20230215

Kebaktian PA Imamat, Rabu 15 Februari 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita mau memandang cermin Firman Tuhan untuk melihat keadaan kita yang begitu banyak ditandai kelemahan dan kekurangan. Tetapi bukan untuk kita pertahankan namun untuk kita disucikan, diubahkan sampai disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Imamat 25:55

25:55 Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu."

 

Status bangsa Israel yang telah ditebus dari rumah perbudakan di Mesir adalah hamba-hamba Tuhan. Ini juga status kita yang sudah ditebus oleh Tuhan dari perbudakan dan perhambaan dosa, adalah hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan atau imam dan raja. Ini status yang harus kita pahami sungguh-sungguh. Kita ini hamba Tuhan berarti yang harus kita kerjakan adalah mengikuti selera Tuhan, kehendak Tuhan. Bukan menuruti kehendak daging kita sendiri.

 

Sebagai hamba Tuhan dan pelayan Tuhan atau imam dan raja, tentu ada tugasnya. Apa tugasnya?

I Petrus 2:9-10,5

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

 

Tugas imam dan raja adalah membangun rumah rohani = masuk atau aktif di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

Zakharia 6:12-13,15

6:12 katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN. 

6:13 Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.

6:15 Orang-orang dari jauh akan datang untuk turut membangun bait TUHAN; maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu. Dan hal ini akan terjadi, apabila kamu dengan baik-baik mendengarkan suara TUHAN Allahmu."

 

Ada orang yang bernama Tunas, dia yang akan mendirikan Bait Tuhan. Orang bernama Tunas itulah Yesus. Yesuslah yang mampu mendirikan Bait Tuhan, kalau sekarang bicara Tubuh Kristus. Yesus bisa kerjakan sendiri, tetapi manusia diikut sertakan, terutama kita bangsa kafir. Ini merupakan kemurahan Tuhan, anugerah Tuhan yang besar bagi kita kalau kita bisa dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Apalgi kita ini bangsa kafir, bangsa yang jauh tetapi diikut sertakan.

 

Bayangkan, Dia bisa membangun sendiri tanpa bantuan siapa-siapa, tetapi Dia mengikut sertakan kita. Dan untuk mengikut sertakan kita, Yesus harus membayar dengan mahal yaitu dengan darahNya sendiri. Inilah anugerah Tuhan yang besar.

I Korintus 7:22-23

7:22 Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya.

7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.

 

Jadi, harga pelayanan pembangunan Tubuh Kristus itu seharga Korban Kristus, mahal! Jangan kita permainkan. Kita bisa melayani hanya karena Korban Kristus. Makanya kita harus melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita itu bangsa yang jauh, untuk melayani Tuhan harus datang mendekat dulu. Karena Korban Kristus kita yang jauh menjadi dekat dan dilayakkan untuk melayani Tuhan, dilibatkan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus untuk kelak bisa menjadi satu dengan Israel asli.

Efesus 2:13-16

2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 

2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

 

Sebab itu junjunglah tinggi-tinggi, hargai tinggi-tinggi pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, apapun yang dipercayakan kepada kita, singer, pemain musik, pemimpin pujian, paduan suara, gembala, tua-tua, pembersih gereja, pendoa, penerima tamu, pelayan pundi, apapun pelayanan yang kita kerjakan itu karena Korban Kristus, kita hargai setinggi-tingginya, junjung tinggi. Jangan dipermainkan, kalau mau melayani, kalau tidak mood tidak melayani. Pelayanan itu seharga korban Kristus. Kalau tidak sungguh-sungguh dalam pelayanan, tidak tanggung jawab, tidak aktif dalam pelayanan, itu berhutang darah yang tidak bisa dilunasi oleh apapun, bahkan oleh darah kita sendiri sampai penghukuman api neraka! Kalau hukuman di dunia ini masih bisa amnesti, masih bisa grasi. Kalau hukuman di neraka tidak ada lagi amnesti dan grasi.

 

Karena kita diikutsertakan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus oleh karena kemurahan, maka kita harus melayani dalam sistem kemurahan, bukan sistem Taurat, bukan sistem diktator. Kita periksa bagaimana pelayanan kita yang sudah lewat, apakah sudah ada dalam sistem kemurahan? Kalau belum ayo segera beralih. Bagaimana praktek melayani dalam kemurahan Tuhan?

1.      Titus 3:4-5

3:4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,

3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

 

Praktek pertama mengalami kelahiran baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Syaratnya bertobat mati terhadap dosa. Jadi melayani dalam sistem kemurahan itu berarti dalam tanda pertobatan. Pelaksanaan baptisan air harus benar, seperti Yesus begitu juga kita dibaptis. Dalam meterai Allah Tritunggal yang benar dan jelas. Juga dilayani oleh hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Jadi baptisan air itu bukan hanya sekedar pelaksanaan, tetapi harus ada bukti nyata kita ini sungguh-sungguh sudah lahir baru. Contohnya ada ibu melahirkan, bukan hanya berita “seorang ibu melahirkan bayi 4,5kg” tetapi harus ada bukti nyata ada bayi dilahirkan. Sehebat apapun pelayanan kita kalau tidak ada bukti nyata lahir baru, itu tidak berkenan kepada Tuhan. Pelayanannya nanti hanya seperti Nikodemus, guru agama, pengajar Israel, tetapi tidak mengerti soal lahir baru. Kalau tidak ada bukti nyata lahir baru, jangankan masuk kerajaan sorga, melihat sajapun tidak bisa.

Yohanes 3:3-4,10

3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?

 

Dia hebat melayani, seorang pengajar dan pemimpin tetapi tidak ada bukti nyata lahir baru. Kalau tidak ada bukti lahir baru, pelayanannya hanya memakai kekuatan daging, logika sehingga tidak berkenan kepada Tuhan, jauh dari kerajaan sorga. Oh saya sudah dibaptis belasan tahun yang lalu, saya dipenuhkan Roh Kudus sekian tahun yang lalu. Tetapi harus ada bukti nyata. Bisa saja berbahasa Roh tetapi ternyata burung merpati Roh Kudusnya sudah tidak ada, yang ada hanya tahi burung merpati!

Kita lihat dulu bukti nyatanya, apa bukti nyata sudah mengalami kelahiran baru?

Yohanes 3:6-8

3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

 

Buktinya menjadi pelayan Tuhan seperti angin. Kita periksa apakah sudah menjadi pelayan Tuhan seperti angin atau belum. Pasangannya adalah api.

Mazmur 104:4

104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

 

Kalau digabung, bukti nyata menjadi pelayan Tuhan yang mengalami kelahiran baru adalah menjadi pelayan Tuhan seperti angin dan api.

 

Tanda-tanda pelayan Tuhan seperti angin:

a)      Hampa seperti angin, mengosongkan diri seperti Yesus.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Arti mengosongkan diri seperti Yesus:

1)      Ada tetapi merasa tidak punya = tidak mengandalkan segala sesuatu yang ada pada diri kita atau yang ada pada dunia ini, tetapi hanya mengandalkan Tuhan. Mungkin kita punya gelar, ijazah, punya keahlian secara jasmani, tetapi dalam pelayanan tidak mengandalkan itu, hanya mengandalkan Tuhan.

 

Yesus yang punya sorga, tetapi Dia mengambil rupa sebagai hamba, tinggalkan semua, turun ke dunia untuk melayani kita. Saya pernah salah dalam pelayanan karena merasa ada dan bisa. Waktu pertama kali menjadi tim musik di Malang, saya merasa punya keahlian dibandingkan pemain bass yang lain. Dikasih tugas sama pemimpin musik supaya ada buku psallo dan dicatat kunci-kuncinya. Saya pikir tidak usah ditulis, karena merasa bisa, nanti pakai feeling saja. Begitu dapat jadwal main musik hanya 1bulan sekali itupun di ibadah sekolah minggu. Begitu dapat jadwal bermain dalam ibadah doa malah ditegur pemain drum karena hanya pakai feeling, tidak pakai buku, jadinya tidak masuk. Akhirnya setelah merendah, jangan begitu, harus belajar, semakin meningkat pemakaian Tuhan, dipercaya iringi koor di kaum muda. Lalu meningkat main musik di ibadah pendalaman Alkitab, main musik di ibadah raya sampai main musik dalam ibadah persekutuan KKR. Kemudian saya sempat kursus musik, dari situ belajar jangan merasa hebat. Belajar supaya bisa harmonis dengan musik yang lain, belajar untuk bisa mengendalikan ego, jangan mau menonjol sendiri.

 

2)      Tidak menuntut hak di dalam pelayanan. Tidak punya hak, doulos hanya melakukan kewajiban. Jangan menuntut hak harus dipuji, harus dihormati, tetapi hanya melakukan kewajiban. Apa kewajiban hamba Tuhan? Memuliakan Tuhan dalam segala hal. Kadang di gereja masih memuliakan Tuhan, tetapi keluar gereja baru di jalan sudah tidak memuliakan Tuhan. Di rumah, dipekerjaan sudah tidak memuliakan Tuhan.

Lukas 17:7-10

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

 

Lukas 17:10 (Terjemahan Lama)

17:10 Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang yang wajib atas kami."

 

Hanya lakukan kewajiban, tidak menuntut. Manusia mungkin tidak menghormati dan menghargai, tidak apa-apa, yang penting Bapa di sorga menghormati.

Yohanes 12:26

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

 

Stefanus dihadapkan di mahkama agama, kemudian mendapat perlakuan yang tidak baik. Dia lihat di atas Anak Allah berdiri tanda penghormatan. Sikap berdiri itu tanda penghormatan. Tidak perlu mencari hormat dari manusia. Biarlah kita melayani Tuhan hanya melakukan kewajiban. Ini kewajiban kita:

Yesaya 49:3

49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."

 

Kewajiban kita memuliakan Tuhan di dalam segala hal. Yesus tidak menuntut hak, malah mengorbankan hakNya untuk hidup, itu hak paling asasi. Kita juga harus meneladani Yesus. Hak kita korbankan untuk melakukan kewajiban kita.

 

Kalau andalkan kekuatan daging untuk sesaat kita kelihatan hebat melayani. Kalau daging yang dikedepankan nanti mulai menurun-menurun. Semakin tua semakin merosot, semakin kurang tenaganya, semakin merosot juga dalam pelayanan. Tetapi kalau mengandalkan Tuhan, semakin tua, semakin gemuk, segar dan berbuah, semakin dipakai.

 

b)      Taat dengar-dengaran apapun resikonya sampai daging tidak bersuara. Kadang taat tetapi daging masih bersuara. Memang tidak dia tunjukan lewat ekspresinya tetapi di dalam hatinya masih bersuara. Sudah seharusnya kita matikan suara-suara daging ini, bukan mau kita turuti. Kalau kami hamba Tuhan mau menuruti suara daging, khotbah seminggu sekali saja, setelah itu 6 hari bisa refreshing, bisa santai. Tetapi tidak begitu, matikan suara daging. Khotbah setiap hari, lalu setelah khotbah menaikan doa penyahutan. Kalau ikut suara daging ngapain berdoa, apalagi sampai berpuasa. Tetapi kita matikan suara-suara daging kita.

 

c)      Angin tidak bisa dihalangi oleh apapun dan tidak bisa terhalang oleh apapun. Seperti Yesus setelah bangkit, murid-murid berada dalam rumah dengan pintu tertutup, tetapi Yesus bisa masuk ke sana. Kalau sedikit-sedikit terhalang berarti bukan angin, itu berarti benda padat, airpun masih bisa dibendung, kalau angin lewat pori-poripun bisa masuk.

 

Kalau pelayanan kita seperti angin maka kita bisa membawa bau harum Kristus ke manapun kita berada.

II Korintus 2:14-15

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

 

Nanti ke Wawondula bawa bau harum. Bulan depan mau ke Malang bawa bau harum. Jangan kita datang di manapun orang lain menghindar karena bau busuk.

Artinya membawa bau harum:

a)      Bisa menjadi kesaksian tentang Yesus sebagai Juruselamat kepada orang-orang yang belum percaya Yesus,. Kesaksian itu lewat perkataan dan juga lewat tingkah laku perbuatan kita hidup sehari-hari. Orang di luar Kristen melihat orang Kristus itu baik-baik, jujur, gampang diatur. Jangan malah sebaliknya! Jangan ambil pegawai orang Kristen, tidak jujur! Bawalah bau harum kepada orang yang belum percaya Yesus untuk mereka bisa selamat, bisa percaya Yesus dan diselamatkan. Jadilah kesaksian di mana-mana. Kita ini hidup bermasyarakat, bukan orang Kristen sendiri saja, ada juga yang beragama lain. Di manapun kita berada bawa bau harum. Apa lagi kalau pendeta, masa pendeta terobos lampu merah.

 

b)      Bisa menjadi kesaksian tentang Kabar Mempelai, tentang Firman pengajaran yang benar kepada orang-orang yang sudah selamat supaya mereka mau disucikan dan kelak disempurnakan. Kita sudah dalam pengajaran, kadang bangga dengan logonya Kabar Mempelai, tetapi tidak ada kesaksian.

 

Ayo ada kesaksian lewat perkataan dan juga lewat perbuatan perilaku hidup sehari-hari sehingga orang tidak alergi dengan Kabar Mempelai ini. Mereka lihat orang pengajaran bagus-bagus perilakunya, bagus-bagus tutur katanya sehingga tertarik mau mengenal pengajaran ini. Jangan seperti dalam kitab Yeshezkiel, sudah makan rumput malah diinjak-injak rumput yang baik sehingga domba-domba lain sudah tidak bisa makan. Minum air yang jernih setelah itu dia keruhkan dengan kakinya. Jangan kita seperti itu.

 

Kalau bisa membawa bau harum Kristus ke mana-mana, pasti bisa membawa kesejukan di manapun kita berada. Di dalam nikah membawa kesejukan, dalam nikah tenang dan damai. Di pekerjaan dia keluar membawa kesejukan, kalau ada yang ribut dia menjadi penengah di situ, pendamai. Dalam penggembalaan membawa kesejukan. Jangan sampai di manapun kita berada bawa angin badai. Terutama saya sebagai hamba Tuhan, dimanapun berada bawa kesejukan, bawa damai. Bukan jadi provokator, provokasi sana sini.

 

Setelah ibadah persekutuan Tubuh Kristus saya tanya kepada Pdt. Widjaja “boleh saya dengan isteri datang mau berbicara?” dijawab “silahkan”. Ditunggulah kami di kamar, kami datang berempat bersama anak-anak. Ditanya Pdt. Widjaja “ada masalah apa pak Handri?”. Saya jawab “tidak om, mau minta didoakan”.  Setelah didoakan seperti dicash kembali. Bukan mau melapor-lapor hanya mau didoakan. Kapasitas saya sebagai hamba Tuhan, saya tahu saya ini angin membawa kesejukan, bukan membawa huru hara.

 

Kalau kita seperti ini tidak ada yang bisa menghalangi pelayanan kita. Siapapun mau menghambat kita tidak akan bisa, pekerjaan Tuhan pasti jalan terus. Angin itu pasti dibutuhkan. Kalau tidak ada angin yah kipas-kipas. Mungkin sekarang dicaci maki dikucilkan, tetapi jadi angin, nanti dibutuh. Nak pulang nak, mama butuh, papa butuh.

 

Tanda-tanda pelayan Tuhan seperti api:

a)      Pelayan Tuhan yang suci sebab mau disucikan oleh api Tuhan, yaitu:

1)      Api Firman. Di atas roti di meja roti sajian ada dupa yang dibakar. Lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci seperti sore ini kita disucikan oleh api Firman.

2)      Api Roh Kudus. Pelita emas ada apinya. Lewat ketekunan dalam ibadah raya kita disucikan oleh api Roh Kudus.

3)      Api kasih. Di atas mezbah dupa emas ada ukupan yang dibakar. Kita disucikan oleh api kasih lewat ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.  

 

b)      Api ketemu api tidak mungkin hancur. Semakin disucikan semakin berkobar-kobar, semakin besar nyalanya. Pasti semakin berkobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir, ini tanda kedua.

Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

Usia semakin bertambah tetapi semakin disucikan maka semakin berkobar-kobar. Malulah kaum muda yang masih kuat-kuat, jangan sampai orang tua lebih berkobar-kobar sementara kaum muda berkoar-koar. Yang muda ayo ada tenaga untuk melayani. Orang tua sudah datang setengah jam atau 15 menit sebelum ibadah. Seharusnya kaum muda 1 jam sebelum ibadah. Hati-hati kalau tidak berkobar-kobar di dalam pelayanan.

Roma 1:27

1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

 

Tidak menyala-nyala dalam pelayanan maka menyala-nyala di dalam kenajisan, sampai terjadi penyimpangan seks, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan. Setan itu memodifikasi seks untuk memuaskan hasrat manusia yang tidak bernyala-nyala di dalam Tuhan. Bahaya kalau sudah tidak menyala-nyala dalam pelayanan. Suami isteri harus saling mengingatkan. Kalau isteri tidak bernyala-nyala dalam pelayanan suami ingatkan. Isteri tidak bernyala-nyala dalam pelayanan suami ingatkan. Bahaya, bisa menyala-nyala dalam kenajisan. Suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar. Yang pertama ditegur adalah laki-laki sebab kenyataannya seperti itu. Di dalam sidang manapun yang lebih menyala-nyala dalam pelayanan itu kaum wanita dari pada kaum pria. Ibu-ibu lebih banyak aktif di dalam gereja dari pada bapak-bapaknya. Tetapi di sini kita semua berkobar-kobar.

 

Orang tua juga, kalau anak-anak sudah tidak menyala-nyala dalam pelayanan, jangan dianggap biasa! Apapun alasannya ayo semangat melayani. Besok mau ulangan, nanti pulang ibadah baru belajar. Ayo disemangati. Kadangkala juga kekeliruan kita orang tua, anak-anak aktif melayani malah orang tua yang larang-larang. Tidak usah, jangan cuma ngana-ngana terus! Malah harus didorong, ayo lebih semangat lagi. Papa mama, saya mau ikut KKR” jangan dihalangi, ayo boyongan 1 keluarga. Sebab ini berbahaya, kalau tidak menyala-nyala dalam pelayanan, akan menyala-nyala dalam kenajisan dan bisa juga menyala-nyala dalam kebencian.

Kisah Para Rasul 9:1

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

 

Ada lagi yang kelihatan semangat berapi-api melayani tetapi tidak mau mengalami penyucian. Itu api daging! Begitu kena Firman dia loyo. Kalau dipuji-puji dia semangat lagi, tetapi begitu kena Firman sudah tidak mau lagi melayani.

 

Pelayanan yang suci dan setia menyala-nyala itu bagaikan biji mata Tuhan. Pelayan Tuhan itu bagaikan angin dan bagaikan api. Mata Tuhan itu bagaikan api. Jadi pelayan Tuhan yang suci, setia, bernyala-nyala adalah biji mata Tuhan.

Wahyu 1:14

1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

 

Kalau ada orang yang suci, setia menyala-nyala melayani Tuhan lalu kita usik, berarti mengganggu biji mata Tuhan. Biji mata Tuhan dijaga, betul-betul dipelihara, dilindungi dengan hati-hati dan secara khusus oleh Tuhan.

Mazmur 17:8

17:8 Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu

 

Zakharia 2:7-8

2:7 Ayo, luputkanlah dirimu ke Sion, hai, penduduk Babel!

2:8 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu — sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya —:

 

Babel itu gereja palsu yang hidup dalam dosa, keluar dari situ, keluar dari dosa, biarlah kita hidup dalam kesucian. Lari dari Babel, pergi ke Sion. Tinggalkan kenajisan dan kejahatan, bersekutu dengan pengajaran yang benar. Semakin meningkat kesucian semakin menyala-nyala pelayanannya dan semakin meningkat penyembahannya maka kita menjadi biji mata Tuha nyang dilindungi secara khusus dan hati-hati. Mata ini tidak punya tulang, yang melindungi hanya kelopak mata itupun lembut, tetapi dipelihara Tuhan secara khusus. Sebutir pasirpun tidak dibiarkan masuk. Pasir itu bicara dosa. Dunia ini bagaikan padang gurun. Kita hidup di padang gurun dunia. Namanya padang gurun ada badai pasir di situ. Tetapi kita dilindungi secara khusus, sebutir pasirpun tidak dibiarkan masuk, dosa-dosa tidak dibiarkan masuk, pencobaan dan persoalan tidak menghancurkan kita. Bukan berarti tidak ada masalah dan pencobaan tetapi itu tidak membawa kita pada kehancuran. Semua diselesaikan oleh Tuhan pada waktunya.

 

2.      II Korintus 4:1

4:1  Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

 

Tidak tawar hati dalam ibadah pelayanan = hamba Tuhan yang kuat dan teguh hati. Artinya:

a)      Saat menghadapi masalah dan pencobaan tidak kecewa, tidak putus asa, apalagi tinggalkan ibadah pelayanan. Tuhan tahu dalam pelayanan ini kita akan diperhadapkan dengan banyak tantangan dan ujian, banyak persoalan. Sebab itu biarlah kita kuat teguh hati, tidak kecewa, tidak putus asa, tidak tinggalkan ibadah pelayanan. Jangan tinggalkan ibadah pelayanan sebab itu hak penuh untuk kita bisa masuk dalam kerajaan sorga, jangan kita lepaskan.

 

b)      Saat menghadapi ajaran palsu termasuk gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tetap pegang teguh Firman pengajaran yang benar yang sudah kita terima dari para pendahulu, tetap tergembala dengan benar, tetap tekuni persekutuan yang benar.

 

Sekarang ini semakin kencang angin pengajaran palsu berhembus mau menghancurkan kita. Kalau belajar tentang perjalanan rasul Paulus ke Roma, mereka menghadapi angin dari depan, ada angin sakal yang mau menghancurkan.

 

c)      Saat menghadapi godaan dosa, paksaan dosa, ancaman dosa, kita tetap hidup benar dan suci. Dosa itu sifatnya menggoda, memaksa dan mengancam, tetapi kita harus tetap hidup benar dan suci. Yusuf digoda oleh Istri Potifar dia tidak mau, ketika dipaksa dia tetap tidak mau malah dia lari, itu kuat dan teguh hati. Yusuf gambaran lemah sidang mempelai. Untuk kuat teguh hati memang tidak mampu dengan kekuatan ktia sendiri, hanya dengan kekuatan Roh Kudus.

 

Kalau sudah sempat jatuh dalam dosa bahkan puncaknya dosa apa yang harus kita lakukan? Buang dosanya, pelayanan dipertahankan. Jangan dibalik pelayanan dibuang, dosa dipertahankan. Segera berdamai, dosa-dosa diselesaikan. Jangan sampai kita menoleh ke belakang.

Lukas 9:62

9:62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

 

Mau melayani tetapi masih kembali kepada hidup lama, itu tidak layak untuk kerajaan Sorga! Lupakan apa yang di belakang. Paulus berkata aku lupakan apa yang ada di belakangku,  aku berlari untuk mengejar sampai mendapatkan kesempurnaan. Bukan yang di belakang ini mau kita ambil kembali. Kalau sempat terjadi ayo segera kembali, kembali melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dosanya dibuang, pelayannya dipertahankan. Tetapi ingat, jaga, jangan kembali dengan pura-pura! Itu seperti Yehuda, nanti diceraikan Tuhan.

Yeremia 3:8-10

3:8 Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal.

3:9 Dengan sundalnya yang sembrono itu maka ia mencemarkan negeri dan berzinah dengan menyembah batu dan kayu.

3:10 Juga dengan semuanya ini Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu, tidak kembali kepada-Ku dengan tulus hatinya, tetapi dengan pura-pura, demikianlah firman TUHAN."

 

Tuhan itu tidak bisa kita tipu. Kalau gembala mungkin bisa kita akali, tetapi Tuhan tidak bisa. Jangan pura-pura, kembalilah dengan tulus hati layani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dan sesudah kita melayani, berusahalah supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh. Jangan kembali lagi kepada dosa, itu roh Yudas. Maju mundur, maju mundur sampai mundur selamanya. Kalau sudah bertekad maju, maju terus sampai ke Yerusaelm Baru.

 

Yesus memanggil Yudas, Dia tidak pernah menyesali panggilannya. Tuhan tidak pernah menyesali panggilan dan pilihanNya.

Roma 11:29

11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

 

Harus makin teguh panggilan dan pilihannya supaya betul-betul kita punya hak penuh untuk masuk dalam kerajaan sorga. Memang banyak godaan, hidup lama yang dibelakang ini memang banyak menggoda.

II Petrus 1:10-11

1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

 

Saya dipanggil dipilih sebagai paduan suara, harus makin teguh. Sebagai gembala, sebagai gembala, sebagai singer, sebagai paduan suara, sebagai pemain musik, sebagai pendoa syafaat, harus makin teguh panggilan dan pilihan.

 

Dulu saya sebagai pengerja tidak berdoa supaya cepat-cepat jadi gembala. Saya hanya berdoa pertajam panggilan dan pilhanmu Tuhan. Dan Tuhan kasih di hati beban untuk melayani. Makin dijaga panggilan kita supaya makin teguh, jangan sampai mundur. Bagaimana menjaga panggilan dan pilihan supaya makin teguh. Kita dipanggil karena Korban Kristus, terutama luka kelima di lambung Yesus. Jadi cara menjaganya lewat memandang Korban Kristus, menjunjung tinggi Korban Kristus. Ketika mau mundur dari pelayanan ingat Yesus mati bagi kita supaya bisa melayani, tidak jadi mundur! Ketika jatuh dalam dosa kemudian mau melepaskan pelayanan, ingat bahwa Yesus sudah mati dari lambungNya keluar darah dan air, segera bangkit dan bertobat layani Tuhan. Pandang selalu Korban Kristus, luka kelima di lambung Yesus. Tidak ada lagi yang mau mundur dari pelayanan, justru ditambah pelayanannya sesuai gerakan Firman.

 

Ibadah pelayanan adalah hak penuh untuk masuk kerajaan sorga. Begitu kita lepaskan berarti kehilangan hak masuk kerajaan sorga. Jangan seperti itu. Tetap pertahankan hak ini. Jangan menoleh ke belakang, yang lama jangan diulangi. Teruslah melayani Tuhan sampai garis akhir.

 

3.      Roma 12:1-2

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

 

Beribadah melayani Tuhan dalam ibadah pelayanan yang sejati. Kita periksa ibadah pelayanan kita apakah sudah ibadah pelayanan yang sejati atau bagaimana. Apa tandanya? Bukan meminta atau mencari tetapi memberi. Mulai dari mengembalikan milik Tuhan, kemudian memberi apapun yang digerakan oleh Firman, sampai memberi seluruh hidup, itu mempersembahkan tubuh kepada Tuhan. Bukan mencari sesuap nasi, mencari gaji dan lain sebagainya, tetapi memberi. Kalau mau mencari yang jasmani lebih baik dulu kerja.Apapun yang bisa kita kerjakan kita berikan, sampai memberi seluruh hidup kita, persembahkan tubuh kepada Tuhan. Tetapi ada syaratnya:

a)      Tubuh yang hidup, artinya hidup kita dikuasai Roh Kudus.

Roma 8:13

8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

 

Roh Kudus mematikan perbuatan daging kita sehingga kita hidup. Ini hasil ketekunan dalam ibadah raya dan persekutuan yang benar. Ibadah persekutuan yang benar itu tempat persemaian karunia-karunia Roh Kudus. Kalau bersekutu dengan benar maka karunia Tuhan pertambahkan. Dulu saya tidak tahu baca not tetapi mau melayani paduan suara. Dulu calon adik ipar saya yang ajar sehingga bisa. Akhirnya Tuhan tambah karunia bisa menciptakan lagu untuk paduan suara. Ikuti persekutuan karunia bertambah, bisa main musik dalam ibadah persekutuan. Ditambah karunia pimpin pujian dalam ibadah persekutuan. Dulu natal persekutuan kaum muda dipercayakan bapak gembala untuk jadi pembicara. Sekarang khotbah tiap hari, karunia dipertambahkan. Tekuni ibadah raya dengan sungguh-sungguh maka karunia Roh Kudus dipertambahkan kepada kita.

 

b)      Tubuh yang kudus, artinya tubuh dikuasai Firman Tuhan, Firman Tuhan itu yang menyucikan, hidup kita dikuasai Firman. Ini hasil ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab.

 

c)      Tubuh yang berkenan, artinya tubuh yang dikuasai kasih Allah, ini hasil ketekunan dalam ibadah doa. Waktu Yesus naik ke atas gunung terdengar suara “inilah Anak yang Ku kasihi, kepadaNyalah Aku berkenan”.

 

Jadi tanda ibadah pelayanan yang sejati adalah ibadah pelayanan dalam sistem penggembalaan. Kita yang sudah melayani, 3 macam ibadah pokok ini harus kita tekuni. Seorang imam harus berada di ruangan suci. Jangan keluar dari ruangan suci. Begitu keluar dari ruangan suci itu melanggar kekudusan Allah, kehilangan urapan.

Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

Ayo tergembala, tergembala itu mempersembahkan tubuh kepada Tuhan. Dulu bangsa Israel untuk beribadah harus mempersembahhkan hewan kurban. Binatang yang halal mereka bawa kemudian harus disembelih, dikuliti dan dipotong-potong dagingnya. Memang sakit bagi daging, tergembala itu bagaikan kita disembelih, dikuliti, dipotong-potong. Pulang kerja harus datang beribadah, mungkin tidak mandi lagi langsung ke gereja, tidak apa-apa. Tujuannya disembelih, dikuliti dan dipotong-potong supaya mudah dibakar sehingga berbau harum bagi Tuhan. Artinya supaya kita mengalami keubahan hidup. Kenapa harus tergembala? Supaya dipotong-potong, dibakar dan mengalami keubahan hidup. Kita periksa perbedaan dulu sebelum tergembala dan sesudah tergembala, pasti ada perbedaan, ada keubahan hidup. Dulu waktu belum tergembala tidak karu-karuan hidupnya, setelah tergembala pasti ada keubahan hidup sampai menjadi sama seperti Yesus. Kita mengalami keubahan hidup untuk menjadi sama dengan Yesus, bukan untuk serupa dengan dunia apalagi menjadi serupa dengan setan.

 

Makanya sangat salah kalau dunia dibawa masuk di dalam penggembalaan. Sudah tergembala tetapi gembala tidak berubah, jemaat tidak berubah, imam-imam tidak berubah. Sementara kita tidak boleh serupa dengan dunia. Kalau dunia dibawa masuk di dalam gereja bagaimana bisa berubah. Cara memujinya, penampilannya, semua sama seperti dunia dibawa masuk dalam gereja, mana bisa berubah!

 

Tadi daging dipotong-potong supaya bisa dibakar dan mengalami keubahan hidup.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Dengan apa kita dibakar? Dengan nyala api siksaan, sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus! Jadi jangan heran “dulu waktu masih ke sana kemari ini motor bagus terus. Sekarang dipakai datang beribadah, untuk melayani malah jadi seperti ini!”. Diizinkan Tuhan nyala api sengsara, mau mengeluh, mau bersungut-sungut atau tidak.

 

Jangan takut, ketika kita diperhadapkan dengan nyala api siksaa di situ ada api Roh Kudus yang menguatkan, ada Tuhan di situ. Di mana ada sengsara daging tanpa dosa, di situ ada kasih karunia Tuhan, ada Tuhan beserta. Sadrakh, Mesakh dan Abednego karena tetap mempertahankan penyembahan kepada Tuhan, tidak mau menyembah yang lain selain Tuhan, maka mereka dilempar ke dapur api yang dipanasi 7 kali lipat. Raja Nebukadnezar melihat “bukankah 3 orang yang dilempar, kenapa ada 4 orang, yang keempat seperti Anak Dewa” itu Roh Kudus, Roh kemuliaan menguatkan kita. Roh Kudus menghibur, menguatkan dan mengubahkan kita. Jadi jangan takut sengsara, jangan bilang aduh, lebih baik haleluya. Tetapi jangan bilang tambah lagi Tuhan, semua sesuai kehendak Tuhan apapun yang Tuhan izinkan terjadi.

 

Apa yang pertama diubahkan? Tadi dikatakan pembaharuan budi, ini pembaharuan hati nurani kita. Karena hati nurani manusia cenderung jahat.

Kejadian 6:5

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

 

Hati diubahkan itu bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Biarlah kita bisa membedakan, hari-hari terakhir ini harus tegas membedakan mana pengajaran benar, ibadah yang benar, penyembahan yang benar dan mana yang salah. Bukan malah menganggap semua sama saja. Sudah harus tegas membedakan sampai tahu membedakan mana dosa dan mana yang bukan dosa. Jika hati nurani sudah baik maka kesucian pasti terjaga, kesetiaan pasti terjaga dan suatu waktu kita menjadi sama mulia dengan Yesus menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Kita sudah harus peka, Roh Kudus yang membuat kita peka dan bisa membedakan.

I Yohanes 2:27

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

 

Apa yang sudah kita terima dari pendahulu, pertahankan dan teruskan. Harus bisa bedakan mana yang benar mana yang palsu, mana ajaran yang benar mana ajaran yang palsu,  mana ibadah yang benar, tahbisan yang benar, mana yang salah. Mana dosa dan mana yang bukan dosa sehingga kesetiaan dan kesucian terjaga. Suatu waktu kita bisa sama mulia dengan Yesus, dipermuliakan bersama Yesus selama-lamanya.

 

Memang tergembala itu bagaikan mempersembahkan tubuh. Disembelih, dikuliti, dipotong-potong untuk dibakar. Tekun 3 macam ibadah itu sudah sakit bagi daging, tambah lagi nyala api siksaa itu juga sakit bagi daging. Tetapi supaya kita bisa berubah, diubahkan oleh Tuhan. Jangan ada satupun dari kita yang tertinggal. Kita merindu semuanya bisa menyongsong Yesus di awan-awan yang permai.

 

Ingat batas penyucian terakhir itu hanya 3,5 tahun. Dalam Daniel 9:27 ada 7 masa terakhir yang dibagi 2. 3,5 tahun pertama itu penyucian terakhir yang disebut masa pra aniaya antikristus. Itu rentangnya dari Wahyu pasal 1 sampai pasal 11. Pertengahan 7 tahun atau 3,5 tahun yang kedua itulah aniaya antikristus, Wahyu pasal 12. Jadi tinggal sedikit waktu. Kita tidak tahu kapan waktunya. Saya juga tidak berani mengatakan tahun ini sudah masa pra aniaya. Karena kita tidak tahu waktunya maka berjaga-jagalah selalu, bawalah hidup kita dalam proses penyucian. Kalau pedang Firman saja sudah tidak tahan apalagi menghadapi praaniaya, pasti dia mundur dan tinggalkan Yesus. Tetap dalam penyucian sampai kita disempurnakan.

 

Di depan kita ada perjamuan suci. Saat kita tidak mampu pandang Korban Kristus, terima perjamuan suci. Biarlah kita kembali kuat melayani Tuhan, tidak mau menoleh ke belakang, mau melayani sampai garis akhir kehidupan kita.

 

Tuhan memberkati

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar