20220803

Kebaktian PA Imamat, Rabu 3 Agustus 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:35-38

25:35 "Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu.

25:36 Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu.

25:37 Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba.

25:38 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberikan kepadamu tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu.

 

Ayat 35 55 ini bicara perlakuan terhadap orang miskin di antara orang Israel. Pengertian miskin di sini:

1.      Tidak memiliki harta.

2.      Orang berdosa sekalipun banyak harta.

3.      Tidak mempunyai harta dan berdosa.

 

Kalau disimpulkan miskin adalah kerohanian yang merosot dan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa. Dikatakan tadi “engkau harus menyokong dia”. Orang yang miskin rohani ini bukan tambah diinjak tetapi harus diangkat.

Ada 3 sikap kita terhadap orang berdosa:

Keluaran 22:25-27

22:25 Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

22:26 Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam,

22:27 sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya — pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."

 

1.      Jangan menjadi penagih yang kejam.

2.      Jangan menarik bunga atau riba.

3.      Jangan mengambil barang gadaian.

 

Sekarang kita pelajari pengertian rohaninya:

1.      Jangan menjadi penagih yang kejam. Artinya:

a)      Orang berdosa itu dalam keadaan berhutang dan miskin rohaninya, dia membutuhkan kemurahan atau belas kasihan. Dan kemurahan itu ada di dalam Firman Allah. Sebab itu kami sebagai hamba Tuhan harus menyampaikan Firman Tuhan dengan sejujur-jujurnya, jangan dibijaksanai. Apa yang Tuhan bukakan itu yang disampaikan demi menolong orang berdosa. Jangan berpikir nanti kalau disampaikan dia tersinggung karena dosanya dan keluar.

 

Dalam Wahyu pasal 22 ada 7 nasihat Yesus yang terakhir, salah satu nasihatnya adalah jangan memeterai, artinya jangan menutupi Firman Tuhan.

Wahyu 22:10

22:10 Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.

 

Begitu dimeteraikan, Firman dibijaksanai, akibatnya jemaat itu tidak tertolong, dia tetap miskin rohani, dia binasa dan kita berhutang darah. Kami hamba Tuhan sampaikan Firman dengan sejujurnya, apa yang Tuhan bukakan harus disampaikan jangan ditutup-tutupi demi menolong orang yang berdosa. Tetapi sebelum diberitakan, praktekan dengan setulus-tulusnya. Jujur ini yang masih kurang. Kalau belum dipraktek lalu disampaikan tidak ada wibawa Ilahi, tidak ada tanda darah Yesus, tidak ada kuasa Ilahi untuk menolong. Kalau sudah dipraktekkan setulus-tulusnya baru bisa menyampaikan Firman kepada sidang jemaat dengan setulus-tulusnya.

 

Yang harus dijaga jangan menjadi pengancam “kalau kamu tidak lakukan, awas!”. Kalau diancam maka orang yang mendengar itu tidak bisa menerima Firman, malah menjadi bebal. Sebagai hamba Tuhan beritakanlah, nyatakanlah dan sampaikan Firman dengan nada kemurahan. Sekalipun itu keras tetapi nadanya dengan kemurahan untuk menolong orang. Kalau sekarang ini banyak hamba Tuhan menyampaikan Firman dengan nada ancaman, kalau tidak mau lakukan pecat sana pecat sini, usir sana usir sini. Pdt. Pong Dongalemba mengatakan “saya ketua organisasi tetapi saya tidak berani memecat orang”.

 

b)      Bagi hamba Tuhan dan sidang jemaat harus berbelas kasihan kepada orang berdosa yaitu jangan menghakimi, tetapi juga jangan menyetujui dosanya. Tetapi harus mendoakan dan kita berupaya untuk membawa dia datang kepada Tuhan, datang beribadah, datang dengar Firman.

 

Orang berdosa itu sudah dalam keadaan tertindas. Kalau kita hakimi maka dia tambah tertindas. Mulai keluarga kita, kita gumuli mereka mulai dari yang ada di dalam dosa. Seperti Yesus berbelas kasihan kepada orang banyak yang tidak tergembala. Begitu Yesus melihat orang banyak datang kepadaNya, Yesus berbelas kasihan karena mereka seperti domba-domba yang tidak tergembala sehingga Yesus membagikan roti, ada kegerakan Firman di situ.

Markus 6:34

6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.

 

Ini orang banyak, untuk kita jangan dulu orang banyak, keluarga kita dulu kita gumuli. Orang tidak tergembala itu hidup dalam dosa, omong kosong kalau dia berkata “saya tidak tergembala tetapi saya tidak hidup dalam dosa”. Kalau tidak tergembala tidak ada pintu, tidak ada penjaga sehingga dosa masuk. Jadi orang tidak tergembala itu hidup di dalam dosa. Kita gumuli suami, isteri, anak. Jangan disetujui kalau dia tidak tergembala, itu tidak berbelas kasihan. Mungkin sudah dinasihati tetapi dilawan, yah didoakan!

 

2.      Jangan menarik bunga atau riba. Artinya:

a)      Kepada orang berdosa kita harus bijaksana, jangan dihadapi dengan daging, karena dia sudah memikul beban yang berat. Bijaksananya bagaimana? Kepada orang berdosa jangan lagi ditambahkan peraturan-peraturan atau syarat-syarat di luar Firman yang tidak mungkin dapat dia penuhi. Berikanlah kebebasan dan keleluasaan untuk dia datang mendengar Firman, jangan ditambah aturan ini dan aturan itu, akhirnya tidak mau datang. Biarlah Firman yang menyucikan dan membenahi hidupnya. Sama seperti Yesus terhadap perempuan Samaria, kepada perempuan itu tidak ditambahkan peraturan ini dan itu, diberikan keleluasan kepadanya untuk bercakap-cakap dengan Yesus. Ketika bercakap-cakap mulai disentuh dosanya. Bukan ketika dia datang langsung ditunjuk-tunjuk dosanya.

 

Kalau ditambahi aturan ini aturan itu, kapan dia bisa tertolong. Dengan aturan ini itu saja dia sudah tidak mampu, apalagi mau terima Firman. Pokoknya kalau mau ibadah di sini, mau diangkat nikahmu harus begini, harus begitu. Istilahnya bapak gembala jangan lebih suci dari Roh Suci. Sampaikan saja Firman, berikan keleluasaan mendengar Firman, biarlah Firman itu yang bekerja. Sampai satu saat dia kena Firman, dia sendiri yang datang mengaku dosa dan menyelesaikan dosanya, darah Yesus yang menghapus hutang dosanya.

 

b)      Untuk mengampuni dosa orang lain jangan ditambah dengan syarat-syarat, ampunilah dengan tulus ikhlas. Yang terbanyak terjadi dalam nikah “saya mau menerima dia tetapi harus begini, harus begitu” itu meminta riba, jangan seperti itu. Ampunilah dengan tulus ikhlas dan ampunilah dosanya. Kita masih banyak belajar untuk bisa mengampuni. Sebab mengampuni ini adalah sinar keubahan hidup yang keenam dari 7 sinar keubahan hidup.

Kolose 3:10,12-14

3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah 1belas kasihan, 2kemurahan, 3kerendahan hati, 4kelemahlembutan dan 5kesabaran.

3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan 6ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah 7kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Yesus Tuhan, untuk menerima Israel yang 10 suku dan kerajaan Yehuda yang 2 suku, tidak ada syarat macam-macam. Hanya Tuhan katakan “kembalilah” akui saja nanti Tuhan ampuni. Kalau kita pakai syarat-syarat harus begini harus begitu baru saya ampuni, itu berarti mau lebih hebat dari Tuhan. “Enak saja sudah sakiti saya lalu datang-datang langsung minta diampuni! Mau diampuni ini syaratnya, mau tinggal di sini ini syaratnya, mau masuk gereja di sini ini syaratnya”. Kalau Tuhan hanya 1 syarat saja, akui kesalahan maka diampuni, tidak ada syarat yang lain.

Yeremia 3:12-13

3:12 Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya.

3:13 Hanya akuilah kesalahanmu, bahwa engkau telah mendurhaka terhadap TUHAN, Allahmu, telah melampiaskan cinta berahimu kepada orang-orang asing di bawah setiap pohon yang rimbun, dan tidak mendengarkan suara-Ku, demikianlah firman TUHAN."

 

Di dalam gereja mempunyai peraturan-peraturan dan boleh ada peraturan dalam hal ibadah pelayanan. Namun peraturan itu harus dengan kemurahan, tidak mengancam orang, tidak menekan orang. Kita ini berada di zaman kemurahan, bukan lagi di zaman Taurat. Kalau zaman Taurat begitu salah langsung lempar batu, mata ganti mata, gigi ganti gigi. Tetapi ingat, karena ini kemurahan bukan berarti ibadah pelayanan itu kita jadikan murahan. Kita jadi paduan suara itu karena kemurahan Tuhan, tetapi jangan jadikan latihan menjadi murahan, latihannya sungguh-sungguh. Mau pimpin puji-pujian, tidak usah persiapan karena kemurahan. Padahal itu murahan namanya! Mau melayani walaupun hidup dalam dosa, inikan zaman kemurahan. Itu murahan namanya!

 

3.      Jangan menarik barang gadaian. Dalam Keluaran 22 pakaian yang digadai. Pakaian bicara perilaku hidup sehari-hari. Keadaan orang berdosa menggadaikan pakaian, artinya menelanjangi dirinya sendiri, mempermalukan diri sendiri dan mempertontonkan dagingnya sendiri. Dia upload di facebook, dia upload di status whatsapp, dia mempermalukan dirinya sendiri, dia pertontonkan dagingnya sendiri. Yang membuat Adam dan Hawa telanjang siapa? Yah mereka sendiri. Sudah dibilang jangan dimakan eh malah mereka makan. Sikap kita bagaimana terhadap orang seperti ini? Kembalikan pakaiannya. Artinya bagaimana?

a)      Bagi hamba Tuhan jika ada sidang jemaat yang datang mengaku dosa harus ditutupi, itu menjadi rahasia iman, jangan diumbar atau diceritakan kepada orang lain.

b)      Bagi hamba Tuhan dan sidang jemaat ketika ada orang mengaku dosa kepada kita langsung ampuni dan lupakan, berkas ditutup, jangan diungkit lagi! Itulah namanya mengembalikan pakaiannya.

 

Mazmur 130:3

130:3 Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?

 

Kalau Tuhan yang mengungki-ungkit kesalahan kita, siapa yang dapat tahan! Tetapi kita mau lebih hebat dari Tuhan. Dia sudah mengaku tadi pagi, waktu makan siang diungkit lagi “tidak sangka ngana bisa bekeng begitu!”. Nanti malam mau tidur, lihat isteri dia ungkit lagi “kenapa ngana bekeng begitu!”.  Janganlah seperti itu, begitu dia mengaku kasus ditutup, jangan lagi dibuka. Kita harus ingat kita juga dulu telanjang. Jadi kalau ada orang datang mengaku dosanya kita ingat dulu juga kita orang telanjang, orang yang menggadai pakaian sehingga kita telanjang dan malu. Tetapi di kayu salib Yesus rela ditelanjangi untuk menutupi ketelanjangan kita. Yesus saja menutupi pakaian kita, kita justru mau menelanjangi kekurangan orang di dunia nyata dan di dunia maya, itu berarti tidak menghargai Korban Kristus!

 

Perlakuan kita terhadap orang miskin lewat 3 poin tadi membuktikan kita tidak telanjang, kita memiliki pakaian Yesus dari kayu salib, kita menghargai Korban Kristus.

 

Ada 2 pakaian Yesus dari kayu salib.

Yohanes 19:23-24

19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian — dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

 

1.      Pakaian yang dibagi 4, itu menunjukan pakaian keselamatan atau pakaian kebenaran. 4 menunjuk 4 penjuru bumi dan juga 4 Injil. Kalau digabungkan ini menunjukan Injil keselamatan yang diberitakan kepada semua manusia berdosa di 4 penjuru bumi supaya selamat.

Yohanes 3:16

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Dikatakan setiap orang, berarti semua orang yang ada di penjuru bumi ini, semua diberikan kesempatan untuk selamat. Lewat Firman penginjilan yang diberitakan ke seluruh bumi kita diberikan kesempatan untuk selamat.

 

Sekarang kita periksa diri kita, sudahkah memiliki pakaian keselamatan, pakaian kebenaran atau malah sudah digadaikan. Bukti memiliki pakaian keselamatan:

a)      Percaya atau iman kepada Yesus satu-satunya Juruselamat (pintu gerbang). Kadangkala sudah Kristen tetapi masih punya pegangan yang lain.

b)      Bertobat, berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan (mezbah korban bakaran).

c)      Lahir baru lewat baptisan air (bejana pembasuhan) dan baptisan Roh Kudus (pintu kemah) ini menghasilkan hidup baru, hidup dalam kebenaran, senjata kebenaran.

 

Roma 6:4,13

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

 

Kalau disimpulkan kita memiliki pakaian keselamatan/pakaian kebenaran adalah hidup benar dalam segala hal. Yesus di kayu salib rela telanjang untuk menutupi ketelanjangan kita. Dia kaya rela menjadi miskin supaya kita yang miskin rohani menjadi kaya rohani.

II Korintus 8:9

8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

 

Jadi bisa hidup benar itu kaya rohani!

 

2.      Jubah Yesus yang tidak berjahit, hanya 1 tenunan. Arti rohaninya:

a)      Wahyu 19:13,16,6-7

19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Yesus = Firman, pada jubahNya bertuliskan Raja segala raja. Ayat 6 Yesus tampil sebagai Raja dan ayat 7 Dia tampil sebagai Mempelai. Jadi Raja segala raja = Mempelai Pria Sorga. Kalau digabungkan jubah Yesus adalah Firman pengajaran Mempelai atau Kabar Mempelai yaitu Firman yang menampilkan Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga, Raja segala raja yang akan datang kembali untuk menjemput Mempelai WanitaNya yaitu orang-orang yang mau disucikan dan diubahkan oleh Firman pengajaran ini. Lewat Kabar Mempelai ini kita mengalami penyucian dan ketelanjangan kita ditutupi. Kita bersyukur kalau ada di dalam Kabar Mempelai, Kabar yang besar dan mulia ini yang mampu membawa kita bertemu Yesus Mempelai Pria sorga untuk kelak masuk dalam kemuliaanNya. Kalau bapak ibu bisa tergembala dalam Kabar Mempelai, ini kelimpahan kemurahan Tuhan kepada kita. Kita orang berdosa telanjang, diberikan pakaian kebenaran. Kemudian ditutupi lagi dengan jubah Kabar Mempelai untuk menyucikan kehidupan kita sampai tidak ada dosa lagi.

 

Jubah itu disebutkan tidak berjahit. Artinya Kabar Mempelai itu tidak boleh dicampur dengan logika manusia atau ilmu pengetahuan manusia. Kabar Mempelai itu murni Ilham dari Tuhan. Bapak Pdt. Van Gessel menerima pengajaran ini tahun 1935. Sekarang sudah 2022 jadi sudah 87 tahun Kabar Mempelai ini menembusi zaman ke zaman. Kalau orang bilang ini kuno, tidak sesuai zaman, sebenarnya orang itu yang kuno!

 

Jubah ini diundi, artinya hanya orang yang dipilih Tuhan yang mendapat kasih karunia Tuhan yang bisa menerima Kabar Mempelai ini dan mempertahankan. Ada yang sudah menerima tetapi melepaskannya. Kita orang yang dipilih Tuhan, kalau kita bisa disucikan dan kelak nanti disempurnakan, ini kelimpahan kemurahan kasih karunia Tuhan, kita dapat undi. Kalau dapat undian berhadiah di dunia ini kita senang, kenapa kalau mendapat Kabar Mempelai kita tidak senang? Jadi Kabar Mempelai ini kekayaan rohani kita, jangan kita lepaskan.

 

b)      Jubah ini menunjuk jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.

Efesus 4:11-12

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Ini Tuhan berikan kepada orang yang mau disucikan oleh Kabar Mempelai, oleh pengajaran yang sehat. Semakin kita disucikan jabatannya semakin mantap dan karunianya semakin bertambah. Dikatakan tadi jubah itu 1 tenunan, jadi tujuan kita melayani Tuhan untuk menjadi satu Tubuh Kristus. Bukan untuk menonjolkan diri! Bukan untuk cari nama hilang fam.

 

Disebut jubah itu tidak berjahit. Artinya jabatan pelayanan itu tidak ada campur tangan manusia di dalamnya, tetapi dari Tuhan. Makanya saya sebagai gembala tidak berani suruh-suruh kamu melayani ini dan itu. Biarlah Firman yang bekerja, semua dari Tuhan sehingga tanggung jawab kita kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Kami hamba Tuhan hanya memberikan penumpangan tangan, tetapi jabatan itu dari Tuhan. Makanya kami tidak ada hak untuk memecat. Kalau dia tidak sungguh melayani nanti Tuhan yang pecat. Gembala tinggal melapor saja kepada Tuhan dalam doa penyahutan “bapak ini kurang sungguh-sungguh melayani, ampuni dia”. Bukan berdoa “Tuhan pecat dia!”.

 

Jadi jubah Yesus itu = pakaian kesucian atau pakaian pelayanan. Ini kekayaan kita. Kalau ada pakaian kebenaran dan pakaian kesucian maka suatu saat kita akan memiliki pakaian mempelai atau pakaian kesempurnaan, pakaian kemuliaan.

Wahyu 19:6-8

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

 

Ini pakaian mempelai, pakaian kesempurnaan, nanti akan kita peroleh. Jangan tanggalkan jubah seperti Yudas dan seperti Esau. Pertahankan jubah kesucian maka nanti kita akan memiliki pakaian kesempurnaan, pakaian mempelai. Tetapi ada proses untuk mendapatkannya. Pakaian Mempelai disebut pakaian putih berkilau-kilau.

Wahyu 7:14; 22:14

7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

 

Ini prosesnya, pakaian kesucian kita atau jubah pelayanan kita harus dicelup dalam darah Anak Domba. Artinya kita yang mau hidup benar, mau disucikan di dalam penggembalaan, harus rela menerima sengsara daging tanpa dosa atau percikan darah. Jadi jangan heran kalau sudah tergembala, mau hidup benar, mau disucikan, sudah melayani, kenapa malah sengsara, malah menderita? Itu sudah betul, berarti kita sedang mencuci jubah kita supaya putih.

I Petrus 4:12

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

 

Bentuk percikan darah macam-macam, ada yang diiizinkan sakit, merosot, dibenci, dikucilkan dan lain sebagainya. Sekarang ini masa penyaringan, kami hamba-hamba Tuhan dalam pengajaran sedang disaring, siapa yang teguh, siapa yang mau celup jubah di dalam darah dan siapa yang tidak mau. Kalau mau celup jubah nanti punya pakaian putih berkilau-kilauan. Tahun ini kita beri nama tahun kemuliaan, untuk mencapai kemuliaan percikan darahnya luar biasa, harus mengalami sengsara daging tanpa dosa, sengsara batin.

 

Pakaian mempelai itu disebut putih berkilau. Kilauannya dari mana?

Lukas 9:28-29

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

 

Jadi lewat percikan darah, ditambah ketekunan dalam doa penyembahan kita mendapatkan jubah putih berkilau-kilauan, pakaian pesta, pakaian kemuliaan.  Jadi ketika kita diperhadapkan dengan sengsara daging tanpa dosa, percikan darah, bukan untuk kita bersungut-sungut, saling mempersalahkan, saling tuntut menuntut! Sudah dipercik darah, kemudian tersungkur menyembah maka kita memiliki pakaian putih berkilau-kilauan, jubah mempelai.

 

Banyak menyembah hari-hari terakhir ini, hanya itu yang bisa kita lakukan. Mau mengeluh kepada siapa? Kepada manusia? Untuk sesaat bisa menjadi kawan, tetapi tidak lama bisa jadi lawan. Makanya mengeluhnya kepada Tuhan saja! Perempuan hamil itu hanya mengeluh mengerang kepada Tuhan “saya tidak mampu” sampai bahasa air mata. Roh Kudus yang menyampaikan keluhan-keluhan kita yang tidak terucapkan kepada Bapa di Sorga.

 

Bukti memiliki pakaian Mempelai.

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Buktinya ada keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai nanti sempurna seperti Yesus. Mulai dari sekarang ini sudah harus berubah, itu bukti kita memiliki pakaian mempelai. Salah satu tanda manusia rohani tidak tawar hati dalam menghadapi sengsara daging karena Yesus, dalam menghadapi percikan darah. Sama dengan manusia yang kuat teguh hati. Biarlah kita menjadi kehidupan yang kuat dan teguh hati. Pertahankan kebenaran, pertahankan jubah kesucian itu, pertahankan Kabar Mempelai, itu kuat teguh hati. Tetap hidup benar dan suci apapun yang dihadapi, tetap pegang teguh Firman pengajaran yang benar apapun yang dihadapi. Ini bukan pekerjaan yang gampang. Kalau kita bisa berpegang pada pengajaran yang benar itu hanya kekuatan dari Tuhan, bukan kekuatan daging kita sebab daging kita tidak mampu. Kita butuh Roh Kudus untuk bisa berpegang teguh pada pengajaran yang benar.

I Timotius 4:1

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

 

Kalau ada urapan kita tidak perlu diajar oleh orang lain, ada ketegasan untuk berpegang pada Firman pengajaran yang benar apapun resikonya, apapun yang dihadapi. Memang daging ini rasanya mau memberontak. Apalagi kalau saya kenal orang itu sama-sama di Lempinel lalu berbalik menyerang guru bahkan sampai di media sosial, rasanya mau hadapi. Tetapi buat apa! Sekarang kita belajar mengerang dan mengeluh saja kepada Tuhan. Tidak tawar hati, tetapi kuat teguh hati, tetap benar dan suci, tetap pegang teguh pengajaran yang benar, tetap setia. Yang tergembala jarak jauh, bukan gampang untuk tergembala jarak jauh, tetaplah setia berkobar-kobar apapun yang dihadapi. Terutama tetap percaya dan mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan, terserah Engkau Tuhan, saya tidak mampu apa-apa, hanya berserah kepada Tuhan. Itu yang bisa kita lakukan hari-hari terakhir ini. Mau menghadapi dengan kekuatan daging mungkin bisa menang, tetapi tidak ada kemuliaan. Tetapi kalau bisa percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan maka kita bisa merasakan kemenangan yang gilang gemilang.

Hasilnya:

I Tawarikh 28:20

28:20 Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.

 

Kalau kita kuat teguh hati Tuhan menyertai kita, kenapa kita mesti takut? Dikatakan janganlah kamu takut jika dinista dan diaibkan karena pengajaran ini. Tuhan jamin, jika Tuhan menyertai kita maka Dia akan menyelesaikan segala sesuatunya bagi kita pada waktunya. Masalah apa yang kita hadapi, percikan darah apa yang kita hadapi, sengsara daging yang bagaimana yang kita alami, kuat teguh hati saja, maka Tuhan menyelesaikan semuanya bagi kita. Dia tidak membiarkan kita, Dia selesaikan tepat pada waktunya. Baik secara jasmani Dia selesaikan, terutama secara rohani Tuhan akan selesaikan sampai kita selesai terbangun menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna, Mempelai Wanita Tuhan yang layak memakai jubah itu untuk bersanding dengan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Di depan ada perjamuan suci, jaminan bagi kita. Di kayu salib kalimat terakhir yang Yesus serukan “sudah selesai!”. Jadi yakin malam ini ada penyertaan Tuhan kepada orang yang kuat teguh hati. Tuhan menyertai, Dia juga menyelesaikan segala sesuatu bagi kita. Siapa tahu malam ini waktunya masalah kita diselesaikan oleh Tuhan. Kalau belum ditolong tetap kuat teguh hati, Tuhan tidak pernah membiarkan kita.

 

Tuhan memberkati

 

 

JADWAL IBADAH

Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar