20220803

Kebaktian Doa Malam, Rabu 3 Agustus 2022 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Markus 13:33-37

13:33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

13:34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.

13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.

37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"

 

Ada 4 waktu jaga:

1.      Jam 6 9, menjelang malam. Ingat 2 murid yang berjalan ke Emaus menjelang malam, kemudian Yesus dalam tubuh kemuliaan yang sudah bangkit menampakan diri kepada mereka dan mereka berkobar-kobar mendengar Firman. Ini berjaga-jaga tentang iman.

2.      Jam 9 12, tengah malam. Ini berjaga-jaga tentang pengharapan.

3.      Jam 12 3 subuh, larut malam. Ini berjaga-jaga tentang kasih supaya jangan menjadi dingin.

4.      Jam 3 – 6 pagi, pagi-pagi buta.

 

Kita ada pada jam 9 malam berarti berada pada waktu jaga yang kedua, tengah malam. Tengah malam adalah keadaan paling gelap. Sekarang kepada kita menunjuk pemuncakan dosa dan krisis di berbagai bidang sehingga banyak orang yang mati ketakutan, kehilangan pengharapan, stress.

Lukas 21:25-26

21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

 

Secara jasmani goncang, secara rohani juga goncang. Langit goncang itu kegoncangan secara rohani, ibadah pelayanan goncang. Jadi bingung mana ibadah yang benar, mana pelayanan yang benar, mana pengajaran yang benar, karena sudah campur aduk. Sekarang dalam hal ibadah campur semuanya, campur dengan dunia, campur dengan logika, campur dengan pengetahuan. Ini kegoncangan yang kita hadapi. Ini membuat manusia kehilangan pengharapan terutama pengharapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Banyak yang menjadi atheis hari-hari terakhir ini karena menganggap Tuhan itu tidak ada. Kalau ada Tuhan kenapa ada kegoncangan-kegoncangan, terjadi ini, terjadi itu, gempa, perang dan lain sebagainya. Apalagi kalau dalam gereja sudah dijejali berbagai ajaran, itu membingungkan sehingga akhirnya membuat tidak percaya lagi kepada Tuhan.

 

Jadi pada tengah malam ini kita harus berjaga-jaga tentang pengharapan. Di tengah malam, dalam suasana paling gelap, yang paling dibutuhkan adalah pelita yang menyala. Jadi berjaga-jaga tentang pengharapan sama dengan menjaga pelita tetap menyala seperti 5 gadis yang bijaksana.

Matius 25:6-9

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

 

Yang duluan dibereskan adalah pelita, bukan duit, bukan perkara yang lain. Mereka bukan berkata berikan kami uang, minyak hampir habis.

 

Matius 25:13

25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

 

Kita jaga pelita jangan sampai padam, supaya pelita jangan sampai padam kita harus memiliki minyak persediaan. Ini perbedaan antara gadis yang bijaksana dan yang bodoh. Mereka sama-sama menanti mempelai tetapi yang bijaksana memiliki minyak persediaan sedangkan yang bodoh tidak memiliki minyak persediaan. Akhirnya yang bijaksana masuk dalam pesta dan yang bodoh ketinggalan di luar. Apa itu minyak persediaan? Roh Kudus yang meluap-luap. Dalam doa malam daging dirobek supaya Roh Kudus meluap-luap di dalam kita.

 

Praktek pelita tetap menyala atau praktek memiliki minyak persediaan, urapan Roh Kudus yang meluap-luap.

1.      Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

Prakteknya tetap setia dan berkobar-kobar dalam jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus. Jabatan sebagai apa? Masih setia atau tidak. Oh masih setia. Lanjut pertanyaannya, apakah masih berkobar-kobar? Dulu waktu pertama diangkat menjadi paduan suara, baru dikatakan nanti reffreinnya paduan suara tampil ke depan, baru ayat 1 sudah berdiri. Sekarang bagaimana? Sudah mau selesai koor belum juga berdiri. Mari kita terus bernyala-nyala melayani Tuhan.

 

II Timotius 1:6

1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Kita kobarkan karunia Roh Kudus yang ada pada kita sekalian.

 

Pemuncakan dosa dan krisis di segala bidang ini adalah ujian bagi kita apakah masih setia dan berkobar-kobar dalam jabatan pelayanan karunia Roh Kudus atau tinggal berasap-asap. Dulu semangat melayani, begitu sudah krisis, buka dompet tinggal angin, mulai tidak berkobar-kobar. Ada tawaran pekerjaan di sana gajinya selangit, tetapi sudah tidak melalaikan ibadah pelayanan. Saya tidak bisa mencegah bapak ibu mau kerja di mana, tetapi di manapun berada jangan sampai kobarannya hilang, tetap berkobar beribadah melayani Tuhan. Mungkin dulu paduan suara di gereja, waktu ke tempat lain sudah tidak bisa lagi jadi paduan suara, ayo jadi tim doa. Yang penting jangan pudar, kalau pudar semangat kita melayani Tuhan, nanti Tuhan datang orang itu ketinggalan. Kebutuhan utama kita di tengah kegelapan adalah pelita yang menyala.

 

Sangat mengerikan kalau kita yang sudah ada di dalam pengajaran lalu pelitanya padam. Mana lebih gelap, di luar atau di dalam ini kalau lampu dipadamkan? Di dalam! Jadi orang di dalam pengajaran kalau pelitanya padam lebih gelap dia dari pada orang yang di luar!

 

Mari berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, ini kebutuhan utama kita. Kalau kita berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan berarti kita adalah kehidupan yang punya pengharapan dan dapat diharapkan. Jangan harapkan orang yang tidak menyala-nyala. Yang berkobar-kobar ini yang dapat diharapkan. Jangan diharapkan orang yang tidak berkobar-kobar, pelayanan hanya dia tinggalkan! Kalau bisa setia berkobar dalam ibadah pelayanan maka kita disebut hambaKu, Ku di sini menunjuk Tuan. Tuan kita adalah Tuhan.

Matius 25:20-21

25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.

25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

 

Kalau kita setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan maka kita disebut hamba yang baik dan yang setia. Sebaliknya hamba yang memendam 1 talenta di tanah disebut “hai hamba yang jahat dan malas!”. Tidak lagi dikaitkan dengan pribadi Tuhan.

Tadi disebutkan engkau telah setia dalam perkara kecil. Ini menunjukan dalam krisis di dunia akhir zaman ini, pelayanan sudah dianggap perkara kecil, disepelehkan “apa itu pelayanan memangnya kalau di gereja terus mau dapat makan!”. Biar manusia sudah sepelehkan, manusia anggap kecil tetapi kita kerjakan dengan setia dan berkobar-kobar. Kalau pelayanan yang sekarang di mata manusia dianggap kecil namun kita kerjakan dengan berkobar-kobar dan setia maka Tuhan akan percayakan perkara yang besar. Apa itu perkara yang besar? Dipercaya pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, pembentukan Mempelai Wanita Tuhan. Mari aktif dalam ibadah persekutuan. Ingat waktu kegerakan yang besar itu sangat singkat sebab Alkitab katakan sudah di ambang pintu. Kalau sudah di ambang pintu itu waktunya sudah dekat. Kalau dulu saja dikatakan sudah di ambang pintu, apalagi sekarang ini, sudah singkat sekali.

 

Matius 25:10-12

25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!

25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.

 

Jaga jangan sampai ketika kegerakan besar itu terjadi kita berada di luar. Berada di luar itu berarti seperti 5 gadis bodoh yang sedang membeli minyak. Artinya sementara terjadi kegerakan Firman, kegerakan pembangunan Tubuh Kristus, dia hanya sibuk dengan perkara uang, perkara rupiah/dollar. Sampai pelayanan sekarangpun diukur dengan uang. Saya melayani dibayar berapa duit. Ini awal kegerakan, bersyukur ada rekan hamba Tuhan yang berinisiatif memulai kegerakan ini. Jangan kita hanya sibuk dengan duit. Jangan jadi Filipus doi, Tuhan tanya berapa roti ada padamu malah dijawab “bagaimana mungkin dengan 200 dinar bisa memberi makan 5000 orang?”. Jadi begitu dibilang mau ada KKR, malah dipikir berapa uangnya dibutuh. Orang sedang ada dalam kegerakan dia hanya pikir uangnya berapa. Apalagi kalau berpikir untuk uang sendiri. Kalau saya beribadah saya tidak dapat gaji. Kalau di sana saya dapat gaji, biar ibadah bolong-bolong yang penting gaji masuk. Ketinggalan dalam kegerakan orang seperti itu! Yang lain melejit dia ketinggalan. Ayo jangan uang yang dipikirkan! Yang Tuhan tanya berapa roti yang ada padamu? Adakah Firman yang kita praktekan? Kalau ada Firman yang kita praktek maka 5 roti bisa memberi makan 5.000 orang, ada mujizat.

 

Kalau selalu uang, uang, uang akibatnya tidak dikenal Yesus “Aku tidak mengenal engkau”. Orang itu berada di luar pesta nikah Anak Domba. Kalau berada di luar pesta, di mana tempatnya?

Wahyu 19:17-18

19:17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,

19:18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar."

 

Kalau berada di luar pesta nikah Anak Domba Allah pasti masuk pesta pembantaian daging. Dalam nama Yesus, ini jangan terjadi pada kita. Itulah sebabnya kita berkumpul dalam doa malam ini untuk berjaga-jaga soal pengharapan, pelita harus tetap menyala. Biarlah kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah, jangan masuk pesta pembantaian daging.

 

2.       II Raja-raja 4:4-6

4:4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"

4:5 Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.

4:6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

 

Masuk rumah tutup pintu. Diterangkan dalam Injil Matius.

Matius 6:6

6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

 

Jadi praktek kedua tekun di dalam doa penyembahan, banyak berdoa menyembah Tuhan. Sekalipun sudah setia dalam ibadah pelayanan kalau kurang menyembah, satu saat minyaknya pasti berkurang. Setia dalam ibadah pelayanan itu sudah baik, namun harus ditambah dengan doa penyembahan, doa puasa, doa semalaman, supaya minyak urapan Roh Kudus meluap-luap, melimpah, pelita tetap menyala. Ingat dalam Lukas 17 ada tuan yang memiliki hamba yang bekerja di ladang. Sudah setia bekerja di ladang, itu baik. Tetapi masih diminta memberi makan minum tuannya, itu pelayanan secara pribadi, itulah doa penyembahan. Kita di ladang pelayanan Tuhan sudah banyak yang kita lakukan, setia melayani pekerjaan Tuhan. Sekarang harus setia melayani pribadi Tuhan lewat doa penyembahan. Ayo banyak berdoa menyembah Tuhan supaya pelita kita tidak padam.

 

Hasilnya kalau minyak persediaan kita miliki:

a)      Yesaya 65:13-14

65:13 Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu;

65:14 sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.

 

Hasilnya ketika orang lain lapar, haus, menangis karena patah semangat, kita hamba Tuhan yang setia berkobar dalam ibadah pelayanan dan setia dalam doa penyembahan tetap makan, tetap minum, tetap bersukacita. Sama dengan kita dipelihara dan dilindungi Tuhan secara ajaib. Dan diberikan damai sejahtera di tengah-tengah kegoncangan dunia ini. Orang lain kelaparan, kehausan, goncang, stress, bingung, bimbang, kita dipelihara oleh Tuhan. Ada damai sejahtera di tengah krisis dunia. Ini yang dunia cari, makan, minum, damai.

 

b)      Kita belajar dari janda tadi. Dengan minyak yang melimpah hutangnya beres. Bisa secara jasmani semua hutang kita selesai. Hutang itu bisa juga masalah, segala masalah diselesaikan Tuhan, terutama masalah di dalam nikah, masalah buah nikah. Jujur saya kalau menghadapi masalah yang lain masih mampu, kalau menghadapi masalah nikah dan buah nikah langsung lemas. Tetapi Tuhan menyelesaikan semuanya, segala hutang beres.

 

c)      Pengharapan semakin bertumbuh sampai permanent, itulah tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah yang di tempatkan di dalam Tabut Perjanjian. Dalam Wahyu pasal 12 dalam gambar Mempelai Wanita Tuhan itulah mahkota 12 bintang di atas kepala. Jadi pengharapan kita untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan menjadi kenyataan, kita tidak ketinggalan. Saya selalu berdoa bersama isteri dan anak, serta seluruh jemaat dan juga keluarganya bisa menyambut kedatangan Yesus di awan-awan yang permai.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar