20191126

Kebaktian PA Imamat, Selasa 26 November 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 23:26-32
23:26 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.
23:29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
23:30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.
23:31 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.
23:32 Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."

Ketetapan Tuhan bagi umat Israel dalam merayakan masa raya yang keenam, harus ada korban api-apian, ada puasa, ada pertemuan kudus. Disebutkan oleh Firman Tuhan bahwa berpuasa dari matahari terbenam sampai matahari terbenam besoknya. Itu puasa yang pertama kali diajarkan oleh Tuhan. Itu diawali dari Imamat pasal 16.

Dari tujuh pesta ini, pesta keenamlah yang dikaitkan dengan puasa. Berarti benar-benar diajar untuk pantang segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan. Apalagi jika kita melihat di sini pelayanan yang didalam pesta pendamaian ini bersentuhan langsung dengan ruangan maha suci. Dan jika kita melihat Imam besar yang memimpin masa raya ini, maka pelayanannya langsung bersentuhan dengan ruangan maha suci. Dan ini adalah pesta grafirat atau pesta pendamaian. Fokus pandangan yang ada di ruangan maha suci adalah peti perjanjian dan sebutan untuk tutup peti ini adalah tutup pendamaian.
Imamat 16:13-15
16:13 Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.
16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.
16:15 Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.

Jadi pesta pendamaian atau pesta grafirat ini ada hubungannya dengan alat yang ada di ruangan maha suci yaitu tabut perjanjian. Dan tutup dari tabut perjanjian ini disebut tutup pendamaian. Jadi jika umat Tuhan benar-benar paham apa itu pesta pendamaian, maka dia harus merenung bagaimana pelayanan Yesus dalam kehidupan kita. Kita ini adalah peti dan petinya itu disebut berkali-kali adalah tutup pendamaian. Ini adalah langkah akhir perjalanan gereja di mana segera gereja masuk pondok daun-daunan yaitu penyingkiran gereja. Kalau ini tidak kita perhatikan, kita abaikan, maka sangat disayangkan dia tidak akan mencapai pesta akbar, pesta yang paling ditunggu-tunggu oleh Israel yaitu pesta pondok daun dan secara rohani kita tunggu-tunggu, itulah penyingkiran gereja. Di mana Mempelai Wanita Tuhan disingkirkan.

Untuk mencapai ini kita harus melihat apa yang kita junjung. Peti itu menjunjung tutup yang disebut tutup pendamaian. Kalau benar hal ini ada padaku dan pada saudara baik yang ada di sini maupun yang mengikuti secara online maka ada buktinya. Peti dan tutup peti itu sudah senilai. Berarti kehidupan yang punya niat dan kerinduan hati mempraktekan roh pendamaian (berarti menjunjung tutup pendamaian) tandanya dia menjunjung korban Kristus. Tetapi prakteknya di sini berorientasi pada nikah. Betul-betul kita ada pada detik-detik di mana nikah rohani akan segera terbentuk.

Di sini kita perhatikan, mulai dari kehidupan suami, junjunglah tutup pendamaian. Jika dia isteri junjunglah tutup pendamaian. Jika dia anak, junjunglah tutup pendamaian itu. Berarti kita selalu mengupayakan mulai dari inti persekutuan, kita didorong oleh Tuhan untuk mengupayakan semaksimal mungkin sampai pada ukuran sorga, nikah harus ditandai roh perdamaian. Kita harus buang sandiwara lama. Hal-hal lampau yang tidak berkenan, yang menimbulkan perselisihan dan sengketa dalam nikah harus kita buang. Karena tinggal beberapa langkah kita akan masuk pada nikah yang rohani. Sekarang ini kita harus ada kesiapan diri untuk pantang terhadap roh perselisihan di dalam nikah. Bagaimana cara kita mengantisipasi? Jika ada sesuatu yang mendorong kita untuk berselisih, di sinilah kesempatan  kita untuk nistio/pantang, untuk mengekang diri.

Jadi puasa bukan karena kita mengikat perut tidak makan dan tidak minum dari matahari terbenam sampai matahari terbenam besoknya, itu hanya hurufiah. Makanya dalam Yesaya pasal 58 Tuhan tegur “kamu berpuasa, tetapi menunjuk-nunjuk orang, berselisih paham dan sebagainya”. Walaupun mereka ikat perut, tetapi kenyataannya tidak seperti yang disebutkan oleh Tuhan.

Tutup peti ini tidak disebut tutup peti biasa tetapi tutup pendamaian yang satu ukuran dengan peti. Dimulai dari mana? Ini tantangan bagi kami.
Imamat 16:32
16:32 Dan pendamaian harus diadakan oleh imam yang telah diurapi dan telah ditahbiskan untuk memegang jabatan imam menggantikan ayahnya; ia harus mengenakan pakaian lenan, yakni pakaian kudus.

Persyaratan yang melayani adalah imam yang diurapi. Artinya hamba Tuhan yang dipenuhi dengan Roh Kudus, sebab dia adalah pelaku. Dia harus paham bahwa dia ditahbiskan untuk melayani. Pakaian lenan itu contoh konkritnya adalah:
Wahyu 19:8
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Jadi bukan hanya ditahbiskan dan diurapi tetapi ingat, tidak bisa lepas dengan pendahulu, menggantikan ayahnya. Artinya sekalipun ditahbiskan dan diurapi namun tidak meneruskan pengajaran dari pendahulu, itu sama dengan bohong, itu sama dengan mencelakakan jemaat! Makanya saya takut merubah-rubah Firman yang sudah kami terima dari pendahulu karena selalu diberikan penekanan oleh Tuhan.

Imamat 16:33
16:33 Ia harus mengadakan pendamaian bagi tempat maha kudus, bagi Kemah Pertemuan dan bagi mezbah, juga bagi para imam dan bagi seluruh bangsa itu, yakni jemaah itu.

Saya harus paham, mau mengangkat saudara dan diriku menjadi Kristen khusus atau hanya Kristen umum. Apakah saudara suka hanya menjadi Kristen umum? Tetapi Tuhan mengatakan kita dibawa menjadi kristen khusus.

Yang meneruskan pelayanan itu bertanggung jawab kepada pendahulunya, tidak hanya dirinya. Jadi tanggung jawabnya tidak enteng. Sebab kalau dia salah memotivasi maka nanti imam-imam penerusnya bisa salah.

Imamat 16:34
16:34 Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu, supaya sekali setahun diadakan pendamaian bagi orang Israel karena segala dosa mereka." Maka Harun melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Di sini peran kami bukan enteng. Makanya melayani ibadah bukan hanya melayani upacara ibadah. Kalau cuma melayani upacara ibadah itu gampang saja. Tetapi motivasi, membimbing, mendidik, mengarahkan langkah-langkah itu bukan sesuatu yang bisa dientengkan dan diremahkan. Berarti bermula pada diri kami. Sayapun sebagai hamba Tuhan harus mengupayakan roh perselisihan itu disingkirkan dari kehidupanku bersama isteri. Ini namanya masa raya, berarti ini masih dalam proses, kita belum ada yang sempurna. Kalau sudah ada yang sempurna maka dia tidak ada di sini lagi.

Roh pendamaian ini penentu. Bagaimana kalau justru gembala bertengkar lalu jemaat yang mendamaikan, itu memalukan. Kalau sudah begitu, itu sudah terbalik. Makanya cepat berdamai dan mengerti jabatan pelayanan kami lalu kembali rekonsiliasi dengan Tuhan. Supaya pelayanan kami disalurkan kepada umat Tuhan dan umat Tuhan menikmati jika dia buka hati. Inilah pendamaian dan pendamaian ini poinnya ada pada inti yaitu nikah. Makanya hamba Tuhan yang belum menikah, cepatlah menikah. Sebab syarat gembala itu adalah seorang suami.

Nikah ini memang proses, tidak seperti waktu bertunangan. Ketika tunangannya terantuk batu, dia marah kepada batu “kurang ngajar ini batu, bikin kuku calon isteriku keluar”. Tetapi begitu menikah, ketika isterinya terantuk batu malah balik dimarah “di mana matamu!”. Makanya menikah bukan enak, tetapi banyak problemnya. Tetapi persyaratan seorang gembala adalah harus seorang suami.

Ini harus ditekankan karena kita sudah dekat garis finish. Maka hamba-hamba Tuhan, pesan Tuhan melalui mulut hamba Tuhan ini, supaya ibu-ibu rohani jangan pancing emosi suami. Jika saudara lihat wajah suamimu sudah segi tujuh, lebih baik lipatkan lutut menyembah Tuhan. Jangan malah “kalau ngana begitu, saya juga begini!” maka jadilah perang timur tengah. Padahal kita sudah diambang pintu, tetapi isteri tidak pernah sedikitpun memahami tanggung jawabnya mendampingi suami di dalam pelayanan. Tidak pernah memikirkan apa sebabnya saya menjadi pendamping di dalam pelayanan, mengapa saya harus menikah dengan seorang hamba Tuhan, harus dipahami. Jangan buat pelayanan itu menjadi kemelut, sehingga suami tidak mendapatkan mutiara dari sorga yang harus dia sampaikan kepada umat Tuhan karena ulah isteri. Problem paling berat dari seorang hamba Tuhan adalah ketika mau melayani kemudian isterinya berulah.

Kalau pelayanan kita hanya mencari sekeping uang perak dan sekerat roti, itu akan membawa pada 3,5 tahun aniaya antikristus. Tetapi pelayaan kita untuk membawa sidang jemaat diterima oleh Tuhan menjadi korban persembahan. Kalau ini menjadi fokus kita maka kita akan ada rasa takut di dalam pelayanan. Sebab dalam Wahyu pasal 17 dan 18 ada nikah penghujatan rencana Allah. Di mana wanita ada di atas kepala, dijunjung oleh kepala. Kalau isteri sudah jadi kepala, sudah sulit dikendalikan sebab dia memaksa mengendalikan. Akhirnya supaya tidak ribut-ribut suami itu yang mengalah. Mengalah di sini mengalah yang salah! Kelihatannya aman tetapi nikah sudah terbalik.

Wahyu 17:7
17:7 Lalu kata malaikat itu kepadaku: "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.

Perempuan ini dipikul di atas kepala, berarti dia jadi kepala. Pikirnya aman, sebab suami mengalah. Ketika Tuhan datang coba lihat apa yang terjadi.

Wahyu 17:16
17:16 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.

Sanksinya berat, sebab menghambat rencana Allah. Siapa yang menjadi penghambat? Gembala suami isteri yang nikahnya terbalik! Kalau berpikir pelayanan kita hanya yang sifatnya jasmani, kasihan kita. Tidak akan masuk pesta pondok daun-daunan karena kandas di pesta keenam. Inilah cara Tuhan bagimana mengatasi perjalanan gereja Tuhan, mulai dari pelayan-pelayan Tuhan, supaya tidak kandas dan bisa mencapi pesta pondok daun-daunan.

Pesta pendamaian ini 7 hari dan langsung imam besar melayaninya. Dan diteruskan oleh anak imam. Berarti dia menerima pelayanan dari pendahulu secara estafet. Kemudian dia limpahkan lagi kepada penerus.
II Timotius 2:1-2
2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

II Timotius 2:2 (Terjemahan Lama)
2:2 Dan barang yang telah engkau dengar daripadaku di antara banyak orang saksi, amanatkanlah kepada orang yang setiawan, yang akan berlayak mengajar orang lain pula.

Jadi ini pemegang tongkat estafet yang dapat dipercaya atau yang setia. Berarti saya mencontoh keteladanan pendahulu saya, saya merindu wibawa itu ada pada diriku. Karena keteladanan ini, maka saya harus melimpahkan kepada penerus yang dapat dipercaya atau yang setiawan.

Kalau disebut tutup pendamaian dan itu ada di ruangan maha suci, berarti kita langsung diperhadapkan kepada inti. Sasaran pendamaian itu kepada nikah karena kita menuju pada nikah yang rohani. Ukuran peti perjanjian dan tutup pendamaian itu sudah sama yaitu 4 persegi panjang. Panjangnya 2,5 hasta dan lebarnya 1,5 hasta. Kalau 2 panjang sama dengan 5. Kalau 2 lebar sama dengan 3.

Pertama lihat angka 5, angka kemurahan Tuhan. Kalau Tuhan berkenan memakai kami dan kita dibina oleh Firman Tuhan, itu adalah kemurahan Tuhan. Kedua lihat angka 3, itu adalah angka kepenuhan Allah, angka Tritunggal Allah. Terima kasih Tuhan, tubuh, jiwa dan roh kita diisi dengan kepenuhan Allah. Bukankah itu sasaran kita:
II Petrus 1:4
1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Hempaskanlah sandiwara lama. Tidak ada nikah yang tidak diuji, semua diuji. Tetapi kita harus lolos, jangan kandas. Karena sasaran akhir kita setelah pesta pendamaian adalah pesta pondok daun-daunan. Makanya jangan bangkitkan perselisihan dalam nikah, mulai kami hamba-hamba Tuhan. Jika anda rasa suasana panas dalam nikah, isteri-isteri jangan memaksa suami mengalah. Kalau suami mengalah memang aman, tetapi siaplah masuk dalam 3,5 tahun aniaya antikristus karena sudah salah posisi, nikah sudah terbalik. Kalau saya dipaksa oma ikut maunya, lalu saya ikut, memang sesaat menikmati situasi aman, tetapi ternyata perahu nikah kami kandas.

5 adalah angka kemurahan lewat 5 luka Yesus yang besar. 3 adalah angka kepenuhan Ilahi atau Tritunggal Allah, itu menguasai tubuh, jiwa dan roh kita. Peti dan tutup pendamaian itu sama ukurannya. Di sini kita melihat ukuran sorga tidak meleset. Yang kena percikan darah secara langsung adalah tutup pendamaian. Kalau bagi kita percikan darah itu hanya di depan. Tetapi Yesus mandi darah. Itu sebabnya tutup pendamaian harus saya junjung. Maka itulah rasa aman yang benar. Karena ada rasa aman yang palsu.
Amos 6:1-2 (Rasa tentram yang palsu)
6:1 "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!
6:2 Menyeberanglah ke Kalne, dan lihat-lihatlah; berjalanlah dari sana ke Hamat yang besar itu, dan pergilah ke Gat orang Filistin! Adakah mereka lebih baik dari kerajaan-kerajaan ini, atau lebih besarkah daerah mereka dari daerahmu?

Yesaya 10:9
10:9 Bukankah Kalno sama halnya seperti Karkemis, atau bukankah Hamat seperti Arpad, atau Samaria seperti Damsyik?

Bayangkan, Samaria sudah disejajarkan dengan kota kafir. Karkemis itu ada di Efesus dan di sana ada pembuat patung tembaga bernama Aleksander. Yang penting mereka merasa aman karena tujuan mereka cuma yang duniawi ini, mereka tidak bisa melihat ke seberang di balik dunia ini.

Amos 6:3
6:3 Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, tetapi mendekatkan pemerintahan kekerasan;

Berarti meningkatkan pemerintahan antikristus (kekerasan). Dia merasa aman sebab suaminya luar biasa dengar-dengaran kepada isteri, tidak pernah menyakiti hati isteri. Kelihatan benar tetapi itu nikah terbalik.

Amos 6:4
6:4 yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun;
Pemandangan mereka hanya yang dekat, yang kasat mata, yang sifatnya duniawi. Tutup pendamaian harus diperlihatkan pada mereka. Semuanya aman, damai dan sejahtera, karena semua disumbat dengan daging.

Amos 6:5
6:5 yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya;

Sampai ditampilkan pondok Daud, begitu luar biasa mereka menggalang ibadah. Ada gemerincing ceracap dan tamborin, aman mereka. Sukar sekali menembus yang seperti ini. Mengapa? Umumnya gereja Tuhan yang model seperti ini perempuan yang jadi Jenderil, jadi gembili.

Amos 6:6
6:6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!

Berurap dengan minyak yang paling baik, makanya gampang saja dia berbahasa roh. Tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf. Siapa Yusuf? Yusuf gambaran sidang mempelai. Berarti roh sidang mempelai hancur.

Amos 6:7
6:7 Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu."

Akhirnya mereka menjadi kepala barisan untuk dibuang. Itu sebabnya pesta grafirat ini langsung kena ruangan maha suci dan diperhadapkan dengan tutup pendamaian. Dari 12 anak Yakub, Yusuf adalah gambaran sidang mempelai, manusia yang hampir tidak ada cacat celanya. Mereka merasa aman tetapi membiarkan roh mempelai hancur, rencana Tuhan bagi mereka untuk dijadikan mempelai wanita hancur, tidak dijalani. Jangan hal ini sampai terjadi.

Jangan paksa rasa aman tetapi dengan nikah yang terbalik. Sekali lagi saya katakan kepada ibu-ibu, Tuhan tidak bermaksud mengecilkan dan meringankan saudara, tetapi Tuhan mau mengangkat. Makanya peraturan nikah Tuhan mulai dari isteri baru suami. Jangan sampai kita salah dan akhirnya mempersalahkan Firman. Yang menjadi penyebab manusia jatuh dalam dosa itu siapa? Isteri.
I Timotius 2:11-14
2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
2:13 Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
2:14 Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.

Mungkin kita tidak berkomentar tetapi dengan praktek, kita sudah mempersalahkan Firman.

Dalam pesta ini ada dua hal yang menjadi penentu.
1.      Hamba Tuhan yang dalam tahbisan dan diurapi, yang memegang jabatan imam dan dia meneruskan pengajaran dari pendahulu.
Roma 16:17
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

Yang menimbulkan perpecahan dan godaan adalah orang yang meninggalkan pengajaran dari pendahulu. Tetapi sekarang berkembang roh Amon, orang yang meneruskan pengajaran dari pendahulu malah disebut pemecah belah.

Roma 16:18
16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

Mereka inilah rasa aman yang palsu, karena terpenuhi kebutuhan jasmaninya.

Malaikat Tuhan yang lebih dahulu harus menyembah.
Ibrani 1:6
1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Pelayan Tuhan harus lebih dahulu bisa menyembah Tuhan. Kalau ini digalakan oleh hamba Tuhan, mulai dari suami isteri, maka teratasilah segala sengketa. Sebab kalau ada roh penyembahan maka pasti akan teratasi segala masalah termasuk perselisihan dan perbantahan. Tetapi kalau tidak ada penyembahan, hanya ada omelan dan persungutan, maka akan terjadi perbantahan. Tetapi kalau dia isi hidupnya dengan penyembahan, indah sekali.

Jadi pelayan ini harus ada tahbisan, harus diurapi dan meneruskan pengajaran dari pendahulu. Kalau ini sudah ada tetapi tidak ada sarananya, itu omong kosong juga.

2.      Punya Firman pengajaran yang murni

Sekalipun sudah benar kedua hal ini, iblis tidak pernah mengaku kalah. Bahkan gereja yang benar sudah diterbangkan, iblis masih coba mengejar. Apalagi kalau tahbisannya tidak benar,  pengajarannya tidak benar! Itu sebabnya supaya jangan kita kandas dalam pesta keenam ini, Tuhan perlihatkan tutup pendamaian. Artinya 5 indra kami hamba Tuhan harus fokus di sini.

Saya sebagai hamba Tuhan tidak harus kuatir apa yang akan saya makan. Bukan baru sekarang, tetapi dari kami datang di sini tidak pernah kami S.O.S (Safe Our Soul) ke mana-mana, walaupun kami datang suami isteri dengan 3 orang anak. Puji Tuhan kami ditolong oleh Tuhan.

Dengan dibukanya jalan oleh Tuhan lewat suasana pesta pedamaian itu, maka kita bisa masuk ruangan maha suci. Walaupun belum sempurna, namun kehadiran kita masih dalam proses. Kalau namanya pesta berarti sukacita, tetapi mengapa kalau Firman ini datang bukan menghadirkan sukacita. Padahal di situ kita bertemu di satu tempat:

1.      Keluaran 25:22
25:22 Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

Dengan melihat peti dan tutupnya maka ingatlah, kita ini ada di dalam koridor Firman pengajaran. Untuk apa Firman pengajaran? Untuk mendamaikan segala sesuatu yang tidak benar dalam diri kita dengan Tuhan. Supaya nanti kita tidak kandas tetapi bisa mencapai penyingkiran gereja. Makanya Firman pengajaran ini langsung membenahi nikah.
Keluaran 25:21
25:21 Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.

Tuhan tidak katakan “kalau meletakan tutup pendamaian itu di samping tabut” tetapi langsung disebut di atas. Kalau melihat pelajaran kitab Wahyu, Wahyu atau apokalupsi yang artinya mengangkat tutup untuk melihat apa yang ada di dalam peti. Sekarang kita melihat dua loh batu, apa lagi yang kurang. 4 hukum adalah kasih kita kepada Tuhan, 6 adalah kasih kita kepada sesama. Siapa sesama kita yang paling dekat? Sesama yang paling dekat bagi suami adalah isteri, sesama yang paling dekat bagi isteri adalah suami. Supaya benar-benar kehidupan ini dua-duanya mengasihi Tuhan dan dua-duanya juga saling mengasihi. Ini yang diproses pada pesta keenam. Saya tidak mengatakan saya sudah tuntas di sini karena kita masih dalam proses mempraktekan ini yaitu mengasihi isteri dan mengasihi suami.

Keluaran 25:22
25:22 Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

Terima kasih Tuhan, Firman yang kami dengar bernuansa Peti Perjanjian. Berarti Tuhan punya rencana elok dan indah bagi kita supaya benar-benar kita bagaikan peti menerima tutup peti, berarti menjadi satu dengan Tuhan.

Lihat dari mana Firman itu keluar? Dari atas tutup pendamaian. Ini yang membawa kehidupan saya untuk mengebu-gebu. Saya tidak mau kandas, saya mau masuk penyingkiran gereja. Saya tidak mau hanya karena persoalan sepeleh kami sudah ribut. Akhirnya ketika Tuhan datang, kami hanya didapati ribut karena persoalan sepeleh. Apalagi kalau kami sebagai hamba Tuhan. Tuhan ampuni saya sebagai hamba Tuhan, ampuni isteri dan anak-anakku. Ini bukan pergumulan yang enteng.

2.      Peti perjanjian itu isinya dua loh batu. Suara dari atas tutup pendamaian adalah suara yang memintal, yang makin kuat menjalin hubungan suami isteri untuk mengarahkan kepada nikah yang rohani.

Keluaran 30:6
30:6 Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau.
Kemudian diisi dengan ukupan.

Kata tunduk dalam arti yang sebenarnya kadang disepelehkan. Makanya isteri itu diambil dari tulang rusuk, dia bengkok, berarti tunduk. Ada 10 arti kata tunduk isteri kepada suami.
a)      Rasa hormat

b)      Menjunjung tinggi suami
Kalau ada ini keterlaluan kalau suami sewenang-wenang terhadap isteri.

c)      Memuja

d)      Perhatiannya penuh
Walaupun sudah ada cucu, tetapi perhatian istri kepada suami tetap penuh. Mesti begitu, itu praktek kasih. Tetapi kalau tidak ada perhatian penuh, suami baca Firman pasal 1 ayat 2 tetapi tidak pernah dipanggil “Pap, sudah sedia teh”. Bahkan kalau ditanya “mana bubur?” dijawab istri “bikin sendiri sudah besar!”. Itu belum ada perhatian penuh. Padahal proses ini ada dalam pesta pendamaian. Saya memuji Tuhan sebab ada perubahan drastis dari isteri saya soal hal ini.

e)      Hidup ini diberi

f)       Kasih yang sangat mendalam

g)      Menahbiskan diri dengan sukarela, tidak terpaksa

h)      Melebihkan suami dari siapa-siapa

i)        Memuliakannya

j)        Menyembah tetapi bukan seperti kepada Tuhan

Suara yang keluar itu adalah suara yang makin mengikat hubungan suami isteri sehingga terjalin lebih mesra menuju pada nikah yang rohani.

3.      Yesaya 37:16,28,29,36
37:16 "Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.
37:28 Aku tahu, jika engkau bangun atau duduk, jika keluar atau masuk, atau jika engkau mengamuk terhadap Aku.
37:29 Oleh karena engkau telah mengamuk terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang.
37:36 Keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!
37:37 Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.
37:38 Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah di dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh dan Sarezer, anak-anaknya, membunuh dia dengan pedang, dan mereka meloloskan diri ke tanah Ararat. Kemudian Esarhadon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Suara ini menjamin kemenangan mengalahkan musuh. Peti Perjanjian itu dinamis, dia bergerak karena ada kayu pengusung. Dan bila Peti Perjanjian bergerak maka Musa berseru “bangkitlah Tuhan, biarlah musuh-musuh berserakan”.
Bilangan 10:33-36
10:33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.
10:34 Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari, apabila mereka berangkat dari tempat perkemahan.
10:35 Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: "Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu."
10:36 Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: "Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini."

Jadi suara dari atas tutup pendamaian itu menjamin kemenangan. Kalau sekarang ini banyak kehidupan yang alami kekalahan, itu bukan salah siapa-siapa tetapi karena salah mengapresiasi Firman. Di sini seringkali kesalahan kita.
Kadang karena kita bergelut terus dalam pergumulan, lalu Firman kita salahkan, Tuhan yang kita salahkan. Padahal kita yang kurang menaruh perhatian pada Firman yang keluar dari tutup pendamaian. Apalagi kalau kita tidak menyadari kita ada di ruas jalan akhir dan kita ada pada pesta penentu untuk masuk pada pesta penyingkiran gereja, jangan sampai kita kandas.

Saya perhatikan, justru makin Firman dibukakan malah banyak nikah-nikah terancam kandas, keseriusan dengan Tuhan volumenya malah turun. Tidak tahu di depan ini ada kesusahan besar.

4.      Mazmur 80:1-4
80:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Kesaksian Asaf. Mazmur.
80:2 Hai gembala Israel, pasanglah telinga, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan domba! Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar
80:3 di depan Efraim dan Benyamin dan Manasye! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah untuk menyelamatkan kami.
80:4 Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

Ini yang diinginkan oleh Tuhan, kita harus ada kerinduan hati datang kepada gembala yang luar biasa yang menggembalakan Yusuf. Artinya gembala yang menggembalakan bersuasana mempelai.
Mazmur 80:20
80:20 Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

Ini pesta pendamaian dan pesta ini dikaitkan dengan bunyi nafiri. Bunyi nafiri itulah Firman pengajaran yang kita dengarkan saat ini. Di mana kita didorong supaya hubungan nikah rumah tangga kita makin elok, kita diberi kesempatan untuk meraih kemenangan dan dikunci dengan suara penggembalaan yang bernuansa mempelai. Apalagi yang kurang. Saya tidak mau kandas dalam perjalananku, saya tidak mau karam di tengah lautan.

Dulu waktu masih di Sulawesi Selatan saya selalu ada hati “Tuhan tolong supaya bersama dengan umatMu ini, kami benar-benar mengasihi Engkau”. Itu sebabnya ketika saya sudah diancam untuk dipecat oleh organisasi, jemaat ramai-ramai menghadap ketua organisasi untuk mempertahankan secara lisan dan tulisan. Namun karena organisasi tidak suka dengan Kabar Mempelai bahkan mengatakan palsu, maka jemaat itu terbagi dua. Sebagian saya gembalakan kembali dan sebagian tetapi pada organisasi lama.

Kita sudah ada pada jalur yang benar, jangan sampai gereja Tuhan kehilangan tabut perjanjian, kehilangan Kabar Mempelai. Ini kabar yang luar biasa yang Tuhan beri kepada kita.
Imamat 23:29
23:29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
Sanksinya berat, dilenyapkan dari orang-orang sebangsanya berarti lepas dari pembangunan Tubuh Kristus. Karena tidak mau pantang, tidak mau mengekang diri, terlalu mudah terpancing emosi. Makanya dalam Mazmur 80:20 ada permohonan “Tuhan sinari kami”.

Imamat 23:30
23:30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.

Aktifitas nafsu daging jika diteruskan maka langsung Tuhan mengatakan “akan kubinasakan”.

Imamat 23:31
23:31 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.

Jangan saudara berpikir “kalau begitu saya tidak usah buka kebun” bukan itu yang dimaksud. Ada 15 aktifitas daging dalam Galatia pasal 5.

Imamat 23:32
23:32 Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."

12 jam menghadapi malam dan 12 jam menghadapi siang. Berarti 24 jam. Di atas meja roti sajian ada 24 gomer, sebab satu ketul roti dibuat dari 2 gomer tepung. Untuk memampukan saudara menghadapi situasi malam yang hari-hari terakhir ini banyak manusia terlena, harus ada persekutuan dengan Firman. Dalam suasana malam orang tertidur dan mabuk. Sekarang banyak orang rohaninya tertidur dan banyak yang mabuk, mabuk harta, mabuk kedudukan, mabuk seks. Dan jangan lupa dalam Wahyu 9:21, nikah tidak aman lagi. Ini akan terjadi dalam masa 3,5 tahun, isterimu isteriku, suamimu suamiku.
Wahyu 9:21
9:21 dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.

Kalau sekarang ini tidak kita imbangi apa yang terjadi pada malam hari dan pada siang hari, tidak melihat dari konteks pesta pendamaian, maka kita akan kandas. Sekali lagi jangan sampai pengiringanmu kepada Tuhan kandas.

Apa yang sudah salah masa lampu, rendahkan dirimu dan mohon supaya Tuhan pulihkan. Berarti ada kesalahan-kesalahan yang telah terjadi maka harus dipulihkan oleh Tuhan. Itu sebabnya Tuhan duduk bertakhta di atas kerub dan Dia menggembalakan Yusuf. Tuhan tidak mau Yusuf hancur, berarti tidak mau roh mempelai hancur, tidak mau rencana Tuhan untuk membawamu menjadi mempelai hancur. Olehnya marilah kita menjadi anak Tuhan yang satu saat seukuran dengan Tuhan. Saya yakin saudara punya niat atau hasrat untuk ke sana.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar