20221126

Kebaktian Doa, Sabtu 26 November 2022 Pdt. Handri Otniel Legontu

 Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 10:22-23

10:22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.

10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo..

 

Pentahbisan Bait Allah menubuatkan penyelesaian pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Waktu kita sekarang adalah penggenapan nubuatan ayat ini, yaitu saat-saat penyelesaian Tubuh Kristus. Hati-hati, di saat penyelesaian pembangunan Tubuh Kristus terjadi musim dingin rohani. Banyak hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang dingin rohaninya, mulai tidak bergairah lagi di dalam perkara yang rohani. Mulai tidak setia dan berkorbar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan dan juga di dalam Firman pengajaran yang benar. Apa yang terjadi sekarang adalah Tuhan sedang menyaring, terjadi penampian, banyak yang keluar dari Firman pengajaran yang benar. Tetapi ada yang bertahan di dalam Firman pengajaran yang benar. Kita sekarang sedang ditampi dan disaring oleh Tuhan. Yang dingin keluar, yang tetap semangat berkobar-kobar dia tetap berada di dalam pengajaran yang benar.

 

Kenapa dingin dan tidak setia serta berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan dan dalam Firman pengajaran yang benar? Karena Firman pengajaran yang benar belum mendarah daging. Memang sudah sekian lama dia berada dalam Firman pengajaran tetapi belum mendarah daging, belum menjadi pengalaman hidup sehingga masih bisa diterpa oleh angin pengajaran palsu. Kalau sudah menjadi pengalaman hidup, sudah mendarah daging, biar mau digoda, dipaksa, diancam tidak mau dia.

 

Supaya Firman pengajaran itu mendarah daging maka kita harus menerima penyuciannya. Kalau sekedar dengar, ada dalam penggembalaan tetapi tidak disucikan maka gampang kena angin pengajaran palsu sehingga dingin rohani. Dalam Yohanes 10:24-36 menunjukan penyucian dan pembaharuan panca indera. 5 indera ini yang harus disucikan dan dibaharui sehingga kita bisa kuat dan teguh dalam pengajaran ini, tidak dingin dan tetap teguh sehingga tidak bisa diselewengkan.

 

1.      Ayat 24 Penyucian dan pembaharuan kulit

2.      Ayat 27 penyucian dan pembaharuan telinga

3.      Ayat 32 penyucian dan pembaharuan mata

4.      Ayat 35-36 penyucian dan pembaharuan mulut

5.      Ayat 31 penyucian dan pembaharuan hidung

 

Kita bahas poin pertama.

Yohanes 10:24

10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."

 

Ini kulit atau perasaan. Yang disucikan dari perasaan adalah perasaan bimbang. Sudah sekian tahun dalam pengajaran tetapi masih bimbang. Kenapa masih dengar yang lain? Karena masih bimbang, belum kuat teguh hati. Jangan ragu-ragu.

 

Murid-murid Yesus sejak pemecahan roti sampai Yesus bangkit, masih saja bimbang dan tidak percaya. Sampai Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka.

Markus 16:14

16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

 

4 kali Yesus memberitahukan tentang kematian dan kebangkitanNya, Firman sudah diulang-ulang masih juga bimbang dan tidak percaya. Makanya penting Firman diulang-ulang, jangan bosan, karena perasaan bimbang ini seringkali ada dalam diri gereja Tuhan. Murid-murid yang sudah dipakai saja masih bimbang.

 

Seringkali hamba Tuhan dan pelayan Tuhan bimbang dalam 3 hal.

1.      Bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar. Seperti murid-murid yang bimbang apakah Yesus bangkit. Padahal sudah 4 kali Yesus katakan Aku akan mati dan 3 hari kemudian bangkit. Bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar karena mendengar suara asing, yaitu:

a)      Ajaran yang lain yang berbeda dari yang kita terima. Makanya jangan dengar, jangan beri kesempatan 1 kalipun mendengar, nanti bimbang.

b)      Gosip-gosip terutama gosip terhadap gembala. Akhirnya menjadi bimbang.

c)      Suara dagingnya sendiri.

 

Contoh orang yang bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar.

Bilangan 13:27-28,32

13:27 Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.

13:28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.

13:32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.

 

Di ayat 27 mereka tahu pengajaran sebab Tuhan sudah berfirman kepada Musa dan diteruskan kepada orang Israel. Tetapi karena dipengaruhi suara daging, mereka membawa kabar busuk dan banyak yang dikorbankan. Sampai Tuhan berkata yang 20 tahun ke atas yang keluar dari Mesir tidak boleh masuk Kanaan. Hanya Yosua dan Kaleb yang masuk, betapa banyak yang dikorbankan.

 

Perkataan “hanya” itu suara daging. Jangan dengar suara daging, harus kita matikan. Yang mau kita dengar hanya Firman pengajaran yang benar. Makanya Firman pengajaran yang benar disebut bunyi sangkakala yang kian lama kian keras supaya telinga kita tidak lagi mendengar suara yang lain, hanya Firman pengajaran yang benar supaya tidak bimbang.

 

Kalau Firman pengajaran yang benar sudah ditambah dengan suara daging apalagi ditambah ajaran lain, sudah menjadi kabar busuk. Kita mau saksi apa kalau suara daging kita terlalu menonjol! Nanti orang bilang “kamu pengajaran, kamu kabar mempelai, bicara nikah tetapi nikah sendiri busuk! Akibatnya sekalipun orang Israel sudah melihat buah dari tanah Kanaan tetapi tidak mau masuk ke sana karena mendengar kabar busuk ini, bahkan mereka mau kembali ke Mesir.

Bilangan 14:1-4

14:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.

14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!

14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"

14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."

 

Kalau sudah ditambah suara daging, Firman pengajaran itu dianggap sesuatu yang menakutkan, mengerikan, hanya menyusahkan, akhirnya tidak mau masuk dalam kegerakan rohani, dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus. Malah mau kembali ke Mesir, kembali diperbudak oleh dosa dan dunia. Ini bahayanya kalau sudah bimbang dan mendengar suara asing.  

 

Contoh kedua murid-murid, mereka lebih mendengar suara Petrus dari pada suara panggilan Tuhan.

Yohanes 21:1-3

21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.

21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.

21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

 

Mereka semua sudah tahu suara panggilan Tuhan kepada mereka sudah Tuhan panggil dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Tetapi begitu mendengar suara senior, yang lebih tua yaitu Petrus maka suara panggilan Tuhan diabaikan. Waktu ada Yesus semua tersedia, sekarang Yesus sudah mati. Mereka sudah lupa Yesus berkata bahwa Dia akan bangkit.

 

Ini pelajaran bagi kita, kadangkala bahkan sering hamba Tuhan, pelayan Tuhan, anak Tuhan bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar karena mendengar suara daging dan ditambah dengan suara hamba Tuhan tua atau senior. Kalau hamba Tuhan itu dianggap senior, apapun yang dia bilang langsung iya. Harus diperiksa dulu benar atau tidak, jangan langsung iya. Kalau hamba Tuhan muda dipandang sebelah mata! Apalagi kalau pendeta masih merintis masih di akar-akar. Makanya dalam Ibrani 2 ayat 1 teliti dulu mendengar, jangan hanya lihat seniornya.

 

Coba kalau Yohanes yang paling muda yang ajak mereka, paling tidak ada yang mau ikut. Tetapi karena yang tua yang bicara mereka iya-iya saja. Karena apa? Takut nanti jemaat keluar pindah kepada hamba Tuhan senior. Sehingga tidak murni lagi datang fellowship. Walaupun sudah ada yang salah dilihat tetapi tetap iya-iya. Ini yang ngeri di akhir zaman ini.

 

Saya sejak masih pengerja dan masih merintis, ketika saya temukan ada sesuatu yang bertentangan saya langsung tanya. Saya tidak langsung iya. Sekalipun kepada orang tua saya, saya bertanya kenapa begini? Begitu dijelaskan itu kebijakan beliau, saya terima. Terakhir waktu sebelum papa meninggal, sampai papa bilang kebijakan saya tidak bisa diterapkan di tempat yang lain, kebijakan tempat lain juga tidak bisa diterapkan di sini, masing-masing punya kebijakan. Saya langsung garis bawahi kalau begitu kebijakannya papa tidak bisa diterapkan di Tonusu, kebijakan di Tonusu tidak bisa diterapkan di Tentena. Kami langsung bersalaman. Kalau ada kita temukan sesuatu yang lain ayo kita bicarakan baik-baik. Saya rasa orang tua yang senior itupun akan menerima juga kalau kita bicara baik-baik, jangan main belakang! Bukan berarti saya katakan di sini kebijakannya papa salah, saya cuma bilang kalau ada yang tidak sama mari kita bicarakan, jangan ditelan mentah-mentah dan langsung diterapkan di sidang yang dia layani. Kebijakan di tempat pelayanan guru saya kalau saya langsung terapkan di Tonusu tidak akan bisa, harus sesuai kondisi tempat masing-masing.

 

Petrus di sini salah, dia suruh mereka semua menjadi penjala ikan. Kalau sudah bimbang dan lebih mendengar suara yang tua dan senior sekalipun salah, akibatnya tidak akan menangkap apa-apa.

Yohanes 21:3

21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

 

Arti tidak menangkap apa-apa:

Filipi 3:12-13

3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

 

Yang dimaksud oleh Paulus ini menangkap kesempurnaan, Paulus rindu untuk sempurna. Tidak menangkap apa-apa di sini artinya tidak bisa sempurna, tidak bisa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Makanya perhatikanlah apa yang kita dengar. Jangan karena lihat dia tua, lebih senior lalu langsung kita telan mentah-mentah. Harus teliti, kalau sudah bertentangan dengan apa yang kita terima dari pendahulu, apa yang tertulis dalam Alkitab, kita harus berani “itu salah om, itu tidak sesuai om”. Jangan berpikir karena dia senior, dari pada nanti saya digencet dari pelayananku, dari pada nanti tidak dilayani ibadah natalku atau ibadah paskahku yah terima saja.

 

Contoh ketiga adalah Euthikus yang duduk di jendela, satu telinga mendengar suara Paulus itu ajaran yang benar, satu telinga mendengar suara di luar, ajaran yang lain. Satu saja yang kita dengar yaitu pengajaran yang benar, jangan dengar yang di luar. Bimbang bisa timbul karena duduk di jendela. Artinya:

a)      Tidak sopan, tidak menghargai pada saat-saat pemberitaan Firman. Makanya gampang bimbang.

b)      Kalau tidak menghargai saat-saat pemberitaan Firman pasti tidak bisa merendah, dia tetap mempertahankan dosanya, mempertahankan gengsinya, mempertahankan harga dirinya. Merendah itu bukan sekedar kita duduk. Duduk itu masih bisa jatuh. Merendah itu sampai tiarap di tanah. Kalau sudah tiarap tidak bisa diapa-apakan lagi, tinggal berguling-guling saja. Betul-betul sikap kita terhadap Firman harus kita terima dengan suatu kerendahan hati. Kalau kita salah yah mengaku kita salah dan minta ampun pada sesama dan kepada Tuhan.

 

2.      Bimbang terhadap kuasa Tuhan karena menghadapi angin dan gelombang pencobaan atau masalah, sehingga mulai mengharap orang lain dan kekuatan yang ada di dunia ini, sampai kecewa, putus asa dan pasti tenggelam. Kalau sudah bimbang terhadap kuasa Tuhan bisa tenggelam, cari jalan keluar sendiri di luar Firman itu sudah tenggelam. Banyak kali kita diterpa oleh angin dan gelombang. Jangan bimbang, tetap berharap pada kuasa Tuhan.

 

Sebagai contoh kehidupan yang bimbang terhadap kuasa Tuhan ketika menghadapi angin dan gelombang yaitu Petrus. Dia lihat Yesus berjalan di atas air “kalau itu Engkau Tuhan, suruhlah aku berjalan mendapatkan Engkau”. Yesus katakan marilah dan dia berjalan di atas air, tidak tenggelam. Begitu merasakan tiupan angin dia bimbang dan tenggelam. Syukurlah waktu hampir tenggelam dia langsung berseru “Yesus”.

Matius 14:29-30

14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

 

3.      Bimbang untuk hidup benar dan suci ketika menghadapi godaan dosa, paksaan bahkan ancaman. Dosa itu sifatnya menggoda, membujuk kemudian memaksa dan mengancam. Kalau saya tidak lakukan ini nanti saya kehilangan pelanggan. Kalau saya lakukan Firman nanti pelanggan lari. Tetap kita harus kuat dan teguh hati, jangan bimbang.

 

Contohnya Herodes, bimbang untuk hidup benar dan suci saat menghadapi godaan dosa.

Markus 6:17-20

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,

6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

 

Kalau dia dengar kebenaran menunjuk dosa dia tahu itu benar. Tetapi karena suara dagingnya lebih enak dan nikmat berbuat dosa maka dia ikuti itu.

 

Kalau sudah bimbang pasti di satu titik dia akan pilih yang salah. Akibatnya:

Yakobus 1:6-8

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

 

1.      Tidak tenang hidupnya, tidak damai sejahtera. Kalau kita sudah tahu itu dosa, tetapi karena kita bimbang kita lakukan dosa, tidak akan pernah tenang! Kita tahu itu ajaran lain, tetapi karena bimbang sehingga buka diri mendengar ajaran itu, pasti tidak akan tenang, tidak damai.

 

2.      Tidak mendapat apa-apa dari Tuhan, kosong dari pribadi Tuhan. Sama dengan tidak ada pembukaan rahasia Firman lagi. Kalau dia gembala, Tuhan tidak percaya pembukaan rahasia Firman. Kalau dia sidang jemaat tidak mengerti pembukaan rahasia Firman, berkali-kali diulangpun dia tidak mengerti, tidak bisa menikmati lagi pembukaan rahasia Firman.

 

3.      Kalau sudah bimbang pasti tenggelam. Mulai yang jasmani tenggelam, merosot. Terutama yang rohani, kerohaniannya tenggelam, kesucian mulai merosot, penyembahannya merosot, ibadahnya merosot terus menerus sampai tenggelam di dalam lautan api dan belarang di neraka. Dari 8 dosa yang langsung membawa tenggelam di neraka salah satunya adalah bimbang atau tidak percaya.

Wahyu 21:8

21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Indra pertama yang mau disucikan ini adalah kulit atau perasaan, perasaan bimbang. Karena sungkan kepada sesama jadi menolak kebenaran. Sama manusia kenapa kita sungkan, kepada Tuhan tidak sungkan, nanti tenggelam dalam lautan api dan belerang. Hati yang bimbang ini harus disucikan, ditusuk oleh Firman pengajaran yang benar, Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2. Memang sakit!

 

Dalam pidato perpisahannya Yosua berkata kepada orang Israel “sekarang kamu pilih mau beribadah kepada Tuhan atau beribadah kepada berhala Ilah nenek moyangmu di seberang sungai Efrat, aku dan keluargaku akan beribadah kepada Tuhan dengan tulus ikhlas. Sekarang kita pilih mau Tuhan atau yang lain, mau pengajaran yang benar atau yang lain. Mau kuasa Tuhan atau berharap kuasa lain di dunia. Mau hidup benar dan suci atau mau melakukan dosa. Biarlah hati kita ditusuk oleh pedang Firman sehingga bisa membedakan mana yang baik mana yang salah, mana yang benar mana yang salah.

 

Perasaan hati yang bimbang disucikan dan diubahkan menjadi hati yang kuat teguh hati. Ini harus ada pada kita. Sebagai contoh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Daniel 3:16-19

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;

3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

19 Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.

 

Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah orang-orang buangan yang mendapat kedudukan di kerajaan Babel bersama Daniel. Orang buangan tetapi bisa punya kedudukan. Kalau kita pikir secara logika, karena raja Nebukadnezar sudah mengangkat mereka, apa yang diperintahkan raja yah ikut saja, harus tahu balas budi. Tetapi di sini perintah raja untuk menyembah patung tidak mau mereka ikuti. Sekalipun hidup mereka sudah ditolong raja, raja punya andil besar dalam hidup mereka. Sekalipun orang itu sudah menolong hidup kita, kalau masalah kebenaran tetap kita pilih yang benar. Budi dibalas budi, jangan kebenaran kita korbankan dengan alasan balas budi!

 

Kalau orang lihat Sadrakh, Mesakh dan Abednego ini tidak tahu diri, sudah diangkat jadi pejabat di kerajaan Babel tetapi tidak mau menyembah patung raja. Tetapi mereka lebih memilih kebenaran Allah dari pada memilih yang tidak benar.

 

Ini Sadrakh, Mesakh dan Abednego kuat teguh hati menghadapi ajaran palsu, penyembahan palsu dan pencobaan. Api yang dipanaskan 7 kali lipat itu pencobaan yang dahsyat. Mereka kuat teguh hati tetap pilih kebenaran, ditolong atau tidak ditolong mereka tetap menyembah Tuhan.

Daniel 3:18

3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

 

Tuhan pasti menolong, tidak mungkin Tuhan tidak menolong kita. Mari kita belajar, saya belajar juga menjadi kuat dan teguh hati.

 

Hasilnya kalau kita kuat teguh hati:

Daniel 3:24-25

3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"

3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

 

Ada seorang seperti rupa anak dewa menyertai Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Bagi kita sekarang ada Roh Kudus menyertai kita. Kita mempertahankan yang benar maka kita disertai Roh Kudus. Penyertaan Roh Kudus itu lebih dari segalanya. Kenapa kita mau takut dan sungkan kepada manusia! Makanya saya tidak ragu sebab ada Roh Kudus menyertai, itu lebih dari 1 juta orang.

 

Kegunaan Roh Kudus:

1.      Menguatkan dan menghibur kita saat menghadapi pencobaan. Menghadapi dapur api yang dipanaskan 7 kali lipat, prajurit yang kuat yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego kena panasnya saja sudah mati. Tetapi mereka tetap kuat dan teguh hati sebab Roh Kudus menguatkan mereka. Kalau sekarang saja kita tidak ada batas ketegasan soal kebenaran, nanti saat diperhadapkan masa pra aniaya tidak tahu bagaimana nasib kita. Sekarang ini sudah harus tunjukan ketegasan kita soal kebenaran sebab di depan ada masa pra aniaya. Begitu masa pra aniaya harus lebih tegas lagi, Roh Kudus semakin menguatkan kita. Dalam masa pra aniaya tekanan-tekanannya lebih besar. Sekarang belum ada tekanan dari pemerintah, tetapi satu saat akan ada tekanan dari pemerintah. Kalau kita tidak tegas bisa saja ikut maunya, habis kita! Masa praaniaya itu masa penyucian terakhir. Jangan sampai justru pada masa penyucian terakhir, kita malah ketinggalan. 

 

2.      Menolong dan menyelesaikan masalah kita sampai masalah yang mustahil sekalipun.

Daniel 3:26-27

3:26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.

3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka.

 

Di dalam api yang dipanaskan 7 kali lipat mereka tidak terbakar, itukan mustahil. Tetapi Roh Kudus bisa mengerjakan semuanya. Jangan takut ditinggal, kalau kebenaran kita pertahankan ada Roh Kudus yang menyertai dan menolong. Memang masalah yang kita hadapi akan semakin hebat, karena mempertahankan kebenaran masalahnya akan lebih besar lagi sampai mungkin sudah mustahil. Di situlah ujian iman kita. Mau menyerah pada keadaan atau menyerah pada Tuhan. Kalau menyerah kepada Tuhan maka Tuhan sertai sampai yang mustahil sekalipun Tuhan mampu menyelesaikan.

 

3.      Daniel 3:28

3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.

 

Raja Nebukadnezar bisa memuliakan Allah. Berarti Roh Kudus menjadikan kita sebagai kesaksian sehingga Firman pengajaran yang benar dimuliakan oleh orang yang di luar pengajaran. Jadi kita bukan semakin dihina, justru orang di luar pengajaran melihat ketegasan kita mereka bisa memuliakan pengajaran. Itulah kegunaan Roh Kudus! Jangan pakai pikiran daging kita, nanti ditolak, nanti undangan kita tidak ada yang datang, pasti ada yang datang! Kalau itu kebenaran, biar kita tidak datang kepada mereka, kita undang mereka kalau Roh Kudus yang bekerja mereka pasti datang, pengajaran dipermuliakan.

 

Hati dan perasaan daging yang bimbang itu yang harus dipangkas dan ditusuk oleh Firman pengajaran. Nebukadnezar sampai memuliakan, orang yang menekan, menista dan menghimpit justru berbalik mempermuliakan pengajaran. Betapa bahagianya kita kalau bersama dengan pengajaran ini, tidak ditinggal sendiri, Roh Kudus menyertai kita.

 

4.      Daniel 3:29

3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."

 

Roh Kudus meninggikan kita secara jasmani, terutama secara rohani. Tadinya kita dihina-hina, tetapi karena kita pertahankan kebenaran maka Roh Kudus yang bekerja dan kita ditinggikan. Siapa yang bisa menjatuhkan kalau Tuhan yang meninggikan. Ditinggikan secara jasmani, terutama ditinggikan secara rohani. Semakin disucikan, semakin diubahkan, semakin dipakai Tuhan, itu ditinggikan. Memang hari-hari terakhir ini tantangan yang saya hadapi luar biasa. Tetapi kalau kebenaran yang saya pertahankan tidak apa-apa, saya yakin akan semakin ditinggikan Tuhan. Dan jemaat yang Tuhan percayakan untuk saya gembalakan juga ditinggikan, semakin dipakai oleh Tuhan. Sampai ketika Yesus datang kembali kita ditinggikan diangkat ke awan-awan menyambut Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dan kita masuk dalam kemuliaan Tuhan yang kekal.

 

Sore ini biarlah perasaan hati kita, kulit ini biar disucikan oleh Tuhan. Jangan lagi bimbang soal pengajaran, jangan lagi bimbang terhadap kuasa Tuhan saat menghadapi pencobaan, jangan bimbang untuk hidup benar dan suci saat menghadapi godaan, paksaan dan ancaman untuk berbuat dosa. Pertahankan kebenaran maka ada Roh Kudus roh kebenaran menyertai kita sekalian.

 Tuhan memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com



JADWAL IBADAH

Rabu            Ibadah Pendalaman Alkitab dan

Perjamuan Suci → Pk. 17.00

Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30

Minggu :         Ibadah Raya → Pk. 10.00

            Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 16.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar