20211023

Kebaktian Doa, Sabtu 23 Oktober 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 9:17-23

9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."

9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya

9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"

9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,

9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."

9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.

9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."

 

Ada 3 kelompok di sini:

1.      Orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang berani bersaksi tentang kebenaran.

2.      Orang tua dari orang buta yang telah melihat, ini menunjukan orang yang tahu kebenaran tetapi takut untuk mengakuinya.

3.      Orang Farisi dan orang Yahudi, ini menunjuk orang yang tidak percaya dan menolak kebenaran.

 

Kita masih membahas poin yang pertama. Kebenaran apa yang harus dengan berani kita saksikan? Jangan takut, sekalipun harus menghadapi dengan penolakan-penolakan.

1.      Dulu buta sekarang melihat. Ini menunjukan penyucian dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Firman pengajaran yang benar dalam hidup kita. Ini sudah dibahas sebelumnya.

 

2.      Yesus adalah nabi. Bicara nabi ada kaitannya dengan nubuatan. Nubuatan yang terbesar dalam Alkitab adalah pesta nikah Anak Domba Allah yaitu nikah rohani antara Yesus Mempelai Pria Sorga dengan gereja Tuhan yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan. Alkitab dibuka dengan kitab Kejadian yang memuat sepasang nikah yang jasmani tetapi dirusak oleh setan. Namun Tuhan perbaiki untuk masuk pada nikah yanng rohani. Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang menampilkan nikah yang rohani yaitu nikah Yesus dengan gereja yang sempurna. Jadi nikah jasmani orang Kristen tidak hanya berhenti di dunia ini tetapi mau dibawa masuk pada nikah yang rohani. Poin kedua ini yang akan kita bahas.

 

Jadi kebenaran yang harus kita saksikan adalah hidup nikah kita harus sesuai Firman. Apa yang salah harus diperbaiki dengan kekuatan Firman, jangan dibiarkan rusak terus. Kita periksa kalau nikah kita salah maka kita perbaiki dengan kekuatan Firman. Ada 3 tingkatan nikah yang salah.

1.      Kawin campur

Kejadian 6:1-2

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

 

Anak-anak Allah ini jangan kita pikir makhluk sorga, bukan! Ini adalah keturunan Adam dari Set. Anak-anak perempuan manusia itu adalah keturunan Kain. Kawin campur ini adalah menikah dengan orang yang tidak satu Firman pengajaran yang benar dan juga tidak satu iman. Terang dengan gelap tidak bisa menyatu. Kalau kopi dengan susu bisa dicampur jadi kopi susu, tetapi yang rohani tidak bisa. Ini terjadi karena keinginan mata, mengambil siapapun yang disukainya dan karena keinginan daging. Ini bukan jodoh dari Tuhan tetapi karena keinginan mata dan keinginan daging.

 

Jadi bagaimana kalau sudah terlanjur terjadi perkawinan campur, solusinya bagaimana? Kita dengar baik-baik, kita baca ayatnya dalam Alkitab sehingga tidak usah kita bertanya-tanya lagi, semua sesuai Firman. Kalau mau pakai daging bertanya sama saya, nanti saya pakai daging juga sehingga akhirnya yang salah tidak pernah diperbaiki. Tetapi kalau kita kembali pada Firman, memang sakit bagi daging tetapi yang salah diperbaiki. Jadi bagaimana solusinya?

a)      Bertahan dan bergumul supaya pasangan bisa menerima Firman pengajaran yang benar dan rela bayar harga. Dulu sudah sakiti hati Yesus, menikah dengan orang yang tidak satu pengajaran, yang beda keyakinan, harus bayar harga. Daud diampuni, tetapi ada harga yang harus dia bayar. Dia melakukan dosa sembunyi-sembunyi, dibuka Tuhan terang-terangan. Dari pihak kita tidak boleh menceraikan, bertahan dan bergumul supaya pasangan itu bisa masuk dalam pengajaran.

 

b)      Kalau pasangannya mau menceraikan maka orang itu sudah tidak terikat lagi, sudah bebas! Bebas ini jangan disalah artikan.

I Korintus 7:15

7:15 Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.

Bebas dan tidak terikat yang dimaksud ini apa? Jangan cuplik-cupik ayat saja.

I Korintus 7:32-33

7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,

 

Ini berarti tidak bebas, terikat. Kalau sudah beristeri dia harus menyenangkan isterinya, menyenangkan Tuhan, sehingga perhatiannya terbagi-bagi.

 

I Korintus 7:34-35

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

 

Bebas atau tidak terikat yang dimaksud adalah bebas memusatkan perhatian pada perkara Tuhan, pada perkara yang rohani, bebas melayani Tuhan tanpa gangguan. Kalau menikah satu pengajaran, kita mau melayani Tuhan masih terbagi-bagi perhatian. Suami mau melayani Tuhan, masih terbagi perhatiannya mau melayani isteri dan anak, atau sebaliknya. Tetapi kalau sudah tidak bersuami atau tidak beristeri bebas melayani Tuhan tanpa gangguan, bisa menyenangkan hati Tuhan tanpa gangguan.

 

Jadi bukan berarti bebas di sini boleh menikah lagi. Saya sudah bebas dari pasangan yang beda keyakinan dan beda pengajaran, berarti boleh cari yang satu pengajaran, tidak boleh! Kembali pada I Korintus 7:15, ada di situ ditulis boleh menikah lagi? Kalau ada silahkan. Tetapi kalau tidak ada jangan pakai logika, tafsir-tafsir sendiri. Tidak terikat dan bebas ini maksudnya bebas melayani Tuhan tanpa gangguan. Jadi bukan bebas menikah lagi.

 

Kalau mau memperbaiki kesalahan, hidup sendiri dan melayani Tuhan dengan perhatian penuh. Kalau menikah lagi itu namanya pandangan dan keinginan daging, keinginan mata, bukan memperbaiki kesalahan. Apalagi kalau sudah sempat pindah agama, sudah mengkhianati Yesus, sudah menjual Yesus, itu sudah salah double. Lalu mau cerai dan menikah lagi, waduh berdouble-double kesalahannya! Jadi bagaimana memperbaiki kesalahannya? Yah hidup sendiri! Masih muda, yah bayar harga. Dulu menyakiti hati Tuhan, sekarang senangkan hati Tuhan, hidup sendiri,  layani Tuhan dengan perhatian penuh. Itu yang dimaksud kebebasan, tidak terikat.

 

Kaum muda hati-hati, jangan berpikir oh saya menikah dulu dengan yang tidak satu pengajaran, saya mau tarik dia, kalau dia tidak mau yah sudah ceraikan lalu kawin dengan yang satu pengajaran. Waduh enak sekali kalau seperti itu. Itu bukan memperbaiki, itu tambah merusak!

 

2.      Kalau sudah kawin campur berlanjut kawin cerai.

 

3.      Kawin mengawinkan. Ini seks bebas, siapa saja yang dia mau. Ini sudah tingkatan kerusakan nikah paling puncak.

 

Lukas 17:26-27

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Ketiga tingkatan nikah yang salah ini terjadi karena keinginan mata dan keinginan daging. Untuk memperbaiki kesalahan dalam nikah maka akarnya yang harus diperbaiki yaitu mata dan hati. Caranya bagaimana mau memperbaiki? Tusuk dengan pedang Firman pengajaran yang benar.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Matius 5:29

5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

 

Dicungkil berarti menggunakan benda yang tajam. Mau memperbaiki kesalahan dalam nikah maka akarnya yang harus diperbaiki yaitu mengalami penyucian mata dan penyucian hati.

 

1.      Penyucian mata

Mata ini menunjuk pandangan, pandangan disucikan dari pandangan daging supaya memiliki pandangan yang rohani. Kaum muda kalau mau menikah pandangan yang rohani, jangan pandangan daging, oh dia cantik, ganteng, kaya, punya kedudukan dan lain sebagainya. Harus pandangan yang rohani, dia satu pengajaran, dia rohani, sungguh-sungguh beribadah atau tidak. Satu pengajaranpun jangan asal juga, kalau dia tidak sungguh-sungguh beribadah dengan setia apa yang mau diharapkan dalam nikah. Kesetiaan kepada Tuhan tidak ada, mana mungkin mau setia dengan pasangan! Makanya pandangan daging ini harus disucikan supaya kita memiliki pandangan yang rohani.

 

Pandangan daging itu sama dengan mata jahat mengakibatkan hidup dalam kegelapan, buta!

Matius 6:22-23

6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

 

Mata jahat ini perlu disucikan sebab kalau mata jahat mengakibatkan gelap seluruh hidupnya. Coba kalau gelap, warna saja sudah tidak bisa dibedakan. Praktek pandangan daging atau pandangan jahat yaitu tidak tahu membedakan mana yang benar mana yang salah. Mulai tidak tahu membedakan mana pengajajaran yang benar mana yang salah. Juga soal hamba Tuhan, tidak bisa membedakan mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya, mana yang tidak benar tahbisannya. Akhirnya seperti imam-imam kepala dan Pilatus, Yesus Barabas yang salah dibebaskan, Yesus Kristus disalibkan. Ini mata jahat, tidak bisa membedakan.

 

Juga tidak tahu membedakan mana yang rohani, mana yang duniawi. Mana jodoh dari Tuhan, mana pandangan daging. Kalau jodoh dari Tuhan meningkatkan rohani, mulai dari masa pacaran. Tetapi kalau sudah berbuat yang najis-najis itu daging!

 

Kalau matanya gelap jadi tidak bisa membedakan, malah parahnya yang duniawi dianggap hebat, dianggap lebih bagus, lebih baik. Kalau mau cari yang dalam pengajaran jelek-jelek, tidak ada yang ganteng dan cantik. Kalau zaman Nuh di katakan anak-anak Allah melihat anak manusia cantik-cantik. Di luar lebih gagah, lebih ganteng, raksasa! Kalau sudah gelap akhirnya daging membengkak, lahirlah raksasa. Hawa nafsu dagingnya begitu membesar dan tidak bisa terkontrol sehingga akhirnya membabi buta dalam dosa. Sampai soal pasangan pokoknya siapa saja!

 

Kaum muda sebelum terlanjur ayo doa, tidur seperti Adam, penyerahan. Kalau Adam tidak tidur, dia lihat “oh ini cantik” padahal jerapah. Ini pasangan saya, yah gajah. Kalau tidur maka pasangan sepadan Tuhan berikan.

 

Itu tadi soal yang jasmani, soal nikah. Soal rohani, soal persekutuan juga jangan salah. Harus tahu membedakan mana pengajaran yang benar, mana yang salah dan palsu. Mana hamba Tuhan yang benar tahbisannya dan mana yang tidak benar tahbisannya.

 

Kalau sudah disucikan kita punya pandangan yang rohani. Apa prakteknya?

Ibrani 12:1-2

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

 

Prakteknya tekun dalam perlombaan rohani dengan mata yang tertuju kepada Yesus yang memimpin kepada iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan. Artinya tekun dalam segala aktivitas rohani dengan pandangan tertuju kepada Firman. Kita aktif dalam kegiatan rohani, tetapi harus ada patokannya, jangan ngawur. Patokannya adalah Firman pengajaran yang benar.

 

Ada orang yang giat untuk Tuhan tetapi membangun kebenaran diri sendiri, patokannya lain.

Roma 10:2-3

10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

 

Giat dalam hal yang rohani tetapi tanpa kebenaran. Kelihatan rohani “ini anak kasian, masih muda dia, dari pada berbuat yang tidak-tidak nikahkan saja dengan yang satu keyakinan”. Kelihatan rohani tetapi tanpa kebenaran, tidak punya patokan Firman. Ayo kita aktif dan giat dalam perkara rohani tetapi patokannya Firman, bukan perasaan daging.

 

Yang disucikan adalah mata kanan.

Matius 5:29

5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

 

Kenapa tidak kedua mata, hanya mata kanan? Kanan itu tempat duduknya Yesus di sebelah kanan Allah Bapa. Artinya memandang Yesus sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

Ibrani 8:1

8:1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,

 

Jadi keaktifan kita dalam kegiatan rohani harus memandang Yesus sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Apa yang dilakukan Yesus di sebelah kanan Allah Bapa?

Ibrani 2:17

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

Yang Yesus lakukan adalah memperdamaikan dosa. Jadi praktek memandang Yesus Imam Besar yang duduk disebelah kanan Allah Bapa adalah memperdamaikan dosa. Kita harus aktif dalam kegiatan rohani tetapi ingat dosa-dosa harus diperdamaikan, dengan proses:

a)      Mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama dengan jujur dan sungguh-sungguh, tanpa embel-embel! Kalau masih ada embel-embel itu namanya keras hati. Suami kepada isteri “maaf yah bun saya kasar sama kamu tadi siapa suruh kamu tidak buat dabu-dabu”. Ampuni saya, saya sudah kasar. Itu pengakuan tuntas, bukan ada embel-embel di belakangnya. Mengaku apa adanya, saya salah, saya tersinggung. Jangan lagi karena ini, karena itu, itu tidak tuntas.

 

b)      Mengampuni dosa sesama serta melupakannya. Sudah ampuni, lupakan, jangan ada embel-embel juga. Bukan orang sudah mengaku malah tambah ditekan “ini lagi dosamu!”. Harus kita akui dan lupakan. Harus seperti itu maka darah Yesus aktif untuk menghapus dosa kita.

 

Memang mengaku dosa dengan jujur apa adanya, kemudian mengampuni dosa tanpa ada lagi embel-embel di belakangnya, itu bagaikan pikul salib.

Ibrani 12:2

2:2 Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,

 

I Petrus 4:1

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

 

Mau mengaku itu sakit, mau mengampuni apalagi kalau sudah disakiti hatinya itu sakit! Ampuni dan lupakan. Bukan berarti ikut Yesus itu enak, diberkati, berkat-berkat-berkat. Setelah dosa diperdamaikan, Tuhan masih mengizinkan lagi kita masuk sengsara daging tanpa dosa atau nyala api ujian. Oh saya sudah berdamai, sudah mengampuni, tetapi dia ungkit terus! Itu sengsara daging tanpa dosa. Saya sudah mengaku, tetapi saya makin ditekan terus! Itu juga sengsara daging tanpa dosa. Yang penting kita sudah selesaikan, kalau masih ditekan-tekan itu berarti percikan darah, nyala api ujian.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Dinista karena nama Yesus, di dalam nama Yesus ada pengampunan. Sudah mengaku, sudah minta ampun tetapi masih dinista, masih ditekan, itulah percikan darah, sengsara daging tanpa dosa, nyala api ujian. Jangan berontak, jangan marah, berarti diizinkan pikul salib. Begitu kita marah dan berontak, yah kalah kita. Begitu ditekan berterima kasih kepada Tuhan, yang penting hati saya tidak ada lagi perasaan pahit, saya sudah selesaikan, sudah saya akui, dia mau ampuni terserah, dia mau ungkit-ungkit terserah itu urusannya dia, yang penting kita sudah plong. Jangan kita malah marah ketika dia ungkit-ungkit lagi, itu sudah salah.

 

Tujuan memikul salib, sengsara daging tanpa dosa atau nyala api ujian apa? Supaya kita bisa mengeluh dan mengerang kepada Yesus, menyembah Tuhan.

Wahyu 12:1-2

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

 

Wahyu 12:1-2 (Terjemahan Lama)

12:1 Maka kelihatanlah di langit suatu alamat yang besar, yaitu seorang perempuan bersalut dengan matahari, dan bulan ada di bawah kakinya, dan di kepalanya bermakotakan dua belas bintang.

12:2 Adalah ia itu mengandung dan berteriak sebab sakit dan sengsara hendak beranak.

 

Orang mau melahirkan tidak mungkin berteriak “horeee” pasti berteriak “aduh, ayah” marah sama suaminya. Saya kalau mendampingi isteri melahirkan saya bilang “sebut Yesus” jangan ode aduh. Sebut Yesus saja supaya Yesus sedot segala sakitnya. Mengeluh mengerang kepada Yesus, menyembah Tuhan, mengulurkan tangan kepada Tuhan, maka Tuhan juga mengulurkan tangan membela dan menolong kita pada waktunya.

 

Ini mata yang disucikan. Akarnya mata dan hati, hati juga mau disucikan.

 

2.      Penyucian hati

Hati mau disucikan dari keinginan jahat, keinginan najis serta kepahitan hati.

Matius 15:19-20

15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

 

Apa tujuan hati kita disucikan? Supaya yang ada di hati hanya Yesus, tidak ada yang lain. Jadi mau menikah lihat Yesus, lihat Firman pengajaran yang benar. Mau bersekutu lihat Yesus, lihat Firman pengajaran yang benar. Mau bekerja lihat Yesus, lihat Firman pengajaran yang benar. Jadi bukan asal saja, mau menikah mumpung ada yang tanya dijawab iya saja. Atau karena dia ganteng, dia cantik, dia punya kedudukan dan kekayaan oh sudah dia itu pasanganku, jangan seperti itu. Lihat Yesus! Dia kaya, punya kedudukan, punya sekolah, ijazah, tetapi tidak ada Yesus, mungkin yang dinikahi itu dapat uang, dapat kehormatan, harkat naik, dapat semua, tetapi kalau tidak ada Yesus, kehilangan segalanya. Dalam persekutuan dapat semuanya, dapat hotel, dapat uang transport dan lain-lain, tetapi tidak ada Yesus berarti kehilangan segalanya. Di hati hanya ada Yesus, hanya menginginkan Yesus lebih dari segala-galanya. Itu tujuan penyucian hati sehingga kita tidak akan salah melangkah, tidak akan melanjutkan lagi kesalahan yang ada. Hanya keledai yang jatuh pada lubang yang sama. Sudah tahu salah eh dibekeng lagi! Jangan seperti itu.

 

Hati harus disucikan sehingga di hati hanya menginginkan Yesus lebih dari segalanya, inilah yang disebut sakit asmara terhadap Yesus. Dulu yang masih tunangan, surat-suratan. Kalau zaman saya dulu sudah telpon-telponan. Biar sudah lapar, kalau sudah ditelpon baku telpon terus. Sampai tutup telpon dulu baru makan padahal sudah lewat jam makan, lewat jam tidor.

Kidung Agung 5:8

5:8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!

 

Ini hati yang hanya menginginkan Yesus lebih dari segala-galanya. Kalau hati masih bercabang, Yesus atau si dia, Yesus atau pekerjaan, Yesus atau keluarga, akhirnya pilih yang di luar Yesus.

 

Tanda hati yang hanya menginginkan Yesus:

Kisah para Rasul 20:24

20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

 

Tidak menghiraukan apapun sampai nyawa asalkan bisa melayani Tuhan sampai Tuhan dipuaskan, sampai Tuhan senang. Ayo kaum muda layani Tuhan sampai Tuhan puas, sampai Tuhan senang. Yang belum menikah kesempatan memuaskan dan menyenangkan hati Tuhan sampai Tuhan puas, ada kebebasan penuh melayani Tuhan. Kalau kami sudah menikah, mau persiapan atau mau sembayang, anak secara tiba-tiba buang kotoran, jadinya ditunda dulu. Akhirnya masih terbagi-bagi tetapi tetap berupaya melayani Tuhan menyenangkan hati Tuhan, memuaskan Tuhan.

 

Mari kita melayani Tuhan tidak menghiraukan apapun, sampai tidak menghiraukan nyawa. Ini juga sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan pun akan mengulurkan tanganNya kepada kita, membela dan menolong kita pada waktunya. Kita dipegang erat oleh Tuhan.

 

Coba pas menikah, pegangan tangan lalu ucapkan janji nikah, kalau bisa diramas tangannya. ”apa jawabmu” “yah saya bersedia dan berjanji”. Baru selesai pernikahan sudah berkelahi, lupa janjinya. Kita ini dalam masa pertunangan dengan Tuhan, mau masuk dalam pernikahan, betul-betul mau dipegang terus oleh Tuhan dan Tuhan memegang kehidupan kita dengan erat. Bukan cuma dipegang oleh Tuhan bahkan dipeluk oleh Tuhan dengan erat sampai nanti kita bisa menyatu dengan Tuhan selama-lamanya, masuk dalam nikah yang rohani, tidak terpisahkan lagi untuk selama-lamanya.

 

Penyucian mata sampai kita bisa mengeluh mengerang kepada Tuhan, menyembah mengulurkan tangan kepada Tuhan. Penyucian hati juga sampai kita bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tanganNya kepada kita. Dia memegang kita, Dia membela kita, Dia tolong kita, Dia peluk kita, Dia mau membawa kita menjadi Mempelai wanitaNya yang sempurna.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar