20220319

Kebaktian Doa, Sabtu 19 Maret 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 10:1-5

10:1 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;

10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

 

Tergembala itu merupakan kemurahan dan kepercayaan Tuhan. Tidak semua orang dipercaya menjadi gembala. Dan juga tidak semua orang dipercaya bisa tergembala dengan benar dan baik. Kalau saya bisa jadi gembala, bapak, ibu sidang jemaat bisa tergembala dengan benar dan baik, itu hanya kemurahan dan kepercayaan Tuhan. Banyak orang mengangkat dirinya sendiri menjadi gembala, tetapi bukan Tuhan. Salah satu buktinya bahwa yang mengangkat dirinya bukan Tuhan adalah tidak bisa memberi makan domba-domba, sebab tugas utama dari gembala adalah memberi makan domba. Kalau kita bisa ada sore ini tergembala itu hanya kemurahan dan kepercayaan Tuhan.

 

Bukti bahwa penggembalaan merupakan kemurahan dan kepercayaan Tuhan.

1.      Yohanes 10:11

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

 

Yesus Gembala yang baik rela memberikan nyawaNya bagi domba-domba supaya kita bisa menjadi domba yang tergembala dengan benar dan baik. Jadi harga penggembalaan itu seharga korban Kristus, tidak boleh kita permainkan harus kita hargai sungguh-sungguh. Makanya dalam penataran imam, semua formulir itu bapak ibu sendiri yang isi sesuai dengan apa yang digerakan Tuhan untuk dilakukan supaya tanggung jawabnya kepada Tuhan, menghargai pelayanan, tidak asal.

 

2.      Kisah Para Rasul 20:28

20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

 

Gembala manusia diangkat oleh Tuhan untuk merawat dan memberi makan domba-domba yang diperoleh dengan darah Yesus atau Korban Kristus. Jadi, saya sebagai gembala tidak boleh sembarangan melayani, harus serius. Terutama dalam merawat dan memelihara domba-domba harus sungguh-sungguh. Dalam mempersiapkan Firman bukan sekedar untuk membuat karya tulis, untuk menyusun pidato, bukan! Tetapi sungguh-sungguh Firman yang disampaikan itu untuk menjadi makanan rohani bagi domba-domba.

 

Isteri saya pernah bilang jangan terlalu paksa persiapan sampai tengah malam. Saya cuma bilang waktu yang paling tenang untuk saya persiapan itu malam, kalau pagi dan siang itu kadang banyak hal yang mengganggu persiapan. Kalau malam siapa yang mau kerja lagi sampai malam, jadi paling tenang itu persiapan malam sampai tengah malam. Secara fisik memang tidak mampu, tetapi Tuhan yang memberi kekuatan. Apalagi jumat, sabtu, minggu itu paling padat sekali. Harus sungguh-sungguh supaya domba-domba bisa makan. Domba-domba diperoleh lewat darah Yesus di kayu salib, kalau saya gembala asal melayani berarti saya berutang darah yang tidak bisa dibayar oleh apapun bahkan oleh hukuman neraka sekalipun. Kalau masuk neraka kemudian 1 2 tahun bisa bebas seperti penjara di bumi ini barangkali bisa ditebus, tetapi ini kekal selama-lamanya.

 

Sebab itu mohon pengertian dari sidang jemaat, berikan saya kesempatan mempersiapkan makanan bagi sidang jemaat dengan maksimal demi sidang jemaat, bukan untuk saya. Kalau demi pribadi saya, buat apa saya begadang, rugi saya. Tetapi ini untuk sidang jemaat supaya berhasil dibawa bertemu dengan Tuhan Yesus.

 

3.      I Timotius 5:17

5:17 Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.

 

Penatua yang dimaksud di sini bukan tua-tua sidang, yang dimaksud di sini adalah gembala. Diambil dari kata elder artinya matang rohani. Domba-domba harus menghormati 2 kali lipat kepada gembala yang berjerih payah berkhotbah dan mengajar. Domba atau jemaat mula-mula adalah isteri dan anak-anak saya, mereka yang harus lebih dahulu menghormati saya dua kali lipat. Kalau isteri saja tidak bisa menghormati 2 kali lipat, bagaimana sidang jemaat.

 

Dalam penggembalaan ada makanan yang double yaitu Firman penginjilan atau susu untuk jiwa-jiwa baru. Jiwa baru jangan langsung diajar lari, belum tahu jalan sudah diajak lari. Kemudian ada Firman pengajaran atau makanan keras untuk jiwa yang sudah lama untuk dibawa pada kesempurnaan. 2 makanan ini disajikan oleh seorang gembala. Makanya domba-domba patut menghormati gembala 2 kali lipat karena 2 makanan yang dia sajikan.

 

Apa artinya menghormati 2 kali lipat? Jemaat bisa menikmati Firman penggembalaan yang double porsi. Mungkin di hadapan gembala kelihatan tunduk, tetapi saat dengar Firman tidak menghargai Firman berarti tidak ada rasa hormat. Dalam mendengar Firman jangan bosan apalagi muak, terutama mendengar Firman yang diulang-ulang, Firman penggembalaan itu Firman yang diulang-ulang. Sebagai gembala saya juga tidak boleh bosan mengulang-ulang Firman. Di akhir zaman ini kita sangat membutuhkan Firman yang double porsi, 2 untuk satu orang. Firman untuk membawa gereja menjadi Mempelai, itulah Kabar Mempelai, Firman pengajaran yang benar.

 

Dulu bangsa Israel sempat muak terhadap manna, sehingga Tuhan mengirim ular tedung untuk mematuk mereka sampai mati. Ini jangan terjadi pada kita. Manna itu berbicara Firman penggembalaan, kalau kita muak pada Firman penggembalaan maka nanti digigit ular tedung sampai mati.

Bilangan 21:4-9

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

 

Jangan muak terhadap Firman penggembalaan. Baik saya gembala dan seluruh sidang jemaat, mari hargailah penggembalaan sungguh-sungguh. Jangan sampai kita bernasib seperti orang Israel yang dipagut ular sampai mati. Artinya secara rohani kalau tidak menghargai Firman penggembalaan, sebentar lagi kena racunnya setan yang membuat dia kering rohaninya sampai mati rohaninya. Racun setan antara lain:

a)      Dosa-dosa. Begitu tidak menghargai penggembalaan masuk dosa-dosa, melemahkan rohaninya, membuat sakit rohaninya sampai mati rohaninya. Begitu merasa mengapa saya gampang jatuh dalam dosa? Perhatikan sikap dalam penggembalaan. Saya juga gembala dikoreksi, dalam persiapan Firman serius atau tidak.

b)      Gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kalau tidak menghargai penggembalaan gampang sekali kena gosip, apalagi kalau sudah tidak senang pada gembalanya. Saya juga gembala kalau sudah tidak senang pada 1 2 jemaat lalu ada gosip tentang jemaat itu, pasti langsung percaya “oh ia memang benar jemaat itu susah diatur”. Nah ini kena racun, nanti kering. Gosip itu membuat kering, makanya rasul Paulus katakan hindarilah bisik-bisikan. Kalau kita tidak senang, bicaralah langsung, jangan bicara di belakang!

 

c)      Ajaran palsu. Kalau Firman di dalam penggembalaan sudah tidak dia senangi, ajaran lain yang palsu pasti masuk.

 

Akibatnya racun setan adalah kering rohani sampai mati rohani. Tanda kering rohani:

a)      Tidak pernah puas rohaninya sehingga mencari kepuasan di dunia sampai mencari kepuasan lewat berbuat dosa. Itu tanda kering, kalau dibiarkan nanti mati. Tuhan tolong, jaga jangan sampai kering. Saya sempat kering juga waktu di Malang karena mendengar gosip tentang gembalanya. Awalnya tidak saya tanggapi tetapi karena terus menerus mendengar akhirnya saya kering juga. Tetapi syukur masih ada Firman penggembalaan dan doa penyahutan dari gembala. Dia mau ngomong apapun saya tidak mau tanggapi lagi, saya lebih percaya gembalaku.

 

b)      Perkataan kering, hanya melemahkan orang lain. Datang pada satu orang dia lemahkan, datang lagi pada yang lain dia lemahkan, menimbulkan perpecahan dan menimbulkan pertengkaran. Jangan begitu, ke mana-mana cuma melemahkan dan menghasut orang, apalagi menghasut melawan gembala. Itu betul-betul sudah kering.

 

Jangan ini terjadi pada kita, nanti mati rohani. Tanda-tanda mati rohani:

a)      Ada kebenaran diri sendiri sehingga tidak pernah sadar akan kesalahannya malah mempersalahkan orang lain, sampai salahkan Firman. Mana orang mati tahu dia berbuat salah, biar dia meninggalkan utang yang banyak kalau sudah mati biar mau ditanggap tidak ada gunanya. Kalau ada tanda-tanda kering, ayo dengar Firman sore ini, masih ada kemurahan Tuhan, masih ada Yesus Imam Besar di tengah-tengah kita, segera berdamai biar rohani kita segera dipulihkan. Orang yang mati rohanipun kalau masih ada Firman pengajaran masih bisa dibangkitkan. Lazarus bisa bangkit, Eutikus bisa bangkit. Sebagai gembala menghadapi jemaat yang mati rohani justru harus diperhatikan dengan lebih sungguh-sungguh. Seperti menghadapi Eutikhus yang mati, Paulus merebahkan diri di atas Eutikhus, betul-betul Paulus memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Bobot Firman sepenuhnya disampaikan untuk menolong dia sehingga bisa hidup.

 

b)      Sudah menikmati berbuat dosa. Mau ditegur, mau dikerasipun sudah tidak masuk lagi. Sudah biasa berbuat dosa sampai sengaja berbuat dosa. Tetapi selama Yesus belum datang masih ada kesempatan untuk ditolong. Selagi masih datang ke gereja dengar Firman, selagi masih ada doa penyahutan dari gembala, masih ada harapan untuk ditolong.

 

Kalau dibiarkan orang kering dan mati rohani akan mengalami kematian kedua yaitu kematian kekal di neraka. Dalam doa penyahutan selalu saya serukan kepada Tuhan agar jiwa-jiwa yang sudah undur tarik kembali dengan tali kasih sayang Tuhan.

 

Cara Tuhan menolong kehidupan yang kering dan mati rohani.

a)      Bilangan 21:7

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

 

Musa itu jabatannya gembala, dia yang menggembalakan bangsa Israel. Menghadapi orang Israel yang sudah dipagut ular tedung Musa menaikan doa penyahutan. Jadi cara Tuhan menolong pertama lewat doa penyahutan seorang gembala. Kalau masih ada seorang gembala yang bapak ibu lihat secara jasmani, sungguh-sungguh melayani, masih ada doa penyahutan yang dia naikan bersyukurlah kita masih ada kesempatan untuk ditolong. Yang sudah dipagut begitu memandang ular tembaga masih bisa hidup.

 

b)      Bilangan 21:8-9

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

 

Lewat ular tembaga yang ditinggikan = Yesus yang rela ditinggikan di kayu salib. Sama dengan lewat Korban Kristus, darah pendamaian. Masih berlaku sampai sekarang ini, masih ada kesempatan untuk kita ditolong oleh Tuhan.

 

Yohanes 3:14-16

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Tuhan siap menolong lewat 2 cara ini. Sekarang tergantung bagaimana sikap kita menghadapi pertolongan Tuhan. Setiap orang yang melihat ular tembaga itu selamat sekalipun sudah dipagut. Sekarang artinya pandang salib atau pandang korban Kristus.

 

Praktek memandang salib:

a)      Manfaatkan Korban Pendamaian untuk menyelesaikan dosa kita. Mungkin sudah bosan dengar Firman, masih ada korban pendamaian “Tuhan ampuni saya”. Sudah jatuh dalam dosa, sudah menikmati berbuat dosa, sekarang masih diberikan kesempatan untuk memanfaatkan Korban Kristus. Selesaikan dosa kepada Tuhan dan sesama dengan jujur.

 

b)      Korban Kristus itu untuk membuat kita menjadi domba yang tergembala. Jadi praktek kedua kita memandang Korban Kristus dengan menjadi domba yang tergembala dengan benar dan baik. Syarat tergembala itu masuk kandang, jangan liar lagi, jangan beredar-edar, tekuni 3 macam ibadah pokok. Kemudian dengar-dengaran pada suara gembala, pada Firman penggembalaan. Maka yang dipagut sekalipun bisa hidup kembali, bisa ditolong oleh Tuhan. Mari kita hargai penggembalaan. Saya sebagai gembala siapkan Firman penggembalaan dengan sungguh-sungguh menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat. Sidang jemaat ayo datang tergembala sungguh-sungguh, dengar Firman penggembalaan, biar kita dipulihkan oleh Tuhan.

 

Kalau kita bisa memandang korban Kristus lewat kita menyelesakan dosa dan tergembala dengan benar dan baik maka rohani kita pasti hidup. Bukti rohani sudah hidup.

a)      Bilangan 21:17-18

21:17 Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini: "Berbual-buallah, hai sumur! Mari kita bernyanyi-nyanyi berbalas-balasan karena sumur yang digali oleh raja-raja,

21:18 yang dikorek oleh kaum bangsawan di antara bangsa itu dengan tongkat-tongkat kerajaan, dengan tongkat-tongkat mereka." Dan dari padang gurun mereka ke Matana;

 

Setelah melewati peristiwa ular tedung dan mereka sudah hidup, yang memandang ular tembaga bisa hidup, bukti pertama bisa menyanyi berbalas-balasan karena air sumur berbual-bual, air sumur yang melimpah. Artinya ada sukacita besar menerima pembukaan rahasia Firman yang semakin dinyatakan di tengah-tengah kita. Mendengar Firman girang dan bersukacita, rindu lagi datang beribadah mau mendengar Firman.

 

Sukacita ini akan tertampak di dalam hubungan nikahnya. Namanya bernyanyi berbalas-balasan berarti bukan menyanyi sendiri. Jadi akan terlihat dia bersukacita menikmati Firman di dalam nikahnya, ada hubungan yang harmonis, hubungan yang baik di dalam nikah rumah tangganya. Bukan bersilat kata dalam nikah, bukan bertengkar dalam nikah, bukan bertengkar berbalas-balasan tetapi bernyanyi berbalas-balasan. Suami menikmati Firman, isteri menikmati Firman, bagaikan menyanyi berbalas-balasan maka hubungan juga akan semakin harmonis.

Dalam penggembalaan juga terasa, pelayan ini menikmati Firman, hubungan dalam penggembalaan pasti harmonis. Tetapi kalau dalam nikah saling sikut, dalam penggembalaan saling sikut, itu belum menikmati Firman. Apalagi gembala yang sikut-sikut, bahaya! Berarti gembalanya sendiri yang belum menikmati Firman!

 

b)      Bilangan 21:21-30 Perikop: peperangan melawan Sihon raja Hasybon

Tanda kedua menang menghadapi Sihon raja Hasybon. Sihon artinya puting beliung, Hasybon artinya tipu muslihat. Jadi artinya tidak ada lagi dusta atau tipu muslihat yang membuat nikah dan penggembalaan dalam suasana puting beliung, suasana badai. Dusta itu menghadirkan puting beliung di dalam nikah dan dalam penggembalaan. Kalau tidak percaya silahkan coba! Saya saja kalau dalam nikah ada yang tidak benar, akan ada puting beliung. Tetapi kalau dusta tidak ada lagi maka semua menjadi tenang, nikah tenang, penggembalaan tenang. Jangan ada dusta, jangan ada tipu muslihat saling memperdaya satu dengan lainnya.

 

c)      Bilangan 21:31-22:1 Perikop: Peperangan melawan Og, Raja Basan

Og artinya lingkaran, Basan artinya tanah lumpur. Jadi tanda rohani hidup yang ketiga adalah rohani tidak berputar-putar di tempat yang hanya bergelimangan lumpur dosa tetapi maju sampai ke Kanaan Samawi, itulah Yerusalem Baru. Kita raba rohani kita, sekian lama dalam pengajaran apakah rohani kita maju, diam di tempat atau jangan-jangan mundur. Apa penyebab rohani sulit maju?

Ulangan 3:11

3:11 Hanya Og, raja Basan, yang tinggal hidup dari sisa-sisa orang Refaim. Sesungguhnya, ranjangnya adalah ranjang dari besi; bukankah itu masih ada di kota Raba bani Amon? Sembilan hasta panjangnya dan empat hasta lebarnya, menurut hasta biasa."

 

Bicara tempat tidur ada kaitannya dengan nikah. Jadi penyebab rohani sulit maju adalah nikah yang tidak wajar, diisi dengan hawa nafsu daging yang besar. Nikah hanya menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu daging. Pelampiasan hawa nafsu ini bukan hanya persoalan seks. Bisa saja ada masalah di luar lalu datang di rumah marah-marah. Anak jadi sasaran, isteri jadi sasaran. Ini yang membuat rohani tidak maju-maju sebab dalam nikah tidak beres!

 

Syukur kalau kita ada dalam penggembalaan, ada Firman pengajaran yang benar yang mampu membenahi hal-hal yang tidak wajar dalam nikah. Isteri mau jadi kepala itu tidak wajar. Suami pukul isteri itu tidak wajar. Anak mau mengatur orang tua itu tidak wajar. Itu yang mau dibenahi di dalam penggembalaan. Berbahagialah kita dibawa Tuhan di dalam penggembalaan, dibina oleh Firman pengajaran yang benar supaya hal-hal yang tidak wajar di dalam nikah kita diperbaiki dibenahi dan nikah kita bisa mencapai nikah yang rohani, sempurna, menjadi Mempelai Wanita Tuhan masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Ini kita syukuri lewat doa penyembahan, kita naikkan doa penyembahan memuliakan Tuhan. Biarlah rohani kita hidup, bukan rohani yang mati, terus maju sampai ke Yerusalem Baru.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar