20230208

Kebaktian PA Imamat, Rabu 8 Februari 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:52-55

25:52 Jika waktu yang masih tinggal sampai kepada tahun Yobel sedikit lagi saja, maka ia harus membuat perhitungan dengan orang itu; menurut jumlah tahun itulah ia harus membayar uang tebusan dirinya.

25:53 Demikianlah ia harus tinggal padanya sebagai orang upahan dari tahun ke tahun. Janganlah ia diperintah dengan kejam oleh orang itu di depan matamu.

25:54 Tetapi jikalau ia tidak ditebus dengan cara demikian, maka ia harus diizinkan keluar dalam tahun Yobel, ia bersama-sama anak-anaknya.

25:55 Karena pada-Kulah orang Israel menjadi hamba; mereka itu adalah hamba-hamba-Ku yang Kubawa keluar dari tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu."

 

Mulai dari ayat 47-55 itu berbicara tentang hak untuk menebus orang Israel yang menjadi hamba orang kafir. Jadi orang asing atau pendatang, bangsa kafir bertambah maju, istilahnya kaya, orang Israel asli malah jadi miskin sehingga orang Israel menjadi hamba kepada orang asing. Orang seperti itu harus ditebus, kalau tidak bisa ditebus maka pada tahun Yobel harus dibiarkan bebas.

 

Mengapa bisa terjadi orang Israel diperhamba oleh bangsa lain, orang kafir.

Ulangan 28:15,43,45-46

28:15 "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:

28:43 Orang asing yang ada di tengah-tengahmu akan menjadi makin tinggi mengatasi engkau, tetapi engkau menjadi makin rendah.

28:45 Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai engkau, sampai engkau punah, karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang diperintahkan-Nya kepadamu;

28:46 semuanya itu akan menjadi tanda dan mujizat di antaramu dan di antara keturunanmu untuk selamanya."

 

Orang Israel menjadi hamba orang kafir yang ada di tengah-tengah mereka karena tidak taat pada Firman dan tidak setia kepada Tuhan sehingga kutuk datang. Salah satu isi kutuk adalah menjadi hamba kepada orang asing. Tuhan tolong, jangan sampai kita menjadi hamba yang tidak taat dan tidak setia.

Tadi ayat 46 dikatakan ini menjadi mujizat tetapi mujizat yang negatif. Artinya kalau ada hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang tidak taat dan tidak setia, itu membuat orang lain menjadi heran melihatnya. Misalnya dia jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, orang lain heran melihatnya “koq bisa seperti itu, kan dia hamba Tuhan, pelayan Tuhan, kenapa bisa seperti itu”.

 

Kita sudah ditebus oleh darah Yesus, hanya kepada Tuhan saja kita menghamba dengan ketaatan dan kesetiaan. Supaya kita tidak diperhamba oleh dosa, dunia dan daging maka kita harus menjadi pelayan dan hamba Tuhan yang taat dan setia sampai garis akhir. Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang taat dan setia kepada Tuhan digambarkan dengan 3 hal.

1.      Seperti orang bijaksana yang membangun rumah di atas dasar batu karang.

Matius 7:24-25

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

 

Kita bicara dasar sekarang ini. Buktikan kita adalah hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang taat dan setia, harus punya dasar yang kuat. Kalau dasar pasir akhirnya dihantam angin, hujan, banjir sehingga rubuh dan hebat kerusakannya. Kita harus punya dasar rohani yang kuat. Di dalam Tabernakel dasar rohani digambarkan dengan 4 alat. Tuhan menyuruh Musa membangun Tabernakel menjadi miniatur kerajaan sorga, bukan Taurat. Kalau Taurat berarti ktia harus membuat dulu meja roti sajian baru bisa menggelar ibadah pendalaman Alkitab. Tabernakel disuruh oleh Tuhan untuk dibangun oleh Musa menjadi miniatur kerajaan sorga. Tabernakel itu gambaran dari apa yang sebenarnya di sorga.

a)      Pintu gerbang

Keluaran 27:13-16

27:13 Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta,

27:14 yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

27:15 dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

27:16  tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya — tenunan yang berwarna-warna — dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.

 

Panjangnya 20 hasta, angka 20 secara rohani artinya adalah angka sabar menanti. Yakub untuk mendapatkan Rahel dia harus sabar menanti 20 tahun. Salomo membangun istana dan Bait Allah makan waktu 20 tahun. Jadi panjang pintu gerbang 20 hasta ini berarti Tuhan sabar menanti orang berdosa untuk percaya kepada Yesus dan diselamatkan. Sekarang Yesus belum datang, Dia sabar menanti orang berdosa untuk percaya kepadaNya dan diselamatkan.

Pintu gerbang menghadap ke timur. Bagian Timur adalah tempat perkembangan dosa. Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, diusir ke timur. Kain begitu membunuh Habel, dia diusir ke sebelah timur. Dalam kejadian pasal 11 orang membangun Babel di sebelah timur. Kalau ada yang dihukum itu bukan salahnya Tuhan tetapi karena dia tidak menghargai perpanjangan sabar Tuhan. Salah sendiri kalau sampai dia dihukum.

 

Tinggi pintu gerbang itu 5 hasta. Angka 5 menunjuk 5 luka utama Yesus mati di kayu salib. Jadi tinggi 5 hasta artinya kasih karunia Tuhan kepada manusia berdosa.

 

Memiliki 4 warna:

1)      Ungu itu menunjukan Yesus sebagai Raja dengan kuasa dan wibawaNya. Itu yang diceritakan oleh Injil Matius. Makanya dalam Injil Matius ada silsilahnya, Raja itu dicari tahu silsilahnya.

2)      Biru itu menunjuk Yesus sebagai Hamba dengan kuasa kebangkitanNya. Itu yang diceritakan oleh Injil Markus. Makanya di situ tidak ada disebutkan silsilah, karena seorang hamba tidak perlu ditahu silsilahnya, yang penting tenaganya yang dibutuhkan.

3)      Kirmizi itu warna mereka menunjuk Yesus sebagai Anak Manusia yang sengsara. Itu yang diceritakan oleh Injil Lukas. Makanya ada silsilah, manusia ada silsilahnya.

4)      Lenan halus warna putih itu menunjuk Yesus sebagai Anak Allah dalam kemuliaanNya yang diceritakan oleh Injil Yohanes. Tidak ada silsilahnya, Anak Allah tidak punya silsilah.

 

Pintu gerbang terletak di sebelah timur pada lebar Tabernakel. Lebar Tabernakel itu 50 hasta menunjuk angka Pentakosta, Roh Kudus. Kalau disimpulkan pintu gerbang artinya percaya atau iman kepada Yesus lewat mendengar Firman didalam urapan Roh Kudus. Itu dasar kita, kita percaya Yesus lewat mendengar Firman, bukan karena mau melihat mujizat atau karena mau ikut orang. Ini iman yang kuat, dasar yang kuat.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Kristus artinya yang diurapi. Firman Kristus artinya Firman yang diurapi Roh Kudus. Roh Kudus ini yang membuat kita bergemar untuk mendengar Firman sampai mengerti, percaya dan yakin menjadi iman di hati kita. Kita periksa kita sebagai pelayan Tuhan yang taat dan setia punya dasar yang kuat, buktinya suka dengar Firman. Kalau mengaku hamba Tuhan tetapi tidak suka mendengar Firman itu berarti tidak punya dasar. Coba bangun rumah tidak pakai dasar, semakin tinggi bangunannya kalau dasarnya tidak kuat itu mengerikan, apalagi kalau tidak punya dasar.

b)      Mezbah korban bakaran. Dulu menjadi tempat pembakaran korban untuk pengampunan dosa, untuk penebus salah, untuk korban keselamatan. Hewannya ada lembu, kambing domba juga ada burung merpati atau burung tekukur. Semua hewan korban sudah digenapkan oleh Korban yang sempurna itulah Korban Kristus Yesus. Waktu Yesus disalibkan itu bagaikan hewan kurban yang dibakar. Dari bawah Dia menerima api kebencian dari orang Yahudi, ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Dari atas Dia menerima api murka Allah karena Yesus mati menggantikan kita. Seharusnya yang dihukum adalah kita manusia berdosa, kita yang harus menerima api murka itu tetapi sudah Yesus gantikan di kayu salib. Salib Kristus menjadi sarana bagi kita untuk menyelesaikan dosa. 

 

Jadi pengertian rohani dari Mezbah korban bakaran ini adalah bertobat, itu dasar kita. Hamba Tuhan yang taat dan setia itu adalah hamba Tuhan yang hidup dalam pertobatan, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Kalau melayani tanpa pertobatan itu berarti tidak punya dasar! Apalagi kalau mengulang-ulang dosa, sudah tidak tahu mau bilang apa.

 

Sekarang kita periksa, saya ini hamba Tuhan yang taat dan setia atau tidak, periksa dasarnya dulu. Percaya Yesus dan beriman lewat gemar mendengar Firman. Dilanjutkan bertobat, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan. Pertobatan yang benar adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan Yesus. Jadi pertobatan tanpa Yesus itu adalah pertobatan yang palsu. Di luar sana banyak yang berkata saya bertobat tetapi tanpa Yesus. Ada yang bertanya kepada saya kalau orang dari agama lain itu baik, tidak merugikan orang, tidak menyakiti orang, dia selamat atau tidai? Saya jawab tidak ada nama lain di dunia ini yang sanggup menyelamatkan selain nama Yesus. Bertobat yang benar itu berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Jadi kalau tanpa Yesus itu pertobatan yang palsu.

 

Kisah Para Rasul 4:12; 26:20

4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

26:20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.

 

I Tesalonika 1:9-10

1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Ini pertobatan yang benar, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Yesus. Jangan sampai pertobatan kita kapok-kapok lombok. Ah terlalu banyak rica, sakit saya punya maag. Tetapi besoknya makan lagi. Seringkali kita orang Kristen seperti itu. Hari ini minta ampun, besoknya ulang lagi. Mengulang-ulang dosa itu tidak punya dasar rohani, bukan hamba Tuhan yang taat dan setia. Kalau kita sudah mengaku dengan jujur kepada Tuhan dan sesama, dosa dipaku di kayu salib, darah Yesus menutupi semua dosa kita sampai tidak berbekas, seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa itu. Mengaku dosa, diampuni lalu diulangi lagi itu membuka tutup darah Yesus, maka pengampunan batal. Kita periksa, saya hamba Tuhan kalau masih hidup dalam dosa berarti tidak punya dasar, tidak bisa dipakai, tidak bisa dibangun menjadi Bait Allah yang rohani. Dasarnya diperbaiki, pertobatan harus ada.

 

c)      Bejana pembasuhan. Ini menunjuk baptisan air yang benar. Bagaimana baptisan air yang benar? Kita ulang-ulang baca supaya semakin mantap.

Matius 3:13-17

3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.

3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"

3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.

3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

 

Tadi dikatakan Yesus datang kepada Yohanes, tetapi Yohanes mencegah, namun Yesus katakan kita mau menggenapkan seluruh kehendak Allah. Jadi baptisan air itu tidak boleh disuruh, tidak boleh dicegah, tidak boleh dihalangi tetapi oleh dorongan Firman pada diri kita untuk menggenapkan kehendak Allah. Orang tua kalau anaknya sudah remaja, sudah pemuda dan pemudi, tidak usah disuruh dan jangan dicegah. Biarlah oleh dorongan Firman pada diri kita untuk menggenapkan kehendanki Allah. Baptisan air itu kelahiran. Ibu mengandung bisa dipaksa melahirkan sebelum waktunya tetapi hanya gumpalan darah dan berbahaya untuk ibu dan bayinya bisa mati. Jadi biarlah terjadi secara wajar sesuai waktunya.

 

Syarat baptisan air harus benar:

Roma 6:2,4

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

 

Ini jelas, syaratnya harus benar yaitu mati terhadap dosa. Sebab baptisan itu kuburan hidup lama yang berdosa. Coba orang belum mati lalu dipaksa dikubur, dia tambah memberontak. Makanya orang tua kaget, anaknya dibaptis malah jadi tambah pemberontak. Itu karena dia belum bertobat sudah disuruh supaya dibaptis “ikut sana temanmu dibaptis”. Mungkin dia tidak mau tetapi sudah dipaksa, dia belum mati sudah dikubur malah jadi pemberontak. Pendeta juga bingung, jemaat selesai dibaptis malah jadi pemberontak, itu karena belum bertobat. Mungkin dilihat banyak duitnya, punya kedudukan, dari pada dibaptis orang jadi jemaat orang lain lebih baik sini saya baptis, akhirnya jadi pemberontak.

 

Ada juga sudah mati terhadap dosa tetapi tidak mau dibaptis. Orang mati tidak dikubur jadi busuk! Koq lama-lama orang ini jadi tidak beres? Sama seperti Efraim, dalam kitab Hosea dikatakan belum waktunya lahir sudah bergerak-gerak mau keluar, begitu waktunya lahir tidak mau keluar, sampai dikatakan Alkitab bahwa Efraim itu merpati tolol.

 

Perhatikan syaratnya harus benar, mati terhadap dosa. Pelaksanaannya juga harus benar, seperti Yesus dibaptis. Tadi dikatakan Yesus keluar dari air, berarti sebelumnya Dia masuk ke dalam air. Sedalam apa airnya? Sedalam kuburan air. Perhatikan juga, mungkin ada yang diselamkan tetapi disuruh jongkok. Pada umumnya orang yang dikubur itu dibaringkan, bukan disuruh jongkok. Jadi pelaksanaannya harus benar juga, dikuburkan. Harus ada meterai nama Allah Tritunggal yang jelas, dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ditangani oleh hamba Tuhan yang jelas juga tahbisannya. Hamba Tuhan ini menentukan ada meterai nama Tuhan pada orang yang dibaptis itu atau tidak. Banyak orang yang berseru nama Yesus tetapi Tuhan katakan “enyahlah kamu pembuat kejahatan”. Anak-anak Skewa mengusir setan dalam nama Yesus malah digagahi dan ditelanjangi. Jadi kalau tidak jelas tahbisannya jangan bawa diri untuk dibaptis di situ. Lihat hamba Tuhan yang benar tahbisannya untuk menangani.

 

Makanya Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis orang yang terbesar, bukan besar badannya tetapi yang dimaksud agung.

Matius 28:19

28:19  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

 

Kadang pembaptisan hanya sampai di situ, tidak disebutkan namaNya.

Kisah Para Rasul 2:38

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

Kisah Para Rasul 10:48

10:48 Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.

 

Kisah Para Rasul 19:5

19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Kalau digabungkan tadi dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ini jelas, sudah final, tidak usah diperdebatkan. Orang biasa bilang bagaimana kalau di padang gurun. Sekarang kamu tinggal di mana? Di Tentena banyak air, kenapa mau pikir-pikir padang gurun! Itu sudah urusan Tuhan. Yang pasti Alkitab mengatakan seperti inilah pelaksanaannya, dikubur bersama Yesus bangkit bersama Yesus dengan meterai nama yang lengkap dan ditangani oleh hamba Tuhan yang benar tahbisannya.

 

Kalau benar syarat dan pelaksanaannya maka ada hasil yang benar.

Roma 6:4,13

6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. 

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

 

Ini hasilnya yaitu hidup di dalam kebenaran, menjadi senjata-senjata kebenaran. Kalau tidak benar berarti tidak punya dasar. Kita melayani tidak benar, tahbisan tidak benar, nikah tidak benar, hidup sehari-hari tidak benar, yah tidak punya dasar. Sudah harus kuat dasar kita ini yaitu soal kebenaran ini. Kadangkala di sisi ini kita bilang benar, di sisi lain melanggar kebenaran. Tetapi selalu serang orang yang katanya tidak benar. Periksa diri, semua sisi harus benar dulu, tidak usah periksa orang lain. Keselamatan itu urusan masing-masing, tidak usah tunjuk-tunjuk orang lain. Kalau kita periksa diri kita masih ada yang tidak benar, yah sudah tidak usah urus orang, yang tidak benar itu kita perbaiki. Itu hasil baptisan.

 

Apalagi hamba Tuhan seperti kami ini, kalau lihat ada jemaat yang tidak benar, bukan untuk dicerita ke mana-mana, itu pergumulan yang harus digumuli dan didoakan supaya jemaat itu bisa benar. Ini yang saya masih pelajari. Kadang-kadang kalau sudah kumpul-kumpul paling asyik itu cerita orang yang tidak benar, padahal sisi kita masih ada yang tidak benar juga. Seharusnya kita malah malu! Orang tua punya anak yang tidak benar, masa ketika ketemu orang lain dia cerita “anakku begini begitu”. Pasti yang dia ceritakan kebaikan anaknya, kehebatan anaknya. Begitu juga saya sebagai orang tua rohani, kalau ada jemaat yang tidak benar yah digumuli, bukan cuma didoakan tetapi sampai dipuasakan supaya benar.

 

Jadi kalau tidak benar itu tidak punya dasar. Kita berupaya supaya semua sisi dalam hidup kita kebenaran. Dari kita ada kemauan, dari Tuhan berikan kemampuan, Roh Kudus dicurahkan.

 

d)      Baptisan Roh Kudus. Tuhan tahu untuk hidup benar itu bagi daging kita sulit, bahkan mustahil. Sebab itu Tuhan berikan Roh Kudus untuk memampukan kita untuk benar dalam segala hal. Tadi setelah baptisan air, Roh Kudus turun. Roh Kudus itu menuntun kita kepada seluruh kebenaran.

Yohanes 16:13

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

 

Jadi bukan cuma sebagian tetapi seluruh kebenaran. Kita butuh Roh Kudus, kita tidak mampu tanpa Roh Kudus untuk bisa hidup benar. Pintu kemah ini adalah pintu yang mengalihkan kita dari suasana halaman ke suasana ruangan suci. Halaman itu bicara suasana Taurat. Kenapa demikian? Kalau menghitung luas dari layar di halaman itu 1500 hasta, 1500 adalah zaman Taurat. Lewat baptisan Roh Kudus kita dialihkan pada suasana kemurahan, ruangan suci. Sama seperti Yesus yang mati di kayu salib menggenapkan hukum Taurat, lalu bangkit dan naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus untuk mengalihkan kita dari suasana Taurat kepada suasana kemurahan.

 

Apa itu suasana Taurat apa itu suasana kemurahan. Suasana Taurat itu begitu salah langsung dihukum. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, kedapatan berzinah langsung dilempari batu, tangan mencuri langsung dipotong. Kadang kita masih dalam suasana ini, ada orang jatuh dalam dosa kita begitu cepat menjatuhkan hukuman, menghakimi. Roh Kudus itu mengalihkan kita kepada suasana kemurahan. Roh apa itu kalau suka menghakimi orang. Begitu jatuh dalam dosa, langsung dihukum dan tidak diberikan kesempatan untuk bertobat. Itu sama seperti menjadi penagih hutang yang kejam.

 

Termasuk saya sebagai gembala, jangan seperti itu. Berikan kesempatan untuk bertobat, berikan kesempatan Firman bekerja, doakan supaya orang itu bisa sadar dan bertobat. Jangan kita hakimi dan jatuhkan hukuman. Bukan hak kita, penghakiman itu haknya Tuhan. Nanti ada waktunya kita menghakimi yaitu setelah kita disempurnakan ketika pengadilan takhta putih itu digelar maka kita akan menghakimi bersama Yesus, sampai menghakimi malaiakat. Kalau sekarang jangan menghakimi, lebih baik menghakimi diri sendiri. Dia ada dosanya, saya lebih banyak, dia berbuat ini saya tidak lebih baik dorang itu. Kalau selalu tunjuk-tunjuk orang “memang dia begini dan begitu” itu suasana Taurat namanya.

 

Suasana kemurahan ketika salah tidak langsung dihukum tetapi diberikan kesempatan untuk bertobat. Contoh paling jelas itu waktu ada perempuan kedapatan berzinah lalu dibawa kepada Yesus. Orang banyak berkata “Musa mengatakan orang seperti ini harus dilempar batu”. Yesus membungkuk dan menulis di tanah dengan jarinya kemudian Dia berdiri dan berkata “siapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah dia yang lebih dahulu melempari perempuan ini” lalu kembali menulis di tanah. Tidak ada yang melempar, satu persatu pergi meninggalkan Yesus dan perempuan itu, mulai dari yang tua sampai yang muda. Begitu Yesus berdiri Dia bertanya “hai perempuan, tidak adakah yang menghukum engkau” dijawab oleh perempuan itu “tidak ada Tuhan”. Yesus berkata “Akupun tidak, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi”. Ini suasana kemurahan, diberikan kesempatan untuk bertobat.

 

Sekarang ini sudah zaman Allah Roh Kudus, zaman kemurahan. Bukan untuk menghakimi dan menuntut orang. Lebih baik banyak menghakimi diri sendiri. Doakanlah dan bawa kepada Tuhan supaya dia dengar Firman, ada kesempatan untuk dia bertobat dan berubah, dapat kemurahan, itu yang benar. Sebagai gembala gumuli ekstra, puasa, bukannya waktu ada laporan langsung suruh keluar. Beberapa hari ini saya banyak ambil waktu puasa, menggumuli sidang jemaat karena banyak laporan begini dan begitu. Bukan langsung dihukum tetapi didoakan dan berpuasa, siapa tahu dapat kesempatan untuk berubah dan bertobat. Itulah zaman kemurahan.

 

Tetapi ingat kemurahan Tuhan itu jangan disalahgunakan. Karena hukuman tidak dijatuhkan malah tambah berbuat dosa. Itu menyalahgunakan kemurahan Tuhan.

Pengkhotbah 8:11

8:11 Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.

 

Itu kemurahan Tuhan kalau kita belum dihukum, jangan disalahgunakan. Jangan malah menambah dosa, mengulang-ulang dosa. Nanti orang seperti ini akan berhadapan dengan kekerasan Tuhan.

Roma 11:22

11:22 Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

 

Ingat Tuhan itu Maha Pemurah tetapi Dia juga keras kalau kemurahanNya tidak dihargai. Apalagi kita bangsa kafir, hidup kita ini hanya karena kemurahan Tuhan. Kita bisa beribadah melayani Tuhan bagaikan ranting zaitun liar yang dicangkokan pada ranting zaitun sejati. Kita ini cuma dicangkok lalu kalau tidak menghargai kemurahan Tuhan nanti dipotong, berhadapan dengan kekerasan Tuhan. Kalau sudah dipotong hanya untuk dikumpulkan lalu dibakar. Jangan main-main dengan kemurahan Tuhan. Kelihatan tetap melayani tetapi tidak bertobat, tetap berbuat dosa. “Pak gembala bilangkan tidak akan memecat orang, jadi saya bikin dosa lagi”. Memang saya tidak akan pecat, tetapi ada Tuhan yang melihat. Kalau main-main dengan kemurahan Tuhan maka berhadapan dengan kekerasan Tuhan. Kalau sampai Tuhan sudah potong tidak akan ada kesempatan lagi untuk kembali, tinggal untuk dibakar dan dihukum. Memang kita ada di zaman kemurahan, tetapi bukan berarti kemurahan Tuhan dijadikan murahan.

 

Saya memang tidak bisa mengontrol, mau pasang mata-mata pada pelayan-pelayan di sini. Cuma dikejar dengan doa, kalau ada salah ampuni dan supaya dia bertobat. Saya tidak main pecat, nanti Tuhan saja yang pecat. Yudas sudah berbuat dosa tetapi tidak dipecat, nanti Tuhan yang langsung yang pecat. Hati-hati, jangan permainkan kemurahan Tuhan! Seluruh imam-imam, paduan suara umum dan juga kaum muda, pemain musik, jangan bolong-bolong main musik, hargai kemurahan Tuhan! Semua bisa saya tangani, bukan berarti saya sombong, dulu di Tonusu saya main musik sendiri, pimpin pujian sendiri, bawa perjamuan sendiri. Di sini pun bisa seperti itu! Tetapi saya tidak mau main pecat, biar dia dengar Firman saja. Kalau tidak menghargai kemurahan Tuhan, hati-hati ada kekerasan Tuhan. Sekarang masih ada kemurahan, hargai kemurahan Tuhan, layani Tuhan dengan sungguh-sungguh dalam kebenaran dan kesucian!

 

Tuhan yang tahu isi hati saya sebagai gembala yang mendoakan terus. Kalau dipikir bodoh sekali mau menangisi orang lain, puasa untuk orang lain. Tetapi itulah yang diajar oleh Tuhan. Raja Daud berpuasa untuk musuh. Saya juga berpuasa kalau dengar ada lagi yang lakukan pelanggaran. Saya puasa dan menangis supaya orang itu tidak menghadapi kekerasan Tuhan, tetapi menghargai kemurahan Tuhan. Dia bisa sadar, bisa beribadah dan melayani dengan baik, punya dasar yang baik.

 

Baptisan Roh Kudus itu menunjuk urapan Roh Kudus sampai dipenuh Roh Kudus, menghasilkan hati merpati. Hati merpati itu bagaimana?

Matius 10:16

10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

 

Bukti kita sudah diurapi sampai dipenuhi Roh Kudus adalah melayani Tuhan dengan tulus dan jujur. Tulus, tidak mencari hormat, mencari sesuatu. Dan jujur, jujur soal pengajaran, jujur soal nikah, jujur soal keuangan. Kalau tidak tulus dan tidak jujur tidak punya dasar.

Ikut Tuhan itu sebenarnya enak, nikmat, bahagia. Begitu kita mau melakukan Firman, mau memiliki dasar, percaya, bertobat, hidup benar dan jujur maka ada hasilnya:

Matius 7:25

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

 

Hasilnya menjadi kehidupan yang tahan uji. Ada 3 macam ujian di sini:

a)      Hujan dari atas itu menunjuk setan dengan roh jahat, roh najis dan roh durhaka. Kalau dasar kita kuat ada setan mau menggoda kita tidak mau berbuat jahat, najis dan durhaka, malah kita kalahkan setan itu. Sekarang itu luar biasa! Anak sekolah minggu saja sudah ngeri kalau tidak dijaga sungguh-sungguh. Termasuk lewat media sosial, lewat internet. Anak-anak dari pada di kasih gadget, lebih baik dikasih latto-latto saja. Bahaya sekarang, kalau tidak dikontrol mengerikan. Iklan-iklan yang tidak baik muncul. Hati-hati, kita jaga, biarlah kita menjadi kehidupan yang tahan uji.

 

b)      Angin itu dari samping. Itu menunjukan nabi palsu dengan angin pengajaran palsunya dan roh dusta, ibadah palsu, penyembahan palsu. Kalau dasarnya tidak kuat, kelihatan beribadah tetapi dengan ajaran palsu. Kalau dasarnya kuat maka orang itu tidak akan terpengaruh. Seperti suara yang didengar oleh bapak gembala dulu, umatKu membutuhkan pola ibadah yang benar supaya terhindari dari kekacauan ibadah di akhir zaman. Model ibadah sekarang ini kebanyakan untuk menyenangkan daging.

 

c)      Banjir dari bawah, menunjuk antikristus dengan kekuatan mamon dengan roh hujat dan kebencian. Yang tidak benar itu yang suka membenci. Yang tidak punya dasar itu yang suka membenci. Yusuf benar, saudara-saudaranya tidak benar, yah mereka yang membenci Yusuf. Jadi kalau kita benar yah diam saja, mau orang benci yah diam saja. Seperti Saul sebelum urapan itu diambil dari padanya, orang-orang dursila mengata-ngatai dia, dia pura-pura tuli. Kalau memang salah yah minta ampun.

 

2.      Seperti pohon ditanam di Bait Allah.

Mazmur 92:13-16

92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;

92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.

92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,

92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

 

Ayolah jadi pohon yang tertanam di rumah Tuhan. Artinya tekun di dalam penggembalaan, dalam 3 macam ibadah pokok. Hamba Tuhan yang taat dan setia itu ada di halaman, lanjutkan ke dalam ruangan suci. Dulu di dalam ruangan suci ada 3 macam alat, sekarang menunjukan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Kalau kita hamba Tuhan tetapi tidak tekun, dipertanyakan itu! Tidak apa ini diulang-ulang lagi supaya betul-betul kita yakin dengan mantap bahwa yang kita buat ini bukan membuang-buang waktu percuma, tetapi sungguh-sungguh supaya kita bisa melekat kepada Allah Tritunggal.

 

a)      Meja roti sajian itu menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran yang benar dan kurbanNya. Lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab rohani kita diberi makan roti hidup.

Yohanes 6:33-35,48-51,55-56

6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."

6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

6:48 Akulah roti hidup.

6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.

6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

 

Tekuni ibadah pendalaman Alkitab, makan roti hidup, untuk meredam ketidakpuasan kita soal makanan. Manusia itu tidak pernah puas soal makanan. Dulu sebelum jatuh dalam dosa makanan manusia itu buah-buahan. Setelah jatuh dalam dosa apa yang tidak dimakan, buah dimakan, daun dimakan, batang dimakan, akar dimakan. Tidak puas yang bergerak itu dimakan, tidak puas darahnya di minum. Tidak puas lagi, racun juga dimakan. Narkoba itu racun, rokok juga racun, tetapi semua dikonsumsi. Sampai orang juga dimakan. Merugikan orang itu sama dengan makan orang. Makanya lewat ibadah Pendalaman Alkitab kita makan Firman, makan perjamuan suci untuk meredam ketidakpuasan soal makanan.

 

Kalau tidak puas soal makanan pasti jatuh dalam dosa makan minum dan pasti jatuh juga dalam dosa kawin mengawinkan, itu satu paket. Sudah punya isteri, ipar dimakan, dalam artian yang najis. Mertua dimakan, buah nikah sendiri di makan, sesama jenisnya dimakan. Itulah manusia! Makanya penting Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, supaya jangan makan orang tetapi makan Firman dan perjamuan suci.

 

Yang masih merokok coba baca ayat ini.

Ayub 41:10-12 (Perikop: Lukisan tentang buaya)

41:10 Dari dalam mulutnya keluar suluh, dan berpancaran bunga api.

41:11 Dari dalam lubang hidungnya mengepul uap bagaikan dari dalam belanga yang mendidih dan menggelegak isinya.

41:12 Nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari dalam mulutnya.

 

Orang merokok itu sama dengan buaya! Kalau masih keras hati itu buaya sungguhan.

Ayub 20:12-16

20:12 Sungguhpun kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya, sekalipun ia menyembunyikannya di bawah lidahnya,

20:13 menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya,

20:14 namun berubah juga makanannya di dalam perutnya, menjadi bisa ular tedung di dalamnya.

20:15 Harta benda ditelannya, tetapi dimuntahkannya lagi, Allah yang mengeluarkannya dari dalam perutnya.

20:16 Bisa ular tedung akan diisapnya, ia akan dibunuh oleh lidah ular.

 

Jadi pendalaman Alkitab ini penting, meredam ketidakpuasan soal makanan sampai soal seks.

 

b)      Pelita emas itu menunjuk ketekunan dalam ibadah Raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karunia-karuniaNya. Di situ kita minum air hidup.

Yohanes 7:37-39

7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!

7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

 

Ayo nikmati supaya kita melayani dengan kesegaran dari Tuhan. Kalau orang puasa yang paling setengah mati itu menahan haus, bukan lapar. Coba lihat kalau buka yang dicari lebih dahulu itu minum. Coba begitu buka langsung makan ubi goreng dengan dabu-dabu tarasi, langsung mendelik matanya. Biarlah kita melayani dengan kesegaran di dalam Tuhan.

 

c)      Mezbah dupa emas, itu ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihnya, kita bernafas. Kasih itu yang mempersatukan kita dengan sesama dan mempersatukan dengan Tuhan dengan kepala. Yang menghubungkan tubuh dengan kepala itu leher. Di dalam leher ada saluran pernafasan. Jadi doa penyembahan itu bernafas. Sudah makan, sudah minum, ayo bernafas, tekuni itu menyembah Tuhan.

Orang yang tekun dalam penggembalaan itu tidak sia-sia, ada hasil yang bisa kita nikmati.

a)      Mazmur 92:13

92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;

 

Buah kurma itu manis, bertunas itu berarti ada pengharapan. Jadi orang yang tekun dalam penggembalaan itu hidup dalam pengharapan dan kesucian sehingga selalu ada kemanisan baik dalam hidup pribadi terutama dalam nikah rumah tangga. Kita tergembala tekun dalam 3 macam ibadah demi kemanisan nikah kita. Mungkin sekarang belum manis, terus tekuni, nanti kita merasakan ada kemanisan, bertunas seperti pohon korma. Selama ini nikah pahit getir, sudah tidak tahan, mau cerai saja! Ayo tekuni penggembalaan, akan tumbuh tunas, ada pengharapan dan suatu saat pasti manis nikah itu. 1 saja bertekun ada harapan nikah itu manis, 2 bertekun harapannya untuk manis lebih lagi. Apalagi kalau semua sudah bertekun dalam penggembalaan pasti manis. Saya yakin pada Firman Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu, kita pasti mengalami.

 

Yang boleh saya saksikan dalam nikah keluarga isteri saya. Mertua saya orang yang keras yang tidak mau bertekum dalam 3 macam ibadah pokok penggembalaan padahal sudah puluhan tahun dalam penggembalaan. Tetapi kemurahan Tuhan setelah bertekun mulai ada kemanisan dalam rumah tangga. Bukan orang berada, bukan orang mampu, untuk menyekolahkan anak itu banyak tangisan. Adik ipar saya mau SMA saja menangis. Begitu lulus SMA mau lanjut S1 tidak ada biaya. Tetapi Tuhan buka jalan, ada orang koban sehingga bisa dia lanjut S1 sampai S2. Rumah kami direnovasi, kendaraan disediakan. Terutama hubungan dalam rumah tangga tambah manis.

 

Mohon maaf, kemanisan bukan diukur dengan duit. Kalau bertekun dalam 3 macam ibadah biar makan nasi tambah nasi tidak ada lauknya, tetapi nikah itu manis dan tambah manis.

 

b)      Tumbuh subur seperti pohon aras. Pohon aras itu pohon yang kuat. Artinya kuat menghadapi tantangan apapun, tahan uji, tahan banting. Kita diperhadapkan dengan banyak tantangan dan ujian yang rasanya tidak habis-habis. Belum selesai satu sudah datang lagi yang satu, datang lagi yang lain. Tetapi kalau kita tekun pelan dan pasti ada kemanisan. Dan kita menjadi kehidupan yang kuat, tahan banting, tahan uji. Kalau tidak begitu datang ujian langsung tersandung, tersinggung. Mari kita bertekun dalam 3 macam ibadah pokok ini dan semakin bergairah, semuanya tidak sia-sia.

 

c)      Mazmur 92:14 (Terjemahan Lama)

92:14 Barangsiapa yang telah tertanam dalam rumah Tuhan, ia itu akan berbunga-bunga dalam segala halaman Allah kami!

 

Berbunga artinya dipakai Tuhan, diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau kita dipakai Tuhan bukan dipersulit hidup kita, bukan dibikin susah. Kadang pikiran kita sudah salah, kalau melayani susah, tidak ada lagi waktu untuk ini dan itu. Tidak! Kalau kita dipakai hidup kita semakin diperindah oleh Tuhan bagaikan pohon yang berbunga di halaman Allah. Saya rasakan sendiri. Kami hamba Tuhan tidak digaji, tidak ada sponsor, organisasi tidak menggaji kami. Tetapi kalau mau melayani dipakai Tuhan menjadi indah. Dari 5 jiwa yang dilayani di Tonusu, secara jasmani orang pikir susah, masuk di Tonusu dengan keadaan rumah seperti itu, tetapi Tuhan buat indah. Isteri saya tidak mengeluh “saya mau pulang!”. Tuhan buat indah hidup kami sampai saat ini, sampai puncaknya menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Orang yang suci dan kuat rohaninya pasti dipakai Tuhan.

Efesus 4:11-12; 2:19-20

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

 

Melayani itu bukan dibikin susah tetapi dijadikan indah dan dibuat rapi hidup kita.

 

d)      Berbuah gemuk dan segar. Artinya:

1)      Dipelihara, diberkati, menjadi berkat sampai masa tua.

2)      Tetap dipakai Tuhan sampai masa tua atau sampai garis akhir. Tambah tua bukan malah tambah tidak melayani tetapi tambah gemuk, segar, semakin dipakai. Mungkin tidak kuat lagi untuk pelayanan dengan tenaga fisik yang besar. Tetapi dia menjadi pendoa bagi pekerjaan pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

3)      Berbuah itu berubah, mengalami keubahan hidup. Orang yang tergembala, tekun sungguh-sungguh dalam penggembalaan pasti berubah dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai suatu saat sempurna seperti Yesus, menjadi Mempelai WanitaNya Tuhan.

 

Ayolah tekuni penggembalaan. Dasar kita kuat, percaya, bertobat, hidup benar, tulus, jujur melayani Tuhan. Kemudian tekuni dalam penggembalaan, pasti dipakai Tuhan. Sampai tuapun tetap berbuah, gemuk dan segar.

 

3.      Hamba Tuhan yang taat dan setia itu bagaikan Yohanes Pembaptis yang rela dipancung kepalanya.

Markus 6:16-18

6:16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi."

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

 

Mengapa Yohanes dipenjarakan sampai dipancung? Karena dia tegas mempertahankan kebenaran, tegas soal kebenaran, terutama di sini kebenaran nikah. Ini juga yang akan kita alami dan jangan heran kalau kita alami. Ini suasana ruangan maha suci. Apa yang dialami Yohanes ini adalah percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Kalau mau tegas soal kebenaran, soal Firman pengajaran yang benar, tegas soal kebenaran nikah, jangan heran kalau diperhadapkan dengan percikan darah, sengsara daging tanpa dosa. Sebentar lagi Shekina Glory kemuliaan kita alami. Saya sudah tergembala, sudah pertahankan pengajaran yang benar, pertahankan nikah yang benar, kenapa saya sengsara? Itu sudah betul seperti Yohanes yang dipenjara sampai dipancung.

 

Waktu di penjara Yohanes sempat bimbang. Sampai dia utus muridnya kepada Yesus untuk bertanya “apakah Engkaulah Mesias atau kami harus menanti yang lain”. Padahal sebelumnya Yohanes dengan lantang berteriak “lihat Anak Domba yang menghapus dosa isi dunia”.

Yohanes 1:36

1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

 

Bicara Anak Domba Allah itu menunjuk Yesus Mempelai Pria Sorga.

Wahyu 19:7

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Kita yang sudah ada dalam pengajaran yang benar, sudah mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga diizinkan Tuhan mengalami sengsara daging tanpa dosa, mengalami percikan darah, itu sudah suasana ruangan maha suci. Petrus sendiri mencatat dalam suratnya:

I Petrus 4:12

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

 

Yohanes sempat bimbang.

Matius 11:2-3

11:2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,

11:3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

 

Mungkin malam ini kita sudah sempat bimbang terhadap Yesus, bimbang terhadap pengajaran yang benar, karena diperhadapkan dengan ujian dan sengsara dalam bentuk apapun, dibenci, dikucilkan, dibuang dari keluarga dan lain sebagainya. Sore ini, malam ini Tuhan masih mau menolong kita. Yohanes yang bimbang menyuruh murid-muridNya datang bertanya kepada Yesus. Sekarang bagi kita, kalau kita sempat bimbang menghadapi percikan darah, ayo datang kepada Yesus, datang mendengar Firman pengajaran yang benar dalam ibadah dan dalam persekutuan yang benar. Bukan malah semakin jauh dari ibadah. Harus semakin tekuni ibadah, tekuni Firman pengajaran yang benar maka kita akan menerima jawaban dari Yesus.

Matius 11:4-6

11:4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:

11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

 

Di sini kita melihat jawaban Yesus. Yesus menunjukan aktivitas dan kuasaNya. Jadi kalau kita sempat bimbang karena menderita karena kebenaran ayo datang mendengar Firman, jangan jauh dari Tuhan, tetap mendengar Firman pengajaran yang benar, maka kita akan mengalami aktivitas Yesus dan kuasa Yesus. Kita akan alami orang buta melihat, orang kusta tahir, orang lumpuh berjalan. Dan juga kita bisa melihat aktivitas dan kuasa Yesus lewat kesaksian-kesaksian sesama kita. Jangan malu bersaksi, kalau sudah alami aktivitas kuasa Yesus ayo saksikan. Siapa tahu ada yang sempat bimbang, begitu mendengar kesaksian kita dia kuat kembali. Murid-murid Yohanes kembali kepada Yohanes menyaksikan aktivitas Yesus sehingga Yohanes Pembaptis menjadi kuat kembali sampai dia rela dipancung.

 

Dalam menghadapi sengsara karena Yesus jangan bimbang, biarlah kita kuat.

Matius 11:6

11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

 

Justru disaat menderita sengsara karena Yesus lalu kita kuat di situ kita berbahagia. Ini sulit diterangkan dengan kata-kata, biarlah menjadi pengalaman kita sendiri. Bapak ibu yang jauh-jauh datang beribadah saya tahu juga sengsaranya karena saya alami bolak balik Tentena, Tonusu, Diora. Secara fisik capek juga, tetapi ada kebahagiaan karena ada Roh Kudus yang memberikan kebahagiaan kepada kita.

I Petrus 4:14

4:14  Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

Kita bertahan dalam kebenaran, tegas pertahankan pengajaran yang benar, tegas pertahankan nikah yang benar, tegas pertahankan tahbisan yang benar maka Roh Kudus dicurahkan memberikan kebahagiaan kepada kita. Kalau tidak bahagia sudah lama saya mundur, tidak mau melayani.

 

Ketegasan Yohanes menghasilkan kepalanya dipancung. Artinya bagi kita sudah tidak ada lagi pikiran daging, hanya pikiran Yesus yang ada pada kita. Yesus yang menjadi kepala atas kita. Sekarang bagi kita pikiran daging dibuang dan Yesus menjadi kepala atas hidup kita. Kalau Yesus menjadi kepala kita maka Dia bertanggung jawab penuh atas hidup kita. Sudah Dia buktikan dengan Yesus rela mati di kayu salib. Malam ini Dia mau bertanggung jawab penuh atas hidup kita, yang penting kita ikuti menjadi hamba Tuhan yang taat dan setia. Seperti orang bijaksana yang membangun di atas dasar batu karang, seperti pohon yang ditanam di Bait Allah, seperti Yohanes yang rela dipancung kepalanya. Tuhan Yesus menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya, sampai yang terindah kita menjadi Mempelai Wanita bagi Tuhan Yesus.

Efesus 5:25-26

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Hidup sehari-hari kita urusannya Tuhan, masa depan kita mampu Yesus jadikan indah, sampai hidup kekal Dia berikan kepada kita sebagai Mempelai Wanita Tuhan. Taat dan setia itu memberikan yang terbaik kepada Tuhan maka Tuhan juga memberikan yang terbaik kepada kita.

 

Malam ini kita mau datang kepada Tuhan. Dalam doa penyembahan minta kekuatan kepada Tuhan supaya kita menjadi hamba Tuhan yang taat dan setia. Berikan segala-galanya kepada Tuhan seperti Yesus telah memberikan segala-galanya kepada kita. Dia tidak pernah menipu. Perjamuan suci itu jaminannya Tuhan bagi kita, Dia menjadikan semua indah pada waktunya.

 

Tuhan memberkati

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar