20210811

Kebaktian PA Imamat, Rabu 11 Agustus 2021 Pdt. Handri Legontu

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 25:8-13

25:8 Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.

25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.

25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.

25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.

25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.

25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.

 

Kita telah mempelajari tentang tahun Sabat, sekarang kita mempelajari tentang tahun Yobel yaitu tahun pembebasan. Dulu dalam pengertian yang jasmani, pembebasan secara jasmani. Jadi yang menjual tanah pusakanya, begitu tahun Yobel tanahnya dikembalikan. Yang diperbudak begitu tahun Yobel dia menjadi orang merdeka dan seterusnya. Sekarang yang kita harus upayakan dan kerjakan adalah mengalami pembebasan dari daging kita sendiri dengan segala hawa nafsu dan tabiatnya, kemudian bebas dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Sampai nanti bebas dari dunia dengan segala pengaruhnya, sehingga ketika Yesus datang kembali, kita mengalami pembebasan yang terakhir yaitu pengangkatan gereja ke awan-awan yang permai berjumpa dengan Yesus Mempelai Pria Sorga dan kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Tahun Yobel dikaitkan 2 hal yaitu:

1.      Hari raya pendamaian, ini sudah kita lewati dan sudah diterangkan.

2.      Bunyi sangkakala.

 

Jadi mau mengalami pembebasan harus memperhatikan tentang hari raya pendamaian dan bunyi sangkakala. Bunyi sangkakala ini menunjukan Firman pengajaran yang keras menyucikan.

Kita akan diperhadapkan dengan 2 peristiwa besar yang akan terjadi dan pasti terjadi di penghujung akhir zaman ini.

1.      Kedatangan Yesus kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga untuk menjemput Mempelai WanitaNya yaitu gereja Tuhan yang sempurna. Ini yang disebut dengan peristiwa pengangkatan gereja Tuhan ke awan-awan untuk menyambut Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk pada pesta nikah Anak Domba Allah. Itu akan terjadi dan pasti terjadi. Kapan peristiwa itu terjadi?

I Tesalonika 4:16-17

4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

 

Peristiwa itu terjadi saat sangkakala terakhir dibunyikan. Nubuatannya pada tahun Yobel tadi, saat bunyi sangkakala terjadi pembebasan. Nanti bunyi sangkakala dan kita mengalami pembebasan puncak, terangkat dari dunia, berjumpa Yesus di awan-awan dan kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Ini peristiwa besar yang akan terjadi di penghujung akhir zaman ini. Kita sudah berada di penghujung Yobel ke-40. 1 tahun Yobel itu 50 tahun. Kita sudah 2021, berarti 40 tahun Yobel dan bonus 21 tahun, ini panjang sabar Tuhan. Jadi peristiwa ini sudah sangat dekat sudah akan segera terjadi dan pasti terjadi.

 

2.      Penghukuman Tuhan bagi dunia dan bagi gereja yang ketinggalan. Ada 3x7 penghukuman dari Allah Tritunggal. 7 meterai itu penghukuman dari Allah Roh Kudus, 7 sangkakala dari Anak Allah, 7 malapetaka dari Allah Bapa. Itu akan terjadi dan pasti terjadi. Salah satunya penyakit sampar, itu penghukuman bagi dunia dan bagi gereja yang ketinggalan. Jadi sekarang ini mungkin ada orang Kristen yang sungguh-sungguh ikut Tuhan lalu diizinkan kena covid, itu bukan penghukuman Tuhan baginya, itu adalah suatu ujian percikan darah baginya dan bagi keluarganya. Apakah kehidupan kita sungguh-sungguh melekat kepada Tuhan atau mau putus asa, bersungut-sungut. Jadi jangan kita berpikir “ah kena hukum dia, berarti dia tidak sungguh-sungguh!” jangan kita menghakimi.

 

Jadi bunyi sangkakala menentukan gereja terangkat atau ketinggalan. Ancaman penghukuman Tuhan ini pasti akan digenapi. Tetapi Tuhan itu penuh kasih, Dia panjang sabar. Sebelum Tuhan menghukum, Tuhan memberikan peringatan kepada gerejaNya supaya terluput dari penghukuman itu. Seperti kalau mau bencana alam ada peringatan tsunami, peringatan gempa dan sebagainya. Bagi Tuhan lebih baik mengampuni dari pada menghukum. Tetapi karena orang Kristen, banyak gereja Tuhan yang keras hati, tegar tengkuk, berkepala batu, sudah diperingatkan tetapi tidak mau peduli, yah jangan salahkan Tuhan kalau kena penghukuman.

 

Kita lihat contohnya, salah satu nubuatannya, sebelum Tuhan menghukum ada peringatan.

Yeremia 4:5-6 (Perikop: Yehuda mendapat ancaman dari utara)

4:5 Beritahukanlah di Yehuda dan kabarkanlah di Yerusalem: Tiuplah sangkakala di dalam negeri, berserulah keras-keras: "Berkumpullah dan marilah kita pergi ke kota-kota yang berkubu!"

4:6 Angkatlah panji-panji ke arah Sion! Cepat-cepatlah kamu mengungsi, jangan tinggal diam! Sebab Aku mendatangkan malapetaka dari utara dan kehancuran yang besar.

 

Sebelum Tuhan menghukum ada peringatan. Di sini Tuhan mengancam untuk menghukum Yehuda, siapa mereka ini? Yehuda menubuatkan gereja yang tidak setia. Jadi sekarang diperingatkan bagi yang tidak setia, ayo cepat berkumpul, angkat panji, cepat mengungsi, jangan diam. Hukuman akan ada, bukan sekedar menakut-nakuti tetapi akan digenapi.

Yeremia 3:7-8,11

3:7 Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia.

3:8 Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal.

3:11 Dan TUHAN berfirman kepadaku: "Israel, perempuan murtad itu, membuktikan dirinya lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu.

 

Berkali-kali disebutkan tidak setia. Jadi ini peringatan bagi kita, masih ada kesempatan. Ayo kembali sebelum penghukuman dijatuhkan. Cara Tuhan mengingatkan ada di pasal 4 ayat 5 tadi yaitu lewat tipuan sangkakala dan seruan yang keras dari nabi Yeremia. Artinya bagi kita adalah Firman pengajaran yang keras menyucikan yang diberitakan oleh hamba Tuhan yang tegas dan benar tahbisannya. Yeremia disuruh berseru keras-keras, ini resikonya besar! Kalau Yeremia tidak tegas dan dia takut, tidak jadi. Tetapi dia berseru dengan keras, memang resikonya dia mendapat perlawanan balik. Bahkan orang sekampungnya di Anatot menyerang dia. Untuk kami hamba Tuhan tegas memberitakan pengajaran yang benar, resikonya berat. Tetapi papa selalu mengatakan dan saya tanam di hati “jangan surut langkah, serukan saja, beritakan saja, demi gereja Tuhan selamat dari penghukuman Tuhan dan berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Sesungguhnya ini merupakan perhatian Tuhan yang besar bagi gerejaNya di akhir zaman ini. Bayangkan, ada ancaman penghukuman, sudah dekat penghukuman, masih diberikan kesempatan untuk luput. Lalu sikap kita bagaimana terhadap perhatian Tuhan? Dalam Yeremia pasal 4 ini ada 5 sikap yang benar terhadap perhatian Tuhan.

1.      Begitu mendengar tiupan sangkakala, begitu mendengar seruan yang keras dari hamba Tuhan, ayo segera berkumpul. Berkumpul di sini artinya masuk persekutuan yang benar. Ayo masuk persekutuan yang benar. Dalam Kisah Para Rasul pasal 2, gereja mula-mula tiap-tiap hari berkumpul di Bait Allah. Bukan kumpul-kumpul cuma untuk sharing atau cerita-cerita, tetapi kumpul untuk beribadah.

Kisah Para Rasul 2:46

2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

 

Gereja mula-mula berkumpul tiap-tiap hari, nanti kita juga akan seperti itu. Kalau sekarang kita 3 macam ibadah, 3 hari dalam seminggu, nanti setiap hari. Itu nikmat, saya sudah alami. Dari pada kita cuma melakukan hal-hal yang sia-sia, lebih baik kita berkumpul beribadah, masuk dalam persekutuan yang benar.

 

2.      Pergi ke kota-kota berkubu artinya cari perlindungan. Jangan kita malah santai, ada bencana tetapi merasa tidak apa-apa. Harus segera cari perlindungan.

 

3.      Angkat panji-panji ke arah Sion. Panji-panji adalah pesan khusus dan singkat. Jadi angkat panji-panji ke arah Sion adalah pesan khusus dan singkat untuk mengarahkan kita ke Sion, tempat keluarnya pengajaran.

 

4.      Cepat-cepat mengungsi. Penghukuman sudah mau datang lalu kenapa mau santai-santai lagi.

 

5.      Jangan tinggal diam, sama dengan jangan pasif.

 

Kalau digabungkan, sikap yang benar terhadap perhatian Tuhan adalah segera manfaatkan waktu, jangan diam, jangan pasif untuk masuk persekutuan yang benar yaitu persekutuan berdasarkan Firman pengajaran yang benar. Di situlah tempat pengungsian dan perlindungan kita. Kalau diumumkan ibadah segera manfaatkan waktu, jangan tunda-tunda, jangan pasif. Segera bersekutu dalam ibadah berdasarkan Firman pengajaran yang benar. Jangan ditunda-tunda, apalagi pasif, itu salah! Jangan berpikir “nanti kalau sudah ibadah tatap muka langsung baru saya mau aktif. Kalau sekarang bagaimana ibadah cuma lewat handphone, cuma lewat televisi”. Kita tidak tahu kapan waktunya kita bisa beribadah seperti biasa tatap muka langsung. Sekarang mau tatap muka secara langsung, mau secara online, ayo tetap bersekutu, pada waktu-waktu ibadah ayo bersegera, jangan pasif. Di depan ada penghukuman Tuhan yang dahsyat. Mau berlindung di mana, mau mengungsi di mana! Kalau ada ancaman ayo segera mengungsi. Biar kita memanfaatkan waktu, jangan pasif, untuk kita masuk persekutuan yang benar.

 

Kalau persekutuan kita benar maka ada kepastian untuk  masuk kota Yerusalem yang baru. Jadi dari dunia ini kita galakan persekutuan yang benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar, maka ada kepastian untuk masuk kota Yerusalem Baru. Kota Yerusalem Baru dipenuhi dengan angka 12, angka 12 itu angka persekutuan. 12 batu dasar, 12 pintu gerbang, ada 12 malaikat di atas pintu gerbang, ada 12 mutiara dan sebagainya. Kita lihat nubuatannya dalam Perjanjian Lama.

Yehezkiel 48:30-35

48:30 "Inilah pintu-pintu keluar kota itu: di sisi sebelah utara, yang ukurannya adalah empat ribu lima ratus hasta,

48:31 terdapat tiga pintu gerbang, yaitu pintu gerbang Ruben, pintu gerbang Yehuda dan pintu gerbang Lewi -- sebab pintu-pintu gerbang kota itu disebut menurut nama suku-suku Israel --.

48:32 Di sisi sebelah timur, yang ukurannya empat ribu lima ratus hasta, terdapat tiga pintu gerbang juga, yaitu pintu gerbang Yusuf, pintu gerbang Benyamin dan pintu gerbang Dan.

48:33 Di sisi sebelah selatan, yang ukurannya empat ribu lima ratus hasta, terdapat tiga pintu gerbang juga, yaitu pintu gerbang Simeon, pintu gerbang Isakhar dan pintu gerbang Zebulon.

48:34 Di sisi sebelah barat, yang ukurannya empat ribu lima ratus hasta, terdapat tiga pintu gerbang juga, yaitu pintu gerbang Gad, pintu gerbang Asyer dan pintu gerbang Naftali.

48:35 Jadi keliling kota itu adalah delapan belas ribu hasta. Sejak hari itu nama kota itu ialah: TUHAN HADIR DI SITU."

 

Kalau persekutuan kita benar, Tuhan hadir di situ. Jangan takut, kalau Tuhan ada maka ada perlindungan Tuhan di situ. Kita lihat panjang setiap sisi kota kudus adalah 4500 hasta. Pada tiap sisi ada 3 pintu gerbang. Pada tiap pintu gerbang itu ditulisi nama suku Israel. Berarti setiap suku mendapat kapling 1500 hasta. Angka 1500 menunjukan 1500 tahun zaman Taurat yaitu dari Musa menerima hukum Taurat sampai kedatangan Yesus pertama kali. Praktek persekutuan yang benar itu kita pelajari dari pintu gerbang ini.

 

Sekarang kaitannya dengan Tabernakel, kita tidak bisa lepas dengan Tabernakel sebab itu pola ibadah kita. Dalam Tabernakel angka 1500 kena pada luas layar yang memagari halaman Tabernakel. Tabernakel itu panjang 100, lebar 50 dan tingginya layar yang memagari 5 hasta.

Keluaran 27:18

27:18 Panjang pelataran itu harus seratus hasta, lebarnya lima puluh hasta dan tingginya lima hasta, dari lenan halus yang dipintal benangnya, dan alas-alasnya harus dari tembaga.

 

Luas keseluruhan layar = (2 panjang + 2 lebar) x tinggi layar

                                    = (2x100 + 2x50) x 5 hasta

                                    = (200 + 100) x 5 hasta

                                    = 300 x 5 hasta

                                    = 1.500 hasta

 

Di dalam Alkitab, Taurat itu disebut sebagai pelatih.

Roma 2:17-20

2:17 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,

2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,

2:19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,

2:20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.

 

Roma 2:20 (Terjemahan Lama)

2:20 dan pelatih orang jahil, dan guru kanak-kanak, sebab engkau menaruh hakekat pengetahuan dan segala yang benar di dalam Taurat itu;

 

Jadi Taurat itu adalah pelatih. Ini bukan berarti untuk masuk Yerusalem Baru kita harus kembali pada zaman Taurat.

 

Jadi praktek persekutuan yang benar adalah masuk dalam pelatihan Firman sampai lulus latihan. Apa yang kita lakukan dalam persekutuan itu? Bukan cuma mau sharing atau saling curhat, tetapi masuk pelatihan Firman sampai lulus pelatihan. Kalau sudah lulus kita masuk Yerusalem Baru. Ayo latihan terus sampai lulus. Tempat latihannya yah persekutuan ibadah ini.

I Timotius 4:7-10

4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

 

Saya sebagai gembala bertugas tiupkan sangkakala, serukan keras-keras. Sekarang saya mau serukan, ayo masuk latihan ibadah semuanya! Ini latihan, belum bisa tatap muka langsung, ibadah secara online, itu semua latihan.

 

Ibadah itu adalah latihan untuk hidup di Yerusalem Baru, sebab kegiatan kita di Yerusalem Baru adalah beribadah melayani Tuhan selama-lamanya. Kalau sekarang malas latihan, bagaimana bisa masuk Yerusalem Baru. Sekarang dalam seminggu beribadah 3 macam ibadah selama 9 jam. Ayo latihan, tidak bisa masuk Yerusalem Baru kalau malas latihan. Masa nanti di sorga “aduh Tuhan capek ibadah, mau keluar dulu cari angin”.

 

Hampir saya mau KO dalam 2 kali ibadah doa pagi, saya mau bilang di grup “kita tidak ibadah doa pagi”. Karena apa? Tidak tidur karena anak rewel sebab naik panasnya, tambah isteri saya sakit. Doa pagi itu sudah goyang sempoyangan. Coba kalau saya kalah, mau khotbah apa! Yang melatih saja KO, bagaimana kita mau masuk Yerusalem Baru. Apalagi tadi subuh, beberapa kali bangun, terakhir setengah 4 saya lihat tinggal 1 jam mau doa pagi, tinggal tidur-tidur ayam, cepat-cepat persiapkan segala sesuatunya. Untung tidak mati lampu juga jadi bisa ibadah semua dengan lancar.

 

Wahyu 22:3

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

 

Ini kegiatan di Yerusalem Baru. Kalau ini kita paham maka ibadah itu kita akan perjuangkan lebih dari semuanya. Dan Tuhan tidak pernah menipu, latihan yang keras pasti mendapatkan hasil yang maksimal. Apa hasilnya? Ada janji pemeliharaan Tuhan, untuk hidup sekarang sudah terjamin dan hidup yang akan datang, sampai hidup kekal. Tuhan sudah jamin, kenapa mau ragu. Ayo latihan keras, jangan ragukan janji Tuhan.

 

Kalau atlit sekarang senang, kalau dapat medali emas dapat 5 Milliar. Dapat medali perak dapat 2 Milliar. Kalau kita lebih dari M, hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal, ayo latihan semua! Tadi dapat SMS dari jemaat Diora “sudah rindu ibadah tatap muka langsung”. Sabar, sekarang kita terus latihan semua.

 

Tentu dalam suatu latihan ada pelatihnya. Siapa pelatihnya? Tuhan atau Firman, lewat perantaraan hamba Tuhan. Jadi ibadah kita bukan kumpul-kumpul mau dengar lawak di sini! Sudah tekun ibadah tetapi isinya lawak-lawak, itu berarti pelatihnya tidak becus. Pelatih kita seharusnya Tuhan, masa Tuhan melawak? Yang suka melawak itu Simson yang disuruh melawak di kuil dagon, itu bukan di gereja.

 

Ini koreksi untuk saya nomor satu, saya sebagai hamba Tuhan harus lebih dahulu praktek Firman supaya menjadi pelatih yang cakap bagi sidang jemaat. Pelatihnya tidak menguasai, bagaimana bisa melatih. Misalnya latihan sepak bola, tetapi pelatihnya tidak tahu tendang bola, bagaimana bisa! Latihan renang tetapi pelatihnya tidak tahu berenang. Jadi kami lebih dahulu sebagai hamba Tuhan harus praktek Firman supaya bisa menjadi pelatih yang cakap.

 

Alkitab mengatakan kita ini diibaratkan olahragawan. Namanya olahragawan harus ada latihannya.

I Korintus 9:24-27

9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

 

Ini Paulus sebagai pelatih yang cakap, ini yang harus saya teladani. Saya sebagai gembala, sebagai pelatih, saya dulu harus tekun latihan. Harus bisa mempraktekan Firman sehingga bisa melatih jemaat dan sama-sama kita bisa merebut mahkota abadi, mahkota mempelai, masuk Yerusalem Baru. Jadi sangat keliru kalau jemaat disuruh ibadah sementara gembalanya ke sana kemari. Jemaat latihan, gembala pasiar ke sana kemari. Begitu lomba lari gembalanya yang keram duluan karena tidak latihan. Ayo kita latihan semua sehingga kita nanti bisa masuk dalam Yerusalem Baru.

 

Sangat perlu untuk masuk latihan, apalagi kalau kita menyadari kehidupan kita adalah orang yang lemah, banyak kekurangan kita secara rohani. Kalau banyak kekurangan yah banyak latihan. Mau ikut lomba lari tetapi jantungnya kurang kuat, yah banyak latihan supaya kuat jantung. Tentu dia akan lebih giat lagi berlatih. Semakin kita merasa diri kita banyak kekurangan dan kelemahan, semakin giat dan tekun kita berlatih, semakin giat beribadah melayani Tuhan. Sekarang kita latihan mendengar Firman, supaya nanti ketika bunyi sangkakala terakhir dibunyikan kita tidak asing karena sekarang kita sudah banyak latihan mendengar Firman.

 

Sudah tahu di mana tempat latihannya yaitu dalam ibadah, persekutuan yang benar. Siapa pelatihnya, itulah Tuhan atau Firman lewat hamba Tuhan yang benar tahbisannya. Sekarang apa menu latihannya? Kita pelajari 3 nama pintu gerbang yang pertama disebutkan yaitu pintu gerbang di sebelah utara. Sebelah utara dalam Tabernakel adalah letak dari meja roti sajian. Di situ ada roti yang menunjukan Firman. Ini menunjuk persekutuan dalam Firman pengajaran yang benar.

Keluaran 40:22

40:22 Ditaruhnyalah meja di dalam Kemah Pertemuan pada sisi Kemah Suci sebelah utara, di depan tabir itu.

 

3 pintu gerbang di sebelah utara adalah pintu gerbang Ruben, pintu gerbang Yehuda dan pintu gerbang Lewi. Inilah menu latihan kita dan kita pelajari dari arti-arti nama mereka. Ruben artinya lihatlah atau tengoklah. Apa yang mau dilihat?

1.      Pintu gerbang Yehuda. Yehuda merupakan jalur datangnya Yesus. Menu latihan kita sekarang adalah melihat kedatangan Yesus pertama kali dan melihat kedatangan Yesus kedua kali.

a)      Praktek melihat kedatangan Yesus pertama kali. Kita tahu Yesus datang pertama kali sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa untuk mati di kayu salib menyelamatkan manusia yang berdosa. Jadi praktek melihat kedatangan Yesus pertama kali adalah berupaya untuk selamat. Prosesnya:

1)      Percaya atau iman kepada Yesus

Kisah Para Rasul 2:37-38

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Proses pertama adalah percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat lewat mendengar Firman. Percaya itu tahu dengan pasti siapa itu Yesus. Dalam Tabernakel itu kena pada pintu gerbang. Berarti sudah ada suasana sorga kita rasakan.

 

2)      Proses kedua bertobat oleh dorongan Firman. Bertobat itu oleh dorongan Firman, jangan karena dipaksa atau tertangkap basah. “Mau mengaku tidak, ada buktinya ini!” akhirnya mengaku karena sudah ketahuan. Biarlah kita mengaku oleh dorongan Firman. Begitu dengar Firman kena kepada kita, dosa kita ditunjuk, segera hati terharu lalu mengaku dosa kita kepada Tuhan dan sesama. Dalam Tabernakel itu kena mezbah korban bakaran. Sudah mulai melangkah masuk di dalam Kerajaan Sorga.

 

3)      Masuk baptisan air yang benar. Dalam Tabernakel itu kena bejana pembasuhan, sudah lebih jauh lagi masuknya. Langkahnya sudah semakin jauh untuk mencapai kesempurnaan.

 

4)      Proses keempat dikatakan tadi kamu akan menerima karunia Roh Kudus, masuk baptisan Roh Kudus yang benar, kepenuhan Roh Kudus. Dalam Tabernakel itu kena pintu kemah. Baptisan Roh Kudus atau kepenuhan Roh Kudus menghasilkan hidup dalam kebenaran. Itu praktek melihat kedatangan Yesus pertama kali, kita bisa hidup benar ditambah menjadi senjata kebenaran. Segala sesuatu yang kita lakukan hanya untuk kebenaran.

 

Jadi menu latihan pertama adalah latihan hidup benar. Mau masuk sorga dan menjadi Mempelai Wanita Tuhan, latihan hidup benar dulu mulai dari yang kecil-kecil.

 

b)      Praktek melihat kedatangan Yesus kedua kali sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga

I Yohanes 3:2-3

3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

 

Jadi praktek melihat kedatangan Yesus kedua kali sebagai Raja segala raja adalah mau disucikan oleh Firman pengajaran yang benar di dalam penggembalaan. Dalam Tabernakel terkena ruangan suci, di dalamnya ada 3 macam alat yang menunjukan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Di situ tempat penyucian kita. Tadi menu latihannya hidup benar, sekarang makin berat menu latihannya yaitu tergembala untuk disucikan oleh Firman pengajaran yang benar. Terus disucikan sampai sama seperti Yesus suci.

 

Tentu kalau mau mendekati hari H pertandingan, menunya akan lebih diperberat lagi. Sudah hidup benar, mulai dari yang kecil-kecil berupaya hidup benar. Kemudian hidup suci, dalam penggembalaan dia mau disucikan. Ditambah lagi latihannya, lanjut masuk ujian. Sudah hidup benar, sudah hidup suci, kenapa menderita dan sengsara? Itu ujian dari Tuhan, itu menu latihan.

 

Arti nama Yehuda adalah yang dipuji. Yang kita cari bukan dipuji oleh manusia tetapi dipuji oleh Tuhan. Apa buktinya kita dipuji oleh Tuhan? Tahan uji. Sudah hidup benar dan suci, ada ujian lagi datang. Macam-macam bentuk ujiannya, mungkin sakit, diizinkan dihina orang, dikucilkan, ada masalah yang tak kunjung selesai dan lain sebagainya, itu supaya kita tahan uji dan dipuji Tuhan.

II Korintus 10:18

10:18 Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.

 

Jadi jangan mau jadi Kristen yang lembek. Begitu ada ujian sedikit langsung berkata “tidak ada guna hidup benar, tidak ada guna hidup suci, menderita saya! Apa 3 macam ibadah bikin capek dan sengsara saya!”. Sengsara dalam ibadah itu suatu ujian. Setiap orang yang mau hidup beribadah akan menderita.

II Timotius 3:12

3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

 

Ada yang mau ibadah online harus download dulu ibadahnya baru bisa dia ikuti. Ada yang sementara ikut ibadah online secara langsung lalu tiba-tiba loading, muncul bulat-bulat, itu sengsara batin! Begitu selesai bulat-bulat, eh sudah penyembahan. Apakah kita mau mundur? “apa model ibadah seperti ini, tidak usah ikut! Biar saya ibadah sendiri saja, baca Firman sendiri saja, bisa kok!”. Ini berarti sudah kalah, waktu latihan sudah mundur, tidak akan dipakai dalam pertandingan. Ayo kita latihan, semakin berat menu latihannya semakin ahli nanti kita. Paulus tidak sembarang bertinju. Coba orang latihan tinju lalu sekali kena tinju sudah mau langsung berhenti, bagaimana itu! Petinju itu malah sengaja dipatahkan hidungnya waktu latihan, supaya kuat, waktu ditinju sudah tahan. Jangan sedikit-sedikit “tidak mampu saya, Tuhan yang tahu”. Iya Tuhan yang tahu kamu malas latihan! Mari latihan, mulai dari saya nomor satu.

 

Mempelai wanita Tuhan itu dipuji Mempelai Pria Sorga. Kalau baca dalam kitab Kidung Agung selalu Mempelai Pria memuji Mempelai Wanita. Salah satu pujian Mempelai Pria “engkau seperti bala tentara besar”. Bala tentara mau perang tentu harus latihan dulu.

Kidung Agung 6:10

6:10 "Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?"

Jadi, Mempelai Wanita Tuhan adalah orang yang tahan uji. Ujian itu menu latihan kita.

 

2.      Pintu gerbang Lewi. Suku Lewi ini adalah suku yang dikhususkan untuk melayani Tuhan. Jadi praktek latihan Firman adalah menjadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang setia dan benar sampai memuaskan Tuhan. Ibadah pelayanan itu adalah tempat pembuktian bahwa kita adalah kehidupan yang tahan uji. Jadi kita bisa lihat ini orang tahan uji, dia tetap tekun beribadah melayani, bukan mundur. Dan seringkali ujian itu datang justru dari sesama pelayan Tuhan, diizinkan baku gesek. Di sinilah banyak pelayan Tuhan yang kalah, yang tersandung sampai tinggalkan ibadah pelayanan. Apa lagi kalau pembangunan gereja secara fisik, di situ tempat pembuktian tahan uji atau tidak. Tidak diterima usulannya, langsung berpikir “untuk apa beribadah-beribadah, cuma usulnya saja yang diterima, usulnya saya tidak!”. Kalau kita mengusulkan lalu tidak diterima yah diam saja, tidak usah marah. Di situ pembuktian tahan uji atau tidak, Lewi atau bukan!

 

10 murid Yesus diperhadapkan dengan 2 murid yang menjadi sandungan. Petrus murid senior menyangkal Yesus. Yudas Iskariot murid kepercayaan, dia bendahara, mengkhianati Yesus. Tetapi apakah 10 murid itu tersandung dan tinggalkan Yesus? Tidak! Mereka terus bertahan. Jadi tidak usah kita mau terganggu perasaan kita. Kadangkala memang hati ini seperti digaruk-garuk, yah sudah tahan saja, strap “darah Yesus, saya harus tahan uji supaya dipuji Tuhan”.

 

Apalagi waktu Yesus mengangkat Petrus menjadi gembala, bisa saja dari 10 murid itu ada yang berpikir “kenapa Petrus yang diangkat jadi gembala, diakan menyangkal! Saya lebih baik”. Bisa tersandung mereka, ah tidak mau saya. Dia yang diangkat jadi pimpinan pujian, dia diangkat main musik, saya lebih baik dari dia, saya lebih rohani dari dia. Di sini kita diuji, tahan uji atau tidak, tersandung atau bertahan dalam pelayanan.

 

Ayo bertahan, tidak usah lihat kekurangan orang, lihat saja kekurangan diri sendiri. Masih banyak yang harus diperbaiki, perlu latihan, lebih giat lagi latihan. Paulus mengatakan “aku tidak menghiraukan nyawaku, asalkan aku bertahan sampai garis akhir”. Nyawanya saja dia tidak hirau apalagi cuma omongan orang, tidak usah hirau! “Oh dia itu kepercayaan orang pastori” tidak usah peduli dengan yang begitu-begitu. Kadang ujian yang membuat kita lemah karena mendengar omongan orang, yah tidak usah didengar.

Kisah Para Rasul 20:24

20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

 

Ini yang harus kita taruh di hati pikiran kita. Asalkan aku mencapai garis akhir, terserah orang mau buat apa. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Kalau papa bilang omongan itukan tidak dipajak, biar saja dia ngomong apa.

 

Kalau ujian dari dalam saja dari sesama pelayan kita tidak mampu bertahan, bagaimana dengan ujian dari luar yang begitu banyak. Sebaliknya kalau menghadapi ujian dari dalam kita mampu bertahan, begitu ujian dari luar datang bertubi-tubi pasti juga kita mampu bertahan. 12 murid Yesus itu semua mati martir, kecuali Yohanes yang meninggal karena lanjut usia. Semuanya tahan uji, biarlah kita menjadi kehidupan yang tahan uji.

 

Bagaimana supaya kita tahan uji? Bagaimana supaya tidak usah peduli omongan orang, rumusnya apa? Belajar dari arti nama Lewi yaitu menggabungkan atau melekatkan. Di dalam kita melayani Tuhan harus ada kerinduan untuk selalu melekat kepada Tuhan yang diwujudkan dengan doa penyembahan. Banyak menyembah Tuhan, itu melekatkan diri kepada Yesus, sehingga kita tahan uji. Mungkin menghadapi banyak omongan orang terhadap dirinya, dibilangi ini itu, dicaci maki, dihina dan sebagainya, menyembah saja “haleluya Yesus”. Tetapi jangan "haleluya – Tuhan hukum dia!”. Pengalaman saya ketika menghadapi tekanan dan himpitan, begitu menyembah seperti dicash, ada strom masuk, semangat lagi. Kalau banyak ujian tantangan yah puasa, melekat kepada Tuhan.

 

Dengan kita melekat kepada Tuhan, saat kita menderita, kita bisa melihat penderitaan Yesus di kayu salib lebih besar dari penderitaan kita. Dia tidak berdosa, Dia menderita untuk kita. Kalau kita menderita karena kita memang wajar menderita, kita orang berdosa. Yesus Engkau menderita dan mati untuk saya, kalau saya menderita memang pantas karena saya orang berdosa. Sehingga kita menjadi kuat, kita bisa memandang Korban Kristus, kita tidak putus asa, kita tidak menjadi loyo.

 

Ujian di dalam pelayanan itu adalah latihan yang terberat. Sebentar lagi kita menjadi olahragawan yang kuat dan berhasil mencapai finish. Makin berat latihan kita, makin kuat dan perkasa kehidupan kita. Yesus sebagai teladan yang sempurna, Dia melewati latihan berat mulai dari taman Getsemani. Bagaimana hatinya hancur melihat murid kepercayaanNya mengkhianati Dia, membawa sepasukan prajurit untuk menangkap Dia. Dari taman Getsemani sampai bukit Golgota, itu latihan berat yang dialami Yesus dan dengan latihan yang berat sampai mati di kayu salib maka Yesus menang atas setan tritunggal.

Filipi 2:8-10

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

Yang ada di langit itu setan, yang ada di bumi itu nabi palsu, yang ada di bawah bumi itu antikristus, semuanya kalah! Ini juga yang akan kita terima jika kita tekun dalam latihan. Makin berat latihannya makin bertekun, menjadi kehidupan yang tahan uji. Kita juga akan menerima kuasa nama Yesus untuk menang atas setan tritunggal sumbernya masalah, sumbernya pencobaan, sumbernya kegagalan, sumbernya air mata, sumbernya dosa, sumbernya yang jelek-jelek. Kita pasti menang. Dan kemenangan yang terakhir kita mendapatkan mahkota yang abadi, mahkota Mempelai, kita layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan untuk layak masuk pesta nikah Anak Domba Allah, masuk kerajaan 1000 tahun damai, masuk kerajaan Sorga yang kekal Yerusalem Baru. Ayo terus latihan, jangan putus asa, jangan kecewa, jangan tinggalkan Yesus.

 

Sebenarnya kalau kita pahami, kita tidak akan kendor dalam latihan. Saat-saat kita dalam ujian, apalagi ujian dalam pelayanan, saat menghadapi pengalaman salib, itu adalah saat kita bisa mengenal Yesus dengan jelas dan Yesus juga mengenal kita dengan jelas. Contohnya waktu Yesus di salibkan, orang-orang sekeliling langsung mengenal Yesus dengan jelas. Tadinya mereka berteriak “salibkan dia, hukum dia” begitu Yesus sudah mati di kayu salib orang  berkata “sungguh Ia ini adalah Anak Allah”.

Matius 27:54

27:54 Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."

 

Markus 15:39

15:39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

 

Lukas 23:47

23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

 

Jadi dari sini kita belajar, saat dalam ujian merupakan kesempatan bagi kita untuk mengenal Yesus sebagai Anak Allah, sebagai satu-satunya manusia yang benar, yang tidak berdosa. Yesus manusia yang benar, Dia memberikan dagingNya dan darahNya kepada kita untuk kita makan dan kita minum, itulah perjamuan suci. Jadi perjamuan suci ini bukan lambang, ini makanan dan minuman yang sebenarnya, sungguh-sungguh daging dan darah Yesus. Dia berikan kepada kita supaya kita kuat. Saat kita makan perjamuan suci, berarti pribadi Yesus masuk dalam kita, Yesus tinggal di dalam kehidupan kita. Pengenalan kita kepada Yesus semakin jelas, semakin mantap, kita menjadi kehidupan yang tahan uji, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

Yehezkiel 48:35

48:35 Jadi keliling kota itu adalah delapan belas ribu hasta. Sejak hari itu nama kota itu ialah: TUHAN HADIR DI SITU."

 

Saat kita dalam ujian, jangan tinggalkan ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Dalam ibadah pendalaman Alkitab kesempatan kita makan Firman dan makan Perjamuan Suci, daging dan darah Yesus. Dia satu-satunya manusia yang benar, manusia yang tidak berdosa yang memberikan daging dan darahNya untuk kita minum supaya kita kuat, tidak kendor, tidak putus asa, jangan loyo.

 

Yang masih sendiri ikut pengajaran jangan kendor, jangan loyo. Ada Perjamuan Suci di depan kita, Dia kekuatan kita. Yesus ada di tengah-tengah kita, pandang Dia. Saat kita menderita pandang Korban Kristus, melekat, menggabungkan diri kepada Yesus. Pandang KorbanNya, mana yang lebih menderita Yesus atau kita. Dia lebih menderita dari kita dan Dia sudah sediakan kemuliaan kekal untuk kita. Dibalik salib ada kemuliaan. Ayo jangan kendor, jangan putus asa, terus latihan dalam ibadah. Ada pelatihnya, ada menunya, kita latihan terus sampai kita berhasil menang menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna.

 

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar