20220326

Kebaktian Doa Puasa Sesi 1, Sabtu 26 Maret 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita sudah membahas langkah-langkah pembangunan Tabernakel sampai penyelesaian yaitu menggantung tirai pintu gerbang. Sekarang kita belajar alat-alat Tabernakel mulai dari pintu gerbang.

 

Keluaran 27:16 → perintah pembangunan pintu gerbang.

Keluaran 3:18-19 → pelaksanaan pembangunan Tabernakel.

 

Itulah sistem sorga, ada perintah, komando baru ditaati, pelaksanaan. Ketaatan dibutuhkan di sini. Kalau sistem dunia kadangkala sudah ada perintah tetapi tidak ditaati. Mari kita turuti sistem sorga, ada perintah, ada pelaksanaan.

 

Keluaran 27:13-16

27:13 Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta,

27:14 yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

27:15 dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

27:16 tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya — tenunan yang berwarna-warna — dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.

 

Letak pintu gerbang itu menghadap ke sebelah timur. Kenapa harus ke sebelah timur? Timur itu adalah tempat dibangunnya Babel.

Kejadian 11:1-4

11:1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.

11:2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.

11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.

11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

 

Babel menunjukan gereja palsu, mempelai wanita setan yang sempurna di dalam kejahatan dan kenajisan. Jadi pintu gerbang menghadap ke sebelah Timur sebab Tuhan tidak mau kita manusia ciptaanNya terbangun menjadi tubuh Babel mempelai wanita setan, tetapi Tuhan rindu supaya kita terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan.

 

Timur itu adalah tempat perkembangan dosa yang memuncak pada pembangunan tubuh babel, mempelai wanita setan. Buktinya:

1.      Kejadian 3:24

3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

 

Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden ke sebelah timur.

 

2.      Kejadian 4:16

4:16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.

 

Setelah Kain membunuh Habel, Tuhan menghalau Kain dan dia pergi juga ke sebelah timur, tempat perkembangan dosa.

 

3.      Kejadian 25:6

25:6 tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka — masih pada waktu ia hidup — meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.

 

Keturunan dari gundik-gundik Abraham yaitu orang-orang yang tidak menerima janji-janji Allah, disuruh pergi ke sebelah timur. Apa hubungan dengan perkembangan dosa?

II Korintus 7:1

7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 

Kehidupan yang mendapatkan janji-janji Allah menyucikan diri. Keturunan Abraham yang tidak mendapatkan janji Allah ini berarti tidak menyucikan, di sana dosa tumbuh subur.

 

4.      Babel dibangun di sebelah timur. Itulah puncak perkembangan dosa yaitu Babel, gereja palsu yang akan dibinasakan.

 

Di akhir zaman ini ada 2 mega proyek yang rohani.

1.      Pembangunan Tubuh Kristus Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna atau Yerusalem Baru, ini yang positif.

2.      Pembangunan tubuh babel, mempelai wanita setan, ini yang negatif.

Keduanya masih dalam tahap perkembangan, belum selesai. Yang jadi pertanyaan di mana posisi kita? Supaya kita bisa masuk di dalam mega proyeknya Allah yaitu pembangunan Tubuh Kristus, maka kita harus masuk pintu gerbang. Pintu gerbang secara rohani adalah percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat lewat mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus. Bagaimana mau terbangun menjadi Tubuh Kristus kalau kita tidak beriman kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat, sebab masih ada pegangan-pegangan yang lain. Sekarang orang Kristen di mana-mana mendengungkan Tubuh Kristus, tetapi dalam praktek hidup sehari-hari masih ada kepercayaan-kepercayaan yang lain. Salah satunya untuk selamat masih dikaitkan dengan adat istiadat nenek moyang. Mereka percaya kalau tidak dilakukan nanti nikah tidak selamat, kalau tidak dilakukan nanti rumahnya ditimpa bencana, orang Kristen banyak seperti itu! Mereka lihat oh ini hari baik, ini hari tidak baik, padahal semua hari baik! Harus percaya bahwa Yesus satu-satunya Juruselamat.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Buktinya apa bahwa kita percaya dan beriman pada Yesus satu-satunya Juruselamat? Tabernakel dibangun di padang gurun. Di luar Tabernakel ada padang gurun yang tandus.

 

Yesaya 14:17

14:17 yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

 

Dunia ini digambarkan seperti padang gurun. Masuk pintu gerbang berarti meninggalkan dunia. Jadi bukti kita beriman kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat adalah kita lepas dari keduniawian dan kita hidup sebagai warga kerajaan Sorga. Kita memang hidup di dunia tetapi jangan terikat dengan dunia, jangan mengasihi dunia, jangan serupa dengan dunia. Kerja silahkan tetapi tidak terikat dengan dunia. Silahkan sekolah tetapi jangan mengasihi dunia, apalagi serupa dengan dunia. Yang celakanya kalau dunia dibawa masuk dalam gereja, cara orang dunia berpenampilan malah berpenampilan serupa dengan itu di gereja. Kalau di dunia kaum hawa pakaiannya terbuka, di gereja kita jangan ikut-ikutan seperti itu. Tidak apa-apa dibilangi tidak gaul yang penting kita menyenangkan Tuhan. Akhirnya jadi repot sendiri, mau duduk mesti ditarik-tarik dulu, siapa suruh beli kain 2M yang dijahit cuma 1M. Sekarang seperti itu, cara-cara dunia masuk dalam gereja. Jangan kita seperti itu, ayo kita lepas dari keduniawian.

 

Doa puasa merupakan cara yang ampuh untuk lepas dari keduniawiaan. Kita tidak memusingkan lagi perkara dunia, hanya membaca, hanya mendengar Firman serta berdoa menyembah Tuhan. Makanya kalau berpuasa jangan ingat-ingat yang dunia, fokus saja kepada Tuhan.

 

Puasa pertama kali Tuhan ajarkan dalam pesta pendamaian.

Imamat 23:26-32

23:26 TUHAN berfirman kepada Musa:

23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.

23:28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.

23:29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.

23:30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.

23:31 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.

23:32 Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."

 

Dikatakan jangan melakukan suatu pekerjaan, itu menunjukan kelepasan dari dunia. Jadi berpuasa pertama kali Tuhan ajarkan pada hari raya atau pesta pendamaian. Hari raya pendamaian itu menunjukan penyucian secara tuntas. Dulu segala dosa umat, dosa imam besar dan dosa isteri serta anak-anaknya diperdamaikan semuanya sehingga bisa masuk pesta pondok daun. Kalau pesta pendamaian tidak diadakan, tidak akan ada pesta pondok daun. Kalau dalam pesta pendamaian tidak berpuasa maka harus mati, tidak bisa masuk pesta pondok daun. Jadi pesta pendamaian ini penentu kita masuk pesta pondok daun. Pesta pondok daun menunjukan penyingkiran gereja untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Artinya penyucian secara tuntas menentukan kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Jadi berpuasa merupakan praktek mempersiapkan diri untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Kalau tidak suka berpuasa, jangan mimpi masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Mungkin ada yang berkata “saya maag, tidak bisa berpuasa”. Sama, saya juga maag, kemarin maag saya kambuh sampai ada perasaan bisa puasa atau tidak ini besok. Tinggal minta isteri buatkan kunyit madu, yang utama berdoa. Puji Tuhan bangun tadi segar, sehat, rasa enak. Tadi malam sudah sampai meriang, tinggal strap darah Yesus. Diuji oleh Tuhan, mau menang atau tidak.

 

Kalau kita rindu masuk pesta nikah Anak Domba, ayo puasa itulah persiapan kita. Dan kalau tidak mau berpuasa, jangan bicara miring, tidak usah komentari, diam saja kalau tidak mau berpuasa. Sudah tidak mau puasa, komentar miring lagi, double salahnya! Tidak akan masuk pesta nikah Anak Domba Allah orang seperti itu.

 

Lewat doa puasa, daging ini dimatikan sehingga kita mengalami keubahan hidup. Apa keubahan hidup yang dialami ketika berpuasa?

Markus 2:19-22

2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.

2:20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

2:21 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.

2:22 Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

 

1.      Mengenai pakaian atau kain, jangan tambal sulam. Artinya kelepasan dari hidup lama yang ditandai dengan jatuh bangun dalam dosa. Seperti anjing yang muntah, dia jilat kembali. Seperti babi dimandikan, kembali berkubang di lumpur. Lewat doa puasa kita mengalami kelepasan dari hidup lama untuk beralih pada hidup baru. Bagaikan mengenakan pakaian baru, yaitu hidup dalam kebenaran dan kesucian.

 

Mulut saya susah lepas dari berkata najis, yah puasa. Tidak lepas, tambah 1 hari. Masih tidak lepas, tambah 2 hari. Tambah terus sampai 7 hari. Kalau tidak lepas juga berarti dagingnya yang keras.

 

Kemudian perbuatan, sulit lepas bagaikan babi berkubang lagi. Yah puasa, supaya kita menanggalkan pakaian tua dan mengenakan pakaian baru. Bagaikan orang Israel membuat pondok dari daun dan mereka tinggal di situ. Tetapi tidak selamanya mereka tinggal di situ, akan dibongkar. Itulah hidup lama yang dibongkar masuk dalam hidup yang baru, hidup dalam kebenaran dan kekudusan.

 

2.      Pembaharuan kirbat atau kantong, sama dengan pembaharuan hati, ini bagian dalam. Kantong yang lama tidak bisa diisi air anggur yang baru, pasti koyak. Artinya hati yang kotor tidak bisa ditempati oleh Roh Kudus. Yang lain menyembah koq enak, saya menyembah koq sulit. Yang diperiksa hati, tempat Roh Kudus adalah hati. Kalau hati kotor, memang Roh Kudus sulit masuk. Hati ini sumber hidup kita.

 

Praktek hati kotor:

Yakobus 3:9-12

3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,

3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

 

a)      Hati yang tawar, sama dengan hati yang gampang putus asa, kecewa, mudah bangga, sehingga perkataannya juga hambar, perkataan yang tawar. Hanya melemahkan rohani orang. Kalau sudah bangga-bangga akhirnya sombong, orang yang mendengar jadi tawar. Hati ini yang harus dijaga supaya Roh Kudus masuk.

 

b)      Hati yang pahit, sama dengan hati yang menyimpan kejengkelan, kebencian, dendam, termasuk iri dan dengki dan lain sebagainya. Kita periksa hati kita, pahit atau tawar itu kantong yang lama, tidak bisa menampung Roh Kudus. Kalau hatinya pahit mengeluarkan kata-kata yang penuh kutuk dan sumpah serapah.

 

c)      Hati yang asin, seperti laut mati. Kadang garamnya tinggi di situ sampai tidak ada yang hidup di situ. Ini menunjukan hati yang penuh dengan kejahatan dan kenajisan sehingga menghasilkan kata-kata yang jahat dan najis.

 

Hati-hati seperti ini tidak bisa dipenuhkan Roh Kudus. Lewat doa puasa hati yang lama diubahkan menjadi hati yang baru. Apa hati yang baru? Hati yang lembut sehingga bisa menampung Roh Kudus. Bisa kita dideteksi dari perkataannya, orang itu ada Roh Kudus atau tidak, perkataannya pasti perkataan yang manis yaitu perkataan yang menjadi berkat. Kalau sedikit-sedikit perkataannya menyinggung dan menyakiti orang tetapi kalau menyembah langsung berbahasa roh, diragukan itu bahasa roh.

Efesus 4:29

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

 

Perkataan yang manis itu perkataan yang menjadi berkat dan membangun. Ada yang sudah lemah rohaninya mendengar perkataan kita beroleh kasih karunia, dia terbangun. Bisa mengucap syukur dalam segala hal itu perkataan manis. Bersaksi bukan menonjolkan kehebatan kita tetapi bersaksi tentang keubahan hidup dan menyembah Tuhan. Perkataan ini yang menentukan manis tidaknya hidup kita. Hatinya baik, perkataannya baik hidupnya pasti baik, indah pada waktunya. Hatinya kotor, perkataannya pasti kotor, hidupnya tidak baik, tidak ada masa depan. Kalau orang bisa menjaga perkataan, bisa melihat hari-hari baik.

I Petrus 3:10

3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

 

Lewat doa puasa pada sesi yang pertama ini biarlah kita mohon kepada Tuhan supaya Tuhan ubahkan perilaku kita, hidup lama jangan ada lagi, biarlah kita beralih pada hidup yang baru, hidup yang benar dan suci. Dan ubahkan hati, hati yang lama yang menghasilkan kata-kata yang tidak baik diubahkan menjadi hati yang lembut menampung Roh Kudus. Sehingga menghasilkan perkataan yang baik, menjadi berkat, bisa mengucap syukur, bersaksi dan menyembah Tuhan. Ini berarti ada kepuasan sorga dan ada kesukaan sorga. Hatinya semakin suci, perkataannya semakin baik, semakin bahagia, bersukacita. Puncak keubahan hidup adalah lidah tidak salah lagi dalam perkataan, sempurna, kita menjadi mempelai Wanita Tuhan yang menyambut kedatangan Yesus dengan seruan haleluya. Masuk pesta nikah Anak Domba itu puncak kebahagiaan.

 

Jadi penentunya hati kita. Kalau diubahkan, ada Roh Kudus, kita mengalami kesukaan sorga, kebahagiaan sorga, sampai memuncak pada kesempurnaan. Maka kita juga nanti mengalami puncak kebahagiaan.

 

Kalau sudah tidak salah berkata-kata berarti kita sudah sempurna.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Wahyu 19:6-9

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

 

Itu puncak kebahagiaan. Dalam kitab Wahyu ada 7 kebahagiaan, itu bagaikan pelita emas. Wahyu 19:9 ini kebahagiaan keempat, itu menunjukan pokok pelita emas, pokok kebahagiaan. Semoga kelak kita bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Puasa adalah praktek mempersiapkan diri masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Kita diubahkan, semakin diubahkan semakin bahagia. Puncak keubahan adalah puncak kebahagiaan bagi kita sekalian.

 

Ayo hati dijaga, perilaku hidup sehari-hari dijaga biar benar dan suci, hati yang baik menampung Roh Kudus. Keubahan hidup itu mujizat secara rohani. Kalau mujizat secara rohani terjadi, yakinlah mujizat secara jasmani juga terjadi. Kalau hati baik maka mulut bisa berseru dan berserah kepada Tuhan, mujizat pasti terjadi.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar