20210601

Kebaktian PA Imamat, Rabu 2 Juni 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 25 sampai pasal 27 dalam terang Tabernakel terkena pada Tabut Perjanjian yaitu kelepasan gereja dari dunia untuk menyambut Yesus di awan-awan masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Imamat pasal 25 terbagi menjadi 5 bagian.

1.      Ayat 1-12 tahun sabat dan tahun Yobel.

2.      Ayat 13-38 hak menerima kembali waris yang telah dijual, dalam tahun Yobel.

3.      Ayat 39-43 tahun Yobel dan pekerjaan perhambaan orang Israel.

4.      Ayat 44-46 kaum kafir menjadi hamba untuk selama-lamanya.

5.      Ayat 47-55 hak untuk menebus perhambaan orang Israel yang menjadi hamba orang kafir pada tahun Yobel. Ketika ada orang asing yang maju ekonominya, kemudian ada orang Israel yang merosot ekonominya sehingga dia memberi dirinya menjadi budak, harus ditebus pada tahun Yobel.

 

Kita masuk pada poin yang pertama.

Imamat 25:1-12

25:1 TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai:

25:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.

25:3 Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu,

25:4 tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.

25:5 Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.

25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.

25:7 Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.

25:8 Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.

25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.

25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.

25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.

25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.

 

Ada 2 macam sabat yang diperintahkan oleh Tuhan supaya bangsa Israel menguduskannya.

1.      Hari sabat yaitu hari yang ketujuh. 6 hari orang Israel boleh bekerja tetapi pada hari ketujuh ada sabat, ada perhentian, mereka tidak boleh melakukan suatu pekerjaan, bahkan untuk menyalakan apipun tidak boleh.

Keluaran 35:3

35:3 Janganlah kamu memasang api di mana pun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat."

 

2.      Sabat tahunan atau sama dengan tahun ketujuh. Enam tahun tanah boleh diolah, boleh dikerjakan tetapi pada tahun yang ketujuh harus diistirahatkan, tidak boleh diolah.

 

Dulu mereka secara jasmani, kita sekarang tidak melakukan secara jasmani seperti bangsa Israel tetapi bentuk rohani. Apa pengertian sabat bagi kita? Sabat adalah perhentian dalam Roh Kudus. Ini harus ada dalam diri kita. Dalam diri kita harus ada perhentian, ketenangan dan damai sejahtera dalam Roh Kudus.

Yesaya 63:14

63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

 

Kapan pertama kali Tuhan memerintahkan bangsa Israel menguduskan Sabat? Pertama kali Tuhan memerintahkan tentang Sabat dikaitkan memungut manna 2 gomer perorang.

Keluaran 16:22-23

16:22 Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.

16:23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."

 

Manna itu roti sorga, roti malaikat. Sekarang menunjukan Firman pengajaran yang benar dan murni, tidak campur-campur. Pada hari keenam dikumpulkan 2 gomer untuk 1 orang. Ini bahasa nikah, 2 menjadi 1. Jadi kalau disimpulkan, supaya kita mengalami perhentian dalam Roh Kudus, maka kita harus menerima Firman yang membawa kita dua menjadi satu, itulah Firman pengajaran yang benar atau disebutkan juga Kabar Mempelai.

 

Selama saya menjadi hamba Tuhan dalam pengalaman di ladang Tuhan, banyak kesaksian yang saya dengar sebelum tahu pengajaran banyak yang beredar-edar mencari Firman yang bisa memuaskan rohani mereka. Begitu mereka menemukan pengajaran ini mereka mantapkan diri tergembala sehingga tidak beredar-edar lagi.

 

Pada hari sabat, orang Israel tidak boleh memasang api. Manna yang akan dimakan pada hari sabat sudah harus dimasak pada hari keenam.

Keluaran 35:3

35:3 Janganlah kamu memasang api di mana pun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat."

 

Memasak itu menggunakan api, makanan itu untuk kebutuhan perut. Artinya kalau kita benar-benar ada dalam pengajaran Kabar Mempelai, bukan sekedar ada, tetapi benar-benar ada dalam binaan Kabar Mempelai, maka kita tidak akan lagi mengutamakan keperluan perut. Kalau keperluan perut masih didahulukan, berarti dia belum benar-benar menikmati pengajaran ini. Bukan berarti tidak boleh bekerja, tidak boleh belajar, tidak. Kepentingan Tubuh Kristus itu nomor satu, kepentingan perut itu urusan Tuhan yang penting Tuhan kita puaskan. Puaskan dulu Tuhan, maka makan minum kita itu urusan Tuhan “beri Aku makan minum sesudah itu engkau boleh makan minum”. Tuhan tidak pernah menipu, apalagi terhadap kami hamba Tuhan.

 

Sekarang justru kebanyakan isi pemberitaan Firman hanya menekankan perkara-perkara perut, perkara-perkara yang jasmani. Sehingga hamba Tuhanpun melayani hanya untuk kepentingan perut. Ini yang ditangisi oleh rasul Paulus, banyak orang menjadi seteru salib, Tuhan mereka ialah perut mereka. Tuhan tolong ini jangan terjadi dalam hidup saya sebagai hamba Tuhan.

 

Ketika kita tidak lagi mengutamakan kepentingan perut, tetapi kepentingan Tuhan di atas segalanya, itulah sabat, itulah perhentian dalam Roh Kudus. Kalau hanya perut yang dikedepankan maka selalu gelisah, selalu bingung, selalu kurang, selalu tidak cukup, tidak ada ketenangan.  Semoga sabat ini menjadi pengalaman hidup kita masing-masing. Saya bicara ini sebab menjadi pengalaman, sejak menjadi hamba Tuhan sepenuh, saya tidak pusing lagi soal jasmani, Tuhan dan pekerjaan Tuhan saja yang saya utamakan dan Tuhan tidak pernah menipu. Sejak melayani 4 orang ngkai-ngkai di Tonusu, Tuhan selalu menyediakan. Mama menjadi saksi, tidak pernah kami S.O.S. yang penting Tuhan diutamakan, urusan perut kita Tuhan yang tahu.

Lukas 17:7-8

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

 

Jelas sekali, urusan memuaskan Tuhan nomor satu baru makan minum kita Tuhan yang sediakan. Seringkali kita mengurus apa yang menjadi urusannya Tuhan. Yang seharusnya memuaskan Tuhan yang menjadi urusan kita, itu tidak kita lakukan. Urusan kebutuhan kita malah itu yang nomor satu kita utamakan. Tuhan malah dinomorduakan, tigakan dan seterusnya. Kalau urusan kita memuaskan Tuhan yang kita utamakan, maka urusan Tuhan memelihara kita secara jasmani, itu pasti dan Tuhan tidak pernah menipu.

 

Ada 4 alasan mengapa kita harus mengalami sabat, sama dengan mengapa kita harus mengalami perhentian dalam Roh Kudus?.

1.      Keluaran 20:11

20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Karena Tuhan menciptakan langit dan bumi selama 6 hari dan pada hari ketujuh Dia beristirahat. Kita ini tinggal di bumi, tempat yang sudah Tuhan ciptakan selama 6 hari. Apa yang kita miliki itu dari ciptaan Tuhan. Bukan kita sendiri yang menciptakan. Sebab itu tidak perlu ragu akan pemeliharaan Tuhan, karena semua sudah Tuhan ciptakan dan kita ini adalah miliknya Tuhan. Inilah perhentian, selama kita masih ragu, masih bimbang tentang pemeliharaan Tuhan, tidak akan pernah mengalami sabat, tidak akan pernah mengalami perhentian.

 

Lebih dari itu, Firman pengajaran yang benar yaitu Kabar Mempelai, sedang menciptakan kita kembali untuk segambar dengan Allah menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Masakan Mempelai Wanita Tuhan akan Tuhan terlantarkan. Kita sudah ada dalam Kabar Mempelai, dalam Firman pengajaran yang benar, Kabar Mempelai ini menciptakan kita kembali untuk segambar dengan Tuhan, untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Masakan Mempelai Tuhan akan Tuhan terlantarkan, pasti Tuhan pelihara. Kalau kita pahami, itulah sabat, itulah perhentian, sehingga tidak teledor berkata-kata “Tuhan tidak adil, kenapa dia diberkati, saya tidak”. Yang penting kita pahami, kita dalam Kabar Mempelai, Tuhan sedang menciptakan kita. Makanya betul-betul hidup ini Firman, mantap tinggal dalam Kabar Mempelai, sehingga kita mantap dalam penciptaan kembali, kebutuhan kita pasti Tuhan sediakan. Sehingga kita mengalami perhentian dan ketenangan sekalipun dunia ini mengalami kegoncangan dalam segala bidang.

 

Mungkin ijazah kita kecil, modal kita kecil, secara jasmani semua terbatas. Tetapi yang membuat kita lebih dari yang lain, pada kita ada Kabar Mempelai, kita sedang diciptakan segambar dengan Allah. Maka yang jasmani itu urusannya Tuhan. Yang penting mantap dalam pengajaran, tergembala sungguh-sungguh. Ini perhentian dan damai sejahtera yang Tuhan mau ada pada kita.

 

Sabat Tuhan tekankan ketika bangsa Israel sudah lepas dari Mesir. Waktu masih diperbudak di Mesir tidak pernah Tuhan tekankan untuk merayakan sabat. Pelajaran bagi kita, Tuhan sudah menebus kita dari dunia, kita sudah menjadi miliknya Tuhan, sebab itu jangan ragu dengan pemeliharaan Tuhan. Apalagi kami hamba Tuhan dan para gembala. Juga kami di pastori, tinggal menikmati Firman, ada pembukaan rahasia Firman, ada pemeliharaan Tuhan, tidak usah ragu lagi! Mantapkan diri dalam kabar mempelai, tergembala sungguh-sungguh. Bukan mau lirik dunia, mau peluk dunia dan segala macam sampai teledor berkata-kata.

 

Kita lihat praktek tidak ragu akan pemeliharaan Tuhan. Yang disebutkan lebih dahulu adalah langit setelah itu bumi. Jadi, praktek tidak ragu akan pemeliharaan Tuhan adalah mendahulukan Tuhan, mendahulukan perkara yang rohani, lebih dari perkara yang jasmani. Perkara rohani itu ibadah pelayanan, perkara rohani itulah pengajaran yang benar, tempatkan itu di atas segala-galanya.

 

Kita pelajari dari Abraham, kita lihat bagaimana Abraham selalu mengutamakan yang rohani baru yang jasmani.

Kejadian 14:17-24

14:17 Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.

14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.

14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,

14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.

14:21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu."

14:22 Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi:

14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.

14:24 Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya masing-masing."

 

Abram menang, berarti mengalami perhentian, mengalami damai sejahtera. Inilah kalau mengutamakan yang rohani, langit dulu baru bumi, pasti ada kemenangan, perhentian, ada damai sejahtera. Menghadapi pergumulan tenang dulu, itu sudah permulaan kemenangan, tinggal tunggu waktu masalah Tuhan selesaikan tepat pada waktunya. Coba menghadapi masalah lalu kita tidak tenang, tidak damai. Diumpamakan masalah itu seperti naik kapal di tengah laut bergelora, lalu kita tidak tenang tidak damai. Semakin tidak tenang, semakin cepat tenggelam kapalnya. Pelajaran dari Paulus, dia berkata pada orang-orang di kapal waktu dihantam badai gelombang “ayo mari kita makan”. Diajak tenang dulu, begitu sudah tenang maka selesai masalah pada waktunya.

 

Sebaliknya kalau yang jasmani kita tempatkan lebih dari perkara rohani, itu membuat tidak tenang dan tidak damai, yang ada hanya hukuman yang datang. Pilih mana, kalau tenang dan damai selesai masalah. Kalau tidak tenang dan tidak damai maka hukuman dan kebinasaan yang datang.

I Tawarikh 21:16

21:16 Ketika Daud mengangkat mukanya, maka dilihatnyalah malaikat TUHAN berdiri di antara bumi dan langit, dengan di tangannya pedang terhunus yang diacungkan ke atas Yerusalem. Lalu dengan berpakaian kain kabung sujudlah Daud dan para tua-tua.

 

Ibrani 1:10-12

1:10 Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.

1:11 Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian;

1:12 seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."

 

Mengapa Tuhan suruh menguduskan sabat, kenapa kita harus mengalami perhentian dalam Roh Kudus? Karena Tuhan sudah jamin, kalau yang rohani kita utamakan, pasti kita damai dan tenang, masalah selesai. Tetapi kalau yang jasmani diutamakan, tidak tenang, tidak damai, hukuman Tuhan yang datang. Semoga kita bijaksana memilih yang baik, pilihlah yang rohani lebih utama baru yang jasmani.

 

Kita lihat bukti bahwa kita sudah ada perhentian. Setelah Abraham diberkati dia mengembalikan sepersepuluh. Buktinya kita sudah ada perhentian, maka kita bisa mengembalikan milik Tuhan. Milik Tuhan bukan hanya perpuluhan. Perpuluhan dan persembahan khusus itu milik Tuhan yang terkecil. Milik Tuhan yang kedua adalah penyembahan, itu bukti orang ada perhentian, bisa menyembah Tuhan. Milik Tuhan yang terbesar itulah Mempelai Wanita Tuhan.

 

2.      Ulangan 5:12-15

5:12 Tetaplah ingat dan kuduskanlah hari Sabat, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

5:13 Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,

5:14 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga.

5:15 Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.

 

Karena Tuhan telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Selama bangsa Israel di Mesir mereka dijajah secara jasmani, juga secara rohani. 400 tahun mereka di Mesir tidak pernah mereka mendirikan mezbah dan beribadah kepada Tuhan. Rohani mereka dijajah oleh ilah-ilah Mesir.

 

Jadi mengapa kita merayakan sabat? Karena Tuhan sudah melepaskan kita dari berhala. Selama masih terikat dengan berhala, tidak pernah mengalami perhentian dan damai sejahtera. Berhala itu apa? Ada 2 wujud berhala, kalau ini masih ada dalam kehidupan kita, tidak akan pernah damai, tidak pernah tenang, tidak ada perhentian.

a)      Keras hati, susah menerima teguran dan nasihat Firman sehingga tidak akan pernah tenang dan damai.

I Samuel 12:53

15:23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

 

Contoh orang keras hati, tidak tenang dan berakhir binasa adalah Yudas Iskariot. Dia keras hati, kesempatan terakhir untuk ditolong tidak dihargai. Firman Tuhan datang, dia malah mengelak dari Firman. Yesus berkata bahwa salah seorang dari murid-murid akan menyerahkannya. Murid-murid bertanya-tanya siapa dia itu. Tuhan bilang “siapa yang mencelupkan tangannya bersama-sama Aku di dalam pinggan, dialah itu!”. Pas Yudas mencelupkan tangannya bersama Yesus ke dalam pinggan. Ini templakan keras, seharusnya dia sadar dan mengaku, tetapi dasar Yudas keras hati, apa dia katakan “bukan aku ya Rabbi”. Nasibnya bagaimana? Binasa! Secara jasmani Yudas mendapatkan 30 keping perak dan dengan uang itu dia bisa membeli ladang dan lain sebagainya. Itu juga yang muncul dalam pikiran orang keras hati “buktinya saya diberkati, ini saya ada uang”. Sehingga ketika Firman datang menegur dia berkata “bukan saya, biar saya melawan Firman saya tetap diberkati. Malah baju yang dipakai pendeta itu dari saya”. Ini model orang keras hati, keuntungan jasmani yang Yudas dapat tidak bisa dia nikmati dan hanya dipakai membeli tanah kuburan.

Matius 26:23-25

26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Firman datang lalu dijawab “bukan saya yang begitu, itu cocok untuk isteri saya, cocok untuk suami saya, cocok untuk saudara saya, cocok untuk pendeta yang khotbah”. Tidak pernah cocok untuk dia. Kenapa sampai keras hati? Karena dia merasa biarpun melawan Firman dia sudah untung, tetapi tidak bisa dia nikmati. Yudas menerima uang, namun uang itu untuk membeli tanah kuburan.

Kisah Para Rasul 1:18

1:18 -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.

 

Dapat tanah, tetapi hilang nyawa. Jangan seperti Yudas! Memang Yudas sempat menyesal, tetapi sebatas menyesal dan dia tidak bertobat. Banyak orang seperti itu, mereka keras hati. Firman Tuhan datang menegur dosanya, dia tidak mau bertobat. Begitu ada masalah dia sadar, tetapi tidak bertobat, dia berpikir sudah kadung begini, terlanjur basah, sekalian mandi, itu orang keras hati. Tuhan tolong jangan ada dalam kehidupan kita.

 

Orang keras hati itu cenderung mempersalahkan orang lain, bahkan mempersalahkan Firman. “bukan aku” berarti dia tuduh murid-murid yang lain yang salah, menuduh Yesus yang salah. Susah kalau orang seperti ini. Berkat didapat hanya untuk membeli tanah kuburan. Sekolah tinggi-tinggi, dapat ijazah, dapat kekayaan dan sebagainya cuma untuk binasa. Tuhan tolong, dalam nama Yesus jangan terjadi dalam kehidupan kita sekalian.

 

Biarlah kita terlepas dari kekerasan hati. Terimalah Firman dengan lemah lembut, itulah ketenangan dan damai sejahtera yang sejati.

 

b)      Berhala yang kedua ini serakah

Efesus 5:5

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

 

Kolose 3:5

3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

 

Serakah ini merampas milik sesama, terutama miliknya Tuhan yaitu perpuluhan dan persembahan khusus. Juga doa penyembahan dirampas, tidak mau memberikan penyembahan kepada Tuhan. Serta tidak mau disucikan dan dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, itu serakah. Kalau kita sudah bisa menikmati Kabar Mempelai, tidak sulit mengembalikan milik Tuhan yaitu perpuluhan dan persembahan khusus, penyembahan kita kembalikan dan diri kita disucikan, dibentuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

Jangan kita berpikir seperti Yudas, ah tidak apa-apa, saya kaya, saya berhasil. Untuk sekarang mungkin tidak apa-apa, tetapi berakhir binasa, tragis akhir hidupnya. Akibat terikat pada berhala:

a)      Yesaya 2:20

2:20 Pada hari itu berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar,

 

Akibatnya dilemparkan pada tikus dan kelelawar. Tikus dan kelalawar ini binatang yang aktif pada malam hari. Jadi artinya dilempar pada tikus dan kelelawar, hidupnya dikuasai oleh kegelapan dosa, sampai nanti masuk pada kegelapan aniaya antikristus, kegelapan paling gelap di mana terdapat ratap tangis dan kertak gigi.

 

Yesus memberi roti kepada Yudas, dia dirasuk setan dan tinggalkan persekutuan, lalu dikatakan di situ “hari sudah malam” berarti dia ditelan kegelapan.

Yohanes 13:30,27

13:30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.

13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

 

Ditelan kegelapan, ditelan kegelapan dosa sampai nanti masuk kegelapan aniaya antikristus. Ayo jangan pertahankan keras hati dan serakah, lembutkan hati, terima Firman dan serahkan apa yang menjadi milik Tuhan, jangan kita ambil, supaya kita tidak ditelan kegelapan dosa. Akibat pertama ini sudah ngeri, tetapi akibat kedua lebih ngeri lagi.

 

b)      Ulangan 7:25-26

7:25 Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.

7:26 Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkau pun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan."

 

Akibat kedua adalah dikhususkan Tuhan untuk ditumpas, dibinasakan. Tuhan tolong kita jangan keras hati, jangan serakah, akibatnya fatal. Sekarang mungkin kita merasa tidak apa-apa, buktinya bisa membeli sebidang tanah, bahkan bukan hanya sebidang tetapi berpetak-petak tanah. Mungkin kelihatan dipakai, murid mengira Yudas keluar mau mengurus keperluan Paskah. Murid-murid lain terkecoh “wah Yudas luar biasa, dia dipakai Tuhan”. Inilah orang keras hati, kelihatan dipakai oleh Tuhan padahal tidak.

Yohanes 13:29

13:29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.

Makanya makin menjadi-jadi kekerasan hatinya karena kelihatan seperti dipakai, padahal dia dikhususkan untuk ditumpas dan dibinasakan. Kalau masuk aniaya antikristus, masih ada kesempatan untuk selamat. Asal dia tetap percaya Yesus sekalipun dianiaya sampai dipancung, maka dia selamat masuk kerajaan 1000 tahun damai. Kalau dikhususkan ditumpas dan dibinasakan, tidak ada kata selamat lagi.

 

3.      Keluaran 31:12-14

31:12 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

31:13 "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.

31:14 Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.

 

Alasan ketika karena sabat adalah peringatan antara Tuhan dengan umatNya. Mengapa kita harus mengalami perhentian dalam Roh Kudus? Karena kita tahu bahwa kita diingat oleh Tuhan. Jika kita mantap dalam Kabar Mempelai, sudah menikmati pengajaran ini, Tuhan pasti mengingat kita karena kita calon Mempelai WanitaNya. Sebab itu hubungan kita dengan Tuhan harus kita jaga terus tetap harmonis. Kita sudah di dalam Kabar Mempelai, kalau kita betul-betul menikmati pekerjaan Kabar Mempelai, maka Tuhan selalu mengingat kehidupan kita, setiap langkah kita Tuhan perhatikan, maka kita juga setiap langkah hidup kita kaitkan dengan Tuhan. Jangan pernah lepas dengan pribadi Tuhan, sedetikpun jangan biarkan berlalu.

Pengkhotbah 12:1-2

12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",

12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,

 

Banyak kaum muda sudah tidak ingat Pencipta, enak saja ikuti keinginan daging. Kaitkan selalu dengan Tuhan. Bagaimana praktek mengingat Tuhan, selalu mengkaitkan hidup dengan Tuhan? Di sini disebut matahari, bulan dan bintang. Ketiga ini adalah pakaian mempelai. Mempelai Wanita Tuhan berselubungkan matahari, berdiri di atas bulan dan bermahkotakan 12 bintang.

Wahyu 12:1

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

 

Prakteknya kita mengingat Tuhan:

a)      Bulan harus ada di bawah kaki kita. Artinya harus memiliki iman yang sempurna hasil ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Di situ kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman dan kurbanNya. Itu yang menumbuhkan iman sampai sempurna.

 

b)      Bermahkota 12 bintang. Ini menunjukan pengharapan yang bertumbuh sampai sempurna, hasil ketekunan dalam ibadah raya di mana kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karuniaNya.

 

c)      Pakaian matahari. Berarti memiliki kasih yang bertumbuh sampai sempurna, hasil ketekunan dalam doa penyembahan di mana kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya.

 

Jadi, praktek mengingat Tuhan adalah bertekun 3 macam ibadah pokok. Ini bukan aturan gereja tetapi ini aturan Firman supaya kita mengingat Tuhan dan diingat oleh Tuhan. Seringkali kita hanya mengingat ciptaan Tuhan tetapi Pencipta tidak kita ingat. Ciptaan Tuhan selalu diingat, tidak dilupakan. Ingat kebun, ingat pekerjaan, ingat sekolah, itu baik. Tetapi kalau sampai melupakan Pencipta, itu yang salah! Ingat pekerjaan, dia kerja dengan sungguh-sungguh tetapi tidak ingat Tuhan, jangan seperti itu. Kenapa tidak ibadah? Aduh mohon maaf pak gembala, saya kerja lalu lihat jam sudah jam 5 sore, baru ingat ini hari rabu. Kenapa tidak ibadah? Saya belajar karena besok mau ujian, nanti lihat jam sudah lewat jam 5, baru saya ingat ini hari ibadah. Jangan seperti itu. Ingat selalu Pencipta, ingat untuk tekun dalam 3 macam ibadah penggembalaan sehingga tubuh, jiwa, roh kita melekat pada Tuhan. Kalau melekat pasti kita ingat.

 

Tuhan sudah menyediakan kita pemeliharaan, jangan kita ragu! Kenapa kita mau ragu dengan pemeliharaan Tuhan? Sebelum manusia diciptakan Tuhan lebih dahulu ciptakan tanaman, Tuhan lebih dahulu ciptakan tumbuh-tumbuhan dan binatang. Tuhan sudah ciptakan semua apa yang menjadi kebutuhan manusia baru manusia Tuhan ciptakan. Beda kalau manusia dulu diciptakan baru Tuhan ciptakan apa yang menjadi kebutuhan manusia, kalau seperti itu mungkin kita bisa ragu. Jadi tidak usah ragu dengan pemeliharaan Tuhan.

 

Tuhan sudah melepaskan kita dari berhala Mesir, makanya kita harus mengalami perhentian. Alasan ketiga karena itu adalah peringatan Tuhan dengan umatNya. Ayo selalu ingat Tuhan. Tuhan selalu ingat kita, kita juga selalu ingat Tuhan, ada perhentian, ada damai sejahtera.

 

Jangan takut, jangan ragu, Tuhan tidak pernah menipu. Banyak pengalaman yang kami alami dalam melayani Tuhan bahwa Tuhan itu tidak pernah menipu. Kalau kami selalu ingat Tuhan dan Tuhan ingat kami, tidak usah ragu, semua Tuhan sudah sediakan. Baik dalam pembangunan gereja, dalam menghadapi masalah-masalah pergumulan, selalu Tuhan tolong tepat pada waktunya. Secara daging memang kadang sudah tidak mampu. Bahkan kalau tidak ada Roh Kudus mungkin sudah stres, tetapi Tuhan kasih kemampuan bisa melayani dan Tuhan selesaikan tepat pada waktunya.

 

4.      Keluaran 35:1-3

35:1 Lalu Musa menyuruh berkumpul segenap jemaah Israel dan berkata kepada mereka: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.

35:2 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati.

35:3 Janganlah kamu memasang api di mana pun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat."

 

Karena sabat adalah perhentian kudus bagi Israel. Jadi kalau kita sudah menikmati Kabar Mempelai, sudah menikmati Firman, pasti mengalami penyucian. Penyucian inilah yang membawa pada perhentian dan damai sejahtera. Penyucian itu sampai pada level kudus seperti Yesus kudus. Memang bagi daging berat, tetapi kalau kita disucikan, Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga ada perhentian, ketenangan dan damai sejahtera. Semakin disucikan semakin tenang, semakin damai sejahtera.

 

I Petrus 1:15-16

1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,

1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

 

Kudus dalam seluruh hidup. Seluruh hidup itu terdiri dari apa? Tubuh, jiwa dan roh seluruhnya harus suci, itulah suci seperti Yesus suci. Tubuh itu perbuatan dan perkataan, jiwa dan roh itu mencakup pikiran dan perasaan. Semakin suci semakin tenang, semakin suci semakin damai sejahtera. Kesucian ini harga mutlak, harus, tidak boleh ditawar-tawar, itu penentu damai atau tidak. Dosa membuat tidak damai dan tidak tenang. Tetapi kalau disucikan semua damai.

 

Pengalaman kami dalam rumah tangga, namanya di dalam nikah tidak ada yang mulus-mulus, nikah itu pasti ada pergesekan antara suami isteri yang beda karakter. Apalagi kami berdua beda suku, beda budaya, beda karakter, dikasih baku gesek. Tetapi kalau sama-sama mau disucikan, begitu ada masalah saling mengaku dan saling mengampuni maka ada damai sejahtera.

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Kejarlah kekudusan, hidup damai sejahtera. Ini perhentian yang sesungguhnya, perhentian yang sejati. Kenapa dalam nikah seringkali ribut, masalah tidak selesai-selesai sampai berujung pada perceraian? Karena tidak mau disucikan. Habakuk katakan baru selesai perbantahan, geger pula. Salah satu saja mau disucikan, bisa tenang. Begitu yang satu mau ajak ribut, yang mau disucikan mengalah. Apalagi kalau dua-dua mau disucikan. Begitu mau bertengkar langsung sadar “eh salah ini, tidak boleh ini”. Maka pekerjaan Firman terjadi.

Habakuk 1:3 (Terjemahan Lama)

1:3 Mengapa Engkau memperlihatkan aku kejahatan dan memberikan aku memandang sengsara? Hanya kerusakan dan penggagahan adalah di hadapan mataku; baharu habis perbantahan maka mulai geger pula.

 

Ini sandiwara usang, jangan ada lagi seperti itu. Makanya kejarlah kesucian, kalau mau disucikan pasti damai. Kalau tidak maka sama-sama mempertahankan egonya sehingga tidak pernah damai.

 

Tuhan sudah menyediakan satu hari perhentian bagi kita itulah kerajaan 1000 tahun damai. Itu sudah pasti, bukan janji kosong!

Ibrani 4:9-13

4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.

4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.

4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Ayat 9 sampai 10, Tuhan menyiapkan hari perhentian bagi kita, Tuhan menyediakan kerajaan 1000 tahun damai. Ayat 11 Tuhan mau kita berusaha mulai di bumi ini untuk mengalami perhentian lewat 4 poin tadi. Ayat 12 sampai 13 Tuhan sediakan sarana bagi kita untuk mengalami perhentian. Jadi Tuhan itu baik dan amat baik, Dia suruh kita mengalami perhentian, Dia suruh kita berupaya untuk mengalami perhentian dan Tuhan berikan sarana. Apa itu? Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, tajam menyucikan dan membaharuhi kehidupan kita.

 

Sore ini kita sudah mendengar ada Firman disampaikan. Tajam pertama menyucikan, tajam kedua membaharui. Tajam pertama menyucikan dan membaharui kehidupanku, tajam kedua menyucikan dan membaharui sidang jemaat. Sama-sama kita dibaharui untuk masuk kerajaan 1000 tahun itu sabat besar. Dan nanti kita masuk sabat kekal Yerusalem Baru.

 

Untuk kena pedang Firman itu memang sakit bagi daging. Jadi untuk masuk perhentian, daging ini jangan dielus. Daging ini harus dipaksa, jangan diikuti kemauannya, robek dengan pedang Firman. Kadang kala kita elus-elus daging dan mau ikuti maunya daging. Sudah kena pedang Firman, itu tidak cukup. Supaya perhentian itu betul-betul kita alami, harus rela mengalami percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Itu yang saya alami, puji syukur ada kemenangan. Dalam menghadapi percikan darah ayo tetap tenang.

 

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Ayo tambah dengan percikan darah. Sengsara daging tanpa dosa bentuknya macam-macam, bisa dibenci orang, dikucilkan, dicaci maki, sudah menolong kasih air susu malah dibalas air tuba. Percikan darah juga bisa dalam bentuk kita ambil waktu doa puasa, doa semalaman. Saat daging dirobek, Roh Kudus dicurahkan kepada kita dengan melimpah dan meluap-luap di dalam kita. Itu yang memberikan perhentian, damai sejahtara dalam kehidupan kita. Mengalami perhentian dalam Roh Kudus sama dengan kuat dan teguh hati. Artinya menghadapi tantangan apapun tetap pegang satu Firman pengajaran yang benar, tetap hidup benar dan suci, tetap menyembah Tuhan, tetap mempercayakan hidup kepada Tuhan. Kuat teguh hati ini menjadi modal utama bagi kita untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

Mazmur 27:14

27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

 

Kuat teguh hati ini modal kita untuk menanti kedatangan Tuhan kedua kali sebagai Raja, Mempelai Pria Sorga. Kita tidak takut ketika Yesus datang, tetapi ada ketenangan, ada keberanian percaya untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Untuk sekarang kalau kita kuat teguh hati kita bisa menanti pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Kalau sekarang belum ditolong, tetap kuat teguh hati, tunggu waktu Tuhan menolon. Waktu Tuhan tidak terlalu cepat, tidak terlalu terlambat, tetapi tepat pada waktunya. Seperti Petrus mau tenggelam, kalau Tuhan terlambat mengulurkan tangan maka Petrus tenggelam. Tidak terlambat, tidak terlalu cepat, tetapi tepat pada waktunya. Hampir tenggelam namun diangkat oleh Tuhan.

 

Sore malam hari ini apa yang menjadi pergumulan kita. Nomor satu tenang dulu, perhentian dulu dalam Roh Kudus. Kalau sudah tenang kuat teguh hati, baru waktu Tuhan untuk menolong kita akan segera nyata. Selama kita belum tenang, belum kuat teguh hati, Tuhan belum mau menolong. Jadi Tuhan mau benahi dulu hati kita, tenang dulu, damai dulu baru Tuhan menolong kita pada waktunya.

 

 

 

Di hadapan kita ada perjamuan suci, ini jaminannya pertolongan Tuhan. Dia sudah berikan nyawaNya bagi kita, Dia berikan tubuhNya, darahNya bagi kita. Masakan pertolongan dari segala masalah tidak Dia berikan? Tuhan sangat mampu untuk memberikan, bagi Tuhan lebih mudah dari membalikan telapak tangan untuk menolong kita. Semoga kita bisa mengerti, saya terbatas untuk menyampaikan Firman ini, biarlah Roh Kudus yang memberikan pengertian lebih lanjut dalam kehidupan kita.

 

Tuhan memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar