20211009

Kebaktian Doa, Sabtu 9 Oktober 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 9:15-23

9:15 Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."

9:16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.

9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."

9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya

9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"

9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,

9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."

9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.

9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."

 

Kita sudah mempelajari tentang 7 hal yang Yesus lakukan pada hari sabat untuk kepentingan kita. Dan ayat-ayat ini menunjukan ujian setelah melihat. Ada 3 kelompok yang ditunjukan di sini:

1.      Orang buta yang sudah melihat. Ini menunjukan orang yang berani bersaksi tentang kebenaran apapun resikonya.

2.      Orang tua dari orang yang sudah melihat. Ini menunjukan orang yang tahu kebenaran tetapi takut mengakuinya.

3.      Orang Farisi dan orang Yahudi. Bagi kita sekarang adalah orang yang tidak percaya dan menolak kebenaran.

 

Jadi ketika kebenaran Allah ditampilkan, gereja terbagi 3. Ada yang berani bersaksi tentang kebenaran, ini yang sudah mengalami pekerjaan Firman. Ada yang tahu kebenaran Firman tetapi takut mengakuinya. Kelompok ketiga adalah orang yang tidak percaya dan menolak kebenaran.

 

Sore ini kita bahas kelompok pertama yaitu orang yang berani bersaksi tentang kebenaran. Berani bersaksi tentang kebenaran merupakan bukti bahwa kita sudah dewasa.

Yohanes 9:21,23

9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."

9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."

 

Lalu kebenaran apa yang harus kita saksikan? Yang dia saksikan dulu dia buta dan sekarang dapat melihat. Artinya kesucian dan keubahan hidup yang dikerjakan oleh Firman pengajaran yang benar. Bukan dominan mujizat jasmani. Boleh bersaksi tentang mujizat jasmani, tetapi setanpun bisa melakukannya. Keubahan hidup itu mujizat rohani, setan tidak bisa menirunya. Kalau yang jasmani bisa dia tiru, sedangkan api bisa dia turunkan dari langit. Jadi kalau kesaksian kita dominan yang jasmani, tanpa kita sadari kita sedang diarahkan pada penyembahan kepada antikristus. Dalam Wahyu pasal 13 dikatakan setan menurunkan api dari langit, nabi palsu melakukan banyak tanda-tanda, sehingga banyak orang menyembah patung binatang, menyembah antikristus. Yang kita saksikan sekarang adalah kesucian dan keubahan hidup yang dikerjakan Firman pengajaran yang benar.

 

Buta itu sama dengan gelap, melihat itu sama dengan terang. Jadi kita harus memancarkan terang keubahan hidup kepada sesama. Namanya terang, gelap pasti kalah. Kalau dalam rumah tangga isteri atau suami belum bersama-sama dalam pengajaran benar, tetapi yang sudah dalam pengajaran ada terang keubahan hidup, gelap pasti dikalahkan, suatu saat dia juga akan berpindah dari gelap kepada terang. Dari kita dulu yang ada dalam pengajaran, pancarkan terang kehidupan, pasti orang-orang yang gelap bisa dimenangkan. Apalagi kalau sudah sama-sama suami isteri tergembala pada pengajaran yang benar, ada terangnya, maka anak-anak bisa dimenangkan. Apalagi tinggal 1 dalam keluarga yang belum masuk, semua sudah jadi terang, pasti bisa dimenangkan. Kenapa susah, belum bisa dimenangkan? Karena kita yang sudah dalam pengajaran, belum ada terangnya atau terangnya masih redup.

 

Ada 7 macam terang keubahan hidup.

Kolose 3:10-14

3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah 1belas kasihan, 2kemurahan, 3kerendahan hati, 4kelemahlembutan dan 5kesabaran.

3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan 6ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah 7kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

1.      Belas kasihan artinya tidak menghakimi orang yang berdosa, juga tidak menyetujui dosa orang lain. Orang berdosa itu sudah dalam keadaan berbeban berat, kemudian kita hakimi lagi, tambah berat bebannya, itu namanya tidak berbelas kasihan. Juga jangan menyetujui dosa orang lain

Yakobus 2:13

2:13 Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.

 

Mari sama-sama kita tumbuhkan belas kasihan dalam hati. Ada keluarga, ada sesama dalam gereja berbuat dosa, bukan untuk kita hakimi, tidak juga kita setujui. Jadi sikap yang benar bagaimana? Mendoakan orang itu. Dan sekiranya mungkin kita upayakan bawa untuk beribadah kepada Tuhan, mendengar Firman. Kalau dia tidak mau yah kita doakan. Minimal kita sudah berbuat sesuatu bagi orang itu.

 

2.      Kemurahan artinya suka memberi terutama untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan. Memberi itu bukan karena banyak uang tetapi tergantung hati. Pancarkan terang kepada sesama yang membutuhkan dan untuk pekerjaan Tuhan. Contohnya sidang jemaat Makedonia.

II Korintus 8:1-5

8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.

8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.

8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.

8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

 

Sidang jemaat Makedonia bisa memberi dalam kekurangan mereka, bahkan mereka dalam keadaan menderita, dicobai dengan pelbagai penderitaan tetapi bisa memberi. Jadi bukan karena banyak uang, bukan karena ekonominya mampu baru bisa memberi, lalu kalau tidak mampu tidak bisa memberi. Sekalipun kita dalam keadaan menderita dan kekurangan, orang yang memancarkan terang keubahan hidup dia bisa memberi.

 

Manusia lama itu bukan memberi tetapi mencuri, terutama mencuri milik Tuhan. Mencuri milik Tuhan dan persembahan khusus, mencuri waktu untuk Tuhan, doa penyembahan dia tidak beri, itu manusia lama. Tetapi manusia rohani, manusia baru, lebih berbahagia memberi dari pada menerima, sampai memberi seluruh hidup.

 

3.      Kerendahan hati, ada 2 pengertiannya:

a)      Kemampuan mengaku dosa sendiri kepada Tuhan dan kepada sesama, setelah diampuni tidak melakukannya lagi. Bisa mengaku itu suatu keubahan hidup, suatu terang. Jadi jangan malu mengaku lalu berpikir “kalau saya mengaku nanti malah ketahuan jeleknya”. Justru kalau kita mengaku kita memancarkan terang keubahan hidup. Tidak mau mengaku dosa itu kebalikan dari rendah hati, jadi tidak mau mengaku dosa sama dengan sombong. Tidak mengaku dosa malah menyalahkan orang lain, itu paling sombong, sudah seperti setan si pendakwa “Tuhan dia begini, Tuhan dia begitu” selumbar di mata orang dia lihat, balok di matanya dia tidak lihat. Jangan kita menjadi kehidupan yang seperti ini, sombong. Sombong itu sudah dekat kejatuhan. Kalau dipertahankan tidak mau mengaku dan suka salahkan orang, pasti jatuh.

 

b)      Bisa menerima kenyataan yang ada sehingga selalu bersyukur dan tidak iri hati. Terima kenyataan kalau ada yang lebih diberkati dari pada kita, orang yang rendah hati bisa menerima dan tidak iri. Dalam pelayanan, kalau ada yang lebih dipakai dari kita jangan iri. Pemakaian Tuhan untuk saat ini pada diriku seperti ini dan saya berupaya untuk tingkatkan supaya pemakaian Tuhan semakin meningkat lagi dalam diri saya. Bukan saling menjegal dan menjatuhkan.

 

4.      Kelemah lembutan. Ada 2 pengertiannya:

a)      Kemampuan untuk menerima Firman sekeras apapun

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Terima Firman sekeras apapun karena semuanya untuk keselamatan jiwa kita. Sebenarnya bagi kami hamba Tuhan kalau mau menyampaikan Firman dengan keras, secara daging sebenarnya kami tidak mau, seakan-akan cari gara-gara, cari untuk dilawan. Tetapi demi keselamatan jiwa, saya melayani untuk membawa jiwa-jiwa selamat bertemu dengan Yesus menjadi Mempelai Wanita Tuhan, jadi harus berani sampaikan Firman yang keras. Tentu saya praktekan dulu. Kalau tidak praktek itu seperti Petrus potong telinga orang, dia tidak praktek tetapi malah potong orang.

 

Coba renungkan waktu kita belum dalam pengajaran. Mungkin majelis atau siapa yang mau khotbah, keras sedikit kita sudah ngomel, tidak senang. Pilih-pilih, kalau gembala 1 yang khotbah bagus lucu-lucu. Kalau gembala 2 terlalu keras, tidak usah dengar. Sekarang dalam pengajaran, tiap ibadah keras terus, makin lama makin keras sebab bunyi sangkakala kian lama kian nyaring, kita bisa menerima, tidak ngomel, tidak marah. Itu suatu terang keubahan hidup.

 

b)      Bisa menerima kekurangan dan kelebihan orang lain. Terutama dalam nikah, suami itu ada kelebihan dan ada kekurangannya. Kalau kita hanya lihat kekurangannya, berarti belum berubah. Kalau ada kelebihannya kita malah iri. Aneh kalau dalam rumah tangga suami isteri sama-sama kerja lalu gaji isteri lebih banyak kemudian suami iri, uangnya itu sama-sama. Kecuali masih sendiri-sendiri, ini sudah satu! Demikanlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Berarti pendapatannya sudah sama-sama. Kecuali isteri beli bawang sendiri, suami beli bawang sendiri, bahaya kalau begitu. Lihat suami lebih tinggi gajinya, isteri iri.

 

Dalam penggembalaan juga, kalau ada kekurangan bukan kita jauhkan dan tidak mau terima. Justru yang dalam kekurangan itu mari kita bimbing dan topang dia. Yang ada kelebihan bukannya kita jegal tetapi mari kita teladani, koq bisa dia seperti itu.

 

5.      Kesabaran yaitu sabar menderita dan sabar menunggu waktu Tuhan. Kadang kita kurang dalam hal ini. Mungkin sudah bisa kemurahan, rendah hati, kelemahlembutan, belas kasihan, sabar ini yang masih kurang. Tidak sabar menderita, tidak sabar menunggu waktunya Tuhan, maunya cepat-cepat instan, pokoknya doa saat ini langsung terjawab saat itu. Yah kita sabar, sabar menderita, sabar menunggu waktu Tuhan seperti ibu yang mengandung, sabar menunggu kelahiran anaknya. Mungkin baru satu atau dua bulan, tetapi karena mengidam keras akhirnya dia mau keluarkan saja. Bisa keluar tetapi gumpalan darah, belum wujud bayi yang hidup. Jangan cepat-cepat, tunggu saja waktu Tuhan. Kalau ada masalah keluarga, tunggu waktu Tuhan.

 

Kalau orang yang berupaya hidup benar, dia memang diizinkan Tuhan mengalami masalah yang lama baru selesai. Contoh Abraham, nanti dapat anak setelah 25 tahun. Nuh orang benar yang hidup di antara orang-orang yang jahat, setelah 500 tahun baru ada Sem, Ham dan Yafet.

 

Pertanyaannya mengapa Tuhan tidak segera menolong kita? Tuhan menolongkan gampang, lebih mudah dari membalik telapak tangan. Kenapa Tuhan tidak segera menolong?

a)      Untuk mengajarkan kesabaran. Kalau setiap ada masalah segera ditolong, nanti kita menjadi kehidupan yang kurang satu sinar, tidak utuh kurang sinar kesabaran. Ada yang diizinkan sakit sudah bertahun-tahun, ada yang diizinkan belum punya keturunan bertahun-tahun, ada yang diizinkan belum dapat kerja, masalah dalam nikah belum satu pengajaran dan sebagainya. Sabar menunggu waktu Tuhan.

 

b)      Sebab Tuhan masih sibuk membenahi diri kita. Masih ada hal-hal yang salah dalam diri kita yang perlu dibenahi dan diperbaiki.

 

Saya akui, dulu saya lama dikaruniai anak, karena Tuhan masih sibuk membenahi diri saya. Ada kebenaran diri sendiri, merasa saya paling benar, saya lebih hebat dari pendeta yang lain. Koq dia baru menikah sudah dikaruniai anak, padahal tahbisannya tidak benar, tidak jelas. Sudah sombong saya, merasa benar sendiri. Saat itu Tuhan masih sibuk membenahi diri saya sampai saya dan isteri sudah sepakat, satu hati menyerah kepada Tuhan, biar kehendak Tuhan yang terjadi, baru Tuhan jawab doa. Sabar menunggu waktu Tuhan, sabar menderita, Tuhan mengajarkan kita kesabaran, Tuhan masih sibuk mau membenahi diri kita. Begitu semua sudah terbenahi, Tuhan karuniakan dan Tuhan jawab doa kita.

 

6.      Saling mengampuni dan saling melupakan dosa orang lain. Jangan diungkit-ungkit, lupakan!

 

7.      Memiliki kasih Allah.

Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

Memiliki kasih Allah itu artinya taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau daging sudah tidak bersuara, itulah 7 sinar kehidupan yang sempurna. Kita menjadi terang dunia seperti Yesus, terang dunia.

 

Mungkin baru satu terang, ayo jangan pesimis. Teruskan menjadi 2, teruskan lagi menjadi 3. Mungkin sudah ada 7 sinar ini tetapi masih redup, ayo tingkatkan. Kadang mengampuni, kadang sulit. Kalau dosanya besar, sudah keterlaluan, kita tidak bisa mengampuni. Ayo tingkatkan semua sampai 7 sinar itu memancar dengan sempurna.

 

Kita mau diarahkan menjadi Tubuh Kristus yang sempurna. Tubuh Kristus yang sempurna itu sama dengan Bait Allah yang rohani. Jadi 7 terang keubahan hidup itu sama dengan 7 tiang penopang di dalam rumah Tuhan secara rohani.

Amsal 9:1

9:1 Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya,

 

7 tiang ini jangan ada yang tidak berdiri tegak. Kalau dikaitkan dengan 7 terang tadi, terang-terang ini harus betul-betul memancar dengan sempurna. Jangan yang satu terang, yang lain redup. Ini yang kita upayakan hari-hari terakhir ini.

 

Jadi kehidupan yang mengalami keubahan hidup dia adalah tiang penopang di dalam Tubuh Kristus yang sangat dibutuhkan dan sangat berguna. Mungkin di mata manusia dia tidak mempunyai keahlian apa-apa, tetapi dia adalah orang yang mengalami keubahan hidup, dia sangat berguna bagi pembangunan Tubuh Kristus. Jangan kita hina “ah tamatannya apa, ijazahnya apa, baca tulis dia tidak tahu, bukan cuma buta huruf, dia lupa huruf!” Jangan dihina, kalau dia berubah, dia berguna. Dibandingkan yang punya gelar S1, S2, S3, profesor, tetapi tidak berubah itu tidak berguna bagi pembangunan Tubuh Kristus. Apalagi kalau dia punya ijazah lalu berubah, jadi penekanannya di sini bukan hebat tidaknya secara jasmani. Yang Tuhan cari mau dipakai adalah orang yang berubah, itu yang mau dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus. Berubahlah supaya kita punya 7 tiang.

 

Dalam rumah Allah secara rohani ada 3 macam tiang penopang.

1.      Ada 60 tiang di halaman Tabernakel, itu berbicara tiang iman dan perbuatan iman. 60 tiang ini terdiri dari 2 bagian:

a)      4 tiang pintu gerbang menunjukan Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes.

b)      56 tiang pagar. Ini pahlawan iman dari Abraham sampai Yusuf ayahnya Yesus secara daging.

 

Jadi, 60 ini sama dengan tiang iman dan perbuatan iman. Orang yang mengalami keubahan hidup, dia memiliki iman yang teguh yang disertai perbuatan iman. Imannya teguh, tidak tergoyahkan, contohnya Abraham. Sudah dijanjikan “keturunanmu akan seperti pasir di laut, seperti debu tanah, seperti banyaknya bintang di langit”. Sudah usia 99 tahun koq belum ada. Alkitab katakan dia sudah tua, sudah layu dan isterinya sudah mati haid. Tetapi dalam surat Roma dikatakan percayanya kepada Tuhan tidak kendor. Dia punya iman disertai perbuatan iman. Tahun berikutnya Tuhan genapi janji, lahirnya Ishak.

 

Setelah Ishak sudah bertumbuh, Tuhan menuntut perbuatan iman dari Abraham. “Abraham sembelih anakmu di gunung Moria!”. Abraham tidak berkata “jangan Tuhan, ini ada lembuku yang gemuk, kalau perlu 1000 domba”. Tuhan bilang “anakmu yang kau korbankan di gunung Moria”. Singkat cerita Abraham berangkat bersama pembantunya. Begitu mau naik pendakian Abraham berkata “aku beserta anak ini akan pergi ke sana sesudah itu kami akan kembali padamu”. Kami berarti Abraham dengan Ishak. Dia yakin Ishak tidak akan mati di atas gunung. Ini iman dan perbuatan iman serta ada perkataan iman. Tuhan mau supaya kita punya iman dan disertai perbuatan dan perkataan iman.

Kejadian 22:1-2,5

22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."

22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu

22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."

 

Abraham punya iman, disertai perbuatan dan perkataan iman, itulah tiang iman. Dia yakin Ishak tidak akan mati. Biarlah kita menjadi seperti Abraham, salah satu tiang iman, kehidupan yang mengalami keubahan hidup, punya iman yang teguh. Ada perkataan iman disertai perbuatan iman.

 

2.      2 tiang utama pada Bait Allah Salomo yang dinamakan tiang Yakhin dan tiang Boas

II Tawarikh 3:17

3:17 Tiang-tiang itu didirikannya di depan Bait Suci, yang satu di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri; tiang kanan dinamainya Yakhin, dan tiang kiri Boas.

 

Tiang Yakhin artinya Tuhan akan meneguhkan. Tiang Boas artinya dalam Tuhan ada kekuatan. Kalau digabungkan kuat teguh hati. Orang yang mengalami keubahan hidup pasti kuat teguh hati dalam menghadapi himpitan dan tantangan apapun, tidak bergeser dari Kabar Mempelai menghadapi himpitan apapun. Menghadapi dosa tidak mau tercemar. Menghadapi ajaran palsu tidak mau menerimanya, hindari. Menghadapi persoalan dan permasalahan tetap berharap bersandar kepada Tuhan.

 

Apa yang kita mau saksikan? Bukan sekedar mujizat jasmani. Kita saksikan bagaimana kita bisa kuat dan teguh hati. Saksikan bagaimana punya iman disertai perkataan dan perbuatan iman.

 

3.      Tiang Bait Suci yang permanen di Yerusalem Baru, tidak akan keluar lagi dari sana.

Wahyu 3:10-12

3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

3:11 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.

3:12 Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

 

Tidak keluar lagi dari situ, kita sudah menjadi Tubuh Kristus yang sempurna dan Yerusalem Baru adalah tempat kita. Ini tiang Bait Allah di Yerusalem Baru yang permanent. Apa tiang ini? Menuruti Firman, sama dengan taat dengar-dengaran pada Firman dan tidak menyangkal nama Tuhan atau tadi dikatakan tekun menantikan Aku, ini sama dengan setia.

Wahyu 3:8

3:8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

 

Jadi, orang yang mengalami keubahan hidup adalah orang yang taat dan setia.

Tidak menyangkal nama Tuhan berarti menyeru nama Tuhan, sama dengan menyembah Tuhan. Orang yang sudah mengalami keubahan hidup, pasti tidak akan sulit menyembah Tuhan. Kenapa sulit menyembah? Karena belum berubah. Manusia daging itu memang berat untuk menyembah. Kalau kita lihat, menyembah itu berapa kalori sebenarnya yang dikeluarkan, kita tidak berkeringat. Kecuali menyembah di ruangan yang panas. Menyembah itu cuma berlutut atau bisa juga bersilah kalau asam urat, duduk juga bisa sambil menyeru haleluya satu jam. Dibandingkan main bola 90 menit, itu lebih berat. Tetapi kenapa susah untuk berlutut bilang haleluya. Tetapi kalau nonton drakor bisa berjam-jam. Kalau nonton bola bisa 2 pertandingan. Kenapa? Karena belum berubah. Masih mempertahankan manusia daging. Kalau sudah berubah tidak sulit untuk menyembah. Penyembahan itu adalah puncak pelayanan.

 

Menyembah Tuhan itu terutama adalah di saat-saat kita menghadapi nyala api ujian, menghadapi sengsara karena Yesus. Di situ ujian apakah daging kita masih bersuara atau sama sekali sudah dimatikan suaranya. Bentuk ujiannya macam-macam, dalam bentuk penyakit, merosot, diizinkan mengalami kegagalan, difitnah, dihina, dikucilkan, dipecat dan lain sebagainya. Di situ dilihat masih bisa menyembah dan mati suara dagingnya atau suara dagingnya besar “saya sudah beribadah melayani kenapa saya begini, Tuhan tidak adil, Tuhan kejam!”. Di sini kita dites.

 

Kalau dalam ujian kita bersungut, kecewa, putus asa, itu gejala awal menyangkal Tuhan. Kalau dituruti terus nanti menyangkal Tuhan “apa ini pengajaran, saya tambah susah dalam pengajaran!”. Akhirnya buang pengajaran, tinggalkan pengajaran. Dulu waktu belum dalam pengajaran suami saya sayang sekali sama saya, sekarang dalam pengajaran hari-hari dapat bentakan, dapat ini, dapat itu, apa ini pengajaran, buang saja! Jangan kita seperti itu, itu gejala awal menyangkal Yesus. Mari biar kita tetap menyembah saat dalam ujian. Contohnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Daniel 3:16-18

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;

3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

 

Ini benar-benar suara dagingnya sudah mati! Tidak ada lagi rasa takut dan gentar. Yang ada hanya rasa takut akan Tuhan.

 

Daniel 3:24-25

3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"

3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

 

Yang keempat rupanya seperti anak dewa itulah Roh Kudus, Roh Kemuliaan. Saat dalam ujian lalu kita bisa menyembah maka ada Roh Kudus, Roh Kemuliaan menguatkan kita, menghibur bahkan menolong kehidupan kita. Bukannya kita malah putus asa, kecewa.

 

Tadi pernyataan Sadrakh, Mesakh dan Abednego “jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami maka Dia akan melepaskan kami. Tetapi kalau tidak kami tidak mau menyembah patung tuan, kami tetap menyembah Tuhan!”. Ini pernyataan kita, sekalipun Tuhan belum menolong kita tetap menyembah Tuhan, artinya hanya berharap kemurahan Tuhan. Dalam menghadapi ujian kita sudah tidak mampu, mau bikin apa lagi, yah sudah berharap kemurahan Tuhan. Mungkin kita sudah berupaya dengan kekuatan kita, tambah modal, ke dokter paling hebat, mantap dan terkenal, ini itu kita kerjakan, tidak selesai juga masalahnya, yah tinggal menyembah Tuhan, hanya berharap kemurahan Tuhan. Dan tetap percaya yakin bahwa hidup kita berada dalam rencana Tuhan. Ujian apapun kita hadapi kita yakin hidup kita ada dalam rencana Tuhan, sampai bisa berkata “terserah Engkau Tuhan” maka hasilnya ada pada ayat yang terakhir.

Yeremia 29:11

29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

 

Tuhan menyertai dan menggenapi rencanaNya yang indah dalam kita. Sekarang kita pikir tidak indah, tetapi satu saat kelak kita bisa merasakan dan menikmati indah ternyata rencana Tuhan. Rencana Tuhan yang paling utama adalah menjadikan kita Mempelai WanitaNya.

 

Ayo terus mengalami keubahan hidup, tegakkan 7 tiang, tetap menyala pelita, ada iman, perbuatan iman, perkataan iman, kemudian kita kuat teguh hati, hanya taat setia kepada Tuhan, dalam ujian tetap menyembah Tuhan, maka ada kemurahan Tuhan nyata dalam kehidupan kita. Tuhan mampu menjadikan semua indah pada waktunya, hari esok yang penuh pengharapan. Hari esok tiadaku tahu, tetap langkah kita maju, ada masa depan yang indah di dalam Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar