20211013

Kebaktian PA Imamat, Rabu 13 Oktober 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 25:11-13

25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.

25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.

25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.

 

Pada tahun Yobel ada larangan Tuhan juga ada perintah Tuhan. Larangan Tuhan jangan menabur, apa yang tumbuh sendiri jangan dituai, pokok anggur yang tidak dirantingi jangan dipetik buahnya. Ini aktivitas di ladang dunia, dunia dikuasai setan, jadi artinya aktivitas di ladangnya setan tidak boleh ada. Secara rohani kita tidak boleh masuk di ladangnya setan yaitu ladang kebencian tempat Kain membunuh Habel dan juga ladang babi tempat si bungsu. Tanah itu juga menunjuk daging, jadi jangan ada kedagingan.

 

Kemudian ada perintah Tuhan yaitu harus pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya. Tanah milik kita apa dan kaum kita siapa?

Efesus 2:19

2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

 

Tanah milik kita adalah Kerajaan Sorga sebab kita adalah warga kerajaan Sorga, kita harus kembali ke tanah milik kita, itulah Kerajaan Sorga. Dunia ini hanya tempat persinggahan sementara, bukan tempat kita selama-lamanya, tetapi tempat kita dalam kerajaan Sorga. Kaum kita adalah keluarga Allah. Jadi warga kerajaan sorga dan keluarga Allah ini tidak dapat dipisah. Kalau dia adalah warga kerajaan sorga, maka dia juga adalah keluarga Allah. Kalau kita mengaku keluarga Allah maka kita juga adalah warga kerajaan Sorga. Bukti kita adalah warga kerajaan Sorga adalah mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Sampai nanti kita bisa sempurna seperti Yesus.

Filipi 3:20-21

3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

 

Ayat 20 kita warga kerajaan sorga dan ayat 21 bukti kita warga kerajaan sorga yaitu mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Prosesnya bagaimana? Mengalami kelahiran baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus, lalu dilanjutkan. Orang Kristen banyak hanya puas dengan baptisan air dan baptisan Roh Kudus tetapi tidak ada kelanjutan. Kita harus dilahirkan baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus, serta kelahiran baru lewat benih Firman. Tadi mandi dalam baptisan air, menyelam dalam air, lanjutkan harus menyelam dalam air hujan Firman pengajaran yang benar.

I Petrus 1:23

1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

 

Lahir baru lewat benih Firman ini yang sering diabaikan. Merasa sudah puas dengan baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Pikirnya sudah selesai perjalanan rohaninya padahal harus mandi air hujan Firman pengajaran. Kalau sudah lahir baru berarti kita sudah menyandang status keluarga Allah. Itu sebabnya warga kerajaan Sorga tidak bisa dipisah dari keluarga Allah. Makanya dalam tahun Yobel bangsa Israel tidak hanya disuruh kembali ke tanahnya tetapi juga kepada kaumnya, sebab warga kerajaan Sorga sudah sama dengan keluarga Allah.

 

Lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus, lewat mandi air Firman pengajaran, kelahiran baru lewat benih Firman, kita sudah menyandang status sebagai keluarga Allah. Kalau sudah menjadi keluarga Allah, ada cara hidupnya. Saya lahir dalam keluarga Legontu Roboth, ada cara hidupnya yang tidak sama dengan keluarga mertua saya di Malang. Kita mengaku keluarga Allah, cara hidup kita harus sama. Bagaimana cara hidup keluarga Allah?

I Timotius 3:15

3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.

 

Cara hidup keluarga Allah adalah menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Tentu untuk mendirikan tiang harus ada dasarnya dulu baru bisa mendirikan tiang-tiang. Dasar kebenaran kita:

1.      Nabi menunjuk Firman nubuatan.

2.      Rasul menunjuk Firman pengajaran.

Bisa juga nabi menunjuk Perjanjian Lama dan rasul menunjuk Perjanjian Baru. Karena keduanya berbicara tentang Mempelai maka disebut Kabar Mempelai.

3.      Yesus sebagai batu penjuru yaitu salib Kristus.

 

Dasar kita tidak boleh bergeser, harus kuat! Mau mendirikan tiang kalau dasarnya bergeser, tidak akan berani orang mendirikan tiangnya. Jadi kalau disimpulkan dasar kita Kabar Mempelai, harus kuat, tidak boleh bergeser. Dasar bisa bergeser kalau ada gempa bumi secara rohani. Itulah pengaruh dunia yang bisa membuat gereja Tuhan bergeser dari Kabar Mempelai. Biarpun kita hidup di dunia ini, tetapi kita tidak selamanya di sini, hanya persinggahan. Jangan sampai pengaruh dunia menggeser kita dari Kabar Mempelai.

 

Sore ini kita lanjut membahas cara hidup keluarga Allah menjadi tiang penopang atau soko guru. Ini juga tidak boleh bergeser. Dasarnya tidak boleh bergeser, tiangpun tidak boleh bergeser, harus kuat, harus teguh.

 

Di dalam rumah Allah secara rohani, sebenarnya ada 3 macam tiang penopang:

1.      60 tiang halaman Tabernakel.

2.      2 tiang utama pada Bait Allah Salomo yaitu tiang Yakhin dan tiang Boas.

3.      Tiang atau sokoguru yang ada di Bait Allah.

 

Sore ini kita pelajari satu saja, kalau ini sudah mantap itu sudah mewakili semuanya.

Keluaran 27:9-16

27:9 "Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatan harus dibuat layar dari lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang satu itu.

27:10 Tiang-tiangnya harus ada dua puluh, dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak.

27:11 Demikian juga pada sebelah utara, pada panjangnya, harus ada layar yang seratus hasta panjangnya, tiang-tiangnya harus ada dua puluh dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak.

27:12 Dan pada lebar pelataran itu pada sebelah barat harus ada layar yang lima puluh hasta, dengan sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu.

27:13 Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta,

27:14 yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

27:15 dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

27:16 tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna -- dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.

 

Ada 60 tiang halaman Tabernakel. Sebelah selatan 20 tiang, sebelah utara 20 tiang, sebelah barat 10 tiang dan sebelah timur lain dengan bagian yang lain. Di timur ada 6 tiang halaman dan 4 tiang pintu gerbang. 60 tiang ini menunjukan 60 pahlawan iman yang merupakan jalur datangnya Yesus pertama kali yaitu:

Ø  4 tiang pintu gerbang adalah 4 penulis Injil yang menuliskan tentang Yesus saat Dia datang pertama kali.

Ø  56 tiang halaman itu menunjukan jumlah orang yang masuk silsilah Yesus yang dihitung dari Abraham sampai Yusuf bapanya Yesus.

 

Kenapa hanya dihitung dari Abraham, tidak dihitung dari Adam? Karena ini bicara tentang iman maka dihitung dari Abraham bapa orang percaya.

Roma 4:16

4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --

 

Jadi, tiang halaman Tabernakel sama dengan tiang imam. Kita mengaku keluarga Allah, sebagai keluarga Allah maka kita harus menjadi tiang iman, jangan goyah, tiang yang berdiri tegak, bukan tiang yang miring. Artinya kita harus memiliki iman yang teguh, iman yang tidak gampang goyah. Sama dengan hidup dari iman. Bukan hidup dari apa yang ada di dunia ini.

 

Sekarang kita akan mempelajari praktek tiang iman, praktek hidup dari iman. Kita belajar dari tiang halaman Tabernakel.

1.      Tiang itu terbuat dari tembaga. Bicara tembaga itu sama dengan penghukuman.

Ulangan 28:23

28:23 Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan tanah yang di bawah pun menjadi besi.

 

Juga dalam kitab Zakharia ada 4 kereta yang ditarik oleh kuda keluar dari antara 2 gunung tembaga. Jadi tembaga itu menunjuk penghukuman.

 

Jadi praktek tiang iman yang pertama adalah menghukum daging dengan segala hawa nafsunya, segala keinginannya, emosinya, ambisinya, pandangannya, pikirannya, perbuatannya. Semua kita hukum sampai daging ini tidak bersuara lagi. Daging jangan dituruti, begitu kita menuruti daging, tiangnya goyah dan sebentar lagi roboh. Mau menuruti daging memang enak, tetapi roboh, rohani hancur. Kalau daging kita matikan memang sakit, tetapi rohani kita tegak terbangun menjadi Bait Allah yang rohani, Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Saya sebagai hamba Tuhan yang muda menyadari, darah muda ini kadangkala mau menguasai dalam pikiran dan hati. Keinginan daging ini terlalu menggebu-gebu, harus dimatikan, jangan dituruti.

 

2.      Kepala tiang itu disalut dengan perak

Keluaran 38:17

38:17 Alas-alas untuk tiang-tiang itu adalah dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya dari perak, juga salut kepalanya dari perak. Dihubungkanlah dengan penyambung-penyambung dari perak segala tiang-tiang pelataran itu.

 

Kepala menunjukan pikiran, perak itu penebusan oleh darah Yesus. Ingat Yesus ditebus seharga 30 keping perak. Artinya pikiran yang ditebus oleh darah Yesus, dikuasai oleh darah Yesus. Mari kita periksa pikiran kita ini, sudah dikuasai oleh darah Yesus atau dikuasai yang lain, dikuasai daging. Buktinya apa bahwa pikiran kita ini dikuasai oleh darah Yesus, ditebus oleh darah Yesus?

a)      Kolose 3:1-2

3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

 

Buktikan memikirkan dan mencari perkara yang di atas, perkara yang rohani lebih dari perkara-perkara yang jasmani. Kadang kita untuk perkara jasmani kita giat dan kerja dengan keras. Untuk yang rohani harus lebih dari itu. Saya ingat waktu sekolah dulu, biar hujan tetap berupaya tembus ke sekolah, kalau tidak nanti dapat sanksi. Bagaimana kalau ke gereja, waktu hujan bagaimana? Ayo pikirkan dan cari perkara di atas. Online ini dibuka karena keadaan di masa pandemi ini dan sekaligus menyebarkan Firman pengajaran bagi jiwa-jiwa yang belum mendengarkan dan menerima ini. Kita yang sudah rutin ayo ke gereja, ayo cari dan pikirkan, aktif dalam ibadah pelayanan lebih dari pada yang jasmani. Jangan aji mumpung, mumpung ada online, kesempatan tidak datang ibadah. Baru gluduk-gluduk sudah tidak mau ke gereja, mau hujan ini, kalau flu nanti dikira corona.

 

Kalau yang jasmani sudah dikedepankan, tiangnya goyah. Apalagi kalau yang rohani sudah dikesampingkan itu tiangnya roboh! Ayo kaum muda cari perkara rohani lebih dari segalanya.

 

b)      I Petrus 4:1-2

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

 

Bukti kedua adalah memiliki pikiran salib yaitu mau sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan melakukan kehendak Tuhan.

 

Jadi kalau disimpulkan, orang yang menjadi tiang iman dia mengalami kelepasan dari dosa karena penebusan oleh darah Yesus. Ayo lepas, jangan terus terikat dengan dosa. Apalagi kita sudah berada pada waktu yang sisa, bukan lagi banyak waktu, sudah harus lepas dari dosa.

I Petrus 1:18-19

1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,

1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Lepas dari dosa apa?

a)      Dari dosa warisan nenek moyang, jangan ada lagi. Kadang untuk membenarkan diri kita bawa-bawa nenek moyang. Saya ini orang mangkudena, orang Sawidago, mamak saya Portugis keturunan penjajah, ada harus saya begini, saya kasar memang dari sononya! Jangan dibawa-bawa, kita harus lepas.

b)      Lepas dari dosa diri sendiri.

c)      Lepas dari kutuk dosa.

 

Galatia 3:13-14

3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

 

Kalau sudah lepas dari dosa dan kutuk dosa, maka berkat Abraham yang akan kita dapatkan. Berkat Abraham yang terutama adalah Roh Kudus yang akan dicurahkan dalam hidup kita. Selama ada dosa dalam diri kita yang kita pertahankan, sulit Roh Kudus untuk masuk ke situ dan memenuhi kehidupan kita, tidak bisa! Roh Kudus itu tidak bisa campur dengan yang najis dan yang kotor. Buang semua dosa sehingga Roh Kudus ada dalam diri kita, hidup kita dikuasai dan dituntun Roh Kudus. Kita dibawa ke mana? Seperti Abraham dibawa ke negeri perjanjian, kita juga akan dituntun ke negeri perjanjian, itulah Yerusalem yang Baru.

 

Lepas dari dosa berarti kita sudah hidup di dalam kebenaran, hidup dalam kebenaran itulah tiang iman! Biarlah kebenaran itu betul-betul sudah menjadi praktek hidup kita.

 

Ada 3 tingkatan kebenaran:

a)      Kebenaran karena mengalami pengampunan dosa, kita mengaku, diampuni dan dibenarkan.

Roma 4:6-8; 3:23-24

4:6 Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:

4:7 "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;

4:8 berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."

 

Kebenaran tingkat pertama ini masih rawan, karena manusia ini sudah diampuni tetapi kadang masih lupa pengampunan dosa. Contoh paling gampang dalam nikah, suami bentak isteri, isteri nangis, suami minta ampun.  Sudah diampuni, besoknya lupa lagi, gara-gara dabu-dabu isterinya dibentak lagi. Makanya pengampunan tingkat pertama ini masih rawan.

II Petrus 1:9

1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

 

Sudah lepas dari rokok, tetapi waktu nongkrong dengan teman-teman disodori satu batang dia ambil, lupa kalau sudah lepas dari rokok. Penyakit lupa ini yang bahaya, lupa dosa lebih bahaya dari lupa kunci. Tuhan tolong jangan kita seperti itu, ampuni Tuhan. Makanya pikiran ini kasih darah Yesus, sebab kita seringkali lupa pengampunan dosa.

 

b)      I Yohanes 3:9a

3:9a Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi;

 

Kebenaran tingkat kedua ini tidak berbuat dosa sekalipun ada ancaman, ada godaan, ada paksaan, ada kesempatan, ada keuntungan, dia tidak mau. Seperti Yusuf menghadapi godaan isteri Potifar, dia tidak mau. Ada godaan, ada keuntungan dan dia dipaksa juga, tetapi dia lari, tidak mau.

 

c)      I Yohanes 3:9b

3:9b sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

 

Mau diapa-apakan tidak dapat berbuat dosa ini, sudah benar seperti Yesus benar.

I Yohanes 3:7

3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;

 

Kalau masih tetap pertahankan dosa, tidak mau menyelesaikan dosa maka posisinya di ayat 8.

I Yohanes 3:8

3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

 

Jadi ini bukan tiang iman sebab berasal dari iblis. Ayo lepas, berhenti berbuat dosa, mengalami pengampunan, tidak berbuat dosa lagi, sampai tidak dapat berbuat dosa. Mau diapa-apakan tidak bisa berbuat dosa lagi, sudah benar seperti Yesus benar.

 

Raja Daud pernah mengakui dalam tulisannya, selama berdiam diri tulangnya lesu, sumsumnya kering. Artinya kalau kita tetap mempertahankan dosa kita bukan tiang iman tetapi tiang yang keropos!

Mazmur 32:1-4

32:1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!

32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

32:3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;

32:4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. S e l a

 

Berdiam diri di sini tidak mau mengaku dosa, menyembunyikan dosa. Ini berarti sama dengan tiang yang keropos. Tiang yang keropos ini tidak lama lagi ambruk. Rohaninya ambruk, gugur dari iman. Dalam Yohanes pasal 6 murid-murid berkata “perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarnya”. Bukan karena Firmannya yang keras tetapi karena hatinya yang keras pertahankan dosa, makanya dia gugur dari iman dan tinggalkan pengajaran. Orang yang tinggalkan pengajaran itu bukan karena dia bodoh, tidak mengerti Firman, tidak tahu pengajaran tetapi karena keras hati, pertahankan dosa.

 

Ayo jangan diam, akui semuanya. Ingat waktu pesta nikah digelar, ada orang yang tidak berpakaian pesta. Waktu disapa oleh tuan pesta “eh taulan mengapa kau tidak berpakaian pesta?” dia diam saja. Itu contoh orang yang tiangnya kropos. Apa yang dikatakan tuan itu? Ikat kaki tangannya, lemparkan ke tempat paling gelap yang ada ratap dan kertakan gigi. Mari jangan diam, begitu kena Firman selesaikan, lupakan dosa, jangan lupakan pengampunan. Dan tidak mau berbuat dosa, tidak dapat berbuat dosa lagi.

 

3.      Pada tiap tiang ada kaitan perak dan penyambung perak. Jadi tiang itu tidak berdiri sendiri-sendiri, ada kaitan perak dan penyambung dari perak. Artinya penebusan oleh darah Yesus menyatu kita dengan yang lain di dalam satu Tubuh Kristus. Mulai dari nikah satu, dalam penggembalaan juga menyatu, antara penggembalaan menyatu, sampai nanti penyatuan antara Israel dan kafir.

 

Oleh darah Yesus tembok pemisah yang namanya perseteruan dirobohkan supaya kedua pihak disatukan dalam satu tubuh. Jadi orang yang hidup dari iman, dia menjaga kesatuan Tubuh Kristus mulai dari nikahnya. Jangan diisi dengan perseteruan, harus diisi damai sejahtera, bukan perseteruan.

Efesus 2:14-16

2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

 

Bangsa Israel dan kafir bisa menyatu kalau tembok perseteruan sudah dirubuhkan, ada damai sejahtera. Kalau Israel dan kafir bisa menyatu, masa nikah kita tidak bisa menyatu. Makanya jangan dipertahankan itu perseteruan. Selalu berupaya hidup dalam damai sejahtera. Namanya orang berumah tangga tidak mungkin mulus-mulus terus. Ketika ada perseteruan segera berdamai, yang salah minta ampun, yang benar mengampuni, selesai! Jangan ditaruh tembok. Biasanya temboknya lunak, ditaruh guling, tetapi lebih keras dari tembok Berlin. Tidak baku sapa, nanti datang tamu baru baku sapa. Tamu pulang lanjut ronde dua dan seterusnya. Saya alami juga dengan isteri, bukan berarti saya mulus-mulus dengan isteri. Ada juga perseteruannya, tetapi berupaya jangan sampai lama, selesaikan segera. Paling lama pernah sampai 2 3 hari, waktu itu saya sudah lemas betul, sampai saya sudah berniat mau menyerahkan pelayanan sama papa, saya sudah tidak mau melayani lagi. Dalam rumah tangga tidak damai, bagaimana mau melayani jemaat, sampai saya mau lepaskan pelayanan. Untung Tuhan ingatkan, Tuhan dorong saya untuk menyembah dan saya kembali dikuatkan. Begitu amin saya melompat saya tidak mau kalah, tidak lama selesai, bisa berdamai.

 

Pernah juga mau minta mati! Waktu itu saya sombong waktu dengar teman hamba Tuhan cerita “sampai saya pernah minta mati”. Saya sombong dan berpikir “begitu saja minta mati, masak, memalukan”. Tidak lama berselang pengalaman itu kena sama saya dan saya juga minta mati. Isteri saya bilang “ayah ini egois, cuma sayang diri, tidak sayang isteri, anak, jemaat!”. Saya langsung cabut semua, saat itu saya peluk dia minta ampun, selesaikan semuanya.

 

Kalau ada perseteruan robohkan temboknya dengan darah Yesus. Jangan pertahankan gengsi, harga diri, itu mendirikan tembok tambah tinggi, tidak pernah rubuh temboknya. Dalam nikah saja tidak menyatu bagaimana mau menyatu Israel di sana. Ayo kita selesaikan semuanya, jangan pertahankan perseteruan, jangan suka bertengkar, jangan simpan kebencian. Simpan dendam itu bukan keluarga Allah, itu keluarganya iblis! Iblis itu bapak pembunuh. Robohkan semua tembok pemisah, biar tiang kita tetap berdiri tegak.

 

Dalam penggembalaan sidang jemaat ada perasaan tidak suka dan tidak nyaman, segera berdamai selesaikan semuanya, biar tiang kita berdiri. Coba tiang dikasih baku kait, kalau satu ambruk yang lain ikut. Mungkin tidak sampai ambruk tetapi paling tidak dia miring.

 

Hasilnya kalau mau berdamai menjaga persekutuan Tubuh Kristus:

Mazmur 133:1-3

133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

 

Hasilnya kalau kita mau berdamai:

a)      Ada minyak urapan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus dicurahkan kepada kita. Karunia Roh Kudus ini kemampuan ajaib untuk melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukan nanti di gereja tetapi mulai dalam nikah. Roh Kudus yang memberikan kemampuan untuk bisa melayani dalam nikah, bukan saling menuntut. Saling melayani sekalipun harus berkorban. Sebagaimana Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani dan mengorbankan nyawanya. Ayo kita saling melayani dalam nikah, kalau ini kita pahami tidak akan ada pertengkaran-pertengkaran. Saya masuk nikah untuk melayani bukan untuk dilayani. Dalam penggembalaan juga saling melayani, bukan menuntut untuk dilayani, aman semuanya. Dalam persekutuan antara penggembalaan juga demikian, ada minyak urapan Roh Kudus, ada karunia Roh Kudus, kemampuan ajaib untuk kita bisa melayani Tuhan.

 

b)      Tuhan perintahkan berkat datang dalam rumah tangga nikah kita. Siapa yang bisa menghalangi kalau Tuhan perintahkan berkat, baik berkat jasmani, terutama berkat rohani yaitu pembukaan rahasia Firman. Kami keluarga hamba Tuhan paling terasa kalau ada kles dalam rumah tangga, hilang pasal 1 ayat 2, biar sudah disiapkan sudah tidak tahu mau bilang apa! Tetapi kalau diselesaikan semua maka ada berkat pembukaan Firman untuk gereja Tuhan. Sampai nanti berkat hidup kekal. Tuhan perintahkan datang berkat, tidak usah takut. Biar kita ada di mana Tuhan perintahkan berkat datang kepada kita.

 

4.      Pada tiap tiang ada 2 tali dan patoknya.

Keluaran 35:18

35:18 patok Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya;

 

60 tiang itu juga menunjukan 60 pahlawan yang menjaga joli Salomo.

Kidung Agung 3:7-8

3:7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.

3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

 

Dalam kidung Agung diterangkan 2 tali yang harus ada pada kita itu apa. Tali pertama membawa pedang, tali kedua terlatih dalam perang. Ayo punya pedang dan harus terlatih berperang. Mengapa harus ada pedang dan terlatih berperang? Sebab kita sekarang menghadapi kedahsyatan malam yang mau menghancurkan nikah kita. Kalau tidak ada pedang, tidak terlatih berperang, habis nikah kita tidak terkawal, tidak terjaga, habis hancur. Semoga kita bisa mengerti!

 

Dunia akhir zaman ini begitu gelap, pekat dengan dosa dan krisis di berbagai bidang! Saya mendengar penjelasan dari papa, coba bayangkan manusia di bumi ini 7 miliar lebih. Kalau setiap orang berbuat dosa berarti gelap, betapa gelapnya dunia ini. Begitu sekarang yang kita hadapi. Kegelapan dosa ini begitu hebat hari-hari terakhir ini. Betapa gelapnya dosa di akhir zaman ini dan krisis di segala bidang. Tetapi kalau kita menjadi tiang iman, hidup oleh iman, punya pedang, terlatih berperang, maka aman nikah kita!

 

Apa pengertiannya punya pedang dan terlatih berperang?

a)      Pedang itu sama dengan tali Firman pengajaran. Kalau tidak ada, siapa yang bisa menjaga nikah kita kalau bukan pengajaran. Kekuatan sendiri tidak bisa, kekayaan tidak bisa, kedudukan tidak bisa, betapa banyak orang kaya nikahnya hancur, betapa banyak pejabat nikahnya hancur. Yang bisa menjaga keutuhan nikah, kesucian nikah, kesatuan nikah, hanyalah pedang Firman pengajaran. Dalam Ibrani pasal 5 adalah makanan keras, itu sama semua. Ini yang harus ada dalam diri kita, tiang iman, punya tali. Dalam Yesaya dikatakan tali-tali itu sudah kendor. Jangan sampai kendor tali-tali kita, jangan kendor dari pengajaran ini.

 

Saya merenungkan bukan karena merasa hebat, saya dengan mama cerita-cerita di meja makan sini, betapa banyak hamba Tuhan yang dipakai dalam pengajaran, begitu dipanggil Tuhan, isteri dan anak tidak bisa meneruskan! Kendor talinya bahkan putus. Sampai saya bilang sama mama doakan saya supaya tetap bisa bertahan pada pengajaran ini. Kekuatan sendiri tidak bisa! Kadang dulu waktu masih dalam pengalaman kematian “ini pengajaran”. Begitu Tuhan sudah bawa masuk dalam kebangkitan, secara jasmani sudah maju, pelayanan meningkat, lupa kematian, lupa pengajaran. Makanya om Wi selalu bilang pengalaman kematian itu jangan patokannya hanya tidak makan dan tidak minum. Pengalaman kematian yang utama itu mati terhadap dosa! Kebangkitan yang utama itu hidup benar.

 

Semoga kita bisa bertahan dalam pengajaran ini. Saya bersyukur ada hamba Tuhan senior datang, mari doakan saya sebagai hamba Tuhan muda, jangan sampai saya meneruskan pelayanan di tempat ini tetapi tali saya kendor, bahkan putus. Berapa jiwa yang Tuhan percayakan, belum yang secara online. Kalau saya sebagai hamba Tuhan putus talinya, tiangnya roboh, mau diharapkan apa! Tidak mungkin membawa jemaat kepada Yesus, Mempelai Pria Sorga. Mari kita saling doa mendoakan supaya punya tali Firman pengajaran yang benar!

 

Tali Firman pengajaran yang benar juga dikatakan tali kesetiaan dan tali kasih.

Hosea 11:4

11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

 

Setiap Tuhan memberi makan, Tuhan membungkuk. Setiap Firman pengajaran yang benar diberitakan di tengah-tengah, itu Tuhan sedang membungkuk memberi makan kepada kita. Membungkuk itu tanda penghormatan. Kadang kita keterlaluan, Tuhan saja menghormati Firmannya tetapi kita tidak menghormati! Tidak mau buka mulut, padahal tinggal makan, Tuhan yang memberi makan supaya kita bertumbuh, dipuaskan rohani kita. Tetapi kadangkala kita tepis, tidak mau, jangan yah!

 

Tuhan saja membungkuk menghormati FirmanNya, Ayo kita juga harus menghormati dan menghargai setiap pemberitaan Firman. Bagaikan anjing menjilat remah-remah roti, tidak satupun dibiarkan tercecer. Hanya menjilat remah-remah selalu mau tambah. Beda kalau menjilat roti utuh. Ayo menghargai setiap pemberitaan Firman pengajaran yang kita dengar. Ingat dan mata rohani kita melihat ada Yesus membungkuk. Saat ini Dia membungkuk memberi makan kehidupan kita. Saat kita tidak peduli, kita tidak hargai, kehidupan kita menjadi Kristen yang bungkuk rohani, cacat! Cacat itu berarti tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ingat perempuan bungkuk di Bait Allah, dia bungkuk 18 tahun. 18 kalau dipecah menjadi 6 6 6. Tidak mau menghargai Firman dicap 666 antikristus. Tetapi kalau menghargai Firman dicap nama Tuhan “ini milikKu, tidak boleh diganggu gugat”.

 

Saat kita mendengarkan Firman pengajaran ada tali kesetiaan dan tali kasih mengikat kita. Luar biasa, Tuhan itu begitu baik, Dia tidak mau kita ambruk, Dia ikat kita dengan tali kesetiaan dan tali kasih. Artinya:

1)      Setiap pemberitaan Firman itu Tuhan mengulurkan tangan kasih setiaNya kepada kita. Dia mau kita ada di dalam tanganNya. Makanya di dalam kitab Wahyu dikatakan di tangan kanan Tuhan ada Firman, di tangan kanan Tuhan juga ada malaikat sidang jemaat, ada bintang. Kita mau dipegang oleh tangan kanan Tuhan tetapi kadang kita yang tidak mau.

 

Dalam surat Roma Tuhan katakan “sepanjang hari Aku mengulurkan tanganKu kepada orang yang membantah”. Itu bangsa Israel, jangan kita seperti bangsa Israel. Biar kita hargai uluran tangan Tuhan, jangan biarkan Tuhan bertepuk tangan sebelah.

Roma 10:21

10:21 Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."

 

Kita sekarang sudah berada di penghujung hari keenam minggu ketebusan, sebentar lagi mau masuk hari yang ketujuh. Sepanjang hari ini Tuhan mengulurkan tanganNya. Sudah mau habis hari yang keenam, sambutlah uluran tangan Tuhan, hargai Firman pengajaran, terima dan praktek!

 

2)      Kalau Tuhan ulurkan tangan kasih setianya maka kita juga harus setia dalam mendengar sampai mempraktekan Firman pengajaran, itu berarti kita mengasihi Tuhan dan kita juga mengulurkan tangan kepada Tuhan, mau praktek Firman maka hidup kita di tangan Tuhan, siapa bisa mengganggu-gugat, tidak ada yang bisa merebut kita dari tangan Tuhan. Hidup kekal Dia berikan, hidup jasmani juga pasti Dia berikan.

 

Kaum muda, hidupmu bukan bergantung pada ijazah atau skill di dunia ini, tetapi bergantung pada mendengar dan dengar-dengaran pada Firman, kita ada di tangan Tuhan. Misalkan mendaftar masuk TNI atau polisi lalu sudah ada yang pegang dia maka dia bisa masuk. Anakmu saya pegang, daftar saja pasti gol. Di dunia saja kita mengerti, kalau ada yang pegang kita, sudah aman. Ini kita dipegang oleh Tuhan, jangan kita takut!

Yohanes 10:27-28

10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

 

Tidak seorangpun bisa merebut. Tidak ada satu kekuatan di dunia ini yang bisa merebut kita dari tangan Tuhan kalau kita mau setia dan taat kepada Tuhan.

 

Jadi, dasar kesetiaan atau tolak ukur kesetiaan seseorang itu adalah setia dalam mendengar dan mempraktekan Firman Tuhan. Kalau sudah setia dalam pengajaran, dia bisa diharapkan setia dalam segala hal. Pengajaran itu Yesus, kepada Yesus tidak setia,  mau harapkan setia apa! Kaum muda jangan cuma lihat cantik ganteng, kalau dia orang pengajaran tetapi tidak setia dalam pengajaran, apa yang bisa diharapkan. Yesus yang empunya hidup kita saja dia tinggalkan apalagi cuma manusia. Mungkin berpikir saya ganteng, paling ganteng bagi dia. Eh masih banyak yang lebih ganteng di luar! Kalau orang sudah tidak setia dalam pengajaran, biar isterinya lebih cantik dari perempuan itu bisa dia serong. Suaminya paling ganteng satu kampung lalu ada orang yang elek-elek, karena dia tidak setia maka dianggap lebih ganteng dari suaminya dan bisa serong. Jadi tolak ukurnya pengajaran. Setia dalam pengajaran bisa diharapkan bisa setia dalam segala hal.

 

b)      Terlatih berperang artinya tekun berdoa menyembah, punya tali kasih dalam doa penyembahan. Menyembah itu hubungan paling erat kita dengan Tuhan, kita diikat dengan tali kasih. Ayo banyak bergumul, berdoa menyembah Tuhan hari-hari terakhir ini sampai kita menang. Kita bergumul menyembah Tuhan sampai kapan? Sampai menang. Kalau belum menang terus menyembah. Saya sudah doa puasa pak gembala, masalahku belum selesai. Yah terus menyembah, teruskan puasanya sampai menang. Bergumul sampai menang sepeti Yakub bergumul sampai fajar menyingsing. Jangan putus asa, kita menghadapi kedahsyatan malam, terus menyembah. Sebentar kita isi dengan doa semalaman, bergumul sampai menang dalam pergumulan apapun.

Jadi, praktek hidup oleh iman adalah setia berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar dan setia dalam doa penyembahan sampai menang. Kalau belum menang teruskan sampai menang. Semoga kita menjadi kehidupan yang bukan cuma menang tetapi lebih dari pemenang. Tali kasih Tuhan itu yang membuat kita lebih dari pemenang.

 

Tali tidak akan ada gunanya kalau tidak ada patok. Patok itu tentu ditancapkan di tanah. Kesetiaan kita pada Firman pengajaran yang benar dan ketekunan kita dalam doa penyembahan yang benar akan sia-sia, akan pudar kalau kita tidak menghukum atas segala yang berbau duniawi. Selama kita masih terikat dengan perkara duniawi kesetiaan kita pada Firman pengajaran dan penyembahan kita bisa kendor. Makanya tancapkan patok di pasur, hukum segala pengaruh-pengaruh dunia, jangan kita turuti.

 

Pengaruh dunia ini macam-macam, kesibukan, kesusahan, kesenangan. Kadang karena kesibukan sudah tidak setia dalam pengajaran, dalam ibadah dan dalam doa. Karena kesulitan mulai tinggalkan pengajaran, mulai ragu “saya dulu sebelum dalam pengajaran enak hidup saya. Sekarang sudah dalam pengajaran susah hidup saya. Banyak tantangan saya hadapi. Ah jangan-jangan pengajaran ini tidak benar” akhirnya dia lepaskan. Itu pengaruh dunia. Kesenangan dunia bisa membuat tidak setia. Waktu masih susah dan dalam kematian secara jasmani “Yesus, pengajaran!” dia tekun menyembah. Begitu sudah diberkati dan tambah maju, dia lupa pengajaran, lupa penyembahan. Bukan menonjolkan suatu lembaga, apalagi kami alumni Lempinel yang mottonya sudah sangat jelas dan lantang kami serukan waktu di Lempinel “lebih baik ditolak bersama pengajaran dari pada diterima tanpa pengajaran yang benar”. Begitu kena pengaruh dunia lepas pengajaran.

 

Makanya tancapkan patok itu dipasir.

Keluaran 35:18

35:18 patok Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya;

 

Hasilnya kalau punya tali dan patok:

a)      Setia dan tekun menyembah, hasilnya menang menghadapi segala pergumulan pada waktunya Tuhan. Ingat pada waktunya Tuhan, bukan waktunya kita. Kalau sekarang belum menang, terus bergumul sampai menang, pasti menang. Kalau puasa 1 hari belum menang, tambah 2 hari, belum menang tambah 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari, sampai 7 hari pasti menang. Yang penting kita sungguh-sungguh, setia, pegang pengajaran benar, tekun dalam doa penyembahan, pasti menang. Terutama pergumulan dalam nikah, soal joli Salomo, itu pergumulan yang paling berat. Kalau kami hamba Tuhan menghadapi anak yang bermasalah, itu pukulan telak! Saya merindu keluarga saya semua meneruskan perjuangan papa, sama-sama kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Tadi saya lihat semua aktif dalam pelayanan, teruskan kakak-kakak, apalagi adik yang cuma satu-satunya. Kita sama-sama bahu membahu melayani Tuhan, pegang pengajaran yang benar, tekun dalam doa penyembahan, pasti menang, sampai kemenangan terakhir kita duduk bersanding dengan Yesus di Yerusalem Baru.

Wahyu 3:21

3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

 

Ayo berjuang terus, setia. Berjuang itu tekun dalam doa penyembahan. Tuhan tidak menipu, Tuhan lihat perjuangan kita, pasti Dia berikan kemenangan. Yang penting ada pedang dan terlatih dalam perang. Salomo menghadapi nikah 2 perempuan sundal yang berebutan anak, dia berkata “ambil pedang!”. Dengan pedang masalah nikah dan buah nikah selesai, ada kemenangan.

 

b)      Kalau ada pedang Firman, tekun menyembah, maka hasil kedua kita semakin disucikan, semakin diubahkan, sampai sempurna sehingga kita layak untuk menjadi mempelai wanita Tuhan. Tersedia kemah abadi tempat kita di sana, kita mau masuk di kemah yang abadi yang talinya tidak pernah kendor, patoknya tertancap terus, itulah Yerusalem yang baru.

Yesaya 33:20

33:20 Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus.

 

Kemah di bumi ini akan dibongkar dan kita akan beralih pada kemah abadi.

Wahyu 21:2-3

21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

 

Ini arah kita. Betapa bahagianya kami gembala mengiring jemaat berhasil masuk di kemah abadi, Yerusalem yang Baru. Tentu sebagai gembala pergumulan utama saya adalah keluarga daging saya. Jemaat dibawa masuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, masakan keluarga daging diterlantarkan. Makanya saya senang kalau melihat keluarga daging saya semua terlibat dalam pelayanan. Ayo tingkatkan, kita mau dibawa masuk pada kemah yang abadi, masuk Yerusalem Baru, jangan kendor tali kita hari-hari terakhir ini. Jangan kendor dalam pengajaran, jangan kendor dalam doa penyembahan, jangan kendor tali-tali kita.

Yesaya 33:23

33:23 Tali-talimu sudah kendor, tidak dapat mengikat teguh tiang layar di tempatnya, tidak dapat membentangkan layar. Pada waktu itu orang akan membagi-bagi rampasan banyak-banyak, dan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan.

Begitu kendor dari pengajaran, kendor dalam doa penyembahan, habis dijarah, habis binasa semua. Bayangkan sampai orang lumpuh datang menjarah, dengan daging yang lemah saja kita KO. Biar tali kita tidak kendor. Saya mohon kepada saudara-saudara saya semua, mari kita saling doa mendoakan, saling bahu membahu melayani Tuhan sampai Yesus datang. Betapa bahagianya kalau saya melihat di sana ada kakakku, ada adikku, ada sidang jemaat di kemah abadi, ada orang tua, bertemu dengan opa dan papa di sana. Sama-sama kita bertemu Yesus di kemah abadi, di Yerusalem Baru.

 

Di depan kita ada Perjamuan Suci, bukti kesetiaan dan kasih Tuhan. Dia rela mengulurkan tanganNya di paku kayu salib untuk menarik dua tali tadi dan mengikat pada patoknya, untuk kita tetap setia dalam pengajaran dan setia tekun doa penyembahan. Pancangkan terus patok kita, tali jangan kendor, teguh dalam pengajaran, tekun dalam doa penyembahan sampai garis akhir kehidupan kita sekalian.

 

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar