20140913

Kebaktian Doa, Sabtu 13 September 2014 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Amos 6:5-10
6:5 yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya;
6:6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!
6:7 Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."
6:8 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, -- demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam --: "Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya."
6:9 Dan jika masih tinggal sepuluh orang dalam satu rumah, mereka akan mati.
6:10 Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang ada di bagian belakang rumah: "Adakah lagi orang bersama-sama engkau?" dan dijawab: "Tidak ada," ia akan berkata: "Diam!" Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama TUHAN!

Ayat-ayat ini menunjukan kekesalan Tuhan terhadap umat Tuhan. Memang mereka telah beribadah dengan mengikuti petunjuk pondok Daud dan mereka diberkati oleh Tuhan dalam kelimpahan secara jasmani. Mereka mengukur bahwa itu bukti ibadah mereka diterima oleh Tuhan. Sekarang inipun yang muncul di mana-mana, yang mengatakan gereja yang miskin mereka anggap tidak ada iman.

Kehidupan seperti itu lupa bahwa ada jemaat Smirna yang disebut penes. Artinya mereka miskin dalam pengertian pas-pasan, namun Tuhan mengatakan mereka kaya. Tetapi jemaat Laodekia yang secara jasmani berkelimpahan namun Tuhan menyebut mereka ptocheia, artinya melarat sekali. Jadi kelimpahan jasmani bukan ukuran rohani seseorang.

Kita melihat apa yang ada dalam Amos pasal 6 ini adalah kehidupan yang tidak memprioritaskan hidupnya untuk masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Hidupnya dia tidak serahkan untuk menjadi Mempelai Wanita yang digambarkan sebagai keturunan Yusuf. Itu adalah kehidupan yang memiliki rohani yang ada pada jalur yang salah.

Rohani yang ada pada jalur yang benar bukan tertampak dari bentuk ibadah menurut pondok Daud. Sebab ternyata Tuhan mengatakan akan dihancurkan dan Tuhan sudah bersumpah. Jadi ibadah yang bertalian dengan petunjuk raja Daud tanpa membawa hidup atau memberikan penekanan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan, itu sia-sia. Tuhan mengatakan akan membuang mereka dan mereka akan menjadi kepala barisan. Ini terlihat aneh, mereka seperti menjadi kepala tetapi dalam suasana mereka dibuang. Dengan adanya mereka di kepala barisan, seakan-akan mereka menjadi kepala tetapi suasananya mereka dibuang dan itu bertolak belakang dengan berkat Tuhan terhadap orang yang taat dengar-dengaran melakukan Firman. Orang yang taat ini bukan menjadi kepala yang dibuang tetapi kepala yang diberi wibawa oleh Tuhan.

Ketika orang Israel berada pada kepala barisan dari orang buangan, itu mengingat mereka bahwa seharusnya mereka menjadi kepala tetapi bukan untuk dibuang. Mereka akan menjadi kepala kalau dengar-dengaran terhadap Firman Tuhan.

Persoalan taat dengar-dengaran di sini syaratnya adalah memprioritaskan keturunan Yusuf, artinya membawa hidup kita menjadi bagian Tubuh Kristus atau menjadi Mempelai WanitaNya. Kalau ini menjadi pandangan hidup kita dan tujuan hidup kita maka tidak ada yang dapat mengganggu gugat kita karena Tuhan sudah menjanjikan kita perlindungan dan menjadikan kita kepala yang punya wibawah, bukan kepala yang tanpa wibawah.

Ulangan 28:13
28:13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,

Ayat di atas ini adalah janji Tuhan. Tetapi kebalikannya, Tuhan bersumpah demi diriNya:
Amos 5:7-8
6:7 Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."
6:8 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, -- demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam --: "Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya."

Mereka menjadi kepala tetapi dari orang yang dibuang, apa manfaatnya kalau seperti itu? Kelihatan mereka ditonjolkan tetapi kehidupan itu ada pada kondisi dibuang. Jadi jangan sampai kita seperti ditonjolkan sebagai kepala, kelihatannya ada di depan, tetapi kalau kita menelantarkan keturunan Yusuf (artinya membiarkan hidup saudara sehingga tidak masuk dalam kategori Mempelai Wanita Tuhan) maka itu semua menjadi tidak ada arti apa-apa.

Yang Tuhan cari adalah kehidupan kita yang mau dibawa masuk dalam barisan Tubuh Kristus. Itu sebabnya kita harus membawa diri masuk dalam tiga macam ibadah. Itu adalah sistem Tuhan untuk mengarahkan, menggiring dan mendorong kita masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus, artinya kita merenungkan, memikirkan, memprioritaskan atau mengutamakan keluarga Yusuf. Kita harus membawa diri kita masuk menjadi keluarga Yusuf. Menjadi keluarga Yusuf berarti menjadi Mempelai Wanita Tuhan, itulah sasaran ibadah kita.

Amos 6:9
6:9 Dan jika masih tinggal sepuluh orang dalam satu rumah, mereka akan mati.

Berarti walaupun mereka mengaku miliknya Tuhan tetapi Tuhan tidak akui dan sudah terlepas dari Tuhan. Sekalipun mengaku sebagai miliknya Tuhan tetapi kalau ibadahnya tidak kena dengan selera Tuhan maka akan Tuhan buang sebab Tuhan tidak setuju dengan ibadahnya.

Amos 6:10
6:10 Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang ada di bagian belakang rumah: "Adakah lagi orang bersama-sama engkau?" dan dijawab: "Tidak ada," ia akan berkata: "Diam!" Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama TUHAN!

Arti ayat di atas adalah orang yang sudah keluar dari rencana Tuhan, Tuhan tidak ingin mendengar suaranya apa lagi menyebut-nyebut nama Tuhan. Tetapi orang yang mau membawa diri dalam rencana Tuhan malah harus selalu menaikan puji dan sembah kepada Tuhan.

Dalam Amos pasal 6 ini kita melihat apa yang mereka banggakan dalam ibadah dicabut oleh Tuhan, karena bukan liturgi dan bentuk ibadahnya itu yang nomor satu tetapi apa hakekat ibadah, apa yang menjadi selera Tuhan dalam ibadah itulah yang perlu kita ketahui. Apa yang menjadi selera Tuhan? Tuhan ingin ada Mempelai WanitaNya di sampingNya, yang tampil bukan sebagai kepala barisan yang dibuang tetapi kepala yang punya wibawah karena memiliki roh taat dan dengar-dengaran kepada Tuhan. Ini yang Tuhan ingin temukan dalam kehidupan kita.

Dikatakan sampai mayat orang itu dibakar. Sebenarnya orang Israel pantang untuk membakar mayat.
Amos 6:8
6:8 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, -- demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam --: "Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya."

Jadi ibadah yang hanya mengedepankan hura-hura sebenarnya Tuhan merasa keji kepada mereka. Jangan menganggap karena ada mujizat berarti itu sudah benar. Dalam Matius pasal 7 siapa yang menyangka orang-orang itu akan ditolak oleh Tuhan karena melihat mereka sudah menyembuhkan orang sakit, bernubuat dan mengusir setan. Tetapi Tuhan mengatakan kepada mereka “Aku tidak mengenal engkau”. Apa yang sudah diwanti-wanti oleh Tuhan jangan kita langgar.  Selera Tuhan sebenarnya hanya satu, yaitu untuk mendapatkan Mempelai Wanita. Bukan aksi-aksi dalam ibadah yang Tuhan lihat seperti bersorak, melompat, angkat tangan sambil menutup mata, walaupun itu bagian-bagian dari ibadah tetapi bukan itu jadi ukuran. Yang menjadi ukuran ibadah itu kena pada selera Tuhan hidup disucikan adalah apakah kita membawa diri menjadi bagian dari keluarga Yusuf, artinya menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau kita menjadi calon Mempelai Wanita Tuhan tentu akan menampilkan hidup yang menyenangkan calon suaminya.

Amos 6:9-10
6:9 Dan jika masih tinggal sepuluh orang dalam satu rumah, mereka akan mati.
6:10 Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang ada di bagian belakang rumah: "Adakah lagi orang bersama-sama engkau?" dan dijawab: "Tidak ada," ia akan berkata: "Diam!" Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama TUHAN!

Sebenarnya Israel pantang membakar mayat. Namun kenapa di sini mayat dibakar? Kalau mayat dibakar berarti hilang tak berbekas. Padahal di zaman Tuhan Yesus, Tuhan Yesus mengkritik orang farisi yang memperbaiki kubur nabi-nabi, berarti orang mati itu masih ada bekas. Kalau dibakar berarti tidak ada bekas, orang seperti itu benar-benar tidak ada lagi dipandangan Tuhan.

Matius 23:29-30
23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.

Kadang seseorang mudah untuk berkata seperti di atas, misalnya: kenapa Adam memakan buah pohon yang dilarang, kalau saya tidak akan seperti itu. Memang mudah untuk mengatakan tetapi belum tentu prakteknya seperti itu.

Orang yang ada di belakang rumah adalah orang yang praktek ibadahnya seperti yang dikatakan dalam ayat 4 sampai ayat 6, ibadah yang membuat Tuhan kesal. Ada satu kata yang membuat Tuhan kesal terhadap ibadah mereka.
Amos 6:8
6:8 Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, -- demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam --: "Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya."

Ibadah yang tersirat di dalamnya ada kecongkakan itu keji bagi Tuhan. Kita ini sama-sama beribadah dan melayani tetapi kalau kita tidak datang dengan kerendahan hati itu hanya membuat Tuhan keji. Sekalipun ibadah dikemas dengan aksi-aksi yang hebat dan marak tetapi Tuhan yang menilai apakah di dalamnya ada kecongkakan atau tidak.

Kocongkakan inilah yang akan menghambat seseorang untuk mengenal Tuhan dengan benar.
II Korintus 10:5
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

Walaupun ibadah diisi dengan tepukan tangan dan nyanyian yang menggelegar tetapi kalau ada kecongkakan, artinya ada roh yang menolak pengenalan yang benar akan Tuhan yang dimata Tuhan itu adalah kecongkakan, maka itu adalah ibadah yang keji di hadapan Tuhan.

Keturunan Yusuf adalah gambaran Mempelai Wanita dan Tuhan Yesus adalah Mempelai Pria Sorga. Kalau dalam ibadah kita digiring ke sana maka pengenalan kita akan bertumbuh sampai pada puncaknya yaitu Tuhan Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga. Sementara Tuhan menggiring kita untuk mengenal Tuhan dengan benar, jangan saudara malah menghalangi dirimu sendiri. Biarlah kita berusaha menjadi kepala barisan yang punya wibawah dalam arti kita harus berusaha taat dan dengar-dengaran, itulah kepala barisan, itulah keturunan Yusuf. Itu adalah cara untuk merontokkan kesombongan.

Akhirnya Tuhan mencabut semuanya dari mereka.
Amos 6:11
6:11 Sebab sesungguhnya, TUHAN memberi perintah, maka rumah besar dirobohkan menjadi reruntuhan dan rumah kecil menjadi rosokan.

Rumah besar ini adalah rumah gedang. Rumah gedang adalah rumah besar dan mewah.
Amos 3:15
3:15 Aku akan merobohkan balai musim dingin beserta balai musim panas; hancurlah rumah-rumah gading, dan habislah rumah-rumah gedang," demikianlah firman TUHAN.

Amos 6:12
6:12 Berlarikah kuda-kuda di atas bukit batu, atau dibajak orangkah laut dengan lembu? Sungguh, kamu telah mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh!

Ini bertolak belakang dengan tujuan menjadi Mempelai Wanita Tuhan, sebab untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan keadilan dan kebenaran itu ditonjolkan. Karena Tuhan sudah berjanji “Aku akan memperistrikan kamu dalam keadilan dan kebenaran. Ipuh itu adalah sesuatu yang pahit, itu jangan menjadi kenyataan dalam diri kita.

Oleh sebab itu kita harus mengerti tujuan ibadah. Untuk apa sebenarnya kita datang  beribadah. Apakah kita hanya mau mengisi liturgi? Tidak! Tuhan sudah memberikan kita pola ibadah dengan tiga macam ibadah. Ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci (Meja Roti Sajian), ibadah raya (Pelita Emas), ibadah doa penyembahan (Mezbah Dupa Emas). Ini adalah sistem penggembalaan Sorga supaya kita gereja Tuhan tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan. Kalau dikaitkan dengan Amos pasal 6 adalah supaya kita menjadi keluarga Yusuf.

Ketika mereka dibuang dan menjadi kepala barisan, paling tidak mereka akan merenung “kepala barisan ini memang tempat kita tetapi bukan untuk dibuang seperti ini. Ini karena tidak mau menghargai Firman pengajaran atau nyanyian Musa sehingga nasib kita seperti ini.”  Nasib orang Israel ini bernubuat tentang keadaan kita karena dikaitkan dengan rasa aman yang palsu yang marak tampil di hari-hari terakhir ini dan membohongi banyak umat Tuhan dan hamba-hamba Tuhan. Mereka beribadah tetapi luput dari selera Tuhan.

Itu sebabnya dari mimbar ini selalu diserukan: “bawalah dirimu untuk menjadi bagian dari Tubuh Kristus”. Kalau saudara memang mau menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka tunjukkan dengan praktek memperhatikan Firman ketika ada dalam ibadah pendalaman Alkitab di mana kita ditaburi dengan Firman Tuhan. Perhatikan Firman dalam ibadah raya di mana kita diberikan karunia-karunia Roh, sehingga saudara akan tampil dengan karunia-karunia roh. Perhatikan Firman dalam ibadah doa penyembahan sehingga saudara akan ditaburi kasih Allah Bapa yang mengakar dan hidup dalam diri saudara. Kalau ini kita perhatikan berarti kecongkakan kita hempaskan. Jangan sampai ketika datang beribadah dan mendengarkan Firman dalam pendalaman Alkitab lalu tampil mengolah Firman dengan pikiran sendiri yang sebenarnya bertolak belakang dengan pikiran gembala sehingga menimbulkan arus balik, bukan itu yang Tuhan inginkan. Yang Tuhan inginkan hempaskan kecongkakan karena itu keji di hadapan Tuhan dan Tuhan benci dengan kecongkakan.

Mari kita memiliki roh kerendahan hati. Setiap kali masuk dalam pemberitaan Firman saya selalu memohonkan supaya Tuhan memberikan roh kerendahan hati dan kesederhanaan. Konsep ini bukan karena pemikiran saya atau karena membaca buku tetapi Tuhan yang memunculkan itu.

Mengapa Tuhan membenci umat Israel? Karena mereka beribadah dengan kecongkakan.
Yeremia 12:7-9
12:7 Aku telah meninggalkan kediaman-Ku, telah membuangkan negeri milik-Ku; Aku telah menyerahkan buah hati-Ku ke dalam tangan musuhnya.
12:8 Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti singa di hutan bagi-Ku; ia mengeraskan suaranya menentang Aku, sebab itu Aku membencinya.
12:9 Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti burung belang bagi-Ku; burung-burung buas mengerumuninya. Ayo, kumpulkanlah segala binatang di padang, bawalah untuk menghabiskannya!

Penyebab umat Tuhan seperti ini adalah para gembala. Tetapi umat Tuhan suka pada gembala yang merusak kebun Mempelai.
Yeremia 12:10-11
12:10 Banyak gembala telah merusakkan kebun anggur-Ku, memijak-mijak tanah-Ku, dan membuat tanah kedambaan-Ku menjadi padang gurun yang sunyi sepi.
12:11 Ya, mereka telah membuatnya sunyi sepi, sunyi sepi tanah itu berkabung di hadapan-Ku! Sunyi sepi sekarang segenap negeri itu, tetapi tidak ada orang yang memperhatikannya.

Ini sebabnya mengapa pada zaman Amos, Tuhan sudah bersumpah untuk membuang orang Israel dan mereka menjadi kepala barisan. Yeremia ketika itu bukan hanya dilawan oleh umat Tuhan secara umum tetapi juga dilawan oleh saudara-saudaranya.
Yeremia 12:6
12:6 Sebab saudara-saudaramu dan kaum keluargamu, mereka sendiri juga berbuat khianat terhadap engkau; mereka juga bersama-sama di belakangmu. Janganlah percaya kepada mereka, sekalipun mereka berkata manis kepadamu!

Saya harus mengedepankan, inilah suasana keluarga Yusuf. Kiranya jemaat menyambut dan menyerahkan hidup menjadi keluarga Yusuf, menjadi kebun anggur Tuhan, menjadi Mempelai Wanita Tuhan, itu tujuan utama dalam kita beribadah. Aksi-aksi dalam ibadah itu hanya sebatas memuaskan diri kita, tetapi kalau kita membawa diri kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan itulah yang memuaskan hati Tuhan.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar