20240407

Kebaktian Umum, Minggu, 7 April 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 13:18

13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

 

Hikmat Tuhan meluputkan kita dari antikristus. Hikmat Tuhan sama dengan naungan sayap Tuhan.

Wahyu 12:14

12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Bagaimana kita bisa mendapatkan naungan sayap Tuhan? Kita dapatkan di dalam penggembalaan. Dulu diwujudkan dengan pembangunan Tabernakel, ruangan suci dan ruangan maha suci itu dinaungi dengan 4 lapis tudung, itu menunjukan naungan sayap perlindungan Tuhan.

 

Bagaimana keadaan orang yang tergembala sehingga mendapat naungan sayap Tuhan?

Mazmur 68:6-7

68:6 Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;

68:7 Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.

 

Keadaan orang yang tergembala yang mendapat naungan sayap Tuhan adalah seperti anak yatim, janda dan orang asing secara rohani. Kita sudah mempelajari seperti anak yatim itu kehidupan yang putus hubungan dengan bapa yang lama itulah iblis = putus hubungan dengan dosa, lepas dari segala dosa. Janda secara rohani itu putus hubungan dengan daging. Siang ini kita belajar tentang orang asing secara rohani yaitu orang yang putus hubungan dengan dunia.

Ibrani 11:8-9,13-16

13:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

13:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

13:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

13:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

13:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

13:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

 

Dunia ini hanya tempat persinggahan, tempat transit. Tempat kita adalah kerajaan sorga, kita adalah warga kerajaan sorga. Contoh orang yang putus hubungan dengan dunia adalah Abraham. Sebagai orang asing, Abraham ini tinggal di kemah. Artinya:

1.      Tidak terikat pada kekayaan dunia. Abraham orang kaya, sangat kaya. Kalau dia mau buat sebuah rumah yang mewah, sangat mudah baginya. Tetapi dia tidak membuat itu, dia tinggal di kemah, artinya dia tidak terikat pada kekayaan dunia. Biarlah kita berusaha di dunia ini, bekerja, sekolah untuk dapat ijazah untuk nanti mencari uang, tetapi kita tidak terikat dengan kekayaan dunia.

2.      Tergembala sungguh-sungguh pada Firman pengajaran yang benar.

 

Ini merupakan tanda bahwa kita adalah orang yang menerima dan taat akan panggilan dan pilihan Tuhan. Abraham orang yang pertama dipanggil oleh Tuhan. Kemudian keturunannya, baik secara jasmani orang Israel di Timur Tengah sana, juga secara rohani kita yang sudah dipanggil dari kegelapan untuk kita pindah pada terangNya yang ajaib.

 

Kita terlepas dari dunia = terlepas dari hidup lama. Contoh murid-murid dipanggil oleh Tuhan, mereka lepas dari dunia, lepas dari hidup lama mereka. Hidup lama mereka sebagai penjala ikan, sebelum dipanggil Tuhan Yesus mereka hidup dari apa yang diciptakan Tuhan. Setelah dipanggil ikut Yesus, hidup baru, mereka hidup dari Sang Pencipta, bukan lagi hidup dari dunia ini tetapi hidup dari Tuhan.

 

Kalau Abraham mau kembali ke tanah asalnya sangat dekat dan sangat mudah, tetapi dia tidak mau karena dia menantikan suatu kota yang dibangun oleh Allah, suatu tanah air Sorgawi.

Ibrani 11:13-15

13:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

13:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

13:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

 

Demikian juga dengan kita, untuk kembali pada hidup lama, hidup yang melekat pada dunia yang penuh dengan kecemaran sangat mudah. Hidup lama merokok, minum minuman keras, mau kembali ke sana sangat mudah, tinggal kembali pada teman-teman lama kalau mau yang gratis, pasti dia kasih. Biarlah kita berupaya sungguh-sungguh untuk menerima panggilan dan pilihan Tuhan itu, jangan kembali pada hidup lama, hidup yang melekat pada dunia ini.

 

Tuhan yang memberi hikmat kepada Abraham untuk hidup dalam sistem kemah, jangan kembali pada tanah asalnya. Jadi penggembalaan itu merupakan hikmat Tuhan supaya jangan kita melekat pada dunia, jangan kembali pada hidup lama. Kenapa bisa kembali pada hidup lama? Karena tidak tergembala dengan sungguh-sungguh. Bukan sistem penggembalaan yang salah lalu mau dirombak dan diganti sistem yang lain, pribadinya itu yang tidak tergembala sungguh-sungguh sehingga kembali pada hidup lama. Yang sudah kembali pada hidup lama, ayo balik lagi pada Tuhan, masuk dalam penggembalaan, sungguh-sungguh tergembala. Bahkan bukan hanya sungguh-sungguh tetapi harus ekstra sungguh-sungguh, karena kita menghadapi keadaan dunia akhir zaman yang mengerikan. Keadaan dunia akhir zaman bukan semakin baik, bukan semakin bagus tetapi semakin mengerikan.

 

Kita belajar dari Abraham, bagaimana Abraham menghadapi dunia ini, dia sungguh-sungguh tergembala.

Kejadian 18:1-2

18:1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.

18:2 Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,

 

Keadaan dunia:

1.      Dunia ini seperti padang gurun, semakin sulit untuk menabur dan menuai ditambah panas terik. Artinya krisis di segala bidang. Hal ini membuat anak Tuhan bahkan hamba Tuhan dan pelayan Tuhan menjadi loyo dalam mengikut Tuhan karena melihat dunia yang krisis, serba sulit semua. Kalau tergembala 3 macam ibadah, kapan saya bekerja, kapan saya cari duit, kapan saya dapat pemasukan. Dia jadi loyo ikut Tuhan. Hamba Tuhan juga begitu, kalau cuma menggembalakan tidak ada pekerjaan yang lain, mau makan apa! Isteri satu, anak 10, jemaat 1, yah sudah mumpung ada kebun luas, tanam coklat.

 

Iblis datang mencobai kita memanfaatkan keadaan dunia ini. Saat semua krisis dan sulit, dia datang menawarkan segala yang baik dan indah dari dunia ini, asalkan kita menyembah dia, menyembah antikristus. Waktu Yesus di padang gurun lapar dan haus, iblis datang menawari. Kemudian dia bawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, dia kasih tunjuk segala keindahan dunia.

Matius 4:8-10

4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,

4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

 

Ini pekerjaan gajinya tinggi sekali, masuk tiap hari, pulang jam 10 malam. Dari pada ibadah tidak dapat apa-apa, lebih baik kerja dapat gaji. Iblis datang menawarkan keuntungan-keuntungan, kemewahan dan keindahan dunia asalkan menyembah dia, menyembah antikristus. Iblis tawari oase di padang gurun. Jangan mau tertipu dengan antikristus dan iblis. Dalam penggembalaan kita mampu menghadapi dunia yang bagaikan padang gurun ini.

 

2.      Dalam ancaman hukuman Tuhan.

Kejadian 18:20-24

18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.

18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."

18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.

18:23 Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?

18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?

 

Dunia ini sudah diancam untuk dihukum oleh Tuhan. Kalau dulu digambarkan seperti Sodom dan Gomora. Keadaan dunia sekarang sudah seperti Sodom dan Gomora, bahkan dosanya lebih hebat dari dosa orang Sodom dan Gomora, sehingga Tuhan mau hukum dengan 21 penghukuman dari Allah Tritunggal, 7 meterai dari Allah Roh Kudus, 7 sangkakala dari Anak Allah dan 7 bokor dari Allah Bapa. Ayo kita hati-hati, waspada, dosa sekarang sudah begitu luar biasa. Ditunjang kehebatan teknologi, dosa tambah luar biasa.

 

Menghadapi 2 keadaan dunia ini,biarlah kita bersikap seperti Abraham.

Kejadian 18:1

18:1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.

 

Sikap kita duduk di pintu kemah artinya mantap tergembala, jangan jalan-jalan, jangan beredar-edar. Kita sudah harus mantap, bukan hanya mantap tetapi sampai menikmati penggembalaan. Hanya di dalam penggembalaan kita bisa luput dari keadaan dunia akhir zaman ini.

 

Kejadian 18:6

18:6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"

 

Kegiatan dalam penggembalaan adalah meremas 3 sukat tepung yang terbaik menjadi roti bundar. Tepung yang terbaik menunjukan Firman pengajaran yang benar atau ajaran yang sehat. Angka 3 menunjuk Allah Tritunggal Tuhan Yesus Kristus dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga.

Kolose 1:19

1:19  Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

 

3 juga menunjukan 3 macam ibadah pokok. Kalau digabungkan, 3 sukat tepung yang terbaik adalah Firman pengajaran yang benar atau Kabar Mempelai yang diberitakan dalam 3 macam ibadah pokok. Ini yang disebut dengan Firman penggembalaan. 3 sukat tepung ini diremas kemudian dibuat menjadi roti bundar. Bundar itu tidak ada ujung dan pangkal, menunjuk kasih. Diremas itu berarti dipegang. Jadi kegiatan kita dalam firman penggembalaan adalah mendengar sampai mempraktekan Firman penggembalaan sehingga kita memiliki kasih Tuhan. Firman penggembalaan yang dipraktekan itu menimbulkan kasih.

I Petrus 1:22

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

 

Firman pengajaran itu praktek, didengar langsung diberi kesempatan untuk dipraktekan. Kami yang memberitakan Firman, praktekan dulu baru diajar. Jadi kasih yang murni dan suci berasal dari mempraktekan Firman penggembalaan. Betapa bahagia kalau suami isteri sama-sama tergembala dan sama-sama mempraktekan Firman maka nikah itu penuh dengan kasih Allah. Bawa nikah kita masuk dalam kasih Allah dan berusaha mendengar sampai praktek Firman, maka ada kasih Allah yang menyatukan dan menyempurnakan.

Kolose 3:14

3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

 

Nikah bisa 1 kalau bisa praktek Firman. Suami praktek Firman, isteri praktek Firman, anak praktek Firman, sama-sama punya kasih, terjadi penyatuan. Bukan uang yang menyatukan! Kalau di dunia ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang. Di dalam Tuhan praktekan Firman, ada kasih pasti menyatu. Dan kita mengarah pada kesempurnaan, kesatuan Tuhan Kristus yang sempurna, bisa menyatu dengan Yesus sebagai Kepala.

Ayo bergumul untuk nikah kita bisa menyatu dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna dengan praktek tergembala. Kita selalu berdoa “Tuhan satukan nikahku ”prakteknya ayo bawa hidup tergembala. Suami tergembala, isteri tergembala. Kalau anak belum tergembala, ayo orang tua tergembala sehingga ada kasih yang bisa menyatukan dan menyempurnakan. Yang terlebih dulu tergembala adalah laki-laki, menjadi pribadi yang takut akan Tuhan.

Mazmur 128:1,4

128:1 Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!

128:4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.

 

Suami tergembala, baru menyusulisteri dan anak-anak.

Mazmur 128:3

128:3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

 

Jangan takut, anak-anak tidak akan liar, menjadi tunas pohon zaitun di sekeliling meja, punya hubungan yang baik dengan keluarga, dengan orang tua. Jadi suami-suami, kita harus lebih dahulu tergembala. Saya double, secara jasmani saya suami, secara rohani saya adalah suami bayangan bagi sidang jemaat untuk membawa jemaat kepada Yesus suami sesungguhnya. Saya lebih dahulu harus tergembala. Baru isteri bagaikan pohon zaitun yang menghasilkan buah yang manis, ada kemanisan dalam rumah tangga. Anak-anak seperti tunas pohon zaitun di sekeliling meja, artinya menjadi kesaksian dan punya hubungan yang baik dengan keluarga.

 

Kita belajar praktek nikah yang tergembala.

1.      Suami yang tergembala

Kejadian 18:2

18:2 Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,

 

3 orang di sini menunjuk Allah Tritunggal. Suami yang tergembala banyak sujud menyembah Tuhan. Lain kali yang banyak menyembah justru isteri. Suami karena alasan sudah capek bekerja, penyembahannya sangat minim. Apalagi kalau seorang gembala lalu penyembahannya kurang, kurang Tuhan yang tolong. Suami yang tergembala, gembala yang tergembala harus banyak sujud menyembah Tuhan. Lihat saja dalam Matius pasal 17, Lukas 9, Markus 9 ada seorang bapak yang membawa anaknya yang dirasuk roh bisu tuli, sakit ayan, dia bawa pada murid-murid tetapi murid-murid Yesus tidak bisa menolong. Waktu Yesus datang, dia bawa kepada Yesus. Yesus bilang ‘berapa lama lagi Aku harus berada di antara kamu hai orang yang tidak percaya. Dia langsung berteriak sambil menangis ‘tolonglah kau yang tidak percaya’ itu seruan penyembahan.

 

Suami kalau ada masalah dalam nikah, masalah buah nikah, jangan langsung salahkan isteri, salahkan anak, langsung pukul diri menyembah Tuhan.

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Laki-laki itu simbol kekuatan. Jadi kekuatan seorang laki-laki, kekuatan seorang suami adalah menyembah Tuhan, tidak ada yang lain. Suami atau laki-laki yang banyak menyembah Tuhan, dia bagaikan singa yang kuat yang melindungi rumah tangganya, melindungi nikahnya. Sebaliknya kalau suami malas menyembah, dia singa yang ganas yang menimbulkan ketakutan di dalam rumah tangga. Seisi rumah tangganya takut ketika dia pulang rumah, sebab yang pulang ini bukan ayahnya atau suaminya tetapi singa yang ganas. Isteri salah sedikit langsung mengamuk. Anak salah sedikit langsung dihantam, dihajar! Jangan sampai kita menjadi suami yang menghancurkan rumah tangga kita sendiri. Bahkan secara fisik ketika sudah tidak berdayapun, kalau malas menyembah dia hanya menghancurkan rumah tangganya sendiri. Tetapi kalau dia banyak menyembah, sekalipun fisiknya sudah tidak berdaya, dia bagaikan singa yang kuat yang menjaga nikah dan rumah tangganya. Isteri tidak akan selingkuh, anak-anak tidak akan meninggalkannya karena suami sebagai bapak dia banyak menyembah, punya hubungan yang erat dengan Tuhan. Tahun ini tahun penyembahan, biarlah kita tingkatkan penyembahan kita. Sesibuk-sibuknya kita jangan lupa menyembah demi menjaga rumah tangga kita.

 

2.      Isteri yang tergembala.

Kejadian 18:9

18:9 Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."

 

Sara juga tinggal di kemah, tidak ke mana-mana. Isteri juga harus tergembala, jangan beredar-edar.

I Timotius 2:9-12

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,

2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.

2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.

 

Isteri yang tergembala memiliki perhiasan rohani. Jadi tidak menuntut suami belikan perhiasan! Bukan salah membeli perhiasan jasmani kalau mampu, kalau bisa, jangan dipaksa. Yang utama punya perhiasan rohani.

I Petrus 3:3-6

3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,

3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

 

Perhiasan rohani seorang isteri yang tergembala:

a)      Lemah lembut. Lemah lembut bukan diukur dari cara bicaranya tetapi bisa mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Pemudi yang rasa-rasa sudah mau menikah, belajar lemah lembut. Contohnya Sara, 2 kali diberikan kepada laki-laki lain. Abraham tidak berani mengakui Sara itu isterinya, sehingga dia diambil Firaun, diambil Abimelekh raja Gerar. Tetapi waktu dikembalikan pada Abraham apakah dia marah? Tidak! Malah tetap dia panggil suaminya tuannya.

b)      Tenteram atau pendiam. Berarti bukan penggosip, tidak cerewet! Lebih baik tinggal di atas sotoh rumah dari pada tinggal bersama isteri yang cerewet dan suka membantah. Ibu-ibu di sini tidak ada yang cerewet. Cerewet itu ngomong asal saja. Kalau atur rumah tangga, bukan cerewet namanya.

Amsal 21:9

21:9 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.

 

Hati-hati kalau isteri suka bertengkar, suka membantah, suami tinggal di sotoh rumah. Apa yang terjadi kalau suami di atas sotoh rumah? Ingat Daud, jalan-jalan di sotoh istana, lihat perempuan mandi sehingga jatuh dalam dosa kenajisan. Makanya punya perhiasan supaya suami tidak terikat pada perempuan lain. Karena isteri punya perhiasan tenteram dan pendiam, bisa menjaga perkataan yang sesuai Firman, bukan penggosip, bukan cerewet.

 

c)      Penurut, tunduk. Bukan menanduk! Tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan. Bukan berarti suami dijadikan Tuhan.

I Petrus 5:22-23

5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

 

Artinya Tuhan itu tidak pernah mengajak umatNya berbuat dosa. Jadi kalau suami mengajak berbuat dosa yah berdoa serahkan suami itu pada Tuhan. Ingat Abigael, suaminya Nabal, bebal orangnya, tetapi dia tidak mau ikuti perkataan suaminya yang bebal itu. Dia pakai hikmat dari Tuhan. Seandainya tidak punya hikmat dari Tuhan habislah sudah sebab Daud sudah berniat mau membunuh Nabal dengan semua yang ada pada Nabal. Untuk Abigael isteri yang tunduk, dia dikasih hikmat oleh Tuhan sehingga selamat nikahnya.

 

Tunduk kepada suami, bukan memerintah! Jangan jadi Jendril, balik kanan grak, hadap kiri grak. Suaminya iya,iya saja.

 

Biarlah suami banyak menyembah, isteri memiliki perhiasan rohani. Kalau isteri memiliki perhiasan rohani dia menjadi sumber kemanisan dalam rumah tangga seperti madu. Sampai Salomo berkata kepada Sulamit ‘betapa cantiknya engkau manisku idam-idamanku’. Sebaliknya kalau isteri tidak punya perhiasan rohani, tidak lemah lembut, tidak tenteram, tidak tunduk, hanya menimbulkan kepahitan dalam rumah tangga.

 

Hakim-hakim 14:18 (Perikop: perkawinan Simson dan teka tekinya)

14:18 Lalu pada hari yang ketujuh itu, sebelum matahari terbenam, berkatalah orang-orang kota itu kepadanya: "Apakah yang lebih manis dari pada madu? Apakah yang lebih kuat dari pada singa?" Sahutnya kepada mereka: "Kalau kamu tidak membajak dengan lembu betinaku, pasti kamu tidak menebak teka-tekiku."

 

Menikah itu bagaikan menebak teka teki Simson. Kalau benar tebakannya dapat hadiah, nikahnya mulus, aman. Tetapi kalau teka tekinya tidak bisa dijawab, persoalan terus dalam rumah tangga. Gara-gara gas persoalan, gara-gara handuk persoalan, gara-gara televisi persoalan. Suami mau nonton bola, isteri ganti sinetron, jadi tengkar. Makanya menikah itu bagaikan menjawab teka teki. Bagaimana cara menjawab teka teki. Suami banyak menyembah, kuat seperti singa. Isteri punya perhiasan rohani, manis seperti madu. Teka-teki terjawab, aman. Bukan berarti tidak ada masalah dalam nikah tetapi selalu selesai.

 

Kalau teka teki terjawab, hasilnya:

Hakim-hakim 14:12

14:12 Kata Simson kepada mereka: "Aku mau mengatakan suatu teka-teki kepada kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh hari selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan memberikan kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran.

 

Pakaian kebesaran ini bukan pakaian kedodoran. Pakaian kebesaran ini pakaian untuk acara-acara. Mempunyai pakaian kebenaran artinya nikah kita tidak telanjang dan malu. Banyak kali nikah orang Kristen telanjang dan malu, diumbar di media sosial kelakukan suami, isteri dan anak. Apalagi kekurangan orang tua, anak-anak jangan umbar! Nanti seperti Ham anaknya Nuh. Dia lihat Nuh telanjang karena mabuk, dia cerita. Begitu Nuh sudah sadar apa yang dia lakukan? Nuh mengutuk Ham! Sekalipun orang tua kita banyak kekurangannya, mungkin belum bertobat, tetapi jangan diumbar kekurangannya. Biarlah kita seperti Sem dan Yafet, ambil kain tutupi ketelanjangan Nuh. Doakan dan gumuli, bukan diumbar.

 

Biarlah kita mendapat pakaian lenan, pakaian kebesaran, nikah tidak telanjang. Kita memiliki pakaian kebenaran, nikah benar, susunan nikah benar, semua benar. Kita memiliki pakaian kesucian, tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Sampai nanti kita memiliki pakaian kemuliaan, pakaian pesta untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Inilah suami isteri yang tergembala, betapa bahagianya. Kalau dikarunia buah nikah, buah nikahnya juga bisa tergembala. Usia paling tergembala untuk anak itu bisa tergembala adalah 12 sampai 17 tahun. Bawa masuk duduk di dalam gereja beribadah mendengarkan Firman. Dari pada dia ke mana-mana. Yesus 12 tahun di Bait Allah. Yusuf 17 tahun biasa menggembalakan kambing domba.

 

3.      Anak yang tergembala

Kolose 3:20

3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

 

Anak taat kepada orang tua di dalam segala hal. Kalau soal sekolah taat, soal yang lain-lain taat. Tetapi seringkali 1 hal yang sulit taat adalah soal jodoh.

 

Anak yang tergembala merupakan penyelamat nikah. Mungkin orang tuanya belum satu pengajaran, belum bertobat, tetapi anak tergembala dia menyelamatkan nikah.

I Timotius 2:15

2:15 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

 

Maksudnya di sini anak itu penyelamat nikah. Bukan berarti yang tidak punya anak tidak selamat. Bukan!Ada yang baru kakak adik tergembala, orang tuanya belum. Tetapi kalau bisa tergembala dengan benar dan baik, menyelamatkan nikah, orang tua bisa dimenangkan, tidak ada perkara yang mustahil.

Markus 5:42-43

5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

 

Anak yang tergembala itu mau makan Firman, kalau tidak dia mati. Banyak anak yang mati, buah nikah yang terhilang karena tidak makan. Bukan karena dirinya saja tetapi peran orang tua di situ juga yang menjadi penentu. Karena orang tua tidak membawa dan melatih dia untuk makan Firman, dibiarkan saja. Ayo bawa anak beribadah. Sudah ada dalam ibadah, ajar dia supaya tertib. Ayo bawa tergembala semuanya.

 

Hasil jika nikah yang tergembala.

Kejadian 18:10-15

18:10 Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.

18:11 Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.

18:12 Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"

18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?

18:14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."

18:15 Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"

 

Kalau nikah sudah tergembala maka ada janji tentang lahirnya Ishak. Artinya:

1.      Perempuan mandul merupakan aib bagi orang Ibrani. Jadi ada janji tentang lahirnya Ishak artinya Tuhan menghapus aib dosa kita. Mungkin permulaan nikahnya sudah penuh aib atau sempat dalam perjalanan nikahnya aib semua, ini dibuat, itu dibuat. Sekarang kita bisa tergembala, suami tergembala, isteri tergembala, anak tergembala, Tuhan hapus aibnya, tidak ada lagi aib.

Kejadian 30:23

30:23 Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku."

 

Aib apa dalam nikah rumah tangga kita. Dulu waktu permulaan nikah begini begini, di awal nikah begini begini, semua yang tidak baik, tidak benar, tidak suci yang dikerjakan, Tuhan hapus semua. Lewat apa Tuhan menghapus? Lewat Firman penggembalaan, Firman penggembalaan menyucikan kita dari segala aib dosa.

Yohanes 15:3

15:3  Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Tergembala itu seperti ranting melekat pada pokok, selalu dibersihkan. Kotoran ini dibersihkan, aib yang itu dibersihkan, sampai tidak ada aib lagi, sampai tidak ada lagi cacat cela.

 

Kalau aib dihapuskan maka nama Yesus dilekatkan pada kita, pada nikah kita.

Yesaya 4:1

4:1 Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!"

 

Kata kami di sini bisa menunjukan nikah kita, suami dan isteri serta anak. Nama Yesus dilekatkan pada kita, tanda bahwa kita adalah milik Tuhan yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun. Nikah kita adalah milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun, berani mengusik berhadapan dengan Tuhan. Terjaga semuanya.

 

Kadangkala aib orang tua itu terlalu keras dan kasar pada anak tetapi sudah daging.

 

Wahyu 22:4

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Nama tertulis berarti kita memandang Yesus di awan-awan waktu Dia datang. Suami dan anak bisa memandang Yesus di awan-awan.

 

Dalam Yesaya 4:1 dikatakan kami menanggung pakaian dan makanan. Jadi kalau aib disucikan pasti ada pemeliharaan, makanan ada, pakaian ada Tuhan sediakan. Penyucian bersama pemeliharaan itu berjalan searah, berjalan sama-sama. Semakin disucikan semakin dipelihara. Penyucian meningkat, pemeliharaan Tuhan juga semakin meningkat dalam hidup kita. Berarti kita hidup di dunia ini bukan bergantung pada apa yang kita miliki di dunia ini tetapi bergantung kesucian. Semakin suci semakin dipelihara oleh Tuhan.

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Nikah suci, nikah terpelihara, betapa manis, tidak akan pernah kita tinggalkan. Anak betah di rumah, suami isteri betah di rumah. Lain kali rumah seperti hotel atau penginapan, datang hanya untuk tidur, setelah itu keluar beraktivitas, pulang hanya untuk tidur, jangan! Nikah itu tempat memelihara kasih. Waktu Tuhan menghukum Mesir, ada tulah yang namanya hujan es. Perintah Tuhan kalau masuk di rumah pasti aman, kalau tinggal dipadang ditimpa hujan es. Rumah itu tempat memelihara kasih, karena akhir zaman kasih semakin dingin dan kedurhakaan semakin meningkat. Tempat memelihara kasih adalah rumah tangga yang tergembala.

 

Biarlah kita berjuang bersama-sama, suami berjuang, isteri berjuang. Kalau mungkin suami sudah loyo atau isteri sudah mulai lemas dan loyo ayo dikuatkan, diingatkan ‘ayo tergembala’ demi nikah kita terpelihara oleh Tuhan.

 

2.      Tuhan menghapus kemustahilan. Bayangkan 90 tahun, sudah tua, sudah mati haid, tetapi bisa melahirkan anak. Tuhan mampu menghapus kemustahilan, segala masalah diselesaikan oleh Tuhan sampai yang mustahil sekalipun. Kalau ada masalah dalam nikah, jangan cari jalan keluar di luar penggembalaan. Lain kali kalau nikahnya bermasalah tidak mau datang ibadah, tidak mau tergembala, alasannya mau menyelesaikan masalah rumah tangga dulu, salah! Jangan pakai cara sendiri sampai meninggalkan penggembalaan.

 

Ingat perempuan yang pendarahan 12 tahun, dia sudah berupaya, sudah habis hartanya. Tetapi Alkitab katakan keadaannya semakin buruk. Angka 12 itu angka persekutuan. Persekutuan dimulai dari nikah, pendarahan berarti ada pembuluh darah yang pecah. Jadi pendarahan 12 tahun itu nikah yang bermasalah, nikah yang tercerai. Jalan keluarnya jamah ujung jubah Yesus, bukan di luar.

Markus 5:25-26

5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

 

Bukan ke dewan hadat, bukan ke kepala desa, ketua RT, ketua RW. Masalahnya diselesaikan dalam penggembalaan. Firman penggembalaan yang mampu menyelesaikan semuanya. Jamah ujung jubah Yesus. Begitu dia menjamah ujung jubah Yesus, seketika itu juga dia sembuh.

 

Tergembala itu sikap merendahkan diri. Kalau ada masalah dalam nikah rumah tangga, langsung ambil sikap merendahkan diri di bawah kaki Tuhan. Tuhan saya yang salah, bukan suamiku. Suami juga berdoa, Tuhan saya yang salah bukan isteriku. Terjadi penyelesaian. Tadi masing-masing pertahankan ‘saya benar!’ suami isteri pisah, isteri tidur di kamar depan suami di kamar belakang. Setelah pukul diri ‘saya yang salah’ sama-sama salah tetapi berangkulan.

 

Ingat perempuan SiroFenesia, anakku kerasukan setan, tolong dia, tolong anakku. Malah Tuhan tidak ditolong! Dia ubah ‘tolonglah aku’ baru ditolong. Ibu-ibu kalau ada masalah bukan salahkan orang tetapi merendahkan diri, tergembala, pukul diri di hadapan Tuhan.

Markus 7:25-26

7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.

7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.

 

Matius 15:22-23,25

15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."

15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."

15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

 

Ketika dia berseru tolonglah aku maka ayat selanjutnya dia ditolong. Seringkali kita katakan ini masalah rumah tanggaku, gara-gara anakku tidak dengar-dengaran, gara-gara suamiku, gara-gara ini, gara-gara itu, malah tidak ditolong Tuhan. Langsung pukul diri, rendahkan diri di hadapan Tuhan ‘tolonglah aku’.

 

Mewakili bapak:

Markus 9:17-19

9:17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.

9:18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."

 

Ini lagi salahkan anak, salahkan murid-murid Yesus, salahkan hamba Tuhan. Gara-gara hamba Tuhan itu, gara-gara pak pendeta, gara-gara pak gembala, tidak Tuhan tolong.

 

Markus 9:23-24

9:23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"

9:24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

 

Markus 9:24 (Terjemanan Lama)

9:24 Maka berteriaklah bapa budak itu sambil menangis, katanya, "Ya Tuhan, hamba percaya, tolonglah akan iman hamba yang kurang."

 

Berteriak sambil menangis ini menyembah, maka masalahnya selesai. Sampai yang mustahil sekalipun selesai semuanya. Ini tentang bapak dan ibu, ketika ada masalah jangan langsung salahkan siapa-siapa. Langsung merendahkan diri saja di bawah kaki Tuhan, sikap tergembala itu merendahkan diri di bawah kaki Tuhan dan mengaku saya yang salah Tuhan, nikahku tercerai karena salah, buah nikahku hancur karena saya. Bukan salahkan orang lain.

 

Dalam Markus pasal 9 dikatakan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.

Lukas 1:37

1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

 

Begitu kita bisa berseru tolonglah aku, saya yang salah Tuhan dan kita bisa tergembala maka bagi orang percaya tidak ada yang mustahil, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Semua selesai, masalah apapun selesai, terutama masalah nikah. Masalah yang terberat adalah masalah nikah. Kalau masalah ekonomi mungkin masih bisa dicari lagi. Tetapi kalau sudah bermasalah nikahnya, tercerai, masa mau cari isteri baru, suami baru, tidak boleh! Itu masalah terberat. Sikap kita ‘tolonglah aku Tuhan, saya yang salah, tolonglah aku’.

 

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar