20210613

Kebaktian Umum, Minggu 13 Juni 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 12:4b-6

12:4b Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

 

Naga atau setan dengan kemarahan setan diwujudkan dengan antikristus. Roh antikristus bekerja luar biasa hari-hari terakhir ini mau menggagalkan kehidupan kita masuk dalam kegenapan rencana Allah. Di sini setan mau menelan, berarti setan mau menguasai kehidupan kita dengan sepenuhnya.

 

Bagaimana caranya kita untuk menghadapi kekuatan setan dan antikris ini? Dengan kekuatan daging tidak bisa. Kita lihat di sini anak laki-laki dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan perempuan dibawa lari ke padang gurun, ini disebut dengan menyingkir. Ini sudah dinubuatkan:

Markus 13:14-16

13:14 "Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya -- para pembaca hendaklah memperhatikannya -- maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.

13:15 Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya,

13:16 dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.

 

Di sini ada pembinasa keji yaitu antikristus, berdiri di tempat yang tidak sepatutnya yaitu di Bait Allah. Artinya antikristus mau menghancurkan ibadah pelayanan kita, mau menghancurkan sistem penggembalaan sehingga kehidupan kita tetap terikat dengan dosa, tidak mengalami kelepasan sampai benar-benar dikuasai oleh setan sepenuhnya. Jauh sebelum Injil Markus ini, dalam kitab Kejadian ada Esau yang adalah gambaran antikristus, mau menghancurkan Yakub. Yakub adalah kehidupan yang tergembala, berarti mau menghancurkan penggembalaan. Jadi, baik Perjanjian Baru maupun dalam Perjanjian Lama semua sudah dinubuatkan. Jadi, jangan heran kalau kita menghadapi pekerjaan setan yang begitu luar biasa hari-hari terakhir ini. Dengan roh kebenciannya dia memperalat sesama manusia untuk membenci kita untuk menghalangi-halangi kita beribadah melayani Tuhan.

 

Dalam Lukas 13:14-16 Tuhan tunjukan kepada kita tindakan-tindakan penyingkiran dari antikrist.

1.      Orang Yudea naik ke pegunungan, artinya kita yang sudah selamat harus meningkatkan keselamatan sampai keselamatan yang sempurna.

 

2.      Tetap di peranginan

 

Peranginan ini tempat yang sejuk. Artinya sekarang hidup dalam damai sejahtera. Setan ini mau merampas damai sejahtera. Ayo kita berupaya hidup dalam perhentian, ketenangan dan damai sejahtera. Yang membuat tidak damai adalah dosa. Dosa itu menjadi pemisah, tidak damai berarti terpisah dengan Tuhan dan sesama.

Yesaya 59:1-2

59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

 

Jadi proses berdamai adalah:

1.      Menyadari dan menyesali dosa lewat pekerjaan Firman pengajaran yang benar. Sebab isi pengajaran itu dalam II Timotius 4:1-2 menyatakan dosa. Jadi, setelah dosa kita dinyatakan dan ditunjuk, sadarlah dan menyesal. Tetapi jangan cuma berhenti pada tahap sadar dan menyesal. Kalau cuma sampai di situ nanti hanya seperti Yudas. Yudas sadar dia salah dan dia menyesal tetapi hanya sampai di situ dan akhirnya dia bunuh diri.

2.      Mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan dibuat lagi. Kita harus berdamai dan hidup dalam perdamaian. Bukan cuma sebatas berdamai. Artinya setelah kita selesaikan dosa jangan dibuat lagi.

3.      Mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Dalam doa Bapa kami itu sudah sangat jelas. Ampunilah kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Kita sudah mengakui dosa dan diampuni Tuhan, sekarang orang yang minta ampun kita ampuni dan lupakan.

 

Kalau sudah ada damai sejahtera, maka kita bisa saling membangun.

Roma 14:19

14:19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.

 

Damai sejahtera itu harus dikejar, mengejar itu berarti dengan kecepatan. Begitu kita salah, kena Firman langsung kita mengaku. Ada orang mengaku kepada kita langsung beri pengampunan dan lupakan, maka bisa saling membangun. Artinya dipakai Tuhan di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

II Korintus 5:18

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

 

Pelayanan pembangunan Tubuh Kristus itu adalah pelayanan pendamaian. Bagaimana mau melayani kalau tidak berdamai, tidak mungkin! Nubuatannya waktu Salomo membangun Bait Allah, tidak ada bunyi perkakas besi dan batu saling beradu karena semua batu sudah diambil dari tempat penggalian dan dibawa ke Yerusalem untuk disusun di situ. Itu menunjukan suasana damai.

 

Pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah. Jadi isilah nikah dengan roh perdamaian. Di situ pembangunan Tubuh Kristus mulai dari suami, isteri, kakak, adik, menantu, mertua, mari isi nikah dengan saling berdamai, pasti dipakai Tuhan. Nikah itu terbangun, nikah yang rohani dan berkenan kepada Tuhan. Kalau sudah ada roh perdamaian dalam nikah, tinggal memetik berkat, Tuhan perintahkan berkat untuk datang dalam nikah rumah tangga. Biar tinggal di gubuk-gubuk tetapi suami isteri hidup dalam perdamaian, maka Tuhan perintahkan berkat ke situ. Dari pada tinggal di rumah gedongan tetapi tidak berdamai, apa yang ada di dalam malah hancur.

 

Ada lagunya alangkah indahnya hidup rukun dan damai, kita nyanyikan tetapi tidak pernah kita praktekan. Suami salah sedikit isteri langsung banyak menuntut, isteri salah sedikit suaminya langsung marah. Kalau tidak damai berkat tidak ada. Tetapi kalau damai maka berkat itu dikirim dan Tuhan perintahkan datang dalam nikah.

Mazmur 133:1-3

133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

 

Ayat ini sudah banyak lagunya dengan berbagai versi, tetapi tidak pernah dipraktekan. Mari hidup damai, Tuhan perintahkan berkat dan tidak ada yang bisa menghalangi, setanpun tidak bisa menghalangi. Bahkan kehidupan untuk selamanya, hidup kekal bisa kita miliki. Sebaliknya kalau nikah diisi pertengkaran, bukan berkat yang datang tetapi tsunami, air bah yang datang. Jadi, apa yang dikumpulkan bertahun-tahun hancur.

Amsal 17:14 (Terjemahan Lama)

17:14 Permulaan perkelahian itu seumpama air tiris, sebab itu tinggalkanlah akan perbantahan dahulu dari pada ia menjadi air bah yang bergelora.

 

Tsunami ini lebih parah dari pada tsunami Palu dan tsunami Aceh, sebab korban pertengkaran nikah itu sudah banyak, tidak terhitung nikah yang hancur karena air bah pertengkaran. Berani masuk nikah berani masuk masalah, tetapi kalau dalam Tuhan semua teratasi. Jaga nikah jangan sampai terhilang, jaga nikah supaya jangan bercacat cela dan jaga nikah supaya jangan mati. Intinya adalah perdamaian, itu yang harus kita kejar. Kalau sudah dipakai dalam nikah baru lebih membesar dalam penggembalaan.

Kisah Para Rasul 9:31

9:31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

 

Dalam nikah lebih dulu diisi dengan roh perdamaian. Maka dalam penggembalaan kita dipakai menjadi saksi yang benar untuk membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan di dalam penggembalaan dan jiwa-jiwa semakin bertambah. Bagaimana kita mau bersaksi “mari datang dengar Firman, di situ Firmannya tajam dan keras menyucikan” tetapi sedikit-sedikit tetangga dengar pertengkaran. Tidak mungkin mereka mau datang, kamu sendiri tidak damai lalu mau bawa saya dengar Firman. Tetapi kalau dilihat rumah tangga itu seperti tidak ada orang karena tenang dan damai, maka orang lain pasti tertarik kalau dia bersaksi. Bukan berarti tidak ada perselisihan, pasti ada dalam nikah, untuk menyatukan 2 pribadi beda karakter pasti ada klesnya/masalah. Tetapi begitu ada perselisihan cepat berdamai, tidak berlarut-larut. Kalau seperti itu baru bisa dipakai menjadi saksi. Bahkan orang-orang bertanya “kenapa bisa sampai usia tua begini nikah dan buah nikahmu tetap aman dan bagus?” kita bisa bersaksi karena pengajaran, ayo datang dengar Firman. Kita bisa membawa jiwa-jiwa, jiwa-jiwa bertambah. Baru nanti antara penggembalaan.

 

Semakin besar dipakai antara penggembalaan. Makanya gembala dengan gembala jangan saling gigit rebutan domba. Domba-domba itu Tuhan yang percayakan. Kalau sekarang Tuhan percayakan saya layani puji Tuhan. Kalau besok-besok Tuhan bilang mau dipindah kepada gembala yang lain, yah jangan marah. Jangan bilang “kamu merebut domba!”. Sampai pernah dirapatkan di desa, gembala yang merasa dombanya direbut marah-marah. Saya cuma jawab “kalau ini pekerjaan Tuhan pasti berlanjut, kalau bukan pekerjaan Tuhan dengan sendirinya akan berhenti”.

 

Persekutuan ini akan memuncak pada Israel dan kafir menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna. Semua ini karena roh perdamaian, kalau tidak mana bisa menyatu. Lihat saja di timur tengah sana, PBB sudah berusaha tetapi susah mau bedamai. Namun kalau dalam Tuhan, dalam pengajaran, tidak susah.

 

Efesus 2:14-18

2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

2:17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",

2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

 

Kalau Israel dan kafir saja suatu saat bisa menjadi satu, maka yakinlah nikah kita satu saat bisa satu asalkan diisi roh perdamaian. Sudah tersedia sarananya yaitu Yesus yang mati di kayu salib sebagai korban pendamaian, tinggal kita manfaatkan. Mari saling mengaku dan saling mengampuni pasti bisa menyatu.

 

Bagaimana sikap terhadap damai?

I Petrus 3:10-12

3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.

3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

 

Dalam Roma 14 mengejar, dalam I Petrus 3 mencari. Jadi, sikap kita terhadap damai adalah berusaha sungguh-sungguh mencari dan mengejar sampai mendapatkan perdamaian. Apalagi kalau kita yang salah, langsung segera berupaya berdamai. Kalau saling mempersalahkan maka tidak akan pernah berdamai.

 

Saya pernah merasa saya benar sampai saya bentak isteri saya “saya benar, saya bukan gembalamu, cari gembala yang lain!”. Saya kira saya benar, padahal salah di mata Tuhan. Saya kira dia mau ciut, padahal malah balik menyala, jadinya sama-sama menyala. Berusaha sama-sama saling mengejar perdamaian. Saya salah, dia juga mengaku saya salah, saling berpelukan, selesai masalah. Itu semua hanya karena kekuatan Firman pengajaran yang benar yang seharga korban Kristus yang dibuka rahasianya kepada kita.

 

Mengapa harus berusaha sungguh-sungguh mencari, mengejar dan mendapatkan damai?

1.      Wahyu 6:4

6:4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

 

Karena akan terjadi kegerakan kuda merah padam untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi ini. Kalau sekarang tidak mengejar, tidak berupaya mendapatkan damai, akhirnya damai diambil dan baru mau kejar sudah tidak bisa. Sekarang kegerakan kuda merah ini mulai terasa. Bangsa-bangsa sekarang bersitegang, tinggal tunggu pemicunya bisa meledak. Bahkan dibelahan bumi lain sudah terasa. Kuda merah mulai bekerja, tidak ada satu jengkal tanahpun yang terlewati, semua pasti dia lewati. Sekarang Tuhan berikan kesempatan untuk berdamai, jangan tunda-tunda waktu. Yang salah segera mengaku, yang benar ampuni dan lupakan. Jangan berkata “saya mau berdamai tetapi nanti, sekarang saya belum siap” nanti setelah kuda merah datang malah terlambat. Akibatnya kalau sudah terlambat, kuda merah sudah berjalan mengambil damai, maka hanya diisi dengan saling membunuh. Sekarang bentuknya saling membenci. “Tunggu dia datang mengaku baru saya mengaku, kalau tidak saya tidak mau!” yang seperti itu tidak akan pernah berdamai, saling membenci bahkan bisa saling membunuh.

 

Saya baca berita pengantin baru menikah, dia gerek isterinya baru dia gerek dirinya sendiri. Ini roh perdamaian sudah diambil. Makanya jangan tunda waktu, jangan terlambat berdamai.

 

2.      Matius 5:23-24

5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

 

Mempersembahkan persembahan di atas mezbah itu menunjuk ibadah pelayanan. Ini jawaban kedua, karena orang yang tidak mau berdamai, ibadah pelayanannya sia-sia, tidak akan diterima Tuhan. Kalau kita tekun 3 macam ibadah tetapi dalam nikah tidak mau berdamai, ibadah sia-sia! Sudah berupaya melayani dalam bidang apa saja, sampai tidak tidur dalam melayani Tuhan, tetapi kalau tidak berdamai, itu sia-sia. Jadi, berdamai dulu baru melayani Tuhan. Dan jaga hati tetap damai sejahtera sambil beribadah melayani Tuhan. Mungkin kita berkata “saya sudah mengaku tetapi dia tidak mau mengampuni” itu urusannya dia, yang penting kita sudah mengaku dosa, sudah selesai, pelayanan kita diterima oleh Tuhan.

 

Ada satu bapa pelayan Tuhan datang kepada saya “saya mau berhenti dulu melayani karena dosa ini”. Saya bilang salah, kalau karena dosa berhenti melayani berarti sudah tidak ada tuan, tidak ada majikan sehingga majikannya nanti setan. Dosanya dibuang dan diselesaikan, pelayanannya diambil. Jangan malah dibalik! Dosa dipertahankan, pelayanan dibuang, itu keliru. Jadi, begitu kita melayani lalu ingat ada dosa, tinggalkan dulu pelayanan, berdamai dulu, baru setelah itu melayani kembali. Bukan persembahannya yang dibuang, itu salah. Kalau kita tidak mau melayani Tuhan, nanti ada setan yang menjadi tuan dalam kehidupan kita, ini yang kita jaga, hati-hati. Jangan pakai alasan, saya mau menenangkan diri dulu supaya lepas dosanya. Malah tambah melekat dosanya kalau pelayanannya dilepas.

 

 

Kapan waktu berdamai?

Matius 5:25-26

5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.

5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

 

Waktu berdamai itu saat di tengah jalan. Artinya sebelum kita mencapai garis akhir hidup kita. Garis akhir manusia itu ada 2:

1.      Meninggal dunia.

2.      Tetap hidup saat Tuhan Yesus datang kedua kali.

 

Kita tidak tahu garis akhir hidup kita. Karena kita tidak tahu garis akhir hidup kita, maka segeralah berdamai dengan Tuhan dan dengan sesama, jangan tunda-tunda waktu. Kita tidak senang pada orang lain, kita tidak ucapkan, kita tidak tunjukan pada dia kalau kita tidak senang, tetapi di hati kita tidak senang dan mendongkol, lalu dalam perjalanan dia kecelakaan dan mati, bagaimana itu? Dipertanggung jawabkan nanti itu di hadapan Tuhan! Tidak akan bisa masuk kerajaan 1000 tahun damai, apalagi masuk di sorga. Segera berdamai dan selesaikan, supaya waktu Yesus datang atau kita mencapai garis akhir hidup kita, tidak ada beban dosa yang menuduh dalam hidup kita dan kita bisa disempurnakan.

 

Kalau tidak mau berdamai maka Tuhan menjadi lawan, menjadi musuh kita yang akan menyerahkan kita kepada algojo yaitu antikrist. Sekarang darah Yesus, darah pendamaian tidak mau dimanfaatkan, yah sudah masuk saja antikristus. Membayar dengan darahnya sendiri, darahnya tercurah dianiaya sampai dipenggal. Saya tidak mau seperti itu. Makanya kalau ada salah segera mengaku. Kalau ada orang mengaku segera ampuni dan lupakan.

 

Markus 9:49-50

9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api.

9:50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

 

Kalau mau berdamai maka kita menjadi garam asin. Mengapa damai itu Tuhan sejajarkan dengan garam? Karena Tuhan tahu banyak orang meremehkan itu. Garam itu bukan sesuatu yang hebat dan harus diupayakan, tetapi seringkali diremehkan. Apalagi kalau orang darah tinggi, anti garam. Banyak yang meremehkan persoalan berdamai “buat apa dosa ini diselesaikan, biarkan saja. Isteri jugakan tidak tahu, dengan seiring waktu pasti terlupakan” itu seperti garam yang diremehkan. Makanya Tuhan sejajarkan dengan itu, selalu dientengkan “dosa ini tidak apa-apa” justru yang tidak apa-apa itu nanti jadi apa-apa.

 

Garam yang asin itu menunjuk urapan Roh Kudus. Urapan Roh Kudus itu yang mencegah kebusukan-kebusukan dalam diri kita. Jadi, orang yang mau berdamai itu diurapi dan dipenuhkan dengan Roh Kudus sehingga mampu mencegah kebusukan-kebusukan dosa masuk. Mungkin ada yang berkata “saya berselisih dengan dia bukan karena dosa tetapi karena pengajaran”. Kalau berselisih karena dosa segera saling mengaku dan mengampuni supaya damai. Kalau berselisih karena pengajaran, kembali ke Alkitab. Mana yang benar dan tertulis dalam Alkitab itu yang kita terima. Kalau tetap ngotot tidak mau menerima, tidak usah kita berbantah-bantah dan jangan kita musuhi dia, doakan saja. Mempertahankan pengajaran itu harus, tetapi bukan untuk memaki-maki orang. Di media sosial banyak yang seperti itu, memang baik pertahankan pengajaran tetapi jangan sampai maki-maki orang.

 

Memang pembukaan rahasia Firman itu kasih karunia, tidak semua orang bisa menerima. Hanya yang dikaruniai yang bisa menerimanya. Jadi, tidak usah kita marah-marah kalau orang tidak mau menerima. Berarti dia belum mendapat kasih karunia.

 

Saya katakan kasih karunia karena pengalaman dalam pelayanan. Ada satu bapak baru masuk pengajaran, sudah mulai aktif tiga macam ibadah. Dia tidak mengerti bahasa Indonesia, tetapi karena kasih karunia, bisa mengerti Firman. Dulunya suka sabung ayam, lalu diajak sabung ayam dia jawab dalam bahasa Toraja“sudah mi dibilang dalam gereja, kenapa mau dibuat”. Bisa dia mengerti Firman padahal saya tidak pakai penterjemah bahasa Toraja. Ada orang yang pandai dan pintar tetapi tidak bisa menerima. Sampai dia hina ajaran setan, ajaran sinting. Hanya kasih karunia kalau kita boleh ada sampai saat ini mendapat kemurahan mendengarkan Firman Tuhan.

 

Setiap orang akan digarami dengan api. Artinya orang yang mau berdamai pasti tahan menghadapi pekerjaan api. Ada 2 macam api Tuhan:

1.      Api Firman, Roh Kudus dan Kasih Tuhan yang kita alami lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Hanya orang yang mau berdamai yang bisa tergembala dan tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Coba kalau sudah tidak senang pada satu jemaat di gereja. “Malas saya datang gereja kalau mau lihat dia! Lebih baik saya tidak datang gereja”.

 

Semua alat di dalam ruangan suci ada apinya:

Ø  Meja roti, di atasnya ada kemenyan yang dibakar. Itu adalah api Firman. Kalau kita tekuni ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, maka kita disucikan oleh api Firman. Contohnya Musa di dalam penggembalaan melihat api di semak-semak dan dia mengalami penyucian.

Ø  Pelita emas, pelitanya dibakar dengan api. Ini adalah api Roh Kudus. Murid-murid mengalami api Roh Kudus pada hari pencurahan Roh Kudus.

Ø  Mezbah dupa emas, ini ketekunan dalam ibadah doa, bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasih. Ada dupa dibakar, ada api di situ, itu api kasih. Nabi Yesaya disucikan mulutnya dengan bara api yang diambil dari mezbah korban bakaran dan ditaruh dibibirnya. Mezbah korban bakaran itu wujud kasih Tuhan kepada kita, Dia mendamaikan kita dengan diriNya lewat darahNya di kayu salib. Yesaya mengalami api kasih.

 

Jadi, orang yang mau berdamai tidak akan sulit untuk tergembala. Penggembalaan adalah tempat yang paling aman dan paling damai. Tetapi ada syaratnya.

Mazmur 23:1-2

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

 

Berbaring itu tanda damai, ini penggembalaan bersuasana damai. Syaratnya harus ada rumput hijau dan ada air yang tenang. Mau merasakan damai sejahtera, masuklah dalam penggembalaan yang di mana terdapat rumput hijau dan air yang tenang. Rumput hijau dan air tenang menunjukan Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus, di situ kita akan damai. Di dalam penggembalaan sudah disajikan Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus tetapi kenapa tetap tidak damai? Itu salahnya sendiri tidak mau makan dan minum! Mungkin sudah mendengar tetapi tidak mau dengar-dengaran, tidak mau praktek. Makan itu berarti masuk dalam tubuh, artinya Firman itu sudah harus menjadi pengalaman hidup, nikmati Firman sampai bisa praktek Firman. Bagaimana bisa damai kalau dengar Firman tidak serius, perhatiannya terbagi-bagi, tidak serius. Itu tidak pernah makan. Yang lain dipuaskan dahaganya, dia kelaparan terus, kehausan terus. Tugas kami hamba Tuhan menyediakan rumput hijau dan air yang tenang. Tugas dombanya Tuhan makan rumput hijau dan berbaring. Biarlah Firman itu menjadi pengalaman hidup kita, mendarah daging dalam hidup kita, pasti damai.

 

Di dalam penggembalaan, api Tuhan membakar daging kita dengan segala keinginan dan tabiatnya sehingga kita menjadi persembahan yang berbau harum bagi Tuhan. Kaum muda menghadapi perjodohan, menghadapi masa depan, kalau tekun dalam 3 macam ibadah penggembalaan pasti damai, tenang semuanya. Kalau orang tanya kapan menikah, tidak usah galau, tenang, damai saja, yang penting sudah tekun dalam 3 macam ibadah, nikmati Firman, semua urusan Tuhan. Menikah itu kasih karunia, ada yang mendapat kasih karunia untuk menikah, kalau tidak menikah dia hancur. Ada yang mendapat kasih karunia untuk tidak menikah, kalau dia paksakan menikah dia hancur.

 

2.      Nyala api ujian

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Jika kita mau berdamai pasti bisa tergembala, menikmati Firman sampai menjadi pengalaman hidup dan pasti tahan menghadapi nyala api ujian. Kita tidak terbakar, justru menerima api kemuliaan Tuhan, itulah Roh Kudus. Semakin besar nyala api ujian yang dihadapi orang yang mau berdamai, semakin besar api urapan Roh Kudus yang dia dapatkan, semakin menyala-nyala dalam melayani Tuhan. Bukan malah kendor, malah kecewa, putus asa. Kalau tidak tergembala berarti tanpa api Tuhan, tetap manusia darah daging, tidak akan kuat menghadapi nyala api ujian. Karena dia tetap manusia daging, tidak mau menerima penyucian dalam penggembalaan, akhirnya waktu menghadapi nyala api ujian, dia terbakar. Prakteknya bersungut-sungut, marah kepada Tuhan, kecewa, putus asa sampai tinggalkan Tuhan. Jadi startnya itu berdamai, dalam Tabernakel itu ditunjukan alat mezbah korban bakaran. Setelah itu baru bisa tergembala, masuk ruangan suci. Setelah itu baru bisa masuk ruangan maha suci, percikan darah, nyala api ujian. Ayo menghadapi ujian apapun tidak kecewa, tidak putus asa, tetap percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan.

 

Bagi orang dunia nyala api ujian itu akan menghancurkan karena mereka tidak tergembala. Tetapi bagi kita yang mengejar damai sejahtera, mau tergembala, nyala api ujian justru mendatangkan roh kemuliaan dalam kehidupan kita. Biarlah ini menjadi penghiburan bagi kita, jangan kita takut. Nyala api ujian itu bentuknya macam-macam. Bisa dibenci, dikucilkan oleh keluarga karena pengajaran, karena penggembalaan. Diizinkan menghadapi penyakit, diizinkan difitnah dan dicaci maki, belajarlah dari Yesus untuk diam. Menghadapi bertubi-tubi tuduhan Dia diam tidak membalas.

 

Ada roh kemuliaan yang akan kita alami. Contohnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego diperhadapkan dengan dapur api yang dipanaskan 7 kali lipat karena ibadah dan karena penyembahan. Mungkin kita menghadapi ujian berat karena pengajaran, karena penyembahan, karena ibadah, jangan kita mundur.

 

Kalau mengejar damai pasti bisa tergembala, tahan menghadapi api ujian sehingga kita menerima Roh Kemuliaan, Roh Kudus. Kita belajar dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Kegunaan api kemuliaan:

1)      Daniel 3:24-25

3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"

3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

 

Anak dewa itu menunjukan Roh Kudus. Ada seorang seperti anak dewa menyertai Sadrakh, Mesakh dan Abednego sehingga mereka berjalan-jalan dengan bebas di dalam api. Untuk kita, Roh Kudus yaitu Roh Kemuliaan menyertai kita dan menyelesaikan pergumulan serta masalah yang kita hadapi, sampai masalah yang mustahil. Tadinya dilempar dengan terikat dalam dapur api, namun bisa berjalan-jalan dengan bebas di tengah api, ini sesuatu yang mustahil. Roh Kudus, Roh Kemuliaan mampu menghapuskan kemustahilan.

 

Jadi, intinya damai dulu, tenang dulu, itu nomor satu yang harus ada. Selebihnya itu urusannya Tuhan. Kalau belum damai, belum tenang, tidak ada jalan keluar. Damai dulu, tenang, mantap tergembala, disucikan, kita bertahan menghadapi nyala api ujian, sudah izinkan Tuhan bekerja, Roh Kudus menyertai dan menyelesaikan semuanya sampai yang mustahil sekalipun. Tinggal kita praktek saja, diam tenang. Menghadapi masalah rasanya mau berontak, apalagi bahasa-bahasa yang tidak enak ditelinga, maunya membalas. Tetapi kalau damai dan tenang, selesai semua pada waktunya.

 

2)      Daniel 3:28-29

3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.

3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."

 

Raja Nebukadnezar sebenarnya tidak percaya Tuhan, dia punya dewa lain. Tetapi begitu melihat apa yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dia bisa memuji Tuhan. Artinya Roh Kudus, Roh Kemuliaan menjadikan kita terang kesaksian kepada orang-orang yang tidak percaya Yesus dan kepada orang-orang yang belum dalam pengajaran yang benar. Jadi, ketika kita diperhadapkan api ujian, kita bisa bertahan dan tetap damai, itu suatu kesaksian. Tidak semua orang bisa menerima saat menghadapi seperti itu, tetap kalau kita bisa bertahan itu suatu kesaksian.

 

Jika Tuhan izinkan kita mengalami api ujian, nikmati saja, sebab Tuhan mau memakai kita untuk memenangkan jiwa-jiwa. Mungkin suami belum bertobat atau isteri belum bertobat, selalu menekan dan menghina kita “apa itu ibadah online, apa itu pengajaran,  seperti tidak ada gereja lain!”. Nikmati saja, dia mau ngomong apa terserah. Anggaplah suara anak-anak, karena memang masih kanak-kanak rohani, tidak mengerti. Untuk melayani Tuhan jangan hiraukan apa yang ada di dunia ini. Bahkan Paulus mengatakan nyawanya saja tidak dia hiraukan. Apalagi cuma omongan orang, tidak usah hirau! Bukan kita musuhi dia, tetapi nikmati saja. Nanti kita dipakai Tuhan menjadi kesaksian memenangkan dia yang membenci kita.

 

Raja Nebukadnezar tadi memerintahkan melemparkan mereka ke dalam dapur api,  sekarang berbalik membela Sadrakh, Mesakh dan Abednego “siapa menghina Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, rumahnya akan dirobohkan dan dia dipenggal-penggal”. Luar biasa pembelaan Tuhan, jadi nikmati saja. Kalau tidak mau menikmati “enak saja suruh nikmati! Saya mau balas!” kalau seperti itu tidak ada pembelaan Tuhan. Kalau kita nikmati, Tuhan yang menolong, Tuhan yang bekerja. Saya juga mau belajar, kadang masih muncul suara daging “tunggu dia!”. Kita belajar seperti Paulus.

Kisah Para Rasul 20:24

20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

 

Ada yang pernah dihina? Banyak. Pernah dilecehkan karena pengajaran? Sering. Jangan dihirau, tidak usah hirau. Apapun yang dari dunia ini, orang Kristen duniawi mau perbuat pada kita tidak usah dihirau, tetap damai, tetap melayani Tuhan sampai garis akhir. Roh Kudus menolong kita, justru nanti kita menjadi kesaksian. Yang tadinya bicara miring, dia yang akhirnya ditangkap Tuhan. Saulus yang menganiaya justru dia yang ditangkap Tuhan. Banyak yang akan menjadi Saulus-Saulus akhir zaman. Tugas kita sekarang bersaksi. Dalam ujian yang kita alami, kita menjadi kesaksian.

 

3)      Daniel 3:30

3:30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

 

Yang tadinya harusnya mati,  diangkat memiliki kedudukan tinggi. Roh Kudus, Roh Kemuliaan mengangkat kita secara jasmani dan secara rohani. Secara jasmani kita diangkat dari segala kegagalan, dari kemerosotan dan dijadikan berhasil indah hidup kita. Sadrakh, Mesakh, Abednego itu orang buangan, dilempar ke dalam api, tidak ada harapan hidup. Di mata manusia gagal dia, habis dia, mati dia. Tetapi dengan mau menikmati api ujian, dia tetap damai. Roh Kemuliaan meninggikan pada waktunya, menjadi indah dan berhasil hidupnya, punya kedudukan di kerajaan Babel. Kaum muda jangan takut, bagaimana masa depan saya, orang tua tidak mampu, mau kuliah tidak ada biaya, tidak usah kecil hati, nikmati semua. Intinya hati damai, di situ letak keberhasilan. Nanti Tuhan tolong pada waktunya.

 

Diangkat secara rohani artinya disucikan, diubahkan, semakin dipakai oleh Tuhan, sampai suatu waktu sempurna diangkat ke awan-awan menyambut Yesus yang datang sebagai Mempelai Pria Sorga. Kerinduan saya bersama isteri, anak-anak dan seluruh sidang jemaat serta keluarga jemaat, kita bersama-sama di awan-awan menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Nikmati saja api Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan supaya kita disucikan. Nikmati api ujian, ada pengangkatan dari Tuhan. Tinggal tunggu waktu, diam saja, nikmati saja, orang mau bilang apa tidak usah hirau. Tuhan yang membela, Tuhan menolong, mujizat terjadi, yang mustahil dihapus oleh Tuhan, kemudian kita dipakai menjadi terang kesaksian menjangkau jiwa-jiwa, bahkan orang yang membenci kita, berbalik membela kita. Dan terakhir kita ditinggikan Tuhan pada waktunya.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar