20210814

Kebaktian Doa Puasa Sesi 1, Sabtu 14 Agustus 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita tidak berdaya menghadapi pekerjaan iblis/setan yang begitu giat hari-hari terakhir ini untuk menggagalkan pengikutan kita. Sebab itu kita membutuhkan wibawa Firman, kekuatan dari Tuhan untuk bisa menang. Banyak pergumulan, pergumulan nikah, buah nikah, pekerjaan, kesehatan, pelayanan dan lain sebagainya. Tetapi kita yakin dengan kita membawa semuanya kepada Tuhan, kita datang mendekat kepada Tuhan, ada kemenangan gilang gemilang dari Tuhan.

 

Keluaran 25:1-9

25:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.

25:3 Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;

25:4 kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;

25:5 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;

25:6 minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,

25:7 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."

 

Kita sudah pelajari tentang Tabernakel ini, pembuatannya berdasarkan kehendak Tuhan. Pagi ini kita akan melihat dasar pembangunan Tabernakel. Tabernakel itu untuk kita secara rohani itulah Tubuh Kristus yang sempurna. Tadi dikatakan pungutlah persembahan dari setiap orang yang terdorong hatinya. Jadi dasar pembangunannya adalah hati. Ini dulu yang harus kita benahi supaya kita bisa terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna. Hati yang bagaimana?

1.      Hati yang rela memberi. Tanpa paksaan, tanpa ancaman, tanpa pamrih. Kalau tidak rela jangan memberi, itu cuma sia-sia, kita tidak akan terbangun menjadi Tubuh Kristus. Sasaran Tabernakel itu adalah sampai kita bisa memberi seluruh hidup kepada Tuhan, menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Isteri itu hak suami, isteri memberikan seluruh hidup kepada suami. Begitu juga kita, kita berikan hidup kita seluruhnya kepada Tuhan.

 

I Korintus 7:3-4

7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.

7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.

 

Isteri hak penuhnya suami. Begitu juga gereja hak penuhnya Tuhan, kita berikan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Yesus suami kita, Dia kepala, dia sudah memenuhi segala kewajibannya kepada kita lewat mati di kayu salib. Dia menyerahkan seluruh hidupnya, nyawanya untuk menyelamatkan kita. Maka kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Itu haknya Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat. Inilah sasaran dari pengajaran Tabernakel, sampai kita bisa menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.

 

Yang kita beri untuk pembangunan Tubuh Kristus dengan kerelaan hati adalah apa yang ada pada kita, bukan yang tidak ada!

II Korintus 8:12

8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

 

Jadi untuk pekerjaan Tuhan kita jangan berhutang. Saya mau korban untuk pembangunan gereja tetapi tidak ada uangku, saya mau utang dulu. Jangan seperti itu, berkorban dari apa yang ada pada kita. Dari ayat ini berarti tidak ada istilah janji iman. Janji iman itukan belum ada pada kita. Begitu tiba waktunya lalu belum ada uang bagaimana. Saya janji korban satu juta pada tanggal sekian, sampai tanggal sekian tidak cukup satu jutanya. Jadi bagi saya tidak pernah mengajarkan jemaat untuk janji iman tetapi apa adanya. Kalau adanya seribu silahkan, bukan nanti juta-juta atau milliar-milliar. Kalau kita memberi dengan kerelaan hati, pemberian kita diterima oleh Tuhan dan ada bonusnya. Tetapi jangan dijadikan togel, pasang sekian dapat sekian, ini bukan judi. Jika kita memberi dengan kerelaan hati, maka Tuhan akan mengasihi kita dan melimpahkan kasih karunia kepada kita. Ini harus kita pahami sehingga kita tidak akan ragu untuk memberi bagi pekerjaan Tuhan, memberi harta, memberi tenaga dan memberikan waktu.

II Korintus 9:7-8

9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

 

Jadi kita tidak usah takut, tidak usah ragu untuk pekerjaan Tuhan. Kalau segala sesuatu kita rela korbankan maka kita hidup dalam kasih karunia Tuhan.

 

Untuk apa kasih karunia Tuhan?

a)      Untuk memelihara kita sampai senantiasa berkecukupan. Pemeliharaan Tuhan itu standarnya cukup. Dulu bangsa Israel di padang gurun waktu mereka minta roti kepada Tuhan, Tuhan kirimkan manna. Dikatakan siapa yang mengambil lebih dan mengambil sedikit tidak ada yang berkekurangan, semua berkecukupan. Artinya di saat kita butuh Tuhan mampu menyediakan.

 

b)      Supaya  kita berkelebihan dalam pelbagai kebajikan. Artinya apa?

Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)

19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."

 

Jadi untuk apa kasih karunia Tuhan? Untuk kita memiliki pakaian mempelai. Jadi memberi itu untuk kita memiliki pakaian mempelai. Jangan sampai compang camping, jangan sampai cabik-cabik. Sebab itu jangan ragu, semua kita korbankan untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Itulah tujuan kita dipanggil Tuhan.

 

Murid-murid generasi pertama dipanggil, pekerjaan mereka nelayan, menjala ikan. Menjala ikan itu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Lalu dipanggil menjadi penjala manusia, menjala manusia itu aktivitas untuk memenuhi kepentingan Tuhan, kepentingan Tubuh Kristus. Jadi ini tujuan kita dipanggil, kita beraktivitas, kita memberi, berkorban semua untuk kepentingan Tubuh Kristus. Dan semua tidak hilang, Tuhan tidak menipu, kita dipelihara, berkecukupan dan memiliki pakaian Mempelai. Tidak usah ragu sebab kita hidup dengan Tuhan Sang Pencipta. Murid-murid waktu sebelum dipanggil mereka hidup dari apa yang diciptakan Tuhan. Setelah mereka dipanggil, mereka ikut Yesus, mereka hidup bersama Sang Pencipta. Kalau kita bisa berkorban untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dengan hati yang rela memberi, kita hidup dengan Yesus Sang Pencipta. Tidak usah ragu, Tuhan sanggup menyediakan semuanya.  

 

Yang dipungut dari bangsa Israel adalah persembahan khusus. Persembahan khusus tidak bisa dipisah dengan persepuluhan.

Maleakhi 3:8

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

 

Jadi dasar kita membangun Tabernakel yang rohani dimulai dari mengembalikan miliknya Tuhan. Sebelum kita bisa memberikan yang lain-lain, kembalikan dulu miliknya Tuhan. Itu berarti kita sementara dibangun menjadi Tabernakel yang rohani, Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Perpuluhan itu adalah pengakuan bahwa kita telah diberkati oleh Tuhan. Yakub waktu bermimpi di Betel dia berkata “segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan aku kembalikan sepersepuluh”. Bukan jumlahnya banyak sedikit yang Tuhan mau lihat tetapi pengakuan kita bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan dan dasarnya adalah kebenaran. Kemudian persembahan khusus atau korban tatangan itu adalah ucapan syukur bahwa kita sudah diberkati Tuhan. Dasarnya adalah kerelaan hati. Dalam Maleakhi tadi Tuhan katakan supaya ada makanan miliknya Tuhan. Kita mengembalikan milik Tuhan bukti kita bisa makan Firman.

 

2.      Hati yang damai sejahtera

Tabernakel dan Bait Allah yang dibangun Salomo itu pengertiannya sama yaitu Tubuh Kristus.

I Raja-raja 6:7

6:7 Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu.

 

Waktu Bait Allah Salomo dibangun, batu yang dipakai adalah batu yang sudah disediakan di penggalian. Jadi pada waktu disusun tidak terdengar lagi bunyi palu, bunyi kapak atau perkakas besi, tenang, tidak ada ribut-ribu. Ini menunjukan hati yang damai sejahtera. Periksa hati kita, kalau sekarang ini hati sering galau, tidak ada sejahtera berarti belum damai.

 

Saya nasihati isteri saya yang menelpon keluarga lalu mendengar berita dia menangis. Saya katakan sudah, tenang, damai, ingat waktu kamu dipanggil dulu. Pertama kali dia tolak panggilan Tuhan. Lalu dalam penyembahan suara Tuhan berkata sama dia “kamu layani Aku, keluargamu itu urusanKu”. Jadi saya bilang ingat keluargamu itu urusannya Tuhan, ingat tidak akan apa-apa, Tuhan pasti tolong dan sertai semuanya. Akhirnya dia bisa tenang damai sejahtera.

 

Tadi malam saya juga diganggu, melayani pagi ini mau damai atau tidak. Isteri saya sakit pinggangnya tidak bisa bergerak. Dia bangun-bangun terus, sementara mau puasa. Bangun tengah malam pasti haus, mau minum, sudah waktunya puasa. Saya bangun menjaga dan menemani isteri, mau diganggu hati, mau damai atau tidak, melayani isteri bersungut-sungut atau mengomel. Dalam hati “darah Yesus, Tuhan tolong” supaya damai sejahtera. Mau khotbah apa kalau hati tidak damai. Saya bilang sama dia, kuat yah di kamar.

 

Artinya damai sejahtera:

a)      Roma 8:6

8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Damai sejahtera artinya tidak ada keinginan daging lagi. Ini puasa, keinginan untuk makan dimatikan, keinginan untuk minum dimatikan. Tidak ada keinginan daging sehingga bisa mengikuti keinginan atau kehendak Tuhan, sama dengan taat. Jadi hati damai sejahtera itu hati yang taat dengar-dengaran.

 

b)      Filipi 4:6-7

4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

 

Hati damai sejahtera artinya tidak ada kekuatiran sehingga kita bisa berdoa menyembah Tuhan. Jadi hati damai itu hati yang menyembah Tuhan. Jangan kuatir, berpikir nanti begini, nanti begitu, itu membuat tidak damai. Apalagi di tengah pandemi ini banyak kali muncul kekuatiran, nanti ketemu ini, ketemu itu sementara kita harus beraktivitas juga, kita makhluk sosial, harus belanja, harus ini, harus itu. Jangan ada lagi kekuatiran, biar kita hanya menyerah, menyembah kepada Tuhan. Tetapi bukan juga kita tabrak saja, biar sudah tahu di situ tidak ada prokesnya lalu kita tabrak saja, itu mencobai namanya.

 

c)      Hati damai artinya hati yang sejuk, tidak ada kepahitan, tidak ada kebencian, tidak ada iri, tidak ada dendam. Kita diajar oleh Tuhan hendaklah cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Merpati itu tidak ada empedunya. Makanya dalam Kidung Agung, Mempelai Wanita itu disapa oleh Salomo “cantik engkau merpatiku, idam-idamanku”. Salomo selalu menggambarkan Sulamit dengan merpati dan rusa, rusa juga tidak ada empedu.

 

3.      Hati yang lembut

Yohanes 2:19-21

2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

 

Yang dimaksud dengan Bait Allah di sini adalah TubuhNya Yesus sendiri, Korban Kristus, kemurahannya Tuhan. Dia mengorbankan diriNya bagi kita karena hatiNya lemah lembut. Dengan hati yang lembut dia rela berkorban untuk mengampuni segala dosa-dosa kita supaya kita bisa terbangun menjadi Tubuh Kristus, Tabernakel yang rohani.

 

Untuk terbangun menjadi Tabernakel rohani, Tubuh Kristus, kita juga harus memiliki hati yang lembut. Apa itu hati yang lembut? Hati yang bisa mengampuni segala dosa sesama kita dan melupakan. Hati yang lembut juga adalah hati yang berharap pada kemurahan Tuhan, bukan berharap pada apa yang ada di dunia ini. Di tengah-tengah krisis dunia segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak bisa lagi kita harapkan. Yang bisa kita harapkan hanya kemurahan Tuhan. Puasa ini kesempatan kita berharap pada kemurahan Tuhan. Kita tidak makan, tidak minum, mungkin ada yang gangguan lambung, tetapi dengan berharap kemurahan Tuhan, tidak mungkin sakit, malah sehat. Ayo bergantung pada kemurahan Tuhan. Kalau hati kita lembut, bergantung pada kemurahan Tuhan maka ibadah kita juga ibadah dalam sistem kemurahan.

 

Di sini Tuhan bilang “rombak Bait Allah ini, Aku akan membangunnya dalam 3 hari”. Bait Allah lama dibangun 46 tahun. Kalau dipecah menjadi 4 dan 6, itu 10 hukum Taurat. Jadi Bait Allah yang Tuhan suruh rombak adalah ibadah sistem Taurat, ini jangan ada lagi. Hati yang keras, ibadahnya sistem Taurat. Apa itu ibadah sistem Taurat?

Ø  Ibadah yang merupakan suatu kebiasaan, suatu rutinitas saja. Sebulan sekali puasa, dia datang atau ikut live, tapi hanya suatu kebiasaan.

Ø  Ibadah sistem Taurat itu juga dikerjakan dengan terpaksa. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa, semua serba terpaksa.

Ø  Kemudian ditandai dengan pecat memecat, itu model ibadah sekarang, salah sedikit pecat! Jangan! Pengurus organisasi itu adalah hamba, bukan pemimpin yang mau pecat memecat. Ada jemaat salah, gembalanya langsung pecat, suruh turun, jangan seperti itu. Saya tidak berani memecat, saya juga banyak kekurangan. Hamba Tuhan/pelayan Tuhan itu Tuhan yang angkat jadi yang berhak memecat adalah Tuhan, bukan saya gembala. Sampaikan Firman saja, kalau tidak mau berubah nanti Tuhan yang pecat seperti Yudas.

Ø  Tanda ibadah sistem Taurat juga membanggakan yang jasmani.

 

Dengan hati yang lembut, ibadah kita pasti ibadah sistem kemurahan. Karena kita bergantung pada kemurahan Tuhan, maka ibadah kita juga dalam sistem kemurahan. Tanda ibadah dalam sistem kemurahan:

a)      II Korintus 4:1

4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

 

Tidak tawar hati, sama dengan kuat teguh hati. Kalau hati baik, hati taat, hati yang menyembah, hati damai, hati lembut, pasti kuat teguh hati tidak gampang dikalahkan apapun. Menghadapi ajaran palsu, tetap pegang pengajaran yang benar. Menghadapi dosa-dosa, tetap hidup benar dan suci. Menghadapi masalah pencobaan tetap berharap menyembah Tuhan. Itu kuat teguh hati.

 

b)      Tanda kedua mengalami perombakan. Tadi Tuhan bilang rombak Bait Allah ini, Aku akan membangunnya 3 hari, itu ibadah sistem kemurahan. Mengalami perombakan sama dengan pembaharuan. Apa yang harus dirombak? Hidup lama, hidup yang menuruti keinginan daging ini. Manusia daging ini harus dirombak untuk kita beralih pada manusia baru. Puasa ini kesempatan merombak manusia daging dengan tabiatnya, beralih pada manusia baru, hidup rohani. Ayo rombak semua yang lama dan tidak baik, bongkar semuanya, jangan dipertahankan. Lewat apa dirombak? Tentu kalau mau merombak suatu bangunan menggunakan palu. Palu itu Firman pengajaran yang benar dan keras.

Yeremia 23:29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Makanya dalam gereja mohon kepada Tuhan Firman yang keras, bukan yang lembek-lembek. Kalau berkhotbah hanya sampaikan lawak-lawak, hanya dongeng, hidup lama tidak akan terombak, tetap begitu saja. Pendetanya tetap seperti itu hidupnya, rokok, minum. Sebelum khotbah merokok dulu, minum dulu. Itu model pendeta sekarang ini, melayani tetapi hidup lama tidak pernah dirombak, dibiarkan terus.

 

Dari natal ke natal begitu juga. Natal tahun lalu mabuk tidur di got (selokan), natal tahun ini mabuk juga, tidur di got juga, got yang sama lagi. Itu tidak pernah berubah. Natal malah modero, natal tahun depan lebih besar lagi lingkarannya.

 

Rombak hidup lama lewat palu Firman pengajaran ditambah doa penyembahan. Makanya dalam doa puasa kita gunakan waktu menyembah. Namanya doa puasa, jangan puasa cuma tidur-tidur atau main hape. Kalau puasa yah banyak menyembah Tuhan!

 

Dirombak semuanya, mulai apa dirombak? Harga diri, kebanggaan, gengsi, rombak semua, jangan dipertahankan. Kalau bangunan dibongkar apa yang berterbangan? Debu. Lewat doa puasa, rombak semuanya, rombak hidup lama kita, sampai kita merasa hanya seperti debu tanah. Apa yang mau dibanggakan dengan debu tanah, berapa sih harganya debu tanah, tidak bisa dibanggakan. Artinya merasa tidak mampu, merasa tidak layak, merasa banyak kekurangan, tetapi bukan untuk dipertahankan, itu untuk kita selesaikan.

 

Kalau Firman datang keras bisa diterima “iya Tuhan, sesuai FirmanMu saya memang seperti itu”. Itu gengsinya sudah dirombak semua. Kalau tidak, begitu Firman menunjuk dosanya “pendeta itu sentimen sama saya!”. Itu kalau harga dirinya dipertahankan. Seperti Yudas, sebenarnya dia sudah tahu dia sudah ditunjuk dosanya tetapi karena dia gengsi mau mengaku, akhirnya dia menolak Firman “bukan aku yah Rabi”. Petrus juga gengsinya dipertahankan, dia sombong harga dirinya dipertahankan. Tuhan Yesus katakan “kamu semua akan tergoncang imannya, kau Petrus akan menyangkal Aku. Petrus malah berkata “biar mereka semua tergoncang imannya, aku tidak! Aku rela mati untuk Engkau”. Belum lewat satu hari, di taman Getsemani dia yang duluan hunus pedang potong telinga orang.

 

Semuanya harus dirombak sampai kita hanya berharap tangan belas kasih Tuhan. Debu tangan itu di tangan Tuhan sang Penjunan. Lewat doa puasa ini ayo rombak semua harga diri, kebanggaan, gengsi kita, mengaku tidak layak, mengaku kita tidak mampu, tidak berdaya, banyak kekurangan, sehingga kita hanya berharap pada tangan belas kasih Tuhan Sang Penjunan.

 

Hasilnya:

a)      Tangan belas kasih Tuhan dengan kuasa penciptaan mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Seringkali sudah menghadapi suatu masalah tetapi masih gengsi, tidak mau mengaku dosa, malah salahkan pendeta. Seperti satu hamba Tuhan cerita sama saya, sudah sakit, sudah terbaring di tempat tidur, tidak bisa bangun. Waktu dibesuk apa yang dia bilang? Saya tidak suka Firman tadi! Bayangkan sampai segitunya! Sudah terbaring masih pertahankan harga diri. Mungkin kita sudah diizinkan Tuhan dihajar habis-habisan, hancurkan segala harga diri kebanggaan kita, mengaku “Tuhan memang saya kotor, tidak berharga, tidak layak, banyak kekuranganku Tuhan, tetapi saya rindu diubahkan oleh Tuhan”. Itu berharap tangan belas kasih Tuhan. Tangan belas kasih Tuhan menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.

 

b)      Roma 9:21-23

9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan --

9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,

 

Tangan kemurahan belas kasih Tuhan, tangan Sang Penjunan membentuk kita menjadi bejana kemuliaan. Yaitu kehidupan yang dipakai untuk memuliakan Tuhan. Dari gumpalan tanah dibentuk menjadi bejana kemuliaan, dari yang tidak berharga menjadi berharga dan dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Terus dipakai untuk memuliakan Tuhan, sampai suatu saat kita bisa sempurna sama mulia dengan Tuhan. Dari gumpalan tanah diciptakan manusia yang segambar dengan Tuhan. Itulah yang Tuhan mau kerjakan juga sekarang. Kita hanya tanah liat, Tuhan mau ciptakan kita menjadi segambar dengan Dia, sama mulia dengan Dia layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempura.

 

Ayo dalam doa puasa ini kita mau duduk diam di bawah kaki Tuhan. Tersungkur saja di bawah kaki Tuhan, menunggu saja Tuhan yang bekerja pada waktunya. Dia menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil, Dia akan memakai kita, Dia akan memuliakan dan menyempurnakan kehidupan kita. Serahkan semua kepada Tuhan.

 

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar