20200606

Kebaktian Doa, Sabtu 6 Juni 2020 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.                                 

Yohanes 8:7-11
8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Tuhan Yesus diperhadapkan dengan situasi yang sangat genting dan ribet secara manusia. Tetapi kehadiran orang Farisi masih membawa suasana Taurat. Tetapi kehadiran Yesus Kristus, Dia membawa anugrah. Ini zaman anugerah, zaman kemurahan. Kehadiran Yesus di situ adalah masa peralihan dari Taurat kepada kemurahan. Jika tetap mau menggunakan Taurat dan mau pegang kemurahan, justru itu yang disebut zinah. Persoalan zinah secara jasmani, seluruh manusia mengerti itu. Tetapi zinah rohani tidak dipahami oleh banyak orang, hanya segelintir yang mengerti.
Roma 7:1-2
7:1 Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, -- sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum -- bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?
7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.

Suami yang disebut di sini adalah Taurat, itulah penekanannya.

Roma 7:3
7:3 Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.

Ini gambaran, Taurat itu bagaikan suami, Yesus juga adalah suami kita, Dialah anugerah/kemurahan. Jika pegang keduanya berarti itu perzinahan rohani. Itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul pasal 15 hal itu diberantas oleh gereja mula-mula. Kita menunggu suami yang satu itu mati tetapi tidak mati, sebab langit dan bumi bisa lenyap tetapi satu noktah pun ayat tidak akan lenyap. Olehnya untuk kita tidak dikategorikan zinah maka bukan Taurat yang mati melainkan kita yang harus mati. Batasnya di mana? Memang kita adalah orang mati. Kalau Yahudi memang punya taurat. Kalau kita bangsa kafir ada taurat kita yaitu adat istiadat. Dalam Roma pasal 2 diceritakan kita bangsa kafir dihukum karena taurat kita. Tetapi bukan berarti selamat, malah tidak selamat!

Kita menunggu suami ini mati tetapi tidak mati, maka kita yang harus mati. Setelah kita mati dan bangkit dari kubur, selamat tinggal suami pertama dan kita jumpa suami yang satu yaitu Yesus. Demikian sebetulnya tentang Taurat dan rahmat ini. Kalau orang Farisi berkanjang pada hukum Taurat, Yesus coba alihkan pada hukum kemurahan, anugerah atau rahmat. Itu yang Yesus lakukan saat itu. Olehnya kita lihat di sini, bagaimana kehidupan yang berpegang pada yang lama dan usang.
Ibrani 8:13
8:13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.

Mengapa hal ini mau dipertahankan! Pada konfrensi pertama hamba-hamba Tuhan di Yerusalem yaitu ±50 tahun setelah Yesus naik ke sorga, dibawah pimpinan Petrus dan rasul-rasul yang lain, terjadi perdebatan tentang hal ini. Kemudian Petrus berdiri dan mengatakan “jangan kita kenakan kuk pada bangsa kafir dengan kuk Taurat ini yang nenek moyang kita dan kita sendiri tidak sanggup lakukan”. Orang Yahudi ini memaksakan yang mereka sendiri tidak mampu, kepada orang lain.
Kisah Para Rausl 15:7
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

Coba ayat 7 ini dikedepankan dan menggunakan nama saya, tentu saya dikatakan sombong. Tetapi Petrus tidak malu sekalipun mungkin dia dicap sombong! Kalau secara logika manusia, Petrus ini sok, tetapi tidak demikian.

Kisah Para Rasul 15:8-10
15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

Orang farisi memaksakan bahkan berusaha menjerat Tuhan Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Ini adalah masa peralihan, sebab suatu wasiat itu nanti bisa berfungsi jika pemberi wasiat itu mati. Yesus adalah pemberi wasiat, Dia adalah Tuhan sendiri. Dia harus mati agar wasiat itu berfungsi. Yesus dengan kematian dan kebangkitanNya memberikan kita wasiat itu dan itu bermanfaat bagi kita.

Yohanes 8:7 itu adalah pertanyaan dengan tujuan menjerat. Apalagi akhir zaman ini, banyak jerat di mana-mana diletakan orang-orang. Banyak lubang jebakan dibuat oleh manusia yang akan menjerat anak-anak Tuhan dan hamba-hamba Tuhan. Dan itu memang bagaikan jamur di musim hujan, banyak pertanyaan yang menjerat. Mereka menggunakan ayat tidak pada tempatnya, itulah jerat-jerat yang ada dan itu adalah ciptaan setan. iblis punya jebakan, dia pakai manusia yang mempergunakan ayat Firman Tuhan untuk menjerat. Mereka ini juga melakukan seperti itu. Utamanya kami hamba-hamba Tuhan, dan tidak menutup kemungkinan anak-anak Tuhan harus pandai memberikan jawaban dan mempertanggung jawabkan jika ada orang yang bertanya.
Kolose 4:6
4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Itu tanggung jawab kami, sebab mulut hamba Tuhan adalah tempat bertanya Firman. Hamba Tuhan itu harus cakap mengajar.
Maleakhi 2:7
2:7 Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.

Syarat hamba Tuhan harus cakap dalam hal mengajar.
II Timotius 2:2
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.

I Timotius 3:2
3:2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,

Tujuan pendalaman Alkitab yang adalah persekutuan kita dengan Yesus Anak Allah dalam Firman pengajaran dan perjamuan suci antara lain supaya kita cakap dalam pengajaran dan bisa memberikan jawaban kepada orang lain.

Yohanes 8:8-9
8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu (tertemplaklah hati mereka), pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
John 8:9
8:9 And they which heard it, being convicted by their own conscience (=dihukum oleh hati nurani mereka sendiri), went out one by one, beginning at the eldest, even unto the last: and Jesus was left alone, and the woman standing in the midst.

Sesungguhnya bahasa yang disampaikan oleh Tuhan ini, bukan untuk menyudutkan, menelanjangi atau mempermalukan mereka, tidak! Dengan menemplak mereka sebenarnya supaya mereka juga sadar mereka butuh pertolongan. Mereka juga termasuk orang yang berdosa, bukan cuma perempuan ini. Dalam doa Salomo waktu pentahbisan Bait Allah, dia akui “jika manusia kiblat ke Bait Allah, Tuhan ampuni, karena memang tidak ada manusia yang tidak berdosa”. Jadi mereka menyudutkan wanita ini, padahal mereka ini juga adalah manusia berdosa.
I Raja-raja 8:46
8:46 Apabila mereka berdosa kepada-Mu -- karena tidak ada manusia yang tidak berdosa -- dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri musuh yang jauh atau yang dekat,

Bukan hanya Salomo, raja Daudpun mengakui hal itu.
Mazmur 51:7
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

Jadi dengan tertemplaknya hati mereka, sebenarnya Tuhan memberikan kesempatan untuk mreka mengaku bahwa mereka juga orang berdosa yang butuh pengampunan dari Tuhan. Dulu Yesus terhadap orang Farisi berkata “jika ada dari kamu yang tidak berdosa, silahkan mengambil batu dan melempar perempuan ini”. Akhirnya dari yang tua sampai yang muda meninggalkan perempuan ini. Mestinya dengan tertemplaknya hati mereka, mereka datang mengaku di hadapan Tuhan.
Amsal 28:13
28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

Jadi dengan tertemplaknya hati mereka oleh penampilan Yesus dalam menyampaikan Firman pada mereka, mestinya mereka dapat meraih keberuntungan di situ. Tetapi malah yang mereka terima adalah kerugian karena tidak mau melepaskan pelanggaran mereka. Dengan tidak mau melepaskan pelanggaran mereka berarti tidak mau disayang oleh Tuhan. Banyak kali kitapun demikian, sudah kena teguran, kena Firman, bukannya mengaku, tetapi sebaliknya bersembunyi pada kebenaran diri sendiri dan balik menyerang si pemberita. Padahal bukan maunya si pemberita namun dia disuruh oleh Tuhan, tetapi malah ditanggapi salah.

Seringkali kita hanya sampai pada hidup benar kalau bawa motor harus pakai helm dan bawa sim, tetapi bagaimana dengan yang lain. Hubungan dengan pemerintah begitu diperhatikan, tetapi hubungan kita dengan Tuhan dianggap remeh! Padahal pemerintah hanya memperhatikan keselamatan jasmani kita, bukan keselamatan jiwa kita, rohani kita supaya masuk sorga. Tetapi kadang justru yang penting tidak dihirau. Saya mau tanya kalau saudara tidak pakai helm dan tidak bawa sim apakah saudara tidak masuk sorga, padahal saudara setia di dalam Tuhan? Itu hanya bagian kecil! Namun  itu yang didengungkan dan ditekan-tekankan. Tetapi bagian yang betul-betul bisa menghambat kita masuk sorga justru tidak ditekankan. Bukan berarti saya katakan tidak perlu pakai helm dan tidak perlu bawa sim, itu justru diharuskan.

Lebih baik kita akui pelanggaran dan akui kesalahanmu maka kita akan disayang.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.

Jadi jika kita mengaku, itu sama dengan kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan. Ini yang dibutuhkan dalam gereja. Yesus ada di dalam peralihan zaman Taurat kepada kemurahan. Zaman Taurat memang harus dirajam. Tetapi di zaman kemurahan diberikan kesempatan mengaku. Itupun kitab Hosea dan kitab Amsal ditulis zaman Taurat, di zaman Taurat saja ada bagian Firman yang diberikan kelonggoran, tidak langsung dihukum. Apalagi di zaman anugerah, tidak cepat memberi hukuman.

Contohnya raja Daud, sebelum dia jatuh dengan isteri Uria, dia penuh belas kasihan. Begitu dia jatuh dalam kesalahan, dalam dosa zinah, bukannya penuh dengan belas kasihan tetapi penuh dengan angkara murka dan siap untuk menghukum! Jadi sebenarnya kehidupan di akhir zaman ini yang hanya mau menghukum, orang itu tidak punya roh belas kasihan. Tidak ada kaitannya dengan Yesus Imam Besar. Sekalipun dia melayani di zaman anugerah tetapi tidak ada hubungannya dengan Yesus karena hanya gemar menghukum, menghukum, menghukum! Tidak diberikan kesempatan orang untuk bertobat.

Tadinya dia penuh belas kasihan, tetapi setelah Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan isteri Uria maka:
1.      Tidak ada belas kasihan.
2.      Cepat menghukum orang lain.
3.      Tidak bisa melihat kesalahan diri sendiri.
4.      Cuma melihat kesalahan orang lain. Inilah orang Farisi tadi!
5.      Pentingkan diri sendiri.
Inilah yang ada pada Daud setelah jatuh di dalam dosa zinah.

Dalam Yohanes pasal 8, mereka ini ada dalam zinah rohani dan perlu ditolong. Yesus siap menolong, tetapi mereka tidak pernah mengakui kesalahannya. Ketika mereka tertemplak maka mereka pergi satu persatu mulai dari yang tua sampai yang muda. Siapa yang disebut tua di sini?
Ayub 12:12
12:12 Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.

Jadi orang tua di sini sebenarnya adalah orang yang berhikmat dan berpengertian. Jadi apa manfaatnya hikmat dan pengertian bagi mereka? Justru mereka yang pertama angkat kaki dari Bait Allah karena hati mereka tertemplak sehingga hikmat dan pengertian yang ada pada mereka menjadi buyar. Hal ini yang dicela oleh Ayub.
Ayub 32:6,8-9
32:6 Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu.
32:8 Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.
32:9 Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.

Di sini orang orang tua dan lanjut umur justru dipermalukan oleh Elihu. Yang cepat tersinggung, cepat tertemplak, cepat mempersalahkan orang lain adalah orang tua. Sebenarnya dia mudah menangkap, dia peka terhadap Firman karena dia berhikmat dan berpengertian, tetapi tidak mau merendah, dia tetap mempertahankan kebenaran dirinya sendiri. Banyak kali kita ini termasuk saya, mempertahankan kebenaran diri sendiri. Jika itu ada segera kita perdamaikan dengan Tuhan dan dengan sesama.

Mereka ini bertahan dengan kebenaran diri sendiri. Jadi apa arti pengertian dan hikmat yang mereka miliki?
Amsal 17:27
17:27 Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.

Inilah yang harus kita hidupkan dalam diri kita. Berpengetahuan itu sama dengan berhikmat. Berpengertian itulah yang disebutkan tadi. Saya sebagai hamba Tuhan harus memahami ini supaya jangan seperti orang Farisi, cuma mengorek besarnya dosa orang lain, padahal dia juga ada dalam keadaan dosa.
Matius 7:1-3
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Inilah orang farisi, dia mau coba keluarkan selumbar dari mata orang padahal di matanya sendiri ada balok. Balok ini adalah kayu yang diambil untuk menjadi ramuan rumah atau Bait Allah, baik dari kayu aras maupun kayu minyak. Tetapi balok yang harus dijadikan ramuan bangunan, sekarang dibentangkan di mata. Berarti bangunan tidak terjadi dan dia sendiri mengalami kecelakaan. Kehidupan seperti itu tidak akan masuk pembentukan Tubuh Kristus, sebaliknya dia berhadapan dengan ancaman kecelakaan.

Memang Alkitab menunjukan segala kesalahan. Tujuannya agar ketika kita tertemplak, kita mengakui, jangan bertahan pada kebenaran diri sendiri. Tetapi kalau ditunjukan kesalahan kita jangan menghindar seperti orang tua yang pergi dalam Yohanes pasal 8 yang seharusnya berhikmat dan berpengertian, ternyata hikmat yang ada di dalam kepalanya itu tidak ada manfaatnya. Ini untuk saya lebih dahulu. Mari kita lebih maju pada hari-hari terakhir ini.

Yohanes 8:9
8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu (tertemplaklah hati mereka), pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

Jadi yang muda yang terakhir pergi. Saya heran membaca ayat ini, tidak disebut yang separuh baya atau yang paling muda, tetapi mulai dari yang tertua. Yang tertua ini sebenarnya harus menjadi panutan. Tetapi saat itu bukan panutan yang baik yang mereka teladankan tetapi yang jahat. Sehingga yang muda ini mudah sekali ikut, karena yang dianggap panutan ini sudah duluan menjadi pelaku. Saudara yang diberkati Tuhan, hal ini jangan sampai terjadi dalam gereja Tuhan, keluarga Kristus Penebus di manapun kita berada. Rabalah dirimu, saya sudah 73 tahun harus menjadi panutan di dalam iman kepercayaan kepada Tuhan, dalam mengikuti langkah-langkah  Kristus, itulah yang saya upayakan. Saya berdoa kepada Tuhan, tolong agar saya bisa menjadi panutan kepada siapapun dalam hal iman percaya kepada Tuhan Yesus.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar