikan sampai kita bisa tekun dalam doa penyembahan, penyembahan sampai pada ukuran Firman, yaitu taat dengar-dengaran kepada Firman Tuhan sampai daging tidak bersuara.

 

Ulangan 10:20-21

10:20 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.

10:21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.

 

Jadi, penyucian dari hati keras itu menjadi lembut sampai bisa menyembah Tuhan. Hasilnya Tuhan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat di dalam hidup kita. Baik secara jasmani, ayo apa yang menjadi pergumulan kita. Kita akan melihat bagaimana perbuatan Tuhan yang dahsyat, besar dan ajaib menolong kita. Kita tidak mampu tetapi Tuhan kasih jalan keluar dengan luar biasa. Secara jasmani, apa yang kita butuhkan dengan menyembah Tuhan bisa ditolong, sampai nikah yang hancur juga bisa ditolong. Ekonomi, kesehatan semua bisa ditolong dengan menyembah Tuhan. Terutama perbuatan besar dan ajaib itu adalah kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa mengubahkan, hanya lewat Firman, lewat doa penyembahan. Kita diubahkan sampai nanti menjadi Mempelai Wanita Tuhan, suatu tanda yang besar di langit.

Wahyu 12:1

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

 

Inilah tanda yang besar, perbuatan Tuhan yang besar dan dahsyat mengubahkan kita sampai menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Orang di luar selalu berkata kesempurnaan hanya milik Tuhan, itu betul. Tetapi kesempurnaan itu juga akan menjadi bagian kita. Dengan hati yang menyembah kita mengalami perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dan dahsyat serta ajaib.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar