20211030

Kebaktian Doa, Sabtu 30 Oktober 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 9:21-23,32-33

9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."

9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.

9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."

9:32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.

9:33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."

 

Ada 3 kelompok di sini:

1.      Orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang berani bersaksi tentang kebenaran.

2.      Orang tua dari orang buta yang sudah melihat, ini menunjukan orang yang tahu kebenaran tetapi takut untuk mengakuinya.

3.      Orang Farisi dan orang Yahudi, ini menunjuk orang yang tidak percaya dan menolak kebenaran.

 

Kita masih bicara poin pertama, orang yang berani bersaksi tentang kebenaran. Kebenaran apa yang harus kita saksikan?

1.      Dulu buta sekarang melihat. Artinya penyucian dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Firman pengajaran yang benar dalam hidup kita.

2.      Yesus adalah nabi. Nabi ada hubungannya dengan nubuatan. Nubuatan yang terbesar adalah pesta nikah Anak Domba Allah. Nikah kita yang jasmani mau dibawa masuk pada nikah yang rohani. Jadi kebenaran kedua yang harus disaksikan adalah hidup nikah kita harus sesuai Firman pengajaran yang benar supaya bisa masuk pada nikah yang rohani.

3.      Yesus datang dari Allah.

 

Kita akan bicara hal ketiga yang harus kita saksikan.

Yohanes 9:30-33

9:30 Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.

9:31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.

9:32 Dari dahulu sampai sekara/ng tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.

9:33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."

 

Yesus datang dari Allah, ini ada kaitannya dengan tahbisan.

Yohanes 7:28-29

7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.

7:29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."

 

Yesus datang dari Allah untuk melakukan kehendak Allah, ini adalah tahbisan. Jadi, kebenaran yang harus kita saksikan adalah tahbisan yang benar. Berarti kita harus melayani dalam tahbisan yang benar sesuai Firman. Sebelum terlibat dalam pelayanan, Harun dan anak-anaknya harus ditahbiskan terlebih dahulu. Begitu juga kita, sebelum terlibat dalam pelayanan, kita harus ditahbiskan bagi Allah, bukan bagi gereja atau bagi organisasi.

Keluaran 29:1-4

29:1 "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

29:2 roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

29:3 Kautaruhlah semuanya dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu.

29:4 Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.

 

Sebelum melayani kita harus terlebih dahulu ditahbiskan bagi Allah. Pengertian ditahbiskan:

1.      Dikuduskan atau disucikan, sama dengan disendirikan, diasingkan, dipisahkan dan dikhususkan bagi Tuhan. Dari 12 suku dipilih satu suku yaitu suku Lewi. Dari suku Lewi ada 3 kaum, diambillah kaum Kehat. Ada beberapa keluarga dalam kaum Kehat, diambillah keluarga Amram dan Yokhebed lalu dipilihlah Harun dan anak-anaknya. Dipisahkan dan dikuduskan, itulah pengertian ditahbiskan. Jadi kita ini melayani Tuhan betul-betul dalam tanda kekudusan, harus ada pemisahan dari dosa, dunia, daging.

 

2.      Diangkat oleh Tuhan.

 

3.      Membaktikan diri atau mempersembahkan korban. Ada 2 macam korban yang mereka persembahkan yaitu korban hewan dan korban makanan. Mempersembahkan korban atau menyerahkan sama sekali, semua harus dipersembahkan. Apalagi kami hamba Tuhan sepenuh, tidak ada lagi mau ingat-ingat melakukan hidup lama, tidak lagi memikirkan itu, apalagi mau melekat kepada dunia, betul-betul menyerah sama sekali kepada Tuhan.

 

Kita ini semua hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Bedanya saya dan para pengerja adalah fulltimer, kalau sidang jemaat masih ada pekerjaan sampingan. Sebagai hamba Tuhan pelayan Tuhan, harus memiliki tahbisan yang benar yang merupakan kesaksian hidup kita. Orang tahu “oh itu pelayan Tuhan di gereja A” harus punya tahbisan yang benar yang merupakan kesaksian hidup. Kita raba dan periksa saya melayani ini dalam tahbisan yang benar atau tahbisan masih salah.

1.      Mengalami penyucian oleh Firman pengajaran yang benar. Main musik mungkin punya skill, tetapi kalau tidak disucikan tidak punya tahbisan yang benar. Saya khotbah mungkin fasih lidah, tetapi kalau tidak disucikan berarti tidak punya tahbisan yang benar. Penyanyi bagus suaranya, tetapi kalau tidak ada penyucian itu bukan tahbisan yang benar. Apalagi kalau agama lain digaji main musik dalam gereja, itu bukan tahbisan! Hebat musiknya, hebat nyanyinya tetapi tanpa tahbisan yang benar Tuhan muak, Tuhan tidak suka. Ayo mari kita mengalami penyucian oleh Firman pengajaran yang benar. Kalau mau disucikan maka kita disendirikan atau dikhususkan untuk melayani Tuhan. Berarti kita menjadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang khusus. Bukan hamba Tuhan pelayan Tuhan yang umum seperti di luar sana. Kita pelayan Tuhan yang khusus, betul-betul untuk melayani Tuhan. Apalagi kami hamba Tuhan sepenuh, sudah menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, harus khusus untuk melayani Tuhan, jangan ingat-ingat lain, mau kembali pada hidup lama, mau kerja lagi di dunia, jangan!

 

Tanda bahwa kita sudah mengalami penyucian dan kita dikhususkan untuk melayani Tuhan.

a)      Ibrani 11:13-16

11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

 

Menjadi orang asing di dunia, sama dengan tidak terikat dengan dunia. Silahkan kerja, silahkan sekolah setinggi-tingginya asalkan mampu dan tidak memaksakan orang tua, kalau tidak mampu jangan paksa. Tetapi ingat, jangan terikat dengan dunia. Jika melayani masih terikat dengan dunia itu tahbisannya tidak benar. Apalagi hamba Tuhan sepenuh melayani tetapi masih terikat dengan dunia, itu bukan tahbisan yang benar!

 

Dunia ini sedang menuju pada kebinasaan, bukan akan menuju. Sebab itu jangan terikat dengan dunia supaya kita tidak ikut binasa bersama dengan dunia ini. Silahkan kerja dengan giat, tetapi jangan sampai pelayanan kita terhalang. Silahkan sekolah setinggi-tingginya tetapi jangan sampai menghambat ibadah pelayanan. Itu kalau kita mengerti tahbisan. Tetapi kalau berkata saya lebih pentingkan kerja, saya lebih pentingkan study, berarti tidak tahu tahbisan, dia bukan pelayan yang dikhususkan oleh Tuhan.

I Yohanes 2:17

2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

 

Jika kita tidak terikat dengan dunia itu bukti bahwa kita merindukan tanah air sorgawi, merindukan Yerusalem yang baru.

 

b)      Memisahkan diri dari dosa, bukan melakukan atau menyetujui dosa. Dosa-dosa apa yang kita lakukan dahulu ayo lepaskan semua. Hari-hari terakhir ini, waktu yang ada sekarang ini adalah waktu yang sisa, ayo lepaskan dosa. Bukan menambah dosa atau menyetujui dosa.

I Petrus 4:1-3

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

4:3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

 

c)      Memisahkan diri dari daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya. Kita melayani bukan mengikuti maunya daging. Kadangkala kita melayani ikut maunya daging, yang enak bagi daging, harus terpisah, lepas! Kalau sudah terpisah dari daging berarti siap masuk ruangan maha suci. Dalam Tabernakel pintu terakhir untuk masuk ruangan maha suci adalah pintu tirai, itu menunjuk perobekan daging.

 

Kita terpisah dari dunia itu masuk di halaman, terpisah dari dosa kita masuk ruangan suci tempat penyucian, terpisah dari daging berarti siap masuk ruangan maha suci. Kita harus lepas sehingga pelayanan kita betul-betul berkenan kepada Tuhan, tahbisan yang benar.

Untuk memisahkan kita dari dosa, dunia dan dari daging, kita membutuhkan pedang Firman pengajaran dalam ibadah. Kalau kita sudah terpisah dari dosa, dunia dan daging, maka kita akan dikhususkan di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Jadi pelayan khusus, bukan pelayan umum seperti orang di dunia sana. Kalau di dunia, orang merokok boleh pimpin pujian, orang yang tadi malam mabuk paginya bisa khotbah. Itu umum karena tidak mengerti tahbisan. Kalau kita bukan seperti itu. Begitu kita mau melayani singkirkan semua apa yang berbau daging, dosa dan dunia lewat pedang Firman pengajaran, maka kita dikhususkan Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

Tetapi kalau keras hati, tetap melayani tetapi tidak mau terpisah dari dunia, dosa dan daging, Tuhan akan khususkan juga dia tetapi dalam hal yang negatif yaitu dikhususkan untuk ditumpas. Jadi jangan main-main soal tahbisan. Begitu kita melayani tetapi tidak mau lepas dari dunia, dosa dan daging, Firman sudah datang tetapi tetap keras hati,  maka Tuhan khususkan untuk ditumpas.

Imamat 27:29

27:29 Setiap orang yang dikhususkan, yang harus ditumpas di antara manusia, tidak boleh ditebus, pastilah ia dihukum mati.

 

Ini ngeri dan jangan terjadi pada kita. Supaya kita betul-betul menjadi pelayan Tuhan yang khusus, ayo masuklah di ruangan suci, itu tempat untuk kita dikhususkan oleh Tuhan sehingga kita menjadi hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang khusus yang dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Ayo masuk kandang, tekun dalam 3 macam ibadah pokok. Di situlah tempat kita mengalami penyucian secara terus menerus dan menerima urapan Roh Kudus sebagai tanda bahwa kita adalah pelayan Tuhan dan hamba Tuhan yang khusus. Inilah kesaksian kita, orang di luar sana tidak tahu 3 macam ibadah, mereka terheran-heran melihat kita. Kita 3 macam ibadah pokok dalam seminggu tetapi tetap dipelihara oleh Tuhan. Kalau orang di luar sana satu macam saja sudah setengah mati hidupnya. Kemudian kita tidak jamah ini dan itu yang dunia, dosa dan daging, itu jadi kesaksian, itu tahbisan yang benar.

 

2.      Diangkat oleh Tuhan sehingga kita bertanggung jawab kepada Tuhan. Bukan diangkat oleh manusia atau organisasi. Kalau diangkat oleh manusia atau organisasi maka tanggung jawabnya kepada manusia atau kepada organisasi. Biar gembala sudah lain ajarannya, karena gembala yang angkat, maka tanggung jawabnya kepada gembala. Kalau gembala tidak ada yah tidak melayani, kalau gembala ada baru melayani. Kalau yang angkat adalah Tuhan maka ada rasa takut, selalu mau melayani dengan penuh tanggung jawab, baik ada gembala atau tidak ada gembala.

 

Saya belajar dalam pelayanan di Tonusu dan Diora, sampaikan Firman saja, lalu katakan butuh ini dan itu dalam pelayanan. Nanti siapa yang kena Firman dia datang “om saya rindu melayani”. Nanti setelah lihat kesungguhannya baru ditumpangkan tangan untuk tanggung jawabnya kepada Tuhan. Jadi mereka tidak berani main-main karena tanggung jawabnya kepada Tuhan. Kalau saya sendiri yang tunjuk-tunjuk “melayani di bidang ini yah” pasti dia bilang iya tetapi bukan karena pekerjaan Firman. Akhirnya begitu gembala sudah tidak ada, melayanipun sudah tidak serius, kalau gembala ada baru sungguh-sungguh. Jadi tahbisan itu diangkat oleh Tuhan. Kami hamba Tuhan sampaikan Firman. Sidang jemaat terima Firman, tergerak hatinya lalu beri diri melayani Tuhan dan kami hamba Tuhan memberikan penumpangan darah. Itu yang dinamakan dengan tahbisan. Jadi bukan main tunjuk, oh itu pintar menyanyi, nanti jadi singer yah! Oh itu pintar main musik, nanti main musik yah. Oh itu pintar khotbah, nanti gantikan saya sekali-sekali, saya mau istirahat. Tetapi kalau Tuhan yang angkat, tanggung jawab kepada Tuhan!

 

3.      Membaktikan atau mengabdikan diri kepada Tuhan untuk kepentingan Tubuh Kristus. Jadi kepentingan tubuh Kristus itu di atas kepentingan kita. Kita ada kepentingan, tetapi ada pelayanan, pelayanan itu di atas kepentingan kita, itu harus dikerjakan. Sangat keliru kalau kepentingan diri sendiri lebih kita dahulukan dari pada kepentingan Tubuh Kristus, dari pada pelayanan. Kalau mau ikuti daging kepentingan sendiri, supaya sehat istirahat cukup, jangan forsir, melayani cukup satu sidang di sini dan yang lain online. Tetapi karena kepentingan Tubuh Kristus, harus datang di sini, di Tonusu dan di Diora.

 

Ini ada lagi permintaan pelayanan ke Korondoda, saya bilang sama pengerja siap-siap melayani ke sana, siapa tahu Tuhan buka jalan ke sana dan dia ditempatkan di sana. Sebulan sekali nanti diinformasikan ibadah di sana hari minggu sore.

 

Kepentingan Tubuh Kristus itu yang utama, bukan kepentingan diri sendiri. Waktu datang di Tonusu ditunjuk ini rumahnya, atap rumbia, air tidak ada, listrik tidak ada. Kalau mau ikuti daging tidak usah di sana, masih mending di tempat yang lain. Karena waktu itu ada satu tempat juga yang minta dan sempat saya melayani di sana. Di situ ada listrik, airnya bagus, lancar dan jernih, bisa bikin kolam renang karena airnya cuma dibayar 10.000. Tetapi karena kepentingan Tubuh Kristus, ada jiwa yang butuh dan Tuhan gerakan melayani di situ, buang diri di ladangnya Tuhan, jangan ingat-ingat yang lain. Kalau ikuti daging, kasihan isteri saya. Dulu saja waktu mertua saya datang lalu mati lampu agak mendumel, karena di jawa sana jarang mati lampu. Di sini mati lampu sepanjang malam, sepanjang hari. Syukur juga isteri saya tidak pernah bilang pulang. Melayani tidak ada air, tidak ada listrik, bisa, Tuhan tolong semua bisa teratasi.

 

Jadi kita membaktikan diri, mengabdikan diri kepada Tuhan, bukan melayani untuk kepentingan diri, bukan melayani untuk kepentingan organisasi, tetapi untuk kepentingan Tuhan. Kalau melayani hanya untuk kepentingan diri, hanya untuk mencari nafkah, itu bukan tahbisan yang benar. Sekarang pelayanan bukan lagi tahbisan tetapi profesi sehingga siapa saja boleh. Kalau profesi yang dibutuhkan keahlian. Tetapi kalau tahbisan yang dibutuhkan penyerahan dan kekudusan. Sekarang di gereja yang dikedepankan skill. Mau agama lain bisa jadi pemain musik atau penyanyi di gereja, karena yang dicari hanya kemampuan. Karena mereka dibayar, siapa yang tidak mau, dari pada nganggur di luar, apalagi pandemi ini, mau tunggu-tunggu pekerjaan tidak ada. Lebih baik nyanyi di gereja, tiap minggu ada ibadah, tiap minggu ada pemasukan. Sekarang jadi profesi semua, bukan tahbisan lagi.

 

Begitu juga kalau melayani untuk kepentingan organisasi, sekalipun aturan organisasi itu sudah bertentangan dengan Firman diikuti saja. Itu bukan tahbisan yang benar! Yang kita pertaruhkan tahbisan, bukan kedudukan atau jabatan di organisasi, sekalipun dicap pemberontak dan tidak tahu  berorganisasi. Organisasi terima, tetapi Tuhan tidak terima, itu ngeri! Kalau organisasi tolak, tetapi Tuhan menerima maka Tuhan pasti bela. Jadi kepentingan Tubuh Kristus di atas semuanya, itulah tahbisan yang benar.

 

Kalau tahbisan benar maka kita bisa berkata seperti Daud.

Mazmur 27:4

27:4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.

 

Ini orang yang punya tahbisan yang benar. Diam di rumah Tuhan seumur hidup artinya mantap tergembala sampai garis akhir. Setia dalam 3 macam ibadah dan taat pada Firman penggembalaan sampai garis akhir, bukan separuh jalan! Usia lanjut, tidak menjadi penghalang untuk tergembala. Sakitpun masih bisa tergembala. Saya mendengar kesaksian Pdt. Widjaja tentang salah satu anggota jemaat yang sakit kanker sudah stadium akhir. Tetapi justru di tengah-tengah penyakitnya yang semakin parah, justru semakin giat tergembala. Bahkan di ruangan ICU tetap tergembala lewat ibadah secara online. Sampai ibadah doa puasa beliau ikuti, ibadah doa semalam juga ikut. Menjelang dipanggil Tuhan, beliau ditelpon oleh Pdt.Widjaja dan sementara ditelpon dia meninggal dunia. Di detik-detik akhirnya hidupnya sekalipun sakit parah bisa tergembala, tekun 3 macam ibadah pokok, tidak terhalang. Ada sampai orang lumpuh digendong untuk paduan suara, tetap tergembala sampai garis akhir meninggal dunia.

 

Jadi, harus mantap tergembala sampai garis akhir kehidupan kita maka kita menyaksikan kemurahan Tuhan.

Mazmur 23:1,6

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Menyaksikan kemurahan Tuhan ini sama dengan kebajikan dan kemurahan Tuhan selalu mengikuti kita seumur hidup.  Karena kita mau diam di rumah Tuhan seumur hidup, maka kebajikan kemurahan Tuhan juga mengikuti kita seumur hidup. Kebajikan dan kemurahan Tuhan itu adalah kunci Daud yang sanggup membuka pintu-pintu tertutup di dunia ini sampai pintu sorga dibuka bagi kita. Pintu-pintu apapun yang kita hadapi yang tertutup, kaum muda mungkin menghadapi pintu masa depan yang tertutup, ayo mantap tergembala saja, tekun 3 macam ibadah, taat pada Firman penggembalaan, nanti kita akan lihat kebajikan dan kemurahan Tuhan mengikuti kita seumur hidup. Ada kunci Daud sanggup membuka pintu-pintu yang tertutup bagi kita di dunia ini, sampai membuka pintu sorga.

Wahyu 3:7-8

3:7 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

3:8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

 

Biar mungkin ijazah tidak tinggi, tetapi kalau Tuhan buka pintu berkat, siapa bisa tutup! Kekuatan tidak seberapa itu bisa ijazah tidak seberapa, modal tidak seberapa, tetapi menuruti Firman berarti taat, tidak menyangkal nama Tuhan berarti setia, itu berarti mantap tergembala. Setia 3 macam ibadah penggembalaan, taat Firman penggembalaan.

 

Wahyu 3:9-10

3:9 Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.

3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

 

Jadi, kunci Daud itu yaitu kebajikan kemurahan Tuhan sanggup membuka pintu-pintu yang tertutup bagi kita di dunia ini, sampai pintu sorga.

 

Juga menutup pintu bagi kita, yaitu melindungi kita dari dosa, ajaran-ajaran palsu, sampai dari aniaya antikris. Saya tergembala tetapi kenapa kena corona, tetapi waktu kena corona tidak berbuat dosa, itu berarti dilindungi Tuhan. Ada orang kena covid malah salahkan Tuhan, berarti dia tidak dilindungi. Jadi jangan dihakimi “dia itu meninggal karena covid” tetapi dia sampai garis akhir, sampai dipanggil Tuhan tetap hidup benar, tetap hidup suci, tidak salahkan Tuhan, berarti dia dilindungi, ada kunci untuk menutup pintu bagi dia. Ada yang baru dinyatakan otg sudah salahkan Tuhan. Berarti dia tidak ada perlindungan, tidak ada kebajikan kemurahan Tuhan mengikuti dia.

 

Jadi jangan kita hakimi orang covid. Covid ini seperti penyakit-penyakit yang lain, penyakit flu, penyakit kanker dan semua penyakit. Tubuh daging ini memang rentan dengan penyakit. Makanya rasul Paulus mengatakan aku rindu supaya lepas dari tubuh maut ini, tubuh celaka ini. Memang tubuh ini rentan dengan penyakit, tetapi Tuhan melindungi kita terutama dari dosa, dari ajaran palsu, tetap hidup benar, tetapi pegang ajaran yang benar. Kalau toh dia harus meninggal karena penyakit, tetapi kalau dia tetap hidup benar sampai garis akhir, pasti ada jaminan dibangkitkan dan masuk kerajaan 1000 tahun damai.

 

Sama seperti Yesus disalibkan, penyakit kita yang Dia tanggung tetapi dikatakan Yesus kena tulah. Jangan langsung menghakimi orang sakit sampai meninggal, kita lihat hidupnya, dia mantap tergembala, hidup benar, hidup suci, pegang pengajaran benar, berarti dia sudah ada bersama-sama dengan Yesus di Firdaus.

 

Menikmati BaitNya artinya mau masuk dalam pelayanan pembangunan Bait Allah yang rohani atau Tubuh Kristus yang sempurna dan menikmati pelayanan. Ayo bagaimana kita melayani, bersungut-sungut atau menikmati. Kalau tahbisan kita benar maka setiap pelayanan kita kerjakan dengan menikmati, menjadi kesukaan hati. Jadi pertanyaan bagi kita, sudahkah kita menikmati setiap pelayanan kita. Nomor satu saya, pergi pulang ke Diora menikmati atau pulang mengeluh “yah capek!”. Ayo nikmati setiap pelayanan.

 

Paduan suara sekarang sudah tidak menyanyi lagi di gereja, tetapi semoga ke depan ini sudah bisa menyanyi lagi sekalipun dibagi 2 ada grup 1 ada grup 2, supaya kembali aktif. Sejak berapa hari ini saya ada perasaan takut, iya kalau semua paduan suara itu aktif menjadi pendoa syafaat puji Tuhan. Tetapi kalau sudah tidak menyanyi di gereja lalu santai di rumah tidak jadi pendoa, itu berarti nganggur. Kalau nganggur bisa kembali jadi hambanya setan! Itu sebabnya kita tidak boleh nganggur. Kalau sudah memberi diri menjadi hamba kebenaran melayani Tuhan, lalu menganggur maka ada tuan yang lain, majikan lain yang mau memperkerjakan, itulah setan!

 

Makanya waktu ada jemaat yang bilang “om saya mau mundur dulu dari pelayanan karena ini dan itu”. Saya jawab jangan, kalau bapak mundur dari pelayanan berarti bapak tidak melayani, maka setan bisa pekerjakan kembali bapak sebagai hambanya. Syukur sampai sekarang melayani dan dosa yang dia buang.

 

Ayo jangan nganggur yah! Tidak menyanyi di gereja ayo jadi pendoa semua. Menjadi pendoa kita nikmati pelayanan itu. Tadi malam entah mengapa sulit tidur, sudah setengah satu tidak bisa tidur, yah sudah mau apa, sembayang saja. Setelah itu baru bisa tidur.

 

Mari nikmati setiap pelayanan kita, jangan kita bersungut-sungut atau merasa itu suatu beban. Supaya kita benar-benar terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau sudah terbangun menjadi Tubuh Kristus tujuannya apa? Masa tubuh tanpa kepala! Kalau sudah menjadi Tubuh Kristus yang sempurna berarti siap menyatu dengan Yesus sebagai kepala, itu tujuan akhir tahbisan kita. Kalau bapak ibu baca dalam Keluaran pasal 29 tentang korban pagi dan korban petang, masih kaitannya dengan tahbisan, Tuhan bilang “Aku akan diam di tengah-tengahmu”. Jadi kalau tahbisan kita benar, Yesus kepala menyatu dengan kita, kita tubuh menyatu dengan Yesus sebagai Kepala. Kita layak bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Sekarang kita menikmati pelayanan, nanti kita akan menikmati pesta nikah Anak Domba Allah, menikmati Firdaus, menikmati Kerajaan Sorga yang kekal.

 

Kepala dan tubuh dihubungkan dengan leher, leher bicara penyembahan. Ayo mulai dari sekarang kita sudah harus menikmati doa penyembahan kita. Doa puasa, doa semalaman kita nikmati. Jangan ngomel kalau diumumkan ada doa puasa atau ada doa semalaman. Menikmati itu berarti kita tubuh yang rindu menyatu dengan Yesus sebagai kepala, kita selalu ingin Tuhan, menginginkan Yesus lebih dari segala-galanya. Sebagai hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang benar tahbisannya, upah kita yang terbesar adalah memiliki Yesus dan dimiliki oleh Yesus.

 

Ayo nikmati setiap pelayanan. Firman Tuhan sore ini membakar kehidupan kita. Kaum muda jangan nganggur, tidak menjadi paduan suara ayo semua jadi pendoa. Jangan sampai tidak menyanyi, tidak latihan-latihan lagi di gereja malah cuma main game terus, nanti diperalat setan! Paduan suara ayo melayani semua sebagai pendoa syafaat. Semua yang pernah melayani dalam pelayanan apapun dan sempat berhenti ayo aktif kembali melayani dan nikmati setiap pelayanan, diam di rumah Tuhan menikmati Baitnya Tuhan. Itu berarti kita menginginkan Yesus lebih dari segala-galanya dan kita akan mendapatkan upah terbesar kita yaitu mendapatkan Yesus Mempelai Pria Sorga dan kita menjadi Mempelai WanitaNya. Mari kita mau menikmati doa penyembahan, jangan tidur, buka hati, buka suara.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar