20240424

Kebaktian Pendalaman Alkitab, Rabu 24 April 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


 Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita masih mempelajari kutukan kedua akibat tidak mau taat kepada Firman yaitu pedang atau perang. Ada 5 dampak yang ditimbulkan dari pedang penghukuman Tuhan:

1.      Berserak-serak atau pecah belah (ayat 33)

2.      Kota-kota menjadi reruntuhan (ayat 33)

3.      Tanah menjadi tandus (ayat 33)

4.      Kecemasan atau ketakutan (ayat 36-39)

5.      Hancur lebur (ayat 39)

 

Kita membahas dampak yang keempat yaitu kecemasan atau ketakutan.

Imamat 26:36-39

26:36 Dan mengenai mereka yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan angin pun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar.

26:37 Dan mereka akan jatuh tersandung seorang kepada seorang seolah-olah hendak menjauhi pedang, sungguhpun yang mengejar tidak ada, dan kamu tidak akan dapat bertahan di hadapan musuh-musuhmu.

26:38 Dan kamu akan binasa di antara bangsa-bangsa lain, dan negeri musuhmu akan memusnahkan kamu.

26:39 Dan siapa yang masih tinggal hidup dari antaramu, mereka akan hancur lebur dalam hukumannya di negeri-negeri musuh mereka, dan karena kesalahan nenek moyang mereka juga mereka akan hancur lebur sama seperti nenek moyangnya.

 

Ketakutan ini menjadi penyebab utama kematian manusia di akhir zaman, yaitu manusia yang tidak mengenal Yesus, juga orang Kristen yang tidak mau taat pada Firman Tuhan. Di akhir zaman terjadi kegoncangan yang kian hebat sehingga menyebabkan ketakutan dan ketakutan ini menyebabkan kematian.

Lukas 21:25-26

21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

 

Pada mulanya ketika Tuhan menciptakan manusia, manusia segambar dengan Allah Tritunggal dan tidak ada perasaan takut daging. Ketika manusia jatuh dalam dosa, maka ketakutan daging ini muncul pada perasaan manusia. Jadi ketakutan ini adalah produk dari dosa. Pada mulanya manusia bahagia, tidak ada yang perlu ditakutkan, binatang-binatang juga tidak ada yang buas, tidak ada yang makan daging, mereka tinggal bersama-sama. Tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa, perasaan takut ini muncul.

Kejadian 3:9-10

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

 

Setelah manusia diusir dari taman Eden ke dalam dunia, manusia tetap berbuat dosa. Manusia lebih takut pada sesuatu di dunia ini sampai tidak takut Tuhan. Kain, setelah membunuh Habel dia takut ‘bagaimana nanti kalau aku bertemu orang lain lalu orang itu membunuhku’. Waktu membunuh Habel dia takut tetapi dia takut pada sesuatu di dunia, tidak takut kepada Tuhan. Dan begitu terus manusia sampai di akhir zaman ini.

 

Berulang-ulang Tuhan mengutus hamba-hambaNya untuk memberitakan Firman kepada umatNya supaya takut akan Tuhan, bahkan kepada semua manusia yang bisa mendengar Firman itu. Apalagi sekarang ditunjang dengan kecanggihan teknologi, Firman diberitakan dan semua orang bisa mendengarnya. Tetapi manusia pada umumnya, bahkan orang Kristen lebih memilih kesenangan dunia, lebih memilih takut pada sesuatu di dunia ini dari pada takut Tuhan. Manusia lebih memilih kesenangan dunia dari pada menerima pelayanan hamba Tuhan, dari pada menerima Firman Tuhan. Sebagai balasannya Tuhan akan bangkit menakut-nakuti manusia, mulai dari kegoncangan yang timbul, sampai penghukuman yang dahsyat.

Yesaya 2:10,19-21

10 Masuklah di sela gunung batu dan bersembunyilah di dalam liang tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya!

19 Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.

20 Pada hari itu berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar,

21 dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.

 

Akhirnya manusia akan masuk ke lekuk-lekuk gunung dan ke dalam celah-celah bukit batu karena takut akan penghukuman Tuhan. Celah bukit batu dan lekuk gunung adalah tempat tinggalnya hamba Tuhan yang ditolak oleh umatNya sendiri. Dunia tidak menerima mereka, sehingga mereka tinggal di celah-celah bukit batu, di lekuk-lekuk gunung. Ada yang digergaji, ada yang dilempari batu, ada yang diperlakukan dengan kejam.

Ibrani 11:38

11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.

 

Itulah tempat hamba Tuhan yang diutus Tuhan supaya memberitakan Firman supaya manusia takut akan Tuhan, tetapi malah diperlakukan dengan kejam. Pada ayat 35 mereka disiksa, diejek, didera, dibelenggu, dipenjara, dilempari, digergaji. Itulah keadaan hamba Tuhan, tidak disenangi, dimusuhi. Itulah pelajaran bagi kami hamba Tuhan, kalau memberitakan kebenaran untuk membawa umat Tuhan takut akan Tuhan, resikonya dibenci, dimusuhi, diperlakukan dengan kejam dan sebagainya.

 

Jadi ketika kegoncangan hebat terjadi, ketika penghukuman Tuhan dijatuhkan atas dunia ini, orang-orang baru mau mencari pelayanan dari hamba Tuhan, baru mau mencari Firman, tetapi sudah terlambat, sudah tidak ada lagi. Jadi sebelum ini terjadi, marilah kita memperhatikan pelayanan hamba Tuhan yang Tuhan utus melayani kita, perhatikan Firman, belajar untuk takut akan Tuhan.

 

Sebenarnya suasana lekuk-lekuk gunung adalah suasana yang indah. Tetapi dalam kitab Yesaya sudah menjadi suasana ketakutan. Kenapa saya katakan suasana yang indah? Sebab suasana lekuk gunung ada kaitannya dengan kemuliaan Tuhan. Dulu Musa ingin melihat kemuliaan Tuhan. Tetapi Tuhan bilang kepada Musa ’tidak ada manusia yang hidup bila berhadapan dengan Aku, kamu boleh melihat Aku asal berdiri di lekuk-lekuk gunung, kemudian waktu Aku lewat Aku mengulurkan tangan menutupi mukamu, kemudian engkau akan melihat belakangKu. Itu suasana yang indah. Dulu Musa melihat kemuliaan Tuhan di lekuk-lekuk gunung.

Keluaran 33:18-23

33:18 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."

33:19 Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."

33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."

33:21 Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;

33:22 apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.

33:23 Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

 

Ini sebenarnya suasana yang indah, tetapi bisa berubah menjadi suasana ketakutan kalau tidak menghargai Firman Tuhan. Pelajaran bagi kita, supaya kita tidak dilanda ketakutan yang hebat karena kegoncangan-kegoncangan di akhir zaman ini, maka kita harus melihat kemuliaan Tuhan. Mulai dari sekarang kita harus melihat kemuliaan Tuhan, sehingga ketika Yesus datang kedua kali, kita bisa melihatNya muka dengan muka, masuk dalam kemuliaan kekal selama-lamanya. Dunia ini akan goncang dan sedang goncang, manusia takut. Supaya kita tidak ikut-ikut takut dan goncang, lihatlah kemuliaan Tuhan. Bagaimana caranya melihat kemuliaan Tuhan? Kita belajar dari Musa. Ada 2 syarat untuk melihat kemuliaan Tuhan.

1.      Berdiri di atas gunung batu. Dulu Musa dalam arti hurufiah, sekarang kita dalam pengertian yang rohani.

a)      Mazmur 19:15; 62:2-3

19:15 Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

62:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. (62-2) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

62:2 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

 

Gunung batu menunjuk pada pribadi Yesus sebagai Penebus atau Juruselamat. Jadi berdiri di atas gunung batu artinya punya iman yang teguh kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat sehingga keselamatannya mantap! Jangan kita bingung dengan banyaknya perkataan-perkataan di luar sana yang mau melemahkan iman kita kepada Yesus. Macam-macam orang bilang di luar sana. Tidak usah kita ragu, kita yakin hanya Yesus satu-satunya Juruselamat.

Kisah Para Rasul 2:36-39

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

Proses selamat:

1)      Percaya atau iman kepada Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat lewat mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus. Dalam Tabernakel itu masuk pintu gerbang.

 

Ada yang berkata ‘Yesus tidak pernah mengatakan diriNya adalah Tuhan, cuma orang Kristen yang bilang Yesus Tuhan’ itu karena dia tidak pernah baca dalam Alkitab. Ayat ini bisa mematahkan omongan orang di luar sana:

Yohanes 13:13-14

13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;

 

Ada lagi yang mengatakan bukan Yesus satu-satunya Juruselamat, ada yang lain yang bisa menyelamatkan selain Yesus. Mari kita baca dalam Alkitab, tidak ada keselamatan selain di dalam Yesus.

Kisah Para Rasul 4:12

4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

 

Ini sudah harus mantap supaya tidak mudah digoyahkan iman kita sehingga menanggalkan kepercayaan kita kepada Yesus. Makanya iman itu timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan, Firman dalam urapan Roh Kudus. Kalau iman hanya karena melihat, itulah yang gampang digoyahkan.

 

2)      Bertobat, mati terhadap dosa.

 

3)      Lahir baru lewat baptisan air yaitu seperti Yesus dibaptis dan baptisan Roh Kudus yang benar. Salah satu tandanya berbahasa Roh seperti yang diberikan oleh Roh Kudus, bukan diajar oleh manusia. Sehingga kita menghasilkan hidup baru, hidup dalam kebenaran, itu hidup sorga.

 

Hidup benar dimulai dari apa? Lain kali kita hanya bilang hidup benar dalam hal yang umum-umum, kita tidak mendalami Firman hidup benar itu mulai dari apa. Oke kalau mengatakan hidup benar itu harus pakai helm waktu naik motor, harus ada sim, KTP harus jelas dan benar. Tetapi lain kali hanya ditekankan dalam hal itu tetapi hidup benar yang sesungguhnya tidak dilakukan.

 

Mazmur 19:15

19:15 Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Jadi hidup benar mulai dari dalam:

Ø  Renungan hatinya benar, tidak ada prasangka buruk kepada orang lain, hamba Tuhan kepada hamba Tuhan, jemaat kepada gembala atau gembala kepada jemaat, tidak ada iri hati, tidak ada pahit hati, tidak ada dengki, benci, dendam dan tidak ada kemunafikan. Orang Farisi dan ahli Taurat dicela oleh Tuhan ‘celakalah kamu hai ahli Taurat dan orang Farisi, engkau seperti kubur yang dilabur putih. Tampak luar bersih tetapi di dalam penuh pelbagai kotoran’. Kelihatan bersih di luar, simnya ada, STNK lengkap, KTPnya benar, semua benar, tetapi hatinya busuk, munafik, iri benci, dendam kepada orang, itu tidak benar! Hidup benar itu dimulai dari dalam, dari renungan hati kita. Kalau hatinya sudah benar yang luar pasti benar.

 

Ø  Ucapan mulut yang benar. Tidak ada dusta, stop, jangan ada lagi berdusta, tidak gosip, tidak ada lagi memfitnah dan menjelek-jelekan orang. Biarlah ucapan mulut kita hanya berkata-kata yang menjadi berkat yang membangun rohani sesama. Itu ucapan bibir yang berkenan kepada Tuhan, itu hidup benar.

Efesus 4:29

4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

 

Kalau soal STNK, SIM, helm, orang umum tahu, kalau tidak benar nanti ditilang pak Polisi. Kita belajar dari dalam dulu, hati kita benar, mulut kita benar. Kalau ini sudah benar maka yang lain-lain itu pasti benar!

 

b)      Gunung batu adalah pribadi Tuhan yang kuat dan kokoh sebagai gembala.

Kejadian 49:24

49:24 namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,

 

Jadi berdiri di atas gunung batu artinya tergembala dengan benar dan baik. Orang mau ganggu, kita tetap tergembala dengan benar dan baik, berdiri di atas gunung batu Israel. Setelah selamat, hidup benar, lanjutkan tergembala dengan benar dan baik.

Amsal 12:26

12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.

 

Kalau kita tidak hidup benar, pasti tidak akan tahan dalam penggembalaan.

Mazmur 1:5

1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;

 

Orang tidak hidup benar tidak akan tahan dalam penggembalaan. Mulut yang tidak benar, suka gosip, suka dusta, suka fitnah orang, dia tidak akan tahan dalam penggembalaan. Yang hatinya tidak benar, suka berperasangka buruk, iri, pahit hati, benci, tidak akan tahan dalam penggembalaan, suatu saat dia akan keluar. Mungkin dia akan bertahan beberapa saat bukan karena alasan yang rohani, mungkin karena keluarga, karena suami, karena isteri karena alasan yang jasmani. Tetapi suatu saat dia keluar, dia tidak akan tahan. Selama hati tidak benar, selama mulut tidak benar, tidak akan tahan dalam penggembalaan dan suatu saat pasti keluar. Sebelum dia keluar, dia tersandung dan menjadi sandungan.

 

Imamat 26:37

26:37 Dan mereka akan jatuh tersandung seorang kepada seorang seolah-olah hendak menjauhi pedang, sungguhpun yang mengejar tidak ada, dan kamu tidak akan dapat bertahan di hadapan musuh-musuhmu.

 

Jadi kalau mulai merasa tidak nyaman dalam penggembalaan dan mau keluar, periksa dulu kebenarannya, jangan langsung salahkan orang lain. Periksa hatinya bagaimana, mulutnya bagaimana. Kalau tidak benar memang pasti keluar, akan keluar dari penggembalaan. Kami hamba Tuhan tergembala dalam persekutuan, kalau hati dan mulut kami tidak benar pasti keluar dari persekutuan.

 

Syarat tergembala dengan benar dan baik.

Yohanes 10:3-5

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

 

Ada 2 syarat di sini:

1)      Masuk kandang penggembalaan. Secara jasmani kandang penggembalaan berbeda-beda yaitu organisasi gereja yang legal di mata pemerintah. Tetapi secara rohani kandang kita hanya satu yaitu ruangan suci. Ada 3 macam alat di situ, menunjuk ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, tubuh jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal.

Ø  Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci, tubuh kita makan Firman, makan perjamuan suci. Tubuh kita melekat kepada Yesus Anak Allah.

Ø  Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Roh kita melekat pada Allah Roh Kudus.

Ø  Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, jiwa kita melekat pada Allah Bapa. Allah Bapa karena kasihNya mengorbankan Yesus AnakNya, darahNya tercurah. Di dalam darah ada nyawa, ada jiwa.

 

2)      Mendengar dan dengar-dengaran pada suara gembala = dengar-dengaran pada Firman penggembalaan sehingga mengalami penyucian secara terus menerus.

 

Ayo kita tergembala dengan benar dan baik. Siapa yang harus tergembala? Mulai dari gembala harus tergembala.

Wahyu 1:20

1:20 Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

 

Malaikat yang dimaksud di sini bukan malaikat makhluk sorga tetapi gembala sidang jemaat. Gembala adalah bintang dan malaikat sidang jemaat. Kapan gembala menjadi bintang? Ketika bisa menjadi teladan bagi sidang jemaat, seperti bintang yang bercahaya menerangi sidang jemaat. Yang mau saya tekankan, yang terutama gembala itu harus bisa menjadi teladan iman.

Ibrani 13:7-8

13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

 

Apa itu teladan iman:

1)      Gembala hidup dalam kebenaran, renungan hatinya baik dan ucapan mulutnya baik. Tidak suka prasangka buru kepada orang, tidak bergosip, tidak memfitnah orang, juga tidak mengeluh kepada sidang jemaat. Sekarang karena sudah canggih teknologi, gembala mengeluh di media sosial. Media sosial itu tempat untuk menjadi berkat, bukan tempat mengeluh!

 

Sidang jemaat bisa menilai saya. Saya tidak bisa berkata ‘jangan lihat kami’. Jemaat harus lihat saya dengan isteri. Yang paling bisa melihat adalah seisi pastori, khususnya isteri saya jemaat mula-mula. Dia yang melihat saya ini bintang yang bercahaya atau bukan. Ada bintang yang redup, ada bintang jatuh. Apakah gembala itu bintang yang bercahaya atau bintang redup, bintang jatuh. Doakan saya sebagai gembala supaya betul-betul menjadi teladan dalam hal kebenaran, hidup benar, dalam segala hal. Mulai dari renungan hatinya dan mulutnya benar. Bukan berarti saya super, saya masih banyak kekurangan tetapi terus memperbaiki semuanya supaya betul-betul menjadi teladan dalam sidang jemaat.

 

2)      Dikaitkan dengan Yesus yang tidak pernah berubah, berarti tidak berubah-ubah dalam hal pengajaran. Hari ini ajar A, bulan depan ajar B, tahun depan ajar C. Bagaimana dia mempertanggung jawabkan sidang jemaat yang dipercayakan kepadanya? Seumpama tahun ini saya ajar A kemudian pada tahun ini ada jemaat yang meninggal, tahun depan saya ganti ajaran B. Jadi yang meninggal waktu saya sampaikan ajaran A, ke mana dia, bagaimana nasib jemaat itu, selamatkah dia, bisa bertemu Yesus atau tidak? Sebab ajaran dari gembala itu menentukan selamat tidaknya jemaat.

I Timotius 4:16

4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

 

Kalau gembala sudah berubah-ubah dalam hal pengajarannya, tidak bisa dipegang perkataannya, jangan mau digembalakan! Keselamatan kita taruhannya! Jangan karena alasan-alasan yang jasmani sehingga tetap dia gembalakan. Kalau sudah berubah-ubah dalam pengajaran bagaimana bisa selamat.

 

Doakan saya sebagai gembala untuk berpegang teguh pada ajaran yang benar, ajaran yang sehat, yang sudah menjadi pengalaman hidup. Di sini kuncinya, pengajaran itu harus menjadi pengalaman hidup. Ayub belum punya pengalaman dengan Tuhan, makanya dia masih salah dalam perkataan, ada dosa kebenaran diri sendiri. Akhirnya setelah dia punya pengalaman dengan Tuhan, dia cabut perkataannya yang salah.

Ayub 42:5-6

42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

 

Termasuk sidang jemaat, supaya tidak berubah-ubah dalam pengajaran, pengajaran yang benar itu sudah harus menjadi pengalaman hidup. Tadi dikatakan Yesus tidak pernah berubah, dulu sekarang dan sampai selamanya. Jadi dalam hal pengajaran jangan pernah berubah-ubah. Sama seperti bintang, bintang itu hanya 1 orbitnya, tidak pindah-pindah orbit. Kalau pindah-pindah orbit itu bintang yang jatuh. Hanya 1 orbitnya, selama dia bintang hidup dia berputar dalam orbit yang sama. Begitu juga kami gembala. Sehingga bisa diteladani, sidang jemaat meneladani keteguhan iman gembala, keteguhan dalam pengajaran. Domba hanya mau mendengar suara gembala, tidak mau mendengar suara-suara asing, karena gembala punya teladan dan menjadi teladan di situ dalam hal keteguhan soal pengajaran. Dia tidak mau mendengar ajaran yang lain, ajaran asing. Dia hanya mau mendengar ajaran sehat yang tertulis dalam Alkitab. Dan nasihat gembala mau dia dengar. Bagaimana nasihat gembala mau diterima jemaat kalau soal pengajaran dia berubah-ubah.

 

Kapan gembala menjadi malaikat sidang jemaat?

1)      Ketika bisa menyediakan roti malaikat bagi sidang jemaat.

Mazmur 78:23-25

78:23 Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,

78:24 menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;

78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

 

Roti malaikat itu adalah Firman penggembalaan yaitu Firman pengajaran yang benar dan sehat yang dipercayakan kepada seorang gembala yang diberitakan secara berulang-ulang, secara berkesinambungan, untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat. Jadi gembala menjadi malaikat kalau bisa memberi makan domba-domba yang digembalakan dengan Firman pengajaran yang benar.

 

Sebagai domba-domba, berdoa kepada Tuhan minta makanan rohani. Makanan rohani adalah pokok doa dari sidang jemaat supaya pada gembala Tuhan bukakan rahasia Firman untuk diberitakan kepada sidang jemaat. Gembala juga pokok doanya supaya ada Firman penggembalaan, Firman pengajaran untuk diberitakan kepada sidang jemaat.

 

Dulu kami di Lempinel diajar kalau dipercaya Tuhan, lanjutkan Firman penggembalaan yang disampaikan oleh gembala. Jadi ketika bapak gembala di sini dipanggil Tuhan, untuk melanjutkan Firman penggembalaan di sini saya bingung 7 keliling. Kitab Imamat saya tidak punya bukunya, kalau Wahyu masih ada, pelajaran Yohanes tidak ada, pelajaran Yeremia tidak ada. Tinggal bergumul biar Tuhan yang bukakan Firman. Saya bergumul kepada Tuhan, mau melanjutkan kitab Yeremia atau kitab Imamat, Tuhan tetapkan kitab Imamat. Tuhan berkemurahan membukakan semua, kalau bisa sampai pada pasal 26 ini hanya karena kemurahan Tuhan.

 

Bagaimana gembala bisa menyediakan Firman penggembalaan bagi sidang jemaat?

Mazmur 25:19

25:19 Lihatlah, betapa banyaknya musuhku, dan bagaimana mereka membenci aku dengan sangat mendalam.

 

Hamba Tuhan atau gembala harus bergaul karib dengan Tuhan dan takut akan Tuhan maka Tuhan akan membukakan Firman. Firman pengajaran yang benar itu sumbernya dari sorga, maka tidak akan pernah habis bahan kalau hamba Tuhan bergaul karib dengan Tuhan. Kalau sumbernya dari bumi, suatu saat habis, kalau dari Tuhan tidak akan pernah habis.

 

Saudara yang boleh menilai, gembalaku ini malaikat sidang jemaat atau iblis yang menyamar menjadi malaikat terang. Bagaimana praktek bergaul karib dengan Tuhan.

Ø  I Timotius 4:12

4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

 

Tekun dalam membaca Alkibab, tekun menyembah Tuhan dan ditambah tekun dalam persekutuan yang benar. Saya penggemar bola, tetapi berupaya untuk tidak terikat dengan bola sampai sudah tidak baca Alkitab.

 

Ø  Mengawasi diri dan ajaran. Artinya praktek Firman dulu, sudah ada tanda darah, sudah jadi pengalaman hidup baru diajarkan sehingga jemaat bisa mengerti, bisa makan Firman. Yang ditampilkan sudah pengajaran yang sehat, pengajaran yang benar, kenapa jemaat tidak mau terima, tidak mau makan? Karena tidak dipraktekan, tidak jadi pengalaman hidup. Mau ajar sidang jemaat tetapi dia sendiri tidak punya pengalaman dengan Firman.

 

2)      Gembala menjadi malaikat sidang jemaat ketika bisa menaikan doa penyahutan bagi sidang jemaat kepada Tuhan.

Ibrani 13:17

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

 

3)      Gembala menjadi malaikat sidang jemaat ketika bisa memperhatikan sidang jemaat sesuai kebutuhannya. Kalau harus dibesuk yah dibesuk, kalau minta didoakan yah didoakan. Mungkin sudah tidak beribadah-ibadah lagi, yah dibesuk.

 

Jadi kehadiran seorang gembala sangat penting di tengah-tengah sidang jemaat untuk kebutuhan rohani sidang jemaat. Sebab itu mantapkan diri tergembala.

 

Hasil tergembala Yesus gembala Agung sanggup memelihara tubuh jiwa dan roh kita sehingga kita bisa berkata takkan kekurangan aku.

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Mazmur 23:1

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

 

Yesus memelihara tubuh jiwa dan roh kita sampai bisa berkata takkan kekurangan aku, artinya:

1)      Yesus Gembala Agung memelihara kita secara berkelimpahan. Jangan pikir berkelimpahan itu berarti banyak uang, panen coklat melimpah. Berkelimpahan itu sampai bisa mengucap syukur. Kita bukan hidup dari apa yang kita miliki di dunia ini, dari yang ada di dunia ini, tetapi kita hidup dari Yesus Gembala Agung. Itu keadilan Tuhan. Kalau seandainya hidup dari apa yang dimiliki di dunia ini, yang punya coklat banyak dia hidup enak sekarang, yang tidak punya coklat tidak hidup. Yang punya ijazah tinggi hidup, yang tidak punya ijazah tidak hidup. Tetapi kita hidup dari Yesus Gembala Agung, bagaimana sikap kita dalam penggembalaan, itu menentukan hidup kita di dunia ini. Kalau gembala sungguh-sungguh tergembala dia hidup, jemaat sungguh-sungguh tergembala dia hidup dari Yesus Gembala Agung, bukan dari sesuatu di dunia ini.

 

Satu contoh dalam Alkitab pribadi yang punya potensi luar biasa, tetapi karena beredar-edar, tidak tergembala, dia letih lesu, dia lapar dan berkata mau mati. Siapa dia? Esau. Dia anak sulung, punya hak dan berkat sulung, itu potensi yang dia miliki. Badannya merah berbulu, itu gambaran urapan. Jasmani dan rohani punya potensi luar biasa. Tetapi dia beredar-edar berburu di ladang, pulang dia tidak dapat daging. Dia lelah, dia lapar dan rasanya dia mau mati. Dia minta kacang merahnya Yakub, Yakub bilang jual dulu hak kesulunganmu. Dia bilang apalah artinya hak kesulunganku sebentar lagi aku mati, dia beri hak sulungnya. Dia beredar-edar maka dia kehilangan hak dan berkat sulung. Hak untuk mewarisi Yerusalem Baru, hak  untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan dia tidak dapatkan.

 

Ayo jangan beredar-edar, mantap tergembala maka kita dapat semuanya. Yakub tergembala, dia tidak beredar-edar, sekalipun dia anak bungsu tetapi dia dapatkan semuanya, hak dan berkat sulung dia dapatkan. Dia dapatkan semua di dalam penggembalaan.

 

2)      Yesus Gembala Agung memberikan damai sejahtera, ketenangan, di tengah-tengah kegoncangan dunia. Damai tenang, tidak pusing dengan apa yang terjadi di dunia ini.

 

3)      Yesus Gembala Agung menyucikan sampai menyempurnakan kita, tidak ada kekurangan dan cacat cela lagi.

 

2.      Berdiri dalam lekuk gunung dan ditudungi dengan tangan Tuhan. Apa artinya ini? Gunung batu itu menunjuk sabda Tuhan yang murni, itulah Alkitab.

II Samuel 22:31-32

22:31 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.

22:32 Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita?

 

Kita percaya seluruh isi Alkitab itu adalah Firman Tuhan. Lekuk gunung menunjuk ayat-ayat di dalam Alkitab. Jadi kalau digabung lekuk gunung adalah pembukaan rahasia Firman, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di dalam Alkitab. Dari pembacaan pertama kita baca ayat, sampai dengan ayat terakhir semua ayat dalam Alkitab, berarti keseluruhan Firman adalah pembukaan rahasia Firman = ajaran sehat, Firman pengajaran yang benar.

 

Tangan Tuhan adalah Roh Kudus. Kata Yesus ‘Aku tidak akan membiarkan kamu yatim piatu, Aku akan memberikan Roh Kudus kepadamu’ itulah tangan Tuhan, kuasa Roh Kudus.

 

Jadi berdiri di dalam lekuk gunung dan ditudungi tangan Tuhan artinya berdiri teguh atas Firman pengajaran yang benar oleh kekuatan kuasa Roh Kudus, tidak goyah, tidak mau dibimbangkan oleh apapun. Firman pengajaran itu sudah menjadi pengalaman hidupnya. Lebih gampang lagi, syarat kedua adalah hidup dari Firman pengajaran yang benar. Bukan berarti tidak usah sekolah, tidak usah kerja, tidak usah ini dan itu. Silahkan beraktivitas di dunia ini dengan giat, giat kerja, giat sekolah, tetapi hidup kita dari Firman Tuhan, Firman pengajaran yang benar.

I Yohanes 1:1-4

1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup — itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.

1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

1:4 Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

 

Makanya Firman itu disebut Firman hidup yang bisa didengar, diraba dan dilihat. Setelah kita dengar, raba artinya praktekan. Baru bisa dilihat, ada tanda-tanda keubahan hidup. Suami hidup dari Firman, isteri hidup dari Firman, bisa dilihat ada tanda keubahan hidup. Gembala hidup dari Firman, jemaat hidup dari Firman, ada tanda keubahan hidup. Harus ada pembaharuan. Kita mau masuk Yerusalem Baru, segala sesuatu baru di sana, semua yang lama dibuang, kita hidup dari Firman. Kalau dulu kita hidup dari apa yang ada di dunia ini, kita hidup dari kekuatan daging kita, kita manusia daging dengan banyak kekurangan dan kelemahan, sekarang kita mau hidup dari Firman yang kita dengar dan praktekan, ada tanda keubahan hidup.

 

Kalau sudah hidup dari Firman pasti masuk persekutuan Tubuh Kristus. Apa yang didengar, diraba, dilihat, itu yang mendorong kita bisa masuk persekutuan yang benar, persekutuan Tubuh Kristus. Suami hidup dari Firman, isteri hidup dari Firman, tercipta persekutuan Tubuh Kristus. Gembala hidup dari Firman, jemaat hidup dari Firman, terjadi persekutuan Tubuh Kristus. Kalau hidup dari Firman terjadi persekutuan untuk mengarah kepada Yesus sebagai kepala, menyatu dengan Yesus sebagai Kepala. Ketika terjadi penyatuan itu, kita akan masuk dalam kemuliaan yang kekal.

 

Ayo hidup dari Firman pengajaran, praktekan itu maka kita pasti bisa bersekutu. Hamba Tuhan senior katakan jangan persekutuan tahi kambing, waktu ibadah persekutuan kumpul semuanya, selesai ibadah persekutuannya, terpencar semua. Kalau hidup dari Firman pengajaran, selesai ibadah persekutuan semakin erat, semakin menyatu. Ada persekutuan berikutnya, tambah menyatu, sampai nanti menyatu dengan Israel di timur tengah sana, sampai kita menyatu dengan Yesus sebagai kepala.

 

Kesimpulannya untuk melihat kemuliaan Tuhan maka keselamatan kita harus mantap, tergembala dalam binaan Firman pengajaran harus mantap dan hidup dari Firman pengajaran, ada keubahan hidup yang bisa dilihat oleh sesama.

 

Dulu Musa hanya melihat kemuliaan Tuhan dari belakangnya Tuhan, sehingga Musa bisa menulis 5 kitab permulaan dalam Alkitab yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Dia bisa melihat apa yang terjadi pada penciptaan langit dan bumi, dia bisa melihat jauh sebelum dia lahir. Kita belajar dari 5 kitab permulaan.

1.      Kitab Kejadian. Dalam kitab Kejadian Musa melihat kemuliaan Tuhan dalam bentuk kebajikan Tuhan di mana Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya dan manusia. Ketika manusia jatuh dalam dosa Tuhan tetap menunjukan kebaikanNya, dia mau memulihkan manusia yang berdosa. Bagaimana kebaikan-kebaikan Tuhan untuk memulihkan manusia berdosa itu ada dalam kitab Kejadian.

2.      Kitab Keluaran sampai kitab Ulangan, Musa melihat kemuliaan Tuhan dalam bentuk kemurahan Tuhan melepaskan bangsa Israel dari tanah Mesir dan membawa ke tanah Kanaan, melewati padang gurun.

 

Sekarang bagi kita, kita melihat kemuliaan Tuhan dalam wujud kebaikan dan kemurahan Tuhan. Ini kita dapatkan dalam pengembalaan, di luar itu kita tidak dapat. Raja Daud berkata biarlah kebajikan dan kemurahan Tuhan mengikuti aku sepanjang masa, waktu dia menulis tentang penggembalaan.

Mazmur 23:6

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

 

Ini wujud kemuliaan Tuhan yang kita dapatkan dalam penggembalaan. Ayo sungguh-sungguh tergembala, di situ kita dapatkan kemuliaan Tuhan dalam wujud kebaikan dan kemurahanNya. Ini yang disebut kunci Daud, sanggup membuka pintu apapun yang tertutup di dunia ini. Sampai pintu sorga terbuka semuanya. Sehingga kita tidak akan takut menghadapi keadaan dunia yang goncang karena ada pembukaan pintu dari Tuhan.

 

Kunci itu kecil, memang penggembalaan itu seringkali dikecilkan. Gembala mengecilkan penggembalaan, jemaat mengecilkan penggembalaan tetapi minta pembukaan pintu, bagaimana bisa! Jangan kecilkan penggembalaan! Sidang jemaat Filadefia jemaat kecil, tidak berdaya, kekuatannya tidak seberapa, tetapi mau taat menuruti Firman, tidak menyangkal nama  Tuhan itu setia. Taat dan setia itu sikap tergembala, maka kepada mereka Tuhan berikan kunci Daud untuk membuka pintu-pintu yang tertutup di dunia ini.

 

Mungkin keadaan kita kecil, tidak berdaya, tidak dianggap orang. Calon mertua cuma pandang sebelah mata, tetapi kalau tergembala ada kunci Daud. kaum muda jangan takut, kunci pintu hati mertua dibuka supaya bisa menerima.

 

Wahyu 3:7-8

3:7 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

3:8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

 

Taat setia itu sikap tergembala sehingga mendapat kunci Daud. Kita semua apapun keadaan kita, mungkin modal kecil, ijazah kecil, semua serba tidak mampu, tidak berdaya, asalkan mantap tergembala, keselamatannya mantap, tergembala dengan mantap, hidup dalam Firman pengajaran yang benar, maka kunci Daud kita dapatkan, pintu apapun terbuka, sampai pintu sorga terbuka.

 

Kunci Daud itu juga menutup  pintu bagi kita. Artinya melindungi kita dari segala celaka dan marah bahaya menghadapi kegoncangan-kegoncangan di dunia ini. Sampai melindungi kita dari antikristus.

Wahyu 3:10

3:10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

 

Dunia sedang goncang, sedang menghadapi badai maut. Belum selesai satu, sudah ada bencana berikutnya. Belum lagi menghadapi bahaya teroris, gerakan separatis, peperangan dan lain sebagainya. Di mana-mana badai maut. Tetapi sekalipun badai maut, Firman Tuhan katakan:

Lukas 21:27-28

21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

 

Ayo lihat kemuliaan Tuhan, bagaimana caranya melihat kemuliaan Tuhan? Mantap soal keselamatan, hatinya benar, mulutnya benar. Mantap dalam penggembalaan, hidup dari Firman pengajaran yang benar sehingga kita bisa memandang Tuhan. Kalau Musa hanya melihat belakang Yesus, Nanti ketika Yesus datang kita bisa memandang wajah Tuhan muka dengan muka. Namun untuk kelak kita bisa memandang Yesus muka dengan muka, sekarang ini kita harus bisa melewati yang namanya percikan darah, harus melewati sengsara daging tanpa dosa karena Yesus.

 

Sudah hidup benar, sudah tergembala, sudah praktek Firman koq saya sengsara? Itu sudah betul. Kalau mau melihat mukanya Yesus itu prosesnya, sengsara daging bersama Yesus.

Roma 8:17-18

8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

8:18  Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

 

Ini yang membuat kita menjadi pribadi yang kuat teguh hati, menjadi kehidupan yang tabah. Kalau kita tahu bahwa ada kemuliaan Tuhan sediakan bagi kita, menghadapi penderitaan bersama Yesus kita tidak tawar hati melainkan kita menjadi kuat dan teguh hati.

II Korintus 4:16-17; 5:6,8

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Jadi jangan heran kalau kita sudah hidup benar, sudah tergembala, hidup dari Firman tetapi menderita sengsara, dikucilkan, difitnah, dituduh macam-macam. Diizinkan Tuhan terjadi, itu bukan untuk menghancurkan kita tetapi membaharui kita menjadi kehidupan yang tabah, kehidupan yang kuat dan teguh hati. Saat kita sengsara, saat kita menderita karena Yesus, pandanglah Yesus dalam penyembahan. Dalam penyembahan kita memandang Yesus dalam kemuliaan, bukan memandang besarnya sengsara, beratnya tantangan. Itu semua penderitaan ringan dibandingkan kemuliaan yang disediakan Tuhan bagi kita.

 

Maka waktu Yesus datang kita bisa menyambut Yesus di awan-awan, memandang Dia muka dengan muka, masuk pesta nikah Anak Domba, kita berkerajaan 1000 tahun damai dan kita masuk kerajaan sorga yang kekal. Kita memandang wajahNya selama-lamanya.

Wahyu 22:4,21

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

 

Kita menghadapi kegoncangan yang semakin hebat hari-hari terakhir ini, badai maut. Yang bisa kita lakukan hanya melihat kemuliaan Tuhan. Bagaimana caranya? Hidup benar, tergembala, hidup dari Firman pengajaran yang benar. Tantangan dan percikan darah kita hadapi, tetap kuat teguh hati, tabah. Saat menghadapi penderitaan angkat muka memandang Yesus dalam penyembahan. Waktu Yesus datang kita siap menyambut dia, kita memandang Yesus muka dengan muka selama-lamanya. Di depan kita ada perjamuan suci, biar kita kuat, tidak kecewa, tidak putus asa, penderitaan kita tidak sebanding dengan penderitaan Kristus. Ada kemuliaan Tuhan sediakan bagi kita. Dulu Yesus menderita sampai mati di kayu salib dan Dia dimuliakan. Kita juga menderita sampai daging tidak bersuara, maka waktu Yesus datang kita dimuliakan.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar