20210904

Kebaktian Doa, Sabtu 4 September 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita buka hati, pikiran kita, seluruh hidup kita untuk diisi oleh FirmanNya sehingga penyembahan kita boleh naik kepada Tuhan.

 

Yohanes 9:13-14

9:13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.

9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.

 

Yohanes 9:13-34 ini adalah ujian setelah melek. Di sini Yesus menyembuhkan orang buta pada hari sabat. Ada 2 hal yang bertentangan di sini:

1.      Hari sabat orang tidak bisa bekerja

2.      Orang buta yang butuh kesembuhan

 

Dua hal ini dimanfaatkan oleh Yesus menjadi suatu kegiatan yang berguna bagi kita. Jadi Yesus mau mencelikan mata rohani kita supaya kita mengalami perhentian dalam Roh Kudus, itu sabat. Yaitu ada ketenangan, damai sejahtera, tidak merasakan apa-apa lagi yang dirasakan oleh daging.

 

Dalam Alkitab ada 7 kali Yesus bekerja pada hari sabat untuk kepentingan kita.

1.      Markus 1:21-28 dan Lukas 4:31-37 Yesus mengusir setan dalam rumah ibadat.

2.      Markus 2:23-28, Matius 12:1-8 dan Lukas 6:1-5 Yesus membiarkan murid-muridNya memetik gandum dan memakannya.

3.      Markus 3:1-6, Matius 12:9-14 dan Lukas 6:6-11 Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya.

4.      Lukas 13:10-17 Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang bungkuk 18 tahun.

5.      Lukas 14:1-5 Yesus menyembuhkan orang yang sakit busung air.

6.      Yohanes 5:1-18 Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di kolam Betesda.

7.      Yohanes 9:1-41 Yesus menyembuhkan seorang buta sejak lahir.

 

Poin pertama sudah diterangkan minggu yang lalu, sekarang kita melangkah pada poin yang kedua.

Markus 2:23-28

2:23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.

2:24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

2:25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,

2:26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?"

2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,

2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."

 

Di sini kita lihat Yesus mengajak murid-muridNya berjalan di ladang gandum, tentu ladang gandum yang telah berbuah. Kemudian karena murid-muridNya lapar, maka mereka petik dan mereka gisar dengan tangan mereka lalu dimakan.

Lukas 6:1

6:1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.

 

Di sini murid-murid Yesus berada di antara 2 hukum.

1.      Hukum Taurat. Orang yang melanggarnya harus dihukum mati. Murid-murid memetik gandum pada hari sabat, berarti mereka melanggar hukum Taurat, seharusnya dihukum mati.

2.      Hukum alam yaitu orang lapar perlu makan. Mereka lapar, jadi mereka perlu makan. Kalau tidak makan bisa sakit dan bisa mati.

 

Mereka lebih memilih memetik gandum dan makan. Jadi lapar itu lebih dari peraturan. Sekarang kita ambil pengertian rohaninya. Lapar itu sama dengan kerinduan, gandum sama dengan Firman. Kerinduan untuk makan Firman lebih dari peraturan-peraturan di dunia ini. Misal peraturan organisasi tidak bisa menghambat seseorang untuk mencari dan makan Firman. Tetapi yang kelihatan sekarang organisasi memperketat peraturannya supaya jemaat atau orang di dalam organisasi itu tidak mencari dan memakan ajaran yang benar. Tetapi kalau kita punya kerinduan itu lebih dari segala peraturan di dunia.

 

Kalau seandainya pandemi ini kita tidak diizinkan beribadah, itu lain lagi. Kerinduan makan Firman itu lebih dari peraturan, baik peraturan organisasi maupun peraturan pemerintah. Bukan kita mau tabrak, tetapi Firman itu yang utama. Memang kita tidak diberikan kelonggaran untuk ibadah tatap muka langsung, diperketat, tetapi masih bisa beribadah di rumah, masih bisa makan Firman. Kalau sudah dilarang dan tidak boleh sama sekali maka kita bergumul, kita berperang bersama Tuhan.

 

Yakin kalau kita punya kerinduan untuk makan Firman, pasti dibela oleh Tuhan. Waktu diprotes “Murid-muridMu kenapa memetik gandum, tidak boleh, dilarang itu, hukumannya mati!” Yesus membela murid-muridNya.

Markus 2:25-26

2:25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,

2:26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?"

 

Padahal tidak boleh sebab roti sajian itu hanya untuk imam-imam, tetapi Daud dan pengikut-pengikutnya memakannya.

 

Markus 2:27

2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia unt/uk hari Sabat,

 

Jadi kalau kita ada kerinduan untuk makan Firman, kita pasti dibela oleh Tuhan. Mungkin banyak peraturan-peraturan mengekang kita, tidak boleh makan Firman, tidak boleh mendengar ajaran yang sehat. Atau aturan dalam keluarga, orang tua mungkin belum dalam pengajaran, anak yang sudah dalam pengajaran dihambat tidak boleh dengar Firman. Atau suami belum dalam pengajaran, isteri dan anak sudah dalam pengajaran tetapi dihambat tidak boleh makan Firman, kalau kita merindu untuk makan Firman, Tuhan pasti membela.

 

Dan kerinduan untuk makan Firman ini akan mendorong kita untuk setia berkobar-kobar beribadah melayani, seperti orang lapar rindu untuk makan. Jadi, kalau kita ada kerinduan untuk makan Firman pasti ada kerinduan untuk beribadah melayani. Itu menjadi suatu kebutuhan pokok. Makan itu kebutuhan pokok, hak asasi manusia. Dan yakin kita pasti dibela oleh Tuhan, Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang merindu untuk makan Firman. Sekarang ini karena PPKM bukan orang Kristen saja tetapi semua agama ibadah secara online. Tetapi suatu saat roh antikristus akan masuk dalam pemerintah dan menghambat orang Kristen untuk beribadah melayani Tuhan, sama sekali tidak bisa beribadah. Kalau sekarang ini kita beribadah santai, malas-malasan, begitu diperhadapkan dengan tantangan yang hebat soal ibadah, pasti KO. Ketika tidak diperbolehkan ibadah, sudah pasrah, tidak ada perjuangan. Ayo sekarang ini kita tunjukan perjuangan kita.

 

Semoga tanggal 6 sudah berakhir PPKM sehingga kita bisa lagi ibadah tatap muka langsung baik kita di sini maupun di Diora. Mereka sangat merindu supaya bisa ibadah tatap muka langsung. Ayo kita tetap merindu untuk makan Firman. Mau secara online, secara tatap muka langsung, kalau ada kerinduan makan Firman, pasti dia akan berkobar-kobar, tidak mudah terhalang oleh apapun.

 

Tadi Yesus membawa murid-muridNya di ladang gandum pada hari sabat. Sabat adalah perhentian oleh Roh Kudus, di ladang murid-murid makan gandum. Jadi pengertian rohaninya hanya Firman yang bisa memberikan perhentian dalam Roh Kudus kepada kita, sehingga kita bisa beribadah melayani dengan damai sejahtera, dengan tenang sekalipun diperhadapkan dengan banyak tantangan. Tantangannya tadi diperhadapkan dengan hukuman mati, tetapi tetap tenang, damai sejahtera.

 

Di belahan dunia lain, saya lihat bagaimana orang Kristen di daerah minoritas susah sekali beribadah. Tantangannya luar biasa, sampai betul-betul dihukum mati bila beribadah, bila percaya kepada Yesus. Kita sekarang masih diberikan kelonggaran. Suatu saat memang Tuhan akan izinkan seperti itu, semakin sulit beribadah, semakin sulit untuk cari Firman. Ayo sekarang kita ada kerinduan, sehingga ketika tantangan ujian datang kita tidak kalah, tetap merindu untuk cari Firman, ada damai, ada ketenangan. Dalam ibadah ada perhentian dan damai, maka dalam nikah pasti ada perhentian dan damai sejahtera juga. Ibadah dan pelayanan tidak bisa dipisah, kalau dalam ibadah damai, maka dalam nikah tentu damai juga sehingga dalam kehidupan sehari-hari juga damai. Semua itu hanya kita dapatkan lewat kerinduan makan Firman, cari kesempatan mendengar Firman. Sangat terlalu kalau kesempatan untuk kita mendengar Firman itu terbuka lebar, tidak ada halangan, tidak ada hambatan, lalu kita tidak ada kerinduan dengar Firman, malas dengar Firman, bosan dengar Firman, ini orang yang sangat terlalu! Rohaninya mati, tidak akan pernah mengalami ketenangan, baik dalam nikah tidak akan pernah damai dan tenang, dalam hidup sehari-hari juga tidak akan pernah damai dan tenang.

 

Biar ada kerinduan, kobarkan semangat dan kerinduan kita untuk makan Firman. Tuhan berikan telinga seorang murid untuk bisa mendengar Firman sehingga bisa membangkitkan semangat orang lain.

Yesaya 50:4

50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

 

Murid itu orang yang menerima pengajaran. Jadi pengajaran ini yang memberi semangat berkobar-kobar untuk melayani Tuhan sampai garis akhir. Mari kita raba dan periksa diri kita, dulu awal terima pengajaran semangat sekali, sekarang bagaimana? Masih semangat atau mulai bosan dengar Firman. Dulu bersaksi “inilah pengajaran yang saya cari!”. Mulai dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya ayo tetap semangat, ada kerinduan untuk makan Firman Tuhan.

 

Anak manusia itu adalah Tuhan atas hari sabat, sebab itu Yesus membiarkan murid-muridNya memetik gandum di ladang dan memakannya pada hari sabat. Bicara ladang itu tempat bekerja, ini berarti bagi kita di dalam kita bekerja melayani Tuhan, harus seperti Yesus bekerja. Bukan seperti maunya kita, maunya organisasi, maunya orang lain. Mohon maaf kalau saya selalu menyinggung organisasi, sebab organisasi diciptakan supaya kita legal dan diakui pemerintah. Kalau aturannya sudah tidak sesuai dengan Firman, jangan diikuti, nanti kita bekerja tidak sesuai dengan cara Yesus bekerja. Hebat, berkembang gereja, tetapi Tuhan cap pembuat kejahatan karena tidak sesuai dengan cara Yesus bekerja, tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi organisasi ini untuk mengatur hubungan dengan pemerintah, bukan mengatur pelayanan sampai tidak sesuai dengan Firman. Makanya para pendiri lalu mendirikan organisasi ini supaya otonom, sesuai Firman semuanya. Kalau sudah tidak sesuai Firman yah jangan diikuti. Kita bukan mau memberontak, kita mau mengikuti maunya Tuhan dan Tuhan pasti bela. Kalau aturannya sudah tidak sesuai Firman itu yang namanya pemberontak. Orang-orang yang bertahan pada pengajaran yang benar ini yang sekarang dicap pemberontak. Yakinlah kita pasti dibela oleh Tuhan.

 

Bagaimana cara Yesus bekerja?

1.      Melayani harus dalam perhentian Roh Kudus, harus dalam damai sejahtera. 6 hari Tuhan bekerja menciptakan langit dan bumi, hari yang ketujuh Dia berhenti dan beristirahat. Begitu juga kita, kita bekerja melayani Tuhan harus dalam perhentian Roh Kudus, harus dalam damai sejahtera, jangan ada pahit hati, jangan ada kebencian, jangan ada persungutan dan perbantahan. Kita raba, kita beribadah melayani Tuhan selama ini banyak bersungut atau tenang, banyak berbantah-bantah atau damai sejahtera? Apakah ada pahit hati, ada rasa tidak suka kepada sesama rekan sekerja? Kalau seperti itu berarti belum seperti Yesus bekerja. Mari kita melayani seperti Yesus bekerja, teladani Yesus bekerja dalam damai sejahtera.

 

2.      Melayani itu harus dengan kerinduan, terutama kerinduan akan Firman. Nomor satu saya melayani harus ada kerinduan, jangan “aduh capek, ganti dulu”. Saya bukan mau ambisi sampai handle 3 sidang. Kalau itu kepercayaan Tuhan tidak boleh saya lepaskan begitu saja. Kalau memang sudah waktunya harus ada yang dilepaskan, kalau itu dari Tuhan terserah Tuhan. Sekarang masih dipercaya, layani dengan kerinduan, jangan malas-malasan.

 

Seringkali keadaan manusia itu dalam beban berat karena dosa sehingga sulit bekerja seperti Yesus bekerja. Ada dosa sesama pada dirinya, dia jadi jengkel, benci, pahit hati sampai dendam, jadinya dia sulit bekerja seperti Yesus bekerja. Kalau ada dosa sendiri, melayani pasti tidak damai, tidak tenang, ada yang menuduh di hati. Kamu khotbah kesucian, kamu tadi tidak hidup suci, melakukan yang najis! Jadi tidak tenang melayani. Ado dapat lihat pengerja saya merokok! Nanti dia pigi lapor sama pak gembala. Akhirnya melayani sudah tidak tenang karena ada dosa.

I Yohanes 3:19-21

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

 

Kalau ada dosa menuduh di dalam hati membuat tidak tenang melayani. Nanti ketahuan, nanti ada yang lapor, akhirnya jadi alasan “om saya mau berhenti melayani, banyak dosa yang saya lakukan, saya tidak layak” kelihatan rendah hati padahal itu sombong! Dosanya yang diselesaikan, pelayanannya jangan dilepaskan supaya damai dan tenang.

 

Saya sebagai gembala tidak boleh pecat memecat. Justru menghadapi jemaat-jemaat yang dalam keadaan berdosa, bagaikan buluh yang terkulai, bagaikan sumbuh yang pudar, itu yang harus diangkat sungguh-sungguh, ditolong. Sumbuh yang pudar jangan dipadamkan. Kalau dipadamkan, dipecat “jangan melayani, keluar kau dari gereja ini!” akan berdampak pada yang lain! Yang lain sumbuhnya menyala terang jadi pudar juga, karena tersandung melihat gembala main pecat-pecat. “keluar, keluar, berhenti melayani!”. Sumbuh yang pudar bukan diupayakan untuk menyala malah dipadamkan, yang lain ikut pudar juga, akhirnya padam semua. Tetapi kalau yang pudar itu dilayani sungguh-sungguh dan dia menyala, yang lain juga menyala maka tambah terang semua. Begitu sistem penggembalaan.

 

Waktu perempuan berdosa datang kepada Yesus, Yesus tidak usir, malah Yesus tolong  dia “siapa di antara kamu tidak berdosa, lempar perempuan ini”. Semua tidak berani, dari yang tertua sampai yang termuda semua pergi. Yesus berpaling pada perempuan itu “tidak ada yang melempari engkau?” dia jawab “tidak ada Tuhan”. Maka Tuhan Yesus berkata “pulanglah, Aku juga tidak menghukum engkau”. Ini yang pudar menyala kembali. Bukan malah dipadamkan!

 

Jadi ketika kita dalam beban dosa, mari, Tuhan tidak akan membiarkan sumbuh yang pudar itu padam. Dia datang untuk menolong. Bagaimana cara Tuhan menolong? Ketika kita dalam beban dosa, sehingga mulai ada niat “saya tidak bisa melayani seperti Yesus bekerja, saya mau tinggalkan pengajaran” Tuhan Yesus mau menolong. Ini cara Tuhan menolong.

Matius 11:28-30

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Cara Tuhan menolong Yesus mengundang kita untuk datang kepadaNya. Jadi kita yang berbeban berat datang kepada Yesus untuk mengalami sabat, mengalami kelegaan. Yesus mengundang kita untuk datang kepada Tuhan sehingga kita mengalami kelegaan dan kita bisa bekerja seperti Yesus bekerja. Apa undangan Tuhan? Pemberitaan Firman pengajaran. Jadi ketika kita mendengar Firman berarti kita sedang diundang Tuhan “ayo mari sini, datang dekat-dekat, jangan jauh”. Memang orang berdosa itu terpisah dari Tuhan dan tidak ada kemampuan datang kepada Tuhan, makanya Tuhan yang undang “datang sini, nanti ditolong”. Jangan begitu ada dosa “tinggalkan Tuhan” dengan alasan “saya tidak layak untuk melayani, saya mau letakan pelayanan, masih ada orang yang lebih layak melayani dari pada saya”. Itu makin jauh, semakin beban berat, semakin tidak tenang, sampai nanti beban dosa itu membawa dia tenggelam dalam lautan api belerang.

 

Sekarang dipanggil, Firman Tuhan menunjuk dosa kita “ayo sini, jangan jauh-jauh, ayo dekat-dekat”. Sikap kita bagaimana? Terima dan hargai undangan Tuhan lewat praktek:

1.      Belajar kepada Yesus = belajar Firman. Ayo pelajari Firman, jadi murid. Belajar apa? Kalau di sekolah belajar matematika, belajar fisika. Sekarang kita datang pada Tuhan apa yang kita mau pelajari di sini?

a)      Belajar rendah hati. Apa itu rendah hati?

1)      Kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan diulang lagi. Kalau ada dosa bukan pelayanan yang kita lepaskan, kita belajar untuk mengaku pada Tuhan, mengaku kepada sesama.

 

2)      Kemampuan untuk mengaku bahwa kita tidak layak dan tidak mampu melayani Tuhan dengan kekuatan sendiri sehingga ada penyerahan sepenuh kepada Tuhan.

 

Ingat pemungut cukai dalam Lukas pasal 18, ada 2 orang datang kepada Tuhan yaitu orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi langsung menengadah ke atas “aku berpuasa sekian hari dalam seminggu. Aku mengembalikan perpuluhan, aku begini, aku begitu“. Dia mengandalkan kekuatannya sendiri sampai merendahkan orang lain “aku tidak sama seperti pemungut cukai ini”. Tetapi pemungut cukai bagaimana sikapnya? Dia berdiri jauh-jauh dan menundukan kepala dan memukul diri “aku orang berdosa, aku tidak layak”. Tuhan Yesus bilang “siapa yang pulang dibenarkan, orang farisi atau pemungut cukai itu?”.

Lukas 18:9-14

18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:

18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.

18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;

18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

 

3)      Kemampuan untuk mengakui kelebihan rekan sekerja, kelebihan pelayan Tuhan yang lain, hamba Tuhan yang lain. Sekalipun usianya lebih muda dari kita, kalau dia dipakai Tuhan akui kelebihannya. Saya banyak mendapat berkat dari teman-teman di Lempinel, saya ikuti siaran langsung mereka juga, saya dapat berkat juga. Satu teman saya, satu angkatan dan satu regu juga, sekarang dia di daerah Batam, setiap tahun dia menggelar ibadah persekutuan mengundang Pdt. Widjaja. Saya akui pemakaian Tuhan kelebihannya dari saya. Saya satu kali undang Pdt. Widjaja saya tidak dijawab. Secara manusia saya kecewa juga. Saya telpon juga tidak dijawab. Berarti belum waktunya, belajar untuk bisa menerima.

 

b)      Belajar lemah lembut, apa itu?

1)      Kemampuan untuk mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Dosa kita sudah kita selesaikan, itu rendah hati, tetapi dosa orang kadang kita bawa-bawa, ini rugi sendiri! Tidak mau mengampuni, tidak mau melupakan, akhirnya tidak tenang, tidak damai, tidak bisa melayani seperti Yesus bekerja! Belajar mengampuni dosa orang lain sesakit apapun kita rasakan, belajar sampai kita lulus.

 

2)      Kemampuan untuk menerima kekurangan rekan sekerja. Saya juga belajar, dalam melayani sebagai hamba Tuhan saya tidak melayani sendiri, ada pelayan Tuhan yang lain. Belajar untuk menerima kekurangan sesama pelayan Tuhan. Dulu sempat berpikir “ah tidak usah dia main gitar, hanya mengganggu!”. Tetapi saya tidak suruh stop main gitar, tetap dia melayani main gitar. Lama-lama bisa juga, padahal dulu 3/4 dan 4/4 tidak tahu dibedakan. Sampai kadang saya sudah ketuk-ketuk tetapi tidak bisa diikuti juga. Bukannya malah rampas gitarnya “sini, sini tidak usah melayani!” tidak seperti itu. Silahkan terus melayani, sampai akhirnya bisa tanpa harus kursus.

 

2.      Memikul kuk, artinya bertanggung jawab melayani Tuhan dalam perhentian Roh Kudus dan dalam kerinduan. Ayo tanggung jawab semua dalam bidang apa saja yang dipercayakan. Sudah tidak bisa menyanyi, ayo meningkat pelayanan menjadi pendoa syafaat semua. Ayo tanggung jawab melayani Tuhan dalam perhentian Roh Kudus. Begitu nanti bisa dibuka kembali untuk tatap muka langsung, kita beribadah bersama-sama, semakin bertanggung jawab, semakin menyala-nyala. Baru dipersilahkan “paduan suara nanti maju waktu reffreinnya” baru ayat satu so badiri duluan maju. Ayo ada tanggung jawab melayani Tuhan dalam perhentian Roh Kudus dan dalam kerinduan.

 

Kalau kita bisa melayani seperti Yesus bekerja, pelayanan ditandai rendah hati, lemah lembut dan tanggung jawab, pasti dibela oleh Tuhan. Artinya dibela:

Ø  Kita dipelihara. Orang lain setengah mati, susah di tengah pandemi ini, susah cari makan, kita dipelihara. Tidak paksa kerja, kerja seperti biasa tetapi dipelihara oleh Tuhan.

Ø  Dilindungi oleh Tuhan.

Ø  Ditolong oleh Tuhan tepat pada waktunya.

Ø  Sampai nanti disempurnakan Tuhan. Kita disingkirkan oleh Tuhan jauh dari antikristus. Itu pembelaan Tuhan. Antikristus menguasai dunia ini dengan kebengisannya, tetapi kita sudah disingkirkan. Sekarang antikristus mulai berkuasa berapa persen, semakin besar persentasenya 50%, 70%, 90% sampai 100% kita sudah disingkirkan di padang gurun, dibela oleh Tuhan, jauh dari antikristus. Kita disempurnakan, siap menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai.

 

Wah saya tidak dibela, masalah saya tidak selesai-selesai! Apa bukti kita dibela oleh Tuhan?

Matius 11:30

11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

 

Bukti kita dibela Tuhan semua menjadi enak dan ringan. Masalahnya belum selesai tetapi kita sudah merasa enak dan ringan, tinggal tunggu waktu semua selesai. Semoga kita bisa memahaminya dan bisa mengerti. Puncak ibadah pelayanan adalah doa penyembahan, mari kita kerjakan dengan kerinduan dan ada perhentian Roh Kudus. Satu hari minimal satu jam, ada kerinduan untuk menyembah, pasti dibela oleh Tuhan sehingga semua menjadi enak dan ringan, kita dipelihara, dilindungi, ditolong oleh Tuhan. Kalau disimpulkan tidak ada yang lebih indah selain kita melayani Tuhan. Semua sudah ada di situ, ada pembelaan, tercakup semuanya disitu.  Ada pembelaan, perlindungan, pertolongan, sampai disempurnakan, semua enak dan ringan. Mari kita melayani Tuhan dalam perhentian Roh Kudus, dalam kerinduan.

 

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar