20211002

Kebaktian Doa, Sabtu 2 Oktober 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 9:13-14

9:13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.

9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.

 

Hari sabat ini yang menjadi persoalan bagi orang Farisi, kenapa Yesus bekerja pada hari sabat. Padahal semua Yesus lakukan untuk kepentingan kita. Dalam pelayanan Yesus 3,5 tahun di dunia ini, ada 7 kali Yesus bekerja pada hari sabat dan semuanya untuk kepentingan kita.

1.      Markus 1:21-28 dan Lukas 4:31-37 Yesus mengusir setan di dalam rumah ibadat.

2.      Markus 2:23-28, Matius 12:1-8 dan Lukas 6:1-5 Yesus membiarkan murid-muridNya memetik gandum dan memakannya.

3.      Markus 3:1-6, Matius 12:9-14 dan Lukas 6:6-11 Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya.

4.      Lukas 13:10-17 Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang bungkuk 18 tahun.

5.      Lukas 14:1-6 Yesus menyembuhkan orang yang sakit busung air.

6.      Yohanes 5:1-18 Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di kolam Betesda.

7.      Yohanes 9:1-41 Yesus menyembuhkan seorang buta sejak lahir.

 

Kita membahas poin keenam

Yohanes 5:1-9

5:1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.

5:2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya

5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.

5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.

5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.

5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"

5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."

5:9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.

 

Di sini Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di tepi kolam Betesda. Arti kata Betesda adalah rumah kasih sayang atau rumah kemurahan atau anugerah. Ada 5 serambinya, angka 5 menunjukan 5 luka utama Yesus di kayu salib. Itu menunjukan kemurahan Tuhan, khususnya untuk kita bangsa kafir. Yesus telah mati dengan 4 luka utama, 2 di tangan, 2 di kaki yang merupakan kasih sayang Tuhan kepada bangsa Israel untuk menyelamatkan bangsa Israel asli. Tetapi Dia mau menerima luka kelima di lambungnya, merupakan kemurahan Tuhan untuk menyelamatkan kita bangsa kafir.

 

5 serambi juga menunjukan 5 benua. Kemurahan Tuhan lewat korban Kristus dinyatakan kepada semua orang di 5 benua itu, jadi tidak ada yang terlewatkan. Terutama untuk kita bangsa kafir, diselamatkan oleh luka kelima Yesus di lambungnya. Namun di 5 serambi itu ternyata ada orang lumpuh di situ. Kenyataannya, kelumpuhan rohani terjadi di mana-mana di seluruh dunia ini. Ini yang mau ditolong oleh Tuhan. Di Tentena ada, di Tonusu ada, di Diora ada.

 

Pengertian lumpuh rohani:

Yohanes 5:7

5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

 

Ini pengakuannya “tidak ada orang yang menurunkan aku” ini menunjukan keadaannya yang sebenarnya. Jadi pengertian lumpuh rohani di sini adalah kehidupan yang tanpa pemimpin yang benar, sama dengan tanpa penggembalaan yang benar. Sistem penggembalaan itu gembala berjalan di depan dan domba ikut dari belakang. Tepat pengakuannya membuat hati Tuhan tergerak untuk menyembuhkannya. Ini terjadi di seluruh dunia, banyak orang Kristen minus pemimpin yang benar, tanpa penggembalaan yang benar.

 

Praktek lumpuh, praktek tanpa pemimpin yang benar, tanpa penggembalaan yang benar.

1.      Tidak aktif dalam ibadah pelayanan. Banyak orang Kristen tetapi tidak aktif. Coba dibandingkan yang beribadah dengan yang tidak beribadah, lebih banyak yang tidak beribadah, tetapi KTPnya Kristen.

2.      Hanya berharap kepada orang lain, bukan kepada Tuhan atau kepada Firman. Harapannya hanya pada orang lain, kakak saya bisa menolong, adik saya bisa menolong, papa saya, ibu saya dan seterusnya. Kalau berharap pada manusia pasti kecewa. Kalau berharap kepada Tuhan, Tuhan tidak pernah mengecewakan.

3.      Tidur di tilam. Artinya menghadapi ketidakberesan di dalam nikah. Nikahnya lumpuh, tidak beres. Tidak beres ini bisa diisi dengan kenajisan. Kaum muda permulaan nikah sudah diisi kenajisan, itu sudah lumpuh. Itu sekarang dianggap suatu hal yang biasa! Tuhan tolong jangan kita seperti itu. Kemudian nikah yang terbalik itu juga lumpuh, tidak beres.

4.      Tidak berdaya menghadapi kemustahilan. 38 tahun lumpuh, susah untuk sembuh.

 

4 praktek ini mengakibatkan rohani tidak pernah maju. Kalau sudah tidak aktif dalam ibadah pelayanan bagaimana mungkin rohaninya maju. Hanya berharap pada orang lain, tidak mungkin rohani maju. Ada ketidakberesan dalam nikah, tidak pernah maju rohaninya.

 

Yohanes 5:4

5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.

 

Di sini sepertinya ada solusi untuk mengalami kesembuhan. Dikatakan sewaktu-waktu turun malaikat menggoncangkan air kolam. Ini menunjuk pelayanan yang hanya sewaktu-waktu, tetapi tidak dengan Tuhan, yang ditampilkan adalah malaikat. Banyak kegerakan rohani terjadi di mana-mana, KKR-KKRkan hanya sewaktu-waktu, tidak setiap hari. Tetapi banyak yang tidak menampilkan Tuhan. Hanya menampilkan malaikat. Artinya kegerakan rohani yang hanya menampilkan sesuatu di luar Tuhan. Misal figur pendeta, itu yang dikedepankan, bukan Tuhan lagi. Hanya mencari popularitas, pengikutnya lebih banyak siapa. Artis, hiburan-hiburan daging, apalagi kalau disertai dengan lawakan-lawakan yang tidak ada kaitannya dengan Tuhan.

 

Kegerakan ini karena hanya menampilkan sesuatu di luar Tuhan, walaupun kelihatan ada hasil, tetapi hanya menghasilkan perkara-perkara yang jasmani yaitu kuantitas atau jumlah, tetapi tidak menyembuhkan gereja dari kelumpuhan rohani. Gereja yang mengundang juga mendapat perkara jasmani, mendapat bantuan pembangunan gereja, mungkin dapat bantuan sound sistem, pengadaan musik dan lainnya tetapi kualitas rohani tidak ada, kesembuhan gereja tidak terjadi! Ini yang kita lihat sekarang ini. Sekarang karena pandemi tidak ada lagi KKR-KKR. Dulu banyak sekali KKR sampai menjadi suatu persaingan. Seakan-akan bukan lagi cari Firman, tetapi melihat figur pendeta, apa hiburan di dapat di situ, apa perkara jasmani yang didapat. Inilah pelayanan sewaktu-waktu, sehingga terjadi persaingan-persaingan, saling menghina, saling menjelekkan satu dengan yang lain. Sehingga kalau tidak dapat yang jasmani bisa kecewa, kalau yang datang sedikit, kecewa.

 

Saya mengikuti teladan dari guru saya Pdt. Widjaja, waktu awal membuka pelayanan di Medan, panitia di sana menelpon kepada om Widjaja “pak Widjaja tidak ada yang mau datang, jadi tidak jadi”. Om Wi bilang “satu saja saya datang”. Itu dulu tahun 2005, sekarang luar biasa perkembangannya. Itu kalau yang ditampilkan Firman Tuhan, bukan figur pendeta. Kalau Firman ditampilkan tidak ada yang bisa menghalangi dan pasti terjadi kesembuhan-kesembuhan secara rohani. Tetapi kalau yang jasmani ditampilkan, dapat yang jasmani tetapi rohani tidak pernah sembuh.

 

Ayat 6 tadi dikatakan orang lumpuh itu telah lama dalam keadaan itu. Ini menunjukan gereja Tuhan sudah nyaman dalam keadaan kelumpuhan rohani. Bayangkan sudah 38 tahun, bukan satu dua hari. Kalau seandainya 38 tahun ini dijadikan tahun yobel berarti sudah 1900 tahun. Kita tidak usah perdebatkan mulai dari kapan sampai kapan. Kalau membuka perdebatan itu nanti pusing sendiri. Nanti kalau perdebatkan lalu berkata misalnya dari tahun 30 masehi gereja lumpuh, berarti sekarang sudah sehat sebab sudah lewat 38 yobel, nanti jadi lengah ikut Tuhan. Jadi tidak usah perdebatkan waktunya, kapan sampai kapan. Yang pasti gereja sudah terlalu lama lumpuh rohani.

 

38 tahun merupakan waktu perjalanan bangsa Israel dari Kadesh-Barnea sampai ke tapal batas Kanaan.  

Ulangan 2:14-15

2:14 Lamanya kita berjalan sejak dari Kadesh-Barnea sampai kita ada di seberang sungai Zered, ada tiga puluh delapan tahun, sampai seluruh angkatan itu, yakni prajurit, habis binasa dari perkemahan, seperti yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada mereka;

2:15 dan tangan TUHAN juga melawan mereka untuk menghamburkan mereka dari perkemahan, sampai mereka habis binasa.

 

Berarti dari Mesir sampai ke Kadesh Barnea itu 2 tahun. Sebab total seluruhnya dari bangsa Israel keluar Mesir sampai masuk Kanaan itu 40 tahun. Mengapa harus menghabiskan waktu 40 tahun? Itu semua karena ulah dari 10 pengintai yang menyampaikan kabar busuk dan membuat bangsa Israel bersungut-sungut melawan Tuhan.

Bilangan 14:28-35

14:28 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu.

14:29 Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.

14:30 Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!

14:31 Tentang anak-anakmu yang telah kamu katakan: Mereka akan menjadi tawanan, merekalah yang akan Kubawa masuk, supaya mereka mengenal negeri yang telah kamu hinakan itu.

14:32 Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini,

14:33 dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun.

14:34 Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:

14:35 Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati."

 

Jadi waktu 38 tahun ini bukan dipakai Tuhan untuk menolong atau memulihkan, tetapi Tuhan pakai untuk membinasakan semua orang Israel yang berusia 20 tahun ke atas waktu mereka keluar dari Mesir kecuali Yosua dan Kaleb. Orang-orang yang dibinasakan itu disebut prajurit. Namanya prajurit pasti orang yang kuat. Dan yang menonjol dari prajurit itu orang yang berani. Kalau dengar petasan saja takut, bagaimana mau dengar bunyi senjata.

 

Prajurit Israel yang disebut di sini sekarang menunjukan kehidupan yang terlalu berani melawan Tuhan. Memang dalam perjalanan bangsa Israel dari Mesir sampai Kanaan, banyak sekali mereka memberontak dan melawan. Bersungut, ingat-ingat makanan di Mesir, bosan dengan roti manna, bersungut melawan Harun, meminta ini, menuntut itu, sudah terlalu banyak mereka melakukan pemberontakan. Baru keluar dari Mesir, menghadapi air yang tidak enak, yang pahit di Mara sudah bersungut-sungut. Baru dapat roti manna, tidak berapa lama sudah bersungut-sungut lagi, bosan dan mereka minta daging. Itu terlalu berani melawan Tuhan. Jangan sampai roh mereka ini melekat dan ada dalam diri kita.

 

Terlalu berani melawan Tuhan itu suatu kelumpuhan rohani. Tidak akan pernah masuk Kanaan, yang ada hanya kebinasaan. Dikatakan tangan Tuhan akan melawan. Ini ngeri sekali, jangan terjadi dalam diri kita. Tangan Tuhan teracung melawan, seharusnya tangan Tuhan teracung untuk membela kehidupan kita. Seperti waktu Israel mau keluar dari Mesir, dikatakan tangan Tuhan teracung untuk membawa prajurit Israel keluar dari Mesir.

 

Kita periksa dan raba diri kita, jangan terlalu berani melawan Tuhan dan melawan utusan Tuhan. Jangan kita teledor dengan kata-kata dan sikap kita yang selalu melawan Tuhan, tidak menyenangkan hati Tuhan, jangan kita seperti itu, semoga kita tidak dibinasakan. Biarlah kita memiliki karakter Yosua dan Kaleb. Ada hal yang membuat Tuhan tidak membinasakan Yosua dan Kaleb. Mereka dipelihara Tuhan dan boleh masuk ke dalam tanah Kanaan.

Bilangan 14:24

14:24 Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.

 

Biarlah kita memiliki jiwa atau hati seperti Yosua dan Kaleb yaitu mengikut Tuhan dengan sepenuhnya. Jadi mau diapakan yah sudah ikut saja, dengan satu keyakinan Tuhan pasti tidak akan mencelakakan asalkan kita ikut Tuhan dengan sepenuhnya. Itu sikap yang benar supaya kita tidak dibinasakan, mengikut Tuhan dengan sepenuhnya dengan tubuh, jiwa dan roh kita. Sama dengan ada penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan, mau diatur sepenuhnya oleh Tuhan. Disuruh belok kanan yah belok kanan. Jalan yah jalan, berangkat yah berangkat, berhenti yah berhenti. Ini sama dengan menjadi kehidupan yang tergembala sungguh-sungguh. Tubuh jiwa rohnya melekat pada Allah Tritunggal. Ini yang harus kita praktekan hari-hari terakhir ini.

 

Makanya ada 3 macam ibadah pokok. Bukan satu kesaksian di Malang, ketika om Wi menyampaikan tentang ketekunan dalam 3 macam ibadah, seorang pemudi berpikir negatif “wah pendeta ini licik, disuruh datang 3 macam ibadah supaya banyak kolekte yang masuk”. Tetapi syukur kepada Tuhan dia diubahkan dan dia bersaksi bahwa penting 3 macam ibadah.

 

Ada 3 macam alat di dalam ruangan suci menunjukan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

1.      Meja roti sajian. Ini adalah ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Kita melekat kepada Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran yang benar dan kurbanNya. Di situ rohani kita diberi makan.

2.      Pelita emas. Ini adalah ketekunan dalam ibadah raya. Kita melekat kepada Allah Roh Kudus dalam urapan dan karunia-karuniaNya. Di situ rohani kita diberi minum.

3.      Mezbah dupa emas. Ini adalah ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Kita melekat kepada Allah Bapa di dalam kasihNya. Di situ domba-domba diberi udara segar untuk bernafas.

 

Kalau ini kita lakukan dan tergembala sungguh-sungguh, tepat di tahun ke-40 bangsa Israel masuk Kanaan. Sekarang bagi kita, tepat di Yobel ke-40 kita masuk Kanaan Samawi, Yerusalem Baru. Tidak dibinasakan karena kita melekat kepada Allah Tritunggal seperti Yosua dan Kaleb, tergembala sungguh-sungguh, ikut Tuhan sepenuhnya, mau diatur oleh Tuhan. Betul-betul kita bisa masuk ke dalam Kanaan Samawi, Yerusalem Baru.

 

Tepat tahun ke-40 itu sama dengan tahun ke-38 dari kadesh-Barnea. Ini sama dengan orang lumpuh tadi tepat tahun ke-38 dia disembuhkan. Semoga kita mengalami kesembuhan rohani, kita tidak dihukum, tidak dibinasakan tetapi kita berhasil masuk Yerusalem Baru, Kanaan Samawi.

 

Sesungguhnya sekarang ini kita sudah berada di Yobel ke-40. Satu Yobel kan 50 tahun, Sekarang sudah tahun 2021. Bukan cuma berada di Yobel ke 40 tetapi sudah dapat bonus 21 tahun. Apakah Tuhan lalai atau salah dengan FirmanNya? Tidak! Kalau masih diberikan waktu 21 tahun, ini merupakan waktu perpanjangan sabar Tuhan.

II Petrus 3:9

3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

 

Jadi, perpanjangan sabar ini Tuhan berikan kepada kita supaya kita gunakan dan manfaatkan dengan maksimal untuk mengalami kesembuhan rohani, tidak lumpuh! Lumpuh tadi berbaring, setelah sembuh dia bangkit. Kita harus mengalami kebangkitan atau kebangunan rohani. Sudah dapat bonus 21 tahun, ayo rohani kita jangan lagi lumpuh, sudah harus bangun semuanya. Jangan lumpuh, jangan tidur, lumpuh itu sama dengan tidur.

 

Ingat, satu saat kemurahan dan perpanjangan sabar Tuhan akan habis. Seperti tadi, dalam 38 tahun mereka dibinasakan oleh Tuhan. Seharusnya waktu mereka mendengar ancaman Tuhan itu yah langsung minta ampun dan berubah sikap. Eh kenyataannya tidak, malah mereka memberontak. Sampai Miryam memberontak, Harun juga memberontak, sampai akhirnya Musa dan Harunpun berbuat dosa. Padahal sudah dengar kamu semua akan habis, seharusnya ada perubahan drastis, langsung bertobat sungguh-sungguh, tetapi tidak dimanfaatkan. Akhirnya habis binasa, jadi bangkai semua, yang masuk tinggal Yosua dan Kaleb. Ini suatu awasan bagi kita. Perpanjangan sabar Tuhan itu harus kita manfaatkan dengan maksimal, harus berubah drastis, jangan lumpuh terus, jangan tidur rohani, harus bangun rohani! Kalau tetap mempertahankan kelumpuhan rohani, ini nasibnya:

Ulangan 2:15

2:15 dan tangan TUHAN juga melawan mereka untuk menghamburkan mereka dari perkemahan, sampai mereka habis binasa.

 

Tangan Tuhan teracung untuk melawan dan menghamburkan dari perkemahan. Artinya tidak masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus dan hanya untuk dibinasakan. Sudah terlalu lama waktu Tuhan berikan kepada kita, itu perpanjangan sabar Tuhan, kita tidak tahu sampai kapan. Pdt. Widjaja selalu mengingatkan dan menggambarkan seperti karet yang bisa ditarik tetapi satu saat bisa putus, habis perpanjangan sabar Tuhan, masa kemurahan Tuhan habis. Sekarang masih ada dan ini waktu yang tinggal sisa. Baca saja I Petrus pasal 4, itu sudah ribuan tahun dari sekarang ini. Saat itu dikatakan waktunya sudah sisa, apalagi kita di penghujung akhir zaman ini, tinggal sedikit lagi Tuhan mau datang. Mari manfaatkan kesempatan supaya mengalami kebangunan rohani.

 

Cara supaya sembuh dari lumpuh rohani, cara supaya mengalami kebangunan rohani, stoplah pemberontakan, perlawanan-perlawanan terhadap Tuhan dan kepada hamba Tuhan, biarlah kita mengalami kesembuhan.

 

Yohanes 5:6,8

5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"

5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."

 

Cara supaya sembuh di sini Tuhan tunjukan dengan mendengar perkataan Yesus atau suara Yesus. Injil Yohanes menampilkan Yesus sebagai Anak Allah, dalam Matius pasal 20 yang menikah adalah anak. Jadi Yesus Anak Allah sama dengan Mempelai Pria Sorga. Ini yang kita mau dengar, perkataan Yesus, perkataan Mempelai Pria Sorga. Ayo banyak mendengar perkataan Yesus Mempelai Pria Sorga hari-hari terakhir ini. Itulah yang disebut Kabar Mempelai. Firman pengajaran yang benar, Firman pengajaran yang sehat. Ini yang harus kita dengar supaya sembuh. Kalau tidak mau dengar Firman, tidak mau dengar Kabar Mempelai, jangan bilang Tuhan kejam kalau dihukum. Tuhan sudah berikan perpanjangan sabar, kalau sekarang orang bilang “kami tidak pernah dengar” itu bukan belum pernah dengar tetapi memang tidak mau dengar, sebab sudah terlalu banyak sarana yang dimanfaatkan untuk menyebarkan Kabar Mempelai, lewat internet, Yutub, Facebook sudah disebarkan ke mana-mana.

Matius 25:6

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

 

Ini yang kita butuhkan, satu-satunya suara di akhir zaman ini adalah suara seruan mempelai, Kabar Mempelai. Ini yang bisa menyembuhkan dari lumpuh rohani, sama dengan bisa membangunkan dari tidur rohani. Pada ayat 7 semua gadis itu bangun, jadi tidak ada alasan kita mengatakan belum pernah dengar. Banyak yang sudah dengar tetapi kebanyakan cuma sambil lalu saja! Apalagi kalau siaran langsung di Tonusu, kebanyakan hanya sekedar lihat lalu click like atau buah hati. Sudah diberikan kesempatan tetapi tidak mau, jangan bilang Tuhan kejam kalau nanti kena penghukuman. Kita yang sudah ada dalam Kabar Mempelai, manfaatkan, dengar sungguh-sungguh dan praktekan. Biar kita mengalami kebangunan. Ingat kedatangan Yesus sudah diambang pintu. Biarlah waktu yang sudah sisa ini kita manfaatkan untuk mantap di dalam Kabar mempelai.

 

Kalau ada yang otak-atik, mau tambah kurang, tidak usah ikut! Mereka bilang tidak cocok lagi dengan perkembangan zaman itu terserah mereka! Sudah 86 tahun Kabar Mempelai ini dari 1935. Tidak ada pengajaran bertahan sampai 86 tahun. Ini menunjukan Kabar Mempelai ini dari Tuhan, kabar puncak yang mampu membangunkan rohani, mampu menyembuhkan kita dari kelumpuhan rohani. Jangan lagi diotak-atik, tidak usah mau ditambah kurang apa lagi. Saya selalu bilang pada jemaat Tonusu dan Diora, tidak pernah habis bahan kalau ada di dalam Kabar Mempelai. Kami di Lempinel diajar beberapa buku, Injil Markus, surat Yudas, I, II dan III Yohanes, kitab Keluaran, surat Kolose, Tabernakel, itu saja sudah 8 pelajaran. Bukan mau menyombongkan diri, dijauhkan Tuhan ini suatu kesombongan, saya masuk di Tonusu tanggal 3-12-2012 dan mengajar kitab Injil Markus, sampai sekarang sudah 9 tahun. Baru sampai pada Markus 15:1-5. 1 buku 9 tahun belum habis, kalau 9 buku berarti 90 tahun diajar di jemaat baru habis semuanya. Jadi Kabar Mempelai tidak akan pernah habis bahan.

 

Biarlah hati kita jangan mau digoda dengan ajaran ini ajaran itu. Kelihatan hebat luar biasa, Kabar Mempelai dianggap kuno, bahkan ada yang bilang Kabar Mempelai itu Taurat. Tuhan tolong, biar kita pertahankan dan mantap di dalam Kabar Mempelai. Yang lama jangan bosan, yang baru sudah melejit, meroket, yang lama koq malah menukik. Ayo sama-sama meroket semuanya sampai nanti semua terangkat ke awan-awan. Tidak ada istilah habis bahan dalam Kabar Mempelai. Mau dibilang tidak cocok dengan perkembangan zaman, Kabar Mempelai ini sangat cocok, dari 1935 sampai sekarang cocok terus. Telah banyak menolong dan banyak membenahi hidup kita.

 

Tadi yang dibutuhkan orang lumpuh adalah pemimpin, sama dengan gembala. Jadi kalau disimpulkan kita sudah harus mantap tergembala dalam binaan Kabar Mempelai. Jangan lirik lagi makanan yang lain, makan dan nikmati saja Kabar Mempelai ini, ajaran sehat, maka kita akan mengalami kesembuhan rohani.

Praktek rohani sembuh, praktek rohani terbangun. Tadi Tuhan katakan angkat tilammu. Tilam berbicara nikah. Jadi praktek rohani sembuh dan terbangun adalah nikah terbenahi. Ayo mantaplah dalam penggembalaan, dengar dan praktekan Firman maka pasti nikah kita terbenahi. Nikah jasmani kita mau dibawa masuk nikah yang rohani yaitu pesta nikah Anak Domba Allah. Jangan ragukan Kabar Mempelai, biarlah kita bawa hidup kita mantap tergembala dalam binaan Kabar Mempelai sehingga nikah rumah tangga kita menjadi Betesda, rumah kasih sayang. Tidak ada lagi mau baku cakar atau baku pukul sebab nikah diisi dengan kasihnya Tuhan. Rohani terbangun, yang jasmani juga pasti terbangun. Sore ini Firman Tuhan mengingatkan kita supaya jangan ragu. Mantapkan diri tergembala dalam binaan Kabar Mempelai. Biar masalah nikah kita teratasi, nikah kita menjadi rumah kasih sayang dan saat Yesus datang, kita siap menyambut kedatanganNya dengan satu seruan haleluya, itu seruan penyembahan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar