20210930

Kebaktian Syukuran, Kamis 30 September 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Semua yang kita kerjakan di dunia ini kalau tidak dikaitkan dengan ibadah, semua itu sia-sia. Sebab kita telah ditebus dengan darah yang mahal dari perbuatan yang sia-sia supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan.

Ibrani 9:14

9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

 

Jadi, apapun yang kita kerjakan jika tidak dikaitkan dengan ibadah, tidak dikaitkan dengan Firman Tuhan, itu semua sia-sia. Masuk nikah, tanpa Firman itu sia-sia, sebab hanya kekuatan Firman yang bisa menyatukan suami dan isteri. Kekuatan di dunia ini tidak bisa, suami isteri, laki-laki perempuan itu berbeda. Saya dan isteri saya beda suku, belum lagi perbedaan karakternya, beda seleranya dan lain sebagainya. Lalu kalau tidak ada Firman, apa lagi yang bisa menyatukan. Itu sebabnya malam hari ini, lewat keluarga di tempat ini, Tuhan mempercayakan kepada saya untuk menyampaikan Firman kepada kita sekalian. Bukan hanya untuk keluarga yang mengucap syukur tetapi untuk semua kita yang ada.

 

I Korintus 3:9

3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

 

Kita ini ladang Allah dan bangunan Allah. Secara jasmani ladang adalah tempat bekerja, secara rohani ladang menunjuk pelayanan. Jadi, pelayanan kita dalam bidang apapun harus mengarah pada pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Tubuh Kristus itu satu sebab Yesus satu, kepalanya satu tubuhnya juga satu. Kita ada malam ini tidak memandang denominasi gereja, kelompok atau organisasi, yang kita pandang hanya satu yaitu Yesus sebagai kepala gereja, kita mau dibentuk menjadi satu Tubuh Kristus. Jadi jangan sampai perbedaan-perbedaan ini membuat kita harus terpecah-pecah. Tetapi perbedaan ini membawa kita menjadi satu tubuh Kristus. Seperti tubuh kita tidak semua tangan, tidak semua kaki, tidak semua mata, telinga, berbeda-beda tetapi membentuk satu kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Tetapi ingat, tubuhnya satu berarti kepalanya satu yaitu Yesus. Yesus adalah Firman, supaya kita menjadi satu maka kita harus diatur oleh Firman yang sama, ajaran yang sama yaitu Alkitab. Jangan diatur oleh yang lain di luar Alkitab, tidak mungkin bisa menyatu.

 

Persekutuan Tubuh Kristus dimulai dari nikah kemudian membesar dalam penggembalaan. Dalam penggembalaan ada nikah-nikah yang menjadi satu. Kemudian akan membesar lagi dalam persekutuan antara penggembalaan, itu yang kita kenal dengan istilah KKR. Malam ini juga salah satu bentuk persekutuan antara penggembalaan. Yang akan memuncak dan paling besar persekutuan antara Israel di timur tengah sana dengan kita bangsa non Yahudi, menyatu di dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna untuk menyatu dengan Yesus sebagai Kepala gereja.

 

Kita bangunan Allah, ladang Allah. Sebagai ladang Allah berarti harus melayani untuk mengarah pada pembangunan Tubuh Kristus. Mau masuk dalam nikah berarti mau melayani, masuk nikah itu untuk masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, bukannya nanti saling menuntut.

 

Alkitab mengatakan ada yang Tuhan karuniai untuk menikah, berarti harus menikah. Kalau tidak nanti hancur, hangus terbakar oleh api dosa. Tetapi ada juga yang Tuhan karuniai untuk tidak menikah, kalau memaksakan diri untuk menikah nanti hancur.

 

Dalam I Korintus pasal 3 ini ada 2 macam model pelayanan, ada yang negatif, ada yang positif. Sekarang kita tinggal bercermin pada Firman ada pada model yang negatif atau positif.

I Korintus 3:10-15

3:10 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.

3:11 Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.

3:14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.

3:15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

 

Ada 2 macam model pelayanan di sini.

1.      Pelayanan model kayu, rumput kering dan jerami. Artinya pelayanan yang hanya menonjolkan perkara-perkara jasmani yaitu kemakmuran, hiburan jasmani, yang sebenarnya itu hanya bersifat sementara, fana! Jadi untuk memasuki nikah bagi keluarga Kayori Lakausu, bukan yang jasmani yang kita mau tonjolkan, mau digembar-gemborkan, sampai menjadi suatu kesombongan, menjadi suatu kebanggaan, bukan! Itu hanya bersifat sementara. Oh pestanya harus mewah, harus begini, harus begitu, sampai memaksakan diri, sampai harus hutang, jangan! Kita mau masuk pembangunan Tubuh Kristus, Tubuh Kristus Tuhan beli dengan harga mahal yang lunas yaitu dengan darahNya. Jadi masuk nikah, masuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, jangan diawali dengan utang. Kelihatan wah, mewah, bermartabat tetapi hanya semu, sementara, itu semua hanya jerami, rumput kering dan kayu.

 

Mau menikahkan anak, mau menggelar suatu pernikahan, biarlah kita berpada yang ada, tidak usah ngotot dan memaksa. Kalau memang waktunya Tuhan, Tuhan pasti sediakan semuanya. Tidak usah harus paksa, harus begini dan harus begitu sampai membebani satu pihak keluarga. Itu bukan melayani pembangunan Tubuh Kristus, itu menuntut. Nanti dari pihak perempuan menuntut pada pihak laki-laki, harus menyiapkan sekian, kalau tidak sampai sekian tidak jadi. Jangan begitu lihat parkir roda 4, sudah ini calon. Padahal Tuhan bilang bukan itu, ada yang terbaik Tuhan siapkan.

 

Begitu juga dalam penggembalaan. Kami gembala kalau hanya menggembar-gemborkan yang jasmani, gereja besar, jemaat banyak, itu sifatnya sementara. Gereja besar dibandingkan stadion sepak bola, dengan parkirannya saja sudah kalah. Mau bangga jumlah banyak, kalah jauh dengan orang nonton konser BTS itu banyak sekali, kalau orang jawa bilang banyak poll. Dibandingkan gereja kita mau bangga apa.

 

Kalau hanya menonjolkan yang jasmani menjadi suatu kebanggaan, akibatnya begitu menghadapi api, dia tidak akan bertahan. Api ini ada 2:

a)      Api penyucian Firman

Kalau hanya yang jasmani yang ditonjolkan, nanti masuk nikah tidak akan tahan menghadapi api penyucian Firman. Begitu yang diminta kurang, nanti dituntut-tuntut sehingga tidak jalan penyucian. Apalagi api yang kedua.

 

b)      Api ujian

Begitu kena api ujian, kalau saya tahu ngana seperti itu, saya pe mantan lebe baik dari ngana. Kenapa tidak kawin dengan mantanmu!

 

Akibatnya kalau kena api bisa terbakar. Terbakar oleh apa? Api emosi, api dosa, api hawa nafsu daging, sampai akhirnya terbakar dalam api aniaya antikristus dan berakhir di api penghukuman neraka. Masuk nikah awalnya madunya yang banyak, tetapi setelah itu sengatnya yang banyak,  akhirnya bangka-bangka. Bukan bangka karena makmur, tetapi bangka hati.

 

Saya bersaksi, menikah dengan isteri saya di Malang. Kami menikah tidak terlalu sulit, dari pihak keluarga perempuan tidak terlalu banyak menuntut. Pengeluaran pernikahan juga tidak sampai bunyi ratus juta, 50 jutapun tidak sampai padahal menikah di kota. Kalau ini dekornya bunga mati, kami dulu bunga hidup, tetapi tidak sampai mahal begitu, Cateringnya dapat kemurahan, gedungnya dapat kemurahan Tuhan, semuanya kemurahan Tuhan. Tadinya berpikir setelah pemberkatan langsung saja resepsi di gereja. Tetapi ada berkat untuk menggelar acara di gedung, semua kemurahan Tuhan. Memang sempat dari pihak keluarga menjual tanah, tetapi Tuhan ganti. Tanah yang dijual dikembalikan oleh Tuhan. Tuhan siapkan semuanya, yang penting bukan menjadi kebanggaan dan kesombongan.

 

Yang kita mau tampilkan ini bukan kebanggaan yang jasmani, bukan. Pelayanan kedua ini yang harus ada pada kita.

 

2.      Pelayanan emas, perak dan batu permata. Artinya mengutamakan perkara yang rohani. Emas, perak dan batu permata ini adalah bahan pembangunan Tabernakel yang dibangun oleh Musa. Kemah suci atau Tabernakel menubuatkan Tubuh Kristus. Jadi ini pelayanan yang mengutamakan perkara yang rohani sehingga pasti tahan menghadapi api penyucian Firman dan api ujian. Firman itu seperti api.

Yeremia

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Emas semakin dibakar makin murni. Makin dibakar dengan api penyucian Firman, makin diuji, makin murni, makin mutu rohaninya ditambah. Jadi, masuk nikah itu seharusnya meningkatkan mutu rohani. Yang banyak kali terjadi waktu masih pemuda dan pemudi rajin ibadah. Pas sudah menikah, suami bilang sama isterinya “ngana jo yang pigi bagereja, ta titip jo ta pe kolekte sama ngana ee, salam jo sama Tuhan Yesus”. Atau sebaliknya isteri apalagi mulai ba isi “saya tidak tahan kena matahari, bilang jo sama pak pendeta saya tidak bisa datang sementara mengidam ini, mengidam jaha lagi ini”. Sesudah melahirkan, baru datang gereja untuk penyerahan anak. Setelah penyerahan anak tidak masuk gereja lagi, pak pendeta tanya kenapa tidak masuk gereja, dijawab “aduh pak gembala kita pe anak ini baribut, kalau dibawa di gereja terganggu nanti pak gembala khotbah”. Tunggu-tunggu anaknya sudah besar, tidak juga datang gereja “kenapa tidak datang gereja” sudah mau ada depe adek.

 

Waktu belum menikah rajin ibadah sungguh-sungguh, sesudah menikah rohani merosot, jangan begitu! Justru masuk pernikahan itu masuk persekutuan tubuh Kristus, rohani harus makin bertambah, nikah itu harus memiliki mutu rohani yang tinggi. Kenapa? Sebab nikah yang jasmani itu bukan berakhir di lubang kubur, nikah jasmani akan diarahkan pada nikah yang rohani yaitu nikah Kristus Kepala Mempelai Pria Sorga dengan Gereja Tuhan yang sempurna Mempelai Wanita Tuhan. Apalagi Fandi dan Cici ini sama-sama hamba Tuhan, alumnus Lempinel Kristus Ajaib. Sebagai sesama hamba Tuhan harus makin meningkat rohaninya, bukannya makin merosot.

 

Api penyucian Firman dan api ujian menghasilkan perak dan emas yang murni. Apa itu perak dan emas yang murni.

a)      Amsal 10:20

10:20 Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.

Perak yang murni menunjukan mengalami kelepasan dari dosa sampai lepas dari dusta. Masuk nikah harus ada kejujuran, jangan ada yang disembunyikan. Ingat waktu Adam dan Hawa diciptakan, dikatakan mereka berdua telanjang tetapi tidak malu. Telanjang kejujuran, terbuka satu dengan yang lain. Kita yang sudah menikahpun demikian, harus ada kejujuran. Harus lepas dari dosa, hanya melakukan kebenaran, berkata yang benar. Kita lihat nikah kita, kita bercermin pada Firman, nikah kita kualitasnya apa.

 

Bagaimana tanda nikah yang benar?

1)      Direstui oleh Tuhan. Bagaimana bukti direstui oleh Tuhan? Sepadan.

Kejadian 2:18

2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

 

Sepadan ini apa? Satu iman! Sama-sama terang. Jangan yang satu terang, yang lain gelap. Kalau dibaca lagi dalam Efesus 4:3-6 di situ ada 7 kesatuan. Itu harus sama, jangan beda-beda, mulai satu tubuh, satu baptisan, sampai satu Allah Bapa. Nikah itu sudah berbeda, laki perempuan beda, karakternya beda, sukunya beda, kebiasaannya beda. Lalu yang rohani tidak satu lagi, apanya yang bisa menyatukan! Sementara tujuan menikah itu menjadi satu daging. Kalau tidak sepadan bagaimana bisa menjadi satu daging.

 

2)      Direstui oleh orang tua dan direstui oleh pemerintah, dicatat di catatan sipil. Harus resmi di hadapan Tuhan, jangan nikah yang tidak resmi. Kaum muda pacaran jangan back street.

 

3)      Kedudukan nikah harus sesuai Firman. Makanya saya pesankan kepada Fandi, saya sebagai gembala yang membina Fandi sebagai pengerja untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik dan benar “ngana laki-laki, jangan ngana ada di bawah ketiak isterimu. Jangan mau ngana diatur-atur!”.

I Korintus 11:2-3

11:2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

 

Kedudukannya harus benar, jangan terbalik, jangan isteri yang jadi kepala. Kalau tubuh yang jadi kepala itu akrobat namanya. Saya gembala, saya punya isteri dan dia boleh mengusulkan tetapi yang memutuskan adalah saya sebagai gembala. Yesus kepala nikah rumah tangga yang tidak nampak, suami kepala keluarga, isteri tubuh, anak anggota tubuh, jangan dibalik. Kalau dibalik maka Yesus tidak menjadi kepala dalam rumah tangga. Siapa yang menjadi kepala? Serigala dan burung. Serigala itu roh jahat dan burung itu roh najis. Yesus mengeluh “serigala ada liangnya, burung ada sarangnya, tetapi Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakan kepalaNya”. Serigala dan burung itulah yang jadi kepala, jadi jangan heran terjadi kejatuhan-kejatuhan dalam nikah karena yang menjadi kepala bukan Yesus, yang menjadi kepala bukan suami. Isteri silahkan mengusulkan, suami yang mengambil keputusan. Suami kepala dia harus bertanggung jawab menjadi saluran kehidupan bagi isteri dan anak-anak. Baik kehidupan secara jasmani, terutama kehidupan secara rohani. suami harus lebih rohani dari isteri. Banyak yang terbalik, yang banyak ke gereja justru isteri-isteri, suami entah di mana.

 

Ini ajaran Tuhan kepada kita untuk nikah kita punya mutu rohani, jangan menjadi nikah yang tidak punya mutu.

 

Kalau 3 hal ini benar, direstui Tuhan, direstui orang tua dan pemerintah, kedudukan nikah benar, bisa melakukan kewajiban utama sesuai kedudukannya di dalam nikah, maka nikah itu pasti diisi dengan perkataan-perkataan yang benar. Pasti perkataan yang benar yang muncul, bukan saling mencaci dan mengata-ngatai. Mari diisi dengan perkataan yang benar, ada kejujuran sehingga nikah itu menjadi rumah doa.

Amsal 15:8

15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

 

Kalau nikah menjadi rumah doa, sekalipun banyak pergumulan yang dihadapi tetapi semuanya selesai karena Yesus mendengar dan Yesus menjawab doanya. Kalau suami berulah, isteri lapor kepada Yesus kepala rumah tangga. Kalau isteri berulah, suami lapor kepada Yesus kepala rumah tangga. Jangan malah dilapor sama orang tua. Dalam Kejadian pasal 2 dikatakan laki-laki akan meninggalkan ayah ibunya dan menyatu dengan isterinya, berarti jangan lagi dicampur-campur sama orang tua. Orang tua boleh menasihati tetapi yang menjalani nikah itu adalah yang menikah. Jadi lapor sama Tuhan. Kalau suami nakal lapor sama Tuhan. Isteri tidak ba dengar lapor sama Tuhan sebagai kepala.

 

b)      Emas murni

II Timotius 2:20-26

2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.

2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

2:25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,

2:26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

 

Jadi, emas murni adalah mengalami penyucian terutama dari nafsu orang muda. Nafsu orang muda yang dimaksud adalah keinginan daging yang kuat, yang menggebu-gebu. Banyak juga orang tua keinginan dagingnya kuat.

 

Keinginan daging itu ada 2.

1)      Keinginan jahat, mengarah pada cinta uang yang membuat kikir dan serakah. Yang kikir ini hanya anak muda atau ada juga orang tua yang kikir? Banyak juga orang tua kikir. Serakah merampas milik Tuhan dan merampas milik orang lain, bukan hanya anak muda, orang tua juga ada yang begitu. Jadi semua disucikan, tidak melihat umur, semua disucikan dari keinginan jahat, keinginan daging yang kuat.

2)      Keinginan najis, mengarah pada makan minum dan kawin mengawinkan, itulah dosa seks dengan berbagai macam bentuknya. Masuk nikah bukan sebagai tempat pelampiasan hawa nafsu daging. Jangan sampai salah satu tersiksa.

 

Itulah nikah yang punya mutu rohani, disucikan! Kalau nikah disucikan, maka muncul tabiat rohani. Apa itu?

1)      Ada keadilan. Jangan keluarga perempuan banyak dibantu, keluarga laki-laki tidak usah, atau sebaliknya. Isteri memberi untuk keluarganya, harus adil juga, bisa memberi juga untuk keluarga suami.

2)      Kesetiaan.

3)      Kasih.

4)      Damai, tenang. Nikah bukan tempat untuk berperang, piring terbang, panci melayang, apalagi kalau sampai tumbuk rica melayang.

 

Keinginan daging ini menimbulkan kebenaran diri sendiri. Kalau sudah ada keinginan daging pasti merasa saya yang benar. Saya dan isteri pernah bertengkar. Bukan berarti nikah hamba Tuhan itu mulus-mulus saja, ada pertengkaran tetapi Firman Tuhan menyelesaikan semuanya. Saya sampai keras sama dia, saya bukan gembalamu, kamu cari gembala yang lain! Saya merasa benar, dia juga merasa benar. Saya kira orang jawa digertak orang poso mau tenang. Ternyata sama, kalau sudah daging yang menguasai, mau jawa, batak, pamona, sama-sama keras! Tetapi kalau Roh Kudus yang menguasai melembut. Saya keras dia juga keras, pisah. Saya merasa benar dia juga merasa benar, jadinya pisah. Dia di kamar saya di luar. Tetapi saya belajar melembut, dia juga belajar melembut “saya yang salah” yah sudah jadi tenang, saling melembut, berpelukan. Jadi bukan pakai kekuatan daging, pakai kekuatan Firman. Makanya perlu api penyucian Firman dan api ujian, pertengkaran selesai dan terhindar. Kalau memulai pertengkaran mengundang air bah, hancur semuanya! Kasur yang mau dipakai tidur robek-robek. Lemari pica kacanya, hancur semua. Tetapi kalau kita belajar melembut, mau disucikan, maka semua teratasi.

 

Kalau kita tampil seperti perak dan emas murni, hasilnya:

1.      Mazmur 68:14;55:7-9

68:14 Maukah kamu berbaring di antara kandang-kandang? Sayap-sayap merpati bersalut dengan perak, bulu kepaknya dengan emas berkilau-kilauan.

55:7 Pikirku: "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,

55:8 bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. S e l a

55:9 Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai."

 

Hasilnya kita memiliki sayap merpati. Artinya kita dinaungi oleh tangan kasih Tuhan, nikah kita dilindungi oleh tangan kasih Tuhan. Oleh apa? Angin ribut pencobaan. Tidak ada nikah yang tidak teruji, pasti ada masalahnya, ada pencobaan. Belum punya anak banyak masalah dihadapi. Saya lama baru punya anak, banyak masalah yang dihadapi. Sudah punya anak ada juga masalah dihadapi. Tetapi kalau kita mau tampil seperti perak, orang benar, seperti emas ada penyucian maka ada perlindungan Tuhan. Angin pencobaan menerpa, tetapi kita dilindungi oleh Tuhan.

 

Dunia ini seperti padang gurun, mau cari perlindungan di mana. Kekayaan? Banyak orang kaya selingkuh, banyak orang kaya bercerai. Cari perlindungan nikah dari kedudukan? Banyak juga pejabat yang rumah tangganya hancur. Carilah perlindungan di dalam Tuhan lewat Firman Tuhan. Ada perlindungan, nikah terjaga dari angin pencobaan dunia ini, sehingga mengalami ketenangan, damai sejahtera, tambah hari tambah manis rumah tangga nikahnya.

 

Nikah-nikah kita yang ada malam hari ini mungkin ada yang mulai retak. Ayo jadilah perak murni, perbaiki nikah, harus benar, jadi emas murni, disucikan, dilindungi, tidak cerai, tidak pisah, tetapi disatukan oleh tangan kasih Tuhan.

 

2.      Hagai 2:9

2:9 Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

 

Kita menjadi milik kepunyaan Tuhan. Siapa berani mengganggu gugat milik kepunyaan Tuhan berhadapan dengan Tuhan. Isteri milik kepunyaan suami, Yesus Kepala gereja adalah suami, kita Mempelai WanitaNya. Secara jasmani saja, coba ganggu isteri saya, berani ganggu langkahi dulu mayat saya. Begitu juga kita dengan Tuhan. Kita milik kepunyaan Tuhan, Tuhan jaga dengan sungguh-sungguh dan hati-hati, sehingga nikah jasmani kita bersama buah nikah bisa mengarah masuk pada nikah yang rohani, terjadi pertemuan di udara, pesta nikah Anak Domba, bersama isteri dan anak-anak menyambut Yesus di awan-awan.

 

Ini kerinduan hati saya, saya selalu berdoa Tuhan saya rindu bersama isteri, anak, jemaat bersama isteri dan anak-anak menyambut Yesus di awan-awan. Tuhan percayakan berapa jiwa di pundak saya untuk dibawa ketemu Yesus. Gembala itu suami bayangan untuk membawa gereja pada suami yang sesungguhnya, itulah Yesus. Kita milik kepunyaan Tuhan, tidak ada yang bisa menganggu gugat. Kalau kita milik Tuhan maka langkah hidup kita adalah langkah-langkah mujizat, disetiap musim hidup kita bersama dengan Tuhan.

 

Inilah berkat Firman Tuhan yang bisa saya sampaikan, bukan hanya untuk keluarga yang mengucap syukur tetapi untuk kita semua. Biarlah langkah-langkah hidup kita, langkah-langkah nikah kita bersama dengan Yesus, sehingga ada mujizat terjadi, kita menjadi milik kepunyaan Tuhan yang tidak boleh diganggu-gugat.

 

Tuhan Memberkati.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar