20210925

Kebaktian Doa, Sabtu 25 September 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 9:13-14

9:13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.

9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.

 

Ini yang menjadi persoalan bagi orang Farisi, kenapa Yesus mencelikkan mata orang buta pada hari sabat. Dalam pelayanan Yesus selama 3,5 tahun di dunia ini, ada 7 kali Yesus bekerja pada hari sabat dan semuanya untuk kepentingan kita.

1.      Markus 1:21-28 dan Lukas 4:31-37 Yesus mengusir setan di dalam rumah ibadat.

2.      Markus 2:23-28, Matius 12:1-8 dan Lukas 6:1-5 Yesus membiarkan murid-muridNya memetik gandum dan memakannya.

3.      Markus 3:1-6, Matius 12:9-14 dan Lukas 6:6-11 Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya.

4.      Lukas 13:10-17 Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang bungkuk 18 tahun.

5.      Lukas 14:1-6 Yesus menyembuhkan orang yang sakit busung air.

6.      Yohanes 5:1-18 Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di kolam Betesda.

7.      Yohanes 9:1-41 Yesus menyembuhkan seorang buta sejak lahir.

 

Sore ini kita akan membahas poin yang kelima.

Lukas 14:1-6

14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

14:2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.

14:3 Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"

14:4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.

14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"

14:6 Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

 

Di sini Yesus diundang makan, sekarang menunjukan kepada kita makan Firman. Ini yang perlu dikoreksi dari kita, supaya jangan kita bersikap yang salah saat makan Firman.

Ada 3 sikap saat menerima Firman:

1.      Seperti orang busung air

Busung air secara jasmani itu adalah kondisi tidak normal di mana terjadi penimbunan cairan dalam rongga perut sehingga membuat sesak nafas, mual, susah makan. Pada umumnya penyebabnya karena ada kerusakan pada hati. Secara rohani busung air ini menunjukan perut hati yang bengkak atau sama dengan hati yang sombong. Kadangkala kita datang mendengar Firman, makan Firman dengan sikap hati yang sombong. Tuhan tolong kita, semoga kita tidak demikian. Kalau kita sering bersikap seperti itu, sore ini ada kesempatan kita berubah sikap dalam mendengarkan Firman.

 

Praktek hati yang sombong, hati yang membengkak saat mendengarkan Firman.

Bilangan 5:20-22

5:20 tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari suamimu sendiri bersetubuh dengan engkau --

5:21 dalam hal ini haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan itu -- maka TUHAN kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu,

5:22 sebab air yang mendatangkan kutuk ini akan masuk ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan haruslah perempuan itu berkata: Amin, amin.

 

Bilangan 5:22 (Terjemahan Lama)

5:22 Hendaklah air ini, yang mengadakan laknat, masuk ke dalam isi perutmu, supaya dibusungkannya perutmu dan dicengkungkannya pahamu. Maka hendaklah perempuan itu menyahut: Amin! Amin!

 

Busung air ini merupakan kutuk bagi isteri yang menyeleweng atau serong. Secara rohani kita ini sedang bertunangan dengan Yesus. Kalau kita menyeleweng dari Yesus atau serong dari Yesus itulah yang dimaksud dengan hati yang sombong, perut hati yang membengkak.

 

II Korintus 11:2-4

11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

11:4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

 

Ayat 3 dan 4 ini awasan, jangan berbuat serong. Ini praktek hati sombong, dia sabar saja dicemari laki-laki lain. Sabar saja di sini bukan dalam artian yang positif, sabar saja di sini tidak tegas untuk menolak laki-laki lain karena merasa mampu mengatasinya. Kalau ada ajaran lain datang dia katakan “saya ambil yang benarnya, yang tidak benar saya tidak ambil” itu merasa mampu, ini praktek sombong, hati yang membengkak.

 

Dalam tradisi Yahudi, orang yang bertunangan itu sudah seperti suami dan isteri tetapi belum boleh melakukan hubungan suami isteri. Ingat Yusuf dan Maria, Maria mengandung dari Roh Kudus dan Yusuf mau menceraikan dengan diam-diam.

Matius 1:18-19

1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

 

Ulangan 22:23-24

22:23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan -- jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia,

22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

 

Ini praktek hati sombong, sabar saja dalam arti tidak tegas menolak laki-laki lain karena merasa saya mampu, saya bisa mengatasinya. Ada 3 laki-laki lain yang ditampilkan dalam II Korintus pasal 11.

a)      Yesus yang lain yaitu Yesus tanpa salib. Banyak orang Kristen mengaku tunangan Yesus, calon mempelai wanita Tuhan, tetapi dalam mengikut Yesus tidak mau salib, hanya mau yang enak bagi daging. Kalau ada berkat mereka datang berkumpul, kalau diajak salib mereka tidak mau, itu berarti sudah dicemari oleh laki-laki lain. Kalau kita beribadah tidak mau sengsara dan hanya mencari yang enak, berarti sudah dicemari Yesus yang lain. Yang pernah kena Yesus yang lain justru hamba Tuhan yang senior, pelayan Tuhan yang hebat dipakai Tuhan, itulah Petrus. Baru ayat di atasnya Tuhan katakan “engkau Simon, di atas batu karang ini Aku akan membangun gerejaKu” eh di ayat berikutnya dia menolak salib, dari batu karang langsung menjadi batu sandungan.

Matius 16:21

16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

 

Ini salib, reaksi Petrus bagaimana?

Matius 16:22

16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

 

Matius 16:23

16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Ini akibatnya kalau mengikut Yesus hanya mencari yang enak bagi daging, dia menjadi sama dengan iblis. Betapa dalamnya kejatuhan Petrus. Di ayat-ayat di atasnya dia disebut batu karang, ini berubah menjadi batu sandungan. Nomor satu ini awasan bagi saya, melayani mau enak bagi daging atau salib. Kadangkala cuma dinyanyikan saja mengikut Yesus keputusanku, pikul salib, tetapi ternyata tidak. Begitu diperhadapkan dengan salib, lari semua! Waktu Yesus memberi makan 5000 orang, kumpul semua. Begitu Yesus di taman Getsemani ditangkap, tidak ada seorangpun bersama Yesus, sampai Yohanes lari dengan telanjang, tidak mau salib.

 

Ini bentuk wujud laki-laki lain yang pertama. Kalau kena kita dan kita tercemar maka kita menjadi sama dengan iblis.

 

b)      Roh yang lain

Roh yang lain itulah roh antikristus. Apa itu roh antikristus?

I Yohanes 4:2-3

4:2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,

4:3 dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

 

Roh antikristus adalah roh yang tidak mengaku bahwa Yesus datang sebagai manusia untuk menyelesaikan dosa. Jadi, bukti dicemari roh yang lain adalah tidak mau mengaku dosa! Itu prakek hati yang bengkak, hati yang sombong. Bukannya mengaku tetapi malah menyalahkan orang, menyalahkan Firman, menyalahkan setan. Yang seringkali kita yang salah tetapi kita salahkan setan. Contoh paling gampang saja, ada makanan yang tidak boleh kita makan karena kesehatan. Begitu kita makan, kita sakit, tetapi waktu berdoa malah tengking setan padahal kita yang salah. Contohnya saya asam lambung makan durian banyak-banyak, akhirnya sakit. Doanya seharusnya “ampuni saya” bukan hanya tengking setan, kan salah, sudah tahu-tahu tidak boleh malah di makan. Kalau natal tahun baru minum minuman bersoda, akhirnya naik asam lambung, pahit lidah, pusing kepala, naik demam, langsung ditengking “dalam nama Yesus setan sakit penyakit pergi!”. Bukan pukul diri dulu “Tuhan saya yang salah”. Seringkali kita seperti itu, sakit gara-gara kita, tetapi setan yang dimarah-marah. Memang setan sumbernya segala yang jelek.

 

Ini roh antikristus, roh yang tidak mengakui Yesus datang sebagai manusia. Prakteknya tidak mau mengaku dosa akibatnya menjadi sama dengan antikristus.

c)      Injil yang lain

Galatia 1:6

1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,

 

Begitu lekas berbalik, seakan-akan tidak ada dampaknya Firman pengajaran yang sudah dia terima bertahun-tahun. Begitu kena Firman yang diputar balik langsung dia berubah setia.

 

Galatia 1:7-10

1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.

1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.

1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

 

Firman yang diputar balik, ditambah kurang, itu injil yang lain. Memang tambahnya sedikit, kurangnya sedikit, seperti ular memperdaya Hawa. Jadi, dicemari laki-laki lain adalah membuka diri mendengar ajaran yang lain, mendengar Firman yang diputar balik, ditambah kurang, akibatnya menjadi sama dengan nabi palsu.

 

Dengan kata lain, menyeleweng atau berbuat serong dari Yesus itu sama dengan dikuasai oleh setan tritunggal sehingga hidupnya dalam kutukan. Mengapa bisa dicemari laki-laki lain, kenapa begitu cepat sekali menyeleweng?

Bilangan 21:4-6

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

 

Makanan hambar yang dimaksud di sini adalah manna. Manna itu roti malaikat, malaikat itu menunjuk gembala. Jadi manna adalah roti gembala atau Firman penggembalaan. Jawabannya kenapa begitu cepat berbalik karena mulai mulak terhadap Firman penggembalaan. Dikatakan tidak dapat lagi menahan hati, berarti sombong, mulai bosan mendengar pengajaran. Manna itu mereka anggap hambar, bosan, hanya itu terus. Kenapa Firmannya hanya Yohanes terus, Wahyu terus, Imamat terus, tidak ada kitab yang lain?

 

Bangsa Israel itu makannya melimpah, 1 gomer satu hari. Itu sama dengan 3,6 liter. Jadi orang sombong itu adalah orang yang sudah ada dalam penggembalaan yang melimpah Firman tetapi bosan mendengar Firman, malas mendengar Firman, tidak menghargai Firman. Kalau bapak ibu mengatakan di sini tidak ada pembukaan Firman, sangat keterlaluan! Kita sudah berada dalam kelimpahan Firman. Bukan hanya satu gomer, karena kita berada di penghujung akhir zaman, di hari keenam itu 2 gomer untuk satu orang. Firman sudah melimpah, lalu kita mulai bosan, malas, merasa sudah tahu, apalagi kalau diulang-ulang. Manna itu tiap hari sama, rasanya sama seperti ketumbar, halus, rasanya manis, seperti kue madu, tiap hari itu yang diulang. Begitu Firman diulang malah dia merasa “ah sudah tahu, sudah pernah saya dengar”. Pertanyaannya sudah dipraktek atau belum! Yesus memberitahukan tentang kematiannya sampai 4 kali. Sudah diulang 4 kali murid-murid tetap degil. Sudah tahu Yesus akan mati dan bangkit 3 hari kemudian, tetapi mereka tidak mengerti juga. Apalagi cuma satu kali mendengar.

 

Kita sudah dengar, sudah praktek, lalu diulang lagi. Kita harus sabar, berikan kesempatan, berarti masih ada jemaat yang belum praktek. Kesempatan bagi mereka yang belum praktek. Kalau kita sudah praktek kita mengucap syukur saja. Jangan malah merasa ah saya sudah tahu, sudah pernah saya dengar. Inilah orang yang sombong, perut hatinya bengkak, justru orang di dalam yang sudah melimpah Firman. Akibatnya dipagut ular, bisa ular masuk. Ular itu setan, bisa setan masuk, berarti menjadi sama dengan setan tritunggal. Kehidupan seperti itu tidak akan mengalami sabat, tidak mengalami perhentian dalam Roh Kudus, tidak pernah tenang hidupnya, tidak ada damai sejahtera, tetapi selalu hidup dalam kutukan.

 

Orang busung air itu digambarkan seperti keledai dan lembu.

Lukas 14:5 (Terjemahan Lama)

14:5 Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Siapakah di antara kamu, yang tiada bersegera menarik keluar keledai atau lembunya yang jatuh ke dalam perigi pada hari Sabbat?"

 

Keledai itu bangsa kafir, lembu itu bangsa Israel. Jadi bangsa kafir dan bangsa Israel diberikan kesempatan yang sama untuk makan Firman pengajaran yang benar. Kita bangsa kafir bersyukur, kita lebih dahulu makan Firman pengajaran untuk membangkitkan cemburu bangsa Israel. Kalau bangsa Israel terbuka hati menerima pengajaran, maka pintu kemurahan tertutup bagi kita bangsa kafir. Keledai ada palungannya, lembu juga ada palungannya. Jadi diberikan kesempatan keledai dan lembu makan Firman pengajaran yang benar. Tetapi kalau tidak menghargai Firman, nasibnya juga sama yaitu jatuh ke dalam sumur. Kalau kita sekarang jatuh ke dalam lubang jurang maut. Di dalam lubang jurang maut di situlah ada demon-demon, ada roh-roh jahat. Jatuh dalam lubang maut artinya dia bergaul dengan roh jahat dan roh najis sehingga hidup dalam dosa, sampai puncaknya dosa, sampai terperosok lebih dalam lagi ke dalam lautan api belerang, neraka, binasa selamanya.

 

Sekarang sikap busung air ini kita perbaiki. Kalau sekarang ini kita sudah ada dalam kelimpahan Firman lalu kita tidak menghargai, itu kesombongan. Nanti merosot rohani, jatuh di lubang jurang maut, bergaul dengan roh jahat, roh najis, hidup dalam dosa, sampai nanti tenggelam dalam lautan api dan belerang. Kalau rohani merosot, jasmani juga akan ikut merosot. Jadi kita masing-masing raba dan periksa. Ketika kita meraba rohani kita merosot, jasmani kita merosot, periksa sikap mendengar Firman. Jangan dulu salahkan siapa-siapa sampai salahkan pemerintah. Sekarang ini kalau banjir salahkan pemerintah, yang buang sampah sembarangan siapa? Kadang manusia ini sudah salah tetapi salahkan orang. Mari ketika semua sudah merosot, rohani merosot, jasmani merosot, langsung pukul diri, bagaimana sikap terhadap Firman, kalau salah perbaiki. Kalau benar berarti jasmani merosot itu diizinkan Tuhan sebagai ujian. Yang penting rohani terus bertumbuh, jangan merosot.

 

2.      Mengamat-amati

Lukas 14:1

14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

 

Artinya hanya mencari-cari kesalahan pada Firman “salah toh, tidak butul itu yang dia sampaikan”. Sebagai manusia kadang kami slip, terputar lidahnya, salah ngomong, salah bicara, tetapi sebenarnya bukan itu yang dimaksud. Langsung ditunjuk-tunjuk “salah toh itu pendeta!”. Yesus tidak mungkin salah, ilham Tuhan melalui Pdt. Van Gessel tentang pengajaran Tabernakel ini tidak mungkin salah. Jadi ini sikap mencari-cari kesalahan di tengah kebenaran. Tuhan tolong ini jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

3.      Lukas 14:4

14:4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.

 

Diam ini berarti tidak mau mengakui Firman pengajaran yang benar. Orang-orang ini sebenarnya mengetahui apa jawaban untuk pertanyaan Yesus. Mereka tahu jawabannya tetapi tidak mau menjawab. Mereka tahu apa yang dikatakan Yesus itu benar tetapi mereka tidak mau mengakuinya. Tahu itu pengajaran yang benar, ada ayatnya, tetapi mereka tidak mau akui.

 

Orang yang mengamat-amati dan diam saja tidak ditolong Tuhan. Sebaliknya yang busung air ditolong oleh Tuhan. Padahal ketiga sikap ini salah semua, tidak ada benar. Mengapa demikian? Sebab mengamat-amati dan diam saja itu adalah sikap yang paling sombong dan paling keras hati. Bayangkan, pengajaran yang benar dicari-cari kesalahannya, apakah tidak sombong itu! Sudah tahu benar tetapi tidak mau mengakui, itu paling sombong, paling keras hati! Dan orang seperti ini tidak ada tindakan untuk minta ditolong Tuhan. Karena apa? Merasa paling benar. Kalau kita merasa saya yang paling benar, tidak ada pertolongan Tuhan! Sebaliknya, orang yang busung air ada tindakan untuk minta tolong kepada Tuhan. Padahal kalau kita lihat dari 3 sikap ini dan dari 3 keadaannya, orang yang busung air itu orang yang paling parah, paling hancur hidupnya. Yang lain sehat, kelihatan bisa makan. Yang busung air tidak bisa makan, kembung. Ini pelajaran bagi kita. Jadi sehancur apapun keadaan kita, kalau ada tindakan dan ada kerinduan untuk ditolong oleh Tuhan, Tuhan pasti tolong. Jadi jangan putus asa bapak ibu kekasih dalam Tuhan dan kaum muda, mungkin hidupnya sudah hancur-hancuran dalam dosa, tetapi kalau ada tindakan, ada kerinduan untuk ditolong, Tuhan pasti menolong. Sekarang bagaimana tindakan kita untuk ditolong Tuhan?

 

Lukas 14:2

14:2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.

 

Berdiri di hadapan Yesus yang sedang makan. Artinya kita tunjukan dan akui segala kekurangan kita kepada Tuhan sebagai tanggapan atas Firman pengajaran yang benar yang kita dengar. Jadi tanggapi Firman secara positif, langsung berdiri di hadapan Yesus. Ini sikap yang paling benar. Jangan malu untuk mengakui keadaan kita. Tanggalkan kesombongan, tanggalkan harga diri, terima koreksi Firman pengajaran dengan rendah hati. Ayo bagaimana keadaan kita, sudah hancur dan merosot, tunjukan dan akui saja kepada Tuhan “iya Tuhan, saya seperti itu, saya busung air, saya najis, saya kotor, saya jatuh”. Akui, jangan malu mengakui. Tanggalkan kesombongan dan harga diri. Terima koreksi Firman dengan kerendahan hati. Sikap seperti ini menarik belas kasihan Tuhan untuk Tuhan Yesus memegang tangan orang yang busung air dan menyembuhkan.

 

Ini hasilnya kalau sikap kita positif dan mau mengaku segala keadaan kita, sebagai tanggapan atas koreksi Firman, maka Yesus mengulurkan tangan untuk memegang dan menyembuhkan kita. Sama dengan Yesus mengangkat dari segala kemerosotan kita. Rohani sudah merosot, jasmani sudah merosot, sore ini kalau kita dengan rendah hati mau mengakui kegagalan kita dan keadaan kita sebagai tanggapan terhadap Firman Tuhan maka tangan Tuhan terulur untuk segera mengangkat kita pada waktunya. Dia angkat kita, tangan Tuhan melepaskan dari suasana kutukan dan bonusnya luar biasa, tangan Tuhan memberkati kita secara rohani dan jasmani.

 

Berkat secara rohani, perut hati kita bukan lagi berisi kutukan tetapi perut hati kita berisi Firman pengajaran yang benar yang terlihat dari perbuatan benar dan suci, perkataan benar dan suci, sampai mulut ini hanya untuk menyembah Tuhan. Kalau berisi kutukan maka perbuatan dan perkataannya adalah perkataan dan perbuatan dosa. Bisa menyembah Tuhan itu berkat rohani. Ada orang mau menyembah Tuhan tetapi tidak bisa, dia ucapkan haleluya tetapi berat karena perut hatinya masih berisi air kutukan. Ayo buang semuanya supaya kita bisa menyembah, ada berkat Tuhan.

 

Kalau berkat rohani ada maka berkat jasmani pasti ada. Berkat jasmani itulah pemeliharaan, perlindungan, sampai di zaman antikristus kita dipelihara dan dilindungi. Sejauh mana pemeliharaan untuk kita? Bukan nanti banyak uang, bukan! Kalau kita bisa mengucap syukur, melimpah dengan ucapan syukur, itu pemeliharaan yang melimpah. Kami diajar di Lempinel, 5.000 yang diterima waktu kerja berbeda dengan 5.000 saat melayani Tuhan. Betul itu saya alami. Dengan berkat yang ada secara jasmani, untuk makan 3 kali bagi kami suami isteri tidak cukup! Tetapi kalau mengucap syukur itu lebih dari cukup, bahkan bisa ditabung untuk KKR. Saya sampai heran koq bisa naik pesawat pergi pulang, bahkan bisa memberikan lagi berkat untuk panitia KKR. Itu kalau mengucap syukur. Tetapi 1 juta kita dapatkan tidak mengucap syukur pasti kurang terus, tidak akan pernah puas, tidak cukup terus. Berkat yang terbesar adalah kita layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan, untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Jadi, sikap terhadap Firman menentukan kita berada di tangan Tuhan atau berada di tangan setan. Kalau sikap kita salah, di tangan setan, kutukan sampai kebinasaan. Tetapi kalau sikap kita benar kita di tangan Tuhan dan kita menerima berkat, sampai berkat yang terbesar menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Mari kita mau datang kepada Tuhan, mau menyembah Tuhan, mau menanggapi Firman Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar