20230226

Kebaktian Umum, Minggu 26 Februari 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu

Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 13:2

13:2 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

             

Naga atau setan memberikan takhtanya kepada antikristus. Takhta = kedudukan, kehormatan, kemuliaan. Antikristus digambarkan seperti kombinasi 4 binatang buas. Jadi antikristus adalah manusia yang dagingnya buas, suka menuntut dan mencari kedudukan, kehormatan dan kemuliaan dunia. Kemuliaan yang jasmani, dalam gereja Tuhan maupun dalam bermasyarakat, itu semua yang dicari.

 

Kalau orang dunia wajar kalau seperti itu, apalagi yang mau masuk dalam percaturan politik. Wajar kalau mereka saling menjegal dan menjatuhkan satu dengan yang lain. Tetapi kalau masuk dalam gereja itu tidak wajar. Tetapi ini justru masuk dalam pelayan-pelayan dalam gereja.

Markus 12:38-39

12:38 Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar,

12:39 yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan,

 

Ahli Taurat ini menunjuk hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang dihinggapi roh antikristus sehingga mau dipuji, mau dihormati, mau dimuliakan sehingga memperebutkan kedudukan dalam gereja dan dalam organisasi. Jabatan itu dari Tuhan, tidak usah diperebutkan. Kalau Tuhan lihat kita mau disucikan pasti Tuhan percayakan jabatan pelayanan. Apa lagi kalau lihat gereja besar, rebutan mau jadi gembala di situ, tidak usah seperti itu. Kalau memang sudah waktunya Tuhan angkat, tidak ada yang bisa merendahkan. Biarlah secara wajar Tuhan yang orbitkan, bukan kita yang orbitkan diri sendiri.

 

Akibatnya kalau takhta dunia dan takhta manusia itu yang diincar maka tidak mengalami suasana takhta Tuhan.

Yesaya 6:1

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

Bait suci itu menunjuk gereja Tuhan.

I Korintus 3:16

3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

 

Tuhan duduk di takhtaNya dan ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. Kalau kita mengejar takhta dunia tidak akan mengalami suasana takhta Tuhan. Apa itu suasana takhta Tuhan? Kali ini kita belajar dari 2 benda yang tergantung pada ujung jubah Imam Besar. Yesus adalah Imam Besar, bicara Bait Allah itu bicara pelayanan. Yesus Kepala dari Bait Allah, kepala dari rumahNya, kepala dari pelayanan. Pada ujung jubahNya digantungi 2 benda.

Keluaran 28:33-35

28:33 Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

28:34 sehingga satu giring-giring emas dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu.

28:35 Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.

 

1.      Buah delima

Ini bukan buah delima sungguhan tetapi sesuatu dibuat dari kain kirmizi, ungu tua, ungu muda menyerupai buah delima. Buah delima kalau dibelah di dalamnya berpetak-petak tetapi satu di luar. Ini menunjuk persekutuan gereja Tuhan yang ditandai 3 hal:

a)      Warna merah ini menunjukan pengalaman kematian bersama Yesus. Si A dan si B bisa bersekutu kalau sama-sama mengalami pengalaman kematian bersama Yesus. Apa itu pengalaman kematian bersama Yesus?

I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Pengalaman kematian bersama Yesus adalah mati terhadap dosa, menyelesaikan dosa. Persekutuan Tubuh Kristus dimulai dari dalam nikah, itu persekutuan terkecil. Suami isteri bisa menyatu kalau saling mengaku dan saling mengampuni, mau mati terhadap dosa. Salib itu yang bisa mempersatukan suami isteri.

1 (suami) + 1 (isteri) = 1, tambah itu salib.

 

Harus ada pengalaman kematian bersama Yesus baru bisa bersekutu. Kaum muda kalau mau yang enak bagi daging jangan menikah. Masuk nikah supaya bisa menyatu harus ada pengalaman mati terhadap dosa. Dalam penggembalaan juga kita bisa menyatu kalau mau mati terhadap dosa. Kalau tidak mati terhadap dosa, tidak bertobat, biarpun mau dipaksakan menyatu tidak bisa. Terang dan gelap tidak akan pernah bisa menyatu. Masuk dalam nikah, kaum muda ayo cari pasangan yang bertobat, jangan cuma lihat ganteng, kaya, punya kedudukan. Biar ganteng tidak bertobat hanya jadi ganteng-ganteng serigala. Carilah yang bertobat, mati terhadap dosa.

 

b)      Ungu tua atau biru laut ini menunjuk pengalaman kebangkitan bersama Yesus yaitu hidup untuk kebenaran. Mulai dari persekutuan terkecil yaitu nikah yang benar. Masa pacaran yang benar, tunangan yang benar. Yang benar itu bagaimana? Tidak sembunyi-sembunyi, terang-terangan. Bagaimana itu? Tidak sembunyi-sembunyi, diketahui orang tua, direstui dan diketahui gembala, didoakan. Kenapa sembunyi-sembunyi? Supaya bisa seenaknya putus. Kalau seenaknya putus apalagi kalau pacaran dengan sesama imam lalu menyakiti hatinya, orang itu berhadapan dengan Tuhan!

 

Dalam nikah semua benar. Kedudukannya benar, suami sebagai kepala, isteri sebagai tubuh, anak anggota tubuh meringankan beban orang tua. Jangan dibalik-balik kedudukannya, harus benar sesuai Firman pengajaran yang benar.

 

c)      Ungu muda atau warna ungu menunjuk pengalaman kemuliaan bersama Yesus. Apa itu? Mengalami keubahan hidup. Ingat Yesus waktu dipermuliakan di atas gunung, Dia berubah rupa, wajahNya berubah bersinar seperti matahari terik, pakaianNya juga berubah berkilau-kilau. Itu pengalaman kemuliaan bersama Yesus, mengalami keubahan hidup.

 

Jadi suasana takhta Tuhan adalah suasana persekutuan yang ditandai dengan mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran dan mengalami keubahan hidup. Kalau ada ini pasti menyatu, semakin erat persekutuan itu. Kalau cari kedudukan, cari kehormatan, begitu kena dosanya ditunjuk, tidak mau mengaku karena gengsi, harga diri gede-gedean, tidak bisa menyatu.

 

Kalau dosa dipertahankan tidak akan bisa bersekutu. Sangat jelas dikatakan jangan bergaul, jangan makan bersama-sama.

I Korintus 5:11

5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

 

Makan bersama-sama ini fellowship, bersekutu untuk mendengar Firman. Kalau dipaksakan mungkin kelihatan bisa bersekutu tetapi sebenarnya itu bukan persekutuan melainkan persekongkolan. Sebagai contoh orang Farisi dan orang Herodian berbeda pendapat tetapi kelihatan bisa bersekutu padahal mereka bersekongkol untuk membunuh Yesus.

Markus 3:5-6

3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

 

Orang Farisi dan orang Herodian beda pendapat tetapi kelihatan bisa menyatu tetapi itu bukan persekutuan, itu persekongkolan. Karena degil, keras hati, karena iri dan dengki kepada Yesus, 2 kelompak ini kelihatan menyatu padahal itu bukan persekutuan tetapi persekongkolan. Jadi kita harus jeli hari-hari terakhir ini. Apa itu persekongkolan? Persekutuan orang-orang keras hati atas dasar iri hati dan perselisihan. Iri sama seseorang, benci sama seseorang sehingga 2 kelompok menjadi satu menyerang seseorang. Politik dunia masuk dalam gereja. Politik dunia lawan bisa jadi kawan, kawan bisa jadi satu untuk menyerang 1 kandidat.

 

Dalam gereja juga seperti itu. Kelihatan persekutuan tetapi orang-orang keras hati yang ada di situ. Bersekutu, bersekongkol karena dasar iri hati dan perselisihan. Mereka iri kepada orang yang benar. Orang benar tidak pernah iri dan tidak mungkin berselisih. Yang tidak benar itu yang suka iri dan berselisih “dia ini begitu, dia begini, ayo kita serang”. Itulah kalau tangan dan kaki tidak bekerja maka yang bekerja mulut, cuma cerita orang, cari kesalahan orang. Itulah orang farisi mengamat-amati pendetanya, cari salahnya, cari kesalahan jasmani. Kelihatan ada persekutuan tetapi sebenarnya tidak ada persekutuan.

 

Tanda persekongkolan itu mau membunuh Yesus, artinya:

a)      Ibrani 3:1

3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

 

Yesus disebut rasul. Rasul ada kaitannya dengan pengajaran. Jadi arti membunuh Yesus adalah persekutuan tanpa pengajaran yang benar, menolak Firman pengajaran yang benar yang menyucikan. Begitu juga kaum muda kalau mau masuk nikah tidak melihat pengajaran, cuma lihat yang jasmani, itu berarti membunuh Yesus! Suatu saat pasti terlihat boroknya, busuknya dan hancur. Kalau dengan pengajaran borok kita kelihatan untuk disucikan sehingga bisa menyatu. Kalau tidak ada pengajaran boroknya kelihatan dan semakin tercerai berai, semakin hancur.

 

b)      Yesus disebut Imam Besar. Imam Besar mengerjakan pelayanan pendamaian.

Ibrani 2:17

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

 

Jadi membunuh Yesus artinya tidak mau berdamai. Dia benci si A, dia cari teman yang juga membenci si A, mereka bersekutu sama-sama membenci si A, tidak berdamai. Cari teman-teman yang lain yang benci si A, bersekongkol serang terus si A. Si A karena benar dia tidak akan balas, dia diam saja. Orang benar tidak usah membalas, diam saja, Tuhan pasti bela meskipun ditinggal sendiri. Yang lain berkata “betulkan apa saya bilang, tidak benar dia itu buktinya dia ditinggal sendiri, kita ini banyak dia cuma sendiri”. Lupa Yesus, Yesus karena pertahankan kebenaran di kayu salib ditinggal sendiri. Pikirnya kalau banyak orang itu sudah betul, yang sendiri itu tidak benar. Yesus seorang diri di kayu salib, sampai Allah Bapa meninggalkan Dia. Jadi jangan lihat kalau banyak itu benar, kalau sedikit tidak benar, belum tentu! Kalau banyak hanya karena dasar iri dan perselisihan itu tidak benar. Yang sedikit tetap betul-betul dalam kebenaran dan kesucian, itu yang benar. Jangan terkecoh dengan jumlah. Hal kerajaan sorga mulai dari yang kecil-kecil dulu, bukan yang besar-besar. Jadilah seperti anak kecil, dia yang empunya kerajaan sorga.

 

c)      Yesus adalah gembala.

Yohanes 10:11,14

10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

 

Jadi membunuh Yesus prakteknya tidak mau tergembala, liar, beredar-edar. Di mana-mana banyak persekutuan, persekutuan doa sekota, persekutuan ini, persekutuan itu, tetapi lihat orang-orang di dalamnya, tergembala atau tidak. Kalau tidak tergembala itu persekongkolan. Persekutuan yang benar itu kandang dengan kandang.

Yohanes 10:16

10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

 

Ini persekutuan yang benar, antar kandang penggembalaan. Kemarin di Wawondula, mendekati akhir bulan depan di Malang. Kalau memang ada kerinduan ayo menabung. Berkat-berkat yang kita terima tidak semua untuk kita makan tetapi ada berkat untuk ibadah. Dulu bangsa Israel diberkati dan diberkati juga ternaknya, ternaknya itu untuk keperluan ibadah.

 

Persekutuan yang benar adalah persekutuan yang ada penyucian oleh Firman pengajaran yang benar, dosa-dosa tidak dibiarkan berkembang. Kita masuk dalam persekutuan, begitu pulang tambah berkembang dosanya, dipertanyakan persekutuan apa ini!

 

Kalau disimpulkan suasana takhta Tuhan adalah suasana penyucian! Di sekeliling takhta Tuhan ada 4 makhluk yang berseru-seru “kudus, kudus, kuduslah Tuhan” itulah suasana takhta Tuhan.

Wahyu 4:6-8

4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

4:8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

 

Ayo persekutuan mulai dari nikah, permulaan nikah, masa pacaran dan tunangan ayo jaga kekudusan! Itu harga mati supaya masuk nikah di dalam kebenaran dan kesucian, dapat berkat.

Kejadian 1:26-28

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Firman Tuhan itu jelas! Tuhan berkati dulu baru ada kalimat beranak cucu dan bertambah banyak. Jangan dibalik, beranak cucu baru diberkati. Itu salah! Kaum muda jaga masa pacaran dan tunangan. Makanya penting itu direstui orang tua dan direstui gembala supaya terjaga. Baru masuk pemberkatan nikah. Sudah terjadi kejatuhan baru bilang pemberkatan nikah, bukan! Kalau sudah jatuh disebut ibadah peneguhan nikah. Kalau masih dalam kekudusan pemberkatan dan peneguhan nikah, masuk dalam nikah yang kudus. Sudah berbuat yang tidak baik, bukan nikah kudus namanya!

 

Orang tua doakan anak-anaknya yang sudah dewasa, selalu digumuli supaya kekudusan ini terjaga. Siang malam berseru kudus, kudus, kudus. Berarti siang malam setiap saat kita jaga kekudusan.

 

Buah delima itu di dalamnya berpetak-petak tetapi di luar satu. Ini menunjuk persekutuan, berbeda-beda tetapi satu. Bagaimana ini? Masuk nikah, persekutuan terkecil. Berbeda laki-laki dan perempuan tetapi satu. Jadi tidak ada itu pernikahan laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, itu penghujatan! Beda jenis kelamin tetapi satu pengajaran. Persekutuan antara penggembalaan berbeda organisasi tetapi satu pengajaran. Dalam penggembalaan ini berbeda-beda suku, beda bahasa tetapi satu. Yang lain boleh berbeda tetapi ada 7 hal yang tidak boleh berbeda.

Efesus 4:3-6

4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,

4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

 

a)      Satu tubuh = satu kepala. Inilah satu Firman pengajaran yang benar, ini yang tidak boleh beda. Kepala kita adalah Yesus, pada mulanya adalah Firman, Firman itu diam bersama-sama Allah kemudian lahir seperti kita ini. Berarti satu tubuh = satu Firman pengajaran yang benar.

Yohanes 1:1,14

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Kalau satu pengajaran pasti bisa jadi satu. Yesus adalah Firman yang lahir menjadi manusia. Sedangkan Tubuh Kristus adalah orang-orang yang dilahirkan kembali, yang diubahkan oleh Firman pengajaran yang benar.

Yohanes 1:12-13

1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

 

Suami diubahkan, isteri diubahkan menjadi satu tubuh, satu kepala.

I Petrus 1:23

1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

 

Sekalipun orang mau halangi, kalau sama-sama menerima pengajaran pasti bisa menyatu, tidak bisa dihalangi oleh apapun. Jadi satu tubuh artinya orang-orang yang sama disucikan dan diubahkan oleh satu Firman pengajaran yang benar. Saya katakan pada isteriku kita satu tubuh kalau sama-sama disucikan dan diubahkan oleh satu Firman pengajaran yang benar. Kalau tidak satu pengajaran tidak bisa kita katakan satu tubuh, kepalanya beda tidak bisa satu tubuh.

 

Jadi kunci persekutuan dan kesatuan adalah Firman pengajaran yang benar. Suami isteri sudah berbeda fisik, beda karakter, secara jasmani beda, pengajaran lagi beda, kapan menyatunya! Sementara nikah itu menjadi satu daging, pengajaran saja beda bagaimana bisa menyatu.

Efesus 5:31

5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

 

b)      Satu Roh yaitu Roh Kudus. Apa bukti satu Roh? Jangan Cuma bilang satu roh tetapi tidak ada buktinya.

Roma 8:13

8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

 

Roh Kudus mematikan daging. Jadi 1 roh artinya sama-sama mematikan dagingnya. Si A tidak kedagingan, si B tidak kedagingan, itu satu roh. Suami isteri tidak kedagingan, satu roh. Gembala dan jemaat tidak kedagingan, itu satu roh. Satunya kedagingan, yang lain tidak kedagingan, tidak bisa satu roh. Betapa bahagia nikah itu kalau ada pengajaran yang menjadi kepala, itulah Yesus, kemudian sama-sama mematikan daging, tidak akan pernah ditinggalkan. kadangkala daging kita terlalu besar sehingga sulit 1 roh. Dalam kepanitiaan kalau kedagingan semuanya tidak akan jalan. Si A usul begini, si B usul begitu, keduanya sama-sama ngotot pertahankan usulnya, bisa ribut dan tengkar. Kalau sama-sama mematikan daging “nanti pak gembala yang menentukan, kami hanya mengusulkan”. Setelah pak gembala timbang-timbang ini yang baik, semua menerima, itu satu roh.

 

Ini jadwal ibadah persekutuan sudah mulai jalan. Kalau Tuhan izinkan tahun ini kita menggelar lagi, puji Tuhan, yang penting semuanya satu roh. Tetapi bukan untuk menonjolkan diri, ini kami bisa menggelar 2 kali setahun, bukan itu! Kerinduan hati untuk menyebarkan pengajaran ini karena waktu sudah semakin singkat.

 

c)      Satu pengharapan, sama-sama punya pengharapan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ada hamba Tuhan bertanya kepada saya apa tujuanmu menggelar ibadah persekutuan? Saya jawab untuk menjadi satu, menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau hanya untuk pamer, untuk unjuk kekuatan untuk apa! Tetapi kalau untuk menjadi satu, ayo jalan terus.

 

d)      Satu Tuhan

e)      Satu iman

f)       Satu baptisan. Masuk nikah harus satu baptisan.

g)      Satu Allah Bapa

 

7 itu sempurna. Kalau ada 7 kesatuan ini maka kita bisa masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau 7 ini berbeda, tidak akan masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna. 7 ini sudah harga mati, harus satu! Kalau pengajarannya sama, tata cara ibadahnya pasti sama, penyembahannya sama dan salamnya pasti sama. Salam itu identik dengan pengajaran. Satu pengajaran yah satu salam, tidak berubah-ubah. Kita lihat salamnya Paulus bagaimana, kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian. Salam Petrus juga demikian. Yesus juga “Salam damai sejahtera di antara kamu, kasih karunia menyertai kamu”. Para pendahulu kita bagaimana? Salam damai sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Kalau pengajarannya sama, salamnya sama. Kalau ada salam begini, salam begitu pengajarannya pasti sudah berbeeda-beda. Jadi jangan kita ikut-ikutan. Ikuti saja apa yang telah kita terima dari para pendahulu.

II Yohanes 1:10-11

1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.

1:11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.

 

Kalau yang lain mau salam yang lain-lain terserah, kalau saya mau ikuti salam dari para pendahulu “salam damai sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus”. Salam itu pembuka dari pengajaran, hamba Tuhan sampaikan salam berarti dia sudah siap menyampaikan Firman pengajaran yang benar. Sidang jemaat menerima salam berarti sudah siap menerima Firman pengajaran yang benar.

 

Jika persekutuan kita sudah benar maka kita digantungkan di ujung jubah Yesus sehingga mengalami suasana takhta Tuhan. Kita mengalami kuasa kebangkitan dari Yesus Imam Besar. Warna jubah itu ungu tua atau biru laut, itu menunjukan kuasa kebangkitan Yesus. Nikah persekutuannya benar, penggembalaan persekutuannya benar, antara penggembalaan persekutuannya benar, kita digantung di ujung jubah Yesus, ada hasilnya. Ikut Yesus, praktekan apa yang Tuhan mau, ada hasilnya. Makanya para pendahulu mengatakan Firman pengajaran ini praktis, kita praktekan ada hasilnya.

a)      Lukas 8:43-44

8:43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapa pun.

8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.

 

Ada kesembuhan dari pendarahan. Apa yang dimaksud dengan pendarahan?

1)      Perpecahan atau perceraian. Kalau kita masuk persekutuan yang benar, maka kuasa Firman pengajaran, kuasa kebangkitan Yesus sanggup memulihkan dan menyatukan kita mulai dari nikah. Mungkin pagi ini nikah kita dalam keadaan tercerai berai. Ada perpecahan antara suami isteri, kakak adik, masih satu dalam rumah tetapi sudah pecah. Suami masak sendiri, isteri masak sendiri, tidur beda-beda kamar, anak orang tua sudah diam-diaman, rumah seperti hotel, datang untuk tidur. Tidak ada ngomong apa-apa, besoknya sudah keluar, tidak ada hubungan yang baik satu dengan yang lain. Firman pengajaran mampu memulihkan semuanya, mampu menyatukan apa yang sudah terpecah dan tercerai berai.

 

Dalam penggembalaan juga mungkin ada kles satu dengan yang lain, sesama pelayan, sesama anggota jemaat, ada perpecahan karena ini, karena itu, biarlah lewat Firman pengajaran yang kita terima ada kuasa kebangkitan Yesus di dalamnya sanggup memulihkan dan menyatukan semuanya apa yang sudah tercerai.

 

2)      Kebusukan. Kalau darah keluar terus itu busuk. Ada kebusukan dosa, kebusukan secara jasmani. Mungkin di dalam keluarga sudah saya paling tidak dianggap, dianggap sebagai yang paling busuk. Dalam pekerjaan menghadapi sesuatu yang busuk, tidak dapat diharapkan lagi. Kuasa Firman pengajaran mampu memulihkan apa yang sudah busuk.

 

Dari pihak Tuhan ada kuasa kebangkitan, dari kita harus ada iman. Perempuan itu berkata asal ku jamah saja ujung jubahNya aku pasti sembuh. Siapa yang mengatakan kepada perempuan itu bahwa dia akan sembuh kalau menjamah ujung jubah? Tetapi imannya yang mengatakan demikian, imannya yang mendorong dia seperti itu.

Lukas 8:48

8:48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

 

Matius 9:21

9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

 

Dari pihak Tuhan ada kuasa kebangkitan dalam Firman pengajaran, mampu memulihkan apa yang sudah busuk. Dari pihak kita harus ada iman, yakinlah bahwa Firman pengajaran yang kita terima ini mampu menyatukan nikah kita yang sudah tercerai, mampu memulihkan segala yang sudah busuk dalam hidupku. Itu iman dari kita, maka semuanya pasti jadi, Tuhan mampu menjadikan semua baik, tidak ada yang mustahil, terhapus semua kemustahilan.

 

b)      Yesaya 6:1

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

 

Kuasa kebangkitan Tuhan di dalam Firman pengajaran yang benar melindungi kita dari terpaan angin pengajaran palsu, dari pencobaan-pencobaan yang memuncak pada aniaya antikristus. Yang penting kita mau berpegang pada Firman pengajaran yang benar maka ada kuasa Tuhan kebangkitan Tuhan melindungi. Sampai dari pori-pori kita bisa merasakan orang yang lewat ini sudah lain ajarannya.

 

Jadi ketika terjadi apa-apa dalam diri kita, yang pertama kita koreksi persekutuan kita benar atau salah. Kalau salah ayo perbaiki. Kalau kita koreksi ternyata benar berarti ini ujian dari Tuhan. Jangan ngomel, jangan mundur dari pengajaran. Saya berbahagia kita ada dalam persekutuan yang benar, nikah yang benar, penggembalaan yang benar, persekutuan antara penggembalaan yang benar, sampai nanti Israel dan kafir menyatu dalam satu Tubuh Kristus untuk menyatu dengan Yesus sebagai Kepala.

 

c)      Buah delima itu perhiasan pada ujung jubah Yesus Imam Besar. Jadi hasil ketiga, kuasa kebangkitan Tuhan dalam Firman pengajaran yang benar mampu menghiasi hidup kita, memperindah hidup kita pada waktunya. Waktunya Tuhan, bukan waktunya kita. Mungkin pertama kali kita masuk dalam pengajaran diizinkan Tuhan terjadi sesuatu yang luar biasa, seakan-akan terjadi kemerosotan dan lain-lain. Tetapi bertahan, Tuhan pasti menghiasi dan memperindah hidup kita, nikah kita. Kaum muda masa depan juga dihiasi, semua dihiasi indah pada waktunya. Sampai nanti kita tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan yang berhias bagi Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Nikah yang tadinya tidak karu-karuan ditata dan diperindah oleh Tuhan.

 

Nikah, pelayanan, masa depan diperindah semua sampai yang terindah menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

Pengkhotbah 3:11

3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

 

Ayo bertahan. Sekarang kita belum melihat yang indah. Tunggu waktu Tuhan, semua pasti indah pada waktunya.

 

2.      Giring-giring emas atau lonceng emas. Diletakan berselang seling dengan buah delima. Lonceng ini menghasilkan bunyi yang indah. Jadi kalau Imam Besar berjalan itu berbunyi. Ini menunjukan doa penyembahan dalam urapan Roh Kudus sampai bisa berbahasa Roh. Inilah suasana takhta Tuhan. Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya dalam sehari menyembah minimal 1 jam. Tetapi sikap penyembahannya 24 jam. Apa itu sikap penyembahan? Ketaatan! Taat kita harus 24 jam. Yesus dalam doaNya berseru “ya Abba ya Bapa jika sekiranya mungkin lalukanlah cawan ini dari padaku”. Itu kedagingannya Yesus, Dia mau menolak salib. Tetapi Dia sambung kalimatnya “tetapi bukan kehendakKu yang jadi melainkan kehendakMu yang jadi”.

 

Kalau persekutuan kita ada dalam suasana penyembahan dalam urapan Roh Kudus, itu menghasilkan bunyi yang indah. Dalam nikah ada bunyi yang indah, dalam penggembalaan bunyi yang indah, tidak ada lagi pertengkaran,, tidak ada lagi bunyi caci maki, ada kesaksian keluar. Dalam nikah suami menyembah dan taat, isteri menyembah dan taat, tidak akan ada lagi bunyi pertengkaran, apalagi bunyi caci maki di situ. Orang tua mungkin mendidik anak ada kalanya kita marah kepada anak dan memang harus demikian, tetapi tidak dengan bahasa yang memaki mereka. Itu tidak ada lagi, yang ada hanya bunyi-bunyian yang indah, suara kesaksian dalam nikah.

 

Ayo dalam penggembalaan biarlah ada bunyi-bunyian yang indah satu dengan yang lain, sama-sama menyembah, sama-sama taat, sehingga yang ada suara kesaksian. Baik kesaksian secara nyata dan juga di dalam grup whatshap gereja. Kadangkala yang keluar di situ suara yang tidak bagus, hubungan antara jemaat juga suara yang tidak indah yang kedengaran. Kita ngomong seenak kita, mungkin saat itu dia tidak bereaksi padahal dia simpan di hati. Biarlah itu sudah tidak ada lagi. Makanya banyaklah menyembah Tuhan sehingga mulut ini tidak berkata yang salah, banyak menyembah sampai bisa berbahasa roh sehingga ada suara kesaksian. Orang tertarik mendengar suara apa itu sehingga jiwa-jiwa bertambah.

 

Biarlah nikah kita menjadi kesaksian, ibadah pelayanan kita menjadi kesaksian bagi sesama, berarti di situ ada Imam Besar hadir. Kalau ada bunyi lonceng berarti Imam Besar hadir di situ. Ada Imam Besar hadir di dalam kita sehingga nikah dan ibadah kita tidak kering, ada urapan Roh Kudus, semua dalam pengaruh urapan Roh Kudus.

Keluaran 28:35

28:35  Haruslah gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN dan apabila ia keluar pula, supaya ia jangan mati.

 

Kalau dalam nikah tidak ada bunyi yang indah, nikah itu akan mati. Kalau dalam pelayanan tidak ada bunyi yang indah, pelayanan itu akan mati. Biarlah ada bunyi yang indah, suara penyembahan dalam urapan Roh Kudus. Kita mau taat pada Firman Tuhan, menghasilkan suara kesaksian, bunyi yang indah. Nikah tidak mati, pelayanan tidak mati, semua tidak kering, semua tidak mati.

 

Biarlah siang ini kita minta urapan Roh Kudus. Tanda-tanda ada urapan Roh Kudus dalam hidup kita, dalam nikah dan dalam ibadah pelayanan kita.

a)      II Korintus 3:17-18

3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

 

Tanda pertama kalau ada urapan, ada kemerdekaan. Artinya Firman pengajaran itu kita berikan keleluasaan untuk menyucikan kita dan membaharui kehidupan kita, tidak dibatasi oleh apapun. Sehingga kita mengalami kemerdekaan dan kelepasan dari dosa-dosa. Suami dalam urapan, isteri dalam urapan, gembala dalam urapan, jemaat dalam urapan, Firman bekerja dengan bebas dalam hidup kita, kita mengalami kelepasan dari dosa-dosa sehingga semakin indah dan semakin erat persekutuannya. Sampai nanti kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Yesus. Bahagia kalau nikah itu ada urapan, bebas, bukan bebas secara daging tetapi kita alami kebebasan dari dosa-dosa, ada penyucian dan pembaharuan sampai mulia seperti Yesus. Umpama suami pemarah, lewat Firman dan penyembahan dalam urapan Roh Kudus, dia dilepaskan dari tabiat pemarah. Isteri yang cerewet dan suka melawan dilepaskan dari tabiat itu, betapa bahagianya. Tidak perlu ke psikiater atau ke mana. Lewat Firman, penyembahan dalam urapan Roh Kudus, ada kemerdekaan, kebebasan, kelepasan dari segala dosa.

 

b)      I Korintus 14:39-40

14:39 Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.

14:40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.

 

Kalau ada urapan Roh Kudus, karunia-karunia kita semakin bertambah dalam pelayanan. Dan dalam melayani Tuhan berlangsung dengan sopan dan teratur. Mulai dari dalam nikah pelayanan kita kerjakan dengan sopan dan teratur. Semua tertata dengan baik, tidak seenaknya! Terutama kesopanan di dalam nikah dan pelayanan itu yang bagaimana?

I Korintus 14:35

14:35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.

 

Kesopanan dalam nikah dan dalam ibadah adalah perempuan tidak boleh mengajar dan memerintah laki-laki atau suami, itu sopan! Jangan jadi jendril dalam rumah tangga “suami balik kanan grak, timbah air grak, belah kayu grak” suami tinggal iya-iya. Kadang kalah suaminya berpikir dari pada isteri ribut ah turuti saja maunya, itu tidak sopan namanya! Biarlah urapan Roh Kudus menguasai kita, semua berlangsung dengan sopan dan teratur, maka persekutuan kita akan mengarah kepada persekutuan Tubuh dengan Yesus sebagai kepala. Kalau sudah menyatu dengan Kepala maka kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah, itu kebahagiaan yang kekal, kita masuk kerajaan 1000 tahun damai, untuk masuk kerajaan sorga yang kekal, Yerusalam Baru.

Efesus 1:8-10

1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus

1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

 

Kita mau disatukan dengan Yesus sebagai Kepala.

 

Biarlah ada buah delima, persekutuan yang benar, dalam nikah dan penggembalaan semua benar, antara pengembalaan benar, ada  Firman pengajaran yang menyucikan. Dan ada lonceng emas, suara penyembahan dalam urapan Roh Kudus. Itu suara indah yang dihasilkan dalam nikah dan dalam penggembalaan,  itulah suara kesaksian untuk membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan. Persekutuan kita semakin dipererat untuk nanti menyatu dengan Yesus sebagai Kepala, Mempelai Pria Sorga. Ini kerinduan kita untuk menjadi satu, nikah menjadi satu, penggembalaan satu, antara penggembalaan satu, Israel dan kafir satu dan kita menyatu dengan Yesus.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar